Anda di halaman 1dari 26

http://jendela-fantasi.blogspot.

com/

Tiga
RUMAH tua suka melesak dan membuat suara-
suara berderit, kan?
Benar.
Dahan-dahan akan membentur atap waktu
angin bertiup, kan?
Benar.
Jadi tidak perlu panik, kan?
Salah. Karena suara-suara itu datang dari arah
gudang di belakang rumah tempat ayahnya biasa
membersihkan ikan. Suara itu tidak mungkin ditimbul
kan oleh fondasi kayu yang melesak ke tanah ataupun
angin.
Jantung Sunny berdebar begitu kencang hingga
ia berpikir jangan-jangan ia cuma mengkhayalkan se-
mua ini. Tapi waktu mendengar suara-suara itu lagi,
seperti sesuatu atau seseorang melangkah menembus
sesemakan di belakang gudang, ia mulai berkeringat
dingin karena takut.
Untungnya ia sadar ia sudah mematikan lampu
dapur. Ia mengendap-endap ke jendela di atas bak
cuci piring, yang memberinya pemandangan ke bela-
kang lahan hingga sejauh dermaga dan danau jauh di
sana. Tangannya gemetar ketika menyibak tirai, mem-
buat celah tak lebih dari 2,5 sentimeter, cukup untuk
mengintip ke luar.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Tidak ada apa-apa. Malam itu gelap. Bulan ha-
nya tampak separuh, dan terhalang awan. Angin mulai
bertiup kencang. Danau lebih beriak dibanding tadi
siang. Kelihatannya seolah awan-awan di langit akan
menimbulkan badai musim panas.
Sunny berdiri tak bergerak di jendela selama be
berapa menit. Tak ada apa-apa di luar sana yang ber-
gerak, kecuali pepohonan yang membungkuk anggun
diembus angin. Apa yang didengarnya pasti cuma
dahan-dahan yang tertiup angin. Ia menutup kembali
tirainya.
Sambil menggeleng-geleng, merasa geli sekali-
gus jengkel pada dirinya sendiri karena sudah bersi-
kap konyol, Sunny berbalik dan beranjak keluar dapur
untuk kedua kalinya. Lagi-lagi, ia baru sampai ambang
pintu ketika mendengar suara lain. Kali ini bunyi besi
beradu. Ayahnya menaruh ember-ember, peralatan
berkebun, dan alat-alat pertukangan di gudang.
Oh, Tuhan. Merintih ketakutan, Sunny membe
kap mulut dengan jemarinya.
Steve dan Fran sempat mengungkapkan kekha-
watiran mereka tentang Sunny yang tinggal sendirian
di danau.
Tak pernah terjadi tindak kriminal serius di
sana, Steve memberitahunya, tapi pemuda-pemuda
yang berpesta bir, mabuk, bisa membuat keributan.
Kau yakin tidak mau menginap di kota saja ber
samaku? tanya Fran.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Jangan konyol. Rumahmu bakal hiruk-pikuk
sepanjang minggu. Aku akan lebih aman sendirian di
danau.
Sekarang Sunny menyesali keputusannya. Andai
ia tidak begitu keras kepala, ia bakal meringkuk aman
di kamar tidur tamu rumah Fran dan bukannya geme-
tar ketakutan di kabin terpencil.
Ia tidak membuang-buang waktu lagi dan lang-
sung menyambar telepon di dinding, yang tidak per-
nah diputus oleh orangtuanya. Dalam gelap, ia mena-
brak kursi dapur hingga terbalik. Jari kakinya mem-
bentur meja saat ia menangkap pesawat telepon. Ia
menekan angka 0 dan menunggu operator menjawab
sambil menahan napas.
Begitu operator wanita itu menjawab, Sunny
berkata, Aku butuh bantuan Kata-katanya terdengar
lirih, satu kata nyaris tumpang-tindih dengan kata be-
rikutnya, meluncur keluar dari bibirnya yang gemetar.
Sunny yakin dirinya terdengar histeris dan tidak ma-
suk akal, tapi ia tidak bisa menahan diri, Telepon poli
si. Beritahu mereka untuk segera datang. Aku sendiri-
an dan seseorang ada di luar kabinku di danau. Kurasa
mereka mungkin akan mencoba mendobrak masuk.
Walaupun kejadiannya tidak benar-benar seper
ti itu, lebih baik mencegah daripada menyesal belaka-
ngan. Lebih baik mengantisipasi ada penjahat daripa-
da berdiam diri dan menunggu si penjahat beraksi. La
gi pula, itu bisa membuat pesannya terdengar gawat
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
darurat. Berhasil. Tanpa ragu, si operator berkata,
Aku sudah menelepon kantor sherif. Seseorang akan
segera tiba di sana.
Sunny memberi si operator alamatnya dan me-
nutup telepon. Siapa lagi yang bisa diteIeponnya? Te-
tangganya? Ia tidak kenal mereka. Bahkan nama pun
tidak. Mereka baru pindah waktu ia sudah meninggal-
kan kota ini. Steve dan Fran? Ya. Kalau ternyata keta-
kutannya tidak terbukti, ia akan merasa sangat tolol,
tapi...
Konsekuensi bersikap sok berani terlalu menge-
rikan untuk dibayangkan. Dua kali ia salah menekan
nomor yang sudah dihafalnya luar kepala sebelum
akhirnya teleponnya ke rumah Fran terhubung. Ayo,
ayo, angkat teleponnya. Ketika sudah jelas tidak ada
orang di sana, Sunny menutup telepon, hampir mena-
ngis sekarang.
Bagaimana kalau penjahat itu ada di luar sana,
mengawasinya lewat jendela?
Ia nyaris pingsan ketika mengingat percakapan
tadi siang. Seharusnya kau menjadi tukang intip.
Dari mana kau tahu aku bukan tukang intip?
Ya Tuhan! Laki-laki itu memperingatkanku soal
orang sinting yang berkeliaran di sekeliing danau. Dia
yang bersusah payah mencari di mana aku tinggal. Dia
yang menyeberangi danau untuk menemuiku. Dan bu
kankah kata-kata terakhirnya Kita akan segera ber
temu lagi, Sunny bisa berarti janji sekaligus ancam-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
an?
Apa yang kuketahui tentang laki-laki itu? Tidak
ada, kecuali namanya. Laki-laki itu diundang ke pesta
pernikahan, tapi pembunuh berantai sering kali ada-
lah pria-pria menawan yang membujuk korban-kor
bannya
Hentikan! Kendalikan dirimu. Pikirkan sesuatu
yang berguna untuk dilakukan. Jangan panik.
Berapa nomor telepon George Henderson? Aku
akan menelepon dan menanyainya tentang Ty Beau-
mont ini. Tapi berapa nomor telepon George?
Laci di bawah telepon macet. Sunny sudah men-
coba membukanya beberapa kali, lalu menariknya ku-
at-kuat hingga laci itu lepas dan terbanting ke lantai.
Buku telepon Latham Parish, beberapa pensil yang
belum diraut, kain perca yang dipakai ibunya untuk
mencocokkan warna cat, kupon untuk beli-satu-ikan-
lele-untuk-makan-malam-gratis-satu, dan paku karat-
an, semua tersebar di lantai linoleum.
Kekacauan yang dibuatnya membuat Sunny
tercenung sesaat. Begitu sadar, ia berlutut, salah satu
lututnya menekan kepala paku. Ia memungut buku
telepon. Tanpa menyadari ia tidak bisa membaca
dalam gelap, dengan kalut ia mulai membolak-balik
halaman usang dan sudah bergelombang itu.
Saat itulah ia mendengar langkah kaki berat di
beranda. Ia mendekap buku telepon itu ke dadanya
yang berdebar kencang. Matanya membelalak ketakut
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
an. Ia merintih pasrah ketika kenop pintu depan ber-
derak-derak seolah seseorang berusaha membuka-
nya.
Ia menghela diri dengan bertumpu pada permu-
kaan meja. Sekujur tubuhnya menjerit ketakutan. Ia
bergerak di sepanjang dinding, beringsut-ingsut menu
ju ruang tamu, dan melihat dengan ngeri ketika kenop
pintu berputar ke satu sisi, kemudian ke sisi yang lain.
Sunny terlonjak kaget ketika mendengar ketuk-
an di pintu. Ia tidak menduga penyusup akan menge-
tuk pintu. Ia menunggu, tapi terdengar ketukan, diiku-
ti ketukan lain, makin lama makin tidak sabaran, ke
ras, dan dramatis seperti jantungnya yang berdebar.
Sungguh tidak lazim bagi tukang intip atau pem-
bunuh berantai untuk memberitahukan kedatangan-
nya. Tapi siapa lagi yang datang kalau bukan dia?
Sherif, tentu saja! Kenapa aku tidak berpikir ke situ?
pikir Sunny. Ia bergegas menuju pintu, menarik selot
kunci, dan dengan terengah membuka pintu.
Ty Beaumont berdiri di ambang pintu.
Sunny menjerit.
Memutar tubuh, ia kembali berlari melintasi
ruang tamu, bertekad pergi ke kamar tidurnya, yang
memiliki kunci di pintu.
Langkahnya terhenti mendadak ketika Ty men-
cengkeram gaun tidurnya. Ada apa sih denganmu? la
menarik Sunny dan mendekap erat gadis itu. Apakah
kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Aku sudah menelepon Sherif, sergah Sunny
lantang.
Benarkah?
Ya. Dia sedang dalam perjalanan kemari. Dia
bakal datang sebentar lagi.
Dia sudah ada di sini. Bibir Ty berkedut de-
ngan keinginan untuk tersenyum. Lalu ia menirukan
ekspresi terkejut yang ditunjukkan Sunny dengan me-
longo.
