Anda di halaman 1dari 14

http://jendela-fantasi.blogspot.

com/

Sembilan
MARNIE sudah menunggunya di muka pintu ke-
tika Law keluar dari ruang tamu. Meskipun belum me-
rasa tenang, minimal ia sudah merapikan bajunya. Ku
rasa lebih baik kau pergi, ujarnya dingin.
Kurasa lebih baik kau dewasa sedikit.
Marnie menahan amarahnya. Pertengkaran bu-
kanlah hal yang disukai maupun mudah bagi Marnie.
Hanya karena aku tidak mau bercinta dengan pria di
lantai ruang tamu sama sekali bukan berarti kau bo-
leh menghinaku seenaknya.
Apa yang paling mengganggumu? Bercinta-
nya? Law mengaitkan ibu jarinya di ikat pinggangnya
dan menunjukkan sikap angkuh. Atau prianya?
Mulut Marnie menganga Apa maksudmu Law?
Tidak ada, ujar Law sambil mengangkat bahu
dengan tak acuh. Sampai jumpa.
Pria itu hendak berjalan melewatinya, tapi Mar-
nie langsung menahan lengannya. Kurasa kau punya
maksud tertentu. Dan itu sama sekali tidak berdasar.
Tidak berdasar? Mata Law, yang berkabut pe-
nuh gairah beberapa menit sebelumnya, kini tampak
rapuh dan meremehkan. Kenapa kau selalu dingin se-
tiap kali seorang pria menyentuhmu?
Aku tidak seperti itu!
Yang jelas kau tidak membuktikannya padaku!
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
bentak Law. Kenapa kau belum pernah menikah?
Itu bukan urusanmu.
Tentu saja itu urusanku. Kau memegang hak
asuh atas anakku, jadi aku berhak untuk mengetahui
segalanya tentang dirimu, bahkan rahasiamu yang
paling dalam. Ia melangkah maju, sengaja membuat
Marnie waspada. Kenapa kau tidak menikah?
Tidak ada yang pernah melamarku.
Kurasa tidak. Kau membuat laki-laki mati kaku
begitu dia berani memikirkan kata seks. Kalau kau me
nyayangi David seperti yang kau bilang
Aku menyanyanginya.
Kalau begitu kenapa kau tidak menikah demi
dia, supaya ada pria dalam hidupnya? Kecuali, tentu
saja, membayangkan tidur dengan seorang pria begitu
menjijikkan bagimu hingga kesejahteraan David sekali
pun tidak dapat mengubah pikiranmu. Mata biru Law
menyipit. Aku tidak yakin kau memberikan lingkung-
an yang sehat bagi pertumbuhan anakku, Miss Hibbs.
Oh, dan istana maksiat yang kausebut rumah
itu, tempat cewek-cewek seperti Suzette bisa keluar-
masuk seenaknya menjadi lingkungan yang lebih se-
hat, begitu? Seberapa sehat sih kalau sampai seorang
anak tahu ayahnya sudah menyiapkan baju renang
untuk semua wanita dalam segala ukuran?
Setidaknya aku menjalani hidup yang normal.
Normal untuk orang sakit, Kolonel Kincaid. Sa-
ma normalnya dengan tuduhanmu bahwa ada sesuatu
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
yang tidak beres denganku karena aku menolak ber-
senang-senang di siang bolong di Iantai ruang tamu,
sesuatu yang menyenangkan untuk mengisi waktu lu-
angmu di siang hari.
Marnie berhenti untuk menarik napas dalam-
dalam. Nah, asal kau tahu saja, aku sibuk. Jadi bawa
pergi rasa bosanmu itu, yang aku yakin menjadi ala-
san kedatanganmu kemari, dan tuduhan kotormu ten-
tang kehidupan seksku, dan tinggalkan rumahku.
Pria itu beranjak pergi, namun sebelumnya ia
sempat berbalik dan melontarkan ancaman halus. Ini
belum selesai. Masih jauh dari selesai.
***
Bagus sekali, Nek. Trims.
Dengan sopan David menerima gantungan kun-
ci yang dibuat Mrs. Hibbs untuknya selama beberapa
minggu di kelas prakaryanya. Panti wreda ini memili-
ki jadwal aktivitas harian. Marnie merasa senang me-
ngetahui ibunya cukup sehat untuk mengikuti bebera-
pa kegiatan tersebut, walaupun peran para pendam-
pingnya lebih banyak dalam membuat gantungan kun
ci itu.
Aku tahu sebentar lagi kau ulang tahun. Ucap-
annya lambat namun dapat dimengerti. Mungkin kau
bisa memakainya.
Ya. Gantungan ini bagus, ujar David. Piringan
plastiknya bertuliskan namanya yang tampak menon-
jol. la mempermainkan gantungan itu di telapak ta-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
ngannya. Sekali lagi, trims.
Kau harus hati-hati kaau kau mulai menyetir,
ya, kata Mrs. Hibbs cemas. Aku ingat Sharon.
Marnie menyampirkan tangan di bahu ibunya
untuk membuatnya tenang. David sangat berhati-hati
kok, Mom.
Aku akan berhati-hati, Nek. Kalau tidak Mom
pasti panik. Dan aku tahu akibat menyetir dalam kea-
daan mabuk.
Mrs. Hibbs tampak tenang. Ia beristirahat di sisi
tempat tidurnya, di kursi yang dibawanya dari rumah.
Kursi itu memberi sentuhan pribadi serta kenangan
akan rumah dalam ruangan panti itu.
Mom sudah lelah? tanya Marnie. Mrs. Hibbs se
lalu senang bertemu dengan David, tapi kehadirannya
di kamar yang kecil itu membuatnya letih. Semangat-
nya yang menggebu-gebu itu tampaknya menyedot
seluruh oksigen.
Sedikit. Tapi jangan pergi dulu.
Bagaimana kalau kau menunggu di luar saja,
David, sementara aku membantu Nenek untuk bersi
ap-siap tidur? Setelah itu kau bisa kembali untuk ber-
pamitan.
Baiklah, ujar David cepat. Ia tidak pernah me-
nolak untuk mengunjungi neneknya, tapi Marnie tahu
anak itu tidak suka datang ke panti wreda ini. David
tidak bisa menerima usia lanjut dan kerapuhan, serta
merasa tertekan oleh kenyataan yang pahit itu.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Selama lima belas menit berikutnya Marnie
membantu ibunya untuk bersiap-siap tidur. Seorang
perawat masuk membawa obat. Dalam sekejap pil ti-
dur itu mulai bekerja dan Mrs. Hibbs langsung ter-
tidur.
Marnie membuka laci ibunya untuk menukar
beberapa pakaian. Saat itulah ia menemukan kotak
peralatan menulis, sebuah bolpoin dan tempat perang
ko. Untuk sesaat ia hanya terpaku memandang semua
itu, ingin tahu siapa yang disurati ibunya. Ibunya
belum pernah meminta peralatan tulis darinya. Dan
beliau juga belum pernah meminta bantuannya untuk
menulis surat.
Lalu kenyataan yang mengerikan itu menghan-
tamnya.
Mrs. Hibbs mendengkur pelan, dadanya naik tu-
run dengan teratur. Tapi bahkan dalam tidurnya ia
tidak tampak tenang. Ada lekukan ketidakpuasan di
antara alisnya, dan bibirnya melengkung ke bawah. Ia
menjalani akhir hidupnya sebagai seorang wanita
yang sama sekali tidak bahagia.
Marnie meninggalkan kamar dan langsung me-
nuju tempat perawat. Maaf, ujarnya, bertanya pada
perawat yang sedang tugas jaga, apakah ibuku akhir-
akhir ini sering mengirim surat?
Perawat itu tersenyum. Kami sangat bangga pa
danya. Anda tahu betapa sulit baginya untuk menulis.
Kadang-kadang untuk menulis sepucuk surat saja dia
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
perlu beberapa hari, tapi dia sudah mengirim satu su-
rat tiap minggunya selama beberapa minggu ini. Lalu,
melihat kecemasan di wajah Marnie, ia bertanya, Ada
masalah?
Kurasa Anda tidak tahu kepada siapa dia mengi
rimkan surat-surat itu?
Tidak, maaf. Tapi itu memang bukan urusan
saya.
Tentu saja. Tidak apa-apa. Terima kasih.
Marnie berbalik dan dengan perlahan berjalan
kembali ke lorong. Hei, Mom, kau ke mana? tanya Da
vid saat ia berlari di belokan dan nyaris menabrak ibu
nya. Aku masuk untuk berpamitan, tapi Nenekada
apa, Mom?
Marnie menggelengkan kepalanya samar. Ti-
dak apa-apa, aku... eh, tidak apa-apa. Mari kita pergi.
Setibanya di rumah, ia berusaha untuk menyele-
saikan sampul katalog perhiasan itu, tapi tidak mam-
pu berkonsentrasi. Nuraninya terlalu sibuk. Ia tidak
terlalu yakin, tapi kemungkinan besar ibunyalah yang
mengirimi surat-surat itu pada Law. Meskipun merasa
berat bertemu lagi dengan Law, Marnie tahu ia harus
segera memberitahu pria itu. Ia harus mengatakannya
langsung pada Law.
Setelah melemparkan kuasnya dan menutup cat
catnya, Marnie naik ke atas, mencuci mukanya, lalu
pergi ke kamar David. Anak itu sedang bersandar di
kepala ranjangnya, dengan sebuah buku sejarah yang
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
terbuka di pangkuannya, mendengarkan walkman. Ia
melepaskan walkmannya ketika melihat ibunya berdi-
ri di ambang pintu.
Hah?
Aku harus pergi.
David melirik jam bekernya. Sekarang sudah
hampir jam sepuluh.
Aku tahu. Aku takkan lama.
Mom mau ke mana? Ke toko? Aku ikut, ya? Aku
yang menyetir.
Tidak, aku tidak pergi ke toko.
Lalu ke mana? Ada apa, Mom? Apa terjadi sesu-
atu pada Nenek?
Tidak, bukan apa-apa kok. Belajar untuk uji-
an?
Ya, tapi
Kalau aku belum pulang sebelum kau ingin ti-
dur, pastikan semua pintunya sudah terkunci.
Oke. David mengerutkan dahi. Kenapa Mom
tidak mau berterus terang apa sebenarnya yang ter-
jadi?
Tidak ada yang perlu kaukhawatirkan. Marnie
meniupkan cium jauh dan pergi sebelum David dapat
mengajukan pertanyaan yang harus dijawabnya de-
ngan dusta.
Dalam perjalanan ke rumah Law, Marnie mela-
tih apa yang akan dikatakannya. Ia ingin semuanya
singkat dan tidak berbelit-belit. Setelah apa yang terja
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
di pagi harinya, ia merasa tidak nyaman berduaan
dengan pria itu.
Tapi tampaknya ia tidak mungkin berduaan
dengan Law. Begitu berbelok di jalan menuju rumah
Law, Marnie melihat deretan mobil diparkir di kedua
sisi jalan. Musik yang keras terdengar dari rumah pria
itu. Jelas Law sedang mengadakan pesta. Marnie lang-
sung berpikir untuk pulang. Berita itu bisa menunggu.
Tapi sebelum ia bisa memutar balik, ia berubah
pikiran.
Ia menjalani siang hari itu dengan perasaan tak
menentu berusaha untuk memutuskan apakah ia me-
rasa senang karena sudah menghentikan percintaan
mereka atau menyesalinya. Ia tidak bisa bekerja. Ia
merasa tidak tenang dan uring-uringan. Hari itu sama
sekali tidak menyenangkan. Ia merasa jengkel melihat
Law begitu saja berhasil melupakan pertengkaran me-
reka dan langsung berpesta.
Jadi, setelah memarkir mobilnya, Marnie berja-
lan melewati jalan yang dibatasi oleh bunga petunia
menuju pagar pribadi yang dikenal Marnie sebagai ja-
lan menuju halaman belakang. Beberapa tamu sedang
bersenang-senang di kolam renang dan berendam di
kolam air panas. Pinggir kolam penuh oleh orang. Ke-
rumunan orang yang terpilih.
Berjalan melewati kerumunan itu, Marnie dili-
rik oleh dua orang koboi, yang masing-masing sedang
mencumbu kembaran Suzette di tangan yang satu se-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
mentara tangan lainnya mengangkat kaleng bir ke bi-
birnya.
