JANGAN TAKUT
Ajaran Buddha untuk Menghadapi Kematian
Abhaya Mudrā
Sikap tangan "tidak takut".
Lambang perlindungan
dan keselamatan.
MA BHAYI
JANGAN TAKUT
Ajaran Buddha untuk Menghadapi Kematian
Penulis: Handaka Vijjānanda
Penata: Andreas Dīpaloka
Penerbit:
Ehipassiko Foundation
ehipassikofoundation@gmail.com
www.ehipassiko.or.id
ehipassikofoundation
©2021 Ehipassiko Foundation
ISBN 978-623-7449-10-2
Edisi 2, Apr 2023
3
Senarai Isi
3 Persembahan Kebajikan
7 Hidup Ini Singkat Memahami
8 Mati Itu Pasti Hidup dan Mati
9 Tak Ada yang Tak Mati
10 Penyebab Takut Mati
11 5 Utusan Dewa Terlahir
12 Cara Terlahir di Surga di Surga
13 4 Bekal Kehidupan Kelak
14 Masuk Surga Berkat Keyakinan
16 Masuk Surga Berkat Sila
18 Masuk Surga Berkat Kedermawanan
20 Menjadi Suci Berkat Kebijaksanaan
22 Peta Besar Ajaran Buddha Pengembaraan
23 31 Alam Keberadaan Lahir-Mati
24 4 Cara Kelahiran
25 4 Sebab Kematian
26 4 Urutan Karma Berbuah
27 Nimitta, Pertanda Kelahiran Ulang
28 Kesadaran Saat Kematian
29 Kelahiran Ulang Berlangsung Seketika
30 Sakit Itu Wajar, Menderita Itu Pilihan Perenungan
31 Perenungan dan Meditasi dan Meditasi
32 Buddhanussati, Perenungan Buddha
33 Dhammanussati, Perenungan Dhamma
34 Saṅghanussati, Perenungan Saṅgha
35 Sīlānussati, Perenungan Sila
36 Cāgānussati, Perenungan Kedermawanan
37 Devānussati, Perenungan Dewa
38 Ānāpānassati, Penyadaran Napas Masuk-Keluar
39 Maraṇassati, Penyadaran Kematian
40 Ingat Napas, Ingat Mati
41 Kāyagatāsati, Penyadaran Tertuju Tubuh
42 Upasamānussati, Perenungan Ketenteraman
43 Berdiam Bersama Brahma
44 Membantu yang Akan Meninggal Menghantar
46 Maafkan Diri Sendiri yang Berangkat
47 Warisan pada Waktunya
48 Diperabukan atau Dikebumikan?
49 Dampingi yang Berduka Mendampingi
50 Siapa yang Kita Tangisi? yang Ditinggal
51 Kenapa Tidak Menangis?
52 Ungkapan Bela Sungkawa
53 Saṁvega & Pasāda
54 Teruskan Kebajikannya
55 Mengenang Mendiang
56 Duka Hebat Menjadi Guru Hebat Jangan Takut
58 Mandi Lagi, Makan Lagi, Kerja Lagi
59 Ingat Buddha, Dhamma, Saṅgha
60 Mā Bhāyi, Jangan Takut
61 Tak Takut dan Tak Berharap
62 Tiga Perlindungan
63 Pesan Terakhir Buddha
Memahami kematian
membuat kita lebih
memahami kehidupan:
apa yang betul-betul penting
dan apa yang tidak.
Handaka Vijjānanda
6
Hidup Ini Singkat
7
Mati Itu Pasti
8
Tak Ada yang Tak Mati
9
Penyebab Takut Mati
10
5 Utusan Dewa
11
Cara Terlahir di Surga
12
4 Bekal Kehidupan Kelak
Buddha melantunkan,
"Hal-hal didahului pikiran,
dipelopori pikiran, diciptakan pikiran.
Jika dengan pikiran jernih,
berbicara atau berbuat,
maka kebahagiaan mengikutinya,
bagai bayang-bayang yang tak pergi."
17
Masuk Surga
Berkat Kedermawanan
Vimānavatthu 2.3,
Ācāmadāyikāvimānavatthu
19
Menjadi Suci
Berkat Kebijaksanaan
20
Suatu malam, Dewa Hatthaka mendatangi
Buddha, yang menanyainya, “Apa saat ini
engkau masih berlatih Dhamma?”
21
Peta Besar Ajaran Buddha
pandangan
benar
pengheningan perniatan
benar benar
DHAMMA perkataan
penyadaran
Ajaran Buddha benar benar
pengupayaan perbuatan
benar benar
penghidupan
benar
Pengembaraan lahir-mati
di 31 alam, duka, tak abadi.
SAṀSĀRA
Pengembaraan Sebab duka: lobha, dosa, moha
(ketamakan, kebencian, kekeliruan)
22
31 Alam Keberadaan
31 Landasan Bukan Pencerapan Arūpa Jhāna 4
Alam dan Bukan Tanpa Pencerapan
Tanpa-Rupa 30 Landasan Ketiadaan Arūpa Jhāna 3
(Arūpa Lokā) 29 Landasan Kesadaran Tanpa Batas Arūpa Jhāna 2
28 Landasan Ruang Tanpa Batas Arūpa Jhāna 1
27 Brahma Tanpa Banding
26 Brahma Melihat Baik
25 Brahma Mudah Dilihat
24 Brahma Tanpa Beban Jhāna 4
23 Brahma Tak Jatuh
22 Kediaman Makhluk Tanpa Pencerapan
Alam 21 Brahma Pahala Berlimpah
Rupa 20 Brahma Keagungan Berkilau
(Rūpa Lokā) 19 Brahma Keagungan Tanpa Batas Jhāna 3
18 Brahma Keagungan Terbatas
17 Brahma Pancaran Cahaya
16 Brahma Pancaran Tanpa Batas Jhāna 2
15 Brahma Pancaran Terbatas
14 Brahma Agung
13 Brahma Penasihat Jhāna 1
12 Brahma Penyerta
11 Dewa Penguasa Ciptaan Dewa Lain
10 Dewa Senang Mencipta
9 Dewa Berkecukupan
Tujuan Baik
8 Dewa Yama
(Sugati)
Alam 7 Dewa Tiga Puluh Tiga
Indriawi 6 Dewa Empat Maharaja
(Kāma Lokā) 5 Manusia
4 Raksasa
3 Hantu Tujuan Buruk
2 Hewan (Dugati)
1 Neraka
23
4 Cara Kelahiran
4. Lahir serta-merta
(opapātika)
brahma, dewa, hantu
Abhidhammattha Saṅgaha
24
4 Sebab Kematian
1 2
Habis umur alami Habis daya karma
(āyukkhaya) (kammakkhaya)
3 4
Habis keduanya Daya penghenti
(ubhayakkhaya) (upacchedaka)
Karma berat
1 (garuka kamma)
Karma kebiasaan
3 (āciṇṇaka kamma)
Karma simpanan
4 (kaṭattā kamma)
Abhidhammattha Saṅgaha
Kamma Nimitta
pertanda perbuatan (lampau):
peristiwa menolong, mencuri, peralatan;
dan/atau
Gati Nimitta
pertanda tujuan (mendatang):
rahim, api, hutan, cahaya.
Abhidhammattha Saṅgaha
27
Kesadaran Saat Kematian
Kesadaran ajal
(cuti-citta)
28
Kelahiran Ulang
Berlangsung Seketika
29
Sakit Itu Wajar,
Menderita Itu Pilihan
Āturakāyassa me sato
cittaṃ anāturaṃ bhavissatī.
"Ketika tubuhku sedang sakit,
pikiranku tak akan menjadi sakit."
Saṁyutta Nikāya 22.1, Nakulapitu Sutta
30
Perenungan dan Meditasi
1. Perenungan Buddha.
2. Perenungan Dhamma.
3. Perenungan Saṅgha.
4. Perenungan sila.
5. Perenungan kedermawanan.
6. Perenungan dewa.
7. Penyadaran napas masuk-keluar.
8. Penyadaran kematian.
9. Penyadaran tertuju tubuh.
10. Perenungan ketenteraman.
Aṅguttara Nikāya 1.296–305,
Paṭhamavagga
31
Buddhanussati
Perenungan Buddha
Sedemikianlah Ia,
Bhagavā, Suciwan Yang Layak,
Yang Cerah Sempurna Sejati,
Yang Sempurna Pengetahuan dan Perilaku,
Penempuh Tuntas, Pengenal Alam,
Pembina Tiada Tara Orang yang Berlatih,
Guru Dewa dan Manusia,
Yang Cerah, Yang Penuh Berkah.
Aṅguttara Nikāya 6.10, Mahānāma Sutta
32
Dhammanussati
Perenungan Dhamma
33
Sanghanussati
Perenungan Sangha
34
Perenungan Sila
35
Caganussati
Perenungan Kedermawanan
36
Devanussati
Perenungan Dewa
37
Anapanassati
Penyadaran Napas Masuk-Keluar
38
Maranassati
Penyadaran Kematian
39
Ingat Napas, Ingat Mati
41
Upasamanussati
Perenungan Ketenteraman
42
Berdiam Bersama Brahma
Pancarkan doa:
Mettā: Semoga semua baik adanya.
Karuṇā: Semoga semua bebas dari penderitaan.
Muditā: Semoga semua gembira.
Upekkhā: Semoga semua tak goyah dan seimbang.
43
Membantu yang
Akan Meninggal
44
• Keluarga dan sahabat berkumpul
untuk saling menguatkan.
• Doakan menurut keyakinan masing-masing.
• Mengalihkan agama orang yang
jelang meninggal tidaklah bijaksana.
Itu hanya membesarkan ego-agama sendiri
dan bisa menimbulkan konflik.
• Minta maaf dan memaafkan.
• Ungkapkan kasih dan
terima kasih kepadanya.
• Jangan menunjukkan
kesedihan berlebihan
karena itu malah bisa
membebaninya.
45
Maafkan Diri Sendiri
Tibet
pemakaman langit
(disantapkan burung).
48
Dampingi yang Berduka
50
Kenapa Tidak Menangis?
51
Ungkapan Bela Sungkawa
54
Mengenang Mendiang
55
Duka Hebat
Menjadi Guru Hebat
57
Mandi Lagi, Makan Lagi,
Kerja Lagi
58
Ingat Buddha,
Dhamma, Sangha
"Di rimba atau di kaki pohon,
atau di gubuk kosong, para bhikkhu;
kalian mengingat Buddha Yang Sempurna,
ketakutan kalian tidak akan ada.
Demikian mengingat
Buddha, Dhamma, dan Saṅgha,
ketakutan, atau kelumpuhan,
kemerindingan, tidak akan ada."
Saṁyutta Nikāya 11.3, Dhajagga Sutta
59
Ma Bhayi, Jangan Takut
Mahānāma: “Kadang saya berpapasan
dengan gajah, kuda, kereta, gerobak,
atau orang yang liar. Pada saat itu, saya
melupakan ingatan berkenaan Bhagavā,
Dhamma, dan Saṅgha. Saya terpikir,
‘Jika saya mati saat ini, ke mana saya pergi,
apa keadaan berikutnya?’”
61
Tiga Perlindungan
62
Pesan Terakhir Buddha
Vayadhammā saṅkhārā,
appamādena sampādetha.
63
to LIVE is
to LEARN
to LOVE and
to LET GO
Handaka Vijjānanda
64