Anda di halaman 1dari 16

http://jendela-fantasi.blogspot.

com/

Empat Belas
MARNIE begitu gugup hingga ia nyaris membu-
at titik di atas huruf i pada nama David menggumpal.
Tapi ia menangkap tetesan krim kue itu tepat pada
waktunya dan akhirnya memberi titik pada huruf i itu
dengan sempurna. Ia ingin makan malam ini betul-be
tul sempurna.
Kita bisa merayakannya di rumahku, usul Law
beberapa hari sebelumnya.
Tidak, aku ingin dia ada di rumah malam ulang
tahunnya. Lalu, menyadari rumah Law lebih terasa
sebagai rumah bagi David daripada rumahnya sendiri,
Marnie menambahkan, Aku ingin merayakan ulang
tahunnya dengan makan malam disini.
Baiklah. Law mengiyakan sambil tersenyum.
Belakangan ini pria itu bersikap santun. Ada yang bi-
sa kubantu?
Tidak, terima kasih, ujar Marnie, sama santun-
nya. Pestanya tidak besar-besaran kok. Hanya kita
bertiga. Tapi aku ingin memasakkan makanan-makan
an kesukaannya dan menjadikannya acara yang sa-
ngat istimewa. Sudah lama David menantikannya.
Lalu David berlari menuruni tangga, membawa
sekotak barang di bahunya. Kamarnya di rumah Mar-
nie makin lama makin kosong sementara kamarnya di
rumah Law terus dipenuhi. Marnie berusaha untuk ti-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
dak membiarkan perpindahan barang itu membuat-
nya panik dan terus mengingatkan dirinya sendiri bah
wa remaja senang dikelilingi barang-barangnya sendi-
ri. Hal itu membuat mereka merasa mandiri.
Siap, Dad?
Kalau kau sudah siap.
Kami akan main golf mini malam ini, kata
David pada Marnie.
Selamat bersenang-senang.
Mau ikut? ajak Law.
Ya, Mom, ikut, ya? Tapi kuperingatkan, Dad,
Mom suka merajuk kalau kalah.
Aku tidak seperti itu! Marnie memukul David
main-main. Terima kasih atas tawarannya, tapi aku
tidak bisa. Ada yang harus kukerjakan malam.
Oke. Bye. Sampai jumpa besok. Aku yang me-
nyetir, ya Dad?
Boleh, jawab Law, melemparkan kunci mobil-
nya.
Dia berhati-hati dengan mobil itu? tanya Mar-
nie, menatap cemas mobil Porsche milik Law.
Sangat. Dia sudah sering latihan menyetir. Dia
pasti lulus tes menyetirnya dengan nilai tinggi.
Tinggal lima hari lagi. Aku tidak yakin aku su-
dah siap untuk melepaskannya di jalan.
Dia pengemudi yang bertanggung jawab, Mar-
nie.
Aku tahu. Pengemudi lainnya yang suka ugal-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
ugalan itulah yang kukhawatirkan.
Itu lima hari yang lalu. Hari ini adalah hari H. Ia
membuat kue ulang tahunnya pagi-pagi sekali supaya
bisa menemani David untuk menjalani tes menyetir-
nya sepulang sekolah.
David sudah menanti-nanti hari ini sejak ia me-
nginjak remaja. Marnie merasa khawatir memikirkan
anaknya menyetir mobil sendiri tapi tidak sabar un-
tuk berbagi jalan menuju ke kedewasaan itu dengan-
nya.
Dua minggu terakhir merupakan saat yang pa-
ling sulit dalam hidupnya, sama seperti tujuh belas
tahun lalu ketika ia cemas selama beberapa minggu,
yaitu saat ia merasa takut Sharon akan menggugurkan
anak Law meskipun dilarang ayahnya.
Sejak David pergi, rumah tua ini terasa sunyi di
siang hari dan menyeramkan di malam hari. Ia selalu
terbangun setiap kali ranting-ranting berderak.
Ia sangat merindukan David. Ketidakhadirannya
terasa lama dan menyakitkan seperti sakit gigi. Yang
membuatnya semakin buruk adalah ketidaktahuan ka
pan semua ini akan berakhir. Sejauh ini David belum
mengatakan akan pulang. Ketakutan akan kenyataan
David takkan pulang membuatnya tidak tenang.
Tapi Marnie sudah mengambil keputusan di ma-
lam David mengetahui Law adalah ayahnya. David
akan membencinya seumur hidup jika ia menjauhkan-
nya dari Law lebih lama lagi. Ia nyaris gila setelah me-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
natap kepergian anak itu bersama Law, meninggalkan
nya seorang diri. Tapi jauh di lubuk hatinya ia tahu ia
sudah melakukan hal yang benar.
Mereka sepakat Law yang mengantar David ke
sekolah tiap pagi, yang letaknya sangat jauh dari
Johnson Space Center. Pria itu tidak pernah mengeluh.
Siangnya Marnie yang menjemput David dari sekolah.
Mereka menghabiskan waktu sekitar satu jam bersa-
ma sebelum Law menjemput David sepulang kerja.
Marnie mencurahkan waktu itu untuk David
dan tidak membiarkan apa pun mengganggunya di
jam itu, baik kunjungannya ke panti wreda untuk me-
nengok ibunya ataupun pekerjaannya. Kehilangan ke-
sempatan membuat sampul buku telepon itu merupa-
kan kemunduran baik secara finansial maupun profe-
sional. Kekecewaannya berlipat ganda karena rencana
nya untuk memberikan hadiah kejutan di hari ulang
tahun David gagal.
Tapi beberapa hari setelah biro iklan itu meno-
lak Marnie atas pekerjaan itu, Mr. Howard menghubu-
nginya untuk proyek lain. Marnie merasa tersanjung
dan bahagia. Pekerjaannya menunjukkan tingkat ke-
majuan yang sangat baik dan kliennya sudah mulai
membicarakan pekerjaan-pekerjaan untuknya di ma-
sa yang akan datang.
Ia merasa geli sendiri memikirkan hadiah kejut-
an untuk David, yang berkat pekerjaan yang diperoleh
nya teryata kesampaian juga. Anak itu akan melonjak
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kegirangan. Senang rasanya mampu melakukan sesu-
atu yang istimewa baginya.
Bersaing dengan Law tidaklah mudah. Pria itu
sudah mengajak David terbang bersamanya beberapa
kali, dan David sangat menyukainya. David bahkan su-
dah pernah pergi bersamanya ke Annapolis, tempat
Law membawakan pidato pele pasan bagi para kadet
yang diwisuda.
Wajar saja jika mata David selalu berbinar-binar
dan semangatnya meluap-luap atas segala hal indah
yang telah dilakukan Law baginya. Marnie merasa tu-
rut senang David tapi tidak bisa menahan kecemburu-
annya. Malam ini dialah yang akan membuat mata Da-
vid berbinar-binar.
Menjelang tengah hari ia sudah membersihkan
rumah, menghias ruang makan, dan menyiapkan ma-
kanan sehingga tinggal dimasukkan ke dalam oven. Ia
mandi dan berdandan, memberi selamat pada dirinya
sendiri atas pekerjaannya yang tepat sesuai jadwal,
dan baru saja hendak menuruni tangga ketika telepon
berdering.
Hai, Mom.
Hai, aku baru saja mau berangkat. Kau tunggu
di pintu depan ruang olahraga, ya?
Untung saja. Dad sudah ada di sini. Dad yang
akan mengantarku. Kami akan datang segera setelah
aku selesai.
Kekecewaan Marnie begitu telak, ia tak sanggup
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
berkata-kata.
Mom? Mom masih di sana?
Te-tentu. Aku hanya
Sedang sibuk. Aku tahu. Dad bilang Mom bakal
sangat sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk
nanti malam. Kalau Dad mengantarku mengambil SIM,
tentunya akan sangat membantu, kan?
