Kelas A Kelompok B
Lathiefah Ekawati
P27833112029
Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2012
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh
NILAI :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepeda Tuhan YME, yang telah memberikan nikmat
kesehatan jasmani dan rohani kepada kami sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan praktikum toksikologi lingkungan ini dengan tepat waktu. Laporan
praktikum toksikologi lingkungan ini digunakan sebagai tugas individu dan sebagai
pengenalan alat beserta fungsinya sebelum penggunaan secara langsung di laboratorium.
Pengenalan alat dan bahan ini ditujukan untuk meminimalisir kesalahan dalam
pengerjaan dilaboratorium. Sehingga pengerjaan dilaboratorium dapat terselesaikan dengan
baik dan hasil yang diharapkan.
Dalam kesempatan ini penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan motivasi dan dukungan. Dan juga terima kasih kepeda dosen pengajar yang
telah membimbing kami selama penyusunan laporan ini. Semoga bernilai ibadah dan
menambah amal sholeh.
Dalam laporan ini penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
LATAR BELAKANG
Pada umumnya mahasiswa yang baru masuk dalam suatu perguruan tinggi belum
dapat beradaptasi dengan baik. Dalam perguruan tinggi berbasis kesehatan lebih banyak
mahasiswa berada dilaboratorium. Didalam laboratorium terdapat banyak instrumen yang
bermacam-macam dan fungsi yang berbeda. Oleh karena itu prlu pengenalan mengenai
instrumen-instrumen tersebut termasuk fungsinya agar dalam proses perkuliahan lancar dan
tidak ada kesalahan dalam penggunaan alat. Penggunaan alat yang keliru akan berdampak
tidak baik dan lebih fatal akan menyebabkan kerusakan instrumen (alat) laboratorium
tersebut.
Alat-alat laboratorium banyak diantaranya terbuat dari kaca yang mudah pecah maka
penggunaannya harus hati-hati dan perlu ketekunan. Selain itu ada juga yabahan-bahan
kimia yang berbahaya bagi tubuh kita. Kalau kita tidak mengetahui bahan apa saja yang
berbahaya atau tidugian yang maka kerugian yang akan kita terima.
1. Mengenalkan berbagai macam alat dan bahan dalam laboratorium pada mahasiswa
baru.
2. Memupuk rasa tanggung jawab dan kekeluargaan mahasiswa dalam berkelompok.
3. Setelah mengetahui kegunaan dan fungsi maasing-maasing alat dan bahan tersebut,
mahasiswa dapat menggunakannya dengan baik sehingga tidak akan terjadi
kesalahan kerja saat beradda dilaboratorium.
4. Dalam perguruan tinggi yang berbasis kesehatan alat dan bahan dilaboratorium
sangat berkaitan dan digunakan setiap saat. Oleh karena itu perlu adanya
pengenalan dan pemahaman agar terbiasa dan dimanfaatkan dengan baik dan
meminimalisir adanya kesalahan.
5. Untuk melatih ketelitian kita dalam mengukur suatu zat atau unsur-unsur kimia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
U
12. Corong bucher Untuk menyaring Terbuat dari plastik
larutan dengan
bantuan pompa
vakum
Untuk
menimbang
bahan-bahan
kimia
Untuk
mengeringkan
suatu bahan dalam
desikator.
pembakar spirtus.
24. Stirer dan Untuk mengaduk Pengaduk
batang stirer larutan. larutan.Batang-
batang magnet
diletakkan dalam
larutan kemudian
disambungkan
arus listrik maka
secara otomatis
batang magnetik
dari stirer akan
berputar.
25. Mortal dan Menghaluskan zat Terbuat dari
pastle yang masih bahan keramik.
bersifat
padat/kristal.
dalam proses
pemisahan dan
untuk meletakkan
corong pada
proses
penyaringan.
29. Clay triangle Untuk menahan Misalnya, krus
wadah. pada saat
pemanasan atau
corong pada
waktu
penyaringan.
Botol nansen merupakan alat yang digunakan oleh survyor untuk mengambil
sample air laut, danau dan sungai pada kedalaman tertentu. Botol ini terbuat dari
tabung acrylic dengan ketebalan 5 mm dan bahan-bahan lainnya yang tahan karat
serta memiliki sepasang steering fins yang berguna untuk menstabilkan botol ketika
digunakan pada arus deras memiliki kapasitas 2.2 lt, 3.2 lt atau 4.2 lt dilengkapi
termometer tali dan massanger Merk GET buatan Indonesia.
Botol nansen dirancang pada tahun 1910 oleh penjelajah awal abad ke-20
bernama Fridtjof Nansen ahli kelautan dan dikembangkan lebih lanjut oleh Shale
Niskin. Botol Nansen telah diganti dengan botol Niskin, yang terbuat dari plastik,
dengan demikian tidak menimbulkan korosi logam seperti botol nansen. botol niskin
ini juga sering disebut sebagai botol nansen karena desain dasarnya sama seperti
botol nansen.
Botol nansen adalah alat instrumen oseanografi yang digunakan untuk
mendapatkan sampel air dan pembacaan suhu di berbagai kedalaman di laut. Botol
ini merupakan sebuah sampel botol air laut dengan katup pegas di kedua ujungnya
yang tertutup pada kedalaman yang sesuai dengan perangkat massengger yang
diturunkan untuk menghubungkan kabel botol ke permukaan.
