Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

Landasan Historis

Dosen Pengampuh : Dra. Daffeta Fitrilinda, M.Pd

Nama : Valensia Indriani Barasa

Kelas : 22B

NIM : 2205113676

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberi rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
bertema “Landasan Historis” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan para pembaca dan juga wawasan penulis.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari


bantuan berbagai pihak yang telah membantu proses kelancarannya. Segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Dra. Dafetta
Fitrilinda, M.Pd selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan yang telah
membimbing dan memberikan arahan hingga terselesainya makalah ini.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua, saudara, dan
teman-teman yang selalu memberikan dukungan, semangat dan juga doa dalam
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari juga bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan juga pembaca.

Pekanbaru, 17 November 2022

Hormat Penulis

Valensia Indriani Barasa

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------ 1
2. Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------- 1
3. Tujuan Penulisan Makalah ---------------------------------------------------- 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Landasan Historis Pendidikan----------------------------------- 3
2. Peranan Landasan Historis Dalam Pendidikan ----------------------------- 3
3. Sejarah Pendidikan Dunia
A. Zaman Yunani Purba ----------------------------------------------------- 4
B. Zaman Realisme ---------------------------------------------------------- 4
C. Zaman Rasionalisme ----------------------------------------------------- 4
D. Zaman Naturalisme ------------------------------------------------------ 5
E. Zaman Developmentalisme --------------------------------------------- 5
F. Zaman Nasionalisme ----------------------------------------------------- 5
G. Zaman Liberalisme, Positivisme, dan Individualisme --------------- 5
H. Zaman Sosialisme -------------------------------------------------------- 6
4. Sejarah Pendidikan di Indonesia
A. Pendidikan Masa Pengaruh Hindu-Buddha --------------------------- 6
B. Pendidikan Masa Pengaruh Islam -------------------------------------- 6-7
C. Pendidikan Masa Pengaruh Nasrani ----------------------------------- 7-8
D. Pendidikan Masa Penjajahan Belanda --------------------------------- 8
E. Pendidikan Masa Penjajahan Jepang ---------------------------------- 8-9
F. Pendidikan Masa Kemerdekaan ---------------------------------------- 9-10
G. Pendidikan Masa Orde Lama ------------------------------------------- 10-11
H. Pendidikan Masa Orde Baru -------------------------------------------- 11
I. Pendidikan Masa Reformasi --------------------------------------------- 12
5. Implikasi Landasan Historis Terhadap Pendidikan di Indonesia -------- 12-13
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------- 14
2. Saran ----------------------------------------------------------------------------- 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan ke generasi berikutnya
melalui proses pembelajaran, pelatihan dan juga penelitian. Pendidikan
merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia
harus dididik agar menjadi seseorang yang terdidik sehingga dapat
memajukan negara. Pendidikan tidak hanya didapat dalam lingkungan
sekolah tetapi juga bisa didapat dalam keluarga.
Pendidikan akan selalu berlangsung sampai manusia mati. Pendidikan
yang berlangsung memiliki beberapa landasan seperti; landasan psikologi,
landasan religius, landasan teknologi, landasan antropologi, landasan
hukum, landasan sosiologi, landasan ekonomi, landasan historis. Landasan
dalam dunia pendidikan menjadi pondasi awal untuk melangsungkan
kegiatan pendidikan. Semua landasan haruslah diterapkan sehingga
membentuk pendidikan di Indonesia yang mencapai tujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Setiap kegiatan yang dilakukan dimasyarakat termasuk pendidikan
yang ingin dicapai oleh manusia untuk dimajukan, biasanya akan dikaitkan
ataupun mendapat inspirasi dari keadaan sebelumnya pada masa lampau.
Keadaan pendidikan pada masa lampau menjadi sejarah yang dijadikan
tolak ukur, bahan pembanding untuk memajukan pendidikan suatu bangsa.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari landasan historis pendidikan?
2. Bagaimana peranan landasan historis dalam pendidikan?
3. Bagaimana sejarah pendidikan di dunia?
4. Bagaimana sejarah pendidikan di Indonesia?
5. Apa implikasi landasan historis terhadap pendidikan di Indonesia?
3. Tujuan
1. Untuk pengertian dari landasan historis pendidikan.
2. Untuk mengetahui peranan landasan historis dalam pendidikan.
3. Untuk mengetahui sejarah pendidikan di dunia.
4. Untuk mengetahui sejarah pendidikan di Indonesia.
5. Untuk mengetahui implikasi landasan historis terhadap pendidikan di
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Landasan Historis Pendidikan


Landasan adalah segala sesuatu yang dijadikan titik tumpu, pondasi
yang dijadikan pegangan untuk melakukan segala sesuatu. Pendidikan
adalah suatu kegiatan yang bersifat mempengaruhi, memberikan ilmu dan
pengajaran serta memberikan bantuan kepada peserta didik untuk menuju
dewasa. Dan historis berasal dari bahasa inggris yang berarti kejadian-
kejadian menyangkut manusia pada masa silam.
Jadi, landasan historis pendidikan adalah suatu pondasi pendidikan
yang mendalami tentang kejadian pendidikan dimasa lampau dengan
tujuan agar dapat menjadi pembelajaran untuk masa kini ataupun masa
yang akan datang sehingga kegiatan pendidikan dapat berkembang dan
tidak mengalami kemerosotan dan negara pun ikut berkembang. Setiap
kegiatan yang dilakukan dalam pendidikan haruslah berjalan dengan tepat
sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam perilaku dan juga ilmu para
peserta didik.

2. Peranan Landasan Historis Dalam Pendidikan


Perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia sangatlah panjang.
Sejarah yang berlangsung di Indonesia ini juga mempengaruhi setiap
bidang yang ada dimasyarakat, termasuk pendidikan. Dengan adanya
landasan historis dalam dunia pendidikan maka terdapatlah pondasi awal
untuk menjalankan proses pendidikan sehingga pendidikan dapat berjalan
dan kejadian dimasa lampau yang kelam tidak terulang kembali, namun
menjadi pembelajaran bagi setiap peserta yang dididik.
Landasan Historis akan memberikan pemahaman yang lebih jelas
dan utuh karena berisi fakta-fakta yang dapat dijadikan tujuan dalam
pendidikan, pengembangan materi, perancangan model pembelajaran,
serta cara menilai proses pembelajaran. Pendidikan dimasa kini tidak akan
terwujud secara tiba-tiba karena pendidikan masa sekarang adalah
lanjutan dari pendidikan dimasa lampau. Sejarah dalam pendidikan
dijadikan juga sebagai pembanding untuk memajukan pendidikan di suatu

3
bangsa sehingga mencerdaskan kehidupan bangsa serta mencapai
kesejahteraan rakyat yang menjadi tujuan dari negara.

3. