Anda di halaman 1dari 6

7

PENGARUH MEDIA TUMBUH DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN HASIL TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.)

(THE EFFECT OF GROWTH MEDIA AND LIQUID ORGANIC FERTILIZERS ON THE GROWTH
AND YIELD OF CELERY (Apium graveolens L.))

Rukmini Kusmarwiyah1) dan Sri Erni2)


1)
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram
2)
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis media tumbuh dan pupuk organik cair yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil tanaman seledri. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak
Lengkap Faktorial. Media yang digunakan adalah media campuran antara tanah, pupuk kandang sapi dan
pasir (1 : 1 : 1), tanah dan arang sekam (1 : 1), tanah dan kompos (1 : 1), tanah dan serbuk gergaji (1 : 1),
dan pupuk organik cair yang digunakan yaitu Agronik Super, Biofert CR dan Emvilon. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik cair dan interaksinya dengan media tumbuh tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri. Penggunaan media tumbuh yang berbeda memberikan laju
pertambahan dan hasil yang berbeda. Media tumbuh campuran antara tanah, pupuk kandang sapi dan pasir
memberikan laju pertambahan dan hasil yang tertinggi, diikuti oleh media tanah dan arang sekam.

Kata kunci: media tumbuh, pupuk organik cair, seledri

ABSTRACT

The objectives of the research were to find out growing media and liquid organic fertilizer to
improve the yield of celery. The experiment was arranged using Completely Randomized Design with
factorial design. Growing media used were the mixture of soil, manure and sand; soil and husk charcoal;
soil and compost, soil and sawdust. Liquid organic fertilizers used were Agronik Super, Biofert CR and
Emvilon. The result showed that liquid organic fertilizer treatment and its interaction with growing media
did not affect on the growth rate and yield of celery. Different growing media showed different of the growth
rate and yield of celery. Media mixture of soil, manure and sand gave the highest growth rate and yield of
celery, followed by media soil and husk charcoal.

Key words: growing media, liquid organic fertilizer, celery

PENDAHULUAN Tanaman seledri juga banyak mengandung


vitamin A, vitamin C dan zat besi serta zat gizi
Seledri merupakan salah satu tanaman lainnya yang cukup tinggi. Dalam 100 g bahan
sayuran penting dan memiliki nilai ekspor. Selain mentah, seledri mengandung 130 IU vitamin A,
sebagai tanaman sayuran, seledri juga digunakan 0,03 mg vitamin B, 0,9 g protein, 0,1 g lemak, 4 g
sebagai bumbu yang sangat digemari masyarakat, karbohidrat, 0,9 g serat, 50 mg kalsium, 1 mg besi,
baik di Indonesia maupun di negara-negara Eropa, 0,005 mg riboflavin, 0,003 mg tiamin, 0,4 mg
Amerika dan Asia. Tanaman ini juga dimanfaatkan nikotinamid, 15 mg asam askorbat dan 95 ml air
sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik, karena (Anonim, 1992).
dalam daunnya banyak mengandung saponin, Permintaan seledri dari tahun ke tahun terus
flavonoida dan polifenol. Untuk obat-obatan, mengalami peningkatan baik permintaan domestik
misalnya untuk mengobati tekanan darah tinggi, maupun dari luar negeri. Peningkatan permintaan
urine keruh (chyloria), pencegah masuk angin dan dari luar negeri mungkin disebabkan oleh semakin
penghilang rasa mual (Permadi, 2006). Seledri berkurangnya lahan pertanian akibat konversi lahan
mengandung emustral dan cholesterol yang sehingga dialihkan ke negara berkembang yang
digunakan untuk menyuburkan dan menghitamkan lahannya masih luas dengan tenaga kerja yang
rambut sehingga seledri dapat digunakan sebagai relatif murah, serta kondisi iklim yang kurang
bahan shampo dan cream bath (Permadi, 2006). mendukung terutama saat musim dingin dan musim

Crop Agro Vol. 4 No.2 Juli 2011


8

gugur sehingga praktis semua kebutuhan sayuran Emvilon. Sampai saat ini belum ada informasi
untuk masyarakatnya tergantung dari negara-negara tentang penggunaannya dalam budidaya tanaman
lain (Anonim, 1992). Untuk memenuhi kebutuhan seledri.
tersebut, maka perlu dilakukan peningkatan hasil, Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
baik melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. media dan pupuk organik cair yang sesuai untuk
Salah satu peningkatan hasil melalui intensifikasi digunakan dalam budidaya tanaman seledri, dengan
adalah dengan pemilihan media tumbuh dan harapan dapat dijadikan acuan dalam peningkatan
pemupukan. produksi tanaman seledri dan sebagai informasi
Media tumbuh merupakan salah satu unsur bagi peneliti berikutnya.
penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman,
karena sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan METODE PENELITIAN
tanaman, dipasok melalui media tumbuh, Kegiatan percobaan dilaksanakan di rumah
selanjutnya diserap oleh akar dan digunakan untuk plastik, di lahan Fakultas Pertanian Universitas
pertumbuhan tanaman. Menurut Soetomo (1996), Mataram. Percobaan menggunakan empat
media tumbuh adalah tempat akar tanaman tumbuh campuran media tumbuh yaitu campuran tanah,
dan mengisap zat makanan untuk pertumbuhannya pupuk kandang sapi dan pasir (1 : 1 : 1), tanah dan
serta tempat memperkokoh berdirinya tanaman, arang sekam (1 : 1), tanah dan kompos (1 : 1),
sehingga di dalam media tumbuh harus tersedia tanah dan serbuk gergaji (1 : 1), dan macam pupuk
unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Menurut Wira organik cair yaitu tanpa pupuk, pupuk Agronik
(2000), bahwa bahan-bahan untuk media tumbuh Super, Biofert CR dan Emvilon. Masing-masing
dapat dibuat dari bahan tunggal ataupun kombinasi kombinasi perlakuan dibuat tiga ulangan.
dari beberapa bahan, asalkan tetap berfungsi Tanah yang digunakan adalah tanah entisol
sebagai media tumbuh yang baik. Jenis media yang diambil dari lahan Fakultas Pertanian
tumbuh akan memberikan pengaruh yang berbeda Universitas Mataram; tanah tersebut dikering
terhadap pertumbuhan tanaman (Hajrah, 1997). anginkan, kemudian diayak dengan ayakan 2 mm.
Seledri yang disemaikan dengan biji, biasanya Arang sekam diperoleh dari kulit padi yang
membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh, kemudian dibakar. Kompos yang digunakan berasal
sehingga diperlukan media tumbuh yang sesuai, dari daun-daunan jerami, dedak padi serta kotoran
dengan harapan tanaman dapat terhindar dari hewan, yang telah mengalami proses dekomposisi
kematian. Informasi tentang media yang sesuai oleh mikroorganisme pengurai. Pasir yang
untuk tanaman seledri sampai saat ini belum digunakan adalah pasir yang diambil dari kali
diketahui. Pajeruk. Sebelum digunakan pasir dilakukan
Selain media, pemupukan diperlukan pula pencucian dengan air terlebih dahulu. Serbuk
dalam usaha untuk meningkatkan hasil. Pemupukan gergaji diperoleh dari sisa gergaji kayu yang lembut
adalah setiap usaha pemberian pupuk yang dan langsung digunakan. Pupuk kandang sapi yang
bertujuan menambah persediaan unsur-unsur hara digunakan berasal dari kotoran sapi yang telah
yang dibutuhkan oleh tanaman (Sarief, 1986). mengalami pemeraman selama 6 bulan. Bahan-
Pupuk yang diberikan pada tanaman, dapat berupa bahan media tersebut dicampur sesuai dengan per-
pupuk anorganik dan pupuk organik; sedangkan lakuan dan dimasukkan pada polibag yang berukur-
pupuk organik dapat berupa pupuk organik padat an 31 x 15 cm dengan isi media tinggi polibag.
dan organik cair. Pupuk organik cair adalah pupuk Penanaman benih seledri (varietas Amigo)
yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan hewan yang pada bak persemaian (36 x 27 cm) dengan media
sudah diproses dan diberikan melalui daun dengan tanah + kompos + pasir (1:1:1). Setelah berumur 50
cara penyemprotan atau penyiraman pada mahkota hari, berdaun 2 - 3 helai dan tinggi 5 cm, bibit
tanaman agar dapat diserap, guna mencukupi dipindahkan ke polibag dengan media sesuai
kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan perlakuan. Bibit tersebut ditanam pada sore hari.
tanaman (Mulyani, 2002). Pupuk organik umumnya Hama yang sering mengganggu tanaman seledri
mengandung bahan organik dan unsur hara makro yaitu semut hitam dapat dikendalikan dengan cara
serta unsur hara mikro. Keuntungan dari pupuk menaburkan furadan 3 G.
organik cair adalah hara yang diberikan akan lebih Pupuk yang digunakan yaitu pupuk
cepat diserap oleh tanaman dibandingkan dengan Agronik Super 2 cc/liter, Biofert CR 10 cc/liter, dan
pemberian melalui akar atau tanah (Lingga, 1989). Emvilon 1 cc/liter, yang disemprotkan setiap 10 hari
Beberapa pupuk organik cair yang beredar di hingga menjelang panen. Pupuk ini diberikan mulai
pasaran adalah Agronik super, Biofert CR, dan dari umur 10 hari setelah pindah tanam sampai

Crop Agro Vol. 4 No.2 Juli 2011


9

dengan 10 hari sebelum panen sehingga pemberian diamati, yaitu laju pertambahan tanaman, bobot
pupuknya sebanyak 5 kali, menggunakan dosis dan berangkasan basah, hasil, dan bobot berangkasan
konsentrasi anjuran masing-masing pupuk tersebut. ering; sedangkan perlakuan pupuk organik cair dan
Pemeliharaan tanaman lainnya dilakukan secara interaksinya tidak berpengaruh terhadap semua
standar pemeliharaan tanaman seledri. parameter yang diamati. Hasil selengkapnya
Pengamatan yang dilakukan adalah laju disajikan pada Tabel 1.
pertambahan jumlah daun (helai/hari), luas daun
(cm2/hari), jumlah tangkai (tangkai/hari), panjang Tabel 1. Hasil Analisis Ragam seluruh parameter
tangkai (cm/hari), tinggi tanaman (cm/hari), bobot yang diamati
berangkasan basah (g), hasil (g) dan bobot
berangkasan kering (g). Jumlah daun, luas daun, Parameter yang diamati M P MxP
jumlah tangkai, panjang tangkai dan tinggi tanaman Laju pertambahan tanaman
diamati pada umur 10, 20, 30, 40 dan 50 hari a. Jumlah daun (helai/hari) S NS NS
setelah tanam dan pada saat panen; sedangkan b. Luas daun (cm2/hari) S NS NS
bobot berangkasan basah dan hasil diamati saat c. Jumlah tangkai (tangkai/hari) S NS NS
panen, bobot berangkasan kering di oven pada suhu d. Panjang tangkai (cm/hari) S NS NS
60 0 C sampai bobot konstan. Luas daun diamati e. Tinggi tanaman (cm/hari) S NS NS
dengan cara mengukur panjang dan lebar daun Bobot berangkasan basah (g) S NS NS
dikalikan dengan faktor koreksi (FK), yang Hasil (g) S NS NS
diperoleh dari mengukur panjang dan lebar daun Bobot berangkasan kering (g) S NS NS
kemudian diukur luas daunnya dengan Keterangan: S = Significant, NS = Non Significant,
menggunakan Leaf Area Meter, hasil M=media tumbuh, P = pupuk organik cair
pengukurannya dianalisis dengan analisis regresi
Pada Tabel 1 nampak bahwa perlakuan
sehingga diperoleh FKnya.
media tumbuh berpengaruh terhadap semua
Data pertumbuhan yang diperoleh dianalisis
parameter yang diamati yaitu laju pertambahan
dengan Analisis regresi untuk mendapatkan laju
jumlah daun, luas daun, jumlah dan panjang
pertambahannya, kemudian dianalisis dengan
tangkai, tinggi tanaman, bobot berangkasan basah
Analisis Ragam pada taraf 5 persen. Jika terdapat
dan kering serta hasil tanaman seledri. Perlakuan
beda nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji
pupuk organik cair dan interaksinya dengan media
Beda Nyata Terkecil pada taraf yang sama. Data
tumbuh, tidak berpengaruh terhadap semua
hasil tanaman dianalisis dengan Analisis Ragam dan
parameter yang diamati.
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil pada
Penggunaan media yang berbeda
taraf yang sama jika terdapat beda nyata antar
memberikan perbedaan terhadap laju pertambahan
perlakuan.
tanaman yaitu laju pertambahan jumlah daun, luas
HASIL DAN PEMBAHASAN daun, jumlah tangkai daun, panjang tangkai daun
dan tinggi tanaman. Rata-rata hasil pengamatan dan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis hasil analisisnya disajikan pada Tabel 2.
ragam dapat dikatakan bahwa media tumbuh
berpengaruh terhadap semua parameter yang

Tabel 2. Rata-rata hasil pengamatan laju pertambahan jumlah daun, luas daun jumlah tangkai daun, panjang tangkai
daun, dan tinggi tanaman seledri yang ditumbuhkan pada media yang berbeda

Laju pertambahan
Media tumbuh Jumlah daun Luas daun Jumlah tangkai Panjang tangkai Tinggi tan
(helai/hari) (cm2/hari) daun (tangkai/ hari) daun (cm/ hari) (cm/hari)
tanah+pupuk kandang 0,63 a 0,55 a 0,16 a 0,28 a 0,47 a
sapi+pasir
tanah+arang sekam 0,47 b 0,35 b 0,14 a 0,23 b 0,45 a
tanah+ kompos 0,08 c 0,03 c 0,08 b 0,04 c 0,08 b
tanah +serbuk gergaji 0,03 c 0,01 c 0,03 c 0,01 d 0,02 c
BNT 5 % 0,07 0,05 0,02 0,02 0,03
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan Uji
BNT pada taraf 5%

Crop Agro Vol. 4 No.2 Juli 2011


10

Pada Tabel 2 nampak bahwa seledri yang kompos dengan media tanah + serbuk gergaji, tidak
ditanam pada media tumbuh tanah + pupuk kandang berbeda nyata untuk ketiga parameter tersebut.
sapi + pasir menunjukkan nilai tertinggi pada Media tumbuh tanaman berfungsi untuk
parameter laju pertambahan jumlah daun (0,63 menyokong tanaman, menahan air dan pupuk untuk
helai/hari), laju pertambahan luas daun (0,55 sementara waktu. Bahan media tumbuh harus
cm2/hari) dan laju pertambahan panjang tangkai memiliki kemampuan untuk mempertahankan
daun (0,28 cm/hari), akan tetapi tidak berbeda nyata kelembaban yang cukup tinggi bagi akar dan tidak
dengan media tumbuh tanah + arang sekam pada berlebihan serta memiliki ruang makro yang cukup
parameter laju pertambahan jumlah tangkai daun untuk respirasi.
(0,16 tangkai/hari), dan laju pertambahan tinggi Berdasarkan laju pertambahan semua parameter
tanaman (0,47 cm/hari). Laju pertambahan yang diamati, macam media tumbuh memberikan
terendah, didapatkan dari seledri yang ditanam pada pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan
media tumbuh tanah + serbuk gergaji yaitu pada dan hasil tanaman seledri. Hal ini terjadi karena
parameter jumlah tangkai daun (0,03 tangkai/ hari), tanaman seledri pertumbuhan dan
panjang tangkai daun (0,01 cm/hari) dan laju perkembangannya sangat dipengaruhi oleh sifat
pertambahan tinggi tanaman (0,02 cm/hari), fisik dari media tersebut. Media tanah + pupuk
meskipun tidak berbeda nyata dengan media kandang sapi + pasir, sifat fisiknya dalam keadaan
tumbuh tanah + kompos untuk parameter laju lepas, keras, berongga dan poros karena adanya
pertambahan jumlah daun (0,03 helai/hari) dan laju pasir dan unsur hara yang terdapat pada pupuk
pertambahan luas daun (0,01 cm2/hari). kandang sapi. Pupuk kandang sapi yang digunakan
Penggunaan media tumbuh yang berbeda, pada penelitian ini adalah pupuk kandang padat,
memberikan perbedaan terhadap bobot brangkasan yaitu kotoran ternak yang berupa padatan, yang
basah, hasil dan bobot brangkasan kering. Hasil sudah dikomposkan, sehingga dapat sebagai sumber
analisisnya disajikan pada Tabel 3. hara bagi tanaman, serta dapat memperbaiki sifat
kimia, biologi dan fisik tanah. Rendahnya C/N rasio
Tabel 3.Rata-rata hasil pengamatan bobot berangkasan (15) pada pupuk kandang sapi ini, menyebabkan
basah dan bobot berangkasan kering tanaman unsur hara N yang tersedia pada pupuk ini, dapat
(g), serta hasil (g) tanaman seledri yang dimanfaatkan oleh tanaman untuk melangsungkan
ditumbuhkan pada media yang berbeda pertumbuhannya. Hartatik dan Widowati (2006),
menyatakan bahwa: jika kadar C dalam pupuk
Bobot Bobot kandang sapi tinggi (C/N rasio tinggi), maka
Hasil
Media tumbuh Berangkasan Berangkasan pertumbuhan tanaman akan tertekan; karena
(g)
Basah (g) Kering (g) mikroba dekomposer akan menggunakan N yang
Tanah+pupuk 16,01 a 13,58 a 1,53 a tersedia untuk mendekomposisi bahan organik
kandang sapi+pasir tersebut, sehingga tanaman akan kekurangan N.
Tanah+arang sekam 10,36 b 8,27 b 1,00 b
Rosen et.al. (1993) menyatakan bahwa C/N rasio
Tanah+kompos 0,32 c 0,25 c 0,04 c
antara 15 : 1 dan 20 : 1 adalah ideal untuk
Tanah+serbuk 0,07 c 0,04 c 0,01 c
gergaji kompos/pupuk kandang padat. Adanya unsur hara
BNT 5 % 1,97 1,99 0,22 N pada media ini, dapat menunjang pertumbuhan
Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama, tanaman yang diperlukan untuk pembentukan atau
diikuti oleh huruf yang sama, tidak pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman.
berbeda nyata berdasarkan uji lanjut BNT Unsur N merupakan unsur hara utama bagi
5 %. pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman
seperti daun, batang dan akar (Mulyani, 2002).
Pada Tabel 3 nampak bahwa media tumbuh Adanya pasir pada media ini juga membantu
tanah + pupuk kandang sapi + pasir menghasilkan memperbaiki porositas tanah, sehingga dapat
bobot berangkasan basah (16,01 g), hasil (13,58 g) mengatur keseimbangan turgor tanaman, yang
dan brangkasan kering (1,53 g) yang tertinggi, diperlukan untuk proses fotosintesis. Hasil
kemudian diikuti oleh media tumbuh tanah + arang fotosintesis akan banyak dimanfaatkan oleh
sekam yaitu 10,36 g; 8,27 g; 1,00 g dan media tanaman untuk pertumbuhannya. Hal ini ditunjang
tumbuh tanah + kompos yaitu 0,32 g; 0,25 g; 0,04 g oleh pendapat Dina (1994), bahwa media tanam
serta media tanah + serbuk gergaji yaitu 0,07 g; akan berfungsi dengan baik bila didukung oleh
0,04 g; 0,01 g, akan tetapi media tumbuh tanah + faktor-faktor seperti unsur hara, cahaya, suhu dan
kelembaban. Media tanam yang baik dapat

Crop Agro Vol. 4 No.2 Juli 2011


11

menyediakan air yang dibutuhkan tanaman dalam senyawa-senyawa yang lain. Lignin yang terdapat
jumlah yang cukup dan harus mampu memberikan pada serbuk gergaji yang mengandung zat besi
unsur hara bagi tanaman. Hal ini tampak pada dapat menghambat pertumbuhan tanaman atau
parameter laju pertambahan jumlah daun, laju dapat membahayakan tanaman (keracunan).
pertambahan luas daun dan laju pertambahan Pada serbuk gergaji, maka tanah akan
panjang tangkai, menunjukkan nilai yang tinggi menjadi padat, sehingga mempengaruhi pori makro
dibandingkan pada perlakuan media tumbuh dan pori mikro tanah. Akibatnya air dan unsur hara
lainnya. Jumlah daun, luas daun dan panjang yang terkandung dalam media tersebut tidak bisa
tangkai merupakan komponen hasil untuk tanaman terserap dengan baik oleh akar, sehingga
seledri. Seperti halnya tampak pada Tabel 3, bahwa mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu.
hasil, bobot brangkasan basah maupun bobot Bollen (1969) menyatakan bahwa serbuk gergaji
brangkasan kering menunjukkan laju pertambahan mengandung hara mineral yang rendah. Pendapat
yang tinggi dibandingkan media lain. Hal ini lain menyatakan bahwa serbuk gergaji mempunyai
disebabkan karena kemampuan daun untuk daya pegang air yang besar (Onston, 1973).
melakukan fotosintesis, kemudian hasil fotosintat Meskipun mempunyai kemampuan memegang air
ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman, yang yang besar, tetapi dapat menyebabkan pori makro
dinyatakan dalam bobot brangkasan kering. maupun pori mikro terisi oleh air, sehingga tanaman
Terdapat korelasi positif (r = 0,95) antara luas daun akan kekurangan oksigen. Jika tanaman kekurangan
dan bobot brangkasan kering, hal ini berarti bahwa oksigen, maka pertumbuhannya terhambat.
semakin tinggi luas daun maka bobot brangkasan Pendapat lain menyatakan bahwa pada kulit
kering semakin tinggi pula. kayu/kayu, mempunyai C/N rasio yang tinggi
Begitu pula dengan media tanah + arang (Rosen et.al., 1993 dan Apaolaza et.al., 2005).
sekam yang dapat memperbaiki porositas media Menurut Ostos et.al. (2008) bahwa sifat
sehingga baik untuk respirasi akar, dapat fisik dan kimia dari media yang mengandung
mempertahankan kelembaban, karena apabila arang kompos, dapat berubah seiring dengan waktu dan
sekam ditambahkan ke dalam tanah akan dapat sumber, sehingga media harus selalu diuji pada
mengikat air, kemudian dilepaskan ke pori mikro kondisi lokal.
untuk diserap oleh tanaman dan mendorong
pertumbuhan mikroorganisme yang berguna bagi KESIMPULAN
tanah dan tanaman. Hal ini dipertegas oleh Dina
(1994), bahwa arang sekam mudah mengikat air, Penggunaan pupuk organik cair yang
tidak mudah lapuk dan menjadi sumber kalium berbeda dan interaksinya dengan penggunaan media
yang dibutuhkan tanaman, disamping itu bahan ini tumbuh tidak memberikan perbedaan laju
tidak cepat menggumpal atau memadat sehingga pertambahan dan hasil tanaman seledri, tetapi
akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. penggunaan media tumbuh yang berbeda
Pada semua parameter pengamatan, tanah + memberikan laju pertambahan dan hasil yang
kompos dan tanah + serbuk gergaji relatif berbeda. Media tumbuh campuran antara tanah,
menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang rendah pupuk kandang sapi dan pasir memberikan laju
dibandingkan dengan media tanah + pupuk kandang pertambahan dan hasil tanaman seledri yang
sapi + pasir dan media tanah + arang sekam. Hal ini tertinggi, yang disusul oleh media campuran antara
terjadi karena seledri tidak dapat memanfaatkan tanah dan arang sekam. Campuran media tanah dan
langsung unsur-unsur hara yang terkandung dalam serbuk gergaji memberikan laju pertambahan dan
kompos dan serbuk gergaji. Pada media tanah + hasil yang rendah.
kompos, adanya bahan dasar kompos yang belum
terurai dengan baik sehingga tidak dapat DAFTAR PUSTAKA
dimanfaatkan, dimana terdapat sekam padi yang
belum mengalami pelapukan sehingga dapat Anonim. 1992. Sayur Komersial. PT. Penebar
mempengaruhi sifat fisik media. Hal ini diperkuat Swadaya, Jakarta. 97 h.
oleh pendapat Mulyani (2002), yang menyatakan Apaolaza, L.H., A.M. Gasco, J.M. Gasco and F.
bahwa derajad pelapukan harus lama, karena Guerrero. 2005. Reuse of waste materials
apabila terlalu cepat maka pengaruh perbaikan as growing media for ornamental plants.
terhadap sifat fisik tanah berkurang. Pada serbuk Bioresource Technology 96: 125-131.
gergaji diduga adanya selullosa dan lignin yang Dina, A.S. 1994. Aneka Jenis Media Tanam dan
sulit terurai karena belum terombak seperti Penggunaannya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Crop Agro Vol. 4 No.2 Juli 2011


12

Hajrah, S. 1997. Pengaruh Macam Media Tumbuh Permadi, A. 2006. 36 Resep Tumbuhan Obat
Dalam Teknik Hidroponik Terhadap untuk Menurunkan Kolesterol. Penebar
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Paprika. Swadaya, Jakarta. 99 h.
(Skripsi), Fakultas Pertanian, Unuversitas Rosen, C.J., Halbach, T.R., Swanson, T.R. 1993.
Mataram. 139 h. Horticultural uses of mucipical solid waste
Hartatik W. dan L.R. Widowati. 2006. Pupuk components. Hort Technology 3: 167-173.
Kandang. Balai Besar Litbang Sumberdaya Sarief, E.S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan
Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.
Pengembangan Pertanian. h. 59-82. 182 h.
Lingga, P. 1989. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Wira, N.J. 2000. Pengaruh Campuran Bahan
Penebar Swadaya, Jakarta. 89 h. Organik Terhadap Pertumbuhan dan
Mulyani, M.S. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Hasil Tanaman Seledri. (Skripsi),
Rineka Cipta, Jakarta. 175 h. Fakultas Pertanian. Universitas
Mataram.149h.

Crop Agro Vol. 4 No.2 Juli 2011

Anda mungkin juga menyukai