Anda di halaman 1dari 6

kisi2 rupbasan:

1. Perlukah rupbasan dalam proses peradilan pidana dalam kaitannya dengan HAM
Keberadaan RUPBASAN didalam proses criminal justice system sangat penting,
karena berdasarkan Undang-undang dasar 1945 amandemen II bab XA (Pasal 28G, 28H
dan 28I) ditegaskan bahwa negara menjamin hak milik pribadi sebagai bagian dari hak
asasi manusia, dan hak ini tidak boleh diambil secara sewenang-wenang oleh siapapun.
Termasuk dalam hal ini adalah hak milik seseorang yang sedang bermasalah dengan
hukum.

Rupbasan memiliki peran penting dalam rangka penegakan hukum dan hak asasi
manusia. Peran Rupbasan ini terwujud dengan memberikan rasa aman kepada
tahanan/pihak yang berperkara terhadap benda sitaannya berupa melakukan perlindungan
atas hak kepemilikan atas benda serta keselamatan dan keamanan benda-benda yang disita
untuk keperluan barang bukti pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
persidangan. Rupbasanpun berperan besar dalam mengamankan aset negara yaitu dengan
memberikan jaminan penyelamatan asset negara berupa basan yang diputus pengadilan
dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap dirampas untuk negara.

Undang-undang No.8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, dan dijelaskan lebih
lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang pelaksanaan KUHAP
meletakkan Rupbasan sebagai satu-satunya institusi yang melakukan pengelolaan Benda
sitaan dan Barang rampasan negara

2. Prosedur pendaftaran basan baran


- Permenkeh RI No. M05-UM.01.06 Tahun 1983 menjelaskan bahwa basan yang telah
dilakukan pemeriksaan, penelitian, dan penaksiran kemudian didaftar dalam buku
daftar/register yang ada.

- Juklak dan Juknis Dirjenpas No. E.1.35.PK.03.10 Tahun 2002, Ka.Rupbasan


berwenang mengatur lebih lanjut pendaftaran yang meliputi pencatatan dalam buku
register dan buku daftar lain yang dianggap perlu.

- Kegiatan pendaftaran basan ini adalah kegiatan pencatatan dalam buku register,
penyiapan administrasi, dan dukung dokumen administrasi.
Prosedur pendaftaran basan/baran meliputi sbb :

1. Setelah petugas peneliti mengantarkan basan, maka petugas pendaftaran segera


meneliti kembali sah atau tidaknya surat2 penyitaan dan mencocokkan dengan barang
bukti ybs.

2. petugas pendaftaran melakukan pencatatan dalam buku register sesuai dengan tingkat
pemeriksaan.

3. Label yang telah diserahkan juga wajib diisi secara lengkap dan jelas.

4. Hal2 yang harus diperhatikan dalam mengisi data ke dalam buku registrasi, seperti
nomor registrasi, nomor register dan tingkat yang menyerahkan, nama pemilik
tersangka/terdakwa.

5. Tanggal penyimpanan

6. Bentuk/rupa basan.....

7. Setelah dicatat/didaftar maka petugas pendaftaran menyerahkan basn kepada petugas


penyimpan.

3. Pelajari uu no.16 tahun 2014 dan permenkumham no.58 tahun 2010

Permenkumham no 16. Tahun 2014


Tentang Tata Cara Pengelolaan Benda sitaan negara
Bagian Ketiga

Pengamanan

Pasal 17

(1) Kepala Rupbasan bertanggung jawab atas keamanan Basan dan Baran.
(2) Pengamanan terhadap Basan dan Baran dilakukan dengan cara: a. mencegah terjadinya
penjarahan dan pencurian; b. mencegah terjadinya perusakan; c. mencegah terjadinya penukaran;
dan d. mencegah keluarnya Basan dan Baran secara illegal.

Pasal 18

Kepala Rupbasan dapat bekerjasama dengan instansi penegak hukum terkait dalam melaksanakan
tugas pengamanan Basan dan Baran.

Bagian Keempat

Pemeliharaan

Pasal 19

(1) Kepala Rupbasan wajib melakukan pemeliharaan terhadap fisik Basan dan Baran secara rutin dan
berkala serta dicatat dalam buku pemeliharaan.

(2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan sesuai dengan standard yang ditetapkan
Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

Pasal 20

Dalam hal terjadi penyusutan dan kerusakan Basan dan Baran, Kepala Rupbasan wajib membuat
berita acara dan menyampaikan laporan kepada instansi yang bertanggung jawab secara yuridis.

Pasal 21

Kepala Rupbasan dapat merekomendasikan kepada instansi yang bertanggung jawab secara yuridis
untuk melakukan pelelangan atau pemusnahan terhadap Basan yang : a. berbahaya; b. mudah rusak;
dan c. yang menimbulkan biaya pemeliharaan tinggi.

Pasal 22

Pemeliharaan

Basan dan Baran di Rupbasan atau tempat lain dapat dilakukan kerjasama dengan instansi terkait
dan/atau pihak lain jika Basan dan Baran membutuhkan pemeliharaan khusus.

Bagian Kelima

Penyelamatan

Pasal 23

(1) Kepala Rupbasan dan petugas Rupbasan wajib menyelamatkan Basan dan Baran jika terjadi
keadaan darurat. (2) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. bencana
alam; b. kebakaran; dan c. huru hara. Pasal 24 Kepala Rupbasan dapat bekerjasama dengan
instansi penegak hukum terkait dalam melaksanakan tugas penyelamatan Basan dan Baran.

4. Peran ka.rupbasan dalam pengamanaan, pemeliharaan


Pengamanan

Pasal 17
(1) Kepala Rupbasan bertanggung jawab atas keamanan Basan dan Baran.

(2) Pengamanan terhadap Basan dan Baran dilakukan dengan cara: a. mencegah terjadinya
penjarahan dan pencurian; b. mencegah terjadinya perusakan; c. mencegah terjadinya penukaran;
dan d. mencegah keluarnya Basan dan Baran secara illegal.

Pemeliharaan

Pasal 19

(1) Kepala Rupbasan wajib melakukan pemeliharaan terhadap fisik Basan dan Baran secara rutin dan
berkala serta dicatat dalam buku pemeliharaan.

(2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan sesuai dengan standard yang ditetapkan
Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

5. Tahapan mutasi
Alur Tugas & Fungsi Rupbasan

Polisi
Masyarakat Bea Cukai
Jaksa Hakim Masyarakat
Kehutanan
PPNS

Rupbasan

Putusan Hakim :

Pasal 46 KUHAP :

Dimusnahkan
Dilelang
Dikembalikan
Disita Kembali Pengawasan
Diberikan kepada Instansi lain untuk kepentingan negara

Penerimaan Penempatan Pengeluaran


Proses Bisnis Pengelolaan Basan dan Baran
M
U
T
Basan & Baran
Pendaftaran A Sebelum Putusan
Klasifikasi Umum
Penelitian S Sesudah Putusan
Gudang Umum Basan & Baran
Penilaian Pemeliharaan I Kejadian Luar
Gudang Khusus Khusus
Registrasi Biasa

Pengamanan
Dalam kegiatannya dengan pengelolaan benda sitaan, ada dua macam kegiatan mutasi,
yaitu :
- Mutasi Administrasi, yaitu mutasi yang terjadi karena pengalihan administrasi seperti yang terjadi
selama proses peradilan (berubahnya tingkat pemeriksaan) atau setlah adanya keputusan hakim,
tapi benda sitaan atau barang rampasan negara tersebut masih tetap berada di dalam Rupbasan.

- Mutasi Fisik, yaitu berpindahnya secara fisik benda sitaan/barang rampasan negara dari dalam
keluar Rupbasan.

Mengacu pada Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.05.UM.01.06 Tahun


1983, ada 4 (empat) macam kegiatan pengeluaran, yaitu :
1. Pengeluaran Benda Sitaan untuk keperluan Penyidikan/Penuntutan

2. Pengeluaran Benda Sitaan untuk digunakan sebagai barang bukti di Pengadilan

3.Pengeluaran Benda Sitaan berdasarkan Pasal 46 ayat (1) KUHAP, pengeluaran benda sitaan
berdasarkan pasal ini menyebutkan benda sitaan harus dikembalikan kepada orang atau kepada
mereka dari siapa benda itu disita, atau kepada orang atau kepada mereka yang paling berhak,
karena :

- Kepentingan penyidikan dan penuntutan tidak memerlukan lagi;

- Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak cukup bukti atau ternyata tidak merupakan
tindak pidana;

- Perkara tersebut dikesampingkan untuk kepentingan umum/ditutup demi hukum.


4. Pengeluaran Benda Sitaan Negara berdasarkan Pasal 46 ayat (2)KUHAP, yaitu proses pengeluaran
benda sitaan setelah adanya putusan hakim. Berdasarkan pasal ini ada dua kemungkinan dua
macam putusan pengadilan terhadap benda sitaan, yaitu :

- Dikembalikan kepada pemilik, orang yang berhak atau orang yang paling berhak yang disebut
dalam vonis/putusan hakim;

- Dirampas untuk negara. Ada tiga (3) macam kemungkinan tindakan terhadap benda sitaan
tersebut, yaitu :

a. Dirampas untuk negara yang selanjutnya diserahkan kepada negara (dalam hal ini
adalah instansi/lembaga/badan tertentu) yang memiliki kewenangan untuk mengelola
barang rampasan tersebut.

b. Dirampas untuk negara guna dimusnahkan atau dirusakkan sampai tidak dapat
dipergunakan lagi.

c. Dirampas untuk negara dan sementara masih disimpan di Rupbasan karena masih
diperlukan sebagai barang bukti dalam perkara lain.

5. Benda Sitaan yang berdasarkan putusan pengadilan dinyatakan dirampas untuk negara tetapi
masih diperlukan sebagai barang bukti perkara lain. Untuk mutasi jenis ini tidak boleh dikeluarkan
dari Rupbasan, untuk tertibnya administrasi cukup dimutasikan secara adminsitrasi saja.

6. Mutasi akibat kerusakan dan susut karena faktor alami atau karena pencurian, kebakaran/bencana
alam. Mutasi jenis ini perlu untuk segera dihapuskan dan dicoret dari Buku Register maisng-
masing. Terhadap benda sitaan yang rusak atau susut, perlu diadakan pemeriksaan dan atau
penelitian ulang.

Anda mungkin juga menyukai