Kehadirannya tidak diacuhkan oleh sekelompok
tipe eksekutif yang minum wiski dan mengeluhkan ja-
tuhnya harga minyak Texas. Ia mendengar akhir ceri-
ta konyol tentang seorang salesman dan seorang wa-
nita pegulat.
Ketika ia menginjak sesuatu yang basah, Marnie
menunduk dan melihat sebuah bra bikini yang basah
kuyup. Ia tidak tahu dari mana asalnya. Ma am?
Marnie berbalik dan melihat seorang pria du-
duk bersila di atas bunga periwinkles. Rambut putih-
nya yang panjang diikat dengan sebuah ikat rambut
yang norak, dan matanya merah. Jelas pria itu Sedang
mabuk oleh apa pun yang sedang diisapnya. Anda
menghalangi pandanganku, ujarnya tenang.
Oh, maaf. Marnie kembali berjalan, melangkah
dengan mantap menuju rumah karena Law tidak keli-
hatan di luar.
Dapur adalah satu-satunya ruangan yang terang
Sekelompok wanita terhormat sedang menebak-ne-
bak bumbu saus berwarna merah muda dan menge-
luhkan betapa panjangnya waktu yang digunakan me-
reka untuk mengantarkan anak-anak mengikuti segu-
dang kegiatan. Marnie mengenali mereka sebagai istri
para astronot. Kebanyakan ditemuinya saat mengha-
diri acara jamuan makan malam bersama Law.
Seorang pria gemuk dengan potongan rambut
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
seperti Mohawk dan anting-anting swastika sedang
mengganggu ikan-ikan di akuarium dengan kaleng bir
kosong sambil menyenandungkan lagu tema film Jaws
Di sekeliling meja, sekelompok pria ramai mem-
bicarakan penerbangan. Marnie mengenali suami dari
para wanita yang mengganti topik pembicaraannya
dari saus merah muda ke manikur. Malam ini seluruh
anggota NASA bergabung dengan beberapa perwira
muda. Semuanya sedang mendengarkan cerita seo-
rang astronot dengan penuh perhatian.
...melayang rendah seperti ini, ujarnya, sambil
menunjukkan dengan gerakan tangannya. Dia sudah
mau mendarat, tapi menara memaksanya menjauh.
Menara itu tidak hanya memaksku menjauh.
Itu suara Law, yang sedang duduk di atas kursi
yang terbalik, dengan tangannya memeluk punggung
kursi itu. Seorang wanita duduk di belakangnya, memi
jati punggungnya dan menjilati telinganya.
Marnie ingin berjalan menyeberangi ruangan
dan menampar mereka berdua dengan keras, dorong-
an yang membuatnya terkejut, karena sebelumnya ia
pikir ia tidak punya sifat kasar dalam dirinya. Ia hanya
pernah memukul David sekali seumur hidupnya, dan
tangisannya lebih keras daripada tangisan anak itu.
Sedikit asap saja sudah membuat para penge-
cut itu ketakutan, ujar Law geli.
Sedikit asap? Gumpalan awan hitam, tambah
pembicara pertama. Law mengangkat bahu dan mera-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
ih sekaleng bir di atas meja di hadapannya. Lalu, ban-
dit sialan ini berputar lagi, tidak mengacuhkan perin-
tah untuk meninggalkan pesawatkelak dia bilang
headsetnya pasti rusakdan mendaratkan benda itu
di atas sekeping uang logam. Uang logam.
Ia menggelengkan kepalanya kagum. Selama ta
hun-tahun penerbanganku, belum pernah aku melihat
yang seperti itu. Dan apa yang dilakukan para pejabat
itu? Menghukumnya karena tidak mengacuhkan perin
tah? Tidak! Tidak pada manusia Apollo yang satu ini.
Mereka bahkan memberinya medali!
Kau sendiri juga pernah gila-gilaan, ujar Law
di sela-seja suara tawa.
Memang. Istri astronot itu muncul dari bela-
kang dan menutupkan topi NASA yang dikenakan sua-
minya hingga ke mata. Itu sebelum aku bilang pada-
nya kalau dia tidak berhenti ugal-ugalan dengan pesa-
wat T-38S itu, aku akan berhenti ugal-ugalan dengan-
nya di tempat tidur.
Ucapan itu mengundang tawa, sorakan dan
raungan, serta komentar-komentar cabul dari semua
orang yang mendengarnya.
Omong-omong, honey, lanjutnya, membung-
kuk dan mencium pipi suaminya, bagaimana kalau
kita pulang dan membiarkan orang-orang muda yang
masih lajang ini melanjutkan pestanya. Dua pesta
berturut-turut terlalu melelahkan bagi wanita tua
sepertiku.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Beberapa pasangan yang setuju dengan wanita
itu mulai bergerak bersamaan dan berjalan menuju
pintu.
Salah satu dari para istri itu melihat Marnie dan
tersenyum. Hai. Senyumnya bersahabat. Aku tidak
sempat berkenalan dengan Anda semalam. Aku Kris
Campbell. Ini suamiku, Bob.
Marnie Hibbs Dari sela-sela bahu pasangan itu
ia melihat Law langsung menoleh begitu mendengar
namanya. Senang berkenalan dengan Anda.
Kalau tidak salah dengar, Anda seniman, ya?
Benar.
Aku akan senang mengobrol dengan Anda, tapi
kami sudah mau pulang. Mungkin lain waktu.
Dengan senang hati, ujar Marnie, membalas ke
ramahan wanita itu.
Aku senang melihat Law bersama wanita Seper
timu semalam. Baru malam itu ia berkencan dengan
wanita yang tingkat IQ-nya lebih tinggi daripada ukur-
an dadanya. Aku mulai percaya bahwa Law masih pu-
nya otak dan bukan hanya
Ayo, honey, sela si astronot dengan sopan, me-
nuntun istrinya melewati pintu patio. Sampai jumpa
lagi, Marnie.
Setelah mereka pergi, Law memanggilnya, Mar-
nie, masuklah. Kau mau minum apa? Bisakah salah sa-
tu dari kalian memberikan kursinya pada nona ini?
Tidak, terima kasih untuk kedua tawarannya.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Pipi Marnie terbakar marah, tapi ia menguatkan diri
untuk tetap tenang. Pria itu sengaja berpura-pura, ber
usaha melihat apa yang bisa membuatnya marah. Mar
nie tidak mau membuatnya senang dengan bersikap
uring-uringan atau marah. Aku perlu bicara dengan-
mu, Law.
Gadis yang duduk di belakangnya merapatkan
diri dan melingkarkan lengannya ke dada Law dengan
posesif. Pria itu pura-pura mengangkat bahu tanpa da
ya. Kau lihat sendiri, aku sedikit terikat saat ini. Bagai
mana kalau kau bersantai dan bersenang-senang? Se-
mua di sini adalah teman. Semuanya, ujar Law keras,
Ini Marnie. Marnie, ini Law mencari-cari nama da-
lam ingatannya. Ini adalah beberapa pilot temanku
terbang hari ini.
Si Kincaid ini bilang dia perlu bersenang-se-
nang kalau tidak dia bisa mati, salah satu dari tamu
itu memberitahu Marnie. Ia duduk di atas meja, mena-
tap Marnie dengan mata mabuknya. Dia bilang mener
bangkan pesawat jet hampir sama enaknya dengan
meniduri wanita.
Kalian penerbang tidak tahu menutup mulut,
ya? gerutu Law.
Pilot lainnya tidak menyimak. Sebelum Marnie
menyadari apa yang bakal terjadi, pria itu melingkar-
kan lengannya yang kokoh di pinggang Marnie dan me
nariknya ke pangkuan.
Kau bilang bakal banyak cewek di sini, Kincaid,
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
tapi kau tidak bilang bahwa ada yang berkelas seperti
yang satu ini.
Pilot itu menekankan tangannya di perut Mar-
nie dan menarik tubuh Marnie sambil menciumi leher
nya. Aku senang kalau kecil begini. Makin kecil makin
bagus. Biasanya kalau tampak luarnya sekecil ini da-
lamnya pun pasti kecil.
Law langsung melonjak dari kursinya, membuat
si rambut merah di belakangnya terjatuh ke lantai. Ia
memandang tajam pada si pilot dan berkata dengan
suara yang sama dinginnya, Pestanya sudah selesai.

Anda mungkin juga menyukai