Ya, jawab Marnie muram.
Makan malamnya tidak usah yang macam-ma
cam. Ini kan cuma ulang tahunku.
Aku akan menyiapkan makan malam yang
macam-macam kalau aku mau, terima kasih hanyak.
Marnie tidak mengatakan betapa ia sangat kecewa. Itu
hanya akan merusak hari David. Hati-hati, David.
Selamat ujian. Lakukan dengan baik, ya. Dan aku akan
menyambutmu di sini dengan sekaleng soda.
Oke, bye.
Marnie menutup teleponnya, merasa tekanan
menyelubunginya seperti selimut yang menyesakkan.
Ia hanya menyerah pada tekanan itu sesaat, lalu de-
ngan tegas menyingkirkannya jauh-jauh.
Hari ini adalah ulang tahun David yang keenam
belas. Baik David maupun Law tidak mungkin tahu
betapa ia sangat ingin mengantarkan David menjalani
tes menyetirnya. Mereka tidak sengaja mengucilkan-
nya. Inisiatif Law untuk mengantar David didasari niat
baik, bukan niat jahat.
Ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
nya sebelum mereka datang. Kekecewaan ini takkan
menahannya memberikan ulang tahun terindah bagi
David, hari yang takkan pernah dilupakannya.
***
Pantas saja kau selalu fit, ujar Law pada David
sambil mendorong piringnya. Kau selalu disuguhi ma
kanan seperti ini seumur hidupmu.
Apa kubilang, Mom memang koki yang jempol-
an. David tersenyum pada Marnie sebelum menyuap
gulungan daging terakhir ke dalam mulutnya. Tapi da
ging panggang Mom kali ini benar-benar hebat kok.
Marnie senang mendengar pujiannya. Aku se-
nang kau menyukainya. Kuharap kau masih menyisa-
kan tempat untuk makanan penutup.
Di sebelah sini. David menunjuk celah di anta-
ra tulang rusuknya. Itu adalah permainan kanak-ka
nak yang biasa mereka mainkan.
Kalau begitu aku tidak akan membuatmu me-
nunggu lebih lama lagi. Makanan penutup akan segera
dihidangkan segera setelah aku menyingkirkan semua
ini. Marnie berdiri dan mulai menumpukkan piring-
piring kotor ke atas nampan.
Mari kubantu. Law memundurkan kursinya.
Tidak usah.
Aku tahu.
Yah, ini kan ulang tahunku, jadi aku hanya akan
duduk di sini dan melihat seberapa kerasnya aku bisa
bersendawa.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
David Hibbs, kau
Bercanda, Mom.
Marnie menyeringai pada David dan membawa
nampannya ke dapur.
Yang ini ditaruh di mana? tanya Law, menga-
cungkan sepasang tempat merica dan garam yang ter-
buat dari kristal.
Lemari terakhir di sebelah kanan. Rak kedua.
Tatanan meja yang indah. Makan malam yang
indah.
Terima kasih.
Tidak ada yang begitu membangkitkan gairah
seperti makan malam yang indah, lengkap dengan bu-
nga, cahaya lilin, dan... Law berjalan ke belakang Mar-
nie dan menyelipkan sebelah tangan untuk memeluk-
nya. Ia menangkup payudaranya dan mengusapnya de
ngan lembut. Seorang wanita cantik.
Marnie terenyak dan berbalik dalam pelukan
pria itu. Law! Apa yang kaulakukan?
Lebih bersenang-senang dari yang telah kuala-
mi sepanjang hari ini, bisiknya sambil tersenyum
licik sebelum menempatkan bibirnya dengan hangat
dan posesif di bibir Marnie. Tangannya menyelinap ke
punggung Marnie dan menariknya ke dalam dekapan.
Aku sudah bersikap baik. Aku sudah memberi-
mu ruang. Aku sudah memberimu waktu. Aku tidak
memaksa. Tapi aku sudah menunggu cukup lama. Aku
menginginkanmu, Marnie. Ia menekan paha wanita
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
itu dan mengawasi pupil mata Marnie membesar Kau
juga menginginkanku, ujarnya parau sebelum mem-
berinya ciuman panjang, lembut, nikmat memabuk-
kan.
Law? Perlu beberapa menit yang panjang dan
tak tertahankan sebelum ia sempat menyebutkan na-
manya.
Hmm? Ya ampun, kau benar-benar cantik. Ma-
tanya mengawasi wajah Marnie.
Law?
Ia nyaris tidak diberi kesempatan untuk mem-
bisikkan nama Law dengan lemah sebelum pria itu
menciuminya lagi, yang dengan lembut namun man-
tap melumat bibirnya.
Akhirnya Law mengangkat wajahnya. Anak ki-
ta sedang menunggu, ujarnya parau. Kita lanjutkan
nanti. Law mengusap payudaranya sekali lagi. Lebih
cepat lebih baik. Sementara itu, apa yang bisa kuban-
tu?
Law bisa mulai dengan menopangnya, karena
Marnie tidak yakin ia mampu berdiri sendiri. Tapi ter-
nyata ia mampu, dan dalam sekejap lilin-lilin kue
ulang tahun David sudah dinyalakan dan ia membawa
nya ke ruang makan, tempat David menunggu.
Kalian tidak akan melakukan sesuatu yang no-
rak seperti menyanyikan lagu Happy Birthday, kan?
Marnie menatap Law dan tersenyum bersekong
kol. Lalu mereka berdua menyanyi keras-keras. David
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
langsung merosot di kursinya dan menutup telinga de
ngan kedua ujung jarinya. Mereka bertiga tertawa-
tawa sebelum lagunya selesai.
Ucapkan permintaanmu.
Mom. David mengerang, memutar-mutar bola
matanya. Tapi ia menurut, dan meniup semua lilinnya
dengan satu embusan napas. Marnie mengiris kue cok
lat tiga lapis yang dibuatnya dengan susah payah dan
menyajikan potongan besar bagi mereka berdua, yang
segera dihabiskan dengan lahap dalam sekejap mata.
Sekarang waktunya untuk hadiah. Marnie kelu
ar ruangan dan kembali dengan sebuah hadiah yang
terbungkus rapi. Pertama-tama, buka yang ini.
Pertama-tama? Maksud Mom hadiahnya lebih
dari satu?
Ia tersenyum penuh rahasia pada David dan ber
kata setengah bersenandung, Aku takkan mengata-
kannya. Kau tahu bagaimana aku tentang kejutan
ulang tahun.
Nyaris tidak dapat menahan kegembiraannya,
Marnie berdiri di belakang kursi David sementara
anak itu membuka kotak hadiahnya yang berisi Sese-
tel pakaian baru.
Mom, keren! serunya, mematut-matut celana
dan kemeja di tubuhnya. Setelan ini keren sekali.
Kau suka?
Ya, ini keren sekali.
Mereka begitu tenggelam dalam perbincangan
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
mereka tentang pakaian itu, yang merupakan merek
terbaru, hingga mereka tidak melihat Law berjalan me
nuju jendela dan memandang ke luar.
Ketika kembali, Law memiringkan kepalanya ke
halaman depan. Kau harus pergi keluar untuk mem-
buka hadiahku, ujarnya pada David.
Keluar?
Pergilah. Kau juga, Marnie.
Law menuntun mereka ke pintu depan. David
baru berjalan beberapa langkah ketika ia melihat mo-
bil sport baru yang mengilap diparkir di tepi jalan. Ia
langsung menghentikan langkahnya. Mata birunya
melebar, mulutnya menganga, ia berbalik. Dari mana
datangnya mobil itu?
Dikirim. Untunglah tepat waktu.
Maksudmu itu... itu hadiahku? Mobil Iroc?
Iroc?
Selamat ulang tahun. Law mengayun-ayun
kunci mobil di depan hidung David.
David menatap kunci itu, menatap Law, mena-
tap Marnie. Lalu ia berjungkir balik di rumput, meng-
ambil kuncinya dari Law dan langsung berlari menuju
mobil baru itu.
Tunggu, ujar Law, tertawa saat ia berlari me-
ngejarnya, ada beberapa hal yang perlu kutunjukkan
padamu sebelum kau mengendarainya.
Law dan David masuk ke dalam mobil. Diam-
diam Marnie menyelinap masuk ke rumah. Ia takut
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
tidak dapat menahan jeritannya, sehingga ia mem-
bungkam mulut dengan kepalan tangannya.
Keceriaan meja pesta ulang tahun tampak meng
ejeknya. Dengan cepat, dengan marah, ia meniup se-
mua lilin di tengah meja. Setelan baru yang diberikan-
nya pada David tergeletak begitu saja di antara kertas
pembungkus yang tadi ditatanya dengan indah. Sete-
lan itu juga kelihatan seperti menertawakannya. De-
ngan sentakan tangannya yang kasar dan penuh ama-
rah, ia menyingkirkannya dari atas meja hingga jatuh
ke lantai.
Ia mengambil kotak yang juga terbungkus rapi
dari saku roknya dan berusaha menghancurkannya,
merobek kertas dan pitanya dengan kukunya.
Dia bilang dia mau memamerkan mobil baru-
nya ke Jack tapi takkan lama, ujar Law, masuk kem-
bali ke dalam rumah. Kau tidak banyak bicara Ia
langsung menghentikan kata-katanya ketika wanita
itu berbalik, menghadangnya bagai seekor ular kobra
yang siap menyerang.
Apa yang harus kukatakan, Law? Apa? Mengata
kan tidak, ia tidak boleh menerima mobil itu? Bahwa
mobil itu terlalu mahal dan mencolok untuk seorang
anak SMU yang baru menerima SIM-nya hari ini? Bah-
wa seharusnya kau membicarakannya dulu dengan-
ku? Bahwa bukan tempatmu untuk memberinya sesu-
atu yang sehebat itu? Kata-kata mana yang seharus-
nya kukatakan untuk mematahkan semangat David?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Law terdiam sesaat. Lalu, Tidak pernah terpikir
olehku untuk membicarakannya denganmu.
Well, kau seharusnya memikirkan hal itu. Aku
ibunya.
Dan aku ayahnya.
Kau Sinterklas!
Air mata mulai membasahi pipinya yang meme-
rah, tapi Marnie bahkan tidak menyadarinya. Ia juga
tidak menyadari bahwa dirinya mengepalkan kedua
tangannya di sisi tubuhnya yang kecil dengan penuh
amarah.
Kau masuk dalam kehidupan David membawa
segala macam hadiah. Kau hebat, menakjubkan, seper
ti seorang dewa saja. Menjadi orangtua itu memang
mudah selama bukan kau yang mengganti popoknya
atau terjaga sepanjang malam karena telinga anakmu
sakit. Kau tidak pernah harus memukulnya padahal ha
timu hancur karena melakukannya. Tidak, kau tidak
perlu melakukan semua itu, ya kan?
Kau yang memilih untuk membesarkan David.
Dan aku akan memilih untuk melakukannya la-
gi. Aku menyayanginya Aku akan menyusuinya sendi-
ri seandainya aku bisa. Aku sudah berkorban banyak
untuk memberinya kehidupan yang berkualitas.
Marnie mengangkat tangannya untuk mencegah
komentar yang dilihatnya hendak diucapkan pria itu.
Segala yang telah kulakukan, kulakukan dengan se-
nang hati. Aku tidak menginginkan ataupun mengha-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
rapkan penghargaan darinya. Aku tahu aku memiliki
cintanya. Aku hanya ingin kau tahu betapa aku mem-
benci kehadiranmu dalam hidupnya saat ini dan beru-
saha menjauhkan David dariku.
Aku tidak melakukannya, Marnie.
Kau sudah melakukannya. Dia tinggal bersama-
mu, bukan denganku. Kau memberinya mobil impian
setiap anak laki-laki, dan aku memberinya
Kata-katanya terputus dan ia berbalik memung-
gungi Law, mencengkeram kotak kecil dalam gengga-
man tangannya.
Apa?
Pergilah. Tunggu David di luar. Aku tidak mau
kau ada di sini. Aku kesal padamu karena meremeh-
kan aku.
Apa yang ada di kotak itu? Hadiah lain?
Pergi, Law. Law merebut kotak yang dipegang
nya. Berikan padaku. Marnie berusaha merebutnya
kembali, tapi Law memegangnya di atas kepala, jauh
dari jangkauannya. Law membuka kotak itu. Sebuah
kunci kontak jatuh ke tangannya.
Sebuah mobil. Sumpah serapah meluncur dari
bibirnya, ia memejamkan mata dan mencengkeram gi-
gi kunci itu dengan ibu jari dan jari tengahnya.
Marnie mengusap air mata dari pipinya dan me-
nantang pria itu. Sebuah mobil bekas. Tidak baru, ti-
dak mentereng. Hanya alat transportasi yang dapat di-
andalkan. David akan melonjak kegirangan seandai-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
nya kau tidak membelikannya mobil hebat itu! Ia me-
nunjuk ke jalan.
Marnie, aku
Tidak! seru Marnie parau, mengelak dari sen-
tuhan pria itu. Aku tidak butuh permintaan maaf mau
pun belas kasihan darimu. Aku tidak mau apa-apa dari
mu. Aku tidak pernah menginginkannya. Aku tidak bi-
sa melarang David untuk menikmati hal-hal yang kau-
berikan padanya. Tapi aku tidak mau menerima apa
pun juga darimu secara pribadi.
Aku tidak pernah berniat untuk ikut campur.
Aku sama sekali tidak berniat melukaimu.
Well, terlepas dan niat baikmu Law, itulah yang
telah kaulakukan. Sekarang tolong pergi. Marnie da-
pat merasakan kontrolnya melemah. Untuk menahan-
nya, ia memeluk pinggangnya sendiri. Aku tidak mau
kau datang ke sini lagi. David boleh memilih untuk
tinggal bersamamu selamanya. Kalau dia memilih begi
tu, aku dan David akan mengusahakan waktu untuk
bertemu, tapi aku tidak mau melihatmu lagi.
Ia menunjuk dada Law. Jangan pernah, jangan
pernah memberitahu David tentang mobil yang kubeli
untuknya. Itu hanya akan membuatnya merasa tidak
enak dan diusik rasa bersalah.
Marnie membungkuk dan memungut setelan ba
ju baru itu lalu melipatnya dengan hati-hati. Nih, dia
mungkin mau memakainya sebelum aku bertemu de-
ngannya lagi. Ia mengulurkannya pada Law.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Marnie lari ke atas dan belum sempat menutup
pintu kamarnya ketika air mata akhirnya membanjiri
matanya.
***
Keesokan paginya ketika Ia masuk ke dapur un-
tuk membuat kopi, ia terkejut melihat dapurnya su-
dah rapi dan bersih. Ruang makannya juga sudah di-
bersihkan dari sisa-sisa pesta ulang tahun, walaupun
bunganya masih ada di atas meja. Tampaknya Law
dan David sudah membersihkan segalanya sebelum
mereka pergi.
Marnie menghirup kopinya, lalu berpikir bagai-
mana ia bisa menjual mobil yang baru saja dibelinya.
Mungkin si penjual mobil mau mengambilnya kembali
dan mengembalikan uangnya. Sementara merenung-
kan hal yang tampaknya tak mungkin itu, teleponnya
berdering.
Miss Hibbs?
Ya?
Si penelepon memperkenalkan diri sebagai sa-
lah satu dokter staf panti wreda. Ibu Anda terkena
serangan stroke yang parah beberapa menit yang lalu.
Beliau dibawa dengan ambulans dan sedang dalam
penjalanan ke rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai