Tubuh disucikan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran (satya), Atma disucikan dengan Tapa
Brata, Budhi disucikan dengan ilmu pengetahuan.
Ini ucapan sastra Adhi Purwwagama sasana: " Jika ada seseorang bermaksud mengetahui segala
keberadaan ilmu pengetahuan kesucian, sebaiknya terlebih dahulu bergurulah kamu, agar tidak
disebut cemar, agar tahu hakikat sebagai manusia, wajib kamu melaksanakan pawintenan, serta
mendapat pengesahan/pembaptisan oleh Guru Rohani, karena Guru Rohanilah yang akan memberi
pelajaran serta menuntun siswa rohani sampai di kemudian hari, yang menyebabkan dirimu lahir
dalam dunia spiritual.
Jika ada seseorang bermaksud mengetahui segala keberadaan ilmu pengetahuan kesucian, namun
tidak berguru, tanpa upacara pengesahan tanpa dibaptis serta tanpa pembimbing spiritual,
ternodalah orang yang demikian itu, ibarat anak jadahlah orang yang demikian itu, karera lahir tanpa
bimbingan guru rohani tanpa upacara penyucian, banyak cacatnya orang yang demikian itu, pikiran
pendek, prilakunya tidak terpuji tak ubahnya seperti binatang termasuk kecerdasannya. Saat
kematiannya nanti roh orang yang demikian itu. akan disiksa oleh algojo naraka menjadi
kerak.kawah naraka, jika menjelma dikemudian menjadilah ia binatang rendahan serta senantiasa
menemui penderitaan.
Sekarang ada nasehat-Ku. lagi kepadamu jika ada seseorang belum dibaptis menjadi Pandita, jangan
diberikan memperagakan Sodasa Mudra, akan kena kutuk mereka oleh Sanghyang
Astadewata, hanya dengan mamusti saja hakmu bagi yang belum menjadi Pandita pada saat kamu
hendak memuja Tuhan, dan menyatukan Nya dalam dirimu. Demikian nasihat-Ku kepada manusia
semua, jangan sampai lupa sangat berbahaya hukumnya.
Iti Sang Hyang Tatwa Bratha, ika kayatakna, de sang nganmet kasidhan, tan pawak tatwa ira
sanghyang Dharma, apan pinakawakba¬lebed, lawan tatwa ing bratha, palepasaken kasidhan,
sirakadyawak kiwa tengen, matangiyan lekasakena den ira sang ira amet kasid¬han, anoma lekas,
anoma manggih atuwama lekas, atuwama manggih, 9, ning bratha nora ngalap titah ing atitah,
matangiyan larisakna pagawe ayu, mijil saking atatwa bratha, kadayanggan ing adang, awan
mamangan, esuk adang, esuk mamangan.
Ana bratha mangan sekul putih kuning, nangken kaliwon marep wetan, kita mangan mewak bira,
mangan pisan, 9 kaliwon, samaya¬niya, utama, 9, wulan, Bhatara Siwa turun bratha, papalihan
Sanghyang Anta dewaniya, pinaka rupanira, pinaka dirghayusa. Yan lanang pekikan, pinaka polah,
pinaka rawas. Yan wadon pinaka kayon, pinaka ibon, 9, mulih ing swargha Bhatara Siwa,
sasarniyamangjadnma ring prabhu anyakrtiwerti, wiku, Bhu¬jangga sogata, sugih malengker ing mas
pinarak, sarwa sasoca, rare tulun, kebo, sapi, ayam angsa, bebek, mregadi, wrediputra, tinunggwing
bapebu, kaki, nini, ma., “Ong Hrang Erisah Parama Siwa ditya ya namah ahyas.