Anda di halaman 1dari 14

Paritta Avamaïgala 1

1. PUBBABHâGANAMAKâRA

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Buddhasa Bhagavato
pubbabhàganamakàraÿ karoma se.
Marilah kita mengucapkan penghormatan awal kepada
Sang Buddha, Sang Bhagavà

Bersama-sama :
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammà
Sambuddhassa
(tiga kali)

PENGHORMATAN AWAL
Terpujilah Sang Bhagavà, Yang Maha Suci, Yang telah
mencapai Penerangan Sempurna. (tiga kali)

2. TISARAöA

Buddhaÿ saraõaÿ gacchàmi


Dhammaÿ saraõaÿ gacchàmi
Saïghaÿ saraõaÿ gacchàmi

Dutiyampi Buddhaÿ saraõaÿ gacchàmi


Dutiyampi Dhammaÿ saraõaÿ gacchàmi
Dutiyampi Saïghaÿ saraõaÿ gacchàmi

Tatiyampi Buddhaÿ saraõaÿ gacchàmi


Tatiyampi Dhammaÿ saraõaÿ gacchàmi
Tatiyampi Saïghaÿ saraõaÿ gacchàmi
PARITTA AVAMAðGALA TIGA PERLINDUNGAN

Aku berlindung kepada Buddha


Aku berlindung kepada Dhamma
Aku berlindung kepada Saïgha
Paritta Avamaïgala 2

Untuk kedua kalinya aku berlindung kepada Buddha Demikian pula kelapukan dan kematian, menguasai
Untuk kedua kalinya aku berlindung kepada Dhamma semua makhluk, apakah dia ksatria, brahmana,
Untuk kedua kalinya aku berlindung kepada Saïgha pedagang; pekerja, kasta buangan maupun pembersih
jalan.
Untuk ketiga kalinya aku berlindung kepada Tidak seorang pun yang akan terbebas, semuanya
Buddha pasti menemui kematian.
Untuk ketiga kalinya aku berlindung kepada Dalam hal ini tidak ada tempat bagi gajah-gajah;
pasukan, maupun prajurit.
Dhamma
Tiada sesuatu pun dengan mantra perang atau,
Untuk ketiga kalinya aku berlindung kepada kekayaan dapat mengatasi kematian
Saïgha Oleh sebab itulah para bijaksana, setelah melihat
manfaat kebajikan bagi dirinya sendiri.
3. PABBATOPAMA GâTHâ
Maka mereka memperkuat keyakinannya kepada
Yathàpi selà vipulà Nabhaÿ àhacca pabbatà Buddha, Dhamma dan Saïgha.
Samantà anupariyeyyuÿ Nippothentà catuddisà Siapa saja yang melaksanakan Dhamma dengan baik;
Evaÿ jarà ca maccu ca Adhivattanti pàõino dengan pikiran, ucapan, dan perbuatan,
Khattiye bràhmaõe vesse Sude càõóala-pukkuse Orang itu sangat terpuji, dan setelah meninggal ia
Na ki¤ci parivajjeti Sabba mevàbhimaddati berbahagia di surga.
Na tattha hatthãnaÿ bhåmi Na rathànaÿ na
pattiyà 4. SALLA SUTTA
Na càpi mantayuddhena Sakkà jetuÿ dhanena va
Tasmà hi paõóito poso Sampassaÿ atthamattano Animitta mana¤¤ataÿ Maccànaÿ idha jãvitaÿ
Buddhe Dhamme ca Saïghe ca Dhãro saddhaÿ Kasiraÿ ca parittaÿ ca Taÿ ca dukkhena saïyuttaÿ
nivesaye Nahi so upakkamo atthi Yena jàtà na mãyare
Yo dhammacàrã kàyena Vàcàya uda cetasà Jarampi patvà maranaÿ Evaÿ dhammàhi pànino
Idheva naÿ pasaÿsanti Pecca sagge pamodati. Phalànamiva pakkànaÿ Pàto patanato bhayaÿ
Evaÿ jàtàna maccànaÿ Niccaÿ maranato bhayaÿ
SYAIR PERSAMAAN DENGAN BATU KARANG Yathàpi kumbhakàrassa Kata mattika bhàjana
Sabbe bhedana pariyanto Evaÿ maccàna jãvitaÿ
Bagaikan batu karang yang besar, puncaknya Daharà ca mahantà ca Ye bàlà ye ca pandità
menjulang ke angkasa Sabbe maccu vasaÿ yanti Sabbe maccu paràyanà
Berubah dan hancur, karena pengikisan dari empat Tesaÿ maccu paretànaÿ Gacchataÿ paralokato
arah. Napità tàyate puttaÿ ¥àtivà pana ¤àtake
Pekkhataÿ yeva ¤atinaÿ Passalàla pataÿ puthu
Paritta Avamaïgala 3

Ekamekova maccànaÿ Govajjho viya niyati Kehidupan dari yang bisa mati di dunia ini, adalah
Evamabbhàhato loko Maccunà ca jaràya ca singkat dan penuh dengan penderitaan yang tidak
Tasmà dhirà na socanti Viditvà loka pariyàyaÿ dapat dihitung maupun diukur.
Yassa maggaÿ na jànàsi âgatassa gatassa và Tidak ada alat apapun yang dapat dipergunakan untuk
Ubho ante asampassaÿ Niratthaÿ paridevasi melarikan diri dari kematian
Paridevaya màno ce Kincidatthaÿ udabbahe Setelah mencapai usia tua, maka kematian adalah tak
Sammålho hinsa matthànaÿ terelakkan.
Kayirà cetaÿ vicakkhano
Nahi runnena sokena Santiÿ pappoti cetaso Bagaikan buah setelah masak akan gugur, demikian
Bhiyassuppajjate dukkhaÿ Sarãramcupa ha¤¤àti pula makhluk yang bisa mati setelah dilahirkan harus
Kiso vivanno bhavati Hinsa mattàna mattàna selalu menghadapi takutnya kematian.
Na tena petà pàlenti Nirattha paridevanà Seperti halnya dengan periuk keramik yang dibuat
Soka mappa jahaÿ jantuÿ Bhãyo dukkhaÿ oleh tukang keramik haruslah pecah pada suatu waktu,
nigacchati demikian pula kehidupan dari makhluk yang bisa mati
Anutthunanto kàlakataÿ Sokassa vasa maïvagu telah ditentukan untuk berpisah.

A¤¤epi passa gàmino Yathà kammupage nare Para remaja dan pemuda, yang bijaksana dan yang
Maccuno vasa màgamma Phandante vidha bodoh, semua ini berada di bawah bayang-bayang
pànino kematian.
Yena yenahi ma¤¤anti Tato taÿ hoti a¤¤athà Tidak ada seorang ayah pun yang dapat
Etàdiso vinà bhàvo Passa lokassa pariyàyaÿ menyelamatkan anaknya, tidak ada sanak saudara
Api ce vassa sataÿ jive Bhãyo và panamànavo yang dapat menyelamatkan saudaranya ketika mereka
¥àti saïghà vinà hoti Jahati idha jãvitaÿ harus berpisah dengan dunia ini.
Tasmà arahato sutvà Vineyya paridevitaÿ
Petaÿ kàlakataÿ disvà Naso labbhà mayà iti Ketika sanak saudara berdiri memperhatikan dan
Yathà saranamàdittaÿ Vàrinà parinibbuto meratap, menyaksikan bagaimana makhluk
Evam’pi dhiro sappa¤¤o Pandito kusalo naro mengalami kematian, seperti sapi yang digiring ke
Khippamuppatitaÿ sokaÿ Vàto thålaÿ va dhansaye rumah jagal.
Paridevanpajappa¤ca Domanassa¤ca attano Karena makhluk akan disergap oleh kematian dan usia
Attano sukha mesàno Abbahe salla mattano tua, maka para bijaksana setelah mengetahui sifat
Abållha sallo asito Santiÿ pappuyya cetaso alami dunia ini, tidak menderita.
Sabba sokaÿ atikkanto Asoko hoti nibbuto.
Adalah sia-sia jika engkau meratapi yang mati, karena
SUTTA TENTANG LUKA PENDERITAAN engkau tidak akan pernah tahu kapan mereka datang
dan kapan mereka pergi.
Jika ratapan akan menyembuhkan luka hati si peratap,
maka biarkanlah para bijaksana meratap.
Paritta Avamaïgala 4

orang yang teguh dan bijaksana menyingkirkan


penderitaan, secepat angin meniup segenggam kapas.
Kedamaian pikiran tidaklah diperoleh melalui ratapan. Biarkanlah seseorang yang menginginkan
Hal ini hanya akan membawa penderitaan dan kebahagiaan dirinya membuang luka dari ratapan dan
melukai tubuh. Meratap hanya akan membuat si penderitaan yang ditanamnya sendiri. Setelah
peratap lemah dan pucat. Ratapan tidak akan membuang luka itu dan mencapai ketenangan batin, ia
menolong orang yang telah meninggal. Oleh sebab itu, akan terberkahi dan terbebas dari penderitaan,
meratap adalah sia-sia. mengatasi semua kesedihan.

Dengan tidak melepaskan kesedihan, maka ia justru 5. TILAKKHANADIGâTHâ


semakin menderita. Ia hanya akan semakin tenggelam
Sabbe saïkhàrà aniccà’ti Yadà pa¤¤àya passati
dalam alam kesedihan. Lihatlah bagaimana orang-
Atha nibbindati dukkhe Esa maggo visuddhiyà
orang yang terlahir di dunia ini sesuai dengan
Sabbe saïkhàrà dukkhà’ti Yadà pa¤¤àya passati
karmanya, harus gemetar di bawah bayang-bayang Atha nibbindati dukkhe Esa maggo visuddhiyà
kematian. Sabbe dhammà anattà’ti Yadà pa¤¤àya passati
Atha nibbindati dukkhe Esa maggo visuddhiyà
Dengan cara bagaimanapun manusia berpikir tentang Appakà te manussesu Ye janà pàragàmino
segala sesuatunya, semuanya itu terjadi kebalikannya. Athayaÿ itarà pajà Tãramevànudhàvati
Itulah sifat alami yang berlawanan dari segala sesuatu. Ye ca kho sammadakkhàte
Dengan demikian telitilah sifat dunia ini. Dhamme dhammà-nuvattino
Te janà pàramessanti Macchudheyyaÿ suduttaraÿ
Walaupun misalkan seseorang dapat hidup seratus Kaõhaÿ dhammaÿ vippahàya
tahun atau lebih, ia tetap harus meninggalkan Sukkaÿ bhàvetha paõóito
kehidupan ini, dan pada akhirnya kehilangan teman Okà anokamàgamma Viveke yattha dåramaÿ
dan sanak saudara. Tatràbhiratimicheyya Hitvà kàme aki¤cano
Oleh sebab itu, dengan mendengarkan para bijaksana Pariyodapeyya attànaÿ Cittaklesehi paõóito
dan orang suci dan melihat orang yang meninggal, Yesaÿ sambodhiyaïgesu Sammà cittaÿ subhàvitaÿ
kendalikanlah kesedihanmu. âdànapañinissagge Anupàdàya ye ratà
Renungkanlah keberangkatan dari orang yang kau Khiõàsavà jutimanto Te loke parinibbutà’ti
cintai dengan berpikir bahwa perpisahan adalah hal
yang wajar. SYAIR TENTANG TIGA CORAK UNIVERSAL

Semua yang berkondisi adalah tidak kekal,


Laksana seseorang berusaha memadamkan rumah
bila dengan bijaksana orang melihatnya
yang terbakar dengan air, demikian pula biarkanlah
Paritta Avamaïgala 5

Maka dukkha tidak akan ada lagi, Orang bijaksana demikian telah memiliki Bodhi
inilah jalan menuju kesucian. Batinnya telah berkembang sempurna,
Semua yang berkondisi adalah dukkha, telah melenyapkan kemelekatan.
bila dengan bijaksana orang melihatnya, Bahagia dengan pikiran tanpa kemelekatan
Maka dukkha tidak akan ada lagi, Mereka yang bebas dari kekotoran batin
inilah jalan menuju kesucian. serta bersinar terang
Mencapai Nibbàna dalam kehidupan ini.
Segala sesuatu (baik yang berkondisi maupun yang
tidak berkondisi) adalah ‘tanpa aku’, 6. ARIYADHANA GâTHâ
bila dengan bijaksana orang melihatnya,
Maka dukkha tidak akan ada lagi, Yassa saddhà tathàgate acalà
inilah jalan menuju kesucian. supatiññhità
Sãla¤ca yassa kalyàõaÿ ariyakantaÿ pasaÿsitaÿ.
Di antara orang banyak, Saïghe pasàdo yassatthi
hanya sedikit yang mampu mencapai pantai seberang. ujubhåta¤ca dassanaÿ
Adaliddoti taÿ àhu
Sebagian besar manusia hilir mudik di pantai sebelah
amoghantassa jãvitaÿ.
sini.
Tasmà saddha¤ca sãla¤ca
pasàdaÿ
Tetapi di antara orang banyak, dhammadassanaÿ
Yang melaksanakan Dhamma yang telah dibabarkan Anuyu¤jetha medhàvi saraÿ Buddhàna
dengan sempurna. sàsananti.
Dapat menyeberangi alam kematian,
yang sukar untuk diseberangi. SYAIR TENTANG KEKAYAAN MULIA
Orang bijaksana akan melenyapkan kegelapan,
terlatih dalam cahaya terang. Ia yang yakin pada Tathagata, kokoh, kuat,
Setelah menjalani hidup tak berkeluarga, serta tak tergoyahkan,
Berusaha keras untuk menjalani hidup dalam Mempunyai sila yang baik,
kesunyian. disenangi dan dipuji oleh para ariya.

Mereka yang menginginkan ‘Cahaya Terang yang Dia yang yakin pada Saïgha,
Hakiki’ teguh, lurus, dan penuh perhatian,
Seharusnya meninggalkan kesenangan dunia Mereka (Saïgha) mengatakan: Ia tidak miskin,
Tanpa memiliki harta dunia, Dan tidak akan menderita di akhir hidupnya.
ia harus membersihkan batinnya.
Sebab itu, keyakinan dan sila,
kepercayaan dan penembusan Dhamma,
Paritta Avamaïgala 6

Haruslah dikembangkan oleh orang Bijaksana, Taÿ Tathàgato abhisambujjhati abhisameti,


Dengan selalu ingat pada Ajaran Sang Buddha. abhisambujjhitvà abhisametvà àcikkhati deseti,
pa¤¤apeti paññhapeti, vivarati vibhajati
7. DHAMMANIYâMA SUTTA utànãkaroti: sabbe dhammà anattà’ti.

Evamme sutaÿ. Ekaÿ samayaÿ Bhagavà, Idamavoca Bhagavà, attamanà te bhikkhå


Sàvatthiyaÿ viharati, Jetavane anàthapiõóikassa, Bhagavato bhàsitaÿ, abhinandun’ti.
âràme. SUTTA TENTANG DHAMMA YANG TETAP
Tatra kho Bhagavà bhikkhå àmantesi
bhikkhavo’ti. Bhadante’ti te bhikkhå Bhagavato Demikianlah telah kudengar:
paccassosuÿ. Bhagavà etadavoca:
Pada suatu ketika Sang Bhagavà, bersemayam di
Uppàdà và bhikkhave Tathàgatànaÿ anuppàdà và dekat savatthi, di hutan Jeta milik Anathapindika.
Tathàgatànaÿ, ñhità va sà dhàtudhammaññhitatà
dhammaniyàmatà, sabbe saïkhàrà aniccà’ti. Sang Bhagavà bersabda kapada para bhikkhu:
“O, para bhikkhu.”
Taÿ Tathàgato abhisambujjhati abhisameti, “Ya, Bhante,” jawab para bhikkhu kepada Sang
abhisambujjhitvà abhisametvà àcãkkhati deseti, Bhagavà.
pa¤¤apeti paññhapeti, vivarati vibhajati Selanjutnya Sang Bhagavà bersabda:
utànãkaroti: sabbe saïkhàrà aniccà’ti.
“O, para bhikkhu, apakah para Tathàgata muncul di
Uppàdà và bhikkhave Tathàgatànaÿ anuppàdà và dunia atau tidak, terdapat hukum yang tetap dari
Tathàgatànaÿ, ñhità va sà dhàtudhammaññhitatà segala sesuatu (dhamma), terdapat hukum yang pasti
dhammaniyàmatà, sabbe saïkhàrà dukkhà’ti. dari segala sesuatu, bahwa: “Semua yang terbentuk
adalah tidak kekal.”
Taÿ Tathàgato abhisambujjhati abhisameti,
abhisambujjhitvà abhisametvà àcikkhati deseti, Tathàgata mengetahui dan mengerti sepenuhnya hal
pa¤¤apeti paññhapeti, vivarati vibhajati itu. Setelah sepenuhnya mengetahui dan mengerti, Ia
utànãkaroti: sabbe saïkhàrà dukkhà’ti. memaklumkannya, menunjukkannya, menegaskannya,
menandaskannya, menjelaskan, menguraikan dan
Uppàdà và bhikkhave Tathàgatànaÿ anuppàdà và membentangkan, bahwa: “Semua yang terbentuk
Tathàgatànaÿ, ñhità va sà dhàtudhammaññhitatà adalah tidak kekal.”
dhammaniyàmatà, sabbe dhammà anattà’ti.
“O, para bhikkhu, apakah para Tathàgata muncul di
dunia atau tidak, terdapat hukum yang tetap dari
Paritta Avamaïgala 7

segala sesuatu (dhamma), terdapat hukum yang pasti Lohitassa lasikàya Pittassa ca vasàya ca
dari segala sesuatu, bahwa: “Semua yang terbentuk Athassa navahi sotehi Asucã savati sabbadà
adalah dukkha.” Akhimhà akkhigåthako Kaõõamhà
kaõõagåthako
Tathàgata mengetahui dan mengerti sepenuhnya hal Siïghànikà ca nàsato Mukhena vamatekadà
itu. Setelah sepenuhnya mengetahui dan mengerti, Ia Pittaÿ semha ca vamati Kàyamhà sedajjallikà
memaklumkannya, menunjukkannya, menegaskannya, Ath’assa susiraÿ sãsaÿ Matthaluïgassa påritaÿ
menandaskannya, menjelaskan, menguraikan dan Subhato naÿ man¤¤atã bàlo Avijjàya purakkhato
membentangkan, bahwa: “Semua yang terbentuk Yadà ca so mato seti Uddhumàto vinãlako
adalah dukkha.” Apavi¤¤ho susànasmiÿ Anapekkhà honti ¤àtayo
Khàdanti naÿ supànà ca Sigàlà ca vakà kimã
“O, para bhikkhu, apakah para Tathàgata muncul di Kàkà gijjhà ca khàdanti Ye ca¤¤e santi pàõino
dunia atau tidak, terdapat hukum yang tetap dari Sutvàna Buddhavacanaÿ Bhikkhu pa¤¤àõavà idha
segala sesuatu (dhamma), terdapat hukum yang pasti So kho naÿ parijànàti Yathàbhåta¤hi passati
dari segala sesuatu, bahwa: “Segala sesuatu adalah Yathà idaÿ tathà etaÿ Yathà etaÿ tathà idaÿ
tanpa inti.” Ajjhatta¤ca bahiddhà ca Kàye chandaÿ viràjaye
Chandaràga viratto so Bhikkhu pa¤¤àõavà idha
Tathàgata mengetahui dan mengerti sepenuhnya hal Ajjhagà amataÿ santiÿ Nibbàna padamaccutaÿ
itu. Setelah sepenuhnya mengetahui dan mengerti, Ia Dipàdako yaÿ asuci Duggandho parihãrati
memaklumkannya, menunjukkannya, menegaskannya, Nànàkuõa paparipåro Vissavanto tato tato
menandaskannya, menjelaskan, menguraikan dan Etàdisena kàyena Yo ma¤¤e uõõametave
membentangkan, bahwa: “Segala sesuatu adalalah Param và avàjàneyya Kima¤¤atara
tanpa inti.” adassanà’ti.

Demikianlah sabda Sang Bhagavà. Mendengar sabda SUTTA TENTANG KEKOTORAN BADAN
Sang Bhagavà tersebut batin para bhikkhu dipenuhi
kebahagiaan nan luhur. Baik berjalan ataupun berdiri,
baik duduk maupun berbaring
8. VIJAYA SUTTA Dibungkukkan atau diluruskan,
itu semua hanya gerak dari badan jasmani.
Caraÿ và yadi và tiññhaÿ Nisinno uda và sayaÿ
Sammi¤jeti pasàreti Esà kàyassa i¤janà Tulang-tulang dan otot-otot, dibalut dengan selaput
Atthã nahàru sa¤¤uto Taca maÿsà va lepano daging
Chaviyà kayo paticchano Yathàbhåtaÿ na dissati Diselubungi dengan kulit, dengan demikian tidak
Antapåro udarapåro Yakapeëassa vatthino terlihat yang sebenarnya.
Hadayassa papphàsassa Vakkassa pihakassa ca
Siïghànikàya khelassa Sedassa ca medassa ca Badan terdiri dari usus, lambung; hati, gelembung air,
Paritta Avamaïgala 8

Jantung dan paru-paru, ginjal dan limpa kecil. baik pribadi, maupun luar pribadi.

Terdapat pula ingus, lendir; peluh, getah bening, darah Bebas dari belenggu, bebas dari keinginan,
Getah sambungan, empedu, dan gemuk (gajih). yang telah dipuji tinggi para Siswa bijaksana.
Akan diperoleh ketenangan dan ketentraman mutlak,
Melalui sembilan lubang, kotoran terus menerus keluar tercapailah Nibbàna.
Kotoran mata keluar melalui mata, kotoran telinga Badan berkaki dua yang tidak bersih ini,
keluar melalui telinga. yang membawa bau busuk dan menjijikkan
Ingus mengalir melalui hidung, adakalanya kotoran Penuh dengan kekotoran,
empedu dan lendir dimuntahkan. yang keluar dari berbagai tempat.
Air peluh dikeluarkan dari badan.
Dalam rongga kepala terdapat otak, Jika dengan badan yang demikian ini,
seorang dungu karena kebodohannya
orang menganggap dirinya tinggi
Mempunyai anggapan bahwa badan jasmani ini,
Dan memandang rendah orang lain,
adalah suatu rupa yang baik sekali.
maka hal ini hanyalah disebabkan oleh kebodohan.
Padahal jika badan ini mati,
sebagai bangkai di dalam kuburan 9. PAÑSUKULA GâTHâ
Bengkak-bengkak, biru-biru, dan tersia-sia,
anggota keluarga tidak mengingin-kannya lagi. Aniccà vata saïkhàrà Uppàda vayadhammino
Uppajjitvà nirujjhanti Tesaÿ våpasamo sukho.
Mayat itu mungkin dimakan anjing, Sabbe sattà maranti ca Mariÿsu ca marissare
serigala, anjing hutan, cacing-cacing, Tathevàhaÿ marissàmi Natthi me eta saÿsayo
Burung gagak, burung nasar,
dan binatang-binatang lainnya. SYAIR UNTUK RENUNGAN MENGAMBIL KAIN

Demikian sabda Sang Buddha, Tidak kekal adalah sifat segala sesuatu yang
yang telah dipuji oleh para Siswa yang bijaksana berkondisi
Yang dimengerti dengan benar,
Mereka bersifat muncul (uppada) dan lenyap (vaya)
karena ia melihat dengan sewajarnya.
Setelah muncul mereka akan musnah kembali
Kewajaran seperti ini, itulah kesunyataan, Dengan tercapainya keseimbangan
kewajaran berdasarkan kesunyataan itu, pasti akan maka tercapailah kebahagiaan.
terjadi.
Maka lepaskanlah belenggu badan ini, Semua makhluk akan mengalami kematian
Paritta Avamaïgala 9

Mereka telah berkali-kali mengalami kematian, Maka ratapan apa lagi yang dapat ada di sana?
dan akan selalu demikian
Saya pun akan mengalami kematian juga Orang yang berpikiran picik menyiksa dirinya sendiri
Keragu-raguan tentang hal ini tidak ada dalam diriku. dengan berpikir:
“Aku mempunyai anak-anak, aku mempunyai
10. JäVITAÑ ANIYATAÑ, MARANAÑ NIYATAÑ kekayaan.”
Jika dirinya sendiri bukanlah miliknya, kapankah
(Dibacakan pada upacara pemakaman atau pernah ada anak atau harta yang jadi miliknya?
kremasi jenazah) 11. TIROKUôôA SUTTA

Aniccàvata saïkhàrà Uppàda vayadhammino Tirokuóóesu titthanti sandhisaïghàtakesu ca


Uppajittvà nirujjhanti Tesaÿ våpasamo sukho dvàrabàhàsu titthanti àgantvàna sakaÿ gharaÿ
Aciraÿ vatayaÿ kàyo Pathaviÿ adhi sessati Pahåte annapànamhi khajjabhojje upatthite
Chuddho apeta vi¤¤àno Niratthaÿ va kaliïgaraÿ na tesaÿ koci sarati sattànaÿ kammapaccayà
Anabbhito tato àga Ananu¤¤àto ito gato Evaÿ dadanti ¤atinaÿ ye honti anukampakà
Yathà gato tathàgato Kà tattha paridevanà suciÿ panitaÿ kàlena kappi yaÿ pànabhojanaÿ
Puttà matthi dhanaÿatthi Iti bàlo Idaÿ vo ¤atinaÿ hotu sukhità hontu ¤àtayo
viha¤¤ati Te ca tattha samàgantvà ¤atipetà samàgatà
Attàhi attano natthi Kuto puttà kuto dhanaÿ Pahåte annapànamhi sakkaccaÿ anumodare
Ciraÿ jivantu no ¤àti yesaÿ hetu labhàmase
HIDUP TIDAKLAH PASTI, KEMATIAN ADALAH Amhàkaÿ ca katà pujà dàyakà ca anipphalà
PASTI Na hi tattha kasã atthi gorakkhettha na vijjati,
Vanijjà tàdisi natthi hira¤ena kayàkkhayaÿ
Tidak kekal adalah sifat segala sesuatu yang Ito dinnena yàpenti petà kàlakatà tahiÿ
berkondisi, mereka muncul dan lenyap. Setelah Unname udakaÿ vattaÿ yathà ninnaÿ pavattati
muncul mereka akan musnah kembali. Dengan Evameva ito dinnaÿ petànaÿ upakappati
tercapainya keseimbangan maka tercapailah Yathà vàrivahà pårà paripårenti sàgaraÿ
kebahagiaan. Evameva ito dinnaÿ petànaÿ upakappati
Adàsi me, akàsi me ¤àtimittà sakhà ca me
Tidak berapa lama lagi tubuh ini akan terbaring di Petànaÿ dakkhinaÿ dajjà pubbe kata manussaraÿ
tanah, Na hi runnaÿ va soko và yà ca¤¤à paridevanà
tersia-sia dan tidak memiliki kesadaran Na tà petàna matthàya evaÿ tiññhanti ¤àtayo
tak berguna seperti batang kayu. Aya¤ca kho dakkhiõà dinnà
saïghamhi supatiññhità
Ia (kematian) datang tanpa diundang, Dãgharattaÿ hitàyassa thànaso upakappati
ia telah memisahkan (kehidupan) tanpa persetujuan.
Seperti datangnya, demikian juga cepat perginya. So ¤àti dhammo ca ayaÿ nidassito
Paritta Avamaïgala 10

Petàna pujà ca katà ulàrà Karena di sana tiada pertanian, tiada peternakan,
Bala¤ ca bhikkhåna manuppadinnaÿ Demikian pun tiada perdagangan dan lalu lintas uang,
Tumhehi pu¤¤aÿ pasutaÿ anappakanti. Maka arwah-arwah sanak keluarga yang telah
meninggal
SUTTA PELIMPAHAN JASA UNTUK ARWAH Hidup di sana dari apa yang diberikan di sini.

Di luar dinding-dinding mereka berdiri dan menunggu, Bagaikan air mengalir di bukit, mengalir ke bawah
dan di persimpangan-persimpangan jalan dan di untuk mencapai lembah yang kosong. Demikian pula
lorong-lorong, kembali ke rumahnya yang dulu pemberian yang diberikan di sini dapat menolong para
(sewaktu masih hidup), mereka menunggu di luar arwah sanak keluarga yang telah meninggal.
pagar. Bagaikan sungai-sungai, jika penuh dapat menampung
air yang mengalir untuk mengisi laut. Demikian pula
Tetapi ketika pesta pora sedang berlangsung, dengan pemberian yang diberikan di sini dapat menolong
makanan dan minuman beraneka ragam, arwah-arwah sanak keluarga yang telah meninggal.
kenyataannya tak satu pun manusia yang mengingat “Ia berikan kepadaku, bekerja bagiku, ia sanakku,
makhluk-makhluk yang terlahir akibat karma buruknya sahabatku, kerabatku.”
yang lampau. Memberikan hadiah untuk yang meninggal,
Maka mereka yang berbelas kasihan di hatinya,
memperingati apa yang biasa mereka lakukan.
seharusnya memberi sanak keluarganya yang telah
meninggal minuman dan makanan yang murni, dan
Bukan tangisan, bukan kesedihan, bukan perkabungan
baik serta tepat untuk saat ini.
apapun juga yang dapat menolong sanak keluarga
“Semoga jasa kebajikan ini melimpah pada sanak yang telah meninggal. Perbuatan demikian, tidak akan
keluarga, semoga mereka berbahagia.” Hantu-hantu menolong mereka.
dari sanak yang meninggal ini, bergerombol dan
menanti di sana. Tetapi, bila persembahan ini,
dengan baik dihaturkan kepada Saïgha,
Dengan senang hati mereka akan mendoakan bagi Bagi mereka akan bermanfaat lama,
sanaknya untuk makanan dan minuman yang baik di kemudian hari maupun pada saat ini.
berlimpah: “Semoga sanak kita panjang usia, karena
merekalah kita memperoleh persembahan ini. Telah diperlihatkan jalan sejati kepada sanak keluarga,
Dan bagaimana menghormati yang telah meninggal,
Karena kehormatan telah diberikan pada kita, Dan bagaimana para Bhikkhu dapat diberikan
Belum pernah seorang pemberi tidak menerima kekuatan pula,
buahnya.
Paritta Avamaïgala 11

Dan bagaimana engkau dapat menimbun buah-buah Suva¤¤atà susaratà susaõñhànaÿ suråpatà
jasa yang besar. âdhipaccaÿ parivàro, sabba metena labbhati
Padesarajjaÿ issariyaÿ, cakkavatti - sukhaÿ piyaÿ
(Sutta ini dipetik dari Khuddakanikàya I, Khuddhakapàñha VII, p.7) Devarajjampi dibesu, sabba metena labbhati

12. NIDHIKHAöDHA SUTTA Mànusikà ca sampatti, devaloke ca yà rati


Yà ca Nibbànasampatti, sabba metena labbhati
Nidhiÿ nidheti puriso (gambhãre udakantike; Mittasampada - màgamma, yoniso ve payu¤jato
Atthe kicce samupanne, atthàya me bhavissati) Vijjàvimutti vasãbhàvo, sabba metena labbhati
Rajato và duruttassà, corato pãëitassa và
Iõassa và pamokkhàya, dubbhikkhe àpadàsu và Pañisambhidà vimokkhà ca, yà ca sàvakapàramã
Etadatthàya lokasmiÿ nidhi nàma nidhãyyati Paccekabodhi Buddhabhåmi, sabba metena
labbhati
Tàvassunihito santo, gambhãre udakantike
Na sabbo sabbadàyeva, tassa taÿ upakappati Evaÿ mahatthikà esà, yadidaÿ pu¤¤asampadà
Tasmà dhãrà pasaÿsanti, Paõóità katapu¤¤atanti.
Nidhi và ñhànà cavati, sa¤¤a vàssa vimuyhati
Nàgà và apanàmenti, yakkhà vàpi haranti naÿ SUTTA TENTANG PENIMBUNAN HARTA SEJATI

Appiyà vàpi dàyàdà, uddharanti apassato Harta seseorang ditimbun dalam-dalam (di dasar
Yadà pu¤¤akkhayo hoti, sabba metaÿ vinassati sumur, Ia berpikir: “Bila timbul kebutuhan untuk
pertolongan, yang berada di situ untuk menolong
Yassa dànena sãlena, sa¤¤amena damena ca diriku.”)
Nidhi sunihito hoti, itthiyà purisassa và
Untuk pembebasanku jika Raja gusar atau untuk uang
Cetiyamhi ca Saïghe và, puggale atithãsu và tebusan kepada perampok bila ditahan sebagai
Màtari pitari vàpi, atho jeññhamhi bhàtari sandera, untuk melunasi hutang, dalam keadaan sukar
atau kecelakaan.
Eso nidhi sunihito, ajeyyo anugàmiko
Pahàya gamanãyesu, etaÿ àdàya gacchati Kendati pun diselubungi sebaik-baiknya, sedemikian
dalam di dasar sumur, tetapi sama sekali tidak akan
Asàdhàraña - ma¤¤esaÿ, acoraharaño nidhi cukup untuk kebutuhannya selama-lamanya.
Kayiràtha dhãro pu¤¤ani, yo nidhi anugàmiko
Timbunan itu pindah dari tempatnya atau ia lupa
Esa devamanussànaÿ, sabbakàmadado nidhi tanda-tandanya, atau naga-naga mengangkutnya,
Yaÿ yaÿ devàbhipatthenti, sabba metena labbhati yakkha-yakkha mencurinya.
Paritta Avamaïgala 12

Mungkin juga keluarganya yang tak menyukainya


mengangkutnya jika ia tak berjaga-jaga, dan jika Dan setiap kejayaan manusia serta kebahagiaan
semua jasanya telah habis, harta pun akan lenyap. surgawi, bahkan kesempurnaan Nibbàna, semuanya
diperoleh karena buah jasa-jasa.
Gemar berdana dan memiliki sila, atau pandai Miliki sahabat-sahabat mulia (menggunakan akal
menahan diri dan mengendalikan diri, suatu tumpukan benar) ia
jasa telah ditimbun dengan baik bagi seorang wanita memperoleh: kebijaksanaan sejati dan pembebasan
atau pria. Semuanya diperoleh karena buah jasa-jasanya.
Dalam cetiya-cetiya atau dalam Saïgha, dalam
perorangan atau dalam tamu-tamu, dalam seorang Pengetahuan analitis Pembebasan,
ibu, dalam seorang ayah, bahkan dalam seorang Kesempurnaan seorang siswa,
saudara tua. Tingkat Pacceka Buddha dan tingkat Buddha
Semuanya diperoleh karena buah jasa-jasanya.
Inilah harta yang disimpan paling aman, tak mungkin
hilang. Di antara yang ditinggalkan jika harus Demikian besar karunia yang diberikan,
meninggal, ia membawanya. yaitu kekayaan jasa-jasa,
Karena itulah Para Bijaksana memujikan untuk
Tiada seorang pun yang dapat mengambilnya, menimbun jasa-jasa.
perampok-perampok pun tidak dapat merampasnya,
maka lakukanlah perbuatan baik (jasa), Inilah harta (Sutta ini dipetik dari Khuddakanikàya I, Khuddakapatha VIII, p.8)
yang susul-menyusul.
13. ABHIDHAMMA
Inilah harta yang memuaskan keinginan para dewa
dan manusia DHAMMASAðGANöI
Mereka dapat memperoleh apapun yang mereka
inginkan karena buah dari jasa-jasa mereka. Kusalà dhammà akusalà dhammà abyàkatà
dhammà, katame dhammà kusalà, yasmiÿ
Wajah cantik, suara merdu, kemolekan dan kejelitaan, samaye kàmàvacaraÿ kusalaÿ cittaÿ uppannaÿ
kekuasaan dan pengikut-pengikut, semuanya hoti, somanassasahagataÿ ¤aõasampayuttaÿ,
diperoleh karena buah jasa-jasa. råpàram-maõaÿ và saddàrammaõaÿ và,
gandhàrammaõaÿ và rasàrammaõaÿ và,
Kedaulatan dan kekuasaan, kerajaan besar, phoññhabbàrammaõaÿ và dhammàrammaõaÿ,
kebahagiaan seorang Cakkavatti, kekuasaan dewa di yaÿ yaÿ và panàrabbha, tasmiÿ samaye phasso
alam surga, hoti avikkhepo hoti, ye và pana tasmiÿ samaye
Semuanya diperoleh karena buah jasa-jasa.
Paritta Avamaïgala 13

a¤¤epi atthi pañiccasamuppannà aråpino KATHâVATTHU


dhammà, ime dhammà kusalà.
Puggalo upalabbhati,
VIBHAðGA sacchikatthaparamatthenàthi, àmantà, yo
sacchikattho paramattho tato so puggalo
Pa¤cakkhandhà, råpakkhandho, vedanàkkandho, upalabbhati, sacchikatthaparamatthenàti, na
sa¤¤àkkhandho, saïkhàrakkhandho, vi¤¤aõa- hevaÿ vattabbe, àjànàhi niggahaÿ hi¤ci, puggalo
kkhandho, tattha katamo råpakkhandho, yaïkinci upalabbhati, sacchikatthaparamatthena, tena
råpaÿ atãtànàgatapaccuppannaÿ, ajjhattaÿ và vata re vattabbe, yo sacchikattho paramattho
bahiddha và, olàrikaÿ và sukhumaÿ và, hãnaÿ và tato so puggalo upalabbhati,
panãtaÿ và, yaÿ dåre và santike và, tadekajjhaÿ sacchikatthaparamatthenàti, micchà.
abhisa¤¤uhitvà abhisaïkhipitvà, ayaÿ vuccati YAMAKA
råpakkhandho.
Ye keci kusalà dhammà, sabbe te kusalamålà, ye
DHâTUKATHâ và pana kusalamålà, sabbe te dhammà kusalà, ye
keci kusalà dhammà, sabbe te kusalamålena
Saïgaho asaïgaho, saïgahitena asaïgahitaÿ, ekamålà, ye và pana kusalamålena ekamålà,
asaïgahitena saïgahitaÿ, saïgahitena saïgahitaÿ, sabbe te dhammà kusalà.
asaïgahitena asaïgahitaÿ, sampayogo vippayogo,
sampayuttena vippayuttaÿ, vippayuttena sampa- PAòòHâNA
yuttaÿ, asaïgahitaÿ.
Hetu paccayo, àrammaõapaccayo,
PUGGALAPA¥¥ATTI adhipatipaccayo, anantarapaccayo,
samanantarapaccayo, sahajàtapac-cayo,
Cha pa¤¤attiyo, khandhapa¤¤atti, a¤¤ama¤¤apaccayo, nissayapaccayo, upanis-
sayapaccayo, purejàtapaccayo,
àyatanapa¤¤atti, dhàtupa¤¤atti, saccapa¤¤atti,
pacchàjàtapaccayo, asevanapaccayo,
indriyapa¤¤atti, puggalapa¤¤atti, kittàvatà
kammapaccayo, vipàkapaccayo, àhàrapaccayo,
puggalànaÿ puggala-pa¤¤atti, samayavimutto
indriyapaccayo, jhànapaccayo, magga-paccayo,
asamayavimutto, kuppa-dhammo sampayuttapaccayo, vippayuttapaccayo,
akuppadhammo, parihànadhammo, aparihà- atthipaccayo, natthipaccayo, vigatapaccayo,
nadhammo, cetanàbhabbo anurakkhanàbhabbo, avigata-paccayo.
puthujjano gotrabhå, bhayåparato abhayåparato,
bhabbàbamano abhabbàbamano, niyato aniyato, 14. ETTâVATâ
pañipannako phale, thito arahà arahattàya
pañipanno. Ettàvatà ca amhehi
Sambhataÿ pu¤¤a sampadaÿ
Paritta Avamaïgala 14

Sabbe devà anumodantu


Sabba sampatti siddhiyà Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa
Ettàvatà ca amhehi Semoga semua makhluk halus turut bergembira
Sambhataÿ pu¤¤a sampadaÿ Agar mendapat keuntungan beraneka warna.
Sabbe bhåtà anumodantu
Sabba sampatti siddhiyà Sebanyak kami telah
Mencapai dan mengumpulkan jasa
Ettàvatà ca amhehi Semoga semua makhluk hidup turut bergembira
Sambhataÿ pu¤¤a sampadaÿ Agar mendapat keuntungan beraneka warna.
Sabbe sattà anumodantu Semoga jasa-jasa ini melimpah
Sabba sampatti siddhiyà Pada sanak keluarga yang meninggal,
Idaÿ vo ¤àtinaÿ hotu Semoga mereka berbahagia. (3x)
Sukhità hontu ¤àtayo (3x)
Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi,
âkàsatthà ca bhummatthà Para dewa dan naga yang perkasa,
Devà nàgà mahiddhikà Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Pu¤¤aÿ taÿ anumoditvà Selalu melindungi ........ (sebutkan nama
Ciraÿ rakkhantu ........ (sebutkan nama almarhum/mah)
almarhum/mah)
Semoga para makhluk di angkasa dan di bumi,
âkàsatthà ca bhummatthà Para dewa dan naga yang perkasa,
Devà nàgà mahiddhikà Setelah menikmati jasa-jasa ini,
Pu¤¤aÿ taÿ anumoditvà Selalu melindungi kita selamanya.
Ciraÿ rakkhantu tvaÿ sadà’ti.
Sàdhu! Sàdhu! Sàdhu!
Sàdhu! Sàdhu! Sàdhu!

PENYALURAN TIMBUNAN JASA

Sebanyak kami telah


Mencapai dan mengumpulkan jasa
Semoga semua dewa turut bergembira
Agar mendapat keuntungan beraneka warna.

Anda mungkin juga menyukai