190559ind PDF
190559ind PDF
iii
PENGANTAR
Pusaka dan pelestarian merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Pusaka sangat
penting untuk dilestarikan dan diteruskan bagi generasi mendatang. Upaya pelestarian ini
membutuhkan peran serta berbagai pihak bahkan mulai dari anak-anak. Sejak dini anak-anak
perlu mengenal dan memahami pusaka, keragamannya, dan kebutuhan pelestarian bagi
pusaka-pusaka tersebut termasuk peran serta mereka dalam upaya pelestarian ini.
Adalah menjadi tantangan, karena kenyataan lapangan menunjukkan pelestarian pusaka
belum menjadi bagian yang penting baik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat maupun
pembangunan. Terlihat banyak pohon dibabat semena-mena dengan dalih pembangunan.
Bangunan pusaka diabaikan bahkan dihancurkan demi konstruksi baru yang dianggap lebih
menjanjikan secara ekonomi. Atau beberapa seni tradisi yang semakin sulit dicari ahlinya, dan
masih banyak lagi pusaka-pusaka yang terlantar, terusik maupun terusak.
Apalagi dengan adanya bencana alam yang menghancurkan pusaka-pusaka yang
berharga dan menemui banyak kesulitan untuk memperbaikinya. Tantangan lain yang dihadapi
adalah tidak banyak buku acuan tentang pelestarian pusaka yang dapat dipergunakan dalam
memberikan pembelajaran bagi anak-anak bahkan juga bagi masyarakat umum.
Kenyataan di atas menunjukkan bahwa perkembangan pelestarian pusaka di Indonesia
masih sangat terbatas. Sementara disadari pembelajaran tentang pelestarian pusaka perlu
dilakukan sejak dini. Untuk itulah Badan Pelestarian Pusaka (BPPI) menyusun program
sepanjang tahun (multi years program) Pendidikan Pusaka untuk Sekolah di Indonesia.
Sebagai langkah awal, bekerjasama dengan Erfgoed Nederland, Pusat Kurikulum Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional, Kantor UNESCO Jakarta,
dan Pusat Pelestarian Pusaka Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
melaksanakan proyek perintisan Pendidikan Pusaka untuk Sekolah Dasar di Indonesia dengan
melibatkan tiga belas Sekolah Dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Salah satu materi yang perlu disiapkan untuk pengembangan Pendidikan Pusaka adalah
penyusunan buku panduan. Buku ini merupakan panduan bagi guru Sekolah Dasar di DIY
dalam mempersiapkan bahan ajar bagi anak didiknya. Panduan ini berisi bahan dasar yang
dapat diolah dan dikembangkan sendiri oleh guru dalam memberikan pembelajaran pusaka
pada murid. Dalam memberikan pengetahuan, menanamkan pemahaman dan menumbuhkan
kesadaran bagi anak-anak sesuai kelasnya, guru hendaknya mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat, mudah dicerna oleh anak-anak dan mengasyikkan.
Pengantar
iv
Tujuan utama dalam pendidikan pusaka ini adalah guru dapat mengajak anak didiknya untuk:
mengenal keragaman pusaka alam dan budaya serta memahami makna dan fungsinya
dalam kehidupan
menyayangi dan mencintai pusaka alam dan budaya
memahami kehidupan multi kultural, menghormati dan menghargai keragaman,
tergerak untuk memelihara dan melestarikan pusaka, serta mencegah kerusakan pusaka
alam dan budaya
Untuk mencapai tujuan tersebut dalam berbagai kesempatan baik saat mengajar maupun dalam
kegiatan sehari-hari guru perlu pula menunjukkan keberpihakan pada pelestarian pusaka.
Karena keberhasilan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh contoh-contoh nyata dalam
keseharian dan dilakukan dengan senang hati, bukan keterpaksaan. Pelestarian pusaka
hendaknya menjadi bagian dari gaya hidup.
Tiap-tiap daerah di Indonesia memiliki keragaman pusaka yang berbeda satu dengan
lainnya. Demikian pula DIY yang memiliki potensi dan persoalan pusaka spesifik daerah ini.
Untuk itu tiap-tiap daerah perlu memiliki Buku Panduan Guru SD untuk Pendidikan Pusaka
daerah masing-masing. Melengkapi buku panduan ini diterbitkan pula Buku Seri Pendidikan
Pusaka untuk Anak (SPPA) Daerah Istimewa Yogyakarta.
Seri buku ini ditulis dan disunting oleh guru, murid dan pelestari anggota Tim
Pendidikan Pusaka dengan didukung Tim Artistik yang mengolah naskah menjadi cerita
bergambar dan komik yang menarik untuk anak-anak. Pada tahap awal ini diterbitkan 25 buah
buku SPPA yang mengangkat pusaka-pusaka yang ada di sekeliling anak-anak dan umumnya
menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Target buku SPPA adalah anak-anak SD
kelas 4-6. Masih ribuan pusaka di DIY yang perlu diolah untuk diperkenalkan dan
dipahamkan bagi anak-anak. Semoga buku-buku tersebut dapat membantu pula menjadi
inspirasi dan referensi dalam penyusunan buku panduan maupun Seri Pendidikan Pusaka
untuk Anak di banyak daerah di Indonesia.
Masukan, kritik, dan perbaikan sangat diharapkan dari para guru, pendidik, pekerja
pelestarian dan segenap pembaca guna peningkatan dan pengembangan materi Buku Panduan
untuk Guru SD di DIY maupun di daerah-daerah lain di Indonesia. Kepada semua pihak yang
telah terlibat, membantu dan mendukung penyusunan buku ini termasuk para guru dari 13 SD
di DIY yang menjadi peserta proyek ini diucapkan banyak terima kasih. Semoga segala yang
dicurahkan ini mampu memberikan kontribusi dalam pengembangkan pendidikan pusaka
sejak dini dan aksi-aksi nyata pelestarian pusaka di DIY maupun Indonesia.
Pengantar
v
DAFTAR ISI
Pengantar iii
Daftar Isi v
Bab I
PELESTARIAN PUSAKA I-1
Bab II
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA II-1
Daftar Isi
vi
Bab III
MATERI PENDIDIKAN PUSAKA III-1
Bab IV
CONTOH-CONTOH PEMBELAJARAN IV-1
Daftar Pustaka ix
Lampiran:
1. Peta Jelajah Pusaka Saujana Yogyakarta
2. Peta Jelajah Pusaka Purbakala Kawasan Prambanan
3. Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia
4. Sumber Informasi Pusaka Indonesia
5. Peraturan dan Kebijakan Terkait Pelestarian Pusaka
Daftar Isi
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA I-1
pada artefak tunggal dan dalam dua dekade landscape heritage) adalah gabungan
terakhir ini pusaka dapat berarti pula suatu pusaka alam dan pusaka budaya dalam
saujana 1 (cultural landscape) yang luas kesatuan ruang dan waktu;
bahkan bisa lintas batas wilayah serta b. Pusaka budaya mencakup pusaka
menyangkut persoalan pusaka alam dan tangible (ragawi) dan pusaka intangible
budaya. (tak ragawi);
Perkembangan yang lain pusaka budaya
tidak pula hanya ragawi (tangible) tetapi
juga pusaka-pusaka budaya tak ragawi 1.2.2. PELESTARIAN
(intangible). Hal ini menjadikan isu pusaka Pelestarian (konservasi) pusaka
tidak bisa dipisahkan dari berbagai bukanlah romantisme masa lalu namun
persoalan kehidupan sehari-hari, justru membangun masa depan yang
pengelolaan seni budaya hingga menyinambungkan berbagai potensi masa
pengelolaan kota, desa maupun wilayah. lalu dengan berbagai perkembangan jaman
Untuk menguatkan pemahaman pusaka, yang terseleksi. Sementara itu pelestarian
para pekerja dan pemerhati pelestarian di sering kali dipahami sebagai pengawetan
Indonesia menyepakati tentang Pusaka tanpa bisa melakukan perubahan. Memang
Indonesia. Pada Tahun Pusaka Indonesia pada suatu sumber daya tertentu perlu
2003 (tema: Merayakan Keanekaragaman), dilakukan aksi pelestarian dengan
Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia melakukan pengawetan (preservasi) tanpa
(JPPI) bekerjasama dengan International perubahan sama sekali. Namun, pada
Council on Monuments and Sites sumber daya pusaka yang lain justru perlu
(ICOMOS) Indonesia dan Kementerian dilakukan perubahan baik melalui
Kebudayaan dan Pariwisata Republik penambahan maupun penggantian demi
Indonesia mendeklarasikan Piagam kelangsungan hidup pusaka itu sendiri.
Pelestarian Pusaka Indonesia 2003. Piagam Bahkan dengan pengelolaan yang tepat
ini merupakan yang pertama dimiliki pusaka mampu membiayai dirinya sendiri,
Indonesia dalam menyepakati etika dan atau justru mampu pula memberikan
moral pelestarian pusaka. keuntungan secara ekonomi.
Candi Ratu Boko, salah satu contoh situs, pusaka budaya Keterampilan menari tradisional, salah satu contoh pusaka
ragawi tak bergerak (Foto: Shinta Carolina) budaya tak ragawi (Foto: Suhadi Hadiwinoto)
Warisan budaya takbenda ini diwariskan - Bentukan geologis dan fisiografis yang
dari generasi ke generasi dan senantiasa merupakan habitat bagi hewan dan
diciptakan kembali oleh berbagai komunitas tumbuhan yang terancam kepunahan.
dan kelompok sebagai interaksi mereka - Situs bentang alam yang
terhadap lingkungannya, dengan alam, serta memperlihatkan keaslian dan keindahan
sejarahnya alam.
Konsep mengenai budaya tak-benda (Sumber: Konvensi UNESCO tentang
mencakup beberapa manifestasi karya Perlindungan terhadap Warisan Budaya dan
budaya berikut ini: Alam Dunia tahun 1972),
- Tradisi dan ekspresi-ekspresi lisan,
termasuk bahasa merupakan alat
pengantar warisan budaya tak-benda
1.3.4. PUSAKA SAUJANA
(CULTURAL LANDSCAPE
- Musik, tari, drama dan bentuk-bentuk HERITAGE)
seni pertunjukan lainnya
Pusaka saujana merupakan produk
- Kebiasaan-kebiasaan sosial, ritual dan kreativitas manusia dalam merubah bentang
berbagai perayaan alam dalam waktu yang lama sehingga
- Pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan didapatkan keseimbangan kehidupan antara
terkait alam dan alam semesta alam dan manusia.
- Keterampilan tradisional Mengacu pada Piagam Pelestarian
Pusaka Indonesia 2003, untuk terminologi
cultural landscape digunakan kata saujana.
1.3.3. PUSAKA ALAM (NATURAL Sementara itu menurut Platcer dan Rossler
HERITAGE) (1995), saujana adalah:
Pusaka alam adalah bentukan alam yang a. Mencerminkan interaksi antara manusia
istimewa. Bentukan-bentukan secara alami dan lingkungan alam mereka tanpa
tersebut memiliki karakter yang khas, saling batas ruang dan waktu. Alam dalam
berhubungan dan terus berkembang. konteks ini adalah mitra masyarakat,
keduanya dalam kondisi yang dinamik
membentuk saujana;
b. Di beberapa negara, saujana digunakan
sebagai model interaksi antara manusia,
sistem sosial mereka dan bagaimana
mereka menata ruang;
c. Saujana adalah fenomena kompleks
dengan identitas ragawi dan tak ragawi.
Komponen tak ragawi tumbuh dari ide
dan interaksi yang memiliki dampak
Pantai, salah satu contoh pusaka alam (Foto: Shinta Carolina) pada persepsi dan membentuk saujana,
seperti misalnya kepercayaan sakral
dekat hubungannya dengan saujana dan
Warisan alam dapat berupa: keadaan ini sudah berlangsung lama.
- Bentukan fisik, biologis atau paduan d. Saujana adalah cermin budaya yang
keduanya yang ada pada alam diciptakan oleh masyarakat setempat.
bumi, termasuk catatan kehidupan, proses ditujukan untuk guru Sekolah Dasar di
perubahan geologis yang berlangsung dalam Daerah Istimewa Yogyakarta, materi
perkembangan bentuk muka bumi keragaman pusaka beserta contoh-
(ix) merupakan contoh luar biasa yang contohnya juga dipilih dari DIY
menunjukkan proses ekologis dan biologis sebagaimana disusun pada Bab III.
penting dalam evolusi dan perkembangan
tanah, air tawar, ekosistem tumbuhan dan 1.5. PERKEMBANGAN
binatang di pantai dan laut PELESTARIAN PUSAKA
(x) memiliki habitat alami yang sangat
penting bagi konservasi in-situ terhadap
keragaman biologis, termasuk species yang Dalam beberapa dekade terakhir ini,
luar biasa yang terancam punah. perkembangan perubahan paradigma dan
pemahaman terhadap pusaka serta
Untuk dapat dipandang memiliki nilai pelestarian telah berkembang dengan cepat.
keagungan yang luar biasa, sebuah properti Beberapa contoh berikut merupakan
juga harus memiliki integritas dan/atau gambaran perkembangan pelestarian pusaka
otentisitas dan memiliki sistem perlin- yang terjadi baik di Indonesia maupun
dungan serta pengelolaan yang memadai lingkup global.
untuk menjamin kelestariannya.
Disamping itu juga ada pusaka
1.5.1. PERKEMBANGAN GLOBAL
komunitas yang tidak mempunyai
formalitas pengesahan tetapi diakui oleh Indikator perkembangan gerakan
komunitas ini sebagai suatu aset bersama pelestarian adalah kepedulian akan moral
yang penting dan harus dilestarikan. dan etika pelestarian. Etika bagi masyarakat
Demikian pula ditingkat yang lebih kecil pelestari diungkapkan melalui suatu
terdapat pusaka keluarga dan pusaka kesepakatan yang disusun dan didekla-
saya yang dimiliki dan ditetapkan atau rasikan secara komunal walaupun tidak
tanpa disadari menjadi sesuatu yang harus dikukuhkan secara hukum.
terus dilestarikan. Kesepakatan beretika ini dinyatakan
Sejak gempa tektonik 27 Mei 2006 di dalam bentuk piagam/charta atau deklarasi.
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Manifesto Masyarakat untuk Proteksi
Yogyakarta, terminologi Pusaka Rakyat Bangunan Purbakala (The Manifesto of the
mulai digaungkan untuk menekankan Society for Protection on Ancient
bahwa upaya penyelamatan pusaka tidak Buildings/SPAB) tahun 1877 merupakan
hanya dikhususkan pada pusaka monumen kesepakatan para pelestari yang
karya raja, ulama atau politisi. Pusaka baik dideklarasikan pertama kali di dunia.
berbentuk benda, ruang, tempat, budaya tak Intinya adalah menyelamatkan bangunan
ragawi yang merupakan karya masyarakat tua dari kerusakan, perusakan dan
bisa dikategorikan sebagai Pusaka Rakyat. pembongkaran.
Keragaman pusaka di Indonesia Selanjutnya gerakan masyarakat secara
memang sangat kaya. Bahkan tidak jarang global di antaranya diawali dalam sebuah
tiap-tiap tempat di tanah air ini masing- konferensi internasional yang diseleng-
masing memiliki karakter dan keunikan garakan oleh para arsitek profesional untuk
pusaka tersendiri yang membutuhkan pelestarian monumen (Professional Arch-
penanganan pelestarian yang sangat itect Conference on Monument Con-
beragam pula. Mengingat panduan ini servation) di Kota Athena, Yunani. Seminar
- Piagam Appleton tentang proteksi Januari 2010, 121 negara sudah meratifikasi
lingkungan binaan (1983) dan bergabung menjadi Negara Pihak
- Piagam Washington tentang pelestarian Konvensi ini. Bahwa Konvensi ini begitu
kota pusaka dan area perkotaan (1987) cepat diberlakukan merupakan bukti
perhatian masyarakat international untuk
- Piagam Fez tentang kota-kota pusaka melindungi warisan budaya hidup dunia,
dunia dan kerjasama kesejahteraan khususnya pada masa perubahan sosial
masyarakat, penelitian, pelatihan, dan budaya serta integrasi ekonomi interna-
pertukaran antar kota-kota pusaka sional dewasa. Masih banyak piagam yang
(1993) lain yang tidak diuraikan di sini seperti
- Protokol Bregen tentang komunikasi tentang persoalan pusaka arkeologi,
dan hubungan antara kota-kota pusaka perdagangan pusaka ilegal, pusaka bawah
dunia (1995) tanah, pariwisata budaya, keaslian, dll.
- Mengenai tempat-tempat spesifik Pada dasarnya masyarakat berhak
tertulis dalam beberapa piagam di berperan dalam menggulirkan kesepakatan
antaranya: tentang etika pelestarian baik dalam lingkup
lnasional maupun global. Bahkan tingkat
- Piagam Burra tentang pengelolaan lokal dapat pula menghasilkan suatu piagam
tempat-tempat pusaka budaya (1979) dan diharapkan mampu pula memberikan
- Piagam Florence tentang taman-taman pengaruh secara nasional maupun global.
bersejarah (1982)
Etika yang khusus ditujukan oleh dan 1.5.2. PERKEMBANGAN
bagi suatu negara tertentu, di antaranya INDONESIA
adalah:
Pelestarian pusaka dalam masyarakat
- Deklarasi Roma tentang integrasi tradisional Indonesia sebenarnya telah lama
pelestarian nasional di Italia (1983) dikenal dan menjadi bagian dalam
- Deklarasi Oaxaca tentang Pelestarian kehidupan mereka. Di banyak daerah di
Alam Meksiko (1993) Indonesia benda berharga yang berumur
lebih dari 50 tahun merupakan pusaka yang
- Prinsip Pelestarian Situs Pusaka di Cina
perlu dipelihara dan diteruskan untuk
(2002)
generasi mendatang.
- Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia
Secara keilmuan, pelestarian pusaka
(2003)
mulai dikembangkan dalam bidang
- Piagam INTACH tentang pelestarian kepurbakalaan di Hindia Belanda pada
arsitektur yang tidak diproteksi dan tahun 1903. Pemerintah Hindia Belanda
persoalan pelestarian di India (2004) tahun 1933 menetapkan Undang-undang
Untuk melindungi dan melestarikan tentang kepurbakalaan yang kemudian pada
warisan budaya takbenda, Konvensi untuk tahun 1992 menjadi dasar utama materi
Perlindungan Warisan Budaya Takbenda penyusunan Undang-undang Republik
(Convention for the Safeguarding of the Indonesia No. 5 tentang Benda Cagar
Intangible Cultural Heritage) diadopsi oleh Budaya. Dalam perkembangannya pusaka di
UNESCO pada tahun 2003. Konvensi Indonesia dikenal sebagai warisan budaya
tersebut sudah diratifikasi dengan laju dan alam.
kecepatan yang belum pernah disamai Pada awal tahun 1990, saat
sebelumnya. Sampai dengan tanggal 26 diterbitkannya Undang-undang Republik
Indonesia No. 5 tahun 1992 tentang Benda menanggapi tujuan utama Konvensi, yakni
Cagar Budaya lingkup pelestarian pusaka di melindungi warisan budaya takbenda.
Indonesia masih mengutamakan pada Daftar lain, yakni Daftar Representatif
artefak dan situs. Beberapa pusaka alam dan Warisan Budaya Takbenda Manusia (The
budaya Indonesia sejak saat itu mulai ada Representative List of the Intangible
yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cultural Heritage of Humanity),
Warisan Dunia, yaitu: menanggapi tujuan Konvensi untuk
1. Warisan Budaya Dunia Kompleks menjamin visibilitas warisan takbenda dan
Candi Borobudur, Candi Mendut, dan kesadaran akan maknanya, serta mendorong
Candi Pawon, 1991 dialog yang menghormati keanekaragaman
2. Warisan Budaya Dunia Kompleks budaya. Daftar Representatif memuat unsur-
Candi Prambanan, 1991 unsur warisan budaya takbenda yang
kelangsungan hidupnya relatif kuat. Sampai
3. Warisan Alam Dunia Taman Nasional dengan Januari 2010, tiga karya budaya
Komodo, 1991 Indonesia telah tercantum dalam Daftar
4. Warisan Alam Dunia Taman Nasional Representatif, yaitu Batik Indonesia (2009),
Ujung Kulon, 1992 Keris Indonesia (2008), dan Wayang (2008).
Sebelumnya pada tahun 2003 dan 2005
5. Warisan Budaya Dunia Situs Manusia UNESCO telah mengakui Wayang dan
Purba Sangiran, 1996 Keris sebagai Karya Agung Budaya Lisan
6. Warisan Alam Dunia Taman Nasional dan Takbenda Warisan Manusia
Lorentz, 1999 (Masterpieces of the Oral and Intangible
Cultural Heritage of Humanity) yang pada
7. Warisan Alam Dunia Hutan Tropis
tahun 2008 dimasukkan ke dalam Daftar
Sumatra yang terdiri atas tiga Taman
Representatif Warisan Budaya Takbenda.
Nasional: Gunung Leuser, Kerinci
Seblat dan Bukit Barisan Selatan, 2004 Dalam dua dekade terakhir ini tumbuh
beragam organisasi pelestarian masyarakat
Pada awal abad 21, pemahaman tentang
di banyak kota. Meskipun bila dilihat dari
pusaka budaya tak ragawi mulai digaungkan.
konteks 200 juta manusia Indonesia, jumlah
Meskipun materi seperti seni tradisi, keris
organisasi-organisasi tersebut masih sangat
sebenarnya sudah sangat dikenal luas,
sedikit. Paguyuban Pelestarian Budaya
namun kategori intangible heritage belum
Bandung (Bandung Heritage Society) yang
dipahami umum.
didirikan pada tahun 1987 menandai
Pada 15 Oktober 2007, Indonesia pertumbuhan organisasi pelestari di
meratifikasi Konvensi UNESCO untuk Indonesia.
Perlindungan Warisan Budaya Takbenda
Selanjutnya tumbuh organisasi di daerah
(Convention for the Safeguarding of the
lain seperti Paguyuban Pusaka Jogja (Jogja
Intangible Cultural Heritage) tahun 2003.
Heritage Society) tahun 1991, Yogyakarta
Konvensi Warisan Budaya Takbenda Heritage Trust (1992), Badan Warisan
menetapkan dua daftar dan sebuah register. Sumatra (1998), Badan Warisan Sumatra
Diantara dua daftar tersebut, Daftar Warisan Barat (1999), dll. Sejak tahun 2000 cukup
Budaya Takbenda yang Memerlukan banyak organisasi pelestari yang tumbuh di
Perlindungan Mendesak (The List of daerah baik di Sumatra, Jawa, Bali, maupun
Intangible Cultural Heritage in Need of di Indonesia Timur.
Urgent Safeguarding) secara langsung
5) Restorasi (Restoration)
Mengembalikan bahan yang terdapat di 7) Olah Disain Arsitektur Pusaka/
suatu tempat pusaka ke keadaan semula Penggunaan Kembali
sebagaimana yang diketahui dengan (Adaptive Re-use)
menghilangkan tambahan atau dengan a. Secara selektif mengolah disain
meniru kembali komponen yang ada tanpa bangunan pusaka dengan melakukan
menggunakan material baru (Piagam Burra, pengawetan pada komponen/bagian
Australia) tertentu serta mengisi dengan
6) Rekonstruksi (Reconstruction) komponen baru sesuai dengan
pencangkokan kegiatan baru yang
a. Mengembalikan sebuah tempat pada dilakukan.
keadaan semula sebagaimana yang
diketahui dan dibedakan dari restorasi b. Memodifikasi suatu tempat untuk
yang dengan menggunakan material disesuaikan dengan pemanfaatan yang
baru sebagai bahan (Piagam Burra, ada atau pemanfaatan yang diusulkan
Australia) (Piagam Burra, Australia)
Revitalisasi kerajinan perak Kotagede pasca gempa Yogyakarta pada tahun 2006 (Foto: Shinta Carolina)
Rehabilitasi Umbul Binangun Taman Sari pada tahun 2003 (Foto: L.T. Adishakti )
2.2.1. TUJUAN
Tujuan pendidikan pusaka adalah agar
murid:
x mengenal keragaman pusaka alam dan
budaya serta memahami makna dan
Pada bab ini dijabarkan mengenai fungsinya dalam kehidupan.
kerangka pelaksanaan pendidikan pusaka x menyayangi dan mencintai pusaka alam
yang dapat dilaksanakan di Sekolah Dasar. dan budaya
Mulai dari peran serta murid dalam
x memahami kehidupan multi kultural,
pelestarian pusaka, pendekatan dan metode
menghormati dan menghargai
pembelajaran, kompetensi hingga uji
keragaman,
kemampuan murid.
x tergerak untuk memelihara dan
melestarikan pusaka, serta mencegah
2.1. MURID SEBAGAI PELAKU & kerusakan pusaka alam dan budaya.
PENERUS PELESTARIAN
2.2.2. SASARAN
Indonesia sangat kaya dengan pusaka
alam dan budaya yang tersebar di seluruh Pusaka Indonesia begitu banyak dan
penjuru Nusantara. Anak-anak perlu kompleks. Sasaran pendidikan pusaka disini
mengenal pusaka alam dan budaya itu agar adalah terbangunnya pengenalan awal
dapat menghargai dan mencintai alam dan tentang keragaman pusaka dan empati pada
budayanya yang tak ternilai. Anak-anak kelestarian dan pelestarian pusaka pada
harus mulai turut memelihara dan murid-murid Sekolah Dasar. Namun murid-
melestarikannya agar dapat dinikmati murid yang muda usia tersebut tidak perlu
masyarakat luas dan dinikmati oleh generasi menghafal seluruh jenis pusaka dengan
mendatang. Anak-anak harus dapat menjadi berbagai perinciannya. Juga tidak dimaksud
penerus upaya pelestarian di masa depan. untuk membuat murid-murid dalam sekejap
Mereka akan dapat menjadi penerus menjadi ahli pelestarian, ahli bangunan, ahli
pelestarian yang lebih baik jika sejak dini gamelan, atau penari handal yang
diperkenalkan pada nilai pusaka alam dan mengagumkan.
budayanya. Pendidikan Pusaka di Sekolah Dasar
Pengenalan dan pemahaman ini penting lebih mengutamakan sasaran pengenalan
karena tanpa itu anak-anak tidak akan dan pemahaman keragaman pusaka serta
mencintai alam dan budayanya, dan mereka empati pada upaya pelestarian alam dan
akan menjadi asing di negerinya sendiri, budaya. Murid hanya perlu memahami
tercerabut dari akar-akarnya, bingung, keberadaan pusaka, mengenal beberapa
kehilangan pegangan, dan tidak percaya diri contoh, memahami makna dan perannya,
dalam perubahan yang begitu cepat di dunia serta tergerak keinginannya untuk
ini. melestarikan. Kedalam berbagai mata
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 2 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 3
dapat diajak mengunjungi museum dan Gerakan yang ditanyakan tidak perlu
perpustakaan atau mengunjungi sanggar detail, tapi lebih mementingkan impresi
kesenian agar murid mengenal berbagai gerakan yang ditangkap oleh siswa.
pelaku seni budaya. Murid didorong untuk
x Selanjutnya, pengajar bisa menam-
berani mengekspresikan perasaannya,
pilkan gambar-gambar penari yang
menyampaikan pandangan, berkomunikasi
sedang menari atau busana yang
dengan santun dan efektif.
dikenakan penari pada tari tertentu,
Murid juga didorong untuk mengkoleksi terutama tari yang ada di daerah siswa.
dan memelihara benda kenangannya, dan Contoh-contoh lebih baik dimulai dari
menceritakan mengapa benda-benda itu daerah sekitar siswa, kemudian
sangat berarti baginya. bergerak ke daerah-daerah sekitar, dan
jika ada waktu, bisa meluas ke tingkat
nasional.
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 4 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
Contoh pendekatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di beberapa SD di Provinsi DIY (Foto: Shinta Carolina)
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 5
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 6 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
Semester I Semester II
Kelas I Mengenal beberapa permainan anak Mengenal musik/nyanyian anak sederhana
tradisional
Kelas II Mengenal tari anak sederhana Mengenal seni rupa dan seni kriya atau
keterampilan
Kelas III Mengenal bangunan pusaka dan Mengenal bahasa, sastra, dan aksara daerah
kawasan pusaka
Kelas IV Mengenal musik dan memainkan alat Mengenal seni tari, teater, wayang dan
musik tradisional busana tradisional
Kelas V Mengenal makanan, minuman, dan Mengenal olahraga, beladiri, dan upacara
obat tradisional tradisional
Kelas VI Mengenal pusaka alam: tanah, air, dan Mengenal pusaka alam: keanekaragaman
udara hayati
Kelas I Semester I:
Permainan Anak Tradisional
Pendidikan pusaka dimulai dengan topik
dan kegiatan sederhana yang mudah diserap
anak-anak. Mereka umumnya suka bermain
dan bergembira bersama. Di kelas satu
anak-anak tidak dijejali dengan teori dan
rumus-rumus yang rumit. Murid diajak
bermain dan bergembira bersama mengenal Permainan anak tradisional banyak yang menarik dan
permainan anak tradisional. Pengenalan disukai anak-anak (Foto: Shinta Carolina)
permainan anak tradisional dimulai dari
permainan yang sangat mudah sederhana.
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 7
Kelas I Semester 2:
Musik/ Nyanyian Anak Sederhana
Disamping bermain, anak-anak juga
sangat suka bernyanyi. Pada semester 2
kelas I, murid diajak untuk mengenal lagu
anak sederhana, dimulai dengan lagu-lagu
dari daerahnya sendiri, dan kemudian
disusul dengan lagu daerah lainnya. Murid
diajak mempelajari 4 lagu dari daerahnya
sendiri dan 4 lagu dari daerah lain. Murid
Permainan anak tradisional yang disebut Bentengan (Foto:
Shinta) juga diajak untuk mengenal sekilas alat-alat
musik tradisional. Murid diajak untuk
menyanyi bersama. Mereka yang suka
Contoh-contoh permainan anak
bernyanyi solo (sendiri) diberi kesempatan
tradisional dapat dibaca lebih jauh pada
untuk menampilkan bakatnya. Murid
panduan ini. Diusahakan untuk memilih
didorong untuk berani mengekspresikan
permainan yang mempunyai nilai pendi-
dirinya.
dikan, mendorong kegembiraan bersama,
dan tidak berbahaya bagi anak-anak yang
rentan pada kecelakaan. Bagian-bagian yang
berbahaya atau dapat membawa dampak
negatif sebaiknya dihilangkan. Anak-anak
dan orang tua murid diundang untuk
memberikan evaluasinya. Beberapa per-
mainan murid dapat direkam untuk ditonton
bersama, dan juga untuk contoh bagi kelas
berikutnya.
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 8 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
Kelas II Semester 1:
Tari Anak Sederhana
Pada semester 1 kelas II murid diajak
belajar menari, dimulai dari tarian yang
sangat sederhana. Pada dasarnya murid
dilatih untuk memahami dan peka pada
beragam gerak dan hubungannya dengan
musik yang mengiringinya. Menari juga
melatih murid untuk peka pada ruang dan
lingkungannya. Menari melatih murid untuk
peka pada aturan dan kebebasan,
menyesuaikan diri pada irama musik, dan
mengekspresikan peran dan pesan yang
dibawanya. Dalam semester ini murid
Merangkai janur (Foto: Shinta Carolina)
belajar menarikan tiga tarian tradisional dari
daerahnya dan dua tarian dari daerah lain.
Membatik
Foto: Shinta Carolina
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 9
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 10 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
bagi masyarakat. Salah satu contohnya dengan bahasa isyarat dan bunyi atau suara
adalah kawasan Kotagede yang dulu tertentu. Lama kelamaan berbagai suara itu
merupakan ibukota Kerajaan Mataram lama. dikembangkan menjadi kata-kata yang
Di sana masih ada sisa-sisa peninggalan dari masing-masing mempunyai arti tersendiri.
masa lalu berupa masjid tua, makam Selanjutnya kata-kata itu secara keseluruhan
Panembahan Senopati, bekas tembok istana, berkembang menjadi suatu bahasa masing-
lingkungan rumah-rumah tradisional dan masing daerah mempunyai bahasa daerah.
sebagainya.
Di dalam kota Yogyakarta juga ada
bagian-bagian kota tua yang menarik untuk
dikunjungi, misalnya: keraton, alun-alun,
masjid agung, Tamansari, nJeron Beteng
dsb. Murid dapat merasakan perbedaan
ruang fisik dan suasana antara kawasan kota
lama dan kota baru. Murid dapat mengamati
bahwa penempatan bagian-bagian ruang itu
mempunyai arti tersendiri.
Seorang guru sedang mengajar bahasa Jawa (Foto: Shinta
Carolina)
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 11
yang lebih mendalam. Murid perlu pemuda. Ia dapat menjadi jembatan yang
mengenal secara singkat beberapa karya sangat baik dalam komunikasi masyarakat
sastra pujangga dan sastrawan di daerahnya. lintas budaya.
Murid juga perlu mengetahui bahwa
disamping karya sastra tertulis ada tradisi
lisan yang berupa legenda, mitos, hikayat,
dongeng dan sebagainya.
Kelas IV Semester 2:
Komik, cara menyenangkan bagi anak untuk mengetahui Seni Tari, Teater,
tentang cerita rakyat dan legenda (Foto: Shinta Carolina)
Wayang & Busana Tradisional
Disamping bahasa lisan, sastra tertulis,
Kelas IV Semester 1:
dan bahasa musik, kita juga mengenal
Musik dan Alat Musik Tradisional bahasa gerak. Murid diajak untuk mengenal
Murid diajak mengenal bahasa bunyi, tari, terutama tari tradisional daerah
nada, dan irama yang kemudian terolah setempat. Murid diajak berlatih menarikan
menjadi musik. Murid diajak mengenal beberapa tari yang sederhana supaya dapat
musik tradisional. Di Yogya musik menjiwai arti dan peran gerak dalam
tradisional utama adalah gamelan. Murid mengekspresikan pesan.
diajak mengenal alat-alat musik dalam Murid juga diajak mengamati wayang
gamelan, masing-masing dengan bunyinya orang, ketoprak, ludruk, dan teater
yang khas. Murid berlatih untuk tradisional. Disamping itu murid juga diajak
memainkannya secara sederhana agar dapat mengenal wayang kulit, wayang golek,
memahami harmoni dalam gamelan. Bagi wayang beber dsb. Pusaka dibidang ini
yang berminat untuk mendalaminya lebih sangat luas dan beragam. Penting bagi
lanjut dapat disediakan kursus khusus untuk murid untuk mengenal keragaman, meng-
meningkatkan kemahirannya. hargai keragaman, dan mempunyai pan-
Sambil berlatih gamelan, murid dangan terbuka. Murid diajak mengapre-
mempelajari beberapa lagu tradisional yang siasi keragaman budaya daerah di Indonesia
dimulai dari lagu daerahnya sendiri. dan bersikap saling menghargai. Murid
Mempelajari lagu tradisional dari berbagai diajak menghayati dan menghargai nilai
daerah lain akan membantu saling budaya serta didorong untuk turut
pengertian lintas budaya yang sangat melestarikannya dengan keberlanjutan apre-
berguna untuk merekatkan keberagaman siasi dan pengembangannya.
kita dalam satu kesatuan. Bahasa musik
sangat mudah dipahami anak-anak dan
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 12 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
Kelas V Semester 1:
Pusaka Kuliner (Makanan,
Wayang Beber dengan dalang cilik (Foto: Suhadi Hadiwinoto)
Minuman, dan Obat Tradisional)
Tiap daerah mempunyai jenis makanan
Tiap daerah mempunyai pakaian dan minuman yang khas, yang dipengaruhi
tradisional yang khas. Bahkan pakaian khas oleh keadaan iklim, hasil bumi, dan
dari dua daerah yang sangat berdekatan perkembangan sosial budaya masyarakatnya.
seperti Yogya dan Solo mempunyai Bahkan untuk satu jenis makanan yang
perbedaan, misalnya pada ikat kepala dsb. sama, bumbu dan teknik memasaknya juga
Pakaian tradisional biasanya dipakai pada berbeda-beda di daerah yang berbeda,
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 13
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 14 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
Dari situ harus terbangun tekad untuk Mengenal keanekaragaman hayati dengan praktek
melestarikan gunung, hutan, sungai, danau, menanam di sekolah (Foto: Shinta Carolina)
laut, terumbu karang, dan keseimbangan
alam. Murid perlu memahami ancaman Angka-angka tersebut diatas adalah
pencemaran air, pencemaran udara, gambaran dari Indonesia, yang mungkin
kerusakan tanah, pembalakan hutan, dll. tidak terlalu jauh berbeda dengan DIY.
Murid perlu memahami kaitan sejarah dan Kekayaan alam tersebut harus dilestarikan
unsur-unsur alam di desa atau kotanya, dan jangan sampai punah. Murid
keterkaitan gunung, sungai, permukiman, diperkenalkan pada berbagai jenis flora dan
kebun, sawah dsb. Perkembangan kota dan fauna yang ada di daerah ini dan diajak
daerah biasanya mengandung pertimbangan memahami apa keistimewaannya. Murid
kondisi dan potensi alam serta juga dianjurkan untuk membuat koleksi
keseimbangan unsur-unsurnya. gambar dan catatan flora dan fauna yang
istimewa.
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 15
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 16 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 17
KELAS IV SEMESTER II :
Seni Tari, Teater dan Wayang
1. Mengenal seni tari, teater dan wayang Mengenal tari, sendratari, teater, wayang orang, ketoprak,
ludruk
Mengenal wayang kulit, wayang golek, wayang beber dsb
2. Mengapresiasi seni tari,teater dan Memahami pesan gerak tari
wayang Memahami pesan moral dalam wayang
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 18 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
Obat Tradisional
1. Mengenal obat tradisional Mengenal beberapa obat tradisional
Mengenal tanaman yang berguna untuk membuat obat
tradisional
2. Mengapresiasi obat tradisional Memahami bahwa ada obat modern ada pilihan obat
tradisional
Memahami bahwa bahan alami lebih baik daripada bahan
kimia
3. Menggunakan obat tradisional Menggunakan obat tradisional saat perlu
4. Memahami pelestarian sederhana Memahami dengan sederhana perlunya pelestarian Turut
melestarikan dengan melanjutkan apresiasi dan
penggunaannya
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 19
Upacara tradisional
1. Mengenal upacara tradisional Mengenal upacara tradisional di lingkungan keluarga
Mengenal upacara tradisional di komunitas
2. Mengapresiasi upacara tradisional Memahami beberapa tatacara upacara tradisional
Memahami beberapa makna upacara tradisional
3. Mengikuti upacara tradisional Mengikuti upacara tradisional di lingkungan keluarga
Mengikuti upacara tradisional di komunitas
4. Memahami pelestarian sederhana Memahami dengan sederhana perlunya pelestarian Turut
melestarikan dengan melanjutkan apresiasi dan prakteknya
KELAS VI SEMESTER I :
Pusaka alam: tanah, air, udara, iklim
1. Mengenal pusaka alam: tanah, air, Mengenal pusaka alam: gunung, hutan, sungai, danau, laut
udara, iklim Mengenal tanah, air, udara, iklim
2.Mengapresiasi pusaka alam: tanah, Menghargai kelestarian gunung, hutan, sungai, danau, laut
air, udara, iklim dsb
Menghargai kelestarian tanah, air, udara dan iklim
3.Memahami proses alam Memahami keseimbangan dan keserasian alam
Memahami ancaman gangguan pada keseimbangan alam
4. Memahami pelestarian sederhana Memahami dengan sederhana perlunya pelestarian Turut
melestarikan dengan melanjutkan apresiasi dan
pemeliharaannya
KELAS VI SEMESTER II :
Pusaka alam (2): keanekaragaman hayati
1. Mengenal keanekaragaman hayati Mengenal beberapa jenis binatang
Mengenal beberapa jenis binatang endemik indonesia
2. Mengapresiasi keanekaragaman hayati Menghargai lestarinya keanekaragaman hayati
Menghargai kelestarian habitat flora dan fauna
3. Memahami keanekaragaman hayati Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Memahami ancaman pada keanekaragaman hayati
4. Memahami pelestarian sederhana Memahami dengan sederhana perlunya pelestarian
Turut melestarikan dengan melanjutkan apresiasi dan
pemeliharaannya
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 20 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
- Sudah baik jika murid dapat - Sudah baik jika murid dapat
menyebutkan 3 permainan tradisional menyebutkan 3 alat musik tradisional
(di kelas diajarkan 5-7 permainan) (di kelas diperlihatkan 5-7 alat musik
tradisional).
- Sudah baik jika murid dapat
memainkan 3 jenis permainan itu dan - Sudah baik jika murid dapat
menjelaskan bagaimana memainkannya. menyanyikan satu lagu tradisional,
sendiri atau bersama teman
- Sudah baik jika murid dapat
menyebutkan salah satu alasan yang - Sudah baik jika murid dapat sedikit
masuk akal. memainkan satu alat musik tradisional.
- Sudah baik jika murid dapat - Murid tidak dituntut untuk dapat
menyebutkan salah satu alasan memainkan secara penuh, cukup jika
pelestarian. memahami prinsip dasarnya.
- Pelajaran di kelas I semester I ini baru - Murid diajak berlatih bersama untuk
merupakan proses pengenalan awal bagi dapat tampil dalam suatu acara sekolah.
murid dalam pemahaman pusaka. - Pelajaran di semester II ini baru
Kekurangan nilai pada uji kemampuan merupakan proses pengenalan awal bagi
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 21
4. Coba peragakan dengan sederhana gerak 4. Tunjukkan contoh atau foto karya-karya
burung melayang, kupu-kupu terbang, tersebut yang dibuat sebelum tahun
raja berjalan, putri bersolek, anak 1945.
bersepeda, dll 5. Sebutkan beberapa seniman atau tokoh
5. Coba berlatih dengan teman-teman yang membuat karya-karya itu.
untuk menarikan satu lakon dalam acara
Evaluasi Pemahaman
sekolah yang akan datang.
- Sudah baik jika murid dapat mengenal
Evaluasi Pemahaman dan membedakan karya-karya lukisan
- Sudah baik jika murid dapat itu.
menyebutkan 3 tari tradisional dari - Sudah baik jika murid dapat mengenal
daerah sendiri atau daerah lain. dan membedakan karya-karya patung
- Sudah baik jika murid dapat menarikan itu.
salah satu tari anak tradisional. - Sudah baik jika murid dapat mengenal
- Sudah baik jika murid dapat berbagai seni kriya dan sedikit
menguraikan dengan sederhana gerak- memahami pembuatannya.
gerak dalam tari itu - Murid diajak untuk mulai mengenal
- Murid didorong untuk berekspresi karya-karya lama.
dengan gerak, tidak ada rumus baku, - Murid diajak untuk mulai mengenal
yang penting murid berkreasi. seniman-seniman masa lalu.
- Murid berlatih untuk tarian masal, - Dalam Kelas II semester II murid diajak
membangun keserasian gerak antar untuk mengenal dan membedakan
sesama, mencoba memahami koreografi beragam karya seni rupa dan seni kriya
sederhana.
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 22 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 23
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 24 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
bangkan kepekaan murid pada nuansa murid sekolah dasar tetapi mereka perlu
kejiwaan gamelan. Murid perlu banyak mulai diajak untuk mengenal dan
bersinggungan dengan karawitan mencicipi kekayaan budaya itu.
supaya lebih merasakan keunikannya.
Kelas V Semester I:
Kelas IV Semester II:
Mengenal kuliner (makanan,
Mengenal Seni Tari, Teater, minuman) dan obat tradisional
Wayang dan Busana Tradisional
1. Sebutkan beberapa jenis makanan dan
1. Sebutkan beberapa jenis tari keraton dan minuman tradisional di daerahmu.
tari rakyat. Jelaskan perbedaannya! 2. Apakah manfaat atau keistimewaan
2. Ceritakan sedikit tentang lakon makanan dan minuman yang kamu
Ramayana yang dimainkan dalam sebutkan itu.
sendratari di pentas Prambanan. 3. Sebutkan cara membuat salah satu
3. Ceritakan sedikit tentang sendratari dan makanan atau minuman tradisional.
wayang orang. Apa perbedaannya? 4. Obat tradisional apa yang sering dipakai
4. Ceritakan sedikit tentang wayang beber, masyarakat?
wayang klithik, wayang potehi, ketoprak 5. Tanaman obat apa yang dapat ditanam
dan ludruk. di halaman? Sebutkan khasiatnya
5. Mana yang lebih kau sukai menonton
wayang orang atau pagelaran wayang Evaluasi Pemahaman
kulit? Mengapa demikian?
- Diharapkan murid mengenal jenis-jenis
Evaluasi Pemahaman makanan dan minuman tradisional yang
masih banyak disukai masyarakat di
- Diharapkan murid memahami daerahnya.
perbedaan gaya, pentas, dan perkem- - Diharapkan murid memahami mengapa
bangannya. beberapa makanan atau minuman
- Diharapkan murid memahami hubu- tradisional menjadi lezat, berkhasiat,
ngan antara candi Prambanan dan dan disukai orang.
Ramayana. - Diharapkan murid memahami cara
- Murid dipersilahkan menggali infor- membuat beberapa makanan dan
masi melalui wawancara dan literatur. minuman tradisional.
- Murid didorong untuk menelusuri lebih - Diharapkan murid memahami bahwa
lanjut di perpustakaan atau berkon- disamping obat buatan pabrik, juga ada
sultasi dengan ahlinya. obat tradisional yang dibuat dari bahan
- Murid didorong untuk menyatakan alami tumbuh-tumbuhan dan terbukti
perbedaan impresi dan perasaan dalam khasiatnya.
menikmati pagelaran itu. - Diharapkan murid memahami bahwa
- Wayang adalah cerminan dari beberapa jenis tanaman obat dapat
kehidupan nyata di dunia dan perilaku dengan mudah ditanam di pekarangan.
manusia serta falsafah kehidupan.
Keseluruhannya terlalu kompleks untuk
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA II - 25
Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA
II - 26 PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA
KERANGKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN PUSAKA Panduan untuk Guru Sekolah Dasar di DIY
PENDIDIKAN PUSAKA INDONESIA III - 1
pupuk kimia; dan (b) sistem pertanian dan komponen fisik dan kimia, misalnya hujan,
industri semakin efisien, memudahkan temperatur, sinar matahari, batu. Komponen
kehidupan. Namun, dampak kegiatan biotik, atau hidup, meliputi tanaman,
mereka terhadap lingkungan semakin besar, binatang dan mikroorganisma.
yaitu: populasi meningkat; konsumsi Ekosistem berinteraksi dengan
sumber daya meningkat; kontaminasi DDT; ekosistem-ekosistem lain melalui pertukaran
polusi air (timbal dan merkuri); polusi energi, bahan-bahan dan organisme.
udara; limbah padat meningkat; polusi air Interaksi antar ekosistem tersebut dapat
akibat pupuk kimia. Pada jaman ini, mulai menimbulkan masalah apabila manusia
terasa adanya batas kemampuan manusia melakukan kegiatan yang dapat
untuk mengontrol lingkungan (Goudie, mengganggu berlangsungnya interaksi
1991). tersebut (Gorham dalam Nassauer, 1997).
Sebagai contoh, penebangan pohon-pohon
d. Manusia dan alam:
di sepanjang tepi sungai dengan tujuan agar
masyarakat bumi berkelanjutan
lahannya dapat dipakai untuk membangun
Jaman ini adalah jaman dimana manusia rumah, telah berakibat pada hilangnya mata
dan alam merupakan satu kesatuan. air di tepi-tepi sungai dan terjadinya erosi
Manusia semakin lama semakin menyadari serta banjir. Konversi lahan-lahan pertanian
bahwa bumi merupakan satu unit yang menjadi lahan-lahan perumahan, industri
didalamnya saling berkaitan. Di dalam dan perdagangan telah menyebabkan
kehidupan, ada keseimbangan antara penurunan kemampuan lahan untuk
kepadatan penduduk dan lingkungan, serta menyerap air hujan serta peningkatan iklim
ada hubungan sosial dan kerjasama antar mikro kawasan. Sementara itu, ekosistem
sesama. Manusia juga mulai sadar bahwa mempunyai respon yang berbeda terhadap
bumi memiliki keterbatasan hingga perlu dampak kegiatan manusia. Beberapa
dijaga. Jaman masyarakat pertanian-industri ekosistem lebih rentan terhadap perubahan
berdasarkan manusia melawan alam harus daripada ekosistem lainnya (Goudie, 1991).
dirubah menjadi masyarakat berkelanjutan Dengan kata lain, beberapa ekosistem
berdasarkan pada manusia dan alam. memiliki elastisitas dalam menerima
perubahan. Misalnya, danau yang secara
alami merupakan air dalam suatu wadah
3.1.1.2 LINGKUNGAN & MANUSIA cekung, lebih rentan terhadap dampak
MEMBENTUK EKOSISTEM kegiatan manusia daripada sungai yang
terus mengalir.
Penting untuk diingat bahwa lingkungan
dan manusia dengan segala kegiatannya Perubahan-perubahan pada ekosistem
membentuk ekosistem. Ekosistem adalah yang mengarah pada kerusakan sebagai
sebuah jaringan yang terdiri dari organisme, akibat kegiatan manusia tersebut dapat
lingkungannya, dan seluruh interaksi yang menjadi perubahan yang bernilai positif
ada pada lingkungan tersebut. Ekosistem apabila terjadi pergeseran perilaku publik
merupakan sistem biologi, fisik, dan kimia, terhadap alam dan lingkungan. Perubahan
yang saling bergantung dan dinamis (selalu nilai-nilai sosial dapat meningkatkan
berubah). Sebuah kolam merupakan kepedulian dan mempengaruhi perilaku
ekosistem, begitu juga sungai, hutan, dan positif manusia dalam memperlakukan alam
kota. Ekosistem dibentuk oleh ada dua dan lingkungan.
macam komponen ekosistem, yaitu abiotik Alam sebenarnya tidak mempunyai
dan biotik. Abiotik, atau mati, terdiri dari krisis lingkungan, karena alam selalu
bereaksi untuk mencapai keseimbangan. juga harus kita wariskan kepada generasi
Sehingga apa yang kemudian muncul penerus kita sehingga kita harus tetap
dengan lingkungan yang terpolusi, atau merawat dan melestarikan kekayaan alam
rendahnya keragaman ekologi, merupakan tersebut.
pengaruh dari kegiatan manusia. Besarnya
krisis lingkungan yang muncul tergantung
dari seberapa jauh kegiatan manusia telah 3.1.3. RAGAM PUSAKA ALAM
mempengaruhi lingkungan, dan seberapa
jauh upaya manusia untuk membuatnya 3.1.3.1. GUNUNG & PEGUNUNGAN
tetap seimbang.
Gunung merupakan daerah permukaan
yang menjulang dengan tinggi puncaknya
3.1.2. ALAM SEBAGAI PUSAKA
lebih dari 1.500 meter di atas permukaan air
laut. Indonesia termasuk negara yang
Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia memiliki banyak gunung. Kira-kira 120
2003 menyebutkan bahwa pusaka Indonesia diantaranya merupakan gunung berapi yang
adalah pusaka alam, pusaka budaya dan masih aktif. Ada pula gunung yang tidak
pusaka saujana. Pusaka alam adalah aktif disebut dengan gunung tidak berapi
bentukan alam yang istimewa, seperti atau gunung mati. Pada puncak gunung,
gunung, sungai, hutan. sering dijumpai cekungan kawah atau danau
kawah. Pada gunung yang masih aktif,
Kekayaan alam merupakan salah satu
kawah tersebut berisi lava panas yang
bentuk warisan yang kita terima dari nenek
dikeluarkan dari dalam perut gunung.
moyang kita. Alam menyediakan segala
Gunung juga merupakan hulu dari sungai
sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup,
yang mengalir ke dataran di bawahnya.
apakah itu kebutuhan primer seperti makan,
minum dan pakaian, bahkan alam juga
menyediakan semua kebutuhan rohani kita.
Sebagai contoh: saat kita jenuh dan butuh
ketenangan, hamparan sawah yang hijau
dengan pohon-pohon berjajar di tepi jalan,
juga suara aliran air yang mengalir dan
cicitan burung kecil membuat kita tenang
dan nyaman, menyegarkan pikiran kita
kembali. Hamparan laut yang luas dengan
pasirnya juga membuat perasaan kita
menjadi lapang. Hutan-hutan yang rimbun
dan sejuk, kaya akan tanaman membuat kita
semakin bersyukur atas keindahan alamnya.
Kesegaran udaranya membuat kita betah Gunung dan pegunungan (Foto: Dwita Hadirahmi)
untuk tinggal.
Kekayaan alam sangat beraneka ragam Pada satu kawasan terkadang ada
dengan berbagai macam bentukan fisik beberapa deret gunung yang panjang dan
seperti sawah, hutan, gunung, laut, sungai sambung menyambung disebut dengan
dan segala macam keanekaragaman hayati pegunungan. Ada pula daerah permukaan
(makhluk hidup) yang ada di atasnya. yang menjulang namun lebih rendah
Kekayaan alam yang begitu indahnya itu daripada gunung disebut bukit. Ketinggian
bukit tidak lebih dari 600 meter di atas timur di bagian selatan DIY, melewati
permukaan air laut. Tanah rendah yang Kabupaten Gunung Kidul, Bantul dan
berada di kaki gunung atau sepanjang Kulon Progo. Gunung Merapi merupakan
sungai disebut dengan lembah. Lembah gunung berapi paling aktif di Indonesia
yang dalam dan sempit disebut dengan yang memiliki ketinggian 2.911 meter.
jurang, sedangkan lembah yang dalam dan Gunung ini telah beberapa kali meletus, dan
luas disebut ngarai. letusan terakhir yang cukup besar terjadi
Daerah di sekitar gunung merupakan pada tahun 1994. Gunung Merapi juga
daerah dataran tinggi dan biasanya merupakan sumber lebih dari 100 mata air
merupakan daerah yang sangat menarik yang airnya mengalir menjadi Sungai
untuk dinikmati sebagai tempat Boyong, Sungai Gendol, Sungai Kuning,
peristirahatan atau berlibur. Pada daerah dan Sungai Krasak yang semuanya
tersebut juga biasanya banyak terdapat bermuara di Samudera Indonesia. Kawasan
agrowisata yang melengkapi keindahan Gunung Merapi merupakan satu kesatuan
alam pegunungan dan tempat-tempat untuk bentang alam dengan panorama indah.
dikunjungi. Gabungan elemen-elemen alam, seperti
puncak gunung, lereng dan tebing, hutan,
Banyak manfaat keberadaan gunung sungai, dan permukiman penduduk yang
bagi kehidupan manusia, khususnya menyatu membentuk sebuah lansekap indah
masyarakat yang ada di sekitar gunung, dan perlu dilestarikan.
antara lain:
- Tanah di lereng gunung merupakan
tanah subur, sehingga sangat baik untuk
pertanian dan hutan.
- Gunung merupakan sumber air yang
banyak dimanfaatkan untuk kehidupan
manusia.
- Material yang dikeluarkan oleh gunung
berapi, misalnya batu, kerikil, pasir,
dapat dimanfaatkan untuk kehidupan
manusia.
- Kawasan gunung yang memiliki
pemandangan indah sering Gunung Merapi (Foto: Langgeng W. S.)
dimanfaatkan untuk kegiatan wisata.
- Gunung dan kawasannya banyak Di bagian selatan Daerah Istimewa
dipakai untuk obyek penelitian. Yogyakarta membujur dari barat ke timur
Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat sebaran perbukitan atau
merupakan kawasan yang memiliki gunung Pegunungan Seribu yang membentuk
berapi terkenal, yaitu Gunung Merapi serta bentang alam unik. Pegunungan Seribu
pegunungan yang membujur dari barat ke merupakan pegunungan karst yang dibentuk
timur, yaitu Pegunungan Seribu. Gunung oleh batuan gamping, sehingga
Merapi terletak di ujung paling utara mengakibatkan pengaliran air tanah yang
Kabupaten Sleman, tepatnya di kawasan terbatas dan air tanah yang dalam. Dengan
Kaliurang, Kecamatan Pakem. Sedangkan kondisi seperti itu, banyak kawasan di
Pegunungan Seribu membujur dari barat ke Pegunungan Seribu yang kekurangan air
dan tandus. Formasi batuan gamping itu cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-
pula yang menyebabkan hanya tanaman tahun. Jadi, tidak seperti sayur-sayuran atau
tertentu dapat tumbuh di kawasan padi-padian yang hidup semusim saja.
Pegunungan Seribu, misalnya tanaman Dapat dibayangkan betapa hijau dan
ketela pohon. Formasi batuan gamping juga suburnya kawasan tersebut, karena hutan
menyebabkan banyaknya gua yang memiliki banyak fungsi. Manfaat atau
terbentuk secara alami. Hal yang sangat fungsi hutan antara lain:
menarik pada tebing dan gua-gua gamping
ini adalah adanya perburuan sarang burung
walet. Ternyata tebing dan gua-gua
gamping merupakan tempat burung-burung
walet membuat sarang. Sarang burung walet
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
makanan berharga sangat mahal. Hal ini
juga dikarenakan sulitnya mengumpulkan
sarang burung tersebut. Para pencari sarang
burung harus memanjat tebing atau
bergantungan di mulut gua untuk
mendapatkannya.
obyek wisata. Namun sayangnya sekarang tidak memiliki sumber air untuk irigasi.
ini banyak lahan sawah yang sudah berubah Sesuai dengan namanya, lahan sawah tadah
menjadi tandus, dikeringkan untuk hujan hanya ditanami pada saat musim
kemudian diatasnya didirikan bangunan- hujan.
bangunan. Nenek moyang kita telah mengajari
bagaimana cara mengolah sawah yang baik
dan ramah lingkungan. Berbagai macam
pengolahan sawah tersebut antara lain
dengan tumpang sari, terasering, minapadi
dan masih banyak lagi. Sistem pengolahan
seperti itu merupakan kearifan masyarakat
kita dalam menjaga lingkungan dan
kelestarian alam. Tumpang sari adalah cara
bertani dengan menanam beberapa jenis
tanaman tertentu pada satu daerah yang
sama. Dipanennya bisa bersamaan, bisa juga
bergantian, dan tanaman yang biasanya
ditanam bersamaan antara lain: jagung,
kacang dan cabai yang bisa dipanen
Hamparan sawah di kaki gunung (Foto: Dwita Hadirahmi)
bersama-sama. Jenis sawah terasering
dibuat di daerah pegunungan atau
Hal lain yang menarik dari keberadaan perbukitan. Tanah yang miring dibuat
sawah adalah aktivitas masyarakat dalam petak-petak sawah dalam berbagai ukuran
mengelola dan mengolah sawah. Kegiatan dan bentuk, disesuaikan dengan kemiringan
menanam dan memanen hasil sawah tanah. Terasering juga dimaksudkan untuk
biasanya disertai upacara yang meriah memudahkan pengaliran air. Sedangkan
melibatkan hampir seluruh warga. minapadi merupakan bentuk pertanian yang
mana petani yang mengolah sawah
Dalam pengelolaan sawah, irigasi atau minapadi memelihara ikan dan menanam
pengairan sawah menjadi hal yang paling padi secara bersama-sama di sawah yang
menentukan. Tanaman tidak akan tumbuh digarapnya. Tujuannya adalah untuk
tanpa adanya sistem irigasi yang baik. Di meningkatkan penggunaan lahan dan
beberapa tempat, irigasi sawah didapatkan menambah pendapatan. Petani bisa
dari air sungai yang disudet untuk dialirkan mengambil hasilnya berupa ikan dan padi.
ke petak-petak sawah. Di beberapa tempat
lain, irigasi didapatkan dari sumur bor yang Ladang biasa disebut juga dengan huma
dimiliki para petani. Pengaturan irigasi merupakan daerah yang dibuat manusia
perlu dilakukan oleh para petani agar tidak dengan mengubah ekosistem hutan. Nenek
terjadi konflik pemakaian air. Di Bali moyang kita bercocok tanam dengan
dikenal istilah Subak, yaitu kelompok perladangan gilir balik, yaitu membuka
petani yang secara bersama-sama mengatur hutan untuk ladang secara berpindah-pindah
pengaliran air untuk sawah mereka. Sawah sehingga ladang yang ditinggalkan dapat
tersebut kemudian juga disebut sawah subak. kembali menjadi hutan. Sejak dulu nenek
moyang menggunakan hutan secara
Selain sawah irigasi, ada pula sawah bijaksana. Selain dengan perladangan gilir
tadah hujan, yaitu sawah yang balik, mereka juga tidak sembarangan
mengandalkan air dari air hujan. Sawah memilih hutan yang akan digunakan.
jenis ini biasa terdapat di kawasan yang Mereka tidak menebang pohon di tempat
yang curam. Mereka juga tidak menebang mendong, pandan, gebang, tembakau, coklat,
semua pohon karena tahu akan kopi, teh, vanili, kelapa, tebu, lada, cengkeh,
menyebabkan banjir. Pohon yang tinggi dan kapulaga, jambu mete, jahe, kenanga, nilam,
tidak membentuk naungan tidak ditebang. dan kencur (http://www.dephut.go.id/).
Ladang merupakan lahan untuk
bercocok tanam yang tidak memakai irigasi. 3.1.3.4.SUNGAI
Tanaman yang ada adalah tanaman selain
padi, misalnya tanaman kacang-kacangan, Sungai merupakan air yang mengalir
sayuran, jagung, tebu, dan sebagainya. Pada secara alami di wilayah daratan. Sungai
jaman dulu, dikenal dengan perladangan termasuk salah satu wilayah keairan
berpindah, yaitu kegiatan berladang mengalir (dinamis) yang merupakan suatu
masyarakat yang setelah selesai panen ekosistem terbuka dengan faktor dominan
kemudian berpindah ke lahan yang lain berupa aliran air. Sumber air sungai dapat
untuk ditanami. Lahan yang dipakai berasal dari mata air di daerah pegunungan
sebelumnya ditanami pepohonan. Demikian atau air hujan. Aliran sungai mengalir dari
seterusnya. Dengan demikian lingkungan daerah hulu ke daerah hilir. Bagian hulu
tetap terjaga keseimbangannya (Indonesian mempunyai aliran yang deras, kemudian
Heritage, 1998). Pada saat ini, masih banyak melewati riam yang lebar dengan aliran
masyarakat yang melakukan kegiatan yang deras pula. Setelah itu aliran sungai
berladang, yang setelah selesai panen menuju hilir sungai yang berkelok-kelok,
kemudian membakar sisa-sisa tanaman dan aliran airnya tenang dan akhirnya menuju
berpindah membuka lahan baru untuk muara sungai yang lebar dan selanjutnya
ditanami. Seringkali mereka merambah menuju laut. Pada daerah hulu sering
hutan untuk membuka lahan baru menjadi terdapat air terjun dan sering dikunjungi
ladang. Kondisi seperti ini dapat masyarakat sebagai salah satu tempat wisata.
membahayakan keseimbangan lingkungan.
peradaban seperti keraton dan candi selalu Sungai Winongo di sebelah barat keraton.
berlokasi tak jauh dari sungai sebagai mata Pada masa kejayaan keraton, Sungai Code
air penghidupan. Oleh karena itu, sudah memisahkan antara Kasultanan
semestinya masyarakat menempatkan Ngayogyakarta dengan Pura Pakualaman,
sungai sebagai pusat kehidupan yang perlu sedangkan Sungai Winongo merupakan
dilestarikan dan dijaga kelangsungan sungai yang memisahkan antara Keraton
ekosistemnya. Ngayogyakarta dengan Pesanggarahan
Beberapa manfaat sungai untuk Ambarbinangun.
kehidupan manusia dan lingkungan adalah
(Maryono, 2002): 3.1.3.5.MUARA SUNGAI
- Sungai sebagai saluran drainasi
Muara sungai atau estuari adalah bagian
- Sungai sebagai saluran irigasi dari lingkungan perairan yang merupakan
- Sungai sebagai sumber pemenuhan percampuran antara air laut dan air tawar
keperluan hidup sehari-hari yang berasal dari sungai. Lingkungan muara
sungai merupakan peralihan antara darat
- Sungai sebagai habitat flora dan fauna dan laut yang sangat dipengaruhi oleh
- Sungai sebagai sarana transportasi pasang surut, seperti halnya pantai, namun
Kebersihan sungai merupakan tanggung umumnya terlindung dari pengaruh
jawab bersama antara masyarakat dan gelombang laut. Lingkungan muara sungai
pemerintah. Kita harus mulai ikut umumnya merupakan pantai tertutup atau
bertanggung jawab terhadap kebersihan dan semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-
kelestarian sungai-sungai di sekitar kita. Hal pulau kecil, terumbu karang dan bahkan
yang sangat mudah yang dapat kita lakukan gundukan pasir dan tanah liat (Kasim, 2005).
adalah dengan melakukan program kali Kita mungkin sering melihat hamparan
bersih. Contoh yang termudah dalam daratan yang luas pada daerah dekat muara
melaksanakan program sungai bersih adalah sungai saat surut. Itu adalah salah satu dari
tidak membuang sampah sembarangan di sekian banyak tipe muara sungai yang ada.
sungai, membersihkan sungai secara Lingkungan muara sungai merupakan
bergotong-royong, mengelola daerah sekitar kawasan yang sangat penting bagi berjuta
sungai bersama-sama dengan masyarakat hewan dan tumbuhan. Pada daerah-daerah
setempat, serta menanami daerah tepian tropis, lingkungan muara sungai umumnya
sungai dengan tanaman hijau dan di tumbuhi dengan tumbuhan khas yang
membiarkan ekosistem sungai tetap terjaga. disebut bakau atau mangrove. Kawasan
Diharapkan dari program kali bersih hutan bakau adalah salah satu kawasan
tersebut keadaan sungai-sungai di Indonesia pantai yang sangat unik, karena keberadaan
akan membaik dan dapat mengurangi atau ekosistem ini pada daerah muara sungai.
bahkan mencegah bencana banjir dan Pada habitat bakau inilah kita akan
penyakit lain yang sering datang. menemukan berjuta hewan yang hidupnya
Di Kota Yogyakarta, terdapat tiga sangat tergantung dari kawasan lingkungan
sungai yang melewatinya, yaitu Sungai ini. Keunikan ini tidak terdapat pada
Gajah Wong, Sungai Code, dan Sungai kawasan lain, karena sebagian besar
Winongo. Keberadaan Sungai Code dan tumbuhan dan hewan yang hidup di sana
Sungai Winongo mengapit Keraton adalah tumbuhan khas perairan muara
Yogyakarta sebagai pusat kota. Sungai sungai yang mampu beradaptasi dengan
Code di bagian timur keraton sedangkan genangan air laut yang kisaran salinitasnya
cukup lebar. Muara sungai menjadi tempat
Pantai adalah bagian daratan berupa Batu yang dianggap sakral di Pantai Parangkusumo (Foto:
pasir yang berada di pesisir, berbatasan Dwita Hadirahmi)
Daerah Yogyakarta bagian selatan Terdapat dua macam danau, yaitu danau
berbatasan dengan Samudera Indonesia dan alami dan danau buatan. Danau alami
mempunyai banyak kawasan pantai yang terbentuk secara alami, contohnya adalah
indah. Satu kekayaan pantai selatan DIY Danau Toba di Sumatera yang terbentuk
adalah adanya gumuk pasir, salah satu dari kawah dan terisi oleh air hujan,
fenomena yang jarang terjadi di wilayah kemudian ada pula Danau Tempe di
tropis dan satu-satunya di kawasan Asia Sulawesi Selatan yang terbentuk dari aliran
Tenggara, yaitu berupa hamparan pasir luas sungai. Sedangkan danau buatan adalah
seperti di sebuah gurun dengan beberapa danau hasil buatan manusia. Danau buatan
gundukan pasir. biasanya berupa sungai besar yang
kemudian dibendung, biasa disebut dengan
Parangtritis merupakan pantai yang waduk atau bendungan. Air yang ada di
paling terkenal di Yogyakarta, penuh mitos waduk atau bendungan biasanya
dan nuansa magis sebagai tempat kekuasaan dimanfaatkan secara khusus untuk
Ratu Kidul. Pantai ini mempunyai korelasi kebutuhan minum, industri dan pertanian.
yang erat dengan keberadaan Keraton Beberapa bendungan yang mempunyai
Yogyakarta dan kawasan Merapi yang aliran air deras dimanfaatkan juga sebagai
merupakan satu kesatuan trimurti pembangkit listrik tenaga air.
(http://www.tasteofjogja.com/). Selain
Parangtritis, pantai lain yang ada di Danau alami dan juga waduk seringkali
Yogyakarta antara lain Pantai dimanfaatkan sebagai tempat wisata karena
Parangkusumo, Pantai Depok, Pantai Baron, panorama alamnya yang sangat indah,
Pantai Glagah, Pantai Drini, Pantai Sadeng, misalnya Danau Toba di Sumatera, Danau
dan sebagainya. Beratan di Bali, Waduk Karangkates di
Jawa Timur dan Waduk Gadjah Mungkur di
Jawa Tengah. Kelestarian panorama dan
kebersihan danau serta waduk tersebut harus
terus kita jaga.
ragam kehidupan, termasuk dalam tersebut. Dulu hampir tiap orang mengenal
kehidupan sehari-hari ataupun dalam dan mengetahui makna, simbol dan fungsi
perencanaan kota. dari tiap-tiap tanaman, yang kemudian
Perbedaan lain penggunaan tanaman diterapkan dalam kehidupannya. Sekarang
pada masa lalu dan masa sekarang adalah ini banyak tanaman yang oleh masyarakat
peletakan dan pemilihan tanaman Jawa sendiri tidak pernah didengar namanya.
berdasarkan stratifikasi sosial karena makna
yang terkandung dalam tiap-tiap tanaman
Tabel 3-1
Makna dan simbol flora yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sumber: Makna Simbolik Tumbuh-tumbuhan dan Bangunan Keraton, 1995; Flora Fauna Potensi Daya Tarik Wisata Kab.
Sleman, 2000.
Beberapa simbol lain mengenai tanaman pemilihan tanaman yang masih melekat di
di Keraton Yogyakarta (Adishakti, 1993): kalangan masyarakat di kampung dan
- Pohon Kweni dan Pakel: dalam bahasa khususnya di pedesaan, diantaranya adalah
Jawa Kuno diartikan sebagai gambaran (Adishakti, 1993):
anak yang sudah wani/berani karena a. Adanya kecenderungan untuk selalu
sudah akil balig. memilih tanaman yang tidak sama
- Pohon Asem: dalam bahasa Jawa dengan yang ditanam di lingkungan
berarti nengsemake atau indah, keraton. Ada suatu keyakinan untuk
menarik. dibedakannya perwujudan lingkungan
keraton dengan lingkungan masyarakat
- Pohon Delima: umum. Sementara itu di dalam keraton
- Pohon Gayam: gayam berarti sendiri juga tidak mempergunakan
ayem/aman. Pohon Gayam berdaun tanaman yang dipakai rakyat
rindang dan berbunga harum, kebanyakan kecuali yang ditanam di
memunculkan suasana dan rasa aman, Tamansari. Demikian pula untuk
senang dan bahagia. Pohon Gayam tanaman buah-buahan, lingkungan
berfungsi juga menjernihkan air keraton menanam dengan jenis yang
sehingga sering ditanam di tepi sungai. terbaik yang juga tidak akan ditanam di
luar keraton, seperti misalnya pohon
Dari data yang diperoleh ada suatu mangga jenis tertentu, Jambu Telapok
aturan tertentu yang tidak tertulis tentang Arum. Pohon So, misalnya, ada di luar
keraton hingga ke Kotagede hampir di pohon ini ditanam di area umum seperti
setiap rumah, namun tidak ada sama kantor kelurahan (tempat rakyat
sekali di dalam keraton. memerlukan pengayoman), sebagai
b. Bentuk struktur tanaman menentukan tetenger di persimpangan jalan atau di
perletakan. Misalnya: Pohon Pisang tempat yang dianggap sakral dan di
tidak boleh ditempatkan di depan kuburan.
rumah. Pertimbangannya adalah wujud e. Tanaman lain juga boleh ditanam di
tanaman ini tidak bisa diatur, sehingga halaman rumah asalkan tanaman
sebaiknya ditanam di belakang rumah; tersebut menghasilkan.
Pohon Pepaya ditanam di samping Pemerintah Daerah Istimewa
rumah; Pohon Waru ditanam lebih jauh Yogyakarta telah menentukan flora-flora
dari rumah karena akarnya yang khas untuk provinsi, kota dan kabupaten
mengarah ke mana-mana bisa merusak sesuai dengan potensinya seperti yang dapat
batubata. Mengingat daunnya berfungsi dilihat pada Tabel 3-2.
sebagai pembungkus dan sering
ditanam di warung-warung dan pasar Yogyakarta juga kaya akan flora yang
sehingga sering disebut sebagai bermanfaat untuk bumbu-bumbu masakan
tanaman pasar. dan obat-obatan. Tanaman bubu dan
tanaman obat banyak dijumpai di
c. Menanam Pohon Kamboja merupakan pekarangan rumah penduduk maupun di
suatu hal yang tabu karena Kamboja berbagai tempat, seperti hutan dan tepi
adalah tanaman kuburan. sungai. Jenis tanaman bumbu misalnya, jahe,
d. Menanam Pohon Beringin merupakan kunyit, kencur, laos, kunci. Tanaman obat
suatu hal yang tabu, karena Beringin misalnya jeruk nipis, jahe, kunyit, daun sirih,
dianggap sakral dan melambangkan temulawak.
perlindungan dan kebesaran. Di
lingkungan masyarakat kebanyakan
Tabel 3-2
Flora Khas Kota dan Kabupaten di Provinsi DIY
Tabel 3-3
Fauna Khas Kota dan Kabupaten di Provinsi DIY
1. Kereta terbuka beroda dua (misalnya menerus, selama paling tidak 100 tahun
Kapolitin) seperti:
2. Kereta terbuka beroda empat (misalnya 1. Situs, struktur, bangunan, artefak dan
Kyai Jongwiyat, Landower, Landower sisa-sisa manusia, yang berada dalam
Wisman, Landower Surabaya, Kyai konteks arkeologis dan alam mereka;
Manik Retno, Kyai Jetayu, Bedoyo 2. Kapal, pesawat udara, kendaraan lain
Permili) atau bagian dari muatan kendaraan
3. Kereta tertutup beroda empat (misalnya tersebut atau isi lainnya, yang berada
Nyai Jimat, Kyai Garudayaksa, Kyai dalam konteks arkeologis dan alam
Wimanaputra, Kyai Harsunaba, Kyai mereka; dan
Kuthakaharjo, Kyai Puspoko Manik, 3. Benda-benda dengan karakter prasejarah.
Kyai Kus Gading).
Benda atau artefak yang berasal dari
Ketiga jenis kereta ini merupakan muatan kapal yang tenggelam, seringkali
kendaraan untuk keluarga sultan. Kereta merupakan incaran pemburu harta karun
Kyai Jetayu digunakan oleh putra mahkota karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
untuk menyaksikan pacuan kuda; Kereta Warisan budaya bawah air bukan harta
Kyai Ratapralaya untuk membawa jenazah karun melainkan warisan budaya untuk
sultan dan juga putra-putri sultan; kemanusiaan yang harus dilindungi.
sedangkan kereta-kereta seperti: Landower, Warisan budaya bawah air memiliki konteks
Landower Surabaya, Landower Wisman sejarah yang penting, yang dapat memberi
adalah kereta untuk para pengawal sultan. gambaran mengenai hubungan ekonomi dan
sosial-budaya antara Indonesia dan negara
b. Warisan Budaya Bawah Air
lain.
Warisan budaya bawah air (underwater Bagi para ilmuwan, warisan budaya
cultural heritage) merupakan salah satu bawah air (WBBA) mewakili sumber
contoh pusaka ragawi bergerak. Yang informasi yang tidak ternilai mengenai
termasuk dalam warisan budaya bawah air peradaban kuno dan sejarah pelayaran.
adalah artefak-artefak atau benda berharga Perlindungan warisan budaya bawah air
(keramik, kerajinan gelas, kristal perhiasan juga penting bagi tujuan pendidikan,
emas, perak, dan berbagai jenis batu mulia) terutama untuk pembangunan berkelanjutan
yang berasal dari muatan kapal atau jangka panjang bagi komunitas lokal.
kendaraan lain yang tenggelam di laut atau Eksploitasi komersial dapat menyebabkan
benda-benda prasejarah yang berada di kemungkinan hilang, hancur, dan
bawah laut. tersebarnya warisan bawah air karena
Konvensi UNESCO tentang perusahaan komersial seringkali tidak
Perlindungan Warisan Budaya Bawah Air melakukan penelitian ilmiah dan
tahun 2001 (the 2001 UNESCO Convention dokumentasi yang seharusnya diadakan bagi
on the Protection of the Underwater para arkeolog, sejarawan, dan ahli
Cultural Heritage) mendefinisikan Warisan konservasi. Dalam hal ini, Konvensi 2001
Budaya Bawah Air sebagai: semua jejak mengajak setiap negara untuk mengambil
keberadaan manusia yang memiliki karakter tindakan melawan perdagangan ilegal benda
budaya, sejarah, atau arkeologis yang budaya yang diambil dari bawah laut. Selain
sebagian atau keseluruhannya telah berada itu, Konvensi ini juga menekankan
di bawah air, secara berkala atau terus- pentingnya pelestarian in-situ (in-situ
sebagai Monumen Nasional atau Monas. ikan (sura) dan buaya (baya), yang
Kota Surabaya mempunyai pusaka merupakan gambaran legenda yang melatari
monumen berupa tugu yang dihiasi dengan berdirinya kota Surabaya.
Rumah tradisional Jawa (Joglo) Bank Indonesia lama (eks De Javasche Bank)
2. Negara pihak menominasikan sebuah Saat ini Indonesia memiliki 3 (tiga) situs
situs dari Daftar Tentatifnya, dan Warisan Budaya Dunia yaitu Candi
dengan bantuan Pusat Warisan Dunia Borobudur, Candi Prambanan, dan Situs
(World Heritage Centre), Manusia Purba Sangiran.
mempersiapkan sebuah dokumen Begitu sebuah situs telah tercantum
nominasi untuk situs yang telah dipilih dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO,
tersebut dan menyerahkannya kepada pihak negara anggota yang bersangkutan
Pusat Warisan Dunia untuk harus menjamin adanya perlindungan yang
dipertimbangkan. Nominasi untuk benar atas situs tersebut. Cara-cara
Daftar Warisan Dunia tidak akan perlindungan tersebut, diantaranya adalah:
dipertimbangkan apabila situs yang
dinominasikan tidak termasuk dalam 1. Penyediaan payung hukum, seperti
Daftar Tentatif dari negara anggota perlindungan dengan sebuah undang-
tersebut. undang. Kebanyakan negara memiliki
undang-undang perlindungan warisan
3. Badan Penasehat mengevaluasi situs tingkat nasional dan tingkat daerah.
tersebut untuk mengetahui apakah situs Sebuah undang-undang perlindungan
tersebut memenuhi semua persyaratan warisan budaya, yang mempunyai nama
yang telah disebutkan di dalam yang berbeda di negara yang berbeda,
Konvensi Warisan Dunia dan Garis mengizinkan pemerintah untuk
Panduan Operasional dan memberikan menyatakan sebuah situs dilindungi dan
pendapat mereka kepada Komite mengambil langkah hukum terhadap
Warisan Dunia (World Heritage mereka yang secara negatif
Committee). mempengaruhi nilai-nilai budaya
4. Komite Warisan Dunia membuat sebuah situs.
keputusan akhir mengenai pencantuman 2. Intervensi konservasi yang memadai
situs tersebut dalam Daftar Warisan dan tepat. Hal ini memastikan adanya
Dunia. perlindungan fisik atas sebuah situs
Untuk informasi lebih lanjut tentang warisan budaya melalui cara yang
warisan dunia, dapat mengunjungi website berbeda-beda. Namun demikian, adalah
World Heritage Centre di: teramat sangat penting bahwa intervensi
http://whc.unesco.org tersebut dilakukan dengan menghormati
nilai-nilai budaya yang dikandung oleh
situs tersebut.
3. Sistem pengelolaan yang baik.
Perlindungan jangka panjang atas
sebuah situs sangat tergantung pada
adanya sistem pengelolaan warisan yang
baik. Sistem yang demikian meliputi
prosedur dan personel yang mudah
dikenali, yang bertanggung jawab atas
pelestarian dan pengelolaan atas sebuah
Borobudur, salah satu warisan budaya dunia yang dimiliki situs. Untuk menjamin adanya
Indonesia (Foto: Shinta Carolina)
konservasi yang berkelanjutan,
monitoring yang terus menerus atas
Tabel 3-4
Daftar Benda Cagar Budaya Milik Negara di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
NAMA BENDA
NO ALAMAT SURAT KEPUTUSAN
CAGAR BUDAYA
1 Benteng Vredeburg Jl. A. Yani No. 2-4 Keputusan Menteri Pendidikan dan
Yogyakarta Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0224/U/1981 tanggal 15 Juli 1981
2 Kantor Pengurus Jl. P. Diponegoro No. 70 Keputusan Menteri Pendidikan dan
Ikatan Pelajar Yogyakarta Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Indonesia 0777/M/1987 tanggal 5 Desember 1987
3 Markas Tentara Jl. Pakuningratan No. 38 Keputusan Menteri Pendidikan dan
Pelajar Pusat Yogyakarta Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0777/M/1987 tanggal 5 Desember 1987
4 Markas Batalyon Jl. Magelang No. 41 Keputusan Menteri Pendidikan dan
300 Tentara Pelajar Yogyakarta Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0777/M/1987 tanggal 5 Desember 1987
5 Gedung Budi Utomo Jl. A.M. Sangaji No. 38 Keputusan Menteri Pendidikan dan
Yogyakarta Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
132/M/1998 tanggal 16 Juni 1998
6 Situs dan Bangunan Ds. Dawung, Kel. Keputusan Menteri Pendidikan
Ratu Boko Bokoharjo, Kec. dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Prambanan, Kab. Sleman 157/M/1998 tanggal 1 Juli 1998
7 Situs dan Bangunan Ds. Kalibening, Kel. Keputusan Menteri Pendidikan dan
Candi Kalasan Tirtonirmolo, Kec. Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Kalasan, Kab. Sleman 157/M/1998 tanggal 1 Juli 1998
8 Situs dan Bangunan Dk. Klengkong, Kel. Keputusan Menteri Pendidikan dan
Candi Ijo Sambirejo, Kec. Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Prambanan, Kab. Sleman 157/M/1998 tanggal 1 Juli 1998
9 Situs Tamansari Ds. Taman, Kec. Kraton, Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kotamadya Yogyakarta Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
157/M/1998 tanggal 1 Juli 1998
NAMA BENDA
NO ALAMAT SURAT KEPUTUSAN
CAGAR BUDAYA
13 Candi Barong Kel. Sambirejo, Kec. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Prambanan, Kab. Sleman Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
tanggal 26 Maret 2007
14 Candi Sari Kel.Tirtomartani, Kec. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Kalasan, Kab. Sleman Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
tanggal 26 Maret 2007
15 Masjid Mataram Ds. Jagalan, Kec. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Kuno, Kotagede Banguntapan, Kab. Bantul Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
tanggal 26 Maret 2007
16 Masjid Sulthoni dan Jl. Masjid Sulthonain, Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Makam Nitikan Kampung Nitikan, Ds. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Sorosutan, Kec. tanggal 26 Maret 2007
Umbulharjo
17 Klenteng/Vihara Jl. Brigjend Katamso No. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Buddha Prabha 3, Kel. Prawirodirjan, Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Gondomanan Kec. Gondomanan tanggal 26 Maret 2007
18 Gereja Katholik Jl. Bintaran Kidul No. 5, Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Santo Yusup Kampung Bintaran, Kel. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Bintaran Wirogunan, Kec. tanggal 26 Maret 2007
Margangsan
19 Gereja Protestan Jl. A Yani no. 6 Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Marga Mulya Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
tanggal 26 Maret 2007
20 Pendopo Agung Jl. Taman Siswa No. 31- Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Taman Siswa 33, Kel. Margangsan, Kec. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Margangsan tanggal 26 Maret 2007
21 Gedung SMK II Jl. A.M. Sangaji No. 47, Keputusan Menteri Kebudayaan dan
(STM I dan II) Kampung Jetis, Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Kel.Cokrodiningratan, tanggal 26 Maret 2007
Kec. Jetis
22 Gedung SMP Bopkri Jl. Mas Soeharto No. 48, Keputusan Menteri Kebudayaan dan
I Yogyakarta Kel. Tegalpanggung, Kec. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Danurejan tanggal 26 Maret 2007
23 Gedung SMP Bopkri Jl. Sultan Agung No. 2, Keputusan Menteri Kebudayaan dan
II Yogyakarta Kampung Bintaran, Kel. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Wirogunan, Kec. tanggal 26 Maret 2007
Mergangsan
24 Gedung SMA Jl. Wardani No. 2, Kel. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Bopkri I Yogyakarta Kotabaru, Kec. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Gondokusuman tanggal 26 Maret 2007
NAMA BENDA
NO ALAMAT SURAT KEPUTUSAN
CAGAR BUDAYA
25 Gedung SMP Negeri Jl. Prof. DR. Kahar Keputusan Menteri Kebudayaan dan
8 Yogyakarta Mujakir No. 2, Kel. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Terban, Kec. tanggal 26 Maret 2007
Gondokusuman
26 Gedung Sekolah Jl. Reksobayan, Kel. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Dasar Ngupasan Ngupasan, Kec. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
I dan II Yogyakarta Gondokusuman tanggal 26 Maret 2007
27 Gedung Sekolah Jl. Pattimura, Kel. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Dasar Ungaran I Kotabaru, Kec. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Gondokusuman tanggal 26 Maret 2007
28 Stasiun Kereta Api Jl. Pangeran Mangkubumi, Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Tugu Yogyakarta Kel. Sosromenduran, Kec. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Gedongtengen tanggal 26 Maret 2007
31 Rumah Sakit Mata Jl. Teuku Cik Ditiro, No. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
"Dr. Yap" 5, Kel. Terban, Kec. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Gondomanan tanggal 26 Maret 2007
32 Pesanggrahan Jl. Laksda Adisucipto, Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Ambarukmo Kel. Catur Tunggal, Kec. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Depok, Kab. Sleman tanggal 26 Maret 2007
33 Dalem Jayadipuran Jl. Brigjend Katamso No. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
139, Kampung Keparakan, Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Kel. Keparakan, Kec. tanggal 26 Maret 2007
Mergangsan
34 PD. Tarumartani Jl. Bambang Suprapto, Keputusan Menteri Kebudayaan dan
(Pabrik Cerutu) Kel. Baciro, Kec. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Gondokusuman tanggal 26 Maret 2007
NAMA BENDA
NO ALAMAT SURAT KEPUTUSAN
CAGAR BUDAYA
37 Gedung Nasional Jl. Ahmad Yani, Ds. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Perpustakaan Sosrowijayan, Kel. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
Propinsi Sosromenduran, Kec. tanggal 26 Maret 2007
Gedongtengen
38 Apotek Kimia Farma Jl. Ahmad Yani No. 179, Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Cabang Yogyakarta Kel. Sosromenduran, Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
(I) Kec. Gedongtengen tanggal 26 Maret 2007
39 Apotek Kimia Farma Jl. Ahmad Yani No. Keputusan Menteri Kebudayaan dan
Cabang Yogyakarta 121, Kel. Sosromenduran, Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
(II) Kec. Gedongtengen tanggal 26 Maret 2007
40 Taman Wisata Brata Jl. Soga No. 25, Kampung Keputusan Menteri Kebudayaan dan
(Makam Ki Hadjar Celeban, Ds/Kel. Pariwisata RI No. PM. 25/PW.007/MKP/2007
dan Nyi Hadjar Umbulharjo, Kec. tanggal 26 Maret 2007
Dewantara Umbulharjo
Sumber: Jogjakarta Heritage Society
foto-foto yang dimiliki mempunyai nilai seseorang atau sebuah keluarga di dalam
yang tidak sama, karena peristiwa yang pohon silsilah (family tree).
terekam di dalam foto itu pun mempunyai
nilai yang berbeda pula.
banyak pusaka ragawi yang dapat menjadi adalah suatu usaha pencatatan benda cagar
pusaka keluarga. Tidak terbatas pada pusaka budaya baik bergerak maupun tidak
ragawi bergerak seperti yang dicontohkan di bergerak beserta situsnya dalam rangka
atas. Pusaka keluarga dapat juga berupa inventarisasi benda cagar budaya untuk
pusaka ragawi tak bergerak, misalnya kepentingan pelestarian, perencanaan
rumah dan pekarangannya. Banyak juga pengelolaan perlindungan, dan
keluarga yang mempunyai rumah pusaka, pemanfaatannya.
yang umurnya sudah ratusan tahun dan
diturunkan dari generasi ke generasi
berikutnya. Bahkan, pusaka alam pun dapat
menjadi pusaka keluarga, misalnya sawah,
ladang, atau perkebunan. Dengan demikian,
guru mempunyai peluang yang seluas-
luasnya untuk mengembangkan materi
Pusaka Keluarga. Guru dapat mengambil
topik dengan contoh materi pusaka keluarga
berdasarkan pengalaman guru bersangkutan.
Dapat juga memilih contoh hal-hal yang
paling dekat dengan kehidupan siswa di
sekolahnya untuk memenuhi kompetensi
tertentu di sekolah. Apabila guru belum
mendapatkan inspirasi contoh-contoh Meja dan kursi tamu yang bersejarah bagi keluarga dapat
pembelajaran pada Bab IV dapat digunakan dikategorikan sebagai pusaka keluarga (Foto: Suhadi
Hadiwinoto)
sebagai acuan.
Sesuai Undang-undang Republik Pendaftaran benda cagar budaya
Indonesia tahun 1992 tentang Benda Cagar dilakukan pada instansi Pemerintah yang
Budaya, Pusaka Keluarga dapat menjadi bertanggung jawab atas pendaftaran benda
benda cagar budaya. Setiap orang dapat cagar budaya di Kota/Kabupaten tempat
memiliki atau menguasai benda cagar benda cagar budaya tersebut berada.
budaya tertentu dengan tetap
memperhatikan fungsi sosialnya. Yang Pendaftaran disampaikan secara tertulis
dimaksud benda cagar budaya tertentu disini dengan dilengkapi data mengenai :
adalah benda cagar budaya yang tidak a. identitas pemilik;
termasuk kriteria benda cagar budaya milik
negara sebagaimana dijelaskan pada sub- b. riwayat pemilikan benda cagar budaya;
bab di atas. c. jenis, jumlah, bentuk, dan ukuran benda
Benda cagar budaya tertentu ini terdiri cagar budaya.
atas benda cagar budaya yang: Pendaftaran benda cagar budaya yang
a. diperoleh dari keluarga secara turun tidak bergerak, selain memenuhi ketentuan
temurun atau warisan; atau di atas, harus dilengkapi pula dengan
gambar peta situasi benda cagar budaya
b. jumlah untuk setiap jenisnya cukup tersebut berada. Setiap orang yang memiliki
banyak dan sebagian telah dimiliki oleh atau yang menguasai benda cagar budaya
negara. wajib melakukan perlindungan dan
Setiap orang yang memiliki benda cagar pemeliharaan benda cagar budaya yang
budaya wajib mendaftarkannya. Pendaftaran dimiliki atau yang dikuasainya.
Ragam pusaka budaya tak ragawi (Foto 1, 2, 3, 5, 6, 9: Hairus Salim HS; Foto 4: Endo Suanda; Foto 7, 8: Suhadi Hadiwinoto)
Lalu, apa saja yang bisa masuk kategori a) tradisi dan ekspresi lisan, termasuk
pusaka tak ragawi? Kita bisa jejer di sini bahasa sebagai wahana warisan budaya
berbagai jenis seni pertunjukan, makanan, takbenda;
pengobatan, musik, tekstil, permainan anak, b) seni pertunjukan;
bela diri, bahasa, berbagai tradisi lisan, dll. c) adat istiadat masyarakat, ritus, dan
Apa yang umum disebut sebagai local perayaan-perayaan;
wisdom (kearifan lokal) atau local d) pengetahuan dan kebiasaan perilaku
knowledge (pengetahuan lokal) misalnya mengenai alam dan semesta;
adalah kebiasaan masyarakat dalam e) kemahiran kerajinan tradisional.
menjaga lingkungan, memelihara kesehatan,
mengatur sistem sosial, dan lain sebagainya. Konvensi UNESCO tahun 2003 ini
telah diratifikasi oleh Indonesia dengan
Karena sifat kulturalnya itu, tentu menyerahkan instrument of acceptance pada
masih banyak lagi pusaka tak ragawi 15 Oktober 2007 dan Indonesia menjadi
lainnya. Contoh-contohnya pun sangat kaya Negara Pihak konvensi ini pada 15 Januari
dan beragam. Sebagian besar pusaka itu ada 2008. Sebelumnya, pada tanggal 5 Juli 2007,
sekitar kita, bahkan mungkin ada di dalam Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2007
rumah kita. Hanya kita mungkin tidak tentang Pengesahan Convention for the
menyadari dan mengetahuinya, serta bahkan Safeguarding of the Intangible Cultural
tak jarang mengabaikannya. Heritage (Konvensi untuk Perlindungan
Dalam Konvensi UNESCO tentang Warisan Budaya Takbenda) dikeluarkan.
Perlindungan Warisan Budaya Takbenda
(Convention for the Safeguarding of the
Intangible Cultural Heritage) tahun 2003, 3.3.2. MENGAPA & BAGAIMANA
Warisan Budaya Takbenda PUSAKA TAK RAGAWI
didefinisikan sebagai segala praktek, MENGHILANG?
representasi, ekspresi, pengetahuan, Pusaka tak ragawi dapat menghilang
keterampilan (serta instrumen-instrumen, secara perlahan tanpa disadari, apabila tidak
obyek, artefak dan ruang-ruang budaya dipraktekkan atau dilestarikan. Hilangnya
terkait dengannya) yang diakui oleh terjadi karena sebab-sebab yang kompleks:
berbagai komunitas, kelompok, dan politik, sosial, budaya, dan ekonomi.
dalam hal tertentu perseorangan sebagai Prosesnya pun boleh dikatakan tidak
bagian warisan budaya mereka . tunggal dan saling berkait. Beberapa sebab,
Warisan budaya takbenda ini diwariskan baik kultural maupun struktural, bisa
dari generasi ke generasi, dan senantiasa dibentangkan di sini. Pembagian kultural
diciptakan kembali oleh berbagai komunitas maupun struktural hanyalah untuk
dan kelompok sebagai tanggapan mereka memudahkan saja. Pada kenyataannya
terhadap lingkungannya, interaksi mereka sebab-sebabnya bisa keduanya sekaligus:
dengan alam serta sejarahnya, dan 1. (Efek) Modernisasi. Modernisasi
memberikan mereka makna jati diri dan yang artinya serba baru, dengan ukuran dan
keberlanjutan, sehingga mendukung kiblat kepada kebudayaan barat membuat
penghargaan terhadap keanekaragaman beberapa kekayaan pusaka budaya tak
budaya dan daya cipta insani. ragawi dianggap kampungan, jadul, norak,
Sebagaimana didefinisikan dalam artikel dll. Sebaliknya yang barat, pop, diang-
1 Konvensi UNESCO tahun 2003 ini, gap hebat, maju, memiliki gengsi tinggi, dan
warisan budaya takbenda diwujudkan antara lain-lain.
lain di bidang-bidang berikut:
Salah satu dari efek modernisasi yang bahan daun-daun itu dibanding bahan
diiringi di dalamnya dengan globalisasi plastik.
adalah terjadinya homogenisasi dan 4. Meninggalnya orang-orang yang
penunggalan pandangan kebudayaan. Kita ahli. Pusaka budaya tak ragawi juga
bisa ambil contoh misalnya dalam soal terancam musnah karena orang-orang yang
makanan yang bersifat cepat, mudah, dan mengetahui cara membuat, mengolah,
efisien seperti tercermin dalam berbagai memainkan, dan lain-lainnya, meninggal
makanan instant sekarang mendominasi dunia tanpa sempat melakukan regenerasi.
selera banyak orang, padahal banyak efek Di kalangan masyarakat, transmisi keahlian
sampingnya bagi kesehatan dan yang bersifat kultural tradisional ini
pemeliharaan lingkungan. Sama halnya memang berlangsung secara tradisional pula.
dengan selera pada musik, kesenian, gaya Dalam hal ini penting ikhtiar-ikhtiar
berbahasa, dan lainnya. pelestarian seperti revitalisasi, pengajaran
Modernisasi adalah suatu yang penting atau kalau perlu, bahkan pendirian sekolah
dan perlu diikuti, tetapi tidak segala hal yang bertujuan konservasi, dan lain-lainnya.
harus dan perlu diserahkan pada 5. Anggapan tidak adanya nilai
modernisasi. Dengan demikian, dibutuhkan ekonomis. Salah satu pandangan yang juga
suatu sikap yang selektif dan kritis terhadap menjadi penghalang dalam pelestarian
modern(isasi), yang di antaranya adalah pusaka budaya tak ragawi adalah anggapan
dengan membangun kesadaran akan tidak adanya nilai ekonomis (tidak laku
pentingnya menjaga dan memelihara untuk dijual atau dipertontonkan) dari
kekayaan pusaka tak ragawi yang kita miliki. sebagian besar kekayaan budaya tak ragawi
2. Tidak ada rasa bangga pada ini. Pandangan ini jelas dipengaruhi oleh
kebudayaan sendiri. Sebagai bagian dari budaya neoliberalisme yang menganggap
modernisasi yang diterima tanpa pemikiran segala sesuatu mestinya bisa dijual dan
yang bijaksana dapat menyebabkan menghasilkan uang, termasuk aktivitas
munculnya sikap merendahkan dan minder kebudayaan. Harus disadari bahwa sejak
terhadap kekayaan pusaka budaya tak awalnya sebagian besar pusaka budaya tak
ragawi yang dimiliki. Kekayaan budaya ragawi itu tidak bersifat komersial. Festival-
sendiri itu dianggap sebagai kuno, purba, festival keagamaan misalnya sejak mula
dan ketinggalan zaman. Mentalitas seperti digelar sebagai wujud penghormatan, rasa
ini jelas sangat tidak mendukung syukur, dan terima kasih pada alam dan
pemeliharaan dan pelestarian kekayaan Tuhan yang memberkahi. Fungsinya bisa
pusaka tak ragawi. untuk integrasi dan rekonsiliasi sosial.
3. Berkurangnya sumber daya Memang benar bahwa ada sebagian dari
(bahan) alam untuk pembuatan dan kekayaan budaya tak ragawi ini yang bisa
pengolahan pusaka tak ragawi. Sering dijual dan menghasilkan uang, tetapi kita
kekayaan pusaka tak ragawi hilang karena harus hati-hati dengan pikiran ini, karena
tidak atau sulitnya mencari salah satu atau tidak semua bisa dikomersialkan. Setiap
apalagi bahan utama (misalnya, pohonnya usaha komersialisasi, seperti untuk
sudah langka dan jarang ditanam) untuk kepentingan pariwisata, bisa memerosotkan
pembuatannya. Beberapa teknik nilai pusaka tak ragawi itu sendiri, sehingga
membungkus makanan dengan berbagai kehilangan fungsi sosialnya, sirna makna
jenis daun, sudah jarang kita saksikan lagi, spiritualnya, dan terpisah dari
antara lain disebabkan karena terbatasnya masyarakatnya (misalnya, disebabkan oleh
harganya yang mahal).
lisan adalah tradisi tutur yang penyebaran c. Legenda: cerita prosa rakyat yang
dan pewarisannya berlangsung secara lisan, dianggap oleh yang empunya cerita
dari mulut ke mulut, dari generasi ke sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.
generasi, setidaknya lebih dari dua generasi. Oleh karena itu, legenda sering kali
Di kalangan masyarakat yang belum dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk
mengenal aksara, sastra lisan sangat penting, history). Contohnya: legenda Jawa Loro
tetapi itu bukan berarti bahwa di masyarakat Jonggrang yang terkait dengan pendirian
yang sudah mengenal baca tulis, sastra lisan Candi Prambanan.
ini hilang. Pewarisannya tetap dan terus d. Mitos atau mite (myth) adalah cerita
berlangsung hingga kini. prosa rakyat yang tokohnya para dewa
Sastra lisan bersifat anonim, tidak ada atau makhluk setengah dewa yang
pengarang atau penulisnya. Ia jadi kekayaan terjadi di dunia lain pada masa lampau
kolektif suatu masyarakat. Dengan sifat dan dianggap benar-benar terjadi oleh
kelisanannya, ia bisa begitu gampang yang empunya cerita atau penganutnya.
berubah. Antara versi suatu tempat dengan Mitos di Indonesia biasanya mencerita-
tempat lain, antara versi suatu generasi kan tentang terjadinya alam semesta,
dengan generasi sebelumnya, sering ada terjadinya susunan para dewa, tercipta-
perbedaan. Oleh karena itu, suatu tradisi nya manusia pertama, dunia dewata, dan
lisan biasanya memiliki banyak versi dan munculnya suatu jenis makanan sebagai
variasi. Kendati demikian, jika dicermati, makanan pokok. Mengenai mitos
perbedaan itu hanya terletak pada bagian terjadinya padi, dikenal adanya Dewi Sri
luarnya sedangkan bentuk dasarnya tetap yang dianggap sebagai dewi padi orang
sama. Jawa. Penganut Hindu di Jawa Timur
dan Bali misalnya, menganggap Gunung
3.3.6.1. JENIS SASTRA LISAN Semeru sebagai gunung suci Mahameru
atau sedikitnya sebagai Puncak
Ada banyak jenis sastra lisan, seperti Mahameru yang dipindahkan dari India
ungkapan tradisional dan nyanyian rakyat, ke Pulau Jawa.
tapi beberapa yang penting dan utama
darinya adalah: e. Mantra: rangkaian kata-kata yang di-
ucapkan oleh dukun atau pemuka spiri-
a. Dongeng: yang biasanya diceriterakan tual sebagai doa untuk mencapai suatu
kepada anak-anak sebagai pelajaran, maksud.
pada waktu senggang atau sebelum tidur.
Dongeng mengandung pesan moral 3.3.6.2. MEDIASI SASTRA LISAN
yang secara tidak langsung disam-
paikan dan ditanamkan pada anak-anak. Melalui suatu kegiatan pengumpulan
Dongeng bisa sangat efektif sebagai dan penelitian ilmiah, kini banyak dari
media pendidikan anak. kekayaan sastra lisan itu telah dituliskan dan
dicetak dalam suatu laporan riset
b. Hikayat: salah satu bentuk sastra prosa,
pendokumentasian, arsip, buku, majalah,
terutama dalam Bahasa Melayu yang
cergam, komik, dan lainnya. Dengan ada-
berisikan tentang kisah, cerita, dongeng
nya proses penulisan itu, kini kita bisa
maupun sejarah. Umumnya
menikmati kekayaan tradisi lisan dengan
mengisahkan tentang kehebatan maupun
cara membaca dan menyaksikan gambar
kepahlawanan seorang tokoh lengkap
visualnya.
dengan keanehan, kesaktian, dan
mukjizat tokoh utama. Di pihak lain, sastra lisan itu juga
banyak dijadikan bahan seni pertunjukan,
misalnya dijadikan sebagai lakon cerita da- bahasa daerah dan bahasa nasional tidak
lam pementasan teater tradisional (ketoprak, boleh dipertentangkan, karena keduanya
ludruk, dll.) atau kegiatan bercerita secara bersifat komplementar dan saling
lisan seperti dalam kesenian kentrung atau melengkapi.
mendongeng yang banyak mengandalkan Dengan demikian, upaya pelestarikan
kemampuan bermain seni peran secara sastra lisan haruslah dimulai dan tak
monolog. Beberapa bahan sastra lisan juga terpisahkan dari pelestarian bahasa daerah
ada yang direkam, baik secara auditif yang menaungi dan melahirkannya. Caranya
maupun visual, seperti yang kemudian tak ada lain kecuali dengan tetap
muncul dalam bentuk sinetron atau film. Ini mempergunakan bahasa daerah itu dalam
semua merupakan mediasi baru kekayaan komunikasi sehari-hari.
tradisi lisan dalam bentuk non lisan, yang
membuat alur cerita, penokohan, dan Bahasa daerah, yang masih banyak
lainnya seperti telah dibakukan. Kendati menjadi bahasa ibu masyarakat, menjadi
demikian, dengan mediasi itu tidak berarti sarana yang luwes, akrab dan komunikatif
status lisannya telah hilang. Sifat untuk penyampaian pesan-pesan, rekaman
kelisanannya tetap kuat, terbukti dengan sejarah, petunjuk dan aturan tradisi secara
banyaknya versi lisan jenis sastra tersebut lisan, dari orang tua ke anak-anak, dari guru
yang tetap ada dan berkembang. Ini terjadi ke murid, dari pimpinan kepada bawahan,
karena adanya proses reinterpretasi dan dan sebagainya. Keberadaan bahasa daerah
kadang bahkan resistensi terhadap versi inilah di antaranya yang membuat tradisi
yang telah dituliskan/dikomikkan/ difilmkan lisan masih akan terus berkembang dan
tersebut, apalagi ketika sastra lisan itu hidup di samping bahasa tertulis yang
ditampilkan sebagai suatu pertunjukan. bertumpu pada aksara, bahkan di negara
yang sudah sangat maju sekalipun.
3.3.6.3. BAHASA DAERAH &
SASTRA LISAN
3.3.7. AKSARA & SASTRA TERTULIS
Bahan utama sastra lisan adalah bahasa Setelah kehadiran dan pengenalan
itu sendiri. Dengan melihat jumlah 500an aksara, sebagian komunikasi mulai di-
lebih etnik di Nusantara ini, tidak termasuk sampaikan secara tertulis. Demikian juga,
berbagai dialeknya, maka bisa dikatakan penyampaian ajaran, riwayat, pandangan,
bahwa Nusantara memiliki kekayaan sastra dan lain-lain, mulai dikemukakan secara
lisan yang sangat kaya dan beragam, yang tertulis.
tercermin dari banyak dan beragamnya etnik
yang ada. Setiap etnik memiliki bahasa dan Di Indonesia terdapat banyak aksara
dialek lokalnya sendiri, plus berbagai seperti aksara Jawa, aksara Bali, aksara
khazanah tradisi lisan di dalamnya. Bugis, aksara Batak, dan lain lain. Ini
membentuk apa yang disebut sebagai tradisi
Berbagai bahasa daerah itu merupakan tulis seperti yang terpatri di batu-batu
pusaka yang sangat berharga. Dalam bahasa prasasti, daun lontar, batang bambu, dan
terkandung pola pikir, kearifan, dan budaya lain-lain, serta kemudian belakangan di atas
masyarakatnya. Dengan mempelajari bahasa kertas dalam bentuk dokumen, laporan,
kita juga dapat menelusuri perkembangan buku, dll.
dan hubungan antar kelompok masyarakat
itu. Bahasa daerah perlu dipelihara dan Awalnya orang menulis hal-hal se-
dilestarikan di samping Bahasa Indonesia derhana, surat-menyurat, laporan perja-
yang merupakan bahasa persatuan. Antara lanan, berita kerajaan, sampai pada pemi-
kiran falsafah yang sangat rumit. Dahulu setelah abad ke-16 mulai dipengaruhi oleh
tidak banyak orang yang bisa menulis. Yang ajaran Islam.
bisa menulis hanya beberapa pejabat Karya-karya sastra ini merupakan
kerajaan, pemuka agama, atau para kekayaan pusaka yang sangat penting,
cendekiawan yang sangat sedikit jumlahnya. terutama karena nilai-nilai dan isi dari karya
Kebanyakan mereka bekerja dan tinggal di sastra itu, baik yang berisi pandangan etis,
lingkungan keraton dan sekitarnya. ajaran moral dan teologis, maupun catatan-
Ada yang menulis tentang riwayat catatan historis. Naskah-naskah ini terutama
kerajaan dan raja-rajanya. Ada juga yang berupa serat-serat atau babad-babad,
merenung jauh kedepan tentang manusia misalnya: Serat Wiwaha Jarwa.
dan peradabannya. Setelah zaman kerajaan Serat Wiwaha Jarwa digubah tahun
berlalu mulai banyak tulisan tentang 1778 oleh Paku Buwono III yang
kehidupan masyarakat biasa, kehidupan menampilkan diri sebagai raja sekaligus
sehari-hari lingkungan perkotaan dan pendeta, atau raja sekaligus pujangga.
perdesaan. Batas daerah dan batas negara Raden Ngabehi Yosodipuro I (1792-1803)
semakin menghilang, dan komunikasi di tampil sebagai pujangga di lingkungan
antara masyarakat sedunia semakin lancar. Keraton Surakarta. Yosodipuro I menulis
Penyampaian informasi tertulis bisa Babad Giyanti dan menggarap karya
menjangkau masyarakat yang lebih luas. kakawin lama menjadi tembang mocopat.
Pesan tertulis dapat menembus ruang dan Contoh lain adalah Serat Centhini yang
waktu. Pesan itu sampai tidak hanya pada ditulis sekitar tahun 1815 oleh Putra
mereka yang secara langsung mendengar- Mahkota yang kelak menjadi Paku Buwono
nya, atau pada mereka yang mendapatkan- V bersama beberapa pembantunya. Serat
nya melalui para utusan. Pesan dapat Centhini merupakan sebuah kisah
diterima di daerah dan negara yang sangat perjalanan yang merangkum beberapa ilmu
jauh. Pesan juga dapat menembus waktu, dan tuntunan bijak dari berbagai sumber,
menjangkau berbagai generasi pada zaman memasukkan beberapa legenda, cerita
yang berbeda. tentang tempat-tempat dan peninggalan
purbakala, lukisan alam, uraian berbagai
3.3.7.1. NASKAH LAMA
upacara dan seni pertunjukan, dan
Penulisan sastra di Nusantara dimulai sebagainya.
pada abad ke-9. Ketika itu penulisan Ronggowarsito yang hidup pada tahun
dilakukan dalam Bahasa Jawa Kuno dan 1802 sampai 1873 menulis serat yang
aksara Kawi. Pada abad ke-16, terjadi terkenal dengan nama Serat Kalatida.
pergeseran dengan dipakainya Bahasa Jawa Ronggowarsito adalah putra Yosodipuro II
Madya dan aksara Arab Pegon yang atau cucu Yosodipuro I. Istilah Zaman
didasarkan huruf Arab Melayu (Jawi). Pada Edan konon pertama kali diperkenalkan
saat yang sama, aksara Jawa yang oleh Ronggowarsito dalam Serat Kalatida,
didasarkan tulisan Kawi juga masih tetap yang terdiri atas 12 bait tembang Sinom.
dipakai. Kemudian sejak abad ke-20, Salah satu bait yang paling terkenal adalah:
penulisan sastra sudah banyak dilakukan
dalam bahasa Melayu/Indonesia dengan
aksara latin.
Secara historis, karya-karya sastra yang
ditulis sebelum abad ke-16 sangat
dipengaruhi oleh ajaran Hindu, tetapi
Sebuah naskah lama di atas lontar di daerah Bayan, NTB Nama jalan di Denpasar, Bali, menggunakan aksara Bali
(Foto: Hairus Salim HS) (Foto: Hairus Salim HS)
3.3.8. MUSIK
Disamping kata-kata dan kalimat yang
menyampaikan pesan, bunyi, suara, dan
lagu juga dapat menyampaikan pesan dan
perasaan. Orang menggeram, mendehem,
batuk-batuk buatan, tertawa atau menangis,
walau tanpa kata juga dapat dimengerti
pesannya. Musik adalah suatu
pengungkapan kultural yang abstrak. Pesan
itu dapat sangat mendalam dan tajam,
namun tak mesti bisa diterangkan.
Musik pada umumnya dianggap sebagai
Plang sebuah kantor pemerintah di Surakarta
menggunakan aksara Jawa (Foto: Hairus Salim HS) seni atau keindahan. Musik telah
berkembang di semua daerah dan di semua
negara, masing-masing dengan cara dan
penekanannya sendiri dalam penyam-
paiannya. Perkembangan musik banyak
dipengaruhi oleh iklim, situasi lingkungan,
dan tata kehidupan masyarakatnya.
Demikian juga instrumen musik yang
digunakan banyak berbeda dari daerah ke
daerah.
3.3.8.1.MUSIK KARAWITAN
Perangkat gamelan Monggang ada yang di Jawa maupun Indonesia, bahkan telah
berlaras slendro, ada juga yang berlaras tersebar di banyak negara asing.
pelog. Gamelan Ageng memiliki ricikan yang
paling lengkap. Dari perangkat ini dapat
c) Gamelan Carabalen dibentuk perangkat-perangkat gamelan
lainnya dengan komposisi, nama dan
Gamelan Carabalen adalah gamelan dari kegunaan yang bervariasi.
jenis pakurmatan yang paling banyak
dimiliki oleh masyarakat, lembaga, atau
individu di luar keraton. Gamelan ini f) Jenis Perangkat Yang Lain
memiliki fungsi yang pasti, yaitu untuk Di kalangan masyarakat pandhe
menghormati kedatangan tamu, baik dalam gamelan sekarang ini muncul perangkat
upacara keluarga, kerajaan, ataupun gamelan yang disebut gamelan super. Ini
kemasyarakatan. Misalnya: pasar malam, merupakan satu bentuk pengembangan
sekatenan, juga pada hajatan keluarga, ukuran dan jenis.
mantenan, khitanan, syukuran dan
sebagainya. Gamelan Carabalen berlaras Ada pula yang bereksperimen membuat
pelog. gamelan dengan teknik pamor. Ada yang
membuat gamelan cemengan hitam tanpa
dikikir atau dipoles, lalu ada juga gamelan
d) Gamelan Sekaten Mr. Black yang berwarna hitam dan dibuat
Ini satu-satunya perangkat gamelan di dari blek atau kaleng. Ada pula yang
Jawa yang dianggap paling terkait langsung membuat gamelan dari keramik, gamelan
dengan agama Islam. Menurut Rahayu genta, gamelan aluminium, dan sebagainya
Supanggah, di Bali juga terdapat gamelan Disamping itu, beberapa alat musik non
Sekaten atau Sekati, namun kehadirannya gamelan kini juga telah banyak masuk ke
tidak ada sangkut pautnya dengan Islam. tubuh gamelan. Gamelan dengan terompet,
Gamelan ini dipercaya sebagai alat syiar drum set, rebana, tabla, jembe, gondhang,
agama Islam. Nama Sekaten sering biola, keyboard, gitar dan bass elektrik,
dikaitkan dengan kata syahadatain yaitu biwa, erhu, khen, cymbal, bahkan dengan
kalimat syahadat yang wajib diucapkan oleh orkes simfoni dan seterusnya.
setiap orang ketika hendak memeluk agama
Islam.
LARAS
dengan pola jarak yang hampir sama rata. Catatan: Titilaras atau notasi adalah
Susunan dan pola interval diatur sebagai sebuah fenomena yang relatif baru dalam
berikut : dunia karawitan. Karawitan pada dasarnya
I II III IV V i merupakan musik tradisi lisan, dimana cara
menyajikan dan penularannya/
b) Pelog. pewarisannya dilakukan secara lisan atau
Sistem urutan nada-nada yang terdiri oral. Notasi karawitan lebih sebagai alat
dari lima atau tujuh nada dalam satu pengingat atau alat pencatat yang sangat
gembayang dengan menggunakan pola jarak sederhana.
nada yang tidak sama rata, yaitu tiga (atau Dalam proses belajar-mengajar, hampir
lima) jarak dekat dan dua jarak jauh, dengan semua guru memberikan pola-pola yang
susunan dan pola interval diatur sebagai disederhanakan. Notasi digunakan hanya
berikut: sebagai semacam ancer-ancer, yang harus
I II III IV V VI VII i ditafsirkan atau dikembangkan sendiri oleh
siswa sesuai pengalaman dan kreativitas
Laras yang berhubungan dengan rasa siswa.
nikmat, merupakan salah satu tuntutan
estetik dalam suatu sajian karawitan.
Sebagaimana disebutkan oleh Rahayu
Supanggah, Laras memang sangat erat 3.3.8.2. MUSIK KERONCONG
hubungannya dengan rasa. Rasa berkaitan
Keroncong adalah sejenis musik
dengan selera. Selera dapat terbentuk oleh
Indonesia yang memiliki hubungan historis
budaya termasuk tradisi dan kebiasaan
dengan sejenis musik Portugis yang dikenal
lokal.
sebagai fado. Sejarah keroncong di
Demikian pula terhadap laras gamelan. Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad
Tidak ada satupun gamelan di dunia ini ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai
memiliki laras yang sama. Bukan karena melemah di Nusantara.
gamelan-gamelan tersebut dilaras secara
manual, tetapi memang sengaja dilaras
dengan larasan yang berbeda agar
masyarakat mendapatkan karakter gamelan
yang bervariasi dan sesuai selera.
TITILARAS
Maluku. Bentuk awal musik ini disebut hotel-hotel di Indonesia dibangun setelah
moresco, yang diiringi oleh alat musik Perang Dunia I pada tahun 1920 seperti
dawai. Musik keroncong yang berasal dari Hotel Savoy Homan dan Hotel Preanger di
Tugu disebut keroncong Tugu. Bandung, jaringan Grand Hotel di Cirebon,
Dalam perkembangannya, masuk Yogyakarta, Solo, Madiun, Malang, dsb., di
sejumlah unsur tradisional Nusantara, mana pada hotel-hotel tersebut diadakan
seperti penggunaan seruling serta beberapa musik dansa, maka lagu keroncong
komponen gamelan. Pada sekitar abad ke- mengikuti musik dansa asal Amerika,
19 bentuk musik campuran ini sudah terutama dengan panjang 32 birama.
populer di banyak tempat di Nusantara, Keroncong modern (1959 - sekarang).
bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Pada tahun 1959 Yayasan Tetap Segar
Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar Pimpinan Brigjen Sofyar memperkenalkan
tahun 1960-an, dan kemudian meredup Keroncong Pop atau Keroncong Beat, yaitu
akibat masuknya gelombang musik populer sejalan dengan perkembangan musik pop
(musik rock yang berkembang sejak 1950, pada waktu itu dengan pengaruh Rockn
dan berjayanya musik Beatles dan Roll dan Beatles, lagu-lagu Indonesia,
sejenisnya sejak tahun 1961 hingga daerah maupun dari Barat banyak yang
sekarang). kemudian menggunakan irama keroncong.
Meskipun demikian, musik keroncong Misalnya Na So Nang Da Hito (Batak),
masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh Ayam Den Lapeh (Padang), Pileleuyan
berbagai lapisan masyarakat di Indonesia (Sunda), dsb.
dan Malaysia hingga sekarang. Campursari. Pada tahun sekitar 1968 di
daerah Gunung Kidul Yogyakarta musisi
Manthous memperkenalkan apa yang
SEJARAH KERONCONG disebut Campursari, yaitu keroncong
Keroncong tempo doeloe (1880 - 1920) dengan gamelan dan kendang. Selain itu
berlangsung sejak kedatangan bangsa juga dipakai instrumen elektronik seperti
Portugis ke Indonesia sekitar tahun 1600-an bass guitar, electric bass, organ, sampai
tetapi baru berkembang sebagai Musik juga dengan saksofon dan trompet. Musisi
Keroncong pada akhir abad XIX (dengan yang gencar memainkan Campursari adalah
ditemukan Ukulele di Hawai pada tahun Didi Kempot dengan lagu-lagu Stasiun
1879 atau sekitar 1880 hingga sekitar Balapan, Tanjung Emas, Terminal Tirtonadi,
setelah Perang Dunia I 1914-1918). Pada dsb.
waktu itu disebut dengan lagu-lagu
Stamboel: Stamboel I, Stamboel II, dan ALAT-ALAT MUSIK
Stamboel III dengan standar lagu panjang Dalam bentuknya yang paling awal,
16 birama. Contoh lagu Stb I Potong Padi, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti
Stb I Nina Bobo, Stb I Soleram, dsb.; biola, ukulele, serta selo. Perkusi juga
contoh lagu Stb II JaliJali, Stb II Si Jampang, kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam
dlsb.; dan contoh lagu Stb III Kemayoran ini masih dipakai oleh keroncong Tugu,
(hanya ini yang ada). bentuk keroncong yang masih dimainkan
Keroncong abadi (1920 - 1959) oleh komunitas keturunan budak Portugis
berlangsung sejak setelah Perang Dunia I dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu,
1914-1918 (sekitar tahun 1920) hingga Jakarta Utara.
setelah Kemerdekaan (1959). Pada waktu
3.3.9. TARI
kebiasaan duduk dengan cara berjongkok setelah tarian istana boleh dipelajari dan
dimiliki oleh masyarakat dari daerah ditarikan di luar tembok keraton, kini
tertentu yang tidak pernah dikenal oleh bedaya ditarikan oleh siapa saja yang
masyarakat di daerah lain. mempunyai keterampilan menari bedaya.
Dalam tari, tubuh merupakan media Diyakini, bedaya diciptakan oleh Sultan
untuk menari, seperti halnya kanvas Agung, raja Mataram terdahulu. Tari puteri
merupakan media dalam seni lukis, gamelan di keraton selain bedaya adalah srimpi,
dalam karawitan, dan mobil/sepeda motor umumnya ditarikan oleh empat penari puteri.
bagi seorang pembalap. Melalui tubuh, tari Srimpi paling sering dipertunjukkan ketika
bisa menceritakan atau mengungkapkan ada kerabat keraton yang menyelenggarakan
suatu keadaan sosial masyarakat, juga bisa pesta pernikahan.
merupakan ekspresi diri si penari itu sendiri.
Ekspresi diri ini tidak terlepas dari konteks
sosial budaya masyarakat pendukung seni
tarinya. Di Yogyakarta, terutama di desa-
desa, ada tari yang dipentaskan untuk
upacara kesuburan tanah pertanian, yaitu
tari Tayub. Dengan mementaskan Tayub,
masyarakat yakin atau memohon kepada
Tuhan bahwa alam tanah pertanian mereka
akan menjadi lebih subur sehingga panen
berhasil. Jenis tarian yang berkaitan dengan
kesuburan, tidak hanya dipentaskan di desa-
desa di Yogyakarta, tetapi juga di
istana/keraton. Srimpi Anglir Mendhung
Bedaya Harjunawijaya dipentaskan pada saat Tingalan
adalah salah satu contoh tarian meminta Dalem Sultan HB X di Kesultanan Yogyakarta, April
turunnya hujan. 2010 (Foto: Anastasia Melati )
berperang. Dalam menarikan Beksan Di luar keraton, selain tari Tayub seperti
Lawung, penari memainkan senjata yang yang sudah disebutkan di atas, ada tari yang
1
disebut watang atau tombak . Gerakan berfungsi untuk ritual di pedesaan, yaitu
dalam memainkan watang ini disebut untuk bersih desa. Bersih desa adalah
dengan watangan. Memang Beksan Lawung upacara membersihkan segala aliran air,
pertama kali ditarikan oleh kelompok baik yang dibutuhkan untuk mengairi sawah
2 maupun untuk kebutuhan sehari-hari yang
prajurit yang disebut prajurit Nyutra.
disebut dengan Tari Badhut Sinampurna. 4
Tari terkadang tidak bisa lepas sendiri, Sesuai namanya, tarian ini ditarikan oleh
tetapi hadir bersama seni lain, seperti musik, penari yang berias seperti badut, yaitu bedak
teater, dan sastra. Ini tampak pada yang tebal, bahkan dalam badut ini
pertunjukan Wayang Wong (Wayang cenderung belepotan. Dalam
Orang). Di Kesultanan Yogyakarta, Wayang pementasannya, badut sering menggunakan
Wong digunakan sebagai upacara lelucon sekaligus melakukan upacara ritus
3
kenegaraan. Wayang Wong ini pada awal- bersih desa. Cerita yang diambil dalam
nya bagi Mangkubumi, pendiri Kesultanan upacara bersih desa ini adalah cerita
Yogyakarta, dianggap sebagai pusaka, Murwakala, yaitu cerita yang biasanya
sebuah warisan suci. Pertunjukan Wayang digunakan dalam upacara ruwatan.
Wong dikaitkan dengan tuntutan Pangeran
Mangkubumi sebagai penguasa yang sah
dari Mataram.
Pertunjukan Wayang Wong dengan lakon Jitapsara di Selain untuk ritual, tari juga dikenal
Taman Budaya Yogyakarta (Foto: Anastasia Melati )
dalam fungsinya sebagai hiburan bagi
masyarakat. Tari Jathilan, Dolalak, Angguk,
1
Y. Sumandiyo Hadi, Pasang Surut Tari Gambyong merupakan contoh tari yang
Klasik Gaya Yogyakarta: Pembentukan- biasa difungsikan sebagai hiburan. Tari ini
Perkembangan-Mobilitas, Yogyakarta: biasanya dipentaskan di mana saja, di
Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta, 2001,
hlm. 63.
2 4
Ibid., hlm. 31 Badhut Sinampurna sebagai Wahana
3
R.M. Soedarsono, Wayang Wong: Drama Ruwatan di Desa Ploso Kecamatan
Tari Ritual Kenegaraan di Keraton Tegalombo Kabupaten Pacitan, Skripsi pada
Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada Jurusan Tari, Institut Seni Indonesia
University Press, 1990, hlm. 93 Yogyakarta, 1996, hlm. 16
6
Tari kelompok yang dipentaskan di Utan Kayu, Jakarta
I Wayan Dibia, FX Widaryanto, Endo (Foto: Fitri )
Tari kelompok adalah tari yang pementasan Tayub. Ketika Gambyong akan
dimainkan oleh lebih dari dua penari. dimasukkan ke keraton, gerakannya
Biasanya gerakan yang dilakukan lebih diperhalus dengan maksud untuk
sederhana daripada tari tunggal karena disesuaikan dengan kaidah-kaidah keraton.
diperlukan kekompakan. Tari kelompok
adapula yang mempunyai tema, misalnya
sendratari (seni drama dan tari) dan wayang 3.3.10. TEATER TRADISIONAL
7
wong. Jauh sebelum teater dan seni peran
modern masuk ke Indonesia, Nusantara
telah mengenal apa yang disebut sebagai
3.3.9.4. PERUBAHAN TARI teater tradisi. Berbeda dengan teater barat
modern, teater tradisi memiliki kurang lebih
Tari bisa berubah sesuai dengan tempat,
ciri-ciri sebagai berikut:
zaman, dan konteks sosialnya. Pendidikan,
baik formal maupun non formal juga bisa 1. Pemakaian bahasa daerah sebagai
punya andil dalam perubahan tari. medium dialog dan narasinya.
Munculnya institusi pendidikan seperti ISI 2. Bahan cerita biasanya diambil dari
(Institut Seni Indonesia), SMKI (Sekolah cerita-cerita panji, babad, wayang
Menengah Karawitan Indonesia) dan (Mahabharata dan Ramayana), dan juga
sanggar-sanggar tari seperti Padepokan hikayat-hikayat klasik seperti Cerita
Bagong Kussudiardja, Suryo Kencono, dan 1001 Malam, dan lain-lain-nya.
Kembang Sore membuat tari mengalami
perubahan yang terus-menerus sekaligus 3. Dengan sumber cerita seperti di atas,
menyebar. maka fokus cerita berpusat pada
kehidupan sekitar konflik istana/
Perubahan politik sosial juga ikut kerajaan. Hal ini tercermin dari properti
mempengaruhi perubahan tari. Tari Dolalak yang ditampilkan dan busana yang
contohnya. Awalnya, Dolalak menggunakan dikenakan.
busana berupa celana yang sangat pendek
yang biasa disebut dengan short. Ketika 4. Meski demikian, dan mungkin karena
masa-masa awal reformasi tiba, pemuka- alur cerita itu sudah dihapal oleh para
pemuka agama merasa keberatan dengan pemainnya, tidak ada naskah tertulis
busana tersebut sehingga celana Dolalak yang mesti dihapalkan.
diperpanjang sampai selutut. Ketika salah 5. Pada awal permainan, para tokoh dan
satu organisasi Islam di Yogyakarta ingin peran yang akan dimainkan kadang
mementaskan Dolalak, perubahan busana diperkenalkan terlebih dahulu satu
makin tampak dengan dikenakannya celana persatu.
panjang dan jilbab.
6. Ada selingan yang diisi dengan guyonan
Perubahan dalam gaya tari itu sendiri atau lawakan yang kadang terkait tapi
juga pernah terjadi pada Tari Gambyong kadang juga tidak dengan lakon yang
yang disebabkan oleh interaksi pusat ditampilkan.
(keraton) dan daerah pinggiran (desa). Tari
Tidak seluruh ciri seperti tersebut di atas
Gambyong berasal dari desa yang biasanya
ada di dalam teater tradisi. Tapi bisa
dipentaskan untuk pembuka pada
dipastikan dua hingga tiga ciri tersebut ada
di setiap teater tradisi. Setiap daerah
7 memiliki teater tradisinya sendiri, dengan
Ibid. hlm. 106
kekhasannya masing-masing seperti
Mamanda di Kalimantan Selatan dan Timur, wayang kulit yang menggunakan boneka
Lenong di kawasan Betawi/Jakarta, Mendu kulit kerbau yang digerakkan oleh seorang
di Riau, dan lain-lainnya. dalang. Penari dalam wayang orang
memakai pakaian yang sama seperti hiasan-
hiasan pada wayang kulit. Bentuk muka jika
dilihat dari samping juga diusahakan mirip
dengan yang tampak pada wayang kulit.
3.3.10.2. KETOPRAK
pembahasan tentang wayang hampir tanpa oleh ikatan-ikatan keakraban yang kuat,
batas, karena wayang terdiri dari semua kecintaan, juga kemasygulan.
aspek kebudayaan. Dalam artian yang paling luas kata
wayang menjadi berarti sebuah pertunjukan
dramatik, sebuah drama, sebuah tontonan,
dengan lakonnya berupa boneka atau
manusia. Bila digunakan sendiri, dengan
demikian kata wayang berarti sebuah
boneka bayangan atau drama bayangan;
dalam penandaan sebuah pertunjukan yang
lain, istilah kualifikasi yang kedua selalu
mengikuti, seperti contohnya, wayang wong,
sebuah pertunjukan (drama tari) yang
dipertunjukkan oleh manusia, yaitu dengan
aktor-aktor hidup.
SEJARAH
Bagaimana dan kapan wayang kulit
mulai berkembang di Indonesia, tentu sulit
dipastikan. Namun begitu sejarawan Claire
Holt konon menemukan catatan tertua yang
Wayang Potehi (Foto: Shinta Carolina) menguatkan kehadiran pertunjukan wayang
di Jawa Tengah berasal dari tahun 907
Masehi. Sebuah prasasti batu yang
Oleh karena itu, tepat jika untuk
dikeluarkan oleh Raja Balitung menyebut
menerangkan ketidakmampuan kita dalam
mawayang, yang artinya kira-kira
mengatasi sasaran ini keseluruhannya, kita
pertunjukan wayang. Nama dari cerita yang
perlu meminjam kata-kata yang kerap
dipertunjukkan adalah Bimmaya Kumara,
disulukkan oleh sang dalang pada saat
yang barangkali sebuah cerita tentang Bima,
hendak mengakhiri pagelaran: Untuk
pahlawan dari Mahabharata.
meringkasnya, satu malam tak cukup.
Karakterisasi tidaklah selesai dan ada begitu Prasasti tersebut menyatakan bahwa
banyak tirai. Maka dari itu kita putus pertunjukan diselenggarakan bagi para
penyajian ini. dewa. Prasasti juga menunjukkan bahwa
pada awal abad ke-10 satu bentuk wayang
Wayang kulit adalah legenda seni
bersama-sama dengan tari, musik, nyanyian,
pertunjukan tradisional Jawa karena
dan lawakan serta kisah Ramayana dan
merupakan kembaran budaya yang
Mahabharata telah menjadi bagian dari
mempertontonkan realitas kehidupan. Dunia
perayaan-perayaan ritual yang
wayang yang dihuni oleh dewa-dewa, raja-
diselenggarakan oleh raja-raja. Mungkin
raja dan pangeran (yang mulia maupun yang
pertunjukan wayang pada masa Raja
buruk), putri-putri cantik, begawan, para
Balitung bukanlah hal baru, tetapi untuk
guru, abdi dan kurcaci, setan, raksasa,
menunjukkan kapan awal keberadaan
makhluk menakutkan, semuanya merupa-
wayang belum ada cara untuk memastikan.
kan cermin budaya Jawa yang dihimpun
Satu set penuh dari wayang bisa ketenangan. Sebaliknya merah menandai
mencakup sebanyak 300 hingga 400 boneka. nafsu-nafsu yang tak terkendali, serta
Selain kayon (gunungan), figur terbesar keinginan-keinginan.
adalah para raksasa (misalnya, Kumbakarna Emas memiliki fungsi keindahan (dari
dari Ramayana) yang menakutkan. Yang kesatria), status kerajaan atau kepangeranan,
paling kecil adalah beberapa dewa tinggi kebesaran, Putih dikatakan menandai
serta wanita. keturunan bangsawan, muda serta
Ukuran bukanlah tanda kebesaran, tetapi ketampanannya juga. Beberapa orang
lebih pada kekuatan fisik atau keraksasaan, mengatakan bahwa makhluk dengan wajah
kekasaran, serta nafsu yang tak terkendali biru adalah pengecut. Beberapa wayang
sebagai yang dipertentangkan dengan memiliki wajah putih; tetapi warna-warna
penguasaan diri. Sebagian besar figur besar wajah yang lazim adalah hitam, merah dan
berada di sisi kiri, sementara sosok pihak emas.
kanan relatif lebih kecil ukurannya, dengan Peran serta status kesatria tergambar
perkecualian-perkecualian penting pada pada busana dan hiasan kepalanya. Yang
kedua pihak. berambut sederhana, tanpa hiasan biasanya
Pada figur wayang, setiap ciri akan untuk tokoh abdi dalem. Sedangkan hiasan
dihubungkan dengan keistimewaan- mahkota-mahkota yang megah tentu untuk
keistimewaan karakter yang penuh arti. beberapa raja tinggi, putri raja, dan dewa-
Salah satunya adalah wajah, terutama dewa tertentu.
bentuk mata dan hidung. Mata dan hidung Seorang pendeta dapat dikenal dari
memiliki variasi-variasi yang rumit dan sorbannya yang seperti sangka; seorang
penuh arti bagi tokoh-tokohnya. Selain itu, adipati kerajaan dari mahkotanya yang
ada sedikitnya selusin bentuk mulut serta seperti helm; para anggota keluarga
moncong untuk memberi keragaman Pendawa dari gaya rambut mereka yang
berekspresi. menjulang berbentuk gulungan di belakang.
Variabel yang lain adalah postur kepala, Para dewa serta para pendeta suci
yang juga menandai kecenderungan digambarkan mengenakan jubah panjang
temperamental. Kepala yang ditundukkan serta sepatu dengan ujung lancip mencuat.
(tumungkul) menandai bahwa kesatria itu Disamping itu ada perhiasan termasuk
sabar, penuh tanggung jawab (mungkul), cincin, gelang lengan, gelang pergelangan
serta tak mudah gentar (sareh). Lawannya, kaki, kalung dan atribut lainnya juga
kepala yang mendongak (langak) adalah menunjukkan status dan sifat sang tokoh.
potret ketidaksabaran, keagresifan, serta Atribut-atribut ini diberikan hanya kepada
keserakahan. Posisi menengah, lurus figur-figur yang diperkirakan memiliki
(longok) mencirikan tokoh yang lebih netral anugerah Ilahi tertentu atau ketampanan.
dari keragaman corak.
Perangkat yang lain adalah warna.
Secara dasar warna yang digunakan adalah DALANG DAN WAYANGNYA
hitam, putih, emas, dan merah. Perbedaan- Dalang adalah kekuatan sentral dari
perbedaan dari itu merupakan variasi sesuai dunia wayang. Ia juru cerita utama,
kebutuhan. Meski kini penggunaan warna konduktor, dan produser. Ia membawa
mungkin menjadi lebih bebas, namun masih penontonnya menuju ke wilayah-wilayah
ada konsensus penting tentang maknanya. cerita kuno dengan bunyi suluk-nya yang
Hitam dimaksudkan sebagai kematangan, indah. Ia menghidupkan boneka-boneka di
kedewasaan, kebajikan, termasuk tangannya, membuat mereka mencari,
ditempatkan pada slanggan kayu yang diberi menampilkan legenda Panji dan cerita Amir
lubang-lubang. Hamzah.
Biasanya satu set wayang klithik terdiri Beberapa ahli memperkirakan wayang
dari sekitar 50 boneka kayu yang diletakkan golek berasal dari Cina dan berkembang di
di sisi kanan dan kiri layar. Boneka wayang pesisir utara sejak abad ke-17. Masyarakat
klithik dibentuk dan diukir dengan Cirebon mengenal wayang golek menak,
sederhana serta dicat sekedarnya. Diatas demikian pula masyarakat Jepara, Tegal dan
layar digantungkan batik selang locan Kebumen mengenal wayang golek dengan
sebagai simbol permohonan selamat kepada cerita Amir Hamzah.
Tuhan YME.
Wayang kulit mengambil lakon
Mahabharata atau Ramayana, tetapi wayang
klithik menyajikan tokoh-tokoh dari
kerajaan Majapahit. Ia menampilkan tokoh
Suhita Kencana Wungu, salah seorang Ratu
Majapahit pada abad ke 14, Anjasmara,
Damarwulan, dan Minakjinggo
Wayang klithik tumbuh mulai abad ke-
17 dan berkembang dalam gaya
Banyuwangi, Tulungagung, dan Yogya-
karta. Berbeda dengan wayang kulit dan
wayang golek yang masih populer, wayang
klithik sekarang jarang dipentaskan. Wayang Golek (Foto: Suhadi Hadiwinoto)
Diharapkan wayang klithik dapat
dipopulerkan kembali.
Di Jawa Barat berkembang wayang
golek purwa dengan cerita Mahabharata dan
3.3.11.3. WAYANG GOLEK Ramayana. Wayang golek purwa sangat
terkenal di Jawa Barat, lebih dikenal dari
Wayang ini dipertunjukkan dengan pada wayanag kulit. Konstruksi wayang
boneka-boneka dari kayu, bentuknya tiga golek sangat ekspresif dalam menirukan
dimensi, dan diberi busana. Di Jawa Tengah gerak dan tari manusia.
menampilkan lakon tentang seorang
pangeran Arab, yaitu Amir Hamzah, yang
petualangan-petualangannya dihubungkan 3.3.11.4. WAYANG BEBER
dengan karya sastra Jawa Serat Menak. Ini
Pada wayang beber, dalang membe-
berbeda dengan di Jawa Barat (Sunda),
berkan gulungan lukisan adegan wayang
tokoh-tokoh wayang golek juga merupakan
satu demi satu sambil bercerita dan
tokoh-tokoh dari Ramayana dan
mendendangkan lagu pengiring. Dalam satu
Mahabharata.
pertunjukan dalang membeberkan beberapa
Di Jawa Barat, wayang golek begitu gulungan gambar yang masing-masing
popular hingga wayang itu lebih diutamakan menceritakan satu babak dalam lakon itu.
di atas wayang kulit. Selain mengangkat Ceritanya bersumber pada cerita Panji.
lakon-lakon berdasarkan kitab Ramayana Sekarang sudah ada inovasi baru yang
dan Mahabharata, wayang golek Sunda juga menampilkan kehidupan rakyat sehari-hari
Di Solo ada kelompok Wayang Beber karya-karya yang hanya untuk tujuan
Kota yang sejak tahun 2004 menyajikan pemuasan ekspresi pribadi, sementara kriya
wayang beber dalam perspektif kekinian, dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan
menampilkan perubahan dalam masyarakat kemudahan produksi.
dan budaya terutama masalah Lebih jelasnya, ragam seni rupa dapat
perkembangan kota yang terkait dengan dibedakan menjadi sebagai berikut:
keberadaan pusaka budaya. Mereka
mempunyai tiga set gulungan tentang Pasar - Seni rupa murni mencakup seni lukis,
Kumandhang, Lesung Jumengglung, dan patung, seni grafis, seni instalasi, seni
Suluk Banyu. pertunjukan, seni keramik, seni film,
seni koreografi, seni fotografi. Dalam
Salah satu upaya untuk meremajakan buku panduan ini akan dibahas
dan menggairahkan kembali pementasan mengenai seni lukis dan seni patung.
wayang beber adalah dengan menampilkan Jenis lainnya akan dibahas pada
dalang cilik yang membawakan lakon-lakon kesempatan lain.
baru dari kehidupan rakyat biasa sehari-hari.
Jika upaya ini dapat berlanjut diharapkan - Seni kriya mencakup kriya tekstil, kriya
wayang beber dapat bergairah kembali dan keramik, kriya rotan, dan kriya batu.
tampil lestari ke masa depan. Seni kriya akan dibahas dalam sub bab
tersendiri
- Seni desain mencakup arsitektur, desain
interior, desain grafis, desain busana,
desain produk. Karya-karya arsitektur
dari masa lalu kita bahas dalam pusaka
ragawi. Karya desain busana akan
dibahas sub bab seni busana, lainnya
akan dibahas pada kesempatan lain.
A. SENI LUKIS
seorang asisten yang cukup beruntung bisa pada wayang dan kerangka keagamaan
mempelajari melukis gaya Eropa yang kemudian mencakup alam dan kehidupan
dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh nyata dengan beberapa teknik dan gaya baru.
kemudian melanjutkan belajar melukis ke Warna tanah yang dominan pada lukisan
Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang lama kemudian mencakup warna lain yang
pelukis Indonesia yang disegani dan lebih beragam.
menjadi pelukis istana di beberapa negera Pelukis menambahkan kedalaman, dan
Eropa. bayangan pada obyeknya. Pelukis muda
Selanjutnya pelukis tidak ingin hanya banyak menggunakan warna cerah dan
menggambarkan romantisme dan keindahan corak grafis yang berani.
alam saja. Mereka ingin menggunakan seni
lukis untuk mengungkapkan keragaman B. SENI PATUNG
perasaan.
Patung adalah karya tiga dimensional
Ekspresionisme ingin lebih menggu- yang menggambarkan manusia, hewan atau
nakan lukisan sebagai alat mengekspresikan apapun. Patung dapat dipahat, diukir,
pandangan dan perasaan pelukisnya. dibentuk, dicetak, atau dibangun. Patung
Impresionisme ingin menangkap dapat dibuat dari kayu, batu, logam, tanah
gambaran suatu obyek yang sekilas tampak liat, dan sebagainya.
oleh pelukisnya. Mereka menggunakan Pada zaman dahulu banyak dibuat
banyak warna yang umumnya terang dan patung batu yang menggambarkan dewa-
bergairah. Pelukis ingin menyatakannya dewa dan unsur penting dalam keagamaan.
dengan warna yang kuat dengan Berbagai patung itu dapat kita lihat di candi-
mengabaikan detailnya. candi dan bangunan purbakala. Di beberapa
Surealisme ingin menampilkan bentuk- daerah banyak dibuat patung kayu dalam
bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. rangka kegiatan keagamaan. Banyak juga
Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk dibuat patung besi, perunggu, kuningan dan
secara keseluruhan kemudian mengolah lain lain.
setiap bagian tertentu dari objek untuk Dalam perkembangan selanjutnya
menghasilkan sensasi tertentu yang bisa patung tidak hanya dibuat dalam hubungan
dirasakan manusia tanpa harus mengerti keagamaan tetapi juga untuk kegunaan lain
bentuk aslinya. dalam kehidupan manusia. Banyak yang
Kubisme adalah aliran yang cenderung dibuat semata-mata sebagai ekpresi seni.
melakukan usaha abstraksi terhadap objek Ada pula yang dibuat dan digunakan
ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk sebagai unsur hiasan dekoratif
mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu Beberapa pematung Indonesia yang
tokoh terkenal dari aliran ini adalah pelukis banyak berkarya antara lain adalah: Edhi
Perancis Pablo Picasso. Sunarso, Gregorius Sidharta, I Nyoman
Gaya para pelukis Indonesia banyak Nuarta, Dolorosa Sinaga dll.
dipengaruhi oleh berbagai perkembangan
itu. Tokoh-tokoh pelukis Indonesia yang
terkenal di masa lalu antara lain adalah: 3.3.13. SENI KRIYA
Sudjojono, Dullah, Affandi, Hendra Kerajinan atau seni kriya adalah
Gunawan, Agus Djaja dll. kegiatan dimana benda pakai dan benda
Di Bali lukisan tradisional berkembang dekoratif dibuat dengan tangan atau dengan
dan bergeser yang semula lebih terpusat alat sederhana. Biasanya istilah ini terkait
dengan cara tradisional dalam membuat sederhana sampai keahlian yang sangat
barang-barang. Keterampilan perorangan mengagumkan. Kriya sangat terkait dengan
untuk membuat produk itu sangat penting, semangat, ketekunan, keterampilan,
yang erat terkait dengan kebutuhan budaya kegigihan, dedikasi, kreativitas, dan
atau agama. Produk yang dibuat secara keinginan menghasilkan yang terbaik.
masal dengan menggunakan mesin bukan Ketrampilan seorang pengrajin yang
barang kerajinan. telah berpengalaman sangat berharga dan itu
Biasanya yang membedakan kriya dan merupakan pusaka budaya yang sangat
seni adalah tujuan penggunaannya. Produk berharga. Sayang sekali jika seorang
seni kriya dimaksud untuk digunakan atau pengrajin senior beralih profesi menjadi
dipakai lebih dari sekedar benda hias. pedagang kakilima misalnya, karena tidak
Barang kerajinan umumnya merupakan terjamin penghasilannya di bidang seni
hasil kerja tradisional, sebagai bagian dari kriya. Karena itu aspek ekonomi seni kriya
kehidupan sehari-hari, sedangkan seni lebih harus diperhatikan.
dilihat sebagai hobi mengejar kesempurnaan
kreatif. Dalam prakteknya kedua jenis itu
mempunyai banyak persinggungan. 3.3.14. SENI BUSANA
Kriya berkembang ketika ada lembaga Pada zaman dahulu sewaktu manusia
yang memayunginya (seperti keraton), ada masih tinggal di gua-gua dan di pohon
kebutuhan perlengkapan upacara mereka mencoba melindungi tubuhnya dari
keagamaan, ada kebutuhan sehari-hari yang panas, dingin, angin, debu dan lain-lain
selalu menginginkan perbaikan kualitas, dan gangguan dengan membuat pakaian. Pada
ada tenaga terampil, kreativitas, serta waktu mulanya pakaian itu sangat sederhana,
senggang untuk menggarapnya. Jika tidak terbuat dari daun-daun, ilalang, dan ada pula
ada pengguna dan pemerhati yang yang dibuat dari kulit binatang. Mereka juga
membutuhkannya, seni kriya akan menyusut. membuat pakaian dari kulit kayu. Mereka
memilih jenis pohon yang mempunyai serat
panjang. Serat kayu direndam dalam air
supaya lunak lalu dipukul dengan pemukul
batu.dan dibentuk menjadi kain.
Setelah itu berkembang kepandaian
memintal benang dan menenun kain. Pada
situs yang berusia 3000 tahun sudah
ditemukan peninggalan berupa alat-alat
menenun. Kepandaian menenun juga
diterangkan dalam beberapa relief dan
prasasti bersejarah.
Pada relief Candi Borobudur dan
Prambanan sudah digambarkan orang
Seorang ibu membuat perkakas dari gerabah di
memakai pakaian halus yang dirancang
Karangrejo, Magelang, tak jauh dari Borobudur (Foto: Hairus dengan baik. Dalam membuat kain tenun
Salim HS) ada beberapa hal penting yaitu: alat penenun,
keahlian membuat motif-motif tenun,
Seni kriya merupakan bidang kegiatan keahlian membuat benang, dan keahlian
yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat membuat zat warna.
banyak mulai dari tingkat yang sangat
Kain lurik adalah kain tenun dengan printing ini tidak bisa disebut batik karena
hiasan lajur garis membujur yang tidak digarap dengan proses pembatikan.
merupakan motif tenun yang sederhana. Daerah lain juga mempunyai kain
Meskipun sederhana tetapi ia memberi tradisional seperti kain songket di daerah
kesan yang kuat dengan garis-garisnya yang Minangkabau, kain sutera di Sulawesi,
jelas. Di Yogya kain lurik dulu dipakai tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, dan
sebagai pakaian sehari-hari. Di beberapa sebagainya. Kain-kain itu merupakan bahan
daerah kain lurik dipakai untuk upacara yang akan dipotong dan dijahit sesuai
tertentu misalnya upacata tingkeban dan dengan moda dan kebiasaan di daerah
upacara ruwatan. Sekarang penggunaan kain masing-masing. Setiap daerah mempunyai
lurik agak berkurang. gaya busana yang unik.
Kain batik dibuat dengan menutup
bagian-bagian kain putih dengan lilin.Pada
waktu kain diberi warna maka bagian yang 3.3.15. PUSAKA KULINER
terkena lilin itu tidak terkena warna dan
tetap tinggal putih. Dahulu selalu digunakan
MAKANAN DAN KEBUDAYAAN
bahan pewarna alami misalnya indigo atau Makanan dan minuman adalah
kulit mengkudu, kulit pohon tarum dan kebutuhan mendasar manusia. Manusia
sebagainya. membutuhkan makan dan minum untuk bisa
Dalam perkembangan selanjutnya mulai bertahan hidup, dan tanpa makanan dan
dipakai zat kimia untuk pewarna, tetapi minuman manusia akan mati. Secara
sekarang banyak yang ingin kembali pada kultural, makanan dan minuman tidak selalu
zat perwarna alami karena lebih ramah artinya suatu yang bisa dimakan/ diminum
lingkungan. saja. Suatu jenis makanan/minuman yang
Motif batik mempunyai makna tertentu bagi suatu kelompok masyarakat atau
misalnya: pemeluk suatu agama bisa dimakan/
diminum, belum tentu boleh/bisa
- Sido Mulyo bermakna akan menjadi dimakan/diminum oleh kelompok
bahagia dan kaya. masyarakat atau pemeluk agama yang lain
- Sido Dadi bermakna akan hidup karena alasan keagamaan, takhayul
berkecukupan dan berpangkat tinggi. mengenai kesehatan, kebiasaan, dan
kejadian-kejadian tertentu. Dengan
- Satrio Wibowo bermakna akan demikian, ia dianggap bukan makanan/
menjadi orang yang berwibawa. minuman. Seringkali kebudayaanlah yang
- Tikel Asmorodono bermakna akan menentukan apakah sesuatu itu makanan/
semakin dicintai oleh orang lain. minuman atau bukan makanan/minuman.
Batik tulis membutuhkan banyak waktu Makanan dan minuman juga erat kaitan
dan keahlian untuk membuatnya, sehingga dengan lingkungan alam. Unsur apa yang
harganya mahal dan hanya terjangkau oleh menjadi makanan/minuman suatu
mereka yang mampu. Mereka yang tidak masyarakat berkait dengan tanaman apa
begitu mampu kebanyakan memakai kain yang ada dan tumbuh di lingkungan tersebut
cap, yaitu yang menggunakan cap untuk dan juga iklim yang melingkupinya.
menempatkan motif batik itu pada kain. Lingkungan ini membentuk kultur
makanan/minuman suatu bangsa/ kelompok.
Sekarang ada juga tekstil printing yang
menggunakan motif batik. Sebetulnya batik Sifat kultural dari makanan ini makin
luas lagi jika dilihat dari bagaimana
makanan diolah. Ada yang melalui proses 3. Makanan sebagai sebagai ungkapan
pemasakan, peragian (fermentasi), solidaritas kelompok. Dalam suatu
perendaman di dalam garam (marinate), dan masyarakat, makan bersama, baik di
dalam arti yang bebas dari ketiga proses dalam keluarga atau masyarakat,
pengolahan tersebut. Demikian juga dari misalnya dalam acara-acara pernikahan,
bagaimana makanan/minuman disajikan dan syukuran, selametan, dll. Antar teman,
berfungsi di dalam masyarakat. makan/minum bersama bisa berfungsi
sebagai ungkapan solidaritas dan
FUNGSI MAKANAN kesatuan kelompok. Bahkan ada pesta
yang isinya sepenuhnya makan/minum.
Makanan/minuman juga memiliki arti Makan dengan demikian menjadi sarana
sosial dan simbolik. Setidaknya ada empat integrasi, meski ketiadaan makanan bisa
fungsi sosial dan simbolik makanan/ juga mengakibatkan disintegrasi dan
minuman. konflik.
1. Makanan sebagai ungkapan sosial. 4. Makanan dalam upacara. Dalam suatu
Bagi suatu masyarakat, menyajikan upacara/ritual makan-minum bersama
makanan/minuman, cara menyajikan, dan menjadi satu bagian yang penting, entah
jenis yang disajikan bisa menunjukkan di bagian awal, tengah maupun akhirnya.
penghormatan, persahabatan, dan kasih Namun tidak semua makanan/minuman
sayang. Sebaliknya, menerima selalu harus dimakan/diminum dalam
persembahan makanan/minuman itu sebuah upacara. Kadang ada yang
berarti mengakui dan menerima ajakan dijadikan sebagai sesajen dan umbarampe,
dan ungkapan penghormatan, hiasan, dan lain-lain, yang kemudian
persahabatan, dan kasih tersebut. dibuang (dilarung) atau dibiarkan begitu
2. Makanan sebagai identitas. saja, atau kemudian diperebutkan.
Makanan/minuman suatu masyarakat Semuanya ini memiliki makna
merupakan folklor bukan-lisan, yang simboliknya, baik dari segi bahan, warna,
setiap daerah mengaku memiliki jenis, dan penyusunan, serta bentuk
kekhasannya, sehingga tampil sebagai acaranya.
identitas. Sebagai identitas, makanan atau
minuman sering bertaut dengan asal MAKANAN/MINUMAN
(daerah), meski kemudian makanan itu SEBAGAI PUSAKA
telah menyebar, dan kadang tak dikenali
lagi asal dan aslinya. Kita misalnya bisa Makanan/minuman suatu masyarakat
menemukan dua atau lebih jenis makanan merupakan kekayaan pusaka dari
yang pada hakikatnya sama, tapi masyarakat tersebut. Sifat pusaka itu
namanya berbeda-beda. Atau sebaliknya, terbentang dari bahan-bahannya,
namanya sama tapi rasa, bahan-bahan, campurannya, komposisinya, cara
cara mengolah, dan menyajikannya memasaknya, cara membungkus/
berbeda satu sama lain. Ketika tidak bisa menyajikannya, dan konteks kehadiran
lagi ditentukan keasliannya, maka makanan tersebut, dll. Pusaka itu tidak
makanan dan minuman bisa menjadi menunjuk pada jenis makanan itu saja,
contoh yang menarik yang mencerminkan tapi juga pada pengetahuan dan
adanya interaksi dan saling pengaruh keterampilan mengolah dan memasak
antar masyarakat. makanan tersebut, serta fungsi sosial dan
simbolik dari makanan dan minuman
tersebut.
Jamu dapat kita dapatkan dari para Di samping membeli dari mbok penjual
penjual jamu yang menjajakan jamunya jamu gendong ada juga yang membeli jamu
berkeliling ke kampung-kampung sambil kemasan produksi pabrik. Jamu buatan
menggendong bakul berisi botol-botol jamu. pabrik memang lebih lengkap dan bervariasi.
Banyak warga pedesaan dan perkampungan Salah satu kelebihannya adalah bahan-
membeli jamu gendong karena praktis bahan jamu itu ditakar dengan teliti
dan murah. perbandingannya sehingga terhindar dari
kemungkinan kelebihan atau kekurangan
salah satu ramuannya. Proses di pabrik juga
lebih terjaga kebersihannya terbebas dari
kotoran dan kuman-kuman. Meskipun
demikian banyak warga yang suka membeli
jamu gendong karena terasa lebih segar, dan
tentu saja karena lebih murah dan mudah
didapat.
Sekarang sudah banyak jamu tradisional
yang dibuat di pabrik dengan takaran dan
proses pembuatan yang lebih cermat.
Di samping jamu untuk diminum, ada
juga ramuan untuk kecantikan dan
perawatan tubuh, untuk mandi lulur,
pengharum tubuh, perawatan rambut dan
sebagainya. Di zaman dahulu banyak putri-
putri merawat kecantikan di rumah dengan
bahan-bahan alami tanpa harus pergi ke
salon kecantikan. Mereka mempunyai
banyak kearifan untuk membangun
kecantikan lahir batin.
Jamu tidak hanya dipakai di dalam
Seorang ibu sedang mengolah ramuan jamu (Foto: Shinta
Carolina) negeri atau di lingkungan pedesaan, tetapi
sudah banyak juga yang diekspor. Hal ini
banyak dipengaruhi oleh konsep back to
nature di mana manusia ingin kembali
kepada penyelesaian alamiah yang
dikembangkan dari kearifan masyarakat
tradisional. Indonesia memiliki lebih dari
40.000 jenis jamu tradisional.
Masyarakat tradisional juga mengenal
pengobatan alternatif di luar pengobatan
medis yang kita kenal sekarang. Pengobatan
dilakukan oleh orang pintar yang
mengatasi salah urat, patah tulang, penyakit
dalam dan beberapa penyakit yang sudah
menahun. Ada yang mengobati dengan
Menikmati jamu gendong keliling (Foto: Hairus Salim HS)
penanganan fisik dan ramuan obat, ada pula
yang lebih menekankan pada doa dan
kekuatan spiritual. Dalam hal ini faktor - Jeruk nipis: buahnya bisa berkhasiat
keyakinan dan sugesti memegang peranan menyembuhkan demam, batuk kronis,
penting. Di beberapa tempat, pengobatan flu ringan, kurang darah, menghentikan
tradisional kadang disertai dengan upacara kebiasaan merokok, menghilangkan bau
doa yang lama, panjang, dan penuh ketiak yang tidak sedap, menyegarkan
kekhusyukan. tubuh, dan memperlancar buang air
kecil.
APOTIK HIDUP
- Kecubung: bijinya bisa mengobati sakit
Beberapa tahun yang lalu pemerintah asma, bisul, dan wasir.
menganjurkan masyarakat untuk menanam - Jahe: rimpangnya bisa menjadi
di pekarangan masing-masing berbagai penghangat badan, melegakan lambung,
tumbuhan yang berkhasiat untuk obat. pencahar, peluluh masuk angin dll.
Halaman yang ditanami dengan tumbuhan
Demikian beberapa contoh tanaman dan
untuk obat disebut juga apotik hidup.
bagian-bagiannya yang berkhasiat. Kadang-
Apotik hidup sangat berguna untuk keluarga
kadang satu tanaman memiliki banyak
yang kebetulan memerlukan obat sederhana
khasiat, hanya berbeda bagiannya saja.
untuk batuk, pilek, sakit perut, demam, dan
Sebagai contoh: daun pepaya berkhasiat
sebagainya.
menyembuhkan demam dan disentri, tapi
Beberapa tumbuhan yang banyak bagian akarnya diyakini bisa menjadi obat
digunakan untuk bahan obat tradisional dan cacing.
bisa ditanam di pekarangan depan, samping
atau belakang rumah adalah jahe, kencur,
kunyit, lempuyang, temulawak, lengkuas,
ceplukan, nyamplung, jeruk nipis, adas,
brotowali, secang, kayumanis, melati, bunga
alang-alang, dan lain-lain.
Sebagian dari tanaman itu tidak
memerlukan pemeliharaan yang serius.
Cukup disiram air dengan rutin dan
kemudian dibiarkan bisa tumbuh begitu saja.
Tetapi sebagian lain memerlukan
pengetahuan cara menanam dan
pemeliharaan yang serius, agar tanaman
tersebut tumbuh subur.
Warung jamu godhog (Foto: Hairus Salim)
Tentu saja diperlukan pengetahuan
bagian apa dari tanaman-tanaman tersebut
yang bermanfaat. Sebagai contoh di bawah Tentu saja dibutuhkan pengetahuan
ini beberapa pengetahuan sederhana khasiat lebih lanjut bagaimana mengolah,
suatu tanaman dan bagian mana yang mencampur dan meracik bahan tersebut,
berkhasiat: serta mengatur komposisinya. Hal ini bisa
dibaca dari buku-buku petunjuk mengenai
- Kayu manis: kulit batangnya bisa obat dan pengobatan tradisional atau bisa
mengobati batuk, sesak napas, nyeri juga bertanya kepada para orang tua yang
lambung, diare, rematik, perut kembung, biasanya memiliki pengalaman dan
rematik, dan menghangatkan lambung.
pengetahuan mengenai khasiat dan cara keserasian antara wirama, wiraga, dan
pengolahan tanaman menjadi obat. wirasa. Karena itu, di beberapa daerah,
Pengetahuan tentang obat dan gerak bela diri ini diikuti dengan iringan
pengobatan merupakan pusaka budaya yang musik gendang yang khas dan hadir
sangat berharga yang telah dikembangkan dalam mengisi acara sosial seperti pesta
selama ratusan tahun sejak dahulu. Bahkan panen, perayaan tujuhbelasan,
sebelum ilmu kedokteran dan industri perkawinan, dll. Beberapa tarian, baik
farmasi berkembang, pengetahuan ini telah yang tradisi maupun modern, banyak juga
dipahami oleh masyarakat tradisional. mengambil dari gerak pencak silat.
Banyak juga pemahaman tradisional yang b. Sebagai olah raga, pencak silat
belum dapat dijangkau oleh analisis ilmiah mengutamakan kegiatan jasmani, agar
ilmu pengetahuan masa kini. Oleh karena mendapatkan kebugaran, kesehatan, dan
itu, pusaka budaya ini perlu dipelihara, prestasi. Sebagai catatan, sejak akhir
dilestarikan dan terus dikembangkan. 1970-an, pencak silat menjadi olah raga
yang dipertandingkan di tingkat regional,
nasional, maupun internasional.
3.3.17. SENI BELA DIRI
c. Sebagai olah batin, pencak silat lebih
Sesuai dengan namanya, seni bela diri banyak menitikberatkan pembentukan
berawal dari upaya membela diri dari sikap dan watak kepribadian pesilat yang
serangan musuh baik dalam perkelahian sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur.
satu lawan satu, perkelahian kelompok, Selain menguasai gerak, tuntutannya juga
maupun dalam perang. Jurus-jurus gerakan adalah menghayati dan mengamalkan
dalam bela diri disusun dalam suatu urutan nilai-nilai luhur dan sopan santun sebagai
runtun yang terstruktur. Tiap jurus efektif etika masyarakat persilatan.
untuk mengatasi keadaan tertentu. d. Sebagai bela diri, pencak silat
Di Indonesia, nama umum untuk seni dipertunjukkan untuk memperkuat naluri
bela diri adalah pencak silat. Tetapi daerah- manusia untuk membela diri dari
daerah memiliki namanya sendiri-sendiri berbagai ancaman dan bahaya. Untuk
seperti silek atau gayuang di Sumatera Barat, mencapai tujuan ini, taktik dan teknik
maempok di Jawa Barat, penca di Jawa yang dipergunakan oleh pesilat
Tengah dan Timur, bamancek di mengutamakan efektivitas dalam
Kalimantan Timur, mancak di Madura dan menjamin keamanan fisik, jika perlu
Bawean, mancak atau encak di Bali, mpaa dengan mendahulukan serangan
sila di Dompu, Nusa Tenggara Barat, dan lawannya.
lain-lain. Hal ini menunjukkan adanya Pencak silat memiliki banyak aliran dan
kesamaan tapi sekaligus juga perbedaan. pengajaran yang khusus. Untuk
Pencak silat ini memiliki beragam aspek mengembangkan pencak silat, aliran-aliran
dan komponen. Beragam aspek dan ini mendirikan perguruan-perguruan yang
komponen ini mencerminkan juga mengajak pencak itu kepada murid yang
bagaimana pencak silat ini diambil telah teruji sikap dan perilakunya.
manfaatnya. Sekarang pelajaran bela diri lebih
a. Sebagai seni, pencak silat merupakan terbuka dan dapat dipelajari melalui buku-
wujud kebudayaan dalam bentuk kaidah buku. Meskipun demikian sebaiknya bela
gerak dan irama, yang tunduk pada diri dipelajari melalui perguruan yang baik
keselerasan, keseimbangan, dan dengan guru-guru yang berkualitas karena
jurus-jurus silat sangat kompleks dan dapat Beberapa aliran silat terkait dengan
berbahaya jika salah menerapkannya. agama atau kepercayaan tertentu. Selain
Belajar silat tanpa guru dapat memanfaatkan gerakan dan tenaga jasmani,
membahayakan diri sendiri dan orang lain. banyak juga yang menggunakan tenaga
batin yang dilatih secara khusus sehingga
mencapai kemampuan yang sulit
diterangkan dengan nalar biasa. Dengan
kemampuan istimewa ini maka disiplin,
pengendalian diri, menjaga kehormatan,
menghormati sesama manusia dan makhluk
Tuhan, kesederhanaan dan sopan santun
menjadi sangat penting. Pencak silat ada
yang mengandalkan tangan kosong, ada
pula yang menggunakan senjata seperti
pisau, pedang, tombak, tongkat, rantai dan
sebagainya. Perguruan yang terkait dengan
aliran spiritual biasanya tidak menggunakan
senjata tetapi lebih mengutamakan tenaga
Silat Bali (Foto: Suhadi Hadiwinoto) batin.
Biasanya seorang ahli silat terlihat
sebagai seorang manusia biasa, tidak pernah
memperlihatkan kepandaiannya, tidak
pernah menyombongkan dirinya. Mereka
yang masih di tingkat rendah kadang-
kadang menonjolkan bahwa ia bisa bersilat.
Selain pencak silat, di Nusantara juga
banyak terdapat beragam aliran silat atau
bela diri dari negara lain seperti karate, tae
kwon do, yudo, aikido, jujitsu, dan lain-lain.
Jenis-jenis bela diri ini eksis di Indonesia
dan mendapat banyak sambutan. Ada
baiknya untuk memahami dan
Debus, mengandung unsur silat (Foto: Endo Suanda) memperhatikan keberadaan barbagai aliran
itu untuk mengembangkan wawasan dan
Di perguruan silat tidak hanya diajarkan menyadari bahwa di dunia ini ada banyak
jurus-jurus fisik tetapi juga latihan kejiwaan upaya untuk mempelajari dan
bagaimana mengendalikan diri, menahan mengembangkan teknik bela diri yang juga
nafsu amarah, tidak menyombongkan ilmu baik untuk kesehatan dan latihan kejiwaan.
dan sebagainya. Seorang murid boleh
meningkat pelajaran gerak fisiknya jika
kemampuan kejiwaannya telah meningkat 3.3.18. DOLANAN (PERMAINAN
juga. Meskipun seorang sangat terampil ANAK-ANAK)
dalam gerak fisiknya tetapi ia tidak dapat
mencapai puncak tertinggi jika ia belum Bermain bisa disebut sebagai kebutuhan
matang secara mental. mendasar bagi anak-anak. Bermain atau
dolanan sangat lekat dengan kehidupan
sehari-hari anak-anak di Yogyakarta, sejak
anak masih bayi. Bermain juga merupakan 2. Permainan dengan latihan bahasa, yaitu
sifat kehidupan anak-anak karena anak-anak permainan anak yang berupa percakapan
umumnya selalu suka bermain. Hal ini bisa atau teka-teki (misalnya Sobyung)
diartikan bahwa anak yang sehat adalah 3. Permainan untuk melatih panca indera.
anak yang senang bermain. Bagi anak, Permainan ini secara tanpa disadari
bermain adalah bersenang-senang, bukan untuk menajamkan alat penglihatan,
untuk mengisi waktu luang, karena bermain penciuman, dan pendengaran. Misalnya
menyatu dengan diri anak. dakon, jethungan atau jelungan, engklek,
Permainan bisa hasil ciptaan anak main kelereng, adu gambar, main
sendiri, hasil penerusan dari permainan bayang-bayangan dengan telapak tangan
yang terdahulu yang dilakukan oleh kakak- seperti bayangan kelinci atau kijang.
kakaknya, atau kreasi dari orang dewasa. 4. Permainan yang mencoba kekuatan dan
Meski diciptakan oleh orang dewasa, untuk kecakapan. Permainan ini secara tanpa
tujuan pendidikan, permainan bagi anak- disadari melatih kekuatan dan
anak haruslah menyenangkan karena kecakapan jasmani. Misalnya egrang,
kegembiraan adalah pupuk bagi tumbuhnya blarak-blarak sempal, dan gobag sodor.
jiwa anak. Permainan juga harus memberi
kesempatan kepada anak untuk berfantasi,
tidak sekedar meniru belaka.
Anak mempunyai banyak sekali bentuk
permainan, bahkan tak terhitung jumlah dan
bentuknya. Bila dikategorikan secara bebas,
permainan anak-anak bisa terbagi paling
tidak dalam lima kategori, yaitu:
1. Permainan dengan menyanyi.
Permainan dengan menyanyi ini bisa
semata-mata lagu yang menjadi
pokoknya (misalnya Padang Bulan),
bisa juga lagu yang disertai gerak
permainan (misalnya Cublak-cublak
Suweng dan Jamuran)
3.3.18.1. FUNGSI DOLANAN dan siapa yang kalah. Dalam hal ini, anak
berlatih untuk berjiwa sportif. Anak juga
SECARA SOSIAL berlatih disiplin diri, ketertiban dalam
Kata-kata manusia adalah makhluk menaati aturan permainan, membiasakan
sosial sering sekali kita dengar. Secara sikap awas dan waspada, serta siap sedia
sosial, anak membutuhkan orang lain, dalam menghadapi segala keadaan dan peristiwa.
hal ini teman-temannya, untuk bergaul.
Dengan bersama teman-temannya, anak
mendapatkan penerimaan diri, penghargaan
diri, pemenuhan diri.
Dengan bergaul dengan teman-
temannya, anak menjadi terlatih untuk
mengenalkan dirinya; melihat perbedaan
antara dirinya dengan orang lain, baik
perbedaan secara fisik maupun pandangan
hidup; dan mencari strategi agar bisa
diterima lingkungannya. Intinya, dengan
bergaul, anak berlatih untuk bisa menguasai
dirinya sendiri, mendidik perasaan diri dan Belajar bersosialisasi dan bertindak sportif melalui
sosial, menyadari kekuatan orang lain bermain (Foto: Shinta Carolina)
sekaligus kelemahannya, dan melakukan
siasat yang tepat serta bijaksana ketika Permainan anak-anak membiasakan
bergaul. berpikir riil serta menghilangkan rasa
Permainan uyak-uyakan atau berkejar- keseganan atau gampang putus asa. Dolanan
kejaran mendidik anak untuk menyadari melatih anak untuk terus sanggup berjuang
kekuatan dan kelemahan diri sendiri, sampai tercapai tujuannya.
sekaligus kekuatan dan kelemahan teman-
temannya. Selain itu, uyak-uyakan juga
melatih kekuatan dan meningkatkan SECARA KULTURAL
kesehatan tubuh. Permainan anak yang telah disebutkan
Permainan unclang mendidik anak di atas erat dengan lingkungan alam sekitar
untuk seksama, cekatan, dan manajamkan anak-anak. Secara kultural, dengan bermian
penglihatan. Latihan perhitungan dan anak mengenal lingkungan sekitarnya. Alat
perkiraan ada pada permainan dakon dan yang digunakan untuk bermain atau
cublak-cublak suweng. Gobag sodor melatih bersenang-senang selalu yang ada di sekitar
kekuatan jasmani, keberanian, ketajaman anak-anak. Permainan dakon yang sangat
penglihatan, dan melakukan perkiraan. dikenal oleh anak-anak itu umumnya
menggunakan kerikil untuk memainkan
Kebiasaan untuk melakukan adaptasi permainan dakon. Anak di lingkungan yang
terhadap lingkungan baru juga terlatih mempunyai pohon sawo kecik, akan
dengan berbagai macam permainan yang memanfaatkan bijinya untuk bermain dakon.
dimainkan anak dan bermacam-macam Pohon sawo kecik ini biasanya banyak
karakter teman yang bermain dengannya. ditemukan di rumah-rumah kalangan
Anak juga terlatih menguasai diri sendiri, bangsawan di Yogyakarta.
terutama dalam permainan yang pada
akhirnya ada penentuan siapa yang menang
3.3.19. FESTIVAL TRADISIONAL dan ada juga yang religius. Ada yang
berbasis di pedesaan ada yang di daerah
Masyarakat secara umum pasti sudah
perkotaan. Yang berbasis di pedesaan
mengenal festival. Sebagian besar mereka,
biasanya berpusat pada upacara-upacara
langsung maupun tidak langsung,
kesuburan seperti berbagai upacara bersih
setidaknya pernah menyaksikan festival,
desa atau pesta panen, sedangkan di daerah
karena festival sebagai peristiwa dan
perkotaan umumnya berkait pada ucapan
fenomena sosial selalu ada di semua
syukur pada Tuhan atas kemakmuran yang
kebudayaan di dunia. Oleh karena itu,
diberikan.
bukan tidak mungkin, sebagian besar
mereka bahkan pernah mengikuti sebuah Ritus-ritus peralihan adalah upacara-
festival. upacara yang berkait dengan perjalanan
penting seseorang dalam menjalani hidup,
Apakah festival itu? Festival memang
mulai kelahiran, perkawinan, hingga
memiliki banyak pengertian, misalnya
kematian. Dalam masyarakat Jawa ada
sebagai pasar atau sebuah peristiwa budaya
beberapa peristiwa dalam kehidupan
yang terdiri dari serangkaian pertunjukan
keluarga yang diperingati dengan upacara
seni. Kita tentu pernah mendengar istilah
antara lain: tujuh bulan kehamilan,
Festival Komputer yang artinya pasar
kelahiran bayi, turun tanah, khitanan,
penjualan berbagai komputer dan suku
perkawinan, kematian, dan selamatan
cadangnya, serta berbagai hal yang berkait
setelah 7 hari, 40 hari, 100 hari dan 1000
dengan dunia komputer. Kita pun pasti
hari meninggal. Ada yang menjalankan
akrab dengan istilah Festival Kesenian
semua upacara itu, ada pula yang
Yogyakarta (FKY), yang artinya
melakukan beberapa upacara yang dianggap
serangkaian pertunjukan seni dari berbagai
penting saja. Berbagai upacara itu pada
bidang, yang berlangsung setahun sekali
intinya adalah doa permohonan kepada
selama hampir satu bulan di daerah
Sang Pencipta semoga mendapat berkah
Yogyakarta.
keselamatan, kebahagiaan, dan
Tetapi ada pengertian lain dari festival, kesejahteraan. Upacara itu penuh dengan
yaitu: simbol-simbol yang dipakai sejak dahulu.
