Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK

UPAYA PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK POLRI MELALUI


APLIKASI SMILE POLICE

DISUSUN OLEH :

RIZKY ARVIANTO WIBOWO ( 31 )

HIMAWAN BAGAS WIRASTOMO ( 32 )

INDRA HADISTIA KURNIAWAN (33)

ARLINTYO FITRA FADHILLA ( )


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas rahmat serta karunia Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini digunakan sebagai tugas
kelompok mata kuliah Manajemen Pelayanan Publik. Dengan tema upaya perbaikan
pelayanan publik dan kemudian mengambil studi kasus di lembaga Kepolisian Negara
Republik Indonesia tepatnya Polda Jateng yang baru saja meluncurkan aplikasi Smile Police
yang bertujuan meningkatkan pelayanan publik di Polri. Akhir kata besar harapan penulis
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Selain itu, penulis tetap terbuka terhadap kritik
dan saran yang membangun dari pihak pihak yang berkompeten dengan lingkup kajian
yang ada di dalam makalah ini.

Semarang, Maret 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kondisi birokrasi di Indonesia khususnya bidang pelayanan publik sangat buruk
dimana kondisi pelayanan yang dilakukan aparatur sipil negara atau ASN sangat tidak
maksimal. Dimulai dengan permasalahan kecepatan pelayanan yang sangat lama, kemudian
alur pelayanan yang panjang dan berbelit dan harus melewati beberapa meja. Selain itu
kemampuan dan profesionalitas petugas pelayanan publik sangat rendah. Hal ini dapat dinilai
dari keramahan petugas kepada masyarakat yang sedang mengurus pelayanan publik, dan
kecepatan petugas dalam menyelesaikan pelayanan publik. Untuk mengatasi permasalahan
pelayanan publik di Indonesia, pemerintah telah melakukan beberapa inovasi untuk
mengatasi permasalahan pelayanan publik ini agar masyarakat yang sedang mengurus
pelayanan publik dapat dilayani dengan baik dan cepat kemudian masyarakat dapat
terpuaskan.
Pemerintah bersama DPR RI membuat dan mengesahkan sebuah undang undang
yang mengatur tentang pelayanan publik yaitu UU nomor 25 tahun 2009 yang didalamnya
memuat standar pelayanan publik. Setelah melakukan inovasi dalam hal pelayanan publik
dimulai pelayanan satu atap hingga pelayanan satu pintu dan menggunakan e government
dalam menyelesaikan pelayanan publik. Tak lupa pemerintah rutin melakukan pemberian
penghargaan kepada suatu instansi atau lembaga publik yang berhasil memberikan pelayan
publik yang memuaskan.
Kita ketahui bahwa berdasarkan survey lembaga Populi pada tahun 2015
menempatkan DPR RI dan Polri sebagai dua lembaga publik yang terkorup di Indonesia. Hal
itu tidak mengherankan Polri dicap sebagai lembaga terkorup di Indonesia, dimana kita bisa
melihat ketika kita ditilang kita bisa memberi suap kepada Polisi agar bebas kemudian kita
bisa menyuap Polisi agar lulus tes surat izin mengemudi ( SIM ). Beberapa hal tersebut
menyebabkan timbul stigma negative terhadap Polri dan mengakibatkan turunnya tingkat
kepercayaan publik terhadap Polri.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian ketika menjalani fit and proper test di DPR RI
memiliki visi yaitu Polri PROMOTER yang memiliki kepanjangan professional, modern dan
terpercaya. Disini kami mengambil kata TERPERCAYA dimana Kapolri menilai nilai

4
kepercayaan kepada Polri sangat penting dan kepercayaan kepada Polri dari masyarakat telah
berkurang. Oleh sebab itu maka Kapolri menerapkan sistem reward and punishment untuk
jajaran Polri, bagi yang berprestasi akan mendapatkan promosi dan penghargaan sedangkan
yang tidak berprestasi akan mendapatkan demosi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya
inovasi pelayanan publik di Polri salah satunya Kepolisian Daerah ( Polda Jateng ) yang
meluncurkan aplikasi SMILE POLICE yang memiliki kepanjangan Sistem Manajemen
Informasi Layanan Elektronik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan aplikasi SMILE POLICE ?
2. Layanan apa yang terdapat dalam aplikasi SMILE POLICE ?
3. Apa manfaat dan keuntungan yang didapat dari aplikasi SMILE POLICE ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui aplikasi SMILE POLICE.
2. Mengetahui layanan yang terdapat di aplikasi SMILE POLICE.
3. Mengetahui manfaat dan keuntungan yang didapat dari aplikasi SMILE POLICE.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI

Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka upaya peningkatan kualitas
pelayanan publik. Tjiptono (1996:88-96) menjabarkan delapan strategi sebagai upaya dari
peningkatan kualitas pelayanan publik, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi determinan utama kualitas pelayanan atau jasa


Langkah ini perlu dilakukan oleh instansi dalam rangka melakukan riset untuk
mengidentifikasi determinan utama pelayanan atau jasa bagi pasar sasaran.
2. Mengelola harapan pelanggan
Tiap instansi dianjurkan untuk tidak melebihkan setiap janji-janji yang disampaikan
kepada pelanggan agar janji yang disampaikan tidak hanya menjadi harapan kosong
bagi pelanggan. Hal ini dikarenakan janji yang ditawarkan kepada pelanggan menjadi
peluang untuk memenuhi harapan pelanggan.
3. Mengelola bukti (evidence) kualitas pelayanan atau jasa
Pengelolaan bukti ini bertujuan untuk memperkuat persepsi pelanggan lama dan
sesudah pelayanan atau jasa diberikan oleh instansi tentang adanya bukti bahwa
instansi tersebut memiliki reputasi yang baik.
4. Mendidik pelanggan atau konsumen tentang pelayanan atau jasa
Membantu memahami pelanggan dengan harapan pelanggan akan mampu
mengambil keputusan yang lebih baik tentang bagaimana nantinya pelanggan
tersebut akan memperoleh layanan yang diberikan instansi.
5. Mengembangkan budaya kualitas
Merupakan sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan kondusif bagi
pembentukan dan penyempurnaan kualitas secara terus-menerus. Terciptanya budaya
kualitas ini membutuhkan adanya komitmen menyeluruh dari semua anggota instansi.
Ada delapan hal pokok yang dapat membentuk budaya kualitas ini yaitu
pengembangan individual, pelatihan manajemen, perencanaan sumber daya manusia,

6
standar kerja, pengembangan karir, survei opini, perlakuan yang adil dan profit
sharing atau pembagian laba.
6. Menciptakan Automating Quality
Otomatisasi bisa menjadi upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan karena lebih
minim melakukan kesalahan. Namun yang perlu diingat adalah harus ada suatu kajian
tentang bagian mana saja yang dinilai perlu dilakukan adanya otomatisasi.
Otomatisasi pada seluruh bagian instansi sangat perlu dihindari mengingat masih
tingginya peran manusia dalam melakukan pelayanan.
7. Menindaklanjuti pelayanan atau jasa
Menindaklanjuti pelayanan atau jasa guna membantu memisahkan aspek-aspek mana
saja yang perlu ditingkatkan. Guna menjalankan startegi ini, maka instansi berlu
mengadakan komunikasi dengan pelanggan untuk mengetahui penilaian pelanggan
terhadap pelayanan yang diberikan.
8. Mengembangkan sistem informasi pelayanan atau jasa
Sistem yang mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi kualitas pelayanan atau
jasa dalam pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan untuk hal ini adalah
data saat ini dan masa lalu, kuantitatif dan kualitatif, internal dan eksternal, serta
informasi mengenai instansi dan pelanggan.

Peningkatan kualitas pelayanan terhadap pelanggan terutama dalam pelayanan publik


jelas sekarang ini telah menjadi suatu agenda reformasi birokrasi. Agenda ini berupaya untuk
membuang jauh-jauh kesan-kesan lama yang muncul ketika publik menghadapi birokrasi
untuk mendapatkan pelayanan.

Osborne dan Plastrik (2001) mengemukakan lima strategi yang bisa diterapkan untuk
peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik yaitu sebagai berikut:

1. Strategi pengembangan struktur


Strategi ini menyangkut pada konsep kelembagaan yang luas dalam organisasi publik.
Konsep kelembagaan yang luas ini berhubungan dengan nilai, norma, aturan hukum,
kode etik dan budaya.
2. Strategi pengembangan atau penyederhanaan sistem prosedur
Pengembangan atau penyederhanaan sistem prosedur sangat perlu dilakukan
mengingat pada sistem prosedur inilah seringkali menjadi sebab terjadinya sistem
pelayanan yang ada terkesan berbelit-belit, kaku dan kesan negatif lainnya.

7
3. Strategi pengembangan infrastruktur
Hal ini menyangkut penyediaan pelayanan agar lebih aman, nyaman, tepat, akurat,
mudah dan terpecaya. Startegi ini meliputi penyediaan fasilitas fisik, pengembangan
model pelayanan baru hingga pemanfaatan teknologi informasi.
4. Strategi pengembangan budaya atau kultur
Berkaitan erat dengan proses pengembangan karakter dan pola pikir dari seorang
pegawai penyedia pelayanan terhadap publik yang tercermin dari perilaku yang
ditunjukan ketika melayani publik.
5. Strategi pengembangan kewirausahaan
Startegi yang berupaya untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta
memungkinkan adanya kesempatan untuk menggali sumber pendapatan.

-----------

Guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, pemerintah menetapkan program


peningkatan kualitas pelayanan publik seperti yang tertuang dalam Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2004-2009 (RPJMN 2004-2009). Tujuannya adalah
mengembangkan manajemen yang berkualitas guna menunjang kepentingan, mendorong
partisipasi serta pemberdayaan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, ada sembilan
sasaran kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yaitu:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha.


2. Menerapkan prinsip good governance dalam kegiatan pelayanan.
3. Melakukan deregulasi, debirokratisasi dan privatisasi guna menghilangkan hambatan
dalam melakukan pelayanan.
4. Meningkatkan penerapan merit system dalam pelayanan.
5. Memantapkan koordinasi dalam pelayanan.
6. Mengoptimalkan penggunaan ICT dalam pelayanan.
7. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat.
8. Mengembangkan pasrtisipasi masyarakat.
9. Mengembangkan mekanisme pelaporan kerja dalam pelayanan.

Sembilan sasaran tersebut selanjutnya dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah


(RKP). Beberapa prioritas terkait peningkatan kualitas pelayanan publik antara lain:

1. Penyusunan dan penyelesaian undang-undang pelayanan publik.

8
2. Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam penerapan standar minimal
pelayanan (SPM) sesuai PP Nomor 65 Tahun 2005.
3. Penerapan standar pelayanan publik.
4. Pengembangan e-Government.
5. Penyempurnaan sistem interphase nomor induk kependudukan.
6. Pengembangan sistem administrasi kependudukan.
7. Penerapan identitas tunggal untuk pelayanan publik.

Strategi

Dengan tuntutan dari masyarakat yang tinggi tentang peningkatan kualitas pelayanan
publik yang tinggi, maka strategi peningkatan pelayanan yang ada difokuskan pada upaya
perbaikan yang bersifat mendesak. Strategi yang dijalankan pada dasarnya bertujuan untuk
mendapat kepercayaan dari publik (public trust building). Strategi yang dimaksud meliputi:

1. Mengubah pendekatan
Perubahan pendekatan dilakukan untuk menyiasati adanya hambatan dalam struktural
dan legalitas. Hal ini memungkinkan terjadinya perbaikan pelayanan publik lebih bisa
terwujud. Terobosan yang ada terkait perubahan pendekatan adalah menerapkan
prinsip bermula di akhir dan berakhir di mula, yang artinya perbaikan difokuskan di
tiap-tiap unit pelayanan yang berperan sebagai ujung tombak pelayanan.
Perbaikan ini memungkinkan adanya evaluasi dan dijadikan bahan untuk menetapkan
kebijakan, termasuk menyempurnakan konsep rancangan undang-undang tentang
pelayanan publik serta reformasi birokrasi secara keseluruhan.
2. Mengubah paradigma
Perubahan paradigma yang sangat penting untuk dikampanyekan adalah:
a. Cara berpikir pada output (hasil kerja) menjadi outcome (manfaat).
b. Ego sektoral menjadi visi bersama atau kepentingan bersama (envision
atau common interest).
c. Aparatur pemerintah bukan penguasa melainkan pelayan, wewenang
menjadi peran. Lalu ada aparatur bukan pangreh praja tapi pamong
praja yang bisa ngayomi, ngayemi dan ngayani (melindungi, menentramkan
dan mensejahterakan masyarakat).

9
d. Sistem perizinan menjadi pelayanan. Dimana perizinan cenderung
memberi jarak antara pelayan dengan yang dilayani. Menempatkan rakyat
bukan sebagai pemegang saham atau pelanggan.
e. Otonomi daerah bukan berarti sebagai penguasa tunggal suatu daerah.
Otonomi bertujuan mengembangkan kebijakan yang pro-rakyat, serta
mengusahakan terobosan dan inovasi dalam pelayanan publik yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan daerahnya.
3. Memberikan motivasi
Mengubah paradigma dan kebiasaan lama tentu bukanlah suatu hal yang mudah
dilakukan. Maka dari itu perlu adanya motivasi secara terus-menerus agar perubahan
bisa terjadi. Motivasi sendiri sangat erat berkaitan dengan kepentingan, maksudnya
setiap pegawai yang ada pasti mau bekerja dan mau mengubah kebiasaan bila ada
kepentingannya yang terakomodasi.
Kepentingan dari pegawai sendiri adalah memiliki pendapatan yang cukup serta karir
yang jelas kedepannya. Sedangkan kepentingan organisasi adalah mampu
memberikan pelayanan kepada publik dengan baik. Harapannya dengan memberi
pelayanan yang baik, maka baik pula kepercayaan yang didapat dari publik sehingga
publik mau menggunakan pelayanan tersebut secara berulang yang akhirnya berimbas
pada peningkatan pendapatan.
4. Prioritas pada kegiatan investasi
Dengan luas dan kompleksnya ranah pelayanan publik pemerintah, maka prioritas
sasaran perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah
kegiatan pelayanan investasi. Peningkatan pelayanan investasi ini berimbas pada
meningkatnya kegiatan usaha (termasuk investasi asing). Dengan meningkatnya
kegiatan usaha tersebut, maka nantinya akan terjadi peningkatan kemampuan
pemerinta dalam rangka mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan publik.

Mengembangkan Best Practices Pelayanan Publik

Guna mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik di daerah-daerah, maka


sebagai cara untuk memotivasi daerah yang belum meningkatkan kualitas pelayanannya
diperlukan adanya best practices atau daerah percontohan yang sudah berhasil melakukan
peningkatan kualitas. Dan untuk lebih mendorong lagi upaya-upaya tersebut maka diperlukan
adanya penghargaan yang dinamakan Citra Bhakti Abdi Negara dengan kriteria sebagai
berikut:

10
1. Pemimpin daerah memiliki komitmen kuat dalam mengeluarkan kebijakan yang
berkaitan dalam terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik.
2. Terbentuk hubungan harmonis di lingkungan pemerintahan dengan masyarakat. Serta
adanya pandangan yang sama terkait upaya peningkatan kualitas pelayanan publik.
3. Memiliki standar pelayanan pada tiap unit pelayanan publik.
4. Adanya upaya nyata terkait peningkatan kualitas pelayanan pada publik yang
berimbas pada kemajuan dan kesejahteraan publik.

Sistem Pelayanan Cepat dan Terpadu

Sistem pelayanan terpadu (integrated system) dan layanan cepat (quick service)
menjadi contoh dari tindaklajut upaya perbaikan kualitas pelayanan publik. Sistem pelayanan
terpadu bisa berbentuk pelayanan satu tempat (one stop service atau OSS) dan pelayanan satu
atap yang pada umumnya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan komunikasi seperti
penerapan National Single Window (NSW). Sedangkan sistem layanan cepat terwujud dalam
berbagai bentuk, antara lain: walk-in service, drive-thru service, e-service, call center, door-
to-door service dan percepatan pelayanan konvensional lain yang sudah disederhanakan
prosedurnya.

Seeing is Believing

Seeing is Believing merupakan metode yang digunakan untuk mensosialisasikan


peningkatan kualitas pelayanan publik. Cara kerja dari metode ini adalah daerah yang masih
rendah kualitas pelayanannya diminta untuk melihat sendiri dan meniru daerah-daerah mana
saja yang telah berhasil dalam memberikan pelayanan.

Dengan metode ini pula, daerah-daerah tersebut tidak perlu lagi mengembangkan dari
awal suatu sistem serta menghemat biaya dan waktu yang diperlukan ketika mengkaji suatu
sistem yang baru.

