Anda di halaman 1dari 3

Penulis: Al-Ustadz Muhammad Ar Rifai

Termasuk dzikir yang utama dan doa yang barokah yang sepantasnya bagi setiap muslim
untuk menjaganya dan membacanya disetiap pagi dan sore hari adalah yang telah datang
dalam shahih Al Bukhari dari haditsu Syadad bin Aus Radhiyallahu anhu dari Nabi
Shalallahu alahi wa Sallam bahwasannya beliau bersabda :


(Sayyidul Istighfar adalah engkau mengatakan) :

Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau
yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu
selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal
ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan
yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui
dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni segala
dosa kecuali Engkau.


.
Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia
mati pada hari itu sebelum sore hari, maka dia termasuk penduduk surga dan siapa yang
mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia
mati sebelum shubuh maka ia termasuk penduduk surga. (HR. Al-Bukhari Fathul Baari
11/97)

Ini adalah doa yang agung yang mencakup banyak makna : taubat, merendahkan diri kepada
Allah Tabaraka wa Taala dan kembali menghadap kepada-Nya. Nabi Shalallahu alahi wa
Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar), yang demikian itu
dikarenakan ia melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi
dalam hal kedudukan.
Diantara makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang
berkedudukan tinggi dikalangan mereka.

Sisi lebih dari keutamaan doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adalah :

Nabi Shalallahu alahi wasallam mengawalinya dengan pujian kepada Allah dan pengakuan
bahwa dirinya adalah hamba Allah sebagai makhluk ciptaan-Nya (penetapan Tauhid Ar
Rububiyyah), Dan bahwa Allah adalah Al Mabuud (sesembahan) yang haq dan tiada
sesembahan yang haq yang selainNya. Maka Dia adalah satu-satunya yang berhak dibadahi
dan ini merupakan realisasi Tauhid Al Uluhiyyah.

Pernyataannya bahwa ia senantiasa tegak diatas janji dan kokoh diatas ikatan berupa iman
kepada Allah, kitab-kitab-Nya, seluruh nabi dan rasul-Nya. Menjalankan segenap ketaatan
kepada Allah dan perintah-Nya. Ia akan menjalaninya sesuai kemampuan dan
kesanggupannya.

Kemudian ia berlindung kepada Allah Subhanahu dari seluruh kejelekan apa yang telah dia
perbuat, baik sikap kurang dalam menjalani apa yang Allah wajibkan baginya yaitu
mensyukuri nikmat-Nya ataupun berupa perbuatan dosa.

Kemudian ia mengakui akan nikmat Allah yang terus datang beruntun dan anugerah-Nya
serta pemberian -Nya yang tiada pernah berhenti.

Dan ia mengakui atas dosa-dosanya, sehingga iapun lantas memohon ampunan kepada
Allah Suhhanahu wa Taala dari itu semua dengan segenap pengakuannya bahwa tiada yang
bisa mengampuni segala dosa kecuali Allah Suhhanahu wa Taala.




(135)

Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. (Al Imran : 135)

Ini adalah paling sempurna apa yang ada pada sebuah doa. Karena itu ia menjadi seagung-
agungnya bentuk istighfar dan yang paling utama dan paling mencakup untuk kandungan
maknanya yang mesti akan diampuni dosa-dosa.

Kemudian Nabi Shalallahu alahi wa Sallam menghakhiri penyebutan doa tersebut dengan
menjelaskan pahala yang besar dan ganjaran yang luar biasa yang akan didapat oleh orang
yang menjaga doa tersebut setiap pagi dan sore hari. Maka Beliau Shalallahu alahi wa
Sallam mengatakan :

Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia
mati pada hari itu sebelum sore hari, maka dia termasuk penduduk surga dan siapa yang
mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia
mati sebelum shubuh maka ia termasuk penduduk surga.

Hanyalah Seorang yang mengucapkan doa ini dan menjaganya yang akan memperoleh janji
yang mulia dan pahala serta ganjaran besar nan utama ini, karena ia telah membuka harinya
dan menutupnya dengan penetapan Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya dan Ululhiyyah-Nya.
Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap menghamba dan persaksiannya terhadap
anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan kesadarannya akan kekurangan-kekurangan
dirinya dan permohonan maaf dan ampunan dari Dzat yang Maha Pengampun, diiringi
dengan rasa tunduk dan rendah dihadapan-Nya untuk senantiasa patuh dan taat kepada-Nya.
Ini semua merupakan cakupan makna yang utama dan sifat yang mulia yang ia buka dan
tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi orang yang mengucapkan dan menjaganya
mendapat maaf dan ampunan, terbebas dari neraka dan masuk surga.

Wallahu alam bisshowab.

Kita memohon kepada Alloh Yang Maha Mulia berupa keutamaan dan anugerah-Nya.

(Lihat kitab Fiqhul Adiyyah wal adzkar II/17-20. As Syaikh Abdur Rozaq bin abdil Muhsin
Al Badr. ) Diringkas oleh Muhammad Ar Rifai)

Anda mungkin juga menyukai