Daftar Pertanyaan Kelompok 7

1. Mengapa wujud Astatin tidak dapat diketahui, sedangkan yang lain dapat diketahui?
(Eka Ditasari 131810301012).
2. Energi Ionisasi satu golongan dari atas kebawah semakin kecil, tetapi mengapa afinitas
electron tidak memiliki trend yang sama? Mengapa pada klorin afinitas elektronnya
tinggi? (Marena T.R 121810301031).
3. Bagaimana anda tau bahwa CH3Br sebagai pemadam kebakaran? Cara kerja dan
prosesnya bagaimana? (Nurul Khotimah 131810301009).
4. Dalam pengaplikasian bromide apa tidak ada bahayanya? Bahwa sudah dijelaskan salah
satu aplikasi dari bromide untuk obat penenang ada juga untuk film, bahayanya apa?
(Angelia Septianingrum 131810301029).
5. Pemanfaatan klor dalam kehidupan sehari-hari digunkaan untuk penjernih air minum,
jelaskan! Hubungan kereaktifan dari sifat fisik dan kimia dari klor? (M. Yoris Alidion
101810301044).
 Jawaban:

1. Karena astatin merupakan unsur radioaktif yang terbentuk secara alami melalui proses
peluruhan uranium-235 dan uranium-238. Sebenarnya wujud astatin adalah padat
(Wikipedia Astatin, 2014) na mun karena unsur ini merupakan unsur radioaktif maka
unsur ini memiliki waktu paruh yang sangat singkat sehingga mudah meluruh. (Reksi
Bayu Murti 101810301027).
2. Trend energy ionisasi pada unsur halogen tidak sama dengan trend afinitas elektronnya.
Anomali afinitas electron yang terjadi pada unsur F dengan Cl dijelaskan sebagai berikut:
e- e-

Fluor dan klor memiliki electron valensi yang sama yaitu 7. Namun elektron
valensi pada keduanya berada pada sub kulit yang berbeda. Pada atom Fluor elektron
valensi pada kulit 2 sedangkan pada Chlor berada pada kulit 3. Karena fluor merupakan
atom kecil, jika ditambahkan satu elektron baru pada tempat yang sudah penuh sesak oleh
elektron dan ada banyak tolakan maka nilai afinitasnya akan berkurang. Tolakan ini
mengurangi tarikan yang dirasakan elektron yang datang dan mengurangi afinitas
elektron.
Sedangkan pada Cl, Br, dan I Faktor yang menentukan penurunan afinitas electron
adalah bertambahnya jarak antara elektron yang datang dengan inti dari atas ke bawah dalam satu
golongan. Makin besar jarak, tarikan antara inti dengan electron yang datang akan berkurang dan
energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron juga berkurang. (Reksi Bayu Murti
101810301027).
3. (CH3Br) suatu bahan zat pemadam kebakaran. Bahan ini dapat digunakan untuk
memadamkan api karena sifatnya yang mudah bereaksi dengan oksigen. Reaksi yang
terjadi : CH3Br (l) + O2 (g) CO2 (g) + H2O(l) + Br(g)
 Gas akan mengembang seperti bola dan dapat menutupi dan mengurangi suhu panas
dalam api. Selain itu, gas ini juga akan memutus siklus oksigen dalam area kebakaran,
jika tidak ada oksigen maka api tidak akan menyala. Begitulah prinsip kerja alat
pemadam api. (Heni Ristiani 131810301013)
4. Br2 merupakan bahan baku untuk membuat senyawa- senyawa bromine,misalnya natrium
bromide sebagai zat sedative/obat penenang saraf. Jika digunakan sesuai dengan dosis
yang diijinkan maka penggunaan bromide tidak berbahaya. Br juga digunakan sebagai
film dalam bidang fotografi. AgBr pada film akan terurai menjadi perak (Ag) dan
bromide (Br), jika terkena sinar matahari. Kemudian film dicuci dengan larutan hipo
natriumtiosilfat, Na2S2O3 untuk menghilangkan kelebihan AgBr. Selanjutnya, AgBr
diubah menjadi ion kompleks Ag(S2O3)23- yang larut, sehingga perak (Ag) tertinggal pada
film sebagai bayangan hitam, metal bromide. (Pricilia Citra 131810301016)
5. Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang. Kaporit atau kalsium
hipoklorit (Ca(ClO)2) adalah senyawa kimia yang digunakan sebagai zat desinfektan air.
Dalam air, kalsium hipoklorit akan terurai menjadi ion kalsium (Ca2+) dan hipoklorit
(ClO-). Ion ClO- memiliki unsur oksigen yang berfungsi sebagai pengoksidasi, karena
kuman tersusun atas protein maka ion hipoklorit akan mengoksidasi protein sehingga
dapat mematikan kuman. Jika konsentrasi kalsium hipoklorit yang digunakan terlalu
tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata, tenggorokan ataupun kulit.(M. Zulfikar
assyura 131810301046)