Fungsi :
- fisik (suhu)
- kimia (gas terlarut, nutrisi, logam)
- biologis (phytobacteriaplankton)
Botol nansen diturunkan dari kapal dengan menggunakan bantuan tali yang diikat pada
botol nansen dan dipasang secara terbalik, setelah itu diturunkan pada kedalaman laut yang
diinginkan, kemudian menggunakan bantuan massengger, nansen yang dipasang terbalik
tadi akan kembali menutup secara otomatis, setelah di dalamnya terisi dengan air laut,
setelah itu botol nansen tersebut siap diangkat dari laut ke atas kapal. Contoh air laut
selanjutnya dialirkan dari botol nansen dengan bantuan selang karet yang dipasang pada
bagian krannya.
Botol nansen yang terbuat dari logam atau plastik diturunkan dengan menggunakan tali
ke dalam laut, ketika telah mencapai kedalaman yang diinginkan maka massengger akan
jatuh ke tali setelah mencapai botol, botol tersebut akan terbalik dan menjebak sampel air di
dalamnya. Botol dan sampel di ambil dan diangkut menggunakan tali. Massengger yang
kedua dapat diatur agar terlepas oleh mekanisme pembalik dan bergeser ke bawah tali
sehingga sampai mencapai botol nansen. Dengan memperbaiki urutan botol dan
massengger pada interval sepanjang tali, serangkaian sampel pada setiap tingkatan
kedalaman dapat diambil.
Suhu air laut di kedalaman akan direkam dengan menggunakan termometer tertentu ke
botol nansen. Termometer ini adalah termometer air raksa dengan penyempitan dalam
tabung kapilernya, ketika termometer tersebut terbalik, menyebabkan tali berhenti dan
termometer akan membaca suhu. Karena tekanan air pada kedalaman akan memampatkan
dan mempengaruhi dinding termometer untuk menunjukkan suhu, maka termometer
dilindungi oleh lapisan dinding yang tebal. termometer yang tidak dilindungi terlebih dahulu
akan dipasangkan dengan pelindung, biasanya termometer ini digunakan untuk pembacaan
suhu titik sampling pada tekanan yang memungkinkan.
No. 1. Garam
Wujud : Serbuk
Penyimpanan : Garam beryodium tidak boleh disimpan sembarangan, hal ini
dikarenakan kadar Yodiumnya dapat mudah menguap apabila cara menyimpan
garam beryodiumnya tidak benar. Yodium dalam garam mudah menguap apabila
disimpan di tempat lembab, dekat perapian dan disimpan dalam wadah terbuka.
Berikut adalah tips-tips dalam memilih dan cara menyimpan garam beryodium yang
benar :
1. Periksa label komposisi garam beryodium saat membeli, tidak usah terpengaruh
merk, yang penting diperhatikan adalah kandungan yodium dalam garam tersebut
yang harus memenuhi syarat SNI yaitu 30-80 mg KIO3/ kg garam (30-80 ppm).
2. Garam disimpan dalam wadah tertutup dan tidak terkena sinar matahari
3. Jauhkan dari kompor dan perapian karena garam bersifat higroskopis, yaitu mudah
menyerap air
4. Lebih baik apabila disimpan dalam stoples/botol kaca, karena ternyata apabila
disimpan dalam tempat plastik, dapat mengalami penurunan kadar Yodium.
Wujud : Larutan
Penyimpanan : Tidak boleh bercampur dengan asam Asam nitrat berasap, Asam
lain, Gas oksidator,Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen.
Keteranagan : Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun,
mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen
(aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga
muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Wujud : Larutan
Penyimpanan : Tidak boleh bercampur dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti
natrium hipoklorit (pemutih NaClO) atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun
klorin akan terbentuk.
Keterangan : Alat-alat pelindung seperti sarung tangan PVC atau karet, pelindung
mata, dan pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida.
Wujud : Larutan
Penyimpanan : Tidak boleh bercampur dengan asam kromat, asam nitrat, senyawa
hidroksil, etilen glikol, asam perklorat, peroksida, permanganat.
Keterangan : Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan
dengan penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan
mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa
jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung tangan latex tidak
melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani senyawa ini perlu
digunakan sarung tangan berbahan karet nitril.
No. 5. Aseton
Wujud : Cairan
Penyimpanan : Tidak boleh bercampur dengan campuran asam nitrat dan asam
sulfat pekat, dan basa kuat.
Wujud : Larutan
Penyimpanan : Tidak boleh bercampur dengan amonium nitrat dan garam amonium
lain.
http://www.google.co.id/search?q=instrumen%20kimia&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&source=hp&channel=np
(instrumen kimia)
http://binalab-indonesia.indonetwork.co.id/2438434/alat-sampling-udara-ambient-air-
sampler-ambient-impinger.htm (alat sampling udara)
http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10/beberapa-alat-dalam-laboratorium/ (alat
gelas di laboratorium)
http://ritayuliadarwis.blogspot.com/2011/05/pengenalan-alat-dan-bahan-di.html (alat
gelas di laboratorium)
http://astor09.blogspot.com/2011/08/pengenalan-alat-dan-bahan-di_25.html (alat
dilab)
http://qualitycontrol-07.blogspot.com sumber-sumber (alat laboratorium)
http://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kimia (bahan-bahan kimia)