1). Sebuah pesta perayaan, baik bersifat Upacara peringatan kelahiran tokoh
sakral maupun profan, yang ditandai dengan atau peristiwa. Salah satu festival berupa
berbagai prosesi khusus; dan upacara peringatan kelahiran tokoh atau
2). Sebuah perayaan tahunan untuk peristiwa yang penting dicatat dan diketahui
memperingati seorang tokoh terkemuka atau adalah festival-festival keagamaan, artinya
peristiwa penting bersejarah, atau ucapan upacara atau pesta yang dipengaruhi oleh
rasa syukur terhadap hasil panen. Dengan kehadiran agama-agama atau berkait dengan
demikian, festival pada dasarnya adalah perayaan keagamaan. Umat Islam misalnya
sebuah perayaan atau upacara. Nusantara mengenal upacara-upacara maulid, yakni
memiliki banyak bentuk perayaan atau perayaan untuk memperingati hari kelahiran
upacara tradisional ini. Nabi Muhammad. Sedangkan umat Katolik
misalnya memiliki upacara tahunan Paskah
JENIS FESTIVAL dan warga Tionghoa mengenal Peh Cung.
Upacara syukur dan terima kasih.
Dilihat dari bentuknya, maka festival Upacara ini berkaitan dengan ucapan terima
bisa dibeda-bedakan menurut tempat, sifat, kasih kepada Tuhan YME dan alam.
dan tujuannya. Ada yang bersifat sekuler Misalnya upacara labuhan yang diadakan
masyarakat nelayan, upacara merti desa Selain keluarga, festival juga mampu
yang diadakan masyarakat desa dengan menghimpun berbagai kalangan masyarakat
bergotong royong membersihkan kali atau yang berbeda-beda latar belakang untuk
kampung, atau pesta panen yang diadakan hadir pada festival, terutama sebagai
seusai panen, serta banyak upacara-upacara penonton dan pengunjung. Berhubung
lainnya. festival tak jarang menghadirkan
pertunjukan-pertunjukan seni, atau arak-
FUNGSI FESTIVAL arakan yang unik dan menarik, atau
penjualan-penjualan suatu benda tertentu,
Festival memiliki banyak fungsi dan festival tak jarang juga mengundang
tujuan. Baik fungsi dan tujuan di dalam kehadiran orang yang bukan pengikut dari
dirinya maupun makna dan tujuan yang agama atau masyarakat yang
merupakan akibat tidak langsung dari menyelenggarakan festival tersebut.
diadakannya perayaan festival tersebut. Misalnya, pasar sekaten dihadiri banyak
Fungsi utama sebuah festival keagamaan kalangan, baik yang muslim maupun non
tentu adalah sarana ritual. Tetapi di luar itu, muslim. Upacara Peh Cun, dengan
setidaknya ada tiga fungsinya lagi: 1). pertunjukan baronsai dan liongnya, akan
Pewarisan Nilai, 2). Integrasi Sosial, dan 3). mengundang kehadiran banyak warga yang
Wisata Budaya. bukan keturunan Tionghoa. Festival di sini
Pewarisan Nilai. Festival berfungsi secara tidak langsung juga menjadi sarana
untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan integrasi sosial yang lebih luas.
sosial. Di dalam festival terdapat banyak Wisata Budaya. Pemerintah daerah
prosesi, yang di antaranya mengandung sering menjadikan festival sebagai sarana
pengajaran dan pewarisan nilai-nilai moral untuk mendatangkan para turis, baik
dan sosial. domestik maupun internasional, untuk
Festival untuk mengenang dan menonton dan menyaksikan festival.
menghormati seorang tokoh yang dianggap Keunikan sebuah festival memang
suci, saleh, dan baik, tentu saja memungkinkannya untuk dijual sebagai
dimaksudkan terutama agar orang bisa tontonan. Oleh karena itu, festival sering
meneladani dan meniru kesalehan dan dimasukkan dalam kalender program
kebaikan sang tokoh tersebut. pemerintah, terutama oleh bagian pariwisata.
Integrasi Sosial. Jika fungsi yang Dari satu segi, ini sangat mengun-
pertama itu dipetik oleh mereka yang tungkan. Karena penyelenggaraan sebuah
mengikuti festival, maka fungsi lain dari festival yang biasanya membutuhkan
festival adalah kemampuannya untuk pembeayaan yang besar bisa terselenggara
mengumpulkan anggota keluarga yang karena sokongan dana dari pemerintah atau
terpisah-pisah. sponsor. Festival juga dipublikasikan secara
luas, melewati batas-batas daerah di mana
Penyelenggaraan sebuah festival
festival itu sebelumnya dikenal. Festival
keagamaan biasanya akan mengundang
menjadi salah satu alat penarik bagi
kehadiran seluruh keluarga. Bahkan
kedatangan wisatawan.
keluarga yang tinggal jauh akan datang
untuk mengikuti festival. Yang tak pernah FESTIVAL SEBAGAI KEKAYAAN
berjumpa, jadi berjumpa. Yang bersengketa, PUSAKA BUDAYA
jadi damai. Yang damai jadi lebih rekat lagi.
Festival dengan demikian menjadi alat Festival menjadi kekayaan pusaka
pemersatu sosial. budaya yang harus dipelihara dan
Pada masa sekarang, orang tidak lagi digunakan oleh orang biasa disebut
menggunakan keris sebagai senjata. Keris mutitanah.
lebih lazim digunakan sebagai sipat kandel,
yaitu benda yang dipercaya dapat
memberikan berbagai sugesti positif.
Kepercayaan masyarakat akan hal tersebut
masih hidup dengan subur. Keris tetap
menduduki posisi yang penting sebagai
pusaka dan keberlanjutan dari tradisi
menurunkan keris kepada anak cucu masih
dipraktekkan.
tercipta keharmonisan antara lingkungan jenis saujana yang dimiliki DIY, sesuai
alam dan kehidupan manusia yang dengan karakter kawasan yang ada, antara
berkualitas. lain:
Kawasan pantai
3.4.2. PUSAKA SAUJANA DI DIY Kawasan pegunungan
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki Kawasan pertanian
kawasan-kawasan yang bernilai pusaka
saujana, terutama kawasan perdesaan yang
masih banyak bersifat alami. Ada beberapa
Plawangan yang merupakan bagian dari menjadi cikal bakal pola kota Yogyakarta
kawasan wisata Kaliurang. Gunung Merapi sampai saat ini.
juga merupakan sumber lebih dari 100 mata Laut Selatan, dengan demikian,
air yang airnya mengalir menjadi Sungai mempunyai arti sangat besar bagi kehidupan
Boyong, Sungai Gendol, Sungai Kuning, kerajaan dan masyarakat sejak jaman dulu.
dan Sungai Krasak yang semuanya Laut Selatan dengan ombak yang cukup
bermuara di Samudera Indonesia. besar dipercaya memiliki kekuatan magis
Sementara itu, kawasan Gunung Merapi dengan penguasa lautnya Nyi Roro Kidul
merupakan satu kesatuan bentang alam (Ratu Kidul), seorang ratu cantik jelita dan
dengan panorama indah. Kawasannya yang pandai. Sampai saat ini, legenda Nyi Roro
luas dengan hamparan hijau di kaki gunung Kidul tidak dapat dipisahkan dari laut dan
dan udara yang sejuk, merupakan gabungan pantai selatan Laut Jawa. Hal ini diperkuat
elemen-elemen alam, seperti puncak gunung, lagi dengan beberapa peninggalan dan
lereng dan tebing, hutan, sungai, dan petilasannya yang konon ditinggalkan di
permukiman penduduk yang menyatu beberapa tempat yang masih dapat kita
membentuk sebuah saujana yang indah saksikan sampai saat ini. Keberadaan
sehingga perlu dilestarikan. peninggalan-peninggalan inilah yang
Pada jaman didirikannya Keraton menyebabkan pantai selatan Laut Jawa
Ngayogyakarta, Pangeran Mangkubumi sepertinya mempunyai daya magnet yang
membangun keraton dengan arah begitu kuat sehingga selalu mengundang
menghadap Gunung Merapi, yang wisatawan untuk datang dan datang lagi.
mengartikan bahwa keraton menghormati si Salah satu pantai yang terkenal di
penguasa alam. Apabila ditarik garis secara Yogyakarta adalah Pantai Parangtritis.
imajiner, maka antara Gunung Merapi, Pantai yang penuh mitos dan nuansa magis
keraton dan Laut Selatan berada dalam satu ini dipercaya sebagai tempat kekuasaan
garis lurus. Garis inilah yang kemudian Ratu Kidul.
Penentuan lokasi Keraton Yogyakarta, tahun 1755 (Gambar: Tim pendidikan Pusaka)
Garis imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Keraton, dan Laut Selatan (Gambar: Tim Pendidikan Pusaka)
Kekeramatan Gunung Merapi dan Laut mendapat keselamatan dari segala mara
Selatan Jawa dikuatkan dengan adanya bahaya. Lebih dari itu, sebenarnya kegiatan
kegiatan tradisional labuhan yang labuhan juga dapat menanamkan rasa cinta
dilakukan oleh para kerabat keraton dan masyarakat kepada alam, dan bahwa alam,
masyarakat setiap satu tahun sekali. baik gunung maupun laut perlu dijaga
Labuhan yang berasal dari kata labuh, kelestariannya.
berarti memberi sesaji berupa barang-
barang milik keraton kepada gunung dan Peran Alam pada Fasilitas-Fasilitas
laut. Labuhan gunung dilakukan oleh juru Keraton
kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan.
Barang-barang sesaji diusung naik gunung Peran alam dalam tatanan kehidupan
dan diletakkan di tempat yang telah dipilih, keraton tidak hanya sebatas pendirian
dibarengi dengan upacara dan doa. Labuhan bangunan keraton, namun ternyata alam
laut dilakukan oleh juru kunci laut, dengan sangat berperan dan berpengaruh dalam
upacara dan doa, serta membuang penentuan lokasi fasilitas-fasilitas kerajaan
(melarung) barang-barang milik keraton di serta setiap kegiatan yang ada. Fasilitas
laut. Barang-barang tersebut, baik yang di keraton yang sampai saat ini masih dapat
gunung maupun di laut kemudian menjadi kita temukan adalah Panggung Krapyak dan
rebutan masyarakat yang menonton Tamansari. Panggung Krapyak dahulu
kegiatan tersebut. Kegiatan labuhan di dua merupakan tempat rekreasi raja, yakni
tempat tersebut secara tradisional diartikan berburu, karena raja mempunyai
sebagai bentuk penghormatan keraton dan kesenangan berburu binatang-binatang
rakyat kepada penguasa alam, dengan hutan bersama-sama dengan para pangeran
tujuan agar keraton dan rakyat selalu dan pengiringnya. Maka dipilihlah area di
sebelah selatan keraton yang masih berupa merupakan area kebun yang ditanami
hutan lebat penuh dengan binatang buruan. berbagai macam tanaman bunga dan sayur
Di tengah-tengah hutan tersebut kemudian mayur, tanaman bumbu, tanaman obat, yang
didirikan bangunan untuk tempat istirahat hasilnya dipakai untuk kebutuhan sehari-
raja dan kelompoknya pada saat berburu, hari di keraton. Dapat dibayangkan, betapa
yang disebut Pesanggrahan Garjitowati. melimpahnya air pada waktu itu, yang tidak
Hutan, yang merupakan sebuah kawasan perlu didatangkan dari tempat lain. Pada
yang ditumbuhi dengan lebat oleh saat sekarang, tanda-tanda fisik bahwa di
pepohonan dan tumbuhan lainnya, pada Tamansari dahulu banyak air sudah tidak
awal Kerajaan Ngayogyakarta masih ada, begitu juga keberadaan kebun tanaman
mendominasi kawasan-kawasan di sekitar sudah tidak tampak, karena lahan yang ada
keraton. Dapat dibayangkan betapa hijau telah berubah menjadi perkampungan
dan suburnya kawasan tersebut, karena penduduk.
hutan berfungsi sebagai penghasil oksigen
dan penampung karbon dioksida, habitat
hewan, daerah resapan air, serta pelestari
tanah, dan merupakan salah satu aspek
biosfera bumi yang paling penting.
Fasilitas keraton yang lain adalah
Tamansari, sarana rekreasi raja yang berupa
komplek pemandian dan kebun yang
terletak di sebelah barat keraton. Faktor
alam ternyata juga sangat berperan dalam
pemilihan lokasi Tamansari. Area dimana
Tamansari berada disebut desa Pacethokan.
Desa tersebut diberi nama Pacethokan
karena disitu terdapat sumber air (mata air), Tamansari
sehingga sangat tepat apabila pemandian Foto: Suhadi Hadiwinoto
yang membutuhkan banyak air tersebut
dibangun di Pacethokan. Nama Tamansari Air tampaknya menjadi elemen alam
juga sudah mencerminkan isinya. Taman paling penting dan banyak dipakai di
adalah area yang ditanami berbagai tanaman keraton. Di sekeliling tembok batas
termasuk bunga-bungaan, sebagai tempat komplek keraton yang berbentuk segi empat
rekreasi. Sedangkan sari berarti harum, dilengkapi dengan selokan air cukup lebar
sehingga tamansari berarti taman yang di bagian luarnya yang disebut jagang
harum. serta jalan. Jagang ini selain dipakai sebagai
pembatas luar keraton, juga dipakai sebagai
Pada masa itu, di dalam komplek
sarana keamanan dari serangan musuh. Di
Tamansari terdapat kolam pemandian yang
sepanjang tepi jagang ditanami pohon
dipakai oleh sultan dan para putri dan abdi
gayam, dan ternyata selain sebagai peneduh,
dalem-nya, serta bangunan-bangunan untuk
akar pohon gayam dapat menyimpan air
istirahat sultan, dapur dan sebagainya.
hujan, sehingga jagang tidak pernah
Disitu pula terdapat masjid yang letaknya
kekurangan air. Ini merupakan upaya
berada di bawah permukaan air, sehingga
pelestarian lingkungan dengan kearifan
dari atas yang terlihat hanya air. Para putri
lokal. Bahkan, jagang dengan pohon gayam
dapat menaiki perahu dayung berkeliling
ini tertulis dalam tembang berbahasa Jawa
kolam sambil bersantai. Di dekat kolam
yang sangat indah seakan melepaskan lingkungan secara tradisional kadang tidak
manusia dari urusan duniawi, dan logis, ini tidak berarti selalu berakibat buruk
kekhusyukan memuja para dewa dapat bagi lingkungan. Bahkan sering citra
tercapai. Kepedulian terhadap alam ternyata lingkungan tersebut melahirkan praktik
telah ada sejak jaman dulu. Masyarakat pengelolaan lingkungan yang baik dan
lokal, tradisional atau asli memiliki disebut kearifan ekologi. Secara empiris,
hubungan yang dekat dengan lingkungan kearifan ekologi tersebut terbukti paling erat
dan sumber daya alam. Masyarakat lokal terkait dengan pemanfaatan lingkungan
melalui uji-coba telah mengembangkan menurut cara-cara yang hidup sesuai norma
pemahaman terhadap sistem ekologi dimana budaya. Masyarakat, dengan kearifan
mereka tinggal. Pemahaman mereka tentang ekologinya, secara tidak sadar telah ikut
sistem alam yang terakumulasi biasanya berperan dalam melakukan praktik-praktik
diwariskan secara lisan, yang selanjutnya pelestarian lingkungan. Demikian pula di
disebut kearifan lokal terhadap alam atau jaman Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat,
kearifan lingkungan. Kearifan lokal lahir kepedulian terhadap alam tampaknya sangat
dari pengalaman manusia dalam besar dan menjadi pegangan kehidupan,
memanfaatkan dan mengelola sumber daya khususnya di kehidupan keraton.
alam. Meskipun pengelolaan alam
mencoba menerangkan apa yang mengamati berbagai hal yang terdapat pada
mungkin dapat ditangkap pemerhati. pusaka yang dikunjungi. Guru dapat
- Murid diajak menonton tayangan audio mempersiapkan lembar kerja/ working sheet
visual mengenai lukisan dan patung (siapkan contoh).
untuk mengenal beragam karya dan
gaya para seniman. CONTOH KUNJUNGAN LAPANGAN
- Murid diajak berkunjung ke museum KE KOTAGEDE
lukisan dan patung, dan kemudian
diminta membuat tulisan singkat
Murid diajak berkunjung ke Kawasan
tentang apa yang dilihatnya.
Pusaka Kotagede, yang dahulu merupakan
- Murid diajak berkunjung ke sanggar lokasi ibukota Kerajaan Mataram. Di
pelukis dan berdialog dengan pe- Kotagede murid dapat melihat berbagai
lukisnya. pusaka (heritage) bangunan kuno,
- Diadakan lomba karya murid-murid dan permukiman penduduk, kerajinan
karya terbaik akan dipamerkan pada (handicraft), pakaian tradisional, kue
acara tahunan di sekolah. tradisional, tari tradisional dll. Murid
berkomunikasi dengan warga setempat dan
mendapat tambahan informasi dari guru.
4.2. AKTIVITAS DI LUAR KELAS Murid didorong untuk menyatakan kesan
dan pendapat tentang apa yang dilihatnya
dan bertukar pikiran diantara sesama murid
mengenai hal itu. Sepulang dari Kotagede
murid diminta menulis kesan dan
pendapatnya tentang Kotagede, masyarakat,
dan budayanya. Selanjutnya murid diajak
untuk mengembangkan kegiatan pelestarian
secara sederhana.
Yang diamati dan dipelajari dalam
kunjungan ke Kotagede antara lain,
a) Pusaka lingkungan dan permukiman
tradisional
Guru memberi penjelasan pada kunjungan lapangan (Foto:
Shinta Carolina) - Murid-murid berjalan menelusuri
perkampungan tradisional di
Apabila mungkin, dapat juga diin- Kotagede, guru menerangkan dan
tegrasikan dengan mata pelajaran lain, guru mengajak murid untuk bertukar
dapat mengajak kelas melihat salah satu pikiran mengenai hal itu.
pusaka budaya ragawi tak bergerak (pusaka - Murid diajak menonton Karnaval
bangunan atau pusaka monumen) yang ada Kotagede, guru menjelaskan
di sekitar sekolah, yang ada di kabupaten/ kemudian guru mengajak murid
kota seperti Kawasan Pusaka Kotagede, bertukar pikiran mengenai hal itu.
atau bahkan berkunjung ke warisan dunia,
seperti Kompleks Candi Prambanan. Murid
dengan bantuan panduan dari guru atau
guide yang disiapkan diminta untuk
yang masih baru mulai belajar, ada yang Guru akan dapat memberikan penjelasan
sudah pandai menari dengan sangat indah. dengan baik kalau ia sudah membaca bahan
Guru menerangkan beberapa hal tentang tari. dasar yang disiapkan dalam program ini.
Murid didorong untuk belajar salah satu tari Meskipun yang akan diterangkan kepada
tradisional di sekolah. murid sedikit, tetapi sebaiknya guru
mempunyai pengetahuan yang luas tentang
berbagai pusaka supaya ia dapat melihat
kerangka keseluruhannya, dan dapat
menerangkan dengan cermat kepada murid-
muridnya.
Praktek menari
Foto: Shinta Carolina
dilengkapi dengan bahan ajar yang dapat Biasanya naskah yang dibuat berbentuk
langsung digunakan oleh murid. Sedangkan narasi, yang kemudian diserahkan ke
untuk murid dapat dibuat beragam bentuk penulis skenario untuk dijadikan naskah
alat belajar. Salah satunya adalah Seri komik ataupun cergam
Pendidikan Pusaka Anak (SPPA). Penulis skenario: bertanggung jawab
Dalam tahap perintisan ini telah disusun mengalihkan bentuk dari naskah berupa
25 buah buku SPPA, terdiri dari materi narasi menjadi berbentuk naskah komik atau
pusaka budaya tak ragawi: tari; anyaman; cergam.
permainan, seperti gobagsodor, dakon, dan Penyunting: bertanggung jawab
mainan tradisional dari limbah; batik; seni menyunting naskah komik atau cergam dan
celup ikat; pembawa acara berbahasa Jawa; mengarahkan penggambar untuk
upacara adat Gumbregan; makanan, yang mengerjakan ilustrasi sesuai naskah
terdiri dari kipo, geplak, belalang, tiwul,
tempe, mi lethek dan makanan khas dari Penggambar: bertanggung jawab
Gunungkidul. Untuk materi pusaka budaya membuat gambar berdasarkan skenario
ragawi disusun tentang SD Ungaran, Masjid yang sudah dibuat oleh penulis skenario ke
Syuhada, dan Tamansiswa. Materi dengan dalam bentuk komik maupun cergam.
topik pusaka saujana, yaitu Turgo, Selokan Desainer Grafis: bertanggung jawab
Mataram, Perbukitan Boko dan Kota Pusaka mengolah tata letak (layout) ilustrasi dan
Yogyakarta. naskah menjadi komik atau cergam.
Selanjutnya naskah yang sudah jadi
SPPA sebagai bahan ajar mengenai diserahkan ke editor artistik.
pendidikan pusaka yang sudah disusun
tersebut ditujukan untuk murid SD kelas 4-6, Penyunting artistik: bertanggung
sebagaimana fokus pada tahap program jawab menangani buku dummy (pracetak),
pendidikan pusaka pada saat ini. Dalam memeriksa tata letak, font, kelengkapan
waktu yang tidak terlalu lama SPPA untuk gambar, kesesuaian naskah, skenario dan
murid SD kelas 1 3 akan dipersiapkan gambar. Dalam proses tersebut dihasilkan 2
pula. tahap buku yaitu:
Proses penyusunan SPPA akan Draft buku dummy: buku yang dicetak
melibatkan Tim Pendidikan Pusaka, Guru dalam jumlah terbatas untuk keperluan
dan Tim Artistik dengan kompetensi koreksi.
sebagai: Buku dummy: Buku yang telah
- Penulis naskah mengalami koreksi final dan siap untuk
dicetak
- Penulis skenario
Selama berproses akan dilakukan
- Penyunting beberapa kali Rapat Redaksi yaitu rapat
- Penggambar yang melibatkan seluruh tim penyusunan
- Penata grafis SPPA untuk membahas dan mengoreksi
draft buku dummy hingga menjadi buku
Sumber daya manusia dan tugas dummy (pracetak) yang siap naik cetak.
masing-masing dalam Program Perintisan
Pendidikan Pusaka kali ini adalah: Secara lengkap proses dapat
digambarkan sebagai berikut ini. Pertama
Penulis naskah: merupakan penulis adalah membuat naskah cerita tentang suatu
yang terdiri dari guru peserta program pusaka dan pesan pelestariannya yang akan
pendidikan pusaka maupun tim BPPI. disampaikan kepada anak. Dalam program
Pendidikan Pusaka untuk Sekolah Dasar kepada tim penyunting untuk melihat
yang melibatkan 13 sekolah dasar DIY ini kembali tata bahasa, alur cerita, dan logika
peran guru sangat penting. Guru dilibatkan bahasa.
juga sebagai penulis naskah. Setelah naskah skenario diedit, ilustrasi
Naskah yang ditulis oleh guru atau penggambaran dapat dimulai.
merupakan naskah yang ide dasarnya Penggambar Tim Pendidikan Pusaka BPPI
diambil dari pusaka yang ada di sekitar kebanyakan mempunyai latar belakang
sekolah, tempat guru tersebut mengajar. pendidikan seni rupa, ada pula yang berlatar
Misal guru SD di Gunungkidul membuat belakang arkeologi. Ketika gambar sedang
naskah mengenai belalang karena belalang dalam proses pengerjaan, antara
merupakan makanan sehari-hari di sana dan penggambar dan para penulis perlu
dapat dijadikan tambahan pendapatan komunikasi agar ilustrasi yang dihasilkan
masyarakat. Guru SD di Kulonprogo sesuai dengan inti dan pesan naskah
menuliskan tentang anyaman yang banyak maupun skenario. Setelah terjadi
ditemukan di masyarakat sekitar namun komunikasi dan persetujuan artistik antara
mulai berkurang jumlahnya karena penulis dan penggambar, skenario yang
digantikan oleh bahan yang terbuat dari sudah bergambar selesai kemudian
plastik. Menemukan dan menghargai diserahkan kepada penata desain tata letak
pusaka yang ada di sekitar kita menjadi hal grafis untuk dijadikan bentuk buku.
penting dalam penulisan naskah SPPA oleh Setelah keseluruhan disain buku jadi,
guru. draft buku dummy (pracetak) tersebut
Naskah yang ditulis guru maupun dibawa ke rapat pleno untuk dicermati
penulis lainnya menjadi dasar untuk bersama atau di diperbaiki kalau ada yang
dijadikan cerita bergambar (cergam) dan kurang. Setelah pengkoreksian jadilah buku
komik. Cergam dan komik diolah dalam dummy Seri Pendidikan Pusaka untuk Anak
bentuk fabel, yaitu cerita yang yang siap dicetak.
menggunakan hewan sebagai tokoh Dalam kenyataannya, pengerjaan ini
utamanya. Bentuk fabel cerita bergambar tidak sepenuhnya linier seperti proses yang
dan komik ini diharapkan dapat membuat diceritakan di atas. Ketika naskah dasar
murid-murid SD menjadi lebih suka dan sudah ada, penulis skenario dapat
lebih mudah belajar mengenai pusaka yang berbincang dengan penggambar untuk
ada di sekitar mereka, maupun pusaka orang membuat skenario yang mempertimbangkan
dan daerah lain. sisi visual. Ketika sedang dalam pengerjaan
Naskah, sebelum berbentuk cerita ilustrasi, naskah dapat berubah-ubah
bergambar dan komik, disusun menjadi menyesuaikan ide penggambar. Pada saat
sebuah skenario cerita bergambar atau itu, penyuntingan dimungkinkan berjalan
komik. Penulis skenario SPPA ini bersama.
mempunyai latar belakang yang bermacam- Berikut adalah judul dan wajah 25 buku
macam, antara lain arkeolog, designer, Seri Pendidikan Pusaka untuk Anak yang
animator film, dosen jurusan televisi, dll, sudah diproduksi Tim Pendidikan Pusaka
yang diharapkan dapat memperkaya aspek BPPI hingga periode Maret 2010.
pusaka. Naskah skenario lalu diserahkan
APOTIK HIDUP
Cerita fabel tentang apotik hidup/ tanaman obat. Berisi penjelasan tentang apotik hidup
sebagai obat yang diambil dari tumbuh-tumbuhan. Dengan membaca buku ini, anak menjadi
tahu bahwa sebetulnya di lingkungan sekitar kita banyak sekali tanaman-tanaman yang bisa
kita gunakan sebagai obat, yaitu jamu, sebagai ramuan tumbuh-tumbuhan yang berguna untuk
meringankan atau menyembuhkan suatu penyakit tanpa harus pergi ke dokter. Buku ini
mengajak anak memahami pusaka alam (keanekaragam hayati) sekaligus pusaka tak ragawi,
sebuah pengetahuan/ keahlian tentang obat-obatan yang patut dilestarikan.
Penulis naskah: Sari Wulandari dan Anggun Yurna Nudesia (SD Mudi Mulia Dua)
Penyunting: Anastasia Melati
Ilustrator: Anggun Yurna Nudesia & Mulyo Gunarso
Tata Letak : Anang Saptoto
Penyunting Artistik: Sinta Carolina
Editor in Chief: Anastasia Melati
ISBN: 978-979-18019-6-6
Jumlah Halaman: 20 hlm
Penerbit: Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI); Erfgoed Nederland (EN)
Cetakan Pertama: Januari 2010
DAKON
Dakon adalah sebuah alat permainan terbuat dari papan kayu yang mempunyai 16 lubang.
Masing-masing lubang kurang lebih berukuran 8 cm. Cara memainkannya menggunakan biji
dakon, misalnya biji sawo kecik. Pada jaman dahulu, dakon merupakan permainan yang
digemari para putri bangsawan yang tinggal di kraton. Beberapa orang menggunakannya
untuk meramal peruntungan. Dengan dakon, pemain dapat belajar berhitung sekaligus
berstrategi dengan lawannya. Untuk itu, permainan dakon layak disebut sebagai pusaka.
GEPLAK
Makanan tradisional adalah makanan yang menjadi ciri khas suatu daerah atau suku, dan
telah dikenal secara turun temurun, sehingga disebut juga sebagai pusaka kuliner. Setiap
daerah memiliki makanan tradisional berupa makanan pokok, lauk-pauk maupun makanan
ringan, seperti kue, keripik, manisan, dll. Karena merupakan makanan khas, makanan ini
sering dijadikan oleh-oleh atau buah tangan ketika kita berkunjung ke suatu daerah. Geplak
adalah salah pusaka kuliner yang ada di Bantul. Pusaka kuliner membuktikan betapa alam
Indonesia sangat kaya akan bahan pangan. Pada umumnya pusaka kuliner juga kaya akan
gizi, dan bermanfaat untuk kesehatan kita. Ayo, kenali pusaka kuliner Indonesia dan jadikan
kue tradisional kita sebagai makanan favorit dan kebanggaan kita.
GOBAG SODOR
Gobag Sodor adalah permainan sekaligus olahraga yang bermanfaat dan menyenangkan.
Menyehatkan tidak hanya fisik, tetapi juga jiwa. Dulu, Gobag sodor sangat populer.
Ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia dengan sebutan berbeda. Di Jawa Barat
misalnya, disebut Galah Asin. Di Jakarta namanya Galasin dan di Kalimantan Selatan
namanya Asinan. Dalam Gobak Sodor kita ditantang adu tangkas dan cerdik berstategi. Buku
ini mengajak anak untuk mempraktekkan bermain Gobak Sodor, cara bermain dan aturannya
dibahas dengan lucu dan menarik. Dengan membaca buku ini, anak-anak dapat menemukan
strategi melewati pertahanan lawan bermain.
GUMBREGAN
Salah satu tradisi upacara yang hingga kini masih dilaksanakan sebagian warga Gunungkidul
adalah Gumbregan. Menariknya, Gumbregan dibuat oleh manusia tetapi diperuntukkan bagi
raja kaya dan alat-alat pertanian. Buku ini mengajak anak-anak didik untuk bersyukur kepada
Tuhan, menghormati sesama manusia dan alam, termasuk binatang. Terlebih jika binatang
tersebut telah berjasa membantu pekerjaan para petani mengolah sawahnya.
KIPO
Kipo adalah nama satu jenis makanan khas Kotagede yang rasanya legit. Kipo terbuat dari
adonan tepung ketan yang diberi warna hijau dari daun suji dan diberi aroma harum dari daun
pandan wangi. Adonan diisi dengan enten-enten, dibentuk bulat lonjong seukuran ibujari
anak-anak, kemudian dibakar. Kipo sebagai pusaka kuliner patut untuk dilestarikan.
PANATACARA
Buku ini mengajak anak mengenali Panatacara/panataadicara (MC, master of ceremony) yang
sering hadir di acara perkawinan dalam adat Jawa. Panatacara adalah pemandu acara yang
bertutur kata halus, teratur, dan puitis dalam bahasa Jawa. Untuk menjadi seorang panatacara
diperlukan penguasaan bahasa Jawa yang baik dan benar, pengetahuan tentang adat istiadat,
serta kemahiran berbahasa yang puitis. Inilah keahlian yang diajarkan oleh nenek moyang
kita sehingga kita menyebutnya sebagai pusaka tak ragawi.
SEJARAH SD UNGARAN
Bahwa setiap hal yang ada di sekitar kita pasti mempunyai sejarah. Sejarah adalah hal yang
sudah kita lalui. Sejarah adalah pusaka. Demikian pula SD Ungaran I, memiliki sejarahnya
sangat panjang, lebih dari seratus tahun yang lalu. Pada waktu itu namanya Eropeesche
Lagere School, yaitu sekolah untuk anak-anak Bangsa Eropa yang tinggal di Kotabaru. Pada
buku ini anak-anak sekaligus diajak mengenal pusaka bangunan di Kotabaru, terutama
bangunan-bangunan kolonial, kekhasan dan keindahannya.
SELOKAN MATARAM
Buku ini mengenalkan anak pada Selokan Mataram, saluran air yang membentang dari barat
ke timur membelah propinsi DIY. Selokan ini menghubungkan sungai Progo di Barat dan
sungai Opak di Timur. Selokan Mataram berhulu di sungai Progo, tepatnya di Bendungan
Karang Talun. Hulu ini terletak di Desa Banjaraya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten
Kulon Progo. Selokan ini berhilir di sungai Opak, di sekitar wilayah Kalasan. Selokan ini
dulu bernama Kanal Yashiro. Pada tahun 1944 Selokan Mataram mulai dibangun sepanjang
30,8 km. Selokan Mataram dibangun atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
TAMANSISWA
Tamansiswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara agar rakyat pribumi mempunyai ilmu
pengetahuan, sekaligus juga bangga dan mencitai bangsanya. Ki Hadjar Dewantara, melalui
tulisan-tulisannya, telah mengobarkan semangat agar bangsanya mampu berjuang untuk
mendapatkan kemerdekaan. Buku ini mengajak anak berkunjung ke Museum Dewantara Kirti
Griya untuk meneladani semangat dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Arsitekturnya unik,
apalagi ada Pendopo Agengnya yang biasa digunakan untuk berbagai aktivitas, misalnya
belajar menabuh gamelan dan menari. Karena itulah, semangat dan pemikiran Ki Hadjar
menjadi pusaka yang berharga.
Penulis Naskah: Fatona Diah Utami, S.Pd. (SD Taman Muda Ibu Pawiyatan/Tamansiswa)
Penulis Skenario: Anastasia Melati
Penyunting: Anastasia Melati
Ilustrator: Prihatmoko
Tata Letak : Carlos Iban
Penyunting Artistik: Sinta Carolina
Editor in Chief: Anastasia Melati
ISBN: 978-602-8756-05-1
Jumlah halaman: 24 hlm
Penerbit: Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI); Erfgoed Nederland (EN)
Cetakan Pertama: Januari 2010
TEMPE
Buku ini tentang tempe yang menjadi pusaka kuliner karena dibuat dengan resep turun
temurun. Resepnya dapat dikatakan tidak pernah berubah. Dulu konon tempe hanya dibuat di
Jawa, kemudian menyebar keluar Jawa bahkan ke luar negeri. Tidak hanya itu, tempe juga
digunakan sebagai bahan kuliner internasional, seperti steak dan burger. Anak-anak diajak
untuk makan tempe dan turut melestarikan pusaka kuliner.
evaluation dapat dilakukan dengan
4.4. EVALUASI SISWA menstimulasi murid untuk
mempresentasikan proyeknya di tingkat
kelas atau sekolah. Evaluasi oleh orang tua
Student Project dapat dievaluasi dengan murid dapat dilakukan dengan membuat
berbagai cara. Cara yang umum adalah pameran karya siswa.
memberikan nilai kepada karya siswa. Akan
tetapi, dapat juga diwujudkan tidak hanya
dengan nilai, melainkan dengan pemberian
apresiasi kepada karya siswa tersebut, baik
oleh guru, oleh teman sekelasnya (peer
evaluation), dan oleh orang tua murid. Peer
DAFTAR PUSTAKA
Adishakti, Laretna, T.; 1993; Fungsi dan Makna Tanaman Tradisional di Yogyakarta; Laporan
Penelitian DPP Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta
Adishakti, Laretna, T.; 2003; Pusaka: Keanekaragaman, Keunikan, dan Kerangka Dasar Gerakan
Pelestarian; Makalah disampaikan dalam Kongres Kebudayaan V; Bukittinggi
Adishakti, Laretna, T.; 2004; Building Alliances in Indonesia: From People to People by People;
Makalah dipresentasikan pada the Conference on Heritage Conservation in South, and Southeast
Asia: World Monument Fund Heritage Conservation, New Alliances for Past, Present and Future,
diselenggarakan oleh World Monument Fund; Colombo, Sri Langka
Anonim; 1877; The Manifesto of the Society for Protection on Ancient Buildings
Anonim; 1964; Venice Charter
Anonim; 1995; Makna simbolik tumbuh-tumbuhan dan bangunan Kraton: Suatu kajian terhadap
Serat Salokapatra; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Anonim; 1998; Architecture; Indonesian Heritage; Archipelago Press; Singapore
Anonim; 2000; Flora Fauna potensi Daya Tarik Wisata Kab. Sleman;
http://www.docstoc.com/docs/20905685/Potensi-Flora-dan-Fauna-Khas-Yogyakarta
Anonim; 2003; Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia 2003; Jaringan Pelestarian Pusaka
Indonesia bekerjasama dengan International Council on Monuments and Sites (ICOMOS)
Indonesia dan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata pada Tahun Pusaka Indonesia
Anonim; 2008; Analisis Simbolik Bedaya sebagai Pemeragaan Nilai: Studi Kasus Kepenarian
Retno Maruti; Tesis pada Program Magister Ilmu Religi dan Budaya; Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Anonim; Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
http://www.dephut.go.id/; Dinas Kehutanan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Anonim; Selamat Datang di Taste of Jogja - Taste The Real Java; http://www.tasteofjogja.com/;
Dinas Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Ariani, Christiani; dkk.; Pembinaan Nilai Budaya melalui Permainan Rakyat Daerah Istimewa
Yogyakarta; Yogyakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Ashworth, GJ.; 1991; Heritage Planning: Conservation as Management of Urban Change; Geo
Press, the Netherlands
Ashworth, GJ.; Tunbridge, JE.; 1990; The Tourist-Historic City; Belhaven Press; London and New
York
Byard, Paul S.; 1998; The Architecture of Additions: Design and Regulation; W.W Norton &
Company; London
Daftar Pustaka
x
Bambang Pudjaswara; 1984; Pengaruh Sistem Nilai Budaya Kaum Ningrat Jawa terhadap
Kehidupan Seni Tari Keraton Yogyakarta; dalam Laporan Penelitian ASTI; Yogyakarta
Curt, Sachs; 1937; World History of the Dance; The Norton Library; New York
Daeng, Hans; 1982; Permainan ke Arah Berpikir Matematis; Majalah Basis; edisi Juni; hlm. 208
213
Danandjaja, James; 1994; Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain; Grafiti, Jakarta
Dibia, I Wayan., Widaryanto, FX., Suanda, Endo.; 2002; Tari Komunal; Lembaga Pendidikan Seni
Nusantara; Jakarta
Droste, Bernd von; Harald Plachter; Rossler Mechtild; Eds.1995; Cultural Landscapes of Universal
Value, Components of a Global Strategy; Gustav Fischer Verlag Jena; Stuttgart; New York
Efendi; Fenomena Hutan Tropis; http://www.members.tripod.com/~biodiv/fenomena.htm
Falassi, Alessandro (ed.); 1987; Time Out of Time: Essays on the Festival; University of New
Mexico Press, New Mexico
Fandeli, C.; Kaharuddin; Mukhlison; 2003; Perhutanan Kota; Fakultas Kehutanan UGM;
Yogyakarta
Fred, Wibowo (ed.); 1981; Mengenal Tari Klasik Gaya Yogyakarta; Dewan Kesenian Propinsi
DIY; Yogyakarta
Gorham, Eville; 1997; Human Impact on Ecosystem and Landscape, dalam Nassauer, Joan I.;
1997; Placing Nature: Culture and Landscape Ecology; Island Press; Washington, D.C.
Goudie, Andrew; 1991; The Human Impact on the Natural Environment; The MIT Press;
Cambridge; Massachusetts
Haber, W.; 1995; Concept, Origin and Meaning of Landscape; dalam von Droste, B., Plachter, H.,
dan Rossler, M.; 1995; Cultural Landscapes of Universal Value; Gustav Fisher Verlag; New
York
Hadi, Sumandiyo, Y.; 2001; Pasang Surut Tari Klasik Gaya Yogyakarta: Pembentukan-
Perkembangan-Mobilitas; Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta; Yogyakarta
Haryanto, S.; 1988; Pratiwimba Adhiluhung: Sejarah dan Perkembangan Wayang; Djambatan;
Jakarta
Jogja Heritage Society; 2007; Homeowners Conservation Manual: Kotagede Heritage District,
Yogyakarta, Indonesia; Jogja Heritage Society; UNESCO Bangkok and UNESCO Jakarta
Kasim, M.; 2005; Estuary: Lingkungan Unik yang Sangat Penting;
http://marufkasim.blog.com/tag/estuary-lingkungan-unik-yang-sangat-penting/
Kussudiardja, Bagong; 2000; Dari Klasik hingga Kontemporer; Padepokan Press; Yogyakarta
Larkham, Peter J. 1996. CONSERVATION AND THE CITY. Routledge, London and New
York;
Maryono, A.; 2002; Eko-Hidraulik Pembangunan Sungai; Program Magister Sistem Teknik,
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada; Yogyakarta
Maryono, Oong; 2000; Pencak Silat: Merentang Waktu; Galang Press; Yogyakarta
Majalah GONG; edisi 77/2006; Silat: Dunia Abu-Abu Gerak
Daftar Pustaka
xi
Daftar Pustaka
Lampiran
3-1
PIAGAMPELESTARIANPUSAKAINDONESIA
INDONESIACHARTERFORHERITAGECONSERVATION
TahunPusakaIndonesia2003dikelolaolehJaringanPelestarianPusakaIndonesiadanInternationalCouncilon
MonumentsandSites(ICOMOS)IndonesiadidukungolehKementerianKebudayaandanPariwisataRI
IndonesiaHeritageYear2003organizedbyIndonesianNetworkforHeritageConservationandInternationalCouncilon
MonumentsandSites(ICOMOS)IndonesiasupportedbyMinistryofCultureandTourismRepublicofIndonesia
PIAGAMPELESTARIAN INDONESIACHARTER
PUSAKAINDONESIA FORHERITAGECONSERVATION
Pembukaan Preamble
Kamiparapelakudanpemerhati We,theadvocatesandpractitionersforthe
pelestarianpusakaIndonesiabersyukurbahwa conservationofIndonesianheritage,praise
Indonesiasebagainegarakepulauanyang GodAlmightythatIndonesia,theworlds
terbesardikaruniaiTuhankeanekaragaman largestarchipelago,isendowedwiththe
kekayaanalamdanbudayayangistimewa, diversityandabundanceofextraordinary
yangmenjadisumberilham,dayacipta,dan natureandculturesthatprovidedivinely
dayahidup.Kesadaran,perhatian,danupaya inspiredcreativity,imagination,andvitality.
untukpelestarianpusakaIndonesiasudah Awareness,concern,andeffortsfor
mulaitumbuhdandiperlukanpenguatanyang conservationhavebegunandneedtobe
berkelanjutan.DalamrangkaTahunPusaka strengthenedandcontinued.Inthe
Indonesia2003disusunpiagamuntuk frameworkofIndonesiaHeritageYear2003,
meneguhkanupayapelestarianpusaka wehavecomposedthischarteraffirming
Indonesia. effortsforheritageconservationinIndonesia.
Kesepakatan Understanding
Kamibersepakatbahwa: Wesharetheunderstandingthat:
1. PusakaIndonesiaadalahpusakaalam, 1. TheheritageofIndonesiaisthelegacyof
pusakabudaya,danpusakasaujana. nature,culture,andsaujana,theweaveof
Pusakaalamadalahbentukanalamyang thetwo.Naturalheritageistheconstruct
istimewa.Pusakabudayaadalahhasil ofnature.Manmadeheritageisthelegacy
cipta,rasa,karsa,dankaryayangistimewa ofthought,emotion,intentions,and
darilebih500sukubangsadiTanahAir worksthatspringfromover500ethnic
Indonesia,secarasendirisendiri,sebagai groupsinTanahAirIndonesia,singularly,
kesatuanbangsaIndonesia,dandalam andtogetherasonenation,andfromthe
interaksinyadenganbudayalain interactionswithothercultures
sepanjangsejarahkeberadaannya.Pusaka throughoutitslengthofhistory.Saujana
saujanaadalahgabunganpusakaalamdan heritageistheinextricableunitybetween
pusakabudayadalamkesatuanruangdan natureandmanmadeheritageinspace
waktu; andtime.
2. Pusakabudayamencakuppusaka 2. Culturalheritageincludesbothtangible
berwujuddanpusakatidakberwujud; andintangiblelegacies;
3. Pusakayangditerimadarigenerasi 3. Heritage,bequeathedfromthe
generasisebelumnyasangatpenting generationsthatprecedeus,istheavital
sebagailandasandanmodalawalbagi foundationandinitialcapitalforthe
pembangunanmasyarakatIndonesiadi developmentoftheIndonesiannationin
masadepan,karenaituharusdilestarikan thefuture,andforthesereasons,mustbe
untukditeruskankepadagenerasi conservedandpassedalongtothenext
berikutnyadalamkeadaanbaik,tidak generationingoodcondition,withoutloss
berkurangnilainya,bahkanperlu ofvalue,andifpossiblewithanenhanced
ditingkatkanuntukmembentukpusaka value,toformheritageforthefuture.
masadatang;
4. Pelestarianadalahupayapengelolaan 4. Heritageconservationisthemanagement
pusakamelaluikegiatanpenelitian, ofheritagethroughresearch,planning,
perencanaan,perlindungan, preservation,maintenance,reuse,
pemeliharaan,pemanfaatan,pengawasan, protection,and/orselecteddevelopment,
dan/ataupengembangansecaraselektif tomaintainsustainability,harmony,and
untukmenjagakesinambungan, thecapacitytorespondtothedynamicsof
keserasian,dandayadukungnyadalam theagetodevelopabetterqualityoflife.
menjawabdinamikajamanuntuk
membangunkehidupanbangsayanglebih
berkualitas.
Concern
Keprihatinan
Weshareconcernthat:
Kamiprihatinbahwa: 1. MuchirreplaceableIndonesianheritageis
1. BanyakpusakaIndonesiayangtakternilai degraded,damaged,destroyed,lost,or
telahtercemar,rusak,hancur,hilang,atau threatenedthroughneglect,ignorance,
terancamkelestariannyaakibat incompetence,andmismanagement,for
ketaktahuan,ketakpedulian, shorttermgain,andbyspecialinterest
ketakmampuan,dansalahurusdemi groups;
keuntunganjangkapendekdan 2. Therehavebeentrivializationand
kepentingankelompoktertentu; impoverishmentofcultureandthe
2. Telahterjadipendangkalandan weakeningofcreativity,initiative,andself
pemiskinanbudayasertamelemahnya confidenceurgentlyneededtoface
dayacipta,prakarsa,danrasapercayadiri turbulentglobalchangeaswellasto
yangsangatdiperlukandalammenghadapi independentlydefinethefutureofthe
gejolakperkembanganduniaserta nation;Thereremainmanysocial,
bertindakmandiridalammenentukan political,economic,andresource
masadepanbangsa; allocationimbalancesandalackofclear
3. Masihbanyakketidakadilansosial,politik, frameworks.Thisisnotfavorablefor
ekonomi,alokasisumberdaya,dan heritageconservationeffortsinIndonesia.
kelangkaantatananyangjelas.Keadaanini 3. Thereremainmanysocial,political,
tidakmenguntungkanbagiupayaupaya economic,andresourceallocation
pelestarianpusakaIndonesia; imbalancesandalackofclear
4. Peluangpeluangdalamdinamikalokal, frameworks.Thisisnotfavorablefor
nasional,danglobalkurangdikenalidan heritageconservationeffortsinIndonesia.
dimanfaatkanuntukmelakukan 4. Opportunitieswithinlocal,national,and
transformasisosialdanekonomidemi globaldynamicsarenotwellrecognized
kemajuanbangsadanpenguatan andutilizedforsocialandeconomic
pelestarianpusakaIndonesia; transformationstoenhancenational
5. Masyarakattradisional,golongan developmentandheritageconservation
minoritas,dankelompoktertentu inIndonesia;
terpinggirkanakibatkurangnya 5. Traditionalethnicgroups,minorities,and
pemahamanbersamatentangkeragaman certaincommunitiesaremarginalizeddue
danpentingnyamerajutkeragaman tolackofunderstandingandappreciation
tersebutdalamsemangatgotongroyong ofdiversity,andtheimportanceof
membangunkehidupanyanglebihbaik. weavingthediverseresourcesinto
symbioticinteractionsofbrotherhood.
AgendaTindakan Action
Kamiparapelakudanpemerhatipelestarian We,theadvocatesandpractitionersof
bertekaduntukbersamasamadengan Indonesianheritageconservation,are
kemitraanyangsehatmemperjuangkan determinedtoworkhardtogetherinhealthy
pelestarianpusakaIndonesiasecara partnershipsforaholistic,systematic,and
menyeluruhterpadu,sistematikdan sustainableheritageconservationthroughfair,
berkesinambungan,melaluimekanismedan democratic,andharmoniousprocessesand
prosesyangadil,demokratik,sertaharmonis mechanismssupportedbyclearandconsistent
didukungolehlandasanhukumyangjelasdan laws.
konsisten.
Kamimengajaksemuapihakuntuk: Weappealtoallpartiesto:
1. Berperanaktifmelakukantindakan 1. Takeupanactiveroleinheritage
pelestarianyangdapatberbentuk conservationthroughpreservation,
pengawetan,pemugaran,pembangunan restoration,reconstruction,revitalization,
kembali,revitalisasi,alihfungsi,dan/atau adaptivereuse,orselecteddevelopment.
pengembanganselektif; 2. Takeimmediatemeasurestosave
2. Segeramengambiltindakanpenyelamatan endangeredheritagefromdamage,ruin
pusakayangterancamkerusakan, andextinction;
kehancuran,dankepunahan; 3. Improvethecapacity,principles,
3. Mematangkanprinsip,proses,danteknik processes,andtechniquesofconservation
pelestariansecarasistematikdan insystematic,comprehensiveways
komprehensifyangsesuaidengankonteks appropriatetotheIndonesiancontext;
Indonesia; 4. Raisetheawarenessofallparties
4. Meningkatkankesadaransemuapihak (government,professional,privatesector,
(pemerintah,profesional,sektorswasta, andcommunity,includingyouth)onthe
danmasyarakattermasukgenerasimuda) importanceofheritageconservation,
tentangpentingnyapelestarianmelalui througheducation(bothformalandnon
prosespendidikan(formaldannon formal),training,publiccampaign,and
formal),pelatihan,kampanyepublik,dan otherpursuasiveapproaches;
tindakantindakanpersuasiflainnya; 5. Raiseinstitutionalcapacity,develop
5. Meningkatkankapasitaskelembagaan, managementsystems,aswellasrole
mengembangkansistempengelolaan, sharingandresponsibiltythatarefairand
sertamembagiperandantanggungjawab inclusiveofallpeople,sothat
secaraadilyangmelibatkanmasyarakat conservationeffortscanbecarriedout
agarupayapelestariandapatdilakukan effectivelywithsynergy.
denganefektifdansinergis; 6. Expandnetworksofcooperationand
6. Memperluasjaringankerjasamaserta developresourcesincludingmeansof
mengembangkansumberdayatermasuk fundingtosupportheritageconservation.
membangunsistempendanaanuntuk
mendukungupayaupayapelestarian;
7. Menguatkanpengawasan,pengendalian, 7. Reinforcelegaloversight,control,and
danpenegakanhukummelalui enforcementthroughthedevelopmentof
pengembanganperaturanperundangan, regulations,thelegalsystem,mechanisms
sistemperadilan,mekanismeyangjelas, thatareclear,fair,consistent,andthe
adil,dankonsistendenganmelibatkan strengtheningofsocialcontrol;
masyarakat; 8. Understandandrecognizetherightsand
8. Mengenalidanmenghargaihakdan potentialsofmarginalizedpeopleaswell
potensimasyarakatyangterpinggirkan astoassistandreempowerthe
sertamelakukanupayapendampingan communityintheconservationand
gunamenguatkankembalikeberdayaan stewardshipoftheirheritageforsustained
merekadalammelestarikandan prosperity.
memanfaatkanpusakauntuk
kesejahteraanyangberkelanjutan.
Penutup Close
Demikianpiagaminikamisusun Thischarteristheresultofdiscussions
denganmempertimbangkanberbagai amongstheritageconservationorganizations
pemikirandariorganisasipelestarianpusaka fromvariousregions,universities,bureaucrats,
diberbagaidaerah,kalanganperguruan professionalsinheritageconservation,and
tinggi,pejabatpemerintah,profesionaldi representativesfromthecommunityatlarge.
bidangpelestarianpusaka,danwakilwakil
masyarakatumum.
Piagamakandilengkapikemudiandengan Thecharterwillbecompletedsoonwitha
penjelasanuntukpelaksanaan. clearplanforrealization.
KamiyakinupayapelestarianpusakaIndonesia Webelievethatheritageconservationin
dapatmembantumeneguhkanjatidiribangsa Indonesiawillhelptoaffirmthenations
dalammasyarakatduniayangsangat identityintheworldsverydiverseand
beranekaragamdandinamik,meningkatkan dynamiccommunity,enhancingthequalityof
kesejahteraanmasyarakatsecaraluas,serta life,andtoprovidevaluablecontributionto
memberikansumbangsihbagimasyarakat theworldcommunity.Wepraythatour
dunia.SemogaTuhanYangMahaEsa Creatorwillshoweranabundanceofstrength,
melimpahkankekuatan,kemampuan,dan ability,andwisdomuponournationandits
kearifankepadabangsaIndonesiaserta leaderssowecanachievethesegoals.
pemimpinnyauntukdapatmencapaitujuan
tersebut.
Kamiyangbertandatangandibawahini We,thesignatoriesbelow,areofoneaccord
menyepakatiPiagamPelestarianPusaka ontheIndonesianCharterforHeritage
Indonesiadanbertekaduntukbersamasama Conservationandaredeterminedtocarryout
melaksanakanAgendaTindakandalamDasa togethertheActionPlanintheIndonesia
WarsaPelestarianPusakaIndonesia2004 HeritageDecade20042013.
2013.
TonggakTahunPusakaIndonesia2003 IndonesiaHeritageYear2003
Ciloto,13Desember2003 Ciloto,13December2003
Untukinformasiselanjutnyasilahkanhubungi:
BadanPelestarianPusakaIndonesia(IndonesianHeritageTrust)
Jl.VeteranINo.27Jakarta10110,Indonesia
Telepon/Fax:62.21.3511127
Email:bppi@bppiindonesianheritage.org
Website:www.bppiindonesianheritage.org
KANTORDINASKEBUDAYAAN Jl.CendanaNo.11Yogyakarta
PROP.DIY Telp (0274)562628
Fax (0274)564945
SUBDINASPARIWISATA Jl.Dr.RajiminYogyakarta
KABUPATENSLEMAN Telp (0274)869613
DINASKEBUDAYAANDANPARIWISATA Jl.KRT.PringgodiningratNo.13
KABUPATENSLEMAN BeranTridadiSlemanYogyakarta
Indonesia
Telp/Fax(0274)869613
prtourismsleman@yahoo.co.id
DINASPENDIDIKAN Jl.MerbabuBeran,Sleman
KABUPATENSLEMAN Telp (0274)868530
DINASKEBUDAYAANPARIWISATA Jl.SugimanWates
PEMUDADANOLAHRAGA Telp (0274)773095
KABUPATENKULONPROGO
DINASPENDIDIKAN Jl.Sutijab,KulonProgo,Yogyakarta
KABUPATEN Tel (0274)773916
KULONPROGO Fax (0274)774535
DINASPENDIDIKAN Jl.HayamWuruk11Yogyakarta
KOTAYOGYAKARTA Telp (0274)512956
DINASPENDIDIKANPEMUDADAN JlKiHajarDewantoroN032
OLAHRAGA Telp (0274)391191
KABUPATENGUNUNGKIDUL Email:
pendidikan@gunungkidulkab.go.id
DINASPARIWISATA DinasKebudayaandanPariwisata
KABUPATENGUNUNGKIDUL JlBrigjenKatamsoNo10Wonosari
Telp (0274)391031
DINASKEBUDAYAANDANPARIWISATA KompleksManding,SabdodadiBantul
KABUPATENBANTUL Telp.0274368465
DINASPENDIDIKAN Jl.RA,KartiniNomor38BantulTimur
PEMERINTAHKABUPATENBANTUL BantulYogyakartaKodePos55714
Telepon.(0274)367171
Fax.(0274)367327
EMail:
dinas.pendidikan@bantulkab.go.id
PELAKSANA TEKNIS
KERABATWWF Jl.KaliurangKm7
DIYJATENG JurugsariIV/21
Yogyakarta55283
Telp. (0274)880107,895611
Fax. (0274)880650
UNIVERSITAS & PUSAT STUDI
PT.TAMAN KANTORUNITPRAMBANAN
WISATA Jl.RayaJogjaSoloKm.16,Prambanan
CANDI Klaten
BOROBUDUR, Phone:62274496401
PRAMBANAN& Fax:62274496403
RATUBOKO
KANTORUNITRATUBOKO
Jl.Piyungan,Prambanan
Yogjakarta
Phone:62274496510
Fax:62274496510
KANTORUNITTEATER&PENTAS
Jl.RayaJogjaSoloKm16,Prambanan
Yogyakarta
Phone:62274496408
Fax:62274496408
MUSEUM
MUSEUM JlLaksdaAdiSucipto
PERGERAKAN 88,Demangan,Gondokusuman
WANITA Yogyakarta
INDONESIA Telp:0274548721
MANDALABHAKTI
WANITATAMA
NO TENTANG
UU No. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang
UU No. 7 Tahun 2004 Sumberdaya Air
UU No. 41 Tahun 1999 Kehutanan
UU No. 23 Tahun 1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 5 Tahun 1994 Pengesahan United Nations Convention on Biological
Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa Mengenai
Keanekaragaman Hayati)
UU No. 12 Tahun 1992 Sistem Budidaya Tanaman
UU No. 5 Tahun 1992 Benda Cagar Budaya
UU No. 5 Tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
UU No. 9 Tahun 1990 Kepariwisataan
Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.1 Perubahan atas Undang-Undang No.41 Tahun 1999 tentang
Tahun 2004 Kehutanan
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1999 Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan pada
Hutan Produksi
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999 Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1998 Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 1996 Penyelenggaraan Kepariwisataan
Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata
Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Perlindungan Tanaman
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di
Museum
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1994 Perburuan Satwa Buru
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman
Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1993 Pelaksanaan Undang Undang No. 5 Tahun 1992 Tentang
Benda Cagar Budaya
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Pengendalian Pencemaran Air
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 Sungai
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Rawa
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1985 Perlindungan Hutan
Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1970 Perencanaan Hutan
Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Pengelolaan Kawasan Lindung
Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2007 Tentang Pengesahan Convention For The Safeguarding Of
The Intangible Cultural Heritage
Perda DIY No. 11 Tahun 2005 Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya dan Benda Cagar
Budaya