2.2 STUDI KASUS

Pada era good government sekarang ini mulai banyak munculnya pelayanan berbasis
E-Gov atau electronic government, E Gov sendiri merupakan layanan yang menggunakan
teknologi dan informasi yang terhubung dengan internet untuk tata kelola sistem pemerintah,
salah satu tujuan egov sendiri adalah tercipatanya efisiensi dan efektifitas pada sebuah
pelayanan publik. peningkatan pelayanan ini juga terjadi pada tubuh Polri tepatnya di Polda

11
Jawa Tengah, pada Sabtu (4/2/2017) di Mapolda Jawa tengah, Semarang Kapolri Tito
Karnavian resmi layanan Smile Police Polda Jateng, Aplikasi Smile Police merupakan
singkatan dari Sistem Manajemen Informasi Layanan Elektronik. Apilikasi ini merupakan
hasil integrasi dari beberapa layanan yang telah ada sebelumnya untuk mewujudkan Polda
Jawa Tengah yang Profesional, Jujur, Terpercaya. Peluncuran apilikasi ini bertujuan untuk
meningkatkan kecepatan pelayanan kepolisian di wilayah Jawa Tengah, hal ini juga
berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat pada institusi kepolisian. Apilikasi Smile
Police ini merupakan rumah dari beberapa fitur diantaranya : Panic Button, e-
babinkamtibmas, e-public service pada bidang lalu lintas, e-complain, e-learning dan e-office
yang berjalan secara bersama di 35 Kapores di Wilayah Jawa Tengah. Adapaun beberapa
fungsi dari layanan tersebut anatara lain:

Panic Buttom, apilikasi ini berfungsi memanggil polisi dalam waktu kurang lebih 15
menit dari kepolisian terdekat untuk keadaaan terdesak baik itu tindakan kriminal
maupun lainya. Hanya perlu memencet tombol tiga kali untuk menjalankan fitur ini.
Aplikasi E-Babinkamtibmas adalah apilikasi yang berfungsi untuk melakukan
pertukaran informasi anatara warga dengan Babinkamtibnas setempat, tanpa perlu
melakukan tatap muka.
E Public Service merupakan apilikasi yang digunakan warga untuk mendaftarakan
atau mengurus SKCK, peningat pembayaran pajak 5 tahunan STNK dan pengecekana
keabsahan STNK dan BPKB.
E-Office adalah layanan berbasis dokumen atau kearsipan, sehingga memudahkan
petugas dalam mengakses arsip dan administrasi yang dibutuhkan secara online.
E- Learning berfungsi sebagai panduan masyarakat dalam belajar terkait pengeluaran
Surat Izin Mengemudi serta mendapat informasi seputar pembukaan pendaftaran
anggota kepolisian.
E-Complain untuk sistem ini digunakan oleh masyarakat dalam pengajuan aduan secara
online terkait pelayanan di lingkungan Polda Jateng.

Bila dilihat dari analisis Osborne dan Plastrik (2001) mengemukakan lima strategi yang
bisa diterapkan untuk peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik
yaitu sebagai berikut:

1. Strategi pengembangan struktur

12
2. Mulainya menerpakan INPRES No.3 Th.2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan eGov dilingkunagn Polri khususnya di Polda Jawa Tengah
demi terwujudnya Profesional, Jujur, Terpercaya.
3. Strategi pengembangan atau penyederhanaan sistem prosedur
Pengembangan atau penyederhanaan sistem prosedur sangat perlu dilakukan bila
dilihat melalui smile police pada layanan e public service dimana terdapat beberpa
fitur. Diantaranya STNK rimainder dimana berfungsi dalam pengingat pembayaran
pajak STNK dalam waktu tahunan.terdapat juga fitur perpanjang dan pengambilan
baru SIM (Surat Izin Mengemudi) pada fitur ini masyarakat hanya mengisi formulir
online dang mengirim melalui email kemudian menggu notifikasi serta melakukan
langkah selanjutnya di Polres. Melakukan pengisian data secara online jals sangat
membantu bagi orang orang sibuk kita bisa mengisi ditengah waktu luang dan
mempersiapkan cuti untuk melakukan pengajuan Sim tersebut atau bahkan hanya izin
beberpaa jam saja karena proses telah dilakuka online.
4. Strategi pengembangan infrastruktur
Hal ini menyangkut penyediaan pelayanan agar lebih aman, nyaman, tepat, akurat,
mudah dan terpecaya. Pada Smile police lebih mengutamakan pembangunan sarana
infrastruktur melalui pembaharuan teknologi informasi yang tidak dapat dilihat secara
fisik namun bisa digunakan dan dirasakan manfaatnya. Pembentukan infrastruktur ini
berupa jaringan database di 35 polres di Jawa Tengah, pemgggunaan apilikasi yang
mudah di unduh pada playstore dan dapat digunakan di ponsel pintar semua orang.
5. Strategi pengembangan budaya atau kultur
Berkaitan erat dengan proses pengembangan karakter dan pola pikir dari seorang
pegawai penyedia pelayanan publik. jelas terasa apabila pada waktu lalu dapat
melakukan face to face sehingga polisi atau staf administrasi dapat mengetahui secara
langsung keluah para pemakai layanan tersebut, sedangkan pada sistem baru anatara
polisi dan pengguna layanan tidak bertemu sehingga perlu pengolahan data atau
petunjuk bila terjadi ketidak pahaman atau kerusakan sistem kuncinya bagaimana
mengkomunikasijkan anatara kebutuhan pengguana dan jawaban dari kepolisian agar
terjadi sistem yang baik.
6. Strategi pengembangan kewirausahaan
Startegi yang berupaya untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta
memungkinkan adanya kesempatan untuk menggali sumber pendapatan. Bila dilihat
dlama melakukan wirausaha pada sistem smile police kita asumsikan bahwa setiap

13
undungan pada playstore mendapat seribu rupiah padahal jumlah penduduk jateng
berkisar dianatar 30 juta jiwa kita ambil 10% dari jumlah penduduk Jateng. Polda
mendapat sekitar 3 miliar rupiah dari unduhan apilikasi ini. Hal ini hanyalah asumsi
bila Google memebri seribu setiap unduhanya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Peningkatan kualitas pelayanan terhadap pelanggan terutama dalam pelayanan


publik jelas sekarang ini telah menjadi suatu agenda reformasi birokrasi. Agenda ini
berupaya untuk membuang jauh-jauh kesan-kesan lama yang muncul ketika publik
menghadapi birokrasi untuk mendapatkan pelayanan. Dengan tuntutan dari
masyarakat yang tinggi tentang peningkatan kualitas pelayanan publik yang tinggi,
maka strategi peningkatan pelayanan yang ada difokuskan pada upaya perbaikan.
Dalam peningkatan kualitas pelayanan publik salah satunya adlah Smile Police Polda
Jateng. Smile Police adalah apilikasi yang mengitegrasikan beberpa layanan yang
telah ada sebelumnya. Peluncuran apilikasi ini bertujuan untuk meningkatkan
kecepatan pelayanan kepolisian di wilayah Jawa Tengah, hal ini juga berdampak pada
tingkat kepercayaan masyarakat pada institusi kepolisian.program dari Smile Police
antara lain : Panic Button, e-babinkamtibmas, e-public service pada bidang lalu lintas,
e-complain, e-learning dan e-office yang berjalan secara bersama di 35 Kapores di
Wilayah Jawa Tengah.

3.2 SARAN
Indonesia sekarang ini juga sangat memerlukan sistem pelayanan cepat atau e
service. Salah satu bentuknya adalah smile police ini, dengan layanan ini semoga
Polda Jateng dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain bahkan instansi lain untuk
terus meningkatkan dan mengembangkan pelayanannya, karena kebutuhan manusia
yang terus menerus meningkat sehingga munculnya inovasi seperti ini jelas sangat
membantu manusia dengan segala rutinitasnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Furqoni, Muhammad. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Dinas


Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Ponorogo. Jurnal. Universitas Negeri Surabaya.

Effendi, Taufiq. 2008. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dalam Rangka Mewujudkan
Indonesia yang Maju dan Sejahtera. Jakarta: ,hal 91-98

http://www.menpan.go.id/berita-terkini/6377-smile-police-permudah-masyarakat-akses-
layanan-polri

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/02/04/kapolri-resmikan-layanan-aplikasi-smile-
police-polda-jawa-tengah?page=all

16

Anda mungkin juga menyukai