SUTRA
D A F TA R I S I
~2~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 1 -
ISTANA TRAYASTRIMSA VARGA RDDHIDHI JNANAM
( PERSAMUAN AGUNG DI ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA )
Pada suatu waktu Sang Buddha berada di Surga Trayastrimsa untuk memberi
khotbah Dharma kepada Ibu-Nya. Sang Buddha ingin agar Ibu-Nya dapat terbebas dari
Triloka dan dilahirkan di Alam Buddha. Beliau memasuki Samadhi dan pada saat itu
vijnana-Nya ( kesadaran-Nya ) menjadi badan Dharmakaya pergi ke Surga Trayastrimsa.
Sewaktu Sang Buddha akan memberi khotbah Dharma kepada Ibu-Nya di Istana
Surga Trayastrimsa, datang-lah Para Buddha beserta Para Bodhisattva Mahasattva dari 10
penjuru jagad yang jumlah-nya sulit diperkirakan. Mereka ber-kumpul di Persamuan
Agung di Istana Surga Trayastrimsa dan dengan perasaan amat gembira serta dengan
khidmat mereka menyanjung dan memuji Jasa-jasa dan Kebajikan dari Buddha
Sakyamuni. Mereka juga mengagumi Buddha Sakyamuni yang ber-tekad berada di
Jambudvipa ( Alam Manusia ) atau Alam Saha Loka yang memiliki Panca Kasaya ( 5
macam kekeruhan ), tapi Beliau dapat menampilkan Maha Prajna ( Kebijaksanaan
Tertinggi ) serta Riddhi-Abhijnabala ( tenaga batin ) untuk menundukkan Para Umat yang
ber-hati keras, dan membimbing mereka hingga sadar serta dapat mengerti jalan yang
menuju Kebahagiaan dan dapat menghindari jalan yang menuju penderitaan.
***
Ketika Para Siswa atau Umat yang pernah di-bimbing oleh Sang Buddha ( yang telah
dilahirkan di berbagai Alam Surga ) mendengar Maha Guru-nya datang ke Istana Surga
Trayastrimsa, mereka semua mengirim wakil-nya atau datang sendiri guna memberi
penghormatan kepada Maha Guru-nya, untuk membalas budi-nya. Pada saat itu Sang
Buddha merasa amat gembira, Beliau tersenyum, dan mengeluarkan ratus-an ribu kot ( 1
koti = 10 juta ) Maha Rasmiprabha Mega, yaitu awan yang ber-cahaya yang amat terang
dari seluruh badan-Nya, dan jenis-nya berupa-rupa, seperti awan ber-cahaya yang Maha
Paripurna, awan ber-cahaya yang Maha Maitri, Maha Jnana, Maha Prajna, Maha
Samadhi, Maha Shri, Maha Punna, Maha Guna, Maha Sarana, Maha Stotra, serta awan-
awan indah dan sinar-sinar Buddha yang amat terang lain-nya. Banyak-nya sungguh tak
terhingga dan tak terkatakan.
Setelah awan-awan dan sinar-sinar itu berhenti keluar dari seluruh badan Sang
Buddha, lalu ter-dengar ber-macam-macam suara yang sangat merdu yang keluar dari
mulut Sang Buddha. Suara-suara yang merdu ini dapat membimbing semua Makhluk
hidup untuk mencapai penerangan, yaitu suara dari Dana Paramita Ghosa, dari Sila
Paramita Ghosa, Ksant Paramita Ghosa, Virya Paramita Ghosa, Dhyana Paramita Ghosa,
Prajna Paramita Ghosa, Maitri Ghosa, Karuna Ghosa, Upeksa Ghosa, Vimoksa Ghosa,
Anasvara Ghosa, Jnana Ghosa, Maha Jnana Ghosa, Maha Simhanada Ghosa, Garjita
Ghosa, Maha Garjita Ghosa, serta suara-suara lain-nya, banyak-nya tak terhitung !
~3~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Kemudian hadir juga rombongan Dewa Penguasa Laut, Dewa Sungai, Dewa Pohon,
Dewa Gunung, Dewa Bumi, Dewa Danau, Dewa Pertanian, Dewa Pe-ronda-an Siang,
Dewa Pe-ronda-an Malam, Dewa Angkasa, Dewa Langit, Dewa Minuman dan Makanan,
Dewa Penguasa Tumbuh-tumbuh-an, serta rombongan dari Para Makhluk Suci lain-nya.
Dan dari rombongan tersebut, baik yang datang dari Alam Saha Loka ( Alam Manusia )
atau datang dari Alam lain, semua-nya telah berkumpul di arena Persamuan Agung
tersebut.
Kemudian hadir pula rombongan dari Para Raja Setan, seperti Raja Setan Ber-mata
Kejam, Raja Setan Pengisap Darah, Raja Setan Pengisap Sari Mani, Raja Setan Pemakan
Janin dan Telur, Raja Setan Penyebar Penyakit, Raja Setan Penolak Tuba, serta Para Raja
Setan Pengasih Penyayang, Para Raja Setan Pemberi Rezeki kepada Umat Manusia, Para
Raja Setan Ber-budi Luhur, serta rombongan Para Raja Setan yang lain beserta Pengikut-
nya, jumlah-nya banyak sekali dan semua-nya telah berkumpul di arena Persamuan Agung
tersebut.
***
Pada saat itu Sang Buddha ber-sabda kepada Pangeran Dharma Manjusri
Bodhisattva Mahasattva, O Arya Manjusri yang Maha Bijak, bisa-kah Anda menghitung
jumlah dari Para Hadirin yang berada di dalam Persamuan Agung ini ?
***
~4~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Sang Manjusri berkata, O Bhagava Yang Termulia, peristiwa yang mengagumkan ini
bagi-Ku tidak-lah menimbulkan keraguan, sebab sejak masa silam Aku telah
melaksanakan berbagai Karma Kusalamulena ( Perbuatan Kebajikan ), dan telah
memperoleh pengetahuan Avaranajnana ( Kebijaksanaan Tanpa Halangan ), maka Aku
akan merasa yakin sepenuh-nya terhadap uraian Sang Buddha. Namun bagi Para Sravaka
yang ber-pahala kecil, bagi Para Dewa, Naga, Asta Gatyah ( 8 Kelompok Makhluk ), serta
Para Umat Manusia dari masa yang akan datang, apabila mereka mendengar Sabda
Tathagata tentang peristiwa hari ini, mungkin mereka tidak dapat memahami-nya,
sehingga dapat menimbulkan keraguan dalam hati mereka. Apabila kita langsung
mengajarkan Dharma ini kepada mereka, mungkin mereka akan melakukan dosa
pemfitnahan. Demi untuk mencegah timbul-nya keraguan terhadap Sutra ini, maka kami
mohon agar Sang Buddha sudi menguraikan tentang prestasi tersendiri dari Bodhisattva
Ksitigarbha, serta saat Beliau melaksanakan Carya dan Bhavana ( menjalankan dan
mempraktekkan Dharma ) beserta Jasa-jasa dan Kebajikan yang pernah Beliau buat. Juga
tentang Maha Pranidhana-Nya, niat suci-Nya yang Maha Mulia, serta kunci keberhasilan-
Nya, yang membuat Beliau dapat membimbing sedemikian banyak Umat di Alam Semesta
ini.
***
Sang Buddha ber-sabda, O Arya Manjusri yang Maha Bijak, seandainya semua
tumbuhan, seperti rumput, pohon, hutan, rimba, padi, rami, bambu, kumpai, batu,
gunung, debu halus, yang berada di Dunia dalam Trisahasra-Mahasahasra, masing-
masing di-ubah menjadi Sungai Gangga, dan butir-an pasir yang berada di setiap Sungai
Gangga itu, tiap butir-nya dijadikan Alam Trisahasra-Mahasahasra, butir-an debu yang
berada di tiap Alam Trisahasra-Mahasahasra itu, tiap butir-nya dijadikan 1 kalpa, tumpuk-
an debu selama 1 kalpa itu tiap butir-nya dijadikan masa kalpa lagi, maka berapa kalpa
jumlah-nya akan sangat sukar sekali di-hitung, bukan ?
~5~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Maka itu, apabila terdapat Putra Putri yang ber-budi dari masa yang akan datang,
setelah mereka mendengar Nama Agung dari Bodhisattva ini, walaupun mereka hanya
memberi hormat atau memuji Jasa-Nya, atau memuliakan Nama-Nya, atau
mengadakan puja bakti, dengan dupa, gandha, bunga, dan sebagai-nya, atau membuat
rupa-Nya, baik dalam bentuk lukisan ber-warna maupun ber-bentuk ukiran, pahat-an,
dan sebagai-nya, maka Putra Putri yang ber-budi itu akan di-anugerahi kesempatan
yang amat cerah, yakni dilahirkan di Surga Trayastrimsa hingga ratus-an kali dan
selama-nya tidak akan dilahirkan lagi di Alam sengsara.
***
O Arya Manjusri yang Maha Bijak, sabda Sang Buddha, Dengar-kan-lah baik-baik,
sekarang Aku akan mulai menguraikan suatu Dharma yang penting tentang Bodhisattva
ini kepada kamu sekalian. Sudi-lah menguraikan-nya, O Bhagava yang Termulia. Kami
telah siap mendengarkan-nya, jawab Sang Bodhisattva Manjusri.
O Putra-Ku yang ber-budi. Jika Anda ber-hasrat ingin memiliki se-sosok badan ber-
cahaya seperti Buddha, maka Anda harus menjalankan Pelaksanaan Bodhisattva, yaitu
ber-cita-cita untuk hidup Suci dan ber-niat menyelamatkan Umat yang sengsara, terus-
menerus tanpa berhenti.
***
~6~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Oleh karena itu, O Arya Manjusri, maka, Putra Maha Grhapati yang pernah ber-
ikrar di depan Buddha itu, hingga sekarang, meskipun lama-nya telah melewati ratus-an
ribu nayuta kot kalpa yang sulit di-hitung lama-nya, status Beliau masih Bodhisattva, dan
Beliau masih dengan tekad bulat menjalankan tugas-Nya di seluruh Alam Semesta.
Sebenarnya, Bodhisattva Ksitigarbha sudah lama sekali mencapai tingkat Buddha, tapi
Beliau sering sekali berada di Gat atau Alam Neraka, dan kelakuan-Nya tidak berbeda
dengan Bodhisattva Avalokiteshvara !
**********
Kemudian, selang beberapa masa yang panjang, atau beberapa asankhyeya kalpa
yang silam, ada seorang Buddha yang sedang ber-tugas di Dunia ini. Beliau ber-nama
Buddha Padmasamadhisvararaja Tathagata, yang usia-nya mencapai empat juta kot
asankhyeya kalpa. Setelah masa periode Saddharma habis, menyusul masa periode
Dharma Serupa, pada saat itu terdapat seorang Putri Brahmana. Karena beliau banyak
menanam benih Kebajikan pada masa yang silam, maka beliau selalu di-puji oleh Orang-
orang di sekitar-nya. Di mana pun beliau berada, beliau selalu dilindungi oleh Para Dewa
Surga. Tetapi tabiat dan perilaku Ibu-nya amat buruk. Ibu-nya bukan saja menganut
Ajaran sesat, melainkan ia sama sekali tidak percaya pada Triratna, malahan ia berani
memfitnah Triratna ( Buddha, Dharma, Sangha ). Walaupun telah digunakan ber-macam-
macam cara oleh Putri-nya untuk merubah tabiat Ibu-nya agar ia dapat mencapai
pandangan yang benar, namun hasil-nya nihil.
Dan ber-selang tidak beberapa lama, Ibu-nya pun meninggal dunia dan vinnananya
atau Arwah-nya masuk ke Alam Neraka Avici. Kematian dari Ibu-nya benar-benar
membuat Putri Brahmana merasa amat ber-duka cita. Meskipun beliau belum bisa
mengetahui Ibu-nya lahir di Alam kesedihan yang mana, tapi ia mengerti tentang Hukum
Karma dan Hukum Sebab Akibat bagi seorang yang ber-pandangan keliru serta menganut
Ajaran sesat dan yang enggan menaruh perhatian terhadap Hukum Karma dan Hukum
Sebab-Musabab serta tidak percaya pada Dharma Ajaran dari Para Buddha, malahan
berani memfitnah Triratna.
Beliau merasa yakin bahwa Ibu-nya pasti di-tempat-kan di Alam kegelapan. Demi
untuk menyelamatkan Ibu-nya yang malang itu se-cepat mungkin, maka Sang Putri
Brahmana menjual rumah kediaman-nya beserta alat-alat perabotan rumah-nya.
Kemudian, dari hasil penjualan itu beliau membeli sejumlah banyak dupa, wangi-wangi-
an, ber-macam-macam bunga segar, serta ber-bagai alat puja-an lain-nya, kemudian
sajian-saji-an tersebut di-bawa ke tempat Ibadah serta Vihara-vihara yang telah lama
~7~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
ditinggalkan oleh Para Umat di masa yang lampau, beliau mengadakan puja bakti secara
khidmat serta secara besar-besar-an kepada Para Buddha yang silam.
***
Saat Sang Putri Brahmana tiba di suatu Vihara, beliau melihat Buddha ruphang
( patung Buddha ) dari Tathagata Buddha Padmasamadhisvararaja di ruangan Vihara
tersebut, baik lukisan maupun ukiran dari kayu atau batu, semua kelihatan sangat Agung
dan megah, sehingga timbul rasa kagum dalam hati-nya, beliau pun merenung, O betapa
Agung-nya ! Buddha ini memiliki gelar Yang Maha Sadar, Beliau-lah yang memiliki
Sarvajnana ( Segala Kebijaksanaan Terluhur serta Maha Tahu ). Jika saja Beliau masih
berada di Dunia ini, aku akan memohon kepada Beliau untuk menunjukkan di Alam
mana-kah Ibu-ku ditempatkan setelah ia meninggal dunia, pasti-lah Buddha ini mau
memberitahu-ku.
***
~8~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Setelah mendengar Sabda tersebut, Sang Putri Brahmana merasa sangat gembira
dan lega, ber-gegas beliau memberi hormat kepada Tathagata tersebut lalu beliau
kembali ke rumah-nya. Se-tiba di rumah-nya, Sang Putri Brahmana duduk ber-sila dan
dengan sepenuh hati beliau merenungkan Nama Buddha Padmasamadhisvararaja dengan
cara ber-meditasi selama satu hari satu malam tanpa berhenti.
***
Dalam samadhi-nya, Sang putri Brahmana merasa diri-nya berada di suatu tempat
yang asing yaitu pantai laut yang amat luas, air laut nampak men-didih dan ber-golak-
golak. Banyak binatang buas yang ber-badan baja ber-kejar-kejar-an di tengah laut. Di
sana juga terdapat ratus-an ribu Orang, Laki-laki dan Perempuan. Mereka timbul
tenggelam di dalam air laut itu, ada sebagian dari mereka di-mangsa oleh binatang buas
yang berada di dalam laut itu. Tak berapa lama, datang-lah berupa-rupa Setan Yaksa, ada
yang ber-tangan banyak, yang ber-mata banyak, ber-kaki banyak, ber-kepala banyak, atau
yang ber-taring se-tajam pedang. Mereka ber-bondong-bondong mengusir Orang yang
di-hukum itu menuju ke kelompok binatang buas di situ. Lalu Para Setan Yaksa beramai-
ramai menangkap Orang-orang tersebut, lalu menekuk kepala dan kaki mereka dan
menggulung-nya menjadi gumpalan, ada yang menarik tubuh Orang tersebut hingga
menjadi panjang sekali lalu mematahkan seluruh tulang-nya, atau menyobek-nyobek
daging-nya hingga mati, kemudian mayat-nya di-buang ke dalam laut. Tingkah laku
mereka yang demikian bengis itu sungguh sangat menakutkan sehingga tidak ada seorang
pun yang sanggup memandang-nya lama-lama. Namun Sang Putri Brahmana tersebut
tidak merasa takut sedikit pun. Apa sebab-nya ? Karena dia telah memuliakan Nama
Buddha Padmasamadhisvararaja dan telah di-adhistana-kan ( di-kuat-kan batin-nya ) oleh
Sang Tathagata tersebut.
Saat itu datang-lah seorang Raja Setan yang ber-nama Amagadha, menyambut
Sang Putri Brahmana dengan penuh sujud seraya berkata, Sadhu, Sadhu, Sadhu,
Bodhisattva yang Mulia ! Ada apa gerangan anda datang ke wilayah Alam ini ?
Memang ada keperluan sesuatu, O Raja Setan yang Budiman, apa nama Alam
ini ? Tanya Sang Putri Brahmana. Nama-nya Lautan Karma yang Pertama, letak-nya di
sebelah Barat dari pusat Maha Cakravada ( Gunung Kepungan Besi yang utama ), jawab
Raja Setan. Benar-kah di tengah-tengah Maha Cakravada terdapat Alam Neraka ?
Benar, Alam Neraka persis di tengah-tengah-nya.
***
~9~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Sang Putri ber-tanya lagi, O Raja Setan yang Budiman, katakan-lah, mengapa aku
dapat mengunjungi wilayah Neraka ini ? Seperti yang anda ketahui, O Bodhisattva yang
Mulia, jawab Sang Amagadha, semua Makhluk yang dapat mengunjungi ke wilayah
Alam Neraka ini, mereka harus memenuhi 1 dari 2 syarat sebagai berikut; 1) Orang
yang memiliki tenaga batin serta ber-citra penuh martabat; 2) Orang yang memiliki
dosa berat dari karma jahat. Jika salah satu tidak dipenuhi, siapa pun sulit datang ke
wilayah ini !
Sang putri bertanya kepada Sang Amagadha lagi, Apa sebab-nya air laut ini
mendidih terus-menerus ? Dan apa sebab-nya di permukaan air mendidih itu terdapat
sedemikian banyak Orang dan binatang buas ?
Di Jurusan Timur, kira-kira 100 yojana dari Lautan Pertama ini, terdapat satu
Lautan lagi yang kondisi-nya lebih menyedihkan jika dibandingkan dengan Laut Pertama
ini ! Dan di sebelah Timur Lautan ke-2, terdapat satu Lautan yang lebih menyedihkan lagi
dan hukuman-nya lebih berat beberapa kali lipat dari Lautan ke-2 ! Barang siapa yang
telah melanggar 3 macam dosa ter-jahat atau di-namai dosa Trikarma, yakni perbuatan
jahat yang dilakukan melalui jasmani atau akusala kayakarma, perkataan atau akusala
vaccikarma, dan pikiran atau akusala manokarma, maka mereka secara otomatis harus
menyeberangi Lautan tersebut untuk menuju ke Alam Neraka setelah kehidupan mereka
di Alam Manusia berakhir. Maka dari itu, ke-3 Lautan ini dinamakan Lautan Karma atau
Karmasagara, demikian sang Amagadha menjelaskan.
***
~ 10 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Kemudian Putri Brahmana ber-kata, Ibu-ku baru saja meninggal dunia, tapi aku
sama sekali tidak tahu Arwah-nya berada di Alam yang mana ? Raja Setan ber-tanya,
Saat Ibu-mu masih berada di Dunia ( Alam Manusia ), beliau pernah bekerja sebagai
apa ?
Siapa Nama Ibu-mu dan dari suku apa ? Tanya Raja Setan. Orangtua-ku adalah
Keturunan Kaum Brahmana. Ayah-ku ber-nama Silasudharsana dan Ibu-ku ber-nama
Vatri, jawab Putri Brahmana.
***
Setelah Sang Raja Setan Amagadha mendengar Nama Ibu-nya, lalu merangkupkan
ke-dua telapak tangan-nya seraya ber-kata, Pulang-lah sekarang, O Bodhisattva yang
Mulia ! Tinggal-kan Alam yang menyedihkan ini, kembali-lah ke tempat asal-mu, dan
mulai sekarang tak usah cemas dan sedih lagi, sebab 3 hari yang lalu, seorang yang di-
hukum di Neraka Avici bernama Vatri telah dilahirkan di Alam Surga, dan menurut kabar
dari Surga, Sang Vatri di-berkahi oleh Putri-nya yang amat menyayangi Orangtua-nya itu,
yang pernah mengadakan puja bakti di beberapa Taman Ibadah dan di berbagai Stupa
serta Vihara-vihara Buddha di Dunia-nya dengan Upacara yang sangat khidmat dan secara
besar-besar-an, termasuk Vihara serta Stupa dari Buddha Padmasamadhisvararaja itu pun
dipersembahi oleh-nya. Maka, kali ini bukan saja Ibu-nya terbebaskan dari Neraka Avici,
akan tetapi banyak Penghuni dari Neraka Avici pun ikut ber-gembira dan mereka semua
mendapat kesempatan bebas dari Alam kesedihan dan dilahirkan di Alam Surga. Setelah
Sang Amagadha selesai menjelaskan-nya, beliau bersikap anjali lagi lalu pergi.
Sang Putri Brahmana pun merasa diri-nya bagaikan Orang yang baru sadar dari
mimpi. Setelah ia mengakhiri samadhi-nya, hati-nya merasa amat riang gembira, karena
beliau telah mengetahui asal-usul dan sebab-musabab tersebut. Kemudian beliau
kembali lagi ke Vihara tersebut dan ber-ikrar di Stupa, tepat di depan patung Tathagata
Buddha Padmasamadhisvararaja, beliau berkata, Aku ber-janji, bahwa Aku ber-tekad
akan menggunakan ber-macam cara yang tepat untuk menyelamatkan segala Makhluk
yang ber-dosa, agar mereka semua dapat membebaskan diri-nya dari belenggu
kesengsaraan ! Dan tugas-Ku akan berlangsung terus hingga ber-kalpa-kalpa yang akan
datang. Apabila Penghuni Neraka belum kosong, Aku tidak akan mencapai Ke-Buddha-an
!
Sang Buddha Sakyamuni ber-sabda kepada Sang Manjusri, O Arya Manjusri, tahu-
kah Anda, yang disebut Raja Setan Amagadha itu, Beliau sekarang adalah Bodhisattva
~ 11 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Dravyasri. Dan yang disebut Putri Brahmana itu, Beliau sekarang adalah Bodhisattva
Ksitigarbha. Mereka sejak dahulu kala telah menjalankan tugas di 6 Gat atau di 6 Alam
Kehidupan, dan hingga sekarang pun Beliau masih terus menjalankan tugas-Nya tanpa
berhenti sekejab pun.
**********
~ 12 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 2 -
BADAN JELMAAN SANG BODHISATTVA KSITIGARBHA
BERKUMPUL DI
PERSAMUAN ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA
Pada saat itu, di Persamuan Agung Istana Surga Trayastrimsa, telah hadir badan
jelma-an dari Sang Ksitigarbha yang selama ini ber-tugas di Kantor-kantor Neraka di
pelbagai Dunia yang banyak-nya hingga ratus-an ribu kot asankhyeya sulit diperkirakan.
Kini, mereka ber-kumpul ber-sama-sama dengan juta-an kot nayuta Umat Suci yang telah
bebas dari Duniawi, serta Para Makhluk hidup yang telah keluar dari berbagai Alam
sengsara yang telah di-berkati oleh Maha Rddhi Abhijnabala ( tenaga batin luhur ) dari
Buddha Sakyamuni, semua dari mereka membawa ber-macam-macam bunga-bunga
harum umtuk dipersembahkan kepada Buddha Sakyamuni. Dan Para Hadirin yang pernah
di-berkati oleh bimbingan Sang Ksitigarbha, kebanyakan dari mereka telah mencapai
Tingkat Gelar Avinivartaniya Anuttara Samyak Sambodhi. Tetapi sebelum mereka
mencapai Tingkat Kesucian ini, mereka senantiasa ber-putar terus dalam lingkaran
kelahiran dan kematian di 6 Gat tanpa berhenti semasa pun. Kini, mereka telah di-
berkahi Ke-Maha Belas Kasih-an ( Maha Karuna ) dan Niat Suci Utama ( Maha Pranidhana
) dari Bodhisattva Ksitigarbha, mereka semua telah mencapai Ke-Bodhi-an. Setiba-nya di
arena Persamuan Agung di Istana Surga Trayastrimsa, mereka semua merasa amat
gembira dan dengan penuh kasih mereka memuja Buddha Sakyamuni, mata mereka
terus-menerus memandang ke wajah Buddha Sakyamuni tanpa ber-gerak sekejab pun.
~ 13 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
menjelmakan diri-Ku menjadi seorang Raja Indra, Raja Brahma, Raja Cakravartin, atau
seorang Kulapati, atau seorang Raja, Menteri, Pegawai Negara, atau seorang Bhiksu,
Bhiksuni, Upasaka, Upasika, Sravaka, Pratyeka Buddha, Arahat, atau Bodhisattva, dan
sebagai-nya, guna menyelamatkan Para Makhluk sengsara di seluruh Alam Semesta.
Maka itu, bukan hanya dengan tubuh Buddha saja Para Buddha menjalankan tugas-Nya !
***
O Maha Arya Ksitigarbha yang ber-welas asih, Sang Buddha melanjutkan Sabda-
Nya, Lihat-lah, Hadirin yang sebagian besar adalah berasal dari Makhluk-makhluk yang
ber-tegar hati, yang mana terus-menerus Aku membimbing-nya selama ber-kalpa-kalpa,
dan kini mereka semua telah ter-bebas dari belenggu. Tetapi masih ada Umat yang
terlibat karma berat dan enggan mentaati Ajaran-Ku, sehingga mereka harus
mempertanggungjawabkan perbuatan-nya sesuai dengan Hukum Karma.
***
Pada saat itu semua badan jelma-an sang Bodhisattva Ksitigarbha dari berbagai
Dunia sejak ber-kalpa-kalpa yang lalu semua-nya ber-satu kembali ke badan asal-nya, lalu
beliau memberi penghormatan kepada Buddha Sakyamuni dan dengan perasaan haru
serta dan air mata ber-linang, Bodhisattva Ksitigarbha berkata kepada Sang Buddha, O
Bhagava yang Termulia, atas bimbingan Sang Buddha-lah saya dapat mencapai Tingkat
Kesucian dan memiliki Kebijaksanaan. Saya tahu dalam waktu yang selang tidak berapa
lama lagi, Sang Bhagava akan meninggalkan Kami sekalian guna melakukan parinirvana,
karena segala kewajiban Sang Buddha telah selesai. Betapa sedih-nya, O Bhagava yang
Termulia. Sungguh, Aku senantiasa ter-kenang akan Jasa-jasa-Mu yang demikian Agung.
Dan Aku juga tidak akan lupa, sejak dahulu kala Aku selalu di-lindungi oleh Sang Bhagava
dan di-berkahi dengan Rddhi-Abhijnabala ( tenaga batin terluhur ), yang kekuatan-nya
luar biasa, sehingga sejauh ini, baik Kebijaksanaan-Ku maupun keterampilan-Ku menjadi
sedemikian luhur dan ajaib. Terutama berkat Sang Buddha Aku dapat menjelmakan
badan-Ku hingga sedemikian banyak dan semua badan jelmaan-Ku dapat ber-tugas di
ratus-an ribu kot Dunia. Bahkan setiap Dunia dapat Aku datangi dengan badan jelmaan-
Ku, dan setiap badan jelmaan-Ku mampu menyelamatkan ratusan ribu kot Umat,
mengajari mereka untuk yakin kepada Triratna, agar mereka dapat bebas dari
penderitaan lahir dan mati, dapat melaksanakan Dharma luhur hingga mencapai Nirvana.
~ 14 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
Sekarang, kami dengan tulus ikhlas memohon Sang Bhagava untuk tidak
mengkhawatirkan Para Makhluk yang terlibat hukuman berat, baik yang berada di masa
sekarang ataupun di masa mendatang itu. Demikian-lah kata-kata itu di-ulangi 3 kali
oleh Sang Ksitigarbha di depan Buddha Sakyamuni.
***********
~ 15 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 3 -
BUDDHAMATRKA DEWI MAHA MAYA
MENGAMATI KARMA MANUSIA BESERTA SEBAB DAN AKIBAT-NYA
Sang Ibu Dewi Mahamaya ( Buddhamatrka atau Ibunda dari Buddha Sakyamuni )
bangkit dari tempat duduk-Nya, lalu merangkupkan ke-dua telapak tangan-nya memberi
hormat kepada Bodhisattva Ksitigarbha seraya ber-tanya, O Maha Arya yang ber-welas
asih, Saya ingin mengetahui tentang Hukum Karma yang berlaku bagi Para Makhluk dari
Dunia Jambudvipa ( Alam Manusia ), terutama Para Makhluk yang melakukan berbagai
jenis perbuatan buruk atau jahat dan akibat karma yang harus mereka terima.
Sang Ibu Dewi Mahamaya sekali lagi memohon kepada Bodhisattva Ksitigarbha, O
Maha Arya Ksitigarbha, aku ingin mengetahui tentang hukuman yang harus diterima oleh
Makhluk Jambudvipa ( Alam Manusia ), terutama bagi mereka yang telah melakukan
perbuatan jahat, pinta sang Ibu Mahamaya.
***
1,
Apabila terdapat seorang Anak durhaka yang tidak pernah mematuhi Orangtua-nya,
bahkan ia berani membunuh Orang tua-nya, maka Manusia yang ber-kelakuan buruk
ini, setelah ia meninggal akan diterjunkan ke Neraka Avici untuk menjalani hukuman-
nya hingga juta-an kalpa, sulit memperoleh kesempatan untuk keluar lagi.
~ 16 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
2,
Apabila terdapat seorang Umat yang berani melukai badan Buddha, atau menghancurkan
patung Buddha dan Bodhisattva, serta berani memfitnah Triratna ( Buddha, Dharma, dan
Sangha ), atau tidak menghormati Kitab Suci Ajaran Para Buddha, maka hukuman-nya
sama, yaitu diterjunkan ke Neraka Avici.
3,
Apabila terdapat seorang Umat yang berani menyakiti Para Bhiksu, berani menodai
Bhiksuni, atau berani melakukan perbuatan asusila di Vihara, atau berani membunuh
Makhluk ber-nyawa di dalam Vihara, hukuman mereka adalah sama, yaitu diterjunkan ke
Neraka Avici.
4,
Apabila terdapat seorang Umat yang berani menyamar sebagai seorang Sramana
( Rohaniwan Rohaniwati ), tapi hati-nya bukan Sramana, dan ia memboroskan harta
benda yang dimiliki Sangha, menipu Para Penganut Agama yang ber-Sembahyang di
dalam Vihara, selalu melanggar Tata Tertib Vihara dan melakukan ber-macam-macam
karma jahat, hukuman yang akan mereka terima adalah sama, yaitu diterjunkan ke
Neraka Avici.
5,
Apabila terdapat Umat yang berani mencuri harta benda milik Sangha, seperti barang-
barang keperluan se-hari-hari, beras atau palawija, makanan atau minuman, jubah atau
pakaian, dan lain-lain-nya, walaupun hanya sedikit atau benda yang tidak berharga sekali
pun, namun di-peroleh dengan mencuri, maka hukuman bagi mereka tidak berbeda
dengan Nomor 1, yakni mereka harus diterjunkan ke Neraka Avici selama juta-an kalpa,
sulit mendapat kesempatan untuk keluar lagi.
***
~ 17 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Di dalam Neraka itu terdapat 84.000 ekor ular yang ber-tubuh besi dan di 4 sudut-
nya terdapat 4 ekor anjing, besar-nya bagai-kan gunung, tubuh-nya juga terbuat dari besi.
Binatang yang ber-tubuh besi ini semua dapat mengeluarkan api dari mulut-nya, sinar
mata-nya bagai-kan kilat, gigi-nya se-tajam pedang. Dan bulu di tubuh anjing besi itu
selalu menyala-nyala. Mereka saling ber-kejar-kejar-an di dalam tembok besi itu, atau
ber-lari-lari di dalam kobaran api dan melukai si Pembuat dosa. Mereka kadang-kadang
ber-lari ke Timur lalu kembali ke Barat, lari-nya sangat cepat, tak pernah berhenti sekejab
pun.
Di dalam Neraka tersebut terdapat ranjang besi yang penuh sesak, luas-nya 10.000
yojana. O Maha Buddhamatrka, betapa hebat-nya, apabila terdapat seorang Terhukum
ter-baring di atas ranjang besi itu, ia segera melihat diri-nya telah berada di setiap ranjang
besi yang jumlah-nya ribu-an. Demikian juga, apabila terdapat juta-an Orang yang harus
menjalani hukuman ber-baring di atas-nya, mereka lantas melihat tubuh mereka telah
berada di setiap ranjang tersebut juga. Mengapa demikian ? Itu tak lain karena mereka
telah berbuat dosa yang sedemikian banyak-nya.
Sang Ksitigarbha melanjutkan,Setelah si Pembuat dosa itu di-siksa oleh ular besi
dan anjing besi, datang lagi ribu-an Setan Yaksa dan Iblis-iblis yang sangat bengis, gigi
mereka seperti keris yang tajam, sinar mata-nya seperti kilat, kuku-nya sangat runcing
terbuat dari tembaga kuning. Mereka menangkap si Pembuat dosa dengan cakar-nya
yang runcing, lalu di-gigit hingga tewas. Terdapat juga Setan Yaksa yang memegang
tombak yang ujung-nya adalah pedang baja, lalu menusuk-nya ke tubuh Orang-orang
yang berdosa, sehingga mulut, hidung, perut, atau punggung dari Orang yang berdosa
tersebut ter-luka parah, kemudian Orang yang di-tusuk itu di-lempar ke atas dan di-biar-
kan jatuh ke bawah, terus-menerus ber-ulang-ulang kali hingga tewas. Ada juga Umat
yang berdosa yang ditaruh di atas ranjang besi yang panas membara.
Kemudian datang lagi se-kelompok burung garuda besi yang amat buas mematuki
mata si Pembuat dosa, dan ular yang ber-tubuh baja mem-belit leher si Pembuat dosa,
setelah itu seluruh sendi tulang si Pembuat dosa di-paku dengan paku panjang dan lidah-
~ 18 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
nya di-cabut, lalu di-lindasi dengan bajak yang tajam, lalu usus dari si Pembuat dosa di-
cabut keluar dan di-iris-iris menjadi potongan, kemudian mulut-nya di-tuangi dengan
cairan tembaga yang melebur dan seluruh tubuh-nya di-baluti dengan besi yang panas.
Walaupun Orang tersebut telah mati di-siksa hingga ribu-an kali, apabila masa
hukuman-nya belum habis, begitu di-tiupi Angin Karma ia akan hidup kembali dan harus
menjalani hukuman-nya lagi, terus-menerus sampai juta-an kalpa, ia akan sulit
memperoleh peluang untuk keluar. Akan tetapi, semua Alam yang berada di dalam Tata
Surya, atau disebut 3 ribu Maha Sistem Dunia ( Trisahasra Mahasahasra Lokadhatu ) yang
di-pengaruhi proses kerusakan pada Periode Catur Kalpa. Saat Dunia tengah mengalami
kerusakan, Alam Neraka juga ikut rusak. Tapi, jika masa hukuman dari Para Umat yang
berdosa berat, yang sedang menjalani hukuman itu belum habis, maka mereka akan
dipindahkan ke Sistem Dunia lain, apabila Dunia dari sana pun mengalami kerusakan,
mereka akan di-kirim lagi ke jurusan yang lain, dan setelah Dunia dari mana ia berasal
telah terbentuk kembali, maka Umat yang berdosa itu akan dikembalikan ke Dunia yang
baru terbentuk tersebut. Demikian-lah tentang Neraka Pancanantarya serta hukuman
yang harus mereka terima.
***
1,
Pada saat Orang yang berdosa menjalani hukuman-nya, baik siang maupun malam dalam
masa yang ber-kalpa-kalpa, mereka tak akan pernah mendapat peluang untuk
melepaskan lelah-nya se-detik pun, ini-lah yang disebut Anantarya ( arti-nya kewalahan
tanpa batas ).
2,
Di Neraka tersebut, berapa pun jumlah Penghuni-nya, walaupun hanya 1 Orang atau juta-
an Orang yang di-hukum, ruangan itu akan tetap terasa sesak dan padat, ini-lah
Anantarya.
3,
Tidak ada 1 pun dari si Terhukum yang dapat menghindar atau pun lolos dari suatu
hukuman, baik berupa siksa-an pedang tajam, tongkat berat, binatang ber-tubuh besi
seperti burung garuda besi, ular besi, serigala besi, anjing besi, dan sebagai-nya. Serta
menerima siksa-an lesung serta alu besi yang ter-bakar panas menumbuk tubuh dari
Orang yang berdosa, atau tubuh dari si Pembuat dosa di-lindas, di-gergaji, di-pahat, di-
kikir, atau di-iris-iris menjadi ber-keping-keping, atau dimasukkan ke dalam periuk besar
yang berisi air men-didih, atau tubuh si Terhukum di-balut dengan jaringan baja yang
~ 19 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
panas, atau di-paksa menaiki keledai besi panas atau kuda besi yang panas, setelah itu si
Pembuat dosa akan di-bakar, di-kupas kulit-nya, kemudian di-sirami cairan besi yang
sedang me-lebur. Apabila Orang yang berdosa itu merasa lapar dan ber-teriak kelaparan,
ia akan diberi makanan yang berupa gumpalan besi yang membara dan di-paksa
menelan-nya sampai gumpalan besi itu jebol keluar dari perut-nya dalam keadaan yang
masih membara, menyebabkan usus dari Umat yang berdosa itu terbakar hangus dan
mengeluarkan darah terus-menerus. Dan hukuman tersebut harus dijalani-nya selama
ber-kalpa-kalpa terus-menerus tanpa berhenti sekejab pun sampai masa hukuman-nya
habis, ini-lah yang disebut Anantarya.
4,
Di Neraka tersebut tidak ada alasan untuk meringankan hukuman, baik itu Lelaki atau
Wanita, Orang Timur atau Selatan, Barat atau Utara, atau yang telah lanjut usia-nya atau
yang masih muda, ber-status Bangsawan ataupun Golongan rendah, baik Naga, Dewa,
Makhluk apa saja termasuk Setan dan lain-nya. Siapa saja yang ber-dosa berat, ia harus
menanggung hukuman-nya tanpa dibedakan, ini dinamakan Anantarya.
5,
Selama masa hukuman-nya belum habis, maka si Terhukum akan ber-ulang kali
mengalami kematian dan hidup kembali. Siang dan malam mereka terus-menerus
menjalani penderitaan ini tanpa berhenti se-detik pun, dan apabila masa hukuman-nya
telah habis, baru-lah ia dilahirkan di Alam lain, ini-lah yang dinamai Anantarya.
Setelah mendengar uraian tersebut, Sang Ibu Mahamaya merasa amat prihatin dan
sedih. Lalu Beliau segera ber-anjali kepada Bodhisattva Ksitigarbha dan kembali ke
tempat-Nya.
*********
~ 20 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 4 -
HUKUM KARMA DAN SEBAB AKIBAT-NYA
BAGI
MAKHLUK-MAKHLUK JAMBUDVIPA
( ALAM MANUSIA )
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Ksitigarbha, O Maha Arya Ksitigarbha, tahu-
kah Anda, bahwa semua Makhluk yang belum terbebas dari kesengsaraan itu memiliki
tabiat dan pikiran yang tak menentu. Mereka kadang-kadang melakukan perbuatan jahat
dan menciptakan karma buruk yang berat, tetapi kadang-kadang pula mereka melakukan
hal-hal yang baik yang menjadikan Kebajikan. Mereka mudah sekali di-pengaruhi oleh
Lingkungan-nya. Itu-lah sebab-nya, maka mereka terus ber-putar-putar di Panca Gatya ( 5
Alam penderitaan, yakni Alam Asura, Manusia, Neraka, Setan Lapar, dan Binatang ) hingga
ber-kalpa-kalpa mereka ter-sesat atau ter-halang oleh karma buruk. Sungguh, kelakuan
mereka persis seperti ikan-ikan yang senang ber-main di air sungai yang ter-pasang jala,
meskipun untuk sementara mereka dapat lolos dari jala tersebut, namun tidak beberapa
saat ber-selang, mereka ter-jala lagi. O Maha Arya Ksitigarbha, Para Umat yang identik
dengan ikan yang malang ini membuat perasaan-Ku sedih. Untung-lah kini Engkau
sanggup menyambung tugas-Ku dengan tekad seperti yang pernah Anda ikrar-kan pada
masa-masa yang silam, yakni ber-niat menolong Para Umat yang berdosa berat di Alam
Semesta. Apakah dengan kepastian ini, Aku masih perlu khawatir ?
***
~ 21 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Pada masa dahulu, yaitu pada asankhyeya nayuta kalpa yang silam, terdapat
seorang Buddha yang bernama Sarvajnasiddha Tathagata, yang memiliki 10 Gelar
Kesucian, yakni Tathagata, Arahat, Samyak Sambuddha, Vidyacarana Sampanna, Sugata.
Lokavidh, Anuttara, Purusadamyasarathi, Sasta-Devamanusyanam, Buddha Lokanathat.
Usia-nya 60.000 kalpa.
**********
Lagi, O Arya Dhyanasvararaja yang Budiman, pada masa dahulu kala, yaitu
asankhyeya kalpa yang silam, terdapat seorang Buddha yang lahir di Dunia ini, nama-nya
Suddhapadmanetra Tathagata, usia-nya 40.000 kalpa. Setelah memasuki Periode
Saddharma Pratrupaka, terdapat seorang Arahat, Beliau dengan Kebajikan-Nya
menyelamatkan Para Umat yang sengsara dan dengan menggunakan Dharma, Ajaran
Hukum Sebab-Akibat Beliau membimbing Para Umat.
Pada suatu hari ketika Sang Arahat tengah menjalankan tugas-Nya di suatu
daerah, Beliau bertemu dengan seorang Putri yang bernama Jyotinetra, beliau
menyediakan makanan dan minuman untuk memuja Sang Arahat tersebut. Setelah
~ 22 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
selesai makan dan minum Sang Arahat ber-tanya kepada Sang Putri itu, O Sang Putri yang
ber-budi, Jasa-jasa Kebajikan yang Anda lakukan ini ingin disalurkan kepada siapa ?
Putri Jyotinetra menjawab, O Bhante, hari ini adalah hari peringatan tahun
kematian dari Ibu-ku, aku ingin mengamalkan Jasa-jasa Kebajikan ini untuk
menyelamatkan-nya. Sayang sekali, hingga sekarang ini aku sama sekali tidak tahu, di
Alam mana-kah Ibu-ku tumimbal lahir. Hal ini membuat aku amat sedih.
Setelah mendengar cerita-nya, lalu Sang Arahat ber-meditasi di suatu tempat yang
bersih, dengan Vipassana ( mengamati atau melihat dengan mata batin ). Di dalam
Samadhi-Nya, dengan jelas Beliau melihat Ibu dari Sang Putri tersebut sedang berada di
Alam kesengsaraan dan tengah menjalani hukuman di sana. Setelah Sang Arahat bangkit
dari Samadhi-Nya, Beliau segera ber-tanya kepada Sang Putri Jyotinetra, Sewaktu Ibu-mu
masih berada di Dunia, pekerjaan apa yang pernah ia buat, sehingga ia menerima
kesengsaraan berat di Alam kesedihan ? O Bhante, Ibu-ku pernah ber-kelakuan tidak
baik, ia terlalu gemar makan Anak ikan serta Anak bulus, di-goreng atau di-masak dengan
sayur, banyak-nya tidak kurang dari 10.000 nyawa ikan yang telah dibunuh-nya. O Bhante,
harus dengan cara apa-kah agar Ibu-ku dapat diselamatkan ? Kasihani-lah daku, O
Bhante, pinta Sang Jyotinetra.
***
Sang Arahat dengan perasaan welas asih memberitahu kepada Sang Putri tersebut
satu cara yang praktis, yaitu dengan menyebut Nama Buddha, Namo Suddhapadmanetra
Buddhaya, dengan sepenuh hati, dan di-samping itu juga membuat sebuah Buddha
ruphang ( patung Buddha ) untuk mengadakan puja bakti di rumah-nya, karena hal ini
sangat baik bagi yang telah meninggal atau pun yang masih berada di Dunia, ke-dua-dua-
nya akan mendapat perlindungan dari Sang Buddha.
Setelah Sang Putri Jyotinetra selesai mendengar Ajaran penting dari Sang Arahat,
beliau segera menjual segala barang yang di-sayangi-nya dan dari hasil penjualan tersebut
beliau mengundang seorang pelukis untuk melukis gambar Buddha Suddhapadmanetra,
kemudian di-puja-nya dengan khidmat, beliau terus-menerus memuliakan Nama Buddha
tersebut. Karena hati-nya merasa sangat terharu, beliau menangis di depan Altar Sang
Buddha dan dengan perasaan sujud beliau terus-menerus memandang gambar Buddha
tersebut hingga larut malam. Saat ia sedang tidur, tiba-tiba ia ber-mimpi di-datangi
seorang Buddha. Badan-Nya amat besar bagaikan Gunung Sumeru dan seluruh badan-
Nya ber-warna ke-emas-an memancarkan sinar yang amat terang seraya ber-sabda, O
Putri-Ku yang ber-budi, Anda tak usah bersedih. Tidak lama lagi Ibu-mu akan keluar dari
Alam sengsara dan beliau akan dilahirkan di rumah-mu, dan pada saat Sang Bayi yang
baru dilahirkan itu merasa kelaparan dan kedinginan, ia akan ber-bicara tentang asal-usul-
nya.
~ 23 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Setelah Sang Jyotinetra mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Sang Bayi itu, ia
merasa yakin bahwa Bayi tersebut benar-benar adalah Ibu Kandung-nya. Karena Sang
Bayi itu telah di-kuat-kan batin-nya oleh Maha Daya Buddha, maka Bayi itu dapat ber-
bicara. Sang Jyotinetra merasa amat sedih dan dengan ter-isak-isak, lalu ia ber-tanya, O
Ibunda-ku yang tercinta, katakan-lah, karena dosa apa maka Ibu diterjunkan di Alam
kesedihan ?
Hukuman apa-kah yang pernah Ibunda jalani di dalam Alam Neraka itu ? tanya
Sang Putri. O Anak-ku, hukuman di Alam Neraka dan kesengsaraan-nya amat-lah
menyedihkan dan sulit untuk di-cerita-kan penderitaan-nya, apabila di-cerita-kan secara
luas, hingga ratus-an ribu tahun pun tak akan habis dijelaskan, jawab Ibu-nya.
Setelah Sang Putri mendengar kata-kata yang diucapkan Bayi itu, menangis-lah ia
ter-sedu-sedu, lalu ia mengarahkan pandangan-nya ke atas Langit seraya ber-kata,O Yang
Maha Kuasa, lindungi-lah Ibu-ku, agar Ibu-ku dapat terbebas dari Alam kesedihan untuk
selama-lama-nya. Bila usia Ibu-ku telah genap 13 tahun, semoga dosa-nya dapat di-
hapus-kan dan jangan di-terjun-kan lagi ke Alam sengsara.
Sang Putri ber-diam se-jenak, lalu beliau ber-ikrar, O Para Buddha yang berada di
10 Penjuru Semesta, kasihani-lah daku, dan terima-lah nadar utama-ku yang akan ku-
ikrar-kan ini. Apabila Ibu-ku dapat membebaskan diri-nya dari 3 hal ini, yakni mulai dari
sekarang ia tidak akan di-terjun-kan lagi ke 3 Alam sengsara jika umur-nya telah genap 13
tahun, ia tidak akan menjadi Kaum rendah, dan ia tidak akan terlahir lagi sebagai Wanita.
~ 24 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Kini aku berdiri di depan gambar Buddha Suddhapadmanetra dan aku ber-janji,
mulai dari sekarang hingga ratus-an ribu kot kalpa yang akan datang, aku akan
menyelamatkan semua Makhluk yang berdosa berat, yang sedang mengalami
kesengsaraan di 3 Alam kesedihan di pelbagai Dunia, aku akan menyelamatkan mereka,
hingga mereka bisa membebaskan diri-nya dari Alam Neraka, dari Alam Binatang, dan
Alam Setan Lapar. Aku akan membimbing mereka semua hingga mencapai Ke-Buddha-
an. Setelah semua-nya terlaksana, baru-lah hamba mencapai Anuttara Samyak
Sambuddha.
Sewaktu ikrar Sang Putri selesai, lantas ia mendengar suara gema dari Langit, yaitu
suara dari Sang Buddha Suddhapadmanetra Tathagata, O Putri Jyotinetra yang ber-budi,
perasaan-mu sungguh penuh belas kasihan. Demi menyelamatkan Ibu-mu, Anda ber-
tekad mengucapkan nadar utama yang demikian Agung. Dengan Jasa Kebajikan ini, mulai
sekarang, bila usia Ibu-mu telah genap 13 tahun, ia akan terbebas dari hukuman-nya dan
akan dilahirkan di suatu daerah menjadi Brahmacarin ( Orang yang ber-tekad melakukan
Kehidupan Suci ), umur-nya akan mencapai 100 tahun. Dan, setelah itu dia akan
dilahirkan di sebelah Timur, Alam Asokavijayasri, atau Sukhavati, Negeri Buddha
Amitabha. Umur-nya tidak dapat diperhitungkan dengan kalpa, dan di Alam sana dia
akan melaksanakan Dharma luhur hingga mencapai Ke-Bodhi-an. Kemudian dia akan
menjalankan tugas-nya di pelbagai Alam, Umat-umat dari Surga atau dari Dunia Manusia
yang akan di-selamat-kan oleh-nya, jumlah-nya akan seperti butir-an pasir di Sungai
Gangga,tidak dapat diperkirakan.
***
Pada masa yang akan datang, apabila terdapat Pria atau Wanita yang enggan
berbuat karma baik, hanya senang berbuat karma yang jahat, dan tidak percaya akan
Hukum Sebab Akibat dan selalu melakukan hal-hal yang tak terpuji, seperti perbuatan
asusila, ber-dusta, ber-lidah dua, mengeluarkan ucapan yang kasar, berani memfitnah
Ajaran Buddha, dan sebagai-nya, maka Umat-umat yang demikian akan di-terjun-kan ke
Alam kesengsaraan setelah mereka meninggal dunia. Akan tetapi, apabila sebelum
meninggal, mereka dapat bertemu dengan seorang Suci ( Yang Arya ) atau Orang yang
~ 25 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Seandainya Para Umat tersebut telah sadar dan ingin dengan sepenuh hati
memberi hormat kepada Bodhisattva Ksitigarbha, serta memuliakan Nama-Nya atau
selalu mengadakan puja bakti kepada-Nya dengan dupa, bunga, jubah, permata,
minuman, makanan, dan sebagai-nya, maka si Pemuja pada masa yang akan datang,
selama ratus-an ribu koti kalpa akan terus-menerus dilahirkan di Alam surga untuk
menikmati Kebahagiaan di sana. Apabila usia-nya di Surga telah habis, mereka akan
mendapat kesempatan dilahirkan kembali ke Alam Manusia dengan kedudukan sebagai
Bangsawan atau menjadi seorang Raja berkuasa, dan lama-nya hingga ribu-an kalpa
masa, bahkan di antara mereka banyak yang memiliki keterampilan bisa mengingat
kehidupan masa lampau, memahami Hukum Sebab Musabab dan asal-usul-nya di masa
silam.
***
**********
Pada saat itu Para Raja Catumaharajakajika yang datang dari ke-4 Jurusan Surga
ber-sama-sama bangkit dari tempat duduk-Nya, lalu merangkupkan ke-dua telapak
~ 26 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
tangan-Nya sambil ber-tanya kepada Sang Buddha, O Bhagava yang Termulia, apa sebab-
nya Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha sejak zaman dulu telah ber-ikrar dengan
niat suci utama-nya sampai sedemikian banyak, dan ber-maksud hendak membebaskan
Para Makhluk yang sengsara hingga tuntas, tapi mengapa masih banyak Makhluk-makhluk
yang belum bisa di-selamat-kan, dan mengapa Beliau masih terus ber-ikrar ?
***
Sang Buddha ber-sabda, Meskipun Sang Ksitigarbha sejak zaman dulu hingga
sekarang telah banyak ber-ikrar, namun Cita-cita Agung yang di-miliki Beliau belum bisa
terwujud semua-nya. Beliau selalu ber-pikir dengan hati yang iba, Jika Aku enggan
ber-tugas di pelbagai Alam Neraka, lalu siapa penggant-nya ? Maka itu Beliau ber-
ikrar, Apabila Neraka belum kosong, Aku tak akan menjadi Buddha !
***
~ 27 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Bagi yang melakukan perbuatan asusila akan mendapat balasan karma dilahirkan di
Alam Binatang ber-jenis unggas seperti burung pipit, merpati, belibis, dan se-bangsa-nya.
Yang melakukan ucapan kasar akan ber-akibat Rumah Tangga-nya selalu bentrok
dan tidak harmonis.
Yang melakukan pem-fitnah-an akan mendapat balasan karma menjadi Orang bisu
atau menderita penyakit mulut yang menahun.
Yang senang marah atau mem-benci Orang lain akan ber-akibat ber-badan cacat
dan ber-paras jelek sekali.
Bagi yang ber-perangai kikir mendapat balasan karma apa yang di-ingin-kan-nya
sulit terwujud.
Yang terlalu serakah terhadap segala makanan dan minuman akan berakhir
kelaparan, kehausan, dan selalu menderita penyakit tenggorokan.
Bagi yang membakar hutan menerima hukuman karma mati dalam kegilaan atau
kesesatan.
Yang selalu melakukan penangkapan terhadap Anak Binatang atau unggas dengan
alat jala akan ber-akibat Sanak Saudara-nya terpisah jauh dan sulit ditemukan.
Yang mem-fitnah Triratna akan mendapat balasan karma menjadi buta, tuli, dan
bisu.
~ 28 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Yang menghina Buddha Dharma akan di-hukum di Alam sengsara ( Alam Neraka,
Alam Setan, dan Alam Binatang ).
Yang sengaja menodai Sang Suci atau mengotori Tempat Suci akan menerima
pembalasan di-terjun-kan ke Alam Binatang.
Para Bhiksu yang melanggar sila makan atau sila lain-nya akan ber-akibat diri-nya
di-lahir-kan di Alam Binatang dan selalu menderita kelaparan.
Yang ber-tabiat suka memboroskan uang atau barang-barang berharga akan ber-
akibat pada masa yang akan datang selalu kehilangan benda yang di-sayangi.
Yang bersikap sombong atau egois akan menerima balasan karma diri-nya di-lahir-
kan di Golongan paling rendah.
Yang ber-lidah dua dan senang ber-tengkar akan di-lahir-kan menjadi Makhluk yang
tidak dapat ber-bicara atau menjadi seekor burung yang hanya pandai ber-kicau.
Yang ber-pandangan tidak benar atau sesat akan meng-akibat-kan diri-nya di-lahir-
kan di daerah terpencil.
Demikian-lah, Hukum Karma yang harus di-terima oleh Umat Manusia yang
berada di Dunia Jambudvipa. Bagi yang melakukan karma jahat melalui perbuatan,
perkataan, dan pikiran yang banyak-nya hingga juta-an macam akan mendapat balasan
karma yang jumlah-nya juga juta-an macam.
Meskipun karma Umat Manusia sedemikian banyak, tapi Sang Ksitigarbha tetap
dengan ulet terus berusaha dengan menggunakan berbagai cara yang tepat untuk
menyelamatkan dan mem-bimbing mereka hingga menjadi sadar dan mencapai
Kesucian.
~ 29 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Setelah mendengar Sabda Sang Buddha, ke-4 Maharajakajika merasa sangat sedih,
dan dengan wajah sendu Mereka memberi hormat kepada Buddha Sakyamuni, lalu
mereka kembali ke tempat-Nya.
*********
~ 30 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 5 -
BERBAGAI BENTUK ALAM NERAKA SERTA NAMA-NYA
Di sebelah Timur dari Dunia Jambudvipa ini terdapat sebuah gunung besar yang
bernama Maha Cakravada. Di dalam gunung ini gelap sekali dan sulit di-tembusi
cahaya Bulan maupun Matahari. Di dalam-nya terdapat sebuah Neraka utama yang
Maha besar bernama Anantarya, dan di sebelah-nya juga terdapat sebuah Neraka Besar
yang ber-nama Avici, dan di sekitar-nya juga terdapat Neraka-neraka lain, seperti
Neraka Pojok-4, Pedang-Terbang, Panah-Api, Gunung-Berapit, Tembusan-Tombak,
Kereta-Baja, Ranjang-Baja, Kerbau-Baja, Jubah-Baja, Mata-Keris-1.000, Keledai-Baja,
Neraka Leburan-Tembaga, Neraka Peluk-Tiang-Api, Neraka Api-Menjalar, Bajak-Lidah,
Mengikir-Kepala, Membakar-Betis, Mematuk-Mata, Neraka Menelan-Gumpalan-Besi,
Neraka Saling-Bentrok, Kapak-Baja, Neraka Saling-Geram, dan Neraka-neraka lain-nya.
Sang Ksitigarbha berhenti se-jenak lalu ber-kata lagi, O Mahacarya, tahu-kah Anda,
Neraka-neraka yang berada di dalam Gunung Maha Cakravada ini banyak sekali, seperti
Neraka Berdengung, Mencabut-Lidah, Air-Berkotoran, Gembok-Tembaga, Gajah-Api,
Anjing-Api, Elang-Api, Kuda-Api, Kerbau-Api, Gunung-Api, Batu-Api, Ranjang-Api,
Pengupas-Kulit, Pengisap-Darah, Pembakar-Tangan, Neraka Pembakar-Kaki, Neraka
Balok-Api, Neraka Gergaji-Api, Neraka Penusuk-Tubuh, Rumah-Api, Rumah-Besi,
Serigala-Api, dan sebagai-nya.
***
~ 31 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Yang ber-hati jahat, jantung-nya akan di-keluar-kan dan di-makan oleh Sang Yaksa.
Yang melakukan perbuatan jahat melalui jasmani akan akan di-sedia-kan air men-
didih untuk me-masak tubuh-nya, atau si Terhukum di-suruh memeluk tiang panas yang
terbuat dari tembaga hingga tubuh-nya hangus.
***
~ 32 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Ada Neraka yang di-penuhi kobar-an api dan api-nya akan men-jalar ke tubuh si
Terhukum.
Ada Neraka yang penuh salju yang suhu-nya dingin sekali, Makhluk apa saja yang
masuk ke dalam-nya akan mati kedinginan.
Ada Neraka yang memiliki kolam yang penuh dengan kotoran ber-bau busuk dan air
tuba, dan si Pembuat dosa akan di-terjun-kan ke dalam-nya.
Ada Neraka yang mem-bolak-balik tubuh Orang yang berdosa, lalu di-tusuki dengan
tombak runcing.
Ada Neraka yang menyediakan ular baja panas untuk mem-belit tubuh Umat yang
berdosa.
Ada Neraka yang menggunakan anjing besi untuk meng-gigit Umat yang berdosa
hingga tewas.
Ada Neraka yang menggunakan keledai baja dan kuda baja yang panas untuk di-
naiki si Pembuat dosa, hingga yang menaiki-nya merasa sengsara sekali dan akhir-nya
tewas di atas punggung binatang dari baja yang panas itu.
***
O Mahacarya, jika secara luas Aku menceritakan keadaan hukuman di dalam Alam
Neraka, hingga 1 kalpa pun tak kan habis diuraikan-nya, karena di setiap Neraka terdapat
hukuman atau penderitaan yang jumlah-nya ratus-an ribu macam, sedangkan Neraka-
neraka itu sedemikian banyak-nya. Kini Aku menerima kesaktian dari Sang Buddha
sehingga mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari Yang Arya ( Suci ).
Demikian-lah penjelasan-Ku yang singkat sebagai jawaban atas pertanyaan dari
~ 33 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
**********
BAB 6 -
SANJUNGAN DAN PUJIAN SANG TATHAGATA BUDDHA SAKYAMUNI
Pada waktu itu, badan Buddha Sakyamuni tiba-tiba ber-sinar amat terang, kekuatan
dari cahaya yang di-pancar-kan tembus sampai ke Alam-alam Buddha lain yang banyak-
nya hingga juta-an koti bagai-kan butir-an pasir di Sungai Gangga. Kemudian sinar yang
amat terang benderang itu ber-ubah menjadi suara merdu yang mengumandangkan
nada-nada gembira, mem-beritahu-kan sesuatu kepada Para Bodhisattva Mahasattva
serta kepada Para Dewa, Naga, Makhluk Suci, Raja Setan, Kinnara, Makhluk yang bukan
Manusia, dan Umat lain-nya yang berada di seluruh Alam Buddha. Bunyi-nya,
Para Pendengar yang Budiman, hari ini Aku memuji Sang Bodhisattva
Mahasattva Ksitigarbha, yang telah menyalurkan cinta kasih serta kesaktian yang tidak
terperikan ke 10 Penjuru Dunia untuk menyelamatkan semua Makhluk hidup yang
menderita untuk mencapai kebebasan. Apabila Aku memasuki parinirvana, kamu
selaku Bodhisattva Mahasattva, atau Dewa, Naga, Makhluk-makhluk Suci, Raja Setan,
serta Umat lain-nya, dengan segala cara yang terampil hendak-nya memelihara dan
melindungi Sutra ini, agar Para Umat dapat meng-amalkan-nya untuk mencapai
Kebahagiaan Nirvana.
Setelah suara merdu yang ber-kumandang dengan nada gembira itu berhenti, Sang
Bodhisattva Mahasattva Samantavistara yang berada di Persamuan itu bangkit dari
tempat-Nya, dengan mengatupkan ke-dua telapak tangan-Nya, Beliau memberi hormat
kepada Sang Buddha seraya ber-kata, O Bhagava Yang Termulia, hari ini Sang Bhagava
dengan suara yang merdu dan nada yang gembira menyanjung dan memuji Jasa-jasa
luhur, kewibawaan, keterampilan, serta kekuatan suci yang di-miliki Sang Ksitigarbha di
Persamuan Agung ini. Saya mohon Sang Bhagava Yang Termulia sudi-lah meng-umum-
kan kepada Kami, dengan cara apa dan bagaimana, Sang Ksitigarbha mem-bimbing Para
Dewa, Manusia, untuk menanam benih Kebajikan yang dapat membuahkan hasil yang
gemilang, terutama kepada Para Umat yang berada pada masa menjelang berakhir-nya
~ 34 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Dharma, agar berkat khotbah Sang Buddha, ber-manfaat bagi Para Hadirin, serta Para
Dewa, Naga, ke-8 Kelompok Makhluk, dan Para Umat Manusia yang berada di masa yang
akan datang, juga dapat meng-amal-kan Jalan Kebajikan tersebut, serta menyanjung
Ajaran dari Para Buddha.
***
Ketahui-lah, pada masa mendatang, apabila terdapat Putra Putri ber-budi, yang
setelah mendengar Nama Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha, lantas atas dasar
kesadaran dari hati sanubari-nya yang dalam beliau memberi hormat, memuji, dan
merenungkan Jasa-jasa Bodhisattva Ksitigarbha, dengan demikian maka si Pemuja
dapat me-musnah-kan dosa-nya sebanyak 30 kalpa !
***
O Arya Vistara, seandainya terdapat Kaum Wanita yang tidak suka lahir sebagai
Wanita lagi pada masa yang akan datang, mereka dapat memuja gambar atau patung
Sang Ksitigarbha, dengan bunga, dupa, makanan-minuman, jubah, spanduk sutera,
panji-panji, uang logam kuno, permata, dan sebagai-nya ( sajian tak usah lengkap
semua, hanya menurut kemampuan si Pemuja ), beliau yang sering mengadakan puja
bakti di depan Bodhisattva Ksitigarbha, apabila Kehidupan-nya telah berakhir di Alam
Manusia, maka mereka akan di-lahir-kan di Alam Suci yang tak ada Wanita-nya, seperti
di Alam Sukhavati ( Alam Buddha Amitabha ) atau di-lahir-kan di Alam Suddhavaidurya
~ 35 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
( Alam Buddha Bhaisajyaguru ). Atau tetap di-lahir-kan di Alam Manusia dengan tubuh
Pria dan selama juta-an kalpa ber-turut-turut, ter-kecuali jika mereka masih harus lahir
sebagai seorang Wanita untuk menjalankan tugas Suci di pelbagai Alam Semesta guna
untuk menyelamatkan Para Makhluk yang sengsara. O Arya Vistara, berkat Jasa-jasa
yang di-peroleh dari pemujaan Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha itu, maka selama
juta-an kalpa ia tidak akan lagi dilahirkan sebagai Wanita.
***
***
Lagi, O Arya Vistara, seandainya Putra Putri yang ber-budi itu, senang dengan
menggunakan nyanyi-an dan tari-an rohani untuk memuji Jasa-jasa Ksitigarbha dan
dengan tulus Sang Umat menyediakan dupa, bunga, dan sebagai-nya, untuk
menyembah Beliau di depan gambar-Nya, atau mengajak Para Simpatisan, baik seorang
atau pun puluh-an, bahkan ratus-an, untuk ber-sama-sama mengadakan puja bakti
kepada Beliau, maka Sang Umat tersebut, baik di masa sekarang maupun di masa
mendatang, akan di-lindungi oleh ratus-an ribu Dewa yang ber-budi baik siang maupun
malam, dan sejak itu tidak akan ada musibah atau malapetaka yang menimpa-nya.
*****
~ 36 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
Lagi, O Arya Vistara, pada masa mendatang, apabila terdapat seorang Lelaki
atau Wanita, yang menderita penyakit parah yang menahun dan tidak sembuh-sembuh,
walaupun sudah sering di-obati, sehingga sepanjang hari beliau harus ber-baring terus
di atas ranjang, hidup-nya sangat merana, mati tidak bisa, hidup pun sengsara. Atau
terdapat seseorang yang setiap malam ber-mimpi buruk, se-olah-olah diri-nya selalu di-
ajak oleh Iblis jahat atau Arwah Sanak Saudara-nya ber-sama-sama pergi ke suatu
gunung yang amat curam, hingga beliau meng-gigil dan ber-keringat, atau setiap siang
dan malam beliau terus di-goda oleh Makhluk halus selama ber-tahun-tahun, hingga
badan-nya semakin lama semakin kurus, dan hanya bisa mengeluh dan me-rintih di
atas ranjang. Keadaan ini tak lain karena Arwah dari Para Musuh-nya telah lama
menunggu kedatangan Orang tersebut di Alam Yama Loka ( Alam dari Raja Neraka ),
agar Arwah dari Orang tersebut dapat di-adili atas kejahatan yang pernah di-lakukan-
nya, dengan demikian Para Arwah baru akan merasa puas, akan tetapi usia dari Orang
tersebut belum sampai waktu-nya, sehingga harus mengalami kesakitan atau
penyiksaan secara jasmani dulu. Sayang sekali, karena Manusia hanya memiliki mata
jasmani, sehingga tidak dapat melihat Arwah Musuh-nya yang sedang berada di sisi-
nya. O Arya Vistara, mengingat peristiwa yang luar biasa ini, seharusnya Para Bijaksana
menerangkan kepada Sang Umat, sehingga beliau mengetahui akan hal ini dan dapat
menjadi sadar se-cepat mungkin. Para Bijaksana juga harus membantu mereka dalam
membacakan Sutra ini dengan khidmat di depan gambar, lukisan, atau patung dari Para
Buddha atau Bodhisattva Mahasattva serta mem-bimbing mereka dalam menyediakan
benda-benda persembahan baik di dalam rumah, pekarangan, kebun, dan sebagai-nya
sebagai sajian Suci. Kemudian Sang Suci atau Sang Tokoh Bijaksana dapat ber-diri di
depan Orang sakit itu seraya berkata,
~ 37 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Atau dengan cara lain, yaitu memesan Keluarga B ( yang menderita itu ) agar
ber-doa di depan Buddha ruphang atau patung Bodhisattva serta membaca Sutra Suci
ini atau mengumpulkan dana untuk membuat patung Buddha, Bodhisattva, di Tempat
Ibadah, atau membangun Stupa, Vihara, atau menyalakan lampu di dalam Rumah Suci
atau di jalan yang gelap serta men-dana-kan sandang pangan kepada Para Anggota
Sangha. Ketahui-lah, Para Arya atau Para Tokoh Bijaksana boleh menggunakan cara apa
saja asalkan se-waktu membaca Pernyataan itu harus di-ucap-kan dengan suara cukup
keras di sisi Orang sakit itu, agar semua isi dari Pernyataan itu dapat di-dengar oleh-
nya, supaya Jasa-jasa yang di-amal-kan untuk-nya dapat diketahui-nya, dan dapat di-
ingat oleh vijnana-nya ( batin-nya ), bahwa berkat dengan Jasa Suci tersebut segala
karma buruk yang di-miliki-nya akan menjadi ringan atau musnah.
Dan apabila saat Sang Pasien meng-hembus-kan nafas-nya yang terakhir, Sang
Tokoh Bijaksana tetap harus melanjutkan pembacaan Pernyataan tersebut serta Sutra
Suci ini dengan nada yang agak tinggi. Arya Vistara, berkat Jasa-jasa Suci ini, Sang
Pasien tersebut akan ter-bebas dari dosa-dosa yang pernah di-buat di masa silam dan
masa kini. Bahkan dosa berat seperti 5 dosa durhaka pun dapat di-hapus-kan.
Selanjutnya, dia akan di-lahir-kan di suatu Alam yang sejahtera, dan pada waktu itu dia
akan mengetahui apa yang pernah di-alami-nya pada masa silam.
***
O Arya Vistara, seandainya Para Putra-Putri yang ber-budi telah mengetahui Sutra
Suci yang penting ini, dan mereka dapat menyalin, atau mencetak, dan menyebarkan-
nya, baik perorangan atau pun bersama, dan membuat patung Bodhisattva Ksitigarbha
dan memuja-Nya, pasti mereka akan di0anugerahi oleh Bodhisattva Mahasattva
Ksitigarbha dengan Pahala yang sangat Agung. Mereka bisa mencapai Ke-Buddha-an
se-cepat mungkin. Maka dari itu, O Arya Vistara, Anda berusaha-lah dengan cepat,
apabila Anda dapat ber-jumpa dengan Umat yang ber-budi yang menyayangi Sutra Suci
ini, memuji atau membaca Sutra Suci ini, Anda segera menggunakan berbagai cara yang
praktis untuk menguatkan batin-nya, agar mereka dapat mem-praktek-kan Dharma ini,
hingga dapat mengumpulkan ratus-an ribu kot Jasa pada masa sekarang dan pada
masa yang akan datang.
***
~ 38 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
Ada lagi, O Arya Vistara, jika pada masa mendatang terdapat Umat dari Kaum
rendah, Budak, Pesuruh, Pramuwisma, dan sebagai-nya, yang merasa nasib-nya selalu
di-belenggu oleh kesengsaraan dan mereka ingin ber-tobat, dan ingin merubah nasib
mereka yang buruk itu, maka mereka harus dengan sepenuh hati memberi hormat
kepada ruphang Sang Bodhisattva Ksitigarbha, kemudian menyebut Nama Beliau
sebanyak-nya 10.000 kali selama 7 hari. Berkat dari Jasa-jasa Kebajikan ini, maka kelak
mereka akan di-lahir-kan kembali menjadi Anggota dari Keluarga yang Termulia tanpa
mengalami penderitaan di Alam kesengsaraan selama ratus-an ribu masa.
***
Lagi, O Arya Vistara, jika di masa yang akan datang apabila ada Para Umat
Jambudvipa baik dari Suku Ksatriya, Brahmana, maupun Grhapati atau Kulapati, serta
Suku Bangsa apa pun, seandainya mereka mendapat karunia seorang Bayi, mereka
dapat mengadakan Upacara yang sederhana, yaitu membaca Sutra ini, atau hanya
menyebut Nama Bodhisattva Ksitigarbha sebanyak 10.000 kali selama 7 hari sejak Bayi
~ 39 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
tersebut lahir. Hal ini dapat dilakukan oleh Orangtua atau Wali-nya atau Pandita,
Bhiksu, atau Bhiksuni, maka berkat dari Jasa Suci ini Sang Bayi, baik Laki-laki maupun
Perempuan, akan jarang di-timpa musibah atau malapetaka. Demikian pula, hidup-nya
akan selalu bahagia dan usia-nya pun panjang.
***
Lagi, O Arya Vistara, ada 10 Hari Suci ( Dasa-upavasatha ), yaitu Tanggal 1, 8, 14,
15, 18, 23, 24, 28, 29, dan 30 dari Penanggalan Candra Sengkala ( Kalender Lunar ). Ke-
10 Hari Suci ini sangat berarti bagi Umat-umat yang berasal dari Jambudvipa ( Alam
Manusia ), karena segala perbuatan dari Sang Umat, baik yang bersifat Kebajikan,
seperti menjalankan sila vegetarian, melepas Makhluk hidup, membaca Sutra, ber-dana
untuk keperluan Vihara, atau menyumbang Kitab Suci, atau pun perbuatan yang tidak
baik seperti membunuh, mencuri, perbuatan asusila, ber-dusta, dan karma-karma lain-
nya akan di-kumpul-kan pada hari tersebut.
O Arya Vistara, mengingat peristiwa yang penting ini, Anda harus dengan iba
mengasihani Para Umat, terutama membimbing mereka untuk membaca Sutra ini pada
Hari Suci tersebut di depan gambar Buddha atau gambar Bodhisattva, boleh juga di
depan Para Pandita, Bhiksu, atau Bhiksuni, agar daerah-daerah dari ke-4 Jurusan, yakni
Timur, Selatan, Barat, dan Utara se-luas 1 yojana tak akan terjadi musibah atau
malapetaka yang membahayakan mereka. Demikian pula Para Anggota Keluarga-nya,
baik yang ber-usia tua atau pun yang masih muda, selama mereka berada di Lingkungan
itu, mereka akan merasa aman tentram, dan selama ribu-an tahun akan tetap terbebas
dari segala siksa-an Alam kesengsaraan.
***
***
Maka dari itu, O Arya Samantavistara yang ber-budi, Anda harus mengenalkan
kepada Para Umat tentang Bodhisattva Ksitigarbha yang memiliki Rddhi-Abhijnabala
yang sedemikian kuat, serta kepandaian-Nya yang sedemikian luar biasa, dan
kewibawaan-Nya yang sedemikian luhur, yang memiliki Jasa-jasa juta-an kot, dan
dengan Jasa-jasa-Nya Beliau dapat menolong Makhluk yang sengsara yang banyak-nya
sulit diperkirakan.
~ 40 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
***
Sang Buddha bersabda kepada Sang Samantavistara, Sutra ini mempunyai 3 nama;
~ 41 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Akan tetapi, karena Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha sejak juta-an kalpa hingga
sekarang selalu ber-ikrar dengan Maha Pranidhana-Nya ( Niat Suci yang Maha Besar )
untuk menolong Para Makhluk yang berada di Alam Semesta, maka kamu sekalian harus
dengan tulus ikhlas mewujudkan cita-cita-Nya, terutama membantu Beliau
menyebarkan Sutra ini ke pelbagai Daerah, agar Para Umat memperoleh manfaat dari
Dharma ini.
Setelah Sang Samantavistara beserta Para Hadirin mendengar uraian dari Sang
Buddha ini, mereka semua ber-janji akan menyebarkan Sutra ini, dan dengan perasaan
gembira Sang Samantavistara ber-anjali kepada Sang Buddha dan kembali ke tempat
duduk-Nya.
**********
~ 42 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 7 -
MANFAAT BAGI YANG HIDUP DAN YANG TELAH MENINGGAL DUNIA
Pada saat itu, Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha ber-kata kepada Sang
Buddha, O Bhagava yang Termulia, menurut pendapat-Ku, Para Umat yang berasal dari
Dunia Jambudvipa ( Alam Manusia ) mudah sekali terlibat dosa yang dilakukan-nya
melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan, walaupun mereka telah di-bimbing menjadi
baik, namun, selang tidak beberapa lama mereka menjadi buruk lagi. Terutama apabila
mereka di-goda oleh hal-hal jahat, dengan cepat sekali mereka ter-pengaruh. Kondisi
mereka bagaikan Orang yang di-bebani batu ber-jalan melintasi jalan ber-lumpur, semakin
ia melangkah semakin dalam kaki-nya ter-jerembab. Jika pada saat itu terdapat seorang
Bijaksana yang ber-sedia membantu meringankan beban batu ( dosa-nya ) itu sebagian
atau semua-nya, beruntung-lah dia !
Apabila, Tokoh yang Bijaksana itu memiliki kekuatan yang cukup dan ber-sedia
membantu Umat yang malang itu untuk keluar dari perjalanan ber-lumpur tersebut,
Beliau akan berkata, Perjalanan berat sudah terlewatkan, dan telah tiba ke jalan yang
rata, Anda harus tetap sadar dengan sepenuh hati agar tidak perlu menempuh jalan berat
yang lain lagi, karena mungkin tidak ada lagi Orang yang akan membantu Anda, sehingga
sulit bagi Anda untuk keluar dari jalan yang menyengsarakan itu.
***
Pada saat akan wafat, sedia-kan-lah satu tempat yang bersih dekat mayat
Almarhum, dan pasang-lah panji-panji, payung sutera, dan sebagai-nya di atas-nya,
nyalakan-lah beberapa lampu yang di-isi dengan minyak bersih dan di-letak-kan di atas
meja atau di atas peti-nya. Keluarga Almarhum boleh membaca Sutra Suci Ajaran Sang
Buddha dan menyediakan gambar Buddha serta gambar dari Para Arya dan di-gantung-
kan di tempat yang bersih. Kemudian si Pemuja atau Pandita, Bhiksu atau Bhiksuni,
dapat menyebut Nama-nama Buddha, Bodhisattva, serta Pratyeka Buddha di depan
~ 43 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
Seandai-nya ada di antara Anggota Keluarga-nya, atau Umat yang lain, ber-
sedia terus ber-Amal Kebajikan selama 49 hari sejak wafat-nya sang Almarhum, dan
Jasa Kebajikan yang berharga itu langsung disalurkan kepada si Almarhum, maka
Almarhum tdak akan dijatuhkan ke Alam sengsara, dan sebagai gant-nya, dia akan
menikmat Kebahagiaan di Surga atau di Alam Manusia terus-menerus. Di samping
itu, Keluarga-nya yang masih berada di Dunia juga memperoleh Pahala Keberuntungan
yang banyak.
***
~ 44 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Apabila sang Almarhum sama sekali tidak pernah berbuat Jasa Kebajikan se-masa
hidup-nya, jika di-tambah lagi karma pembunuhan, pasti dia akan menanggung karma
itu di Alam kesengsaraan. Peristiwa itu persis seperti seseorang yang datang dari
tempat yang jauh dan sudah 3 hari beliau belum makan atau minum karena bekal-nya
habis dan pundak-nya sedang di-bebani ratus-an kilo barang, lalu beliau bertemu
dengan Anggota Keluarga-nya di tengah perjalanan dan mereka menambah lagi
beberapa barang di pundak-nya, sehingga kondisi-nya menjadi semakin buruk dan
gawat.
***
***
Pada saat itu, di dalam Persamuan Agung di Istana Trayastrimsa terdapat seorang
Grhapati bernama Mahapratibhana, beliau telah lama mencapai Nirvana, akan tetapi
dengan tubuh jelma-an sebagai seorang Grhapati, Beliau selalu hadir di 10 Penjuru Alam
Buddha guna menyelamatkan Para Makhluk sengsara. Beliau bangkit dari tempat duduk-
Nya dan merangkupkan ke-dua telapak tangan ber-tanya kepada Bodhisattva Ksitigarbha,
O Arya Ksitigarbha yang Maha Welas Asih, jika ada Umat Jambudvipa yang telah
wafat, dan Anggota dari Keluarga-nya, baik yang tua atau yang muda, ada yang ber-hasrat
meng-Amal-kan berbagai sajian yang berharga seperti membuat panji, payung ber-tirai,
gambar Buddha, gambar Para Arya, nyala lampu, dan ber-doa menyebut Nama Buddha
atau Bodhisattva, membaca Sutra, dan sebagai-nya. Atau mereka menyediakan sandang
pangan melaksanakan Upavasatha untuk Para Bhiksu Sangha seperti ber-dana makanan-
minuman, jubah, perabot, dan sebagai-nya. Atau mereka terus menanam benih Kebaikan
( umpama-nya mereka ber-dana uang atau makanan dan baju untuk rumah yatim piatu,
Para Pengungsi yang ter-kena musibah, membangun Vihara, Stupa, mencetak Kitab Suci,
dan sebagai-nya ), kemudian Jasa ini di-salur-kan kepada sang Almarhum. Apa-kah
dengan Berkah dan Kebajikan yang dilakukan oleh Keluarga-nya, si Almarhum dapat
menikmati Pahala tersebut dan akan memperoleh kebebasan ?
~ 45 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Akan tetapi, O sang Grhapat yang Bijaksana, bagi Para Umat, baik Pria
maupun Wanita, yang se-waktu masih berada di Dunia enggan menanam benih
Kebaikan, melainkan senang melakukan karma jahat hingga dosa-nya banyak sekali,
meskipun Keluarga-nya banyak mengamalkan Jasa Kebaikan kepada sang Almarhum
setelah beliau meninggal dunia, maka jasa apa saja yang terdiri dari 7 bagian, sang
Almarhum hanya dapat menerima 1 bagian saja dan 6 bagian lain-nya akan di-nikmat
oleh Keluarga-nya yang berada di Dunia.
Maka dari itu, para Pria atau Wanita yang berada di masa sekarang atau di masa
mendatang harus sadar dan bijaksana, dan se-dini mungkin, dengan menggunakan
kesempatan yang amat berguna ini, selama masih sehat dan kuat, mempraktekkan
Dharma luhur untuk menyelamatkan diri dari penderitaan tumimbal lahir. Dan semua
hasil kebajikan yang dilakukan-nya akan di-nikmati oleh Umat itu sendiri tanpa meleset
sedikit pun.
***
Apabila sang Umat enggan sadar secara bijaksana terhadap peristiwa yang
penting ini, maka pada saat maut yang disebut Setan Anitya ( Hukum Ke-tidak-kekal-
an ) datang, maka Arwah dari sang Almarhum akan seperti Makhluk halus yang terbang
tanpa tujuan, karena mereka tidak mengerti dosa dan jasa yang pernah di-buat selama
masih hidup.
Kini, dalam waktu 49 hari sejak wafat, sang Almarhum akan merasa seperti Orang
tuli dan bisu, atau Orang yang sedang menderita penyakit jiwa yang di-terjun-kan di suatu
Alam yang asing. Atau, karena Hukum Karma, Arwah-nya harus jatuh ke Alam Yamaraja
( Raja Neraka ) untuk menunggu hukuman-nya. Saat keputusan-nya belum ditentukan
oleh Sang Kuasa, dan Arwah-nya belum dapat di-lahir-kan, maka saat itu kecemasan,
kemurungan, akan mempengaruhi perasaan Arwah si Almarhum. Terutama apabila
beliau di-lahir-kan di pelbagai Alam kesengsaraan. Ketahui-lah, saat si Almarhum sedang
di-landa kesedihan selama 7 minggu itu, dia selalu mengenang akan Keluarga-nya yang
telah di-tinggal-kan di Dunia. Maka pada waktu ini sangat-lah di-harap-kan agar Para
Umat dapat meng-Amal-kan Jasa-jasa se-banyak-banyak-nya untuk menyelamatkan si
Almarhum, agar beliau dapat dengan cepat keluar dari Alam sengsara.
Sebab, walaupun dia tadi-nya seorang yang kuat, tapi setelah menjadi Arwah
datang ke Akhirat dia tak dapat ber-buat apa-apa lagi. Setelah selang 49 hari ( kadang-
~ 46 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
kadang tak pasti ), apabila vonis-nya selesai, si Almarhum harus menurut Hukum Karma-
nya di-hukum sesuai dengan perbuatan yang pernah di-lakukan-nya se-masa masih hidup
di Dunia. Apabila sang Umat benar-benar berdosa, berarti dia akan menerima
hukuman-nya di Alam Neraka hingga juta-an tahun dan sulit mem-bebas-kan diri lagi.
Terutama Orang yang telah berbuat dosa durhaka dari Pancanantarya ( 5 perbuatan
durhaka ). Pasti-lah Arwah-nya akan di-terjun-kan ke Neraka utama hingga ribu-an
kalpa, bahkan puluh-an ribu kalpa, sulit mendapat kesempatan untuk keluar.
Tapi, sebelum Upacara-nya di-mulai, air yang digunakan untuk men-cuci beras,
sayur, dan makanan lain-nya tidak boleh mengotori Tempat Suci tersebut, dan saji-saji-
an, sebelum di-puja-kan pada gambar Buddha dan Para Arya, atau sebelum
dipersembahkan kepada Para Bhiksu Sangha atau Para Tokoh Bijaksana, tidak boleh di-
makan dulu-an oleh Anggota Keluarga-nya.
Apabila si Pemuja dengan sengaja melanggar Tata Krama atau kurang menaruh
perhatian terhadap hal ini, sehingga tempat dan suasana-nya kurang suci dan khidmat,
maka si Almarhum sulit menerima Jasa-jasa yang di-salur-kan oleh Keluarga-nya.
Upacara tersebut harus ber-jalan lancar hingga selesai, saji-an dan tempat-nya harus
tetap suci bersih seperti semula-nya. Demikian juga, puji-an terhadap gambar Buddha
dan Para Arya serta Para Bhiksu Bhiksuni Sangha, harus dilaksanakan dengan baik.
Maka dari itu, O Sang Grhapati yang bijak, apabila Para Umat dari Dunia
Jambudvipa itu hendak meng-Amal-kan Jasa untuk Orangtua-nya atau Sanak Saudara-nya,
maka pada saat beliau akan menghembus nafas-nya yang terakhir, mereka harus dengan
perasaan tulus dan khidmat membuat Upacara Upavasatha atau puja bakti lain-nya. Jika
mereka dapat berbuat demikian, manfaat-nya baik bagi Orang yang telah meninggal atau
yang masih hidup akan sangat baik.
***
~ 47 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
**********
~ 48 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 8 -
PUJIAN YAMARAJA BESERTA PARA PENGIKUT-NYA
Pada saat itu, terdapat rombongan Raja Setan yang di-pimpin Para Yamaraja yang
jumlah-nya banyak sekali, semua telah tiba di Istana Trayastrimsa. Nama-nama dari Raja
Setan tersebut adalah, Raja Setan Selaku Raja Kejahatan, Raja Setan Berupa-rupa
Kejahatan, Raja Setan Pertengkaran, Raja Setan Macan Putih, Raja Setan Macan Darah,
Raja Setan Macan Merah, Raja Setan Menyebar Petaka, Raja Setan Terbang, Raja Setan
Kilat Petir, Raja Setan Ber-gigi Serigala, Raja Setan 1.000 Mata, Raja Setan Khusus Penelan
Binatang, Raja Setan Pemikul Batu, Raja Setan Pengurus Pemborosan, Raja Setan
Pengurus Bencana, Raja Setan Pengurus Makanan, Raja Setan Pengurus Harta Benda, Raja
Setan Pengurus Ternak, Raja Setan Pengurus Unggas-unggas, Raja Setan Pengurus
Binatang, Raja Setan Pengurus Para Iblis, Raja Setan Pengurus Kelahiran, Raja Setan
Pengurus Nyawa, Raja Setan Pengurus Penyakit, Raja Setan Pengurus Kecelakaan, Raja
Setan Ber-mata 3, Raja Setan Ber-mata 4, Raja Setan Ber-mata 5, Raja Setan Kiris, Raja
Setan Maha Kiris, Raja Setan Kriksa, Raja Setan Maha Kriksa, Raja Setan Anotha, Raja
Setan Maha Anotha, dan Raja Setan lain-lain-nya. Setiap Raja Setan memimpin ratus-an
ribu Raja Setan Muda yang berasal dari Jambudvipa, semua mempunyai tugas dan
kedudukan masing-masing. Mereka semua bersama Yamaraja. Berkat kekuatan batin
Sang Buddha dan Ksitigarbha Bodhisattva, mereka dapat berada di Istana Trayastrimsa
untuk mendengar khotbah Sang Buddha dengan berdiri.
Saat itu, Sang Yamaraja ber-sujud kepada Sang Buddha seraya ber-kata, O Bhagava
yang Termulia, berkat kewibawaan Sang Buddha serta kekuatan Rddhi Abhijnabala Sang
Bodhisattva Ksitigarbha, kami dapat memperoleh kesempatan mengunjungi Istana
mewah di Surga Trayastrimsa. Sungguh besar manfaat-nya dan sungguh mem-bahagia-
kan, O Bhagava yang Termulia. Sekarang kami ingin menanyakan kepada Sang Buddha
suatu hal yang masih kami ragu-kan, sudi kira-nya Sang Bhagava menerangkan-nya
kepada Kami.
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Yamaraja, O Sang Yamaraja yang Terhormat,
baik sekali. Hal-hal apa-kah yang masih Engkau ragu-kan ? Sebut-kan-lah satu per satu,
tentu saja Aku bisa menjelaskan-nya kepada-Mu.
***
Pada waktu itu, Sang Raja dari Yama Loka itu ber-anjali kepada Sang Buddha serta
mengarahkan muka-Nya kepada Sang Ksitigarbha, lalu ber-kata, O Bhagava yang
Termulia, menurut kesimpulan yang Kami amati, selama ini Sang Bodhisattva Ksitigarbha
telah menggunakan ratus-an ribu jenis daya upaya yang praktis untuk menyelamatkan
Para Makhluk yang berdosa di 6 gatya Kehidupan, dan hingga sekarang pekerjaan-Nya
masih ber-jalan terus tanpa berhenti dan tanpa merasa lelah-letih sedikit pun ! Akan
~ 49 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
tetapi, hal-hal yang terpuji ini masih tetap membingungkan Kami sekalian. Pada hakikat-
nya, Sang Bodhisattva telah menggunakan kekuatan-Nya yang demikian hebat untuk
menolong Makhluk hidup, namun betapa mengagetkan, Para Makhluk hidup yang baru
saja bebas dari dosa-nya, ber-selang tidak beberapa lama, mereka terjun lagi ke Alam
kesengsaraan ! O Bhagava yang Termulia, Ksitigarbha Bodhisattva jelas memiliki kesaktian
yang luar biasa dan tak terbayangkan, tetapi, mengapa Para Makhluk tidak dapat di-buat-
nya tetap berada di Jalan Kebaikan dan mencapai kebebasan ? Sudi-lah kira-nya Sang
Bhagava menerangkan-nya kepada Kami sekalian.
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Yamaraja, Sang Raja yang Terhormat,
maklumi-lah, Umat dari Jambudvipa ada sebagian yang memiliki pembawaan yang
sangat keras dan amat sulit untuk membina-nya untuk dapat menjadi seorang Penganut
Suci. Akan tetapi, Yang Maha Welas Asih Sang Mahasattva Ksitigarbha tersebut tetap
memperjuangkan pembebasan Makhluk sengsara dengan semangat yang tinggi serta
keuletan-Nya hingga juta-an kalpa. Para Umat satu demi satu di-selamatkan-Nya, agar
mereka dapat dengan cepat bebas dari dosa-nya. Termasuk Para Umat yang berdosa
berat yang berada di Alam Neraka, pekerjaan utama Beliau adalah mencabut akar-akar
karma dari sang Umat, kemudian memberitahu kepada-nya asal-usul karma yang di-
buat oleh Umat tersebut pada masa silam, supaya mereka dengan cepat dapat
membangkitkan kesadaran-nya. Tetapi karena segala tindak tanduk Manusia
cenderung pada kejahatan, oleh karena itu, mereka yang baru saja keluar dari Jalan
Kesengsaraan, tak selang beberapa lama mereka terjun lagi ke Alam tersebut. Karena
hal itu-lah Sang Bodhisattva Ksitigarbha selalu mengalami ke-susah-payah-an di tengah
perjuangan pembebasan Makhluk sengsara itu hingga sedemikian lama.
***
~ 50 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
menyeberangkan diri-nya ke suatu jalan yang aman atau ke Pantai Sana untuk
menikmati Kebahagiaan.
Sang Tokoh Bijak kembali memberi nasehat, Wahai, si tersesat yang Ku-sayangi,
mulai dari hari ini hingga kapan saja, jangan lagi kembali ke jalan yang ber-bahaya ini.
Ketahui-lah, telah banyak Umat yang tersesat di jalan ini dan sulit mendapat kesempatan
untuk keluar dan akhir-nya menjadi korban yang malang. Setelah si tersesat mendengar
peringatan tersebut, beliau merasa amat terharu di dalam hati-nya. Se-waktu mereka
akan berpisah, sang Tokoh Bijak ber-kata lagi, Apabila Anda melihat Sanak Saudara-mu
atau Umat-umat yang lain, baik Pria maupun Wanita, mohon memberitahu kepada
mereka bahwa jalan ini amat ber-bahaya, siapa pun yang tersesat di Lingkungan ini pasti
akan menjadi korban. Tolong nasehati-lah Para Umat yang lain agar tidak terlibat pada
kematian yang percuma.
Akan tetapi, masih terdapat sebagian Umat yang memiliki dosa berat, meskipun
mereka sudah keluar dari jalan ber-bahaya tersebut, mungkin disebabkan pendirian-nya
yang kurang teguh, tak selang beberapa lama, mereka masuk kembali ke jalan yang ber-
bahaya tersebut, dan mereka sama sekali tidak mengingat lagi apa-kah jalan itu sudah
pernah di-lewati atau belum. Kemudian mereka tersesat lagi karena mereka ter-giur oleh
nafsu duniawi. Begitu-lah akhir-nya mereka menjadi korban dan harus menjalani
hukuman di Alam kesengsaraan lagi. Namun, Umat yang kurang kesadaran ini, masih
tetap di-selamat-kan oleh Sang Ksitigarbha dengan berbagai daya upaya yang tepat, agar
mereka dapat terbebas dari Alam kesengsaraan tersebut, dan dapat di-lahir-kan di Surga
atau Dunia Manusia. Tetapi apabila pendirian dan keyakinan mereka masih ber-goyah,
tidak teguh, atau karma-nya masih se-demikian berat, atau sama sekali tidak memiliki
kesadaran, walaupun sudah di-beri peringatan, maka Umat yang seperti ini selama ber-
juta-juta kalpa tetap harus berada di Alam Neraka.
***
~ 51 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Pada saat itu, Sang Raja Setan merangkupkan ke-dua telapak tangan-nya,
memberi hormat kepada Sang Buddha seraya ber-kata, O Bhagava yang Termulia,
kami selaku Pemimpin dari berbagai rombongan Setan, yang mana memiliki Anak
buah yang sangat banyak, yang semua-nya ber-tugas di Jambudvipa. Berhubung
karena akibat karma, Sanak Keluarga kami se-waktu ber-keliling di Alam Manusia lebih
banyak berbuat kejahatan daripada Kebajikan. Tetapi, se-waktu mereka melewat satu
rumah ke rumah lain-nya dalam satu Kota, atau dalam satu Kampung, baik di Desa,
kebun, pekarangan, dan sebagai-nya, apabila Para Setan melihat ada Pria atau Wanita
yang berbuat Kebaikan, walaupun hanya sedikit saja, terutama mereka yang
memasang panji, payung ber-trai di atas ruphang Buddha dan ruphang Para
Bodhisattva, walaupun hanya menyediakan sedikit persembahan, yaitu dupa, buah-
buah-an, bunga-bunga-an, yang di-letak-kan di atas Altar Buddha dan membaca Sutra
Ajaran Sang Buddha dan menyebut Nama Buddha atau Bodhisattva, atau pun hanya
membaca beberapa bait gatha ( syair ) yang ter-cantum-kan di dalam Kitab Suci Ajaran
Sang Buddha, maka Orang yang ber-budi ini akan selalu di-hormat oleh Para Setan,
dan mereka selalu di-pandang oleh Para Setan sebagai Para Buddha di masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang. Dan kami selaku Raja Setan selalu memerintahkan
Anak buah kami yakni Setan-setan yang memiliki kekuatan beserta Para Dewa Bumi
untuk melindungi mereka dan mencegah hal-hal yang jahat dan ber-macam-macam
musibah penyakit-penyakit aneh yang parah, atau hal-hal yang kurang baik yang
dapat mengganggu Lingkungan mereka, untuk tdak terjadi, terutama yang dapat
menimpa Keluarga mereka.
Sang Buddha memuji Raja Setan, Sadhu, Sadhu, Sadhu ! Karena Kamu sekalian
beserta Para Raja dari Yama Loka bersedia melindungi Para Pria dan Wanita yang ber-
budi, Aku akan memohon kepada Raja Indra di Istana Trayastrimsa serta Raja Brahma di
Surga Brahmakajika agar dapat membantu Kalian, supaya tugas Kalian dapat ber-jalan
dengan lancar.
***
Setelah Sabda Sang Buddha selesai, di dalam Persamuan Agung tersebut terdapat
seorang Raja Setan yang bernama Raja Setan Pengurus Nyawa, ber-kata kepada Sang
Buddha, O Bhagava yang Termulia, berhubung karena akibat karma, kami ber-tugas
mengurus nyawa dari Para Umat Jambudvipa, baik kelahiran-nya maupun kematian-
nya, Aku-lah yang mengurus-nya. Sebenarnya, cita-cita-Ku hendak memberi manfaat
kepada Manusia, namun mereka enggan memperhatikan, atau enggan menerima
nasehat-Ku, sehingga mereka, terutama yang baru lahir maupun yang akan meninggal
dunia, tidak mendapat perlindungan dan keselamatan, sebab Para Umat dari
Jambudvipa, baik Pria maupun Wanita, se-waktu melihat sang Ibu yang mengandung
atau hendak melahirkan, mereka seharusnya banyak berbuat Kebaikan untuk
menambah suasana Kebajikan dalam Rumah Tangga-nya, sehingga Kehidupan mereka
menjadi lebih aman dan sentosa. Dengan melihat Para Umat berbuat Kebajikan, Para
Dewa Bumi merasa amat gembira dan senang memberi perlindungan kepada sang Ibu
dan Anak-nya, sehingga mereka beserta seluruh Keluarga-nya selalu dalam keadaan
sehat dan bahagia. Dan pada saat sang Bayi lahir ke Dunia, jangan-lah membunuh
~ 52 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Makhluk ber-nyawa dengan alasan untuk sang Ibu, atau di-jadi-kan hidangan untuk
mengundang Para Sanak Saudara untuk datang ke rumah-nya dan ber-pesta makan
daging dari hasil pembunuhan serta menikmati minuman keras, atau ber-main musik,
menari, dan menyanyi. Hal ini dapat mengakibatkan sang Bayi dan Ibu-nya tidak dapat
merasa aman dan tentram.
Mengapa perbuatan tersebut harus di-hindari ? Karena pada saat sang Ibu akan
melahirkan, atau sedang mengalami kesukaran dalam melahirkan, waktu itu Para Setan
jahat, jin-jin liar, serta Makhluk halus lain-nya datang ke rumah sang Umat, karena
mereka ingin me-minum darah kotor yang ber-bau itu. Apabila kedatangan mereka Aku
ketahui, maka Aku segera memerintah Para Dewa Bumi untuk melindungi sang Ibu dan
Bayi-nya, supaya mereka tetap selamat. Di samping itu, Keluarga-nya semestinya harus
ber-syukur serta banyak berbuat Jasa Kebajikan untuk ber-Terimakasih pada Para Dewa,
karena sang Bayi dan Ibu-nya, ke-dua-dua-nya telah di-selamat-kan oleh-Nya. Namun,
ada sebagian Umat yang tidak hanya melupakan budi ini, melainkan mereka berani
melakukan pembunuhan terhadap nyawa hewan, dan beramai-ramai beserta Para
Sanak Saudara ber-pesta pora me-makan daging Makhluk hidup dan mengganggu
ketentraman suasana Rumah Tangga. Hal ini tentu akan membahayakan nyawa sang
Bayi dan Ibu-nya, betapa menyedihkan !
***
Demikian juga, Para Umat dari Jambudvipa ( Alam Manusia ), pada saat mereka
akan meninggal dunia, baik yang berdosa berat atau tidak, semua-nya akan Ku-bantu,
agar mereka tidak akan di-terjun-kan ke Alam kesengsaraan. Apabila sang Umat suka
berbuat Kebaikan pada masa hidup-nya, dapat mempermudah tugas-Ku, pasti-lah si
Almarhum dapat membebaskan diri dari segala rintangan secara cepat. Seperti di-
ketahui, Para Umat se-waktu akan meninggal dunia, waktu itu akan datang ratus-an
ribu Iblis jahat atau Makhluk halus dari pelbagai Alam sengsara. Mereka men-jelma-
kan tubuh-nya menjadi seperti Ayah atau Ibu, atau Sanak Saudara dari si Almarhum,
dan dengan sikap amat akrab mereka menyambut Almarhum, agar si Almarhum
dengan cepat mengikuti mereka untuk di-terjun-kan ke Alam kesedihan. Jika si
Almarhum berdosa berat, maka dengan cepat beliau akan mengikuti Para Iblis jahat
tersebut ber-sama-sama untuk pergi ke Alam Neraka.
~ 53 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
kesengsaraan, dan Para Iblis jahat, Para Makhluk halus lain-nya akan lenyap total dari
pandangan si Almarhum.
Yang terpenting, O Bhagava yang Termulia, baik Makhluk apa pun, pada saat
mereka akan meninggal dunia, seandai-nya mereka dapat mendengar Nama dari
seorang Buddha atau Nama dari seorang Bodhisattva, atau 1 bait gatha, atau perkataan
dari Sutra Mahayana, maka dengan Kebajikan ini, sang Umat, walaupun telah memiliki
dosa atau karma berat, pasti akan mendapat kebebasan, kecuali mereka yang
melakukan dosa dari 5 perbuatan durhaka dan dosa pembunuhan.
***
Sang Buddha ber-sabda kepada Raja Setan Pengurus Nyawa, O Raja Setan yang
ber-budi, sungguh, Anda adalah seorang Raja yang Maha Welas Asih. Anda berani ber-
janji kepada Para Umat, baik yang akan lahir atau yang akan meninggal dunia, bahwa
Anda ber-tekad melindungi mereka atau membantu mereka agar terbebas dari
kesengsaraan. Mudah-mudah-an usaha Anda dapat berhasil dengan baik. Dan jangan-lah
Anda menunda atau melupakan janji-Mu yang sedemikian Agung itu. Bila terdapat
seorang Wanita yang mengalami kesukaran dalam melahirkan dan beliau meninggal
dunia, usahakan-lah untuk membantu-nya juga.
Sang Raja Setan ber-kata kepada Sang Buddha, O Bhagava yang Termulia, mohon
Anda tak usah khawatir terhadap masalah ini. Aku sengaja men-jelma-kan diri-Ku hingga
se-demikian maksud-nya tiada lain, hanya satu, yaitu akan Ku-usaha-kan agar Para Umat
Jambudvipa, baik yang baru lahir atau yang akan meninggal dunia, agar keadaan-nya
tetap tenang, aman, dan bahagia. Seandai-nya Para Umat dapat menaruh perhatian dan
yakin terhadap nasehat yang Kami sampai-kan tersebut, pasti-lah mereka akan
memperoleh manfaat dan akan terbebas dari segala kesengsaraan.
***
Pada saat itu Sang Buddha mem-beritahu kepada Bodhisattva Ksitigarbha, O Sang
Ksitigarbha Yang Maha Welas Asih, ketahui-lah, Raja Setan yang bernama Pengurus
Nyawa ini, sejak Beliau memiliki identitas Raja Setan hampir ratus-an ribu masa Beliau
selalu menolong Para Makhluk yang sengsara. Karena perasaan Beliau dan cita-cita-Nya
yang se-demikian welas asih dan agung, maka Beliau dengan sengaja men-jelma-kan diri-
Nya menjadi seorang Raja Setan, padahal bukan ! Sesungguh-nya Beliau adalah seorang
Bodhisattva yang penuh welas asih, yang ber-niat menyelamatkan Umat dari penderitaan
dan kira-kira 170 kalpa lagi, Beliau akan menjadi seorang Buddha, dan gelar-Nya adalah
Animitta Tathagata, Nama kalpa-nya Sukham, Nama-nya di Alam Manusia adalah
Posadha dan usia-Nya panjang sekali sulit di-hitung dengan masa kalpa. O Sang
Ksitigarbha, demikian-lah tentang karir Raja Setan, yang hasil kerja-nya pun terlampau
~ 54 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
banyak untuk di-terang-kan secara keseluruhan, terutama Para Umat Manusia serta Para
Dewa yang pernah di-selamat-kan oleh Beliau juga tak terhingga banyak-nya.
**********
~ 55 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 9 -
MANFAAT MENYEBUT NAMA BUDDHA
***
O Bhagava, seperti yang di-ketahui, bahwa pada masa silam yang waktu-nya
telah mencapai asankhyeya kalpa itu, terdapat seorang Buddha muncul di Dunia,
Nama-nya ANANTAKAYA TATHAGATA. Apabila terdapat Para Pria atau Wanita, setelah
mendengar Nama Buddha tersebut, lalu bangkit rasa hormat di dalam hati sanubari-
nya, dan merenungkan Beliau dengan menyebut
***
~ 56 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
RATNAKARA TATHAGATA
Seandai-nya Para Pria atau Wanita, setelah mendengar Nama Buddha tersebut
lantas bangkit dari hati sanubari-nya untuk berlindung kepada Beliau dan memuliakan
Nama-Nya, mereka dapat mencapai tingkat kesucian Anuttara Samyak Sambodhi.
***
Ada lagi, pada masa yang silam terdapat seorang Buddha yang ber-Nama
PADMAJINA TATHAGATA. Apabila Para Pria atau Wanita, yang setelah mendengar
Nama Beliau lalu terus mengingat-Nya di dalam hati-nya, maka Umat tersebut akan
mendapat kesempatan di-lahir-kan di Surga Sad Jhanadhatu selama ribu-an kali.
Terutama jika mereka dapat menyebut Nama-Nya
***
Ada lagi, pada masa lampau yang lama-nya asankhyeya kalpa yang sulit
diperhitungkan, terdapat seorang Buddha yang bernama
SIMHANADA TATHAGATA
jika terdapat Para Pria atau Wanita, yang setelah mendengar Nama-Nya, lalu
timbul merenungkan-nya dan ber-hasrat ingin berlindung kepada Beliau, maka Umat
tersebut akan di-visuddhi atau di-berkahi oleh Para Buddha yang banyak-nya tak
terhingga pada masa mendatang.
***
~ 57 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Ada lagi, pada masa yang lampau, terdapat seorang Buddha yang bernama
KRAKUCHANDAH BUDDHA
Apabila terdapat Pria atau Wanita, yang setelah mendengar Nama Buddha
Krakuchandah itu, lalu dengan kebulatan hati memberi hormat dan memuji Nama
Beliau, maka Umat tersebut akan memperoleh kesempatan menjadi Raja Mahabrahma,
dan mereka akan di-visudhi atau di-berkahi di Persamuan 1.000 Buddha pada masa
Bhadrakalpa.
***
Ada lagi, pada masa yang lampau, ada seorang Buddha yang bernama VIPASYI
BUDDHA di Dunia ini. Seandai-nya, barang siapa yang pernah mendengar Nama
Buddha Vipasyi, dan mereka pernah merenung dan menyebut Nama-Nya
***
Ada lagi, pada masa yang lampau, ada seorang Buddha yang bernama
PRABUTHARATNA TATHAGATA, di Dunia. Seandai-nya barang siapa yang pernah
mendengar Nama Buddha ini, dan merenungkan-nya serta menyebut Nama-Nya,
***
~ 58 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Ada lagi, pada masa yang lalu yang waktu-nya bagai-kan jumlah butir-an pasir di
Sungai Gangga yang tak terkira lama-nya, terdapat seorang Buddha yang ber-Nama
RATNAKETU TATHAGATA
datang ke Dunia. Seumpama-nya terdapat Umat yang ber-budi, setelah
mendengar Nama-Nya lantas timbul rasa khidmat lalu memuliakan Jasa-jasa Beliau,
maka, jika saat-nya sudah tiba, mereka akan mencapai Tingkat Kesucian seperti yang
dimiliki oleh Para Arahat.
***
Ada lagi, pada masa asankhyeya kalpa yang silam, terdapat seorang Buddha
yang ber-Nama KASAYADHVAJA TATHAGATA, barang siapa yang telah mendengar Nama-
Nya, dosa dari tumimbal lahir dan kematian akan di-hapus hingga 100 kalpa, jika Para
Umat dapat memuliakan Nama-Nya dengan menyebut
***
Ada lagi, pada masa yang lampau terdapat seorang Buddha yang ber-Nama
MAHABHIJNAGIRIRAJA TATHAGATA
Seumpama-nya Para Pria atau Wanita dapat mendengar dan meng-ingat-ingat
Nama-Nya tanpa lupa, maka mereka akan bertemu dengan Para Buddha yang jumlah-
nya banyak sekali untuk mem-bimbing mereka pada masa mendatang, sampai mereka
memperoleh kesadaran Bodhi atau Penerangan Agung.
***
~ 59 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
SUDDHACANDRA BUDDHA
GIRIRAJA BUDDHA
SUMERURAJA BUDDHA
JNANABHIBHU BUDDHA
VIMALAKIRTIRAJA BUDDHA
PRAJNASIDDHI BUDDHA
ANUTTARA BUDDHA
MANJUGHOSA BUDDHA
CANDRAPARIPURNA BUDDHA
CANDRAMUKHA BUDDHA
Dan sebagai-nya.
***
~ 60 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
O Bhagava Yang Termulia ! Apabila Para Umat yang berada di masa sekarang
atau masa mendatang, baik yang ber-status Dewa atau pun Manusia, baik Pria atau pun
Wanita, bila mereka dapat menyebut Nama dari seorang Buddha di antara Nama-nama
Para Buddha yang tersebut di atas, maka mereka akan memperoleh Jasa-jasa dan
Kebajikan yang sangat berharga. Terutama jika mereka dapat menyebut Nama-nama
dari semua Buddha. Dengan menyebut Nama-nama Para Buddha, Umat yang ber-Jasa
banyak ini, baik saat mereka lahir, atau meninggal dunia, pasti-lah tidak akan jatuh ke
Alam kesengsaraan, melainkan mereka akan menikmati hasil yang amat gemilang dan
bahagia !
***
**********
~ 61 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 10 -
PENJELASAN TENTANG
JASA-JASA KEBAJIKAN DARI PARA DERMAWAN
***
~ 62 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
Mengapa hasil yang di-peroleh mereka bisa se-demikian gemilang ? Sebab, sang
Raja serta Para Pengikut-nya, se-waktu memberikan dana-nya khusus di-berikan kepada
Para Umat yang berasal dari Golongan rendah, Umat yang amat miskin serta Para Umat
yang ber-tubuh cacat yang menimbulkan rasa welas asih di dalam hati mereka, dan
mereka melakukan-nya dengan tekad bulat, maka mereka dapat memperoleh balasan
yang se-demikian Agung hingga ratus-an ribu masa Kelahiran-nya, mereka tetap
memiliki kekayaan yang terdiri dari 7 macam Permata utama, lengkap sandang
pangan.
***
Ada lagi, O Arya Ksitigarbha Yang Maha Welas Asih. Seandai-nya Para Raja dan
Pengikut-nya serta Para Brahmana di masa mendatang, jika mereka dapat membangun
serta merawat Vihara, Stupa, maupun rupang dari Buddha, Bodhisattva, Sravaka, dan
Pacceka Buddha, maka Para Raja ini akan di-lahir-kan di Surga Trayastrimsa menjadi
Raja Sakra, dan ia akan menikmati Kebahagiaan sampai 3 kalpa masa-nya. Apabila
sang Raja tersebut ber-sedia menyalurkan Jasa yang di-peroleh-nya tadi kepada Para
Makhluk hidup yang berada di seluruh Dharmadhatu atau Alam Semesta, maka beliau
akan menjadi Maha Brahma Raja selama 10 kalpa.
***
Ada lagi, O Arya Ksitigarbha, seandai-nya Para Raja dan Pengikut-nya, serta Para
Brahmana, apabila melihat Stupa, Kuil, atau Vihara, ataupun Ruphang, gambar atau
lukisan serta Sutra-sutra yang di-tinggal-kan oleh Para Buddha pada waktu yang sudah
silam lalu timbul rasa hormat dan dengan giat memperbaiki, memelihara, baik dengan
tenaga sendiri maupun ber-sama-sama dengan Orang lain yang jumlah-nya sampai
ratus-an, ribu-an Orang, yang menyertai-nya menjadi Donator, maka sang Raja tersebut
akan menjadi Raja atau Pemimpin-pemimpin dari pelbagai Daerah. Terutama, jika sang
Raja dan Para Simpatisan dapat menyalurkan Jasa-nya ke Alam Suci, maka mereka akan
memperoleh Pahala menjadi seorang Buddha. Ketahui-lah, Pahala dari Jasa-jasa yang
berharga seperti ini, yang se-demikian luhur dan mulia, tentu saja tak terkira lagi
jumlah-nya.
***
Ada lagi, O Arya Ksitigarbha, bahwa pada masa yang akan datang, jika terdapat
Para Raja serta Para Brahmana, dan lain-nya, apabila mereka melihat Orang yang
menderita penyakit parah, usia tua, atau Ibu-ibu yang sedang mengalami kesusahan
~ 63 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
dalam melahirkan. Nah, pada saat itu, walaupun hanya melihat sepintas saja, tapi sang
Raja dan Pengikut-nya timbul rasa welas asih di dalam hati mereka terhadap si
penderita atau Ibu yang menderita kesusahan itu, dan mereka langsung memberikan
obat-obat-an serta ber-macam-macam sandang pangan, tempat tidur, dan perabot
rumah yag dibutuhkan oleh si Penderita agar dapat hidup tenang tentram tanpa
kekhawatiran apa pun. Ketahui-lah, Jasa-jasa seperti ini adalah yang Termulia dan
Teragung. Maka selama 100 kalpa masa-nya sang Raja dan Pengikut-nya akan menjadi
Sang Kuasa di Surga Suddhavasa selama 200 kalpa dan mereka pasti akan menjadi
Buddha, tak akan terjerumus ke Alam kesengsaraan untuk se-lama-lama-nya, bahkan
dalam ratus-an ribu kelahiran mereka tak kan merdengar suara kesedihan.
***
Ada lagi, O Arya Ksitigarbha. Pada masa yang akan datang, jika terdapat Para
Raja, Para Brahmana, dan lain-nya, dapat memberikan dana dengan cara seperti yang
telah Ku-urai tadi, bukan saja mereka akan dapat menikmati Kebahagiaan yang se-
demikian besar, dan bahkan lebih besar lagi, apabila Jasa-nya disalurkan kepada Para
Makhluk sengsara di Alam Semesta dalam jumlah yang banyak atau pun sedikit,
mereka pasti mendapat kesempatan mencapai Tingkat Ke-Buddha-an di masa yang
akan datang. Terutama mereka dapat menjadi Raja Cakravartin, Raja Sakra, Raja Maha
Brahma, dan sebagai-nya. Maka dari itu, melalui uraian ini, Sang Ksitigarbha telah
memberi dorongan kepada Para Umat agar mereka dapat melakukan hal-hal yang
seperti di atas, dengan demikian Para Umat semua dapat menjadi Buddha kelak.
***
***
Ada lagi, O Arya Ksitigarbha. Pada masa yang akan datang, jika terdapat Para
Putra Putri yang ber-budi, yang dapat ber-dana untuk merawat ruphang atau gambar-
gambar dari Para Buddha, Para Bodhisattva, dan Para Pacceka Buddha, atau Raja
Cakravartin dan sebagai-nya, mereka akan memperoleh Kebahagiaan yang tak terbatas
~ 64 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
dan selalu di-lahir-kan di Alam Surga atau Dunia Manusia untuk menikmati Pahala
mereka. Terutama jika Jasa-jasa yang di-peroleh mereka itu semua di-salur-kan kepada
Para Makhluk hidup yang masih terikat di Alam Semesta atau Dharmadhatu, maka
Pahala yang akan mereka peroleh nanti-nya besarnya sulit di-umpama-kan.
***
Ada lagi, O Arya Ksitgarbha. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat
Para Putra Putri yang ber-budi yang mendapat kesempatan membaca Sutra
Mahayana, atau mendengar satu gatha atau satu perkataan dari Sutra Suci, lalu
tmbul rasa hormat untuk memuji atau menghargai Sutra tersebut. Atau pun Sutra
tersebut di-perbanyak lalu di-sebar-luas-kan kepada Umat yang lain serta di-rawat di
dalam rumah-nya sendiri, maka Orang yang ber-budi ini akan memperoleh Pahala
yang terunggul dan banyak-nya luar biasa dan tak terbayangkan. Apabila Jasa-nya
langsung di-salur-kan kepada Para Makhluk di Alam Semesta, ketahui-lah, Pahala serta
Kebahagiaan-nya lebih sulit di-andai-kan lagi.
***
Lagi, O Arya Ksitigarbha. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat Para
Putra Putri yang ber-budi sewaktu mereka melihat Stupa, Kuil, Vihara, atau
menemukan Sutra-sutra Mahayana dan sebagai-nya, khusus yang kondisi-nya masih
utuh atau masih baru, maka harus di-puja, di-pelihara, atau di-hormati dengan cara ber-
sujud. Jika kondisi-nya sudah agak lama atau sudah rusak seharus-nya di-perbaiki
supaya utuh kembali. Pekerjaan ini boleh di-kerja-kan sendiri bila mampu, atau ber-
gabung dengan Para Simpatisan ber-sama-sama mengumpulkan dana untuk mencetak
yang baru atau memperbaiki yang sudah rusak itu.
Dan apabila terdapat Sutra-sutra yang sudah ratus-an atau ribu-an tahun lama-
nya yang halaman-nya sudah banyak yang lepas serta huruf-nya telah banyak yang
hilang atau tidak kelihatan, Sutra itu harus di-tulisi kembali, kemudian di-susun
kembali, atau di-cetak se-banyak mungkin dan di-bagi-kan kepada Umat yang cinta
Dharma di pelbagai Daerah.
Ketahui-lah, Putra Putri yang ber-budi itu akan mendapat kesempatan yang
cerah, yaitu akan menjadi Raja Kecil atau Pemimpin Daerah yang terkemuka, dan
selama 30 kali masa kelahiran-nya, setelah berakhir-nya kehidupan pada masa ini. Jika
pekerjaan yang mulia ini hanya di-kerja-kan oleh sang Danapat ( Orang yang berdana
atau Donatur ) sendiri saja, maka ia akan menjadi seorang Raja Cakravartin yang selalu
bergabung dengan Para Raja Kecil atau Pemimpin dari berbagai Daerah dalam
menjalankan tugas mereka hingga berhasil.
~ 65 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
Ada lagi, O Arya Ksitigarbha. Pada masa yang akan datang, apabila Para Putra
Putri ber-budi dalam Kehidupan-nya pernah melakukan Kebajikan berdana atau hanya
memuja atau memperbaiki Stupa, Kuil, Vihara, atau mencetak Sutra-sutra yang di-
waris-kan oleh Para Buddha untuk Para Umat. Maka ketahui-lah, bahwa akar Kebaikan-
nya, walau pun hanya se-ujung rambut, se-halus debu, se-butir pasir, atau hanya se-
tetes air, namun Jasa, yang walau pun hanya sedikit itu, apabila di-salur-kan kepada
semua Makhluk sengsara yang berada di Semesta atau Dharmadhatu, mereka akan
menikmati Pahala-nya hingga ratus-an ribu masa.
Akan tetapi apabila Jasa-nya hanya di-salur-kan kepada Sanak Saudara atau
Keluarga-nya sendiri atau hanya buat si Pemuja sendiri saja, maka Pahala yang di-
terima lama-nya hanya 3 masa saja.
**********
~ 66 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 11 -
DEWA BUMI SANG PRTHIVI YANG MELINDUNGI DHARMA
Dewa Bumi Sang Prthivi ber-kata kepada Sang Buddha, O Bhagava Yang
Termulia. Sejak zaman dulu hingga sekarang Aku selalu memberi hormat atau memuja
Para Bodhisattva Mahasattva yang jumlah-nya banyak sekali, sulit di-sebut-kan lagi.
Mereka semua memiliki Rddhi Abhijna serta Maha Prajna dan Maha Jnana, demikian
pula Makhluk-makhluk yang telah di-selamat-kan oleh Mereka pun sudah banyak
sekali. Akan tetapi, jika kita menitikberatkan pada Niat Suci Utama yang pernah
Mereka ucapkan, menurut hasil penelitian-Ku, yang pernah ber-ikrar terhadap Maha
Pranidhana ( Nadar Utama yang terbesar ) yang Terluhur dan yang terbanyak hanya-lah
Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha seorang saja.
O Bhagava Yang Termulia, perlu-lah di-ketahui oleh Para Umat Manusia yang
berada di masa sekarang atau di masa mendatang, apabila mereka dapat menyediakan
satu tempat yang bersih di sebelah selatan, kemudian dengan bahan bangunan, baik dari
tanah, batu, bambu, atau pun kayu, membuat satu kamar yang ber-altar, kemudian
menyediakan gambar Sang Ksitigarbha atau ruphang-Nya, yang terbuat dari emas atau
perak, tembaga, besi, atau yang lain-nya, dan di-letak-kan di atas Altar tersebut, kemudian
membakar dupa, menyalakan lilin atau lampu, serta menaburkan bunga atau we-wangi-
an dan saji-saji-an lain untuk memuja ruphang-Nya, sambil memuliakan Nama-Nya serta
Jasa-jasa-Nya, dengan menyebut
~ 67 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
5) Hasil dari usaha apa pun akan menjadi lancar dan memuaskan.
10) Selalu bertemu dan di-bantu oleh Para Arya dan Para Tokoh Bijak hingga si
Pemuja dengan mudah mencapai Tingkat Ke-Bodhi-an ( Tingkat Kesucian ).
O Bhagava Yang Termulia. Pada masa yang akan datang atau pada masa sekarang,
jika Para Umat dapat membuat Altar Bodhisattva Ksitigarbha dan rajin mengadakan puja
bakti di depan ruphang-Nya. Maka dengan mudah sekali si Pemuja memperoleh 10
keuntungan yang tersebut di atas.
***
Sang Buddha ber-sabda kepada Sang Dewa Bumi Prthivi, O Sang Dewa Bumi yang
Terhormat, benar pendapat-Mu, tidak keliru sedikit pun. Dan Engkau benar-benar telah
memiliki Rddhi Abhijnabala ( tenaga daya gaib batin ) yang se-demikian kuat. Tentu saja,
kekuatan yang dimiliki Para Dewa yang lain tidak dapat di-banding-kan dengan yang
Engkau miliki. Apa sebab-nya ? Karena se-jauh ini, seluruh Bumi yang berada di
Jambudvipa dapat di-lindungi oleh kekuatan-Mu, dan Makhluk-makhluk apa pun selalu
di-bantu oleh Engkau juga. Ada pun tumbuh-tumbuh-an, seperti rumput, pohon, pasir,
batu, padi, rami, bambu, kumpai, palawija, logam, permata, dan yang lain-lain-nya yang
berada di Bumi Jambudvipa ini, berkat kekuatan-Mu, semua-nya menjadi subur dan
~ 68 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
makmur serta sejahtera. Terutama Engkau sering kali menyanjung dan memuji Jasa-jasa
dan Kebajikan dari Sang Ksitigarbha. Sungguh, Jasa-jasa-Mu, kewibawaan-Mu,
keterampilan-Mu, dan kekuatan-Mu, telah melampaui Para Dewa yang lain se-banyak
ratus-an ribu kali.
Ketahui-lah, bahwa Para Putra Putri ber-budi itu, bukan saja selalu di-perhatikan
oleh Sang Ksitigarbha melainkan Para Pelindung Dharma serta Para Dewata yang
berada di pelbagai Alam Surga juga selalu datang membantu tugas Sang Ksitigarbha
dalam melindungi Umat yang ber-budi itu. Mengapa demikian ? Sebab Para Umat
yang dengan kebulatan hati ber-tekad memuja Sang Ksitigarbha dan ber-tekad
menghayati Dharma-Nya, dengan sendiri-nya akan terbebas dari lautan penderitaan
dan mencapai Kebahagiaan Nirvana. Itu-lah sebab-nya mereka perlu di-lindungi.
**********
~ 69 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 12 -
MANFAAT DARI MENDENGAR SERTA MEMBACA KSITIGARBHA SUTRA
Pada saat itu, di bagian atas kepala Buddha Sakyamuni tiba-tiba mengeluarkan
ratus-an ribu kot Maha Urnasaprabha yakni ber-jenis-jenis sinar, berupa rambut yang
ber-cahaya dan ber-warna, warna-nya berupa
Sinar Putih dan Maha Sinar Putih,
Sinar Bahagia dan Maha Sinar Bahagia,
Sinar Mutiara dan Maha Sinar Mutiara,
Sinar Lembayung dan Maha Sinar Lembayung,
Sinar Nila dan Maha Sinar Nila,
Sinar Biru dan Maha Sinar Biru,
Sinar Merah dan Maha Sinar Merah,
Sinar Hijau dan Maha Sinar Hijau,
Sinar Emas dan Maha Sinar Emas,
Sinar Awan Bahagia dan Maha Sinar Awan Bahagia,
Sinar Roda 1.000 dan Maha Sinar Roda 1.000,
Sinar Roda Permata dan Maha Sinar Roda Permata,
Sinar Roda Surya dan Maha Sinar Roda Surya,
Sinar Roda Chandra dan Maha Sinar Roda Chandra,
Sinar Istana Surga dan Maha Sinar Istana Surga,
Sinar Sagara Megha dan Maha Sinar Sagara Megha,
serta sinar-sinar yang lain-nya.
Setelah sinar tersebut ber-henti keluar dari bagian atas kepala Sang Buddha
Sakyamuni, kemudian di-susul dengan suara merdu yang bunyi-nya amat harmonis
langsung mengumandangkan kabar baik kepada Para Hadirin serta Para Dewa, Naga, ke-8
Kelompok Makhluk, baik Manusia maupun Makhluk yang bukan Manusia.
***
O Hadirin yang Ku-hargai, dengar-kan-lah, hari ini Aku berada di Persamuan Agung
di Istana Surga Trayastrimsa untuk menyanjung dan memuji Sang Bodhisattva
Mahasattva Ksitigarbha, yang selalu menyampaikan cara yang terampil serta usaha-
usaha ber-faedah lain-nya yang tak terbayangkan dari Buddha Dharma kepada Para Dewa
dan Manusia, agar Para Umat memperoleh manfaat dan kemudian dapat mencapai hasil
yang Agung, yang sulit disebut Luhur-nya. Bahkan Beliau mengajarkan cara
Vikramaryahetu ( Memuliakan Nama Buddha ) yang mana sangat ber-manfaat bagi
Umat-Nya, agar Umat-Nya dapat meninggikan Tingkat Kesucian-nya se-Tingkat Dasa
Bhumaya ( Tingkat Teragung atau Tingkat Sesama Buddha ) serta dapat memahami
Dharma dan selama-nya tidak akan mundur dari Jalan Anuttara Samyak Sambodhi.
~ 70 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Pada saat Sabda Sang Buddha baru ber-kumandang sampai di sini, tiba-tiba
seorang Bodhisattva Mahasattva yang ber-Nama Avalokiteshvara bangkit dari tempat-
Nya, lalu ber-sujud dengan ke-dua telapak tangan kepada Sang Buddha seraya ber-kata,
O Bhagava Yang Termulia, sudi-lah kira-nya menjelaskan kepada kami tentang manfaat
serta Pahala yang akan di-miliki dalam memuja Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha yang
Maha Maitri Karuna, yang senantiasa dengan rasa welas asih-nya menolong Makhluk
yang sengsara, yang selalu men-jelma-kan diri-Nya hingga juta-an badan, untuk ber-tugas
di juta-an Dunia, yang memiliki segala Jasa yang lengkap, yang memiliki kewibawaan,
keterampilan, dan kebijaksanaan Luhur nan Agung itu. Dan baru saja, Aku mengetahui
dari suara yang di-kumandang-kan oleh Sang Buddha, bahwa Sang Buddha tadi ber-sama-
sama dengan Para Buddha yang berada di 10 Penjuru Dunia dengan suara yang se-laras
menyanjung dan memuji Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha. Sungguh, O Bhagava, Jasa-
jasa yang di-miliki oleh Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha ini se-demikian Luhur
dan banyak, apabila Kita memohon agar Para Buddha yang lampau, Para Buddha di masa
sekarang, serta Para Buddha di masa mendatang ber-sama-sama menyebut Jasa-Nya
secara satu per satu mungkin tidak akan habis penyebutan-nya untuk se-lama-lama-nya.
***
O Arya Avalokiteshvara, Anda-lah yang paling penyayang dan suka menolong Para
Makhluk sengsara serta Para Dewa, Naga, ke-8 Kelompok Makhluk dan Umat-umat lain-
nya. Baik-lah, sekarang Aku akan menguraikan tentang manfaat dan Pahala yang amat
~ 71 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Luhur yang akan di-peroleh Para Umat dalam memuja Bodhisattva Ksitigarbha kepada
kamu sekalian, sudi kira-nya Anda sekalian mendengarkan penjelasan-Ku ini, Aku akan
memulai-nya.
Kira-nya sudi di-urai-kan, O Bhagava Yang Termulia. Kami sekalian telah siap
mendengarkan-nya, sahut Sang Avalokiteshvara.
***
***
Ada lagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa sekarang atau masa mendatang,
apabila terdapat Para Makhluk yang menghuni di 6 gatya ( Alam Dewa, Alam Asura,
Alam Manusia, Alam Neraka, Alam Setan, dan Alam Binatang ) di pelbagai Dunia itu,
seandai-nya saat Kehidupan mereka akan berakhir, mereka dapat mendengar Nama
Sang Ksitigarbha dan dapat di-ingat betul oleh indera telinga serta pikiran-nya, maka
Umat tersebut pasti tidak akan mengalami penderitaan di 3 Alam kesengsaraan ( Alam
Neraka, Alam Setan Kelaparan, dan Alam Binatang ). Apalagi jika saat ia akan
meninggal dunia, Anak-nya, atau Keluarga-nya, segera membuat sebuah ruphang atau
lukisan dari Sang Ksitigarbha dengan menggunakan harta benda dari si Almarhum,
maka si Almarhum akan cepat di-lahir-kan di Surga atau Dunia Manusia, tanpa
rintangan apa pun yang akan menghalangi-nya.
~ 72 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
Atau Umat tersebut sudah lama menderita penyakit parah tapi belum juga tiba
ajal-nya, kini beliau dapat mendengar dan melihat, bahwa Keluarga-nya sedang
menggunakan harta benda-nya untuk membuat atau melukis gambar Sang Ksitigarbha,
maka dengan Kebajikan ini si Penderita tersebut, yang walaupun di-sebab-kan akibat
karma beliau harus mengalami penyakit berat, namun berkat Jalan Kesucian yang di-
perbuat-nya itu, penyakit parah yang di-alami-nya akan ber-angsur-angsur sembuh
kembali dan umur-nya akan ber-tambah panjang. Tapi, apabila si Penderita tersebut
masa hidup-nya telah habis dan kemudian beliau harus menghembus nafas-nya yang
terakhir, dan apabila se-masa hidup-nya beliau pernah berbuat kejahatan, dan akibat
dari perbuatan-nya beliau harus di-lahir-kan di Alam kesengsaraan, tetapi kini, berkat
Jasa Kesucian dari membuat atau melukis gambar Sang Ksitigarbha, maka si Almarhum
tersebut akan di-lahir-kan di Alam Surga untuk menikmati Kebahagiaan-nya, dan segala
karma buruk yang di-miliki-nya akan musnah.
***
Ada lagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat
Para Pria atau Wanita, pada saat mereka masih Bayi yang sedang menyusu, atau yang
baru ber-umur 3 tahun, atau 5 tahun, atau masih di bawah 10 tahun, tapi Orangtua-nya
atau Adik-Kakak-nya telah meninggal dunia, kini setelah Dewasa beliau selalu merindukan
Orangtua-nya atau Adik-Kakak-nya. Namun, di tempat mana-kah, dan di Alam mana-kah
mereka berada, beliau sama sekali tidak mengetahui-nya.
Akan tetapi, jika si Perindu ber-sedia membuat atau melukis gambar Sang
Ksitigarbha atau se-waktu mendengar Nama Bodhisattva Ksitigarbha lalu bangkit hati
sanubari-nya untuk mengadakan puja bakti genap selama 1 hari, atau 2, 3, 4, hingga 7
hari tanpa goyah keyakinan-nya, maka sejak itu, Para Almarhum dari Keluarga si Perindu,
walaupun mereka berdosa berat dan harus menjalani hukuman-nya selama ber-kalpa-
kalpa, kini berkat si Perindu telah membuat Jasa yang se-demikian Agung, maka Para
Almarhum tersebut, baik Orangtua-nya maupun Kakak-nya akan segera terlepas dari Alam
kesengsaraan, lalu di-lahir-kan di Alam Surga untuk menikmati Kebahagiaan. Dan
seandai-nya si Almarhum sudah lama di-lahir-kan di Alam Surga atau Dunia Manusia
karena berkat karma baik yang pernah di-perbuat si Almarhum sendiri pada masa hidup-
nya, kini karena di-tambahi lagi Jasa Kebajikan yang di-lakukan oleh si Perindu, yang
disebut Ariyahetu ( Penghubung Agung ), maka semakin ber-tambah-lah Jasa Kebajikan
serta Kebahagiaan-nya.
Jika si Perindu bersedia dengan sepenuh hati memuja Sang Ksitigarbha selama 7
hari penuh terus-menerus menyebut Nama Bodhisattva Ksitigarbha genap 10.000 kali,
maka Sang Bodhisattva Ksitigarbha akan men-jelma menjadi sebuah badan yang Maha
Besar yang disebut Anantayakaya untuk menemui dan mengabarkan kepada si Perindu
tentang tempat atau Alam di mana si Almarhum itu di-lahir-kan.
~ 73 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
Ada lagi, O Arya Avalokiteshvara, Sang Buddha me-lanjut-kan, Pada masa yang
akan datang, apabila terdapat Para Putra Putri yang ber-budi yang ber-hasrat ingin mem-
bangkit-kan Bodhicitta-nya untuk menjadikan diri-nya sebagai Penyelamat dari segala
Makhluk yang sengsara, ingin mencapai Pahala dari Anuttara Samyak Sambodhi, ingin
mem-bebas-kan diri-nya dari Triloka dan di-lahir-kan di Alam Buddha, maka mereka harus
melakukan hal ini, yakni, Baik di depan ruphang Sang Ksitigarbha, maupun hanya dengan
menyebut Nama-Nya, lalu dengan sepenuh hati menyatakan berlindung kepada-Nya, atau
menyediakan dupa, we-wangi-an, bunga, jubah, permata, makanan, dan minuman, untuk
mengadakan puja bakti kepada Beliau, maka cita-cita dari Umat yang ber-budi itu akan
cepat tercapai, dalam memperoleh inti Dharma tanpa halangan apa pun.
***
Ada lagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat
Para Putra Putri yang ber-budi yang ber-hasrat ingin mewujudkan cita-cita-nya pada masa
sekarang atau pada masa mendatang, atau mereka ingin menyukseskan ratus-an ribu kot
jenis tugas-nya pada masa sekarang atau pada masa mendatang, kemudian mereka ber-
tekad menyatakan ber-lindung kepada Sang Ksitigarbha dan memuja ruphang-Nya,
dengan memuliakan Jasa Sang Ksitigarbha dan Nama-Nya, maka cita-cita yang di-miliki
oleh Putra Putri ber-budi itu akan terwujud, dan pekerjaan apa pun yang di-kerja-kan
pasti berhasil. Atau mereka dengan tulus memohon bantuan dari Sang Ksitigarbha Yang
Maha Welas Asih, agar mereka dapat dengan cepat terbebas dari 6 Alam kesengsaraan.
Permohonan seperti ini pun dapat di-kabul-kan oleh Beliau, asalkan si Pemuja rajin terus
menjalankan Dharma-nya tanpa berhenti, lalu Bodhisattva Ksitigarbha akan melakukan
pen-tahbis-an saat sang Umat tersebut sedang tidur.
***
~ 74 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Ada lagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat
Para Putra Putri yang ber-budi, mereka amat suka pada Sutra-sutra Mahayana, serta
mereka ber-janji akan meng-kaji Sutra tersebut hingga lancar, supaya dapat meng-hafal
makna-makna-nya. Mereka me-minta Para Guru Dharma untuk mengajari-nya agar dapat
dengan cepat memahami Dharma tersebut. Namun hasil-nya nihil, apa sebab-nya ?
Karena semua Dharma yang mereka pelajari tidak dapat di-ingat ! Meskipun mereka
belajar dengan rajin dan telah me-makan waktu yang lama, mereka masih belum bisa
memahami atau menulis makna-makna dari Sutra yang di-pelajari-nya dan sama sekali
tidak dapat di-ingat di dalam hati-nya. Mengapa terjadi hal yang demikian ? Sebab sang
Umat tersebut kebijaksanaan-nya masih di-halangi oleh karma buruk yang silam dan amat
sukar di-hapus-kan-nya, sehingga ia sama sekali tidak memiliki peluang untuk menghayati
Sutra terpenting itu. Betapa menyedihkan.
***
Lagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, jika terdapat Umat
Manusia yang selalu mengalami kekurangan sandang pangan, meskipun mereka giat
berjuang dalam Kehidupan-nya, atau segala usaha yang mereka kerja-kan sampai
membanting tulang pun jarang berhasil dan diri-nya sendiri atau Anggota Keluarga-nya
sering di-timpa malapetaka hingga Rumah Tangga mereka tidak aman tentram, atau
Anggota Keluarga-nya banyak ter-cerai berai, atau badan-nya sendiri sering mengalami
berbagai musibah, atau sering merasa ketakutan di waktu tidur, hingga batin-nya tidak
merasa tenang.
~ 75 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Ketahui-lah, hal-hal yang amat tragis ini, juga di-sebab-kan karma buruk yang
berasal dari masa silam dan amat sukar di-hapus-kan. Yang dapat membantu mereka
untuk me-lenyap-kan karma buruk itu adalah apabila mereka dapat mendengar Nama
atau melihat ruphang dari Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha, kemudian ber-tekad
membangkitkan hati sanubari-nya dan dengan tulus ikhlas beliau memberi hormat
kepada Bodhisattva Ksitigarbha serta menyebut Nama-Nya,
***
Lagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat
Para Putra Putri yang ber-budi, di-sebab-kan harus mengejar mata pencaharian, atau
karena sedang menjalankan tugas dari Atasan ataupun urusan pribadi, atau karena
menerima kabar duka cita atau kelahiran yang berasal dari Keluarga-nya dan meminta
ia untuk segera pulang, atau di-sebab-kan sesuatu masalah pribadi yang amat penting
yang harus di-urus sendiri. Maka Umat tersebut ter-paksa harus berangkat dan
melewati suatu jalan di dalam hutan rimba atau harus mengarungi sebuah sungai atau
laut, dan apabila pada saat ia sedang di tengah perjalanan beliau menemukan banjir,
atau terhalang suatu ngarai atau jurang. Ketahui-lah, demi keamanan dalam
menempuh perjalanan, sang Umat tersebut sebelum berangkat dapat ber-doa dulu,
mereka dapat menyebut Nama Bodhisattva Ksitigarbha dengan suara yang jelas atau
tanpa keluar suara sebanyak 10.000 kali atau menurut kemampuan-nya. Dengan
demikian, biar pun mereka sedang berada dalam perjalanan yang sangat berbahaya, ia
tidak akan mendapat suatu halangan apa pun yang dapat mengganggu-nya. Karena
mereka telah di-lindungi oleh Para Dewa Bumi yang ber-budi, baik sedang berjalan, ber-
istirahat, maupun sedang makan atau pun waktu tidur, beliau tetap aman sentosa.
Meskipun saat mereka sedang berada di dalam hutan rimba atau secara tiba-tiba di-
serang oleh berbagai jenis binatang buas, seperti harimau, serigala, singa, dan sebagai-
nya, atau akan di-racuni oleh Orang jahat, semua itu tidak akan mampu melukai-nya.
***
~ 76 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
hebat ini sangat-lah ber-manfaat bagi Para Umat Jambudvipa, dan amat erat hubungan-
nya dengan semua Makhluk hidup yang berada di Alam Semesta dan Umat Manusia yang
yakin terhadap-Nya akan memperoleh manfaat yang sangat besar. Jika Anda
menginginkan Aku mengisahkan tentang manfaat dari menghormati dan menjalankan
Dharma yang di-ajar-kan Bodhisattva Ksitigarbha secara lengkap, mungkin uraian-Ku
hingga ratus-an ribu kalpa pun tidak akan habis di-urai-kan. Maka dari itu, O Arya
Avalokiteshvara Yang Maha Karunika, mudah-mudah-an Anda sudi menggunakan welas
asih-Mu serta Maha Rddhi Abhijnabala-Mu yang dalam untuk menyebarkan Dharma ini
ke seluruh Alam Saha Loka, agar segala Makhluk memperoleh keberkatan-Nya serta
dapat menikmati Kebahagiaan yang datang dari Dharma ini, yang mana Pahala-nya dapat
di-nikmati hingga ratus-an ribu kalpa.
***
Pada waktu itu Sang Buddha mengucapkan beberapa bait gatha, yang ber-bunyi;
1)
Kekuatan batin dari Sang Ksitigarbha sungguh luar biasa
Mengisahkan-nya hingga juta-an kalpa pun tak kunjung habis
Mendengar, melihat, dan menghormat-Nya walau pun hanya se-saat saja
Manfaat-nya bagi Para Dewa dan Manusia tak terbatas
2)
Baik Pria, Wanita, maupun Para Dewa, Naga, dan Makhluk Surga
Yang akan ter-jerumus ke Alam sengsara karena saat-nya tiba
Berkat ber-lindung kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan se-tulus hati
Usia-nya akan ber-tambah, karma berat-nya pun lenyap atau musnah
3)
Se-masa kecil kehilangan cinta kasih Ayah Bunda
Entah mereka berada di Alam mana
Kakak Adik serta Sanak Keluarga
Sejak lahir tak mengenal satu sama lain
Dengan melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva
Menghormat, memuja-Nya dengan se-tulus hati
3 atau 7 hari terus-menerus me-mulia-kan Nama-Nya
( dengan menyebut NAMO KSITIGARBHA BODHISATTVAYA MAHASATTVAYA)
Beliau akan menampakkan tubuh Anantayakaya
Menunjukkan tempat di mana Sanak Keluarga-nya berada
4)
Sekali pun telah ter-jerumus ke Alam sengsara
~ 77 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
5)
Jika ingin mencapai Anuttara Samyak Sambodhi
Hingga ter-bebas-kan dari penderitaan Triloka
Setelah tumbuh Bodhicitta-nya
Hormat dan puja-lah dulu Ksitigarbha Bodhisattva
Segala cita-cita sang Umat akan segera terkabul
Tiada lagi karma penghalang menuju Kesadaran Agung
6)
Ada Orang ber-hasrat meng-kaji Sutra Mahayana
Ingin menyeberangkan Umat ke Pantai Surga
Meskipun tekad ini besar tak ter-peri-kan
Setiap meng-hafal Sutra tak dapat mengingat-nya
waktu terbuang percuma
Karena karma buruk di masa lampau belum ter-hapus
Tak dapat mengingat sebuah Gatha atau se-patah Sutra
Lakukan-lah puja bakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva
Dengan dupa, bunga, jubah, makanan, minuman,
serta barang berharga lain-nya, serta
Letakkan se-cawan air bersih di Altar Ksitigarbha Bodhisattva
Setelah 1 hari 1 malam kemudian minum-lah air itu dengan khidmat
Setelah itu pantang makan daging, minum alkohol, ber-dusta, dan melakukan
perbuatan asusila
21 hari dan seterus-nya jangan membunuh Makhluk apa pun
Sepenuh hati merenungkan Ksitigarbha Bodhisattva
( dengan menyebut NAMO KSITIGARBHA BODHISATTVAYA MAHASATTVAYA )
Dalam mimpi sang Umat akan ber-jumpa Ksitigarbha Bodhisattva Anantayakaya
Setelah bangun dari mimpi ke-6 indra sang Umat menjadi jernih dan suci
Sutra, dari Buddha Dharma ter-tanam ke dalam sanubari-nya secara abadi
Daya Prabhava Ksitigarbha tidak ter-lukis-kan
Dapat membuat Orang menjadi bijak dan bestari
7)
Umat yang menderita miskin merana lagi ber-penyakit
Atau kediaman-nya buruk sekali
Anggota Keluarga-nya pergi meninggalkan-nya
Atau selalu ketakutan di dalam mimpi
~ 78 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
8)
Jika harus mendaki gunung menuruni lembah
Masuk ke hutan rimba, mengarungi lautan luas
Bertemu satwa buas dan di-hadang Orang jahat
Atau di-datangi Setan, Iblis, serta badai ganas
Apabila menghadapi segala rintangan dan ber-bagai penderitaan
Ingat-lah Ksitigarbha Bodhisattva sebelum berangkat
Puja-lah Beliau dengan tulus ikhlas penuh khidmat
Meskipun berada dalam kesulitan maha luar biasa
Se-kejab sirna lenyap semua berkat Buddha Dharma
9)
Dengar-lah baik-baik O Arya Avalokiteshvara
Daya Prabhava ( tenaga batin ) Ksitigarbha Bodhisattva tak ter-peri-kan
Menyelamatkan Umat Manusia tak ter-bilang-kan
Juta-an kalpa di-kisah-kan tidak akan habis
Sebar-kan-lah Maha Pranidhana ( Niat Suci atau Janji ) Bodhisattva Ksitigarbha
ke seluruh Alam Semesta
10)
Bila terdapat Umat yang dapat mendengar Nama-Nya
Melihat ruphang-Nya, memuja-Nya dengan dupa, bunga, pangan, dan jubah,
Sang Umat akan menikmati Pahala-nya hingga juta-an masa
Bila Jasa-jasa pemujaan di-salur-kan kepada Makhluk hidup
di seluruh Alam Semesta
Akan ter-bebas-kan dari penderitaan kelahiran dan kematian
Mencapai tepi-an Nirvana menjadi Buddha
11)
Oleh karena itu, Yang Arya Avalokiteshvara
Ketahui-lah Ksitigarbha Bodhisattva demikian Maha Welas Asih-nya
Demikian besar tekad-Nya, daya batin-Nya tidak ter-lukis-kan
Sampai-kan ini semua kepada Makhluk hidup
yang berada di berbagai Dunia
yang banyak-nya bagai-kan butir-an pasir Sungai Gangga
Agar mereka semua mengetahui dan percaya se-dalam-dalam-nya
Sehingga memperoleh Kebahagiaan Dharma yang sejati
~ 79 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
**********
BAB 13 -
AMANAT SANG BUDDHA KEPADA DEWA DAN MANUSIA
Pada saat itu Sang Buddha mengulurkan tangan-Nya yang ber-warna emas untuk
menyentuh dan meraba bagian atas dari kepala Sang Ksitigarbha sambil ber-sabda,
Betapa bahagia-nya, O Arya Ksitigarbha Yang Maha Welas Asih. Daya batin-Mu sangat
luar biasa, welas asih-Mu tak ter-peri-kan, kebijaksanaan-Mu tak ter-lukis-kan, dan
keterampilan-Mu tak ter-tandingi. Para Buddha di 10 Penjuru Dunia semua-nya memuji
dan menyanjung daya Kebajikan yang Engkau miliki, sekali pun Kami men-cerita-kan-nya
hingga juta-an kalpa pun tidak kunjung habis.
O Arya Ksitigarbha, ketahui-lah, Para Umat yang berasal dari Jambudvipa itu, baik
minat-nya maupun pikiran-nya dan tabiat-nya tidak ada kepastian. Terutama masih
terdapat sebagian besar dari Para Umat yang cenderung melakukan perbuatan buruk
atau jahat. Meskipun mereka pernah di-bimbing oleh Para Tokoh Suci hingga ter-gerak
budi-nya, namun kebanyakan dari mereka hanya ber-tahan se-kejab saja lalu merosot lagi.
Jika mereka bertemu dengan Lingkungan yang jahat, maka benih yang buruk mudah
~ 80 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
sekali tumbuh menjadi subur. Maka dari itu, sejak jauh dari masa ini Aku pernah men-
jelma-kan diri-Ku menjadi juta-an Buddha atau bentuk Makhluk yang lain, kemudian
menurut sifat sang Umat atau perangai-nya Aku memberi bimbingan kepada mereka
untuk menyelamatkan mereka, supaya mereka terbebas dari penderitaan se-cepat
mungkin.
***
O Arya Ksitigarbha, hari ini dalam suasana yang demikian khidmat dan cerah serta
dengan penuh keyakinan, Aku ber-pesan lagi kepada Anda, bahwa pada masa yang akan
datang, apabila terdapat Para Dewa atau pun Manusia serta Para Putra Putri yang ber-
budi, jika mereka pernah mengembangkan budi-nya di bidang Buddha Dharma, biar pun
Kebaikan-nya hanya se-helai rambut, se-halus debu, bahkan se-kecil se-butir pasir, atau
hanya se-tetes air, Engkau harus menggunakan daya Ke-bodhi-an-Mu yang Luhur itu
untuk me-lindungi-nya serta mendorong mereka agar dapat meng-gerak-kan hati
sanubari-nya se-dalam mungkin, untuk mem-praktek-kan Dharma Luhur dengan cara se-
langkah demi s-elangkah hingga mencapai puncak Kesucian, serta memberi dukungan
kepada mereka agar Kegiatan Suci mereka ini tidak akan mundur atau menghilang.
***
Lagi, O Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, apabila terdapat Para Dewa
atau Para Umat Manusia, di-karena-kan saat akibat karma-nya telah tiba, dan mereka
mulai jatuh ke Alam kesedihan atau sedang menuju ambang Pintu Neraka, seandai-nya,
saat itu mereka ter-ingat atau dapat menyebut Nama dari seorang Buddha, atau Nama
dari seorang Bodhisattva, atau mereka masih dapat meng-hafal-kan 1 suku kata, atau 1
bait gatha dari Sutra Mahayana, maka Umat tersebut harus di-selamat-kan oleh kekuatan
kesucian-Mu. Atau di-beri ber-bagai cara yang mudah, agar mereka dapat dengan cepat
mem-bebas-kan diri-nya dari Jalan Kesengsaraan dan keluar dari ambang Pintu Neraka.
Dan pada waktu itu juga, Engkau dapat mem-perlihat-kan badan Anantayakaya-Mu di
Alam itu guna membuka Pintu Neraka dan mem-bebas-kan Para Penderita dari siksa-an
Neraka, kemudian Umat yang telah di-selamat-kan oleh-Mu itu di-bimbing agar dapat di-
lahir-kan di Surga atau Dunia Manusia untuk menikmati Kebajikan-nya. Apabila sudah
tepat saat-nya, berikan-lah Dharma Luhur kepada mereka, agar mereka semua dapat
mencapai Ke-bodhi-an-nya.
***
Pada waktu itu juga Sang Buddha meng-ucap-kan 4 bait gatha kepada Bodhisattva
Ksitigarbha,
Para Dewa dan manusia yang ada pada saat ini dan pada masa mendatang
Ku-serah-kan kepada-Mu dengan penuh keyakinan
~ 81 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
***
Ketahui-lah, apabila Para Putra Putri ber-budi yang berada di masa mendatang,
bila mana mereka melihat gambar Sang Ksitigarbha, serta mendengar Sutra-Nya, atau
pun membaca Sutra-Nya, serta langsung mem-praktek-kan Ajaran-Nya, di samping itu
mereka juga selalu memuja Beliau dengan dupa, bunga, pangan, jubah, permata, dan
~ 82 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
sebagai-nya, serta rela memberikan dana untuk membangun Vihara, atau hanya me-
letak-kan ruphang-Nya di dalam rumah-nya sendiri, atau hanya memberi hormat
kepada Beliau, atau hanya memuji Jasa-Nya dengan menyebut Nama-Nya, maka Para
Putra Putri yang ber-budi tersebut akan memperoleh 28 macam manfaat, yakni
1) Selalu di-lindungi oleh Para Dewa, Naga, Asta Gatyah, dan hidup-nya
selalu selamat sentosa.
10) Selalu mendapat dukungan dan bantuan dari Para Dewa Dewi dari Alam
Surga dan Para Raja Setan yang ber-budi.
11) Apabila beliau adalah seorang Wanita, akan dapat ter-lahir sebagai seorang
Pria pada Kehidupan yang akan datang.
12) Dan apabila ingin ter-lahir sebagai seorang Wanita, mereka akan menjadi
Putri Raja atau Putri dari Para Pejabat atau Pembesar yang mulia.
13) Memiliki paras muka yang cantik dan di mana-mana di-sukai Orang.
~ 83 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
24) Jika Para Leluhur-nya juga pernah me-nanam Kebajikan, hal ini dapat
membantu-nya untuk lahir di Alam Surga.
***
~ 84 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
***
Para Hadirin dari Himpunan Agung yang ter-diri dari juta-an Para Buddha,
Bodhisattva Mahasattva, Dewa, Naga, ke-8 Kelompok Makhluk, serta Umat-umat lain-nya,
setelah mendengar Buddha Sakyamuni menyanjung dan memuji tentang kewibawaan,
kebijaksanaan, yang se-demikian Mulia dan Luhur, yang mana di-miliki oleh Sang
Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha, maka dengan se-laras mereka meng-ucap-kan,
Adbhuta, Adbhuta, Adbhuta ! ( Luar biasa sekali, sangat luar biasa, hal ini belum pernah
terjadi 3 x )
Pada saat itu, bunga mandarava Surga yang amat harum serta jubah Surga,
manikam Surga, dan keyura Dewata ( untaian manikam ) yang banyak-nya bagai-kan hujan
terus-menerus memadati seluruh Istana Surga Trayastrimsa, sebagai persembahan
kepada Sang Buddha Sakyamuni dan kepada Bodhisattva Ksitigarbha, dan juga sebagai
tanda Terimakasih yang mendalam atas Jasa-jasa Sang Buddha Sakyamuni yang telah
memberikan khotbah yang tak ternilai manfaat-nya, dan juga sebagai tanda
Penghormatan yang se-tinggi-tinggi-nya kepada Ksatria Sejati Bodhisattva Mahasattva
Ksitigarbha.
**********
~ 85 ~
Buku KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Sumber :
Text asli versi Mandarin disusun Dharma Master Yau Cin
Versi Bahasa Indonesia disusun Dr. Leini Lee ( Sukhavati Education Centre, Medan )
Catatan :
Jika Diri Sendiri tdak membaca, mohon diberikan kepada Orang Lain untuk dibaca.
Diperbanyak Oleh :
~ 86 ~