Kau
Sherif Ty Beaumont. Senang berkenalan de-
ngan Anda, Maam ujar Ty dengan nada khas Selatan
yang diseret-seret. Bagaimana saya bisa membantu
Anda?
Dengan langsung pergi ke neraka!
Sunny menjauhkan diri dari laki-laki itu, hatinya
mendidih karena amarah melihat rasa geli Ty, yang
dengan kurang ajarnya terang-terangan ditunjukkan
laki-laki itu. Sebenarnya Sunny sama marahnya pada
dirinya sendiri seperti pada laki-laki itu. Ia, yang ting-
gal sendirian di New Orleans selama bertahun-tahun,
membiarkan imajinasinya berkembang begitu jauh
hingga bertingkah seperti orang tolol. Laki-laki itu
pasti menganggapnya bodoh.
Dengan sapuan kasar tangannya, Sunny menyi-
bak rambutnya yang acak-acakan ke belakang. Bagai-
mana aku bisa tahu kau benar-benar sherif?
Dengan nada suara diseret-seret yang sama sera
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
ya mengedipkan sebelah mata, Ty berkata, Mau lihat
pistolku?
Parade Thanksgiving dan Macys jauh lebih
tidak kentara dibanding ucapan bermakna ganda Ty.
Sunny menyipitkan mata dengan marah. Kenapa kau
tidak memberitahuku?
Apakah kau pernah bertanya?
Apa yang kaulakukan mengendap-endap di se-
putar rumahku tengah malam begini?
Aku menjawab panggilanmu. Arleta, si opera-
tor, berkata kau terdengar sangat ketakutan.
Tadi aku memang ketakutan!
Apakah kau selalu sepenakut ini?
Tentu saja tidak. Apa yang kaulakukan di gu-
dang?
Gudang apa?
Maksudmu tadi itu bukan kau?
Maksudmu suara-suara mencurigakan itu be-
nar-benar ada?
Kalau tidak untuk apa aku menelepon? teriak
Sunny.
Ty mengaitkan kedua ibu jarinya di bawah ikat
pinggang jins ketatnya dan menelengkan kepala ke
satu sisi. Kukira kau menciptakan penyusup ini ha-
nya untuk memancingku kemari.
Kau bajingan sombong. Amarah berkobar se-
perti lidah api di mata Sunny. Aku mendengar sesu-
atu di gudang luar sana, katanya, menunjuk ke arah
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
dapur.
Kerutan khawatir yang dalam dan tulus terben-
tuk di antara kedua alis Ty. Kalau begitu sebaiknya
kuperiksa. Kau tunggu di sini.
Sunny melanggar perintah tersebut dan mengi-
kuti Ty ke dapur sambil berjingkat-jingkat. Ia menga-
wasi Ty membuka pintu belakang, membuka kunci
pintu kasa, dan melangkah ke luar. Sinar bulan cukup
terang untuk menciptakan siluet tinggi Ty saat laki-
laki itu melintasi halaman. Ty membawa senter dan
menyalakannya, mengarahkannya ke hutan lebat yang
mengelilingi kabin. Ketika ayah Sunny membeli tem-
pat ini, dia hanya membuka sedikit lahan, cukup
untuk membangun kabin ini. Mereka sengaja sebisa
mungkin tidak menyentuh hutan.
Dari balik pintu kasa, Sunny memperhatikan
Beaumont menghilang mengitari sisi jauh gudang. Ia
dapat melihat lengkungan sinar lampu senter di atas
dermaga dan menembus pepohonan. Rasanya lama
sekali baru Ty kelihatan lagi. Laki-laki itu mematikan
lampu senternya sebelum kembali ke dapur.
Sunny menepi, menahan pintu kasa untuk Ty.
Jadi?
Kau memang kedatangan penyusup-penyusup
Penyusup-penyusuplebih dari satu?
Empat, jawab Ty serius.
Wajah Sunny memucat, Empat.
Yap, mama rakun dan ketiga bayinya.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Sunny membuka mulut untuk bicara, memutus-
kan bahwa apa pun yang dikatakannya hanya akan
membuatnya kelihatan lebih konyol, ia buru-buru
menutup mulutnya kembali. Giginya mengertak dalam
keheningan tiba-tiba itu.
Mereka mengaduk-aduk sisa makanan di bela-
kang deretan ember, Ty memberitahunya. Sunny te-
tap menunduk dan satu-satunya yang bisa ia rasakan
hanyalah mata biru terkutuk itu menatap kepalanya
dengan tajam. Membayangkan laki-laki itu menertawa
kannya benar-benar tak tertahankan.
Mendadak Sunny menengadah. Ini sebagian sa-
lahmu, tudingnya lantang. Semua omongan tentang
orang sinting dan tukang intip.
Kau yang membawa-bawa soal tukang intip, bu
kan aku. Ty dengan santai meletakkan lampu senter-
nya di meja dapur. Kau punya kopi?
Tidak.
