Anda di halaman 1dari 7

Nama : Andakara Edo

Nim : 061001500524

RESUME JURNAL PERPINDAHAN PANAS


A. Pengertian pengelasan
Pengelasan merupakan proses penggabungan dua bahan/material menjadi satu dengan
cara menambahkan bahan tambahan yang dipanaskan hingga lumer sehingga dapat
merekatkan satu bahan dengan lainnya . Menurut Deutche Industry Normen (DIN),
las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilakukan dalam
keadaan lumer atau cair. Awal mulanya pengelasan hanya digunakan untuk perbaikan
peralatan yang terbuat dari logam dan juga sebagai alat potong logam. Seiring
berkembangnya zaman, penggunaan teknologi las semakin luas digunakan karena
biaya lebih murah, lebih sederhana dan penyambungan tersebut menjadi lebih ringan.
Menurut proses pengerjaanya, proses las diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
1. Pengelasan cair, cara ini menggunakan teknik pemanasan pada sambungan
hingga mencair menggunakan busur listrik atau semburan api dari gas.
2. Pengelasan tekan, pengelasan dengan metode memanaskan sambungan
kemudian ditekan menjadi satu.
3. Pematrian, adalah cara pengelasan diamana sambungan disatukan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Pada cara ini
logam induk tidak ikut mencair.
Karena semakin pesatnya perkembangan teknologi, kebutuhan akan pengelasan yang
baik, ekonomis dan efisien semakin dibutuhkan. Teknologi pengelasan yang
berkembang saat ini adalah pengelasan dua logam yang berbeda material (dissimilar
metal welding). Pengelasan beda material yan g paling ekomomis dalam penghematan
material dan banyak digunakan dalam industri kerata api dan konstruksi bangunan
adalah penyambangun baja carbon

B. Perpindahan panas pada pengelasan


Dalam proses pengelasan tentunya terjadi perpindahan panas. Perrpindahan panas
adalah ilmu yng digunakan untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu diantara suatu material. Proses perpindahan panas dapat
terjadi melalui tiga cara yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi
Konduksi merupakan perpindahan panas tanpa disertai perpindahan objek. Terdapat
dua macam perpindahan panas konduksi. Konduksi tunak, dimana nilai panas sama
terhadap waktu dan konduksi tak tunak dimana proses konduksi yang nilai panasnya
berubah terhadap waktu.banyak penelitian yang telah dilakukan pada perpindahan
panas konduksi tak tunak, untuk memeperoleh metode penyelesaian yang lebih cepat,
tepat, akurat dan tidak membutuhkan banyak biaya. Penelitian yang dikembangkan
saat ini menggunakan cara numerik dengan pendekatan pada pemrograman komputer
ybg mengahasilkan data mendekati pengujian aktual. Simulasi ini juga dapat
diterapakan pada proses pengelasan, bahkan pada pengelasan dua material tak sejenis
(dissimilar-metal welding). Pengelasan logam beda material ini cukup menarik untuk
dipelajari karena terdapat perbedaan-perbedaan diantaranya, perberdaan karakteristik
logam dan perambatan panas saat pengelasan tentunya akan berbeda karena bahan
logam yang berbeda, yang akan menentukan nilai konduktivitas thermal. Pada
kesempatan kali ini akan diteliti perpindahan panas konduksi yang terjadi pada
pengelasan logam tahan karat AISI 304 dan baja karbon rendah SS 400 dengan
metode beda hingga.
Beberapa peneliti telah melakukan peneilitan terhadap perpindahan dan perambatan
panas pada beberapa material, berikut hasil penelitiannya :

Gambar diatas merupakan hasil penelitian yang dilakukan Yao Wei, Wang
Jian, Liao Guangxuan (2007) yang melakukan simulasi perpindahan panas pada suatu
material yang didalamnya terdapat sumber panas yang seragam. Dimana kondisi batas
disetiap sisinya dibuat 0oC. Dapat dilihat arah perambatan panas dari pusat material
menuju tepi material.

Gambar diatas merupakan hasil penelitian yang dilakukan Abrahim (2005)


tentang analisa numerik perpindahan panas konduksi pada sebuah TFG (thin film
gauge) yang mengasumsikan konduktivitas thermalnya konstan dan kondisinya
steady.
Gambar diatas merupakan hasil penelitian yang dilakukan Artem Pilipenko
(2001) menggunakan simulasi komputer dengan distribusi temperatur pada
pengelasan dua plat padat dengan sumber panas yang bergerak. Dari Gambar 3 dapat
kita lihat distribusi suhu dalam arah (xy) dimana kisaran suhu pengelasan mencapai
1500oC, sedang Gambar 4 menunjukkan distribusi suhu dalam arah(zy).

Dalam proses pengelasan berbeda material banyak hal yang harus


diperhitungkan dan diketahui. Sifat mekanik kedua logam harus diketahui agar tidak
terjadi kegagalan dalam pengelasan dan menghasilkan hasil las yang baik.
Konduktivitas thermal, titik cair dan koefisiensi ekspansi thermal akan menjadi bahan
pertimbangan dalam proses pengelasan ini.

Persamaan konduksi dua dimensi (steady) tunak adalah sebagai berikut :


Persamaan konduksi dua dimensi (unsteady) tak tunak adalah sebagai berikut :

Sedangkan Persamaan konduksi dua dimensi (unsteady) tak tunak yang terapat
sumber panas adalah sebagai berikut :

C. Metode Beda Hingga


Metode beda hingga merupakan metode yang digunakan melalui pendekatan aljabar
beda hasil bagi yang diturunkan dari deret taylor. Pada kesempatan kali ini, metode
yang dapat digunakan adalah metode ADI (alternating direction implicit). Metode ini
mempunyai dua tahapan yaitu :
1. X-sweep
2. Y-sweep

Gambar di atas merupakan skema dari metode ADI


Setelah mengetahui metode hingga dan skema dari metode ADI, selanjutnya
kita perlu mengetahui persamaan dari metode ADI tersebut. Berikut rumus
persamaanya :

D. Penentuan kondisi batas


Pada penelitian kali ini teradapat nilai batas pada masing-masing plat yaitu suhu
lingkungan (T) = 30oC. Sedangkan nilai koefisien perpindahan panas konveksi (h) = 40
W/m2.oC dan temperatur awal plat = 20oC. Ukuran titik dari sumber panas adalah
10x10x3 mm.
Untuk dapat menghitung nilai sumber panas ( q ) dapat digunakan rumus sebagai berikut :
E. Hasil dan pembahasan
1. Pengelasan logam sejenis
Hasil simulasi pengelasan logam sejenis dengan data 61 x 41 dengan x = y
= 0,005 langkah waktu t = 0,001 dan koefisien perpindahan panas konveksi
(h) = 40 W/m2.oC, dengan kecepatan pengelasan 0,003 m/s, suhu lingkungan
sekitar diasumsikan 30oC.

Dari hasil pengelasan di ataas menunjukkan distribusi temperatur yang


halus,kita dapat lihat bahwa nilai konduktivitas thermal suatu material
berbanding lurus dengan penyebaran dari perambatan panas material.Jadi
semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu material maka semakin luas
pula penyebaran dari perambatan panas material tersebut

2. Pengelasan logam tak sejenis


Pada pengelasan baja karbon rendah ss 400 dengan baja tahan karat AISI 304
yang dikerjakan menggunakan metode beda hingga dengan data susunan grid
61x41 dengan x = y = 0,005 langkah waktu t = 0,001 dan koefisien
perpindahan panas konveksi (h) = 40 W/m2.K, dengan kecepatan pengelasan
= 0,003 m/s, suhu lingkungan sekitar diasumsikan = 30oC. Hasil simulasinya
sebagai berikut :
Hasil simulasi diatas menujukkan distribusi temperatur pada pengelasan plat
2D dengan batas konveksi. Pada plat sebelah kiri (karbon rendah ss 400)
distribusi temperaturnya lebih menyebar dibanding plat sebelah kanan (baja
tahan karat AISI 304, hal ini disebabkan oleh faktor koefisien perpindahan
panas konduksi masing-masing plat. Plat baja karbon rendah SS 400(sebelah
kiri) mempunyai nilai konduktivitas termal lebih tinggi dibanding plat baja
tahan karat AISI 304 (sebelah kanan).

F. Kesimpulan
1. Metode ADI dapat menghasilkan simulasi numerik proses pengelasan dua
material berbeda dengan akurat
2. Dari hasil simulasi di atas terlihat perbedaan distirbusi temperatur, baja
karbon rendah SS 400 distribusinya lebih menyebar dibanding baja tahan karat
AISI 304
3. Nilai konduktivitas masing-masing logam mempengaruhi distirbusi
temperaturnya, semakin tinggi nilai konduktivitas thermalnya makan distribusi
temperaturnya semakin luas

Anda mungkin juga menyukai