Sunny bisa melihat seringai lebar Ty dalam kege
lapan. Bahkan untuk petugas hukum yang sudah me-
nyelamatkanmu dari keluarga rakun yang brutal?
Sunny berkacak pinggang. Kau menikmati se-
mua ini, bukan?
Ty mendirikan kursi yang ditabrak Sunny hing-
ga terguling tadi dan duduk di atasnya, lebih tegak
daripada santai. Ia tersenyum lebar pada Sunny. Yah,
kau harus mengakui bahwa pemandangannya benar-
benar menakjubkan.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Ketika Sunny menyadari dirinya hanya mema-
kai gaun tidur minim dan cara berdirinya membuat
bahan tembus pandang itu menempel erat di payuda-
ranya, ia langsung menjatuhkan lengan ke sisi tubuh-
nya. Ia berbalik dan berderap keluar dapur.
Barang-barang dan laci yang jatuh terserak
tepat di jalannya. Sunny mematahkan pensil-pensil di
bawah kakinya, sementara tumitnya yang lain tertu-
suk kepala paku. Mengumpat dengan gaya seperti wa-
nita tak berpendidikan, ia tertatih-tatih keluar dapur.
Beberapa menit kemudian ia kembali mengena-
kan kaus tanpa lengan dan celana pendek. Lampu da-
pur sudah dinyalakan dan Ty tengah memasak sepoci
kopi di kompor gas.
Anggap saja rumah sendiri.
Mengabaikan sindiran itu, Ty menjawab Trims,
aku baru saja melakukannya.
Sunny berjalan ke lemari dan menurunkan dua
cangkir dan lepek. Krim dan gula?
Tidak usah. Punya biskuit?
Sunny memutar bola matanya ke atas dan me-
ngeluarkan bungkusan biskuit dari lemari dapur, yang
disimpannya untuk persediaan selama seminggu ting-
gal di sini.
Asal kau tahu saja, gumam Ty di sela-sela gigit
an biskuit berlapis cokelat beku, aku lebih suka pakai
anmu yang tadi.
Pasti.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Walaupun yang ini memiliki kemungkinan-
kemungkinan yang lebih jelas.
Saat mengucapkan kata jelas mata Ty melun-
cur menuruni payudara Sunny. Kelihatan jelas wanita
itu tidak mengenakan bra di balik bahan rajutan lem-
but yang membalut erat tubuhnya. Semakin lama Ty
menatapnya, hal itu semakin jelas.
Sunny mencoba menutupi rasa malu dan jengah
nya dengan pertanyaan sinis. Apakah para pembayar
pajak di Latham Green tahu bahwa sherif mereka ada-
lah setan seks?
Ty terkekeh. Aku sedang bertugas.
Entah kenapa hal itu tetap tidak membuatku
tenang.
Yah, seharusnya kau tenang. Kalau aku tidak
sedang bertugas, aku pasti sudah menidurimu.
Itu mustahil, Mr. Beaumont.
Seringai Ty memancarkan rasa percaya diri. Su
dah siap. Ia menyeringai culas ketika melihat Sunny
terlonjak kaget. Kopinya, Sunny. Kopinya sudah siap.
Sunny menuang kopi, berusaha untuk tidak ber-
pikir tentang Ty yang mengawasi pahanya yang telan-
jang dari belakang, yang ia yakin sedang dilakukan
laki-laki itu. Sudah berapa lama kau menjadi sherif?
tanyanya, meletakkan secangkir penuh kopi di hadap-
an Ty.
Sejak aku tiba di sini. Aku pindah kemari me-
mang untuk mengisi lowongan itu.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Dan sebelumnya? Sunny duduk di seberang Ty
dan menyesap kopinya.
Untuk pertama kalinya sejak Ty mengajaknya
berdansa kemarin malam, mata Ty berhenti terse-
nyum. Bahkan, matanya berubah keras dan dingin.
Lekuk vertikal panjang di kedua sisi mulutnya tak lagi
kelihatan seperti garis tawa. Sebelum itu aku ada di
tempat lain.
Oh.
Sunny mengerti. Masa lalu laki-laki itu tidak
untuk dibahas. Itu membuatnya iri. Ia berharap masa
lalunya juga tidak untuk dibahas. Di New Orleans ia
aman. Tak ada yang tahu tentang malapetaka dengan
Don Jenkins. Teman-temannya di sana tahu ia pindah
ke sana dari kota kecil, tapi tak seorang pun pernah
memaksanya untuk bercerita tentang dirinya sendiri.
Sunny menghargai itu.
Itulah sebabnya ia menghormati kebutuhan Ty
Beaumont untuk privasi saat ini, walaupun Ty merupa
kan laki-laki paling menjengkelkan yang pernah dite-
muinya. Sunny menahan diri untuk tidak mengorek-
ngorek masa lalu Ty dan mengisi kekosongan yang
membosankan itu dengan mengunyah biskuit.
Ty-lah yang pertama kali bicara Apakah kau
mengalami kecelakaan?
Sunny mengikuti anggukan dagu Ty ke lantai,
tempat serpihan laci masih berserakan. Sunny terta-
wa mengejek dirinya sendiri. Aku berniat mencari
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
nomor telepon George Henderson dan mencari tahu
tentang dirimu.
Dengan senang hati dia akan memberitahumu
tentang hal-hal bagus. Dia bekerja untukku.
George penegak hukum?
Wakilku.
Sunny menggeleng-geleng tak percaya. Aku
ingat waktu dia mencuri semangka.
Kurasa dia masih suka mencuri semangka.
Mereka tertawa bersama, dan rasanya menye-
nangkan. Sedikit terlalu menyenangkan bagi Sunny un
tuk merasa benar-benar nyaman. Ketika tawa mereka
mereda, ia menyadari betapa intim situasi dan kondisi
ini. Sudah malam. Ia merenggut cangkir kopi Ty dari
tangan laki-laki itu dan membawa cangkir itu dan
cangkirnya sendiri ke bak cuci piring.
Kenapa kau terpincang-pincang?
Tidak apa-apa, sahut Sunny, mengangkat bahu
tak acuh ketika menaruh kembali bungkusan biskuit-
nya di lemari.
Pasti apa-apa.
Sunny mengangkat kakinya dari lantai, melurus
kan kakinya selebar tiga puluh derajat. Lututku terke
na kepala paku sewaktu aku bertiarap dengan kedua
kaki dan tanganku. Lihat? Ia menunjukkan tanda me-
rah kecil di lututnya. Aku baik-baik saja.
Itu saja tidak akan membuatmu terpincang-pin
cang.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Jari kakiku juga terkena kepala paku.
Apa lagi?
Tidak ada, tandas Sunny.
Apa? Walaupun Ty mengucapkan pertanyaan
itu dengan lembut, tekad kuatnya untuk mengorek
yang sebenarnya dari Sunny tampak jelas.
Aku menginjak paku sialan itu! teriak Sunny
frustrasi. Oke?
Tidak oke. Duduk. Dengan tegas Ty menunjuk
kursi yang tadi ditinggalkan Sunny.
Saatnya kau pergi, Sherif.
Kalau kau tidak membiarkanku memeriksa ka-
kimu, aku akan merasa sudah menjadi kewajibanku
sebagai sherif untuk membawamu ke rumah sakit. De-
ngan begitu seluruh cerita tentang rakun dan tukang
intip yang menakutkan itu akan menjadi topik gosip
di salon kecantikan besok dan
Sunny mengempaskan tubuh dengan keras di
kursi.
Begitu lebih baik, kata Ty, lalu tersenyum.
Angkat kakimu kemari.
Sunny tidak benar-benar menjulurkan kakinya
untuk diperiksa Ty. Laki-laki itu membungkuk dan me
raih kaki Sunny dari lantai, membuatnya kehilangan
keseimbangan hingga bokong Sunny meluncur nyaris
terjatuh dari kursinya. Sunny menahan tubuh dengan
lengan dan tangannya, dengan kaku mencengkeram
erat pinggiran kursi, seraya memperhatikan tangan
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Ty yang besar dan kecokelatan membungkus kakinya.
Ty membalik kaki Sunny dan memeriksa tela-
paknya. Di sini? Ia menyentuh luka berbentuk bulan
sabit di tumit Sunny. Gadis itu meringis. Sakit?
Kalau kau menekannya seperti itu, ya.
Memar yang hebat. Kau beruntung paku itu
tidak menembus kulit. Hampir, tapi belum. Kau tidak
butuh suntikan antitetanus, tapi kau mungkin perlu
berhati-hati selama beberapa hari ke depan.
Akan kulakukan. Trims. Sunny berusaha mena
rik kakinya, tapi gagal. Ty mengatupkan tangan di
sekeliling kaki Sunny, memegangnya dengan kuat dan
nyaman di telapak tangan laki-laki itu.
Apakah ini termasuk tugas resmimu, Sherif
Beaumont?
Tugasku adalah membantu dan menolong war-
ga Latham Parish. Saat ini, kurasa warga yang ini mem
butuhkan pijatan kaki.
Sunny menggeliat di kursinya ketika ibu jari Ty
menyapukan satu garis membakar di tengah telapak
kakinya. Sentuhan itu terasa aneh dan membuat Sun-
ny menggelenyar, menggelitiknya hingga ke tengkuk.
Aku pernah pergi ke Jepang. Ty mengusapkan
ibu jarinya ke jari-jari kaki Sunny dan mengamati tiap
kuku yang dikuteks mengilat. Pijatan kaki mereka
luar biasa. Seorang geisha
Aku benar-benar tidak tertarik.
membubuhkan banyak losion di tangannya.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Kau punya?
Tidak perlu losion.
Terserah. Nah, geisha ini sangat pintar memijat
masing-masing jari kaki dengan jemarinya. Keras, tapi
tidak membuat sakit. Rasanya seperti memerah susu.
Ty menerjemahkan kata-katanya ke dalam tinda
kan dengan memelintir jari tengah Sunny di antara
jemarinya yang kuat. Sunny merasakan sentuhan itu
di setiap bagian tubuhnya lain, terutama yang sensitif.
Sentuhan itu bahkan terlihat erotis. Punggung tangan
Ty dipenuhi bulu-bulu pirang. Tangan laki-laki itu keli
hatan gelap, jantan, dan sangat piawai di kaki Sunny
yang ramping.
Susul-menyusul, sensasi terlarang bergulung di
perut Sunny. Ketika Ty memijit masing-masing tela-
pak jari, Sunny nyaris terlompat dari kursinya. Kura-
sa ini tidak pantas.
Ty tersenyum tanpa rasa bersalah. Kurasa begi
tu. Tapi rasanya luar biasa menyenangkan, bukan?
Ayo, kita nikmati saja. Bagaimanapun juga, kau baru-
san ketakutan dan aku menyelamatkan hidupmu. Ku-
rasa kita sama-sama layak mendapat istirahat. Aku
tidak akan bilang siapa-siapa kalau kau juga tidak.
Sunny mendapati suara membujuk dan ekspresi
sayu Ty nyaris sama menghipnotisnya seperti pijatan
laki-laki itu. Ia tidak melawan ketika Ty menekankan
tumitnya ke celah di antara paha laki-laki itu.
Lalu si geisha ini, setelah memijit setiap otot
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
dan tulang kakiku, memijit hanya sekilas ujung-ujung
jemariku. Seperti ini. Gerakan melingkar kecil. Terka-
dang sentuhannya begitu ringan hingga kupikir aku
cuma mengkhayalkannya.
Sunny terkesiap ketika sensasi mengejutkan itu
melesat secepat kilat ke kakinya. Secara otomatis, kaki
nya bergerak, mendesakkan diri ke ritsleting celana
Ty. Ia bahkan tidak berani memikirkan apa yang ter-
sentuh olehnya.
Tentu saja, orang bilang, lanjut Ty, masih de-
ngan suara menghanyutkan itu, bahwa sensasi yang
paling nikmat adalah menjilatnya.
Mata Sunny terpejam rapat.
Hal berikutnya yang ia tahu adalah ia menahan
tubuhnya agar tidak terus-menerus tergelincir dari
kursinya. Ty dengan tegas telah menurunkan kakinya
kembali ke lantai dan membersihkan tangannya seo-
lah baru saja menyelesaikan pekerjaan rutin.
Tapi jilatan tarifnya lebih mahal dan aku hanya
prajurit miskin yang tidak punya banyak uang, jadi
aku tidak bisa mengaku pernah merasakan sendiri ke-
nikmatan itu. Bagaimana denganmu? tanya Ty polos.
Jengkel karena kekonyolannya sendiri, Sunny
melompat dari kursinya dan berujar dingin, Waktu-
nya kau pergi.
Seharusnya kau sudah pergi. Dari tadi, pikir Sun
ny. Apa aku sudah gila, membiarkannya menyentuhku
seperti itu? Berbicara padaku selancang itu? Sunny
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
berderap keluar dapur, menyalakan lampu-lampu se-
raya berjalan. Ia ingin memenuhi kabin ini dengan ca-
haya, bunyi, apa pun untuk membuyarkan aura intim
yang memenuhi udara.
Terima kasih sudah datang. Begitu Ty meng-
ikutinya ke ruang tamu, Sunny sudah berdiri di depan
pintu, menahan pintu terbuka untuknya.
Untuk itulah mereka membayarku.
Bagaimana kau bisa datang secepat itu, omong-
omong?
Aku sudah ada di sini.
Sudah di sini?
Ty mengangguk. Aku berkendara ke sini untuk
memeriksa keadaanmu.
Untuk apa, demi Tuhan?
Aku juga mencemaskan orang-orang sinting
itu.
Tidak ada orang sinting di sini.
Kita tidak tahu pasti soal itu. Dan kalau kau
tidak bisa menangani keluarga rakun, bagaimana kau
bisa membela diri terhadap orang sinting?
Selamat malam, Mr. Beaumont.
Aku sudah hampir tiba di sini ketika mereka
mengirim berita lewat radio mobil patroliku bahwa
kau curiga ada penyusup dan butuh bantuan. Apa kau
tidak melihat lampu sireneku?
Merasa lebih tolol lagi, Sunny mengalihkan mata
dari tatapan Ty yang mengejek. Tidak, aku tidak meli
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
hatnya. Aku sedang berada di dapur. Sekarang aku me
rasa aman, setelah tahu kau berpatroli di danau.
Mengapa kau panik waktu mendengar suara-su
ara itu? Kenapa kau tidak langsung mengambil sena-
panmu saja?
Senapan?
Tadi siang kau mengancam akan menembakku
dengan senapan kalau aku tidak segera pergi dari der-
magamu.
Aku tidakayahku mungkin mengambilnya
ketika. . . Aku tidak tahu di mana. . . Senapan itu tidak
diisi.
Apa ini, pilihan ganda?
Sunny memelototinya.
Apa kau yakin senapan itu pernah ada?
Selamat malam, Mr. Beaumont. desis Sunny di
sela-sela giginya yang terkatup rapat.
Apa ini?
Perhatian Ty teralihkan ke meja, tempat bebera
pa kertas sketsa tersebar. Sebagian besar sketsa pen-
sil itu belum selesai.
Sunny mendesah berat, tidak repot-repot menu-
tupi kekesalannya. Ia membanting pintu depan yang
terbuka hingga menutup karena kalau tidak nyamuk-
nyamuk akan masuk. Gambar-gambar.
Serangga tanya Ty, mengambil salah satu sket-
sa Sunny dan mengamatinya lekat-lekat.
Itu capung.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Capung lagi. Apakah ini bagian dari hobimu?
Kau bukan pelukis yang hebat, komentar Ty blak-
blakan.
Sunny merenggut sketsa tersebut dari tangan
Ty dan menaruhnya kembali ke meja. Dan kau bukan
sherif yang hebat. Kau bahkan tidak pakai seragam.
Ty mengenakan celana jins dan kemeja putih
biasa, yang sama sekali tidak kelihatan biasa di tu-
buhnya. Lengan kemeja itu digulung hingga sedikit di
bawah siku. Bahan katun putih itu membuat kulitnya
yang kecokelatan dan matanya yang biru tajam tam-
pak mencolok. Bahan itu bahkan mengimbangi se-
nyum yang disunggingkan laki-laki itu pada Sunny.
Tapi aku punya lencana perak dan mobil patro-
li lengkap dengan lampu sirenenya. Kalau kau bersi-
kap manis, aku akan mengajakmu jalan-jalan dengan
mobil itu kapan-kapan.
Aku ragu sikap manis bisa membuat wanita
manapun mendapatkan poin positif darimu, Mr.
Beaumont.
Ty memiringkan kepalanya ke arah Sunny seo-
lah berkata, Satu poin untukmu. Namun, senyumnya
sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah. Ia su-
dah hampir tiba di pintu ketika ia mendadak berhenti,
menjentikkan jari, lalu berkata, Ups, senterku keting-
galan. Ia berjalan kembali ke dapur.
Sunny menunggu di pintu depan. Kenapa dia
lama sekali pikirnya ketika semenit berlalu dan Ty
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
belum muncul. Mr. Beaumont? panggilnya. Tak ada
jawaban. Dengan tidak sabar, ia mengetuk-ngetukkan
kakinya ke lantai.
Menit berikutnya berlalu dan laki-laki itu masih
belum kembali. Penasaran sekaligus jengkel, Sunny
menyusulnya ke dapur. Ia mendapati Ty tengah ber-
sandar ke meja dapur dan mengamati arlojinya.
Apa yang sedang kaulakukan?
Kemarilah, kata Ty, dengan mata masih tertu-
ju ke arlojinya.
Ingin tahu, Sunny berjalan ke meja dapur, berga
bung dengan Ty dan mengamati arloji laki-laki itu.
Tidak ada yang tidak biasa dari arloji itu, yang pasti
tidak ada yang menakjubkan hingga bisa menyerap
perhatian Ty seperti ini. Jarum detiknya berjalan lam-
bat menuju angka dua belas.
Lima, empat, tiga, dua, satu, Ty menghitung
mundur.
Lalu? Apa itu artinya?
Itu berarti, Sunny Chandler, kau berada dalam
masalah besar.
Ty berbalik, dan karenanya, mengimpit Sunny
ke sudut tempat lemari bersatu dan menutup jalan
keluar Sunny dengan tubuhnya. Ty meletakkan tangan
nya ke kedua sisi pinggang Sunny dan mencondong-
kan tubuh. Ini tengah malam.
Apakah ini waktunya kau berubah kembali
menjadi tikus?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Ty tertawa. Bisa dibilang begitu. Aku resmi be-
bas tugas.
Sunny mendelik melihat seringaian di wajah Ty.
Menjauhlah dariku.
Ah, ayolah, Sunny. Santailah sedikit. Ty meraih
sejumput rambut Sunny di sela-sela jemarinya dan me
nyapukannya bolak-balik di leher Sunny. Aku baru
saja selesai bertugas setelah hari yang berat. Aku mele
rai pertikaian dua ayah dalam pertandingan bisbol
Little League, menemukan anak yang hilang, dan me-
nangkap seorang pria karena menyetir dalam keada-
an mabuk. Belum lagi berpatroli di jalan-jalan Latham
Green yang ricuh, dan menyelamatkan seorang wanita
histeris dari segerombolan rakun. Atau sekelompok
rakun ya? Ia mengangkat bahu. Yah, kau mengerti
maksudku. Waktunya bermain, Apa kau tidak mau ber
main bersamaku?
Tidak, Dan bisakah kau Kata-kata Sunny ber
akhir dengan sentakan napas kaget. Apa yang kaula-
kukan?
Merasakan jantungmu. Ty meletakkan tangan
di lekuk atas payudara Sunny. Waktu aku datang, aku
bisa melihat nadimu berdebar keras. Di sini. Ia mene-
kan payudara Sunny. Dan di sini. Ty menunduk dan
menempelkan bibirnya di dasar tenggorokan Sunny
dan membubuhkan ciuman manis di sana. Tahu
tidak? Ia menggeser tangannya sedikit ke balik tank
top Sunny. Kurasa sekarang jantungmu berdebar se-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kencang tadi.
Bukan saja jantungnya berdebar, tapi napas Sun
ny mulai terengah-engah, mendorong payudaranya ke
dalam lekuk telapak tangan laki-laki itu. Ty tidak
menggerakkan tangannya, tidak menyentuh lebih dari
lekuk atas tadi. Puncak payudara Sunny mengeras,
mempersiapkan diri untuk sentuhan yang tak pernah
datang. Rasanya ia nyaris gila.
Tinggalkan aku. Suara Sunny lemah dan ku-
rang yakin. Tapi bagaimana mungkin ia bisa mengelu-
arkan suara berwibawa ketika laki-laki itu menghuja-
ni lehernya dengan ciuman?
Kau mau dengar rahasia? Bibir Ty bergerak di
balik rambut Sunny ke telinganya. Waktu aku melihat
mu berdiri di ambang pintu hanya mengenakan gaun
tidur itu, jantungku juga ikut berdebar. Rasakan.
Dengan tangannya yang bebas, Ty mengangkat
tangan Sunny. Ia menyelipkan tangan Sunny ke balik
kemejanya, langsung di atas jantungnya. Detak pelan
dan teratur memenuhi tangan Sunny. Kulit hangat itu
senyaman perapian pada pagi yang sangat dingin.
Bulu-bulu lebat itu membuat jemari Sunny gatal un-
tuk mengeksplorasi lebih jauh.
Gigi Ty mengatup lembut di cuping telinga Sun-
ny. Ia menyentuh dua anting-anting berlian dengan
ujung lidahnya. Setelah aku pergi sore tadi, apakah
kau memikirkanku?
Tidak.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Pembohong. Ty mendesak paha Sunny hingga
membuka dan menyelipkan kakinya ke sana. Kau me
mikirkanku. Tentang kita. Bersama. Kau memikirkan
ciuman itu.
Tidak, aku tidak memikirkannya.
Tawa Ty terdengar parau dan dalam. Oh, ya,
kau memikirkannya. Cuma itu satu-satunya yang bisa
kupikirkan. Aku nyaris mengabaikan tugasku gara-ga
ra memikirkan ciuman itu Bibirnya bergerak kembali
ke bibir Sunny. Ia menggesekkan bibirnya di sana. Li-
dahku di dalam mulutmu. Bergerak ke dalam dan ke
luar. Seperti bercinta.
Hentikan. Protes itu terdengar pelan mengata-
si napas tersengal.
Tidak bisa, Sunny. Tidak sampai kau berada
bersamaku. Telanjang. Penuh gairah.
Ty mencium Sunny lagi. Seperti sebelumnya,
dunia yang dikenal Sunny porak-poranda. Ia dibawa
menuju dunia tempat segalanya beraroma, bercita
rasa, dan terasa seperti Ty. Ini dunia Ty. Laki-laki itu
mendominasinya, menguasainya.
Ty menggeser tangannya sedikit. Jemarinya ber-
gerak di sepanjang lekuk payudara Sunny yang penuh,
tapi tetap mengabaikan puncaknya, yang mendamba-
kan dan merindukan sentuhannya.
Jemari Sunny terkepal di atas dada Ty yang ke-
ras. Mulutnya merespons desakan lidah Ty yang lihai.
Tanpa sadar ia menggerakkan pinggangnya, memba-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
wa tubuh Ty lebih lekat padanya. Kontak tersebut me-
ngagetkan mereka berdua.
Mata Ty gelap dan intens ketika kepalanya ter-
angkat dan menunduk ke wajah Sunny. Bibir Sunny
tampak merah dan basah. Sunny balas menatap Ty de-
ngan mata berpendar lembut.
Tapi seperti katamu tadi, ujar Ty pelan, Ini
sudah larut.
Sunny tidak bisa memercayainya!
Dengan tenang Ty melepaskannya dan mening-
galkan dapur. Beberapa saat kemudian Sunny mende-
ngar pintu depan ditutup, lalu mesin mobil dinyala-
kan. Ketika Sunny akhirnya sadar, Ty sudah pergi.
Sunny Chandler melempar cangkir yang tadi
dipakai Ty ke dinding dapur dan memanggil semua
setan di neraka untuk menguasai tubuh dan jiwa Ty
Beaumont.

Anda mungkin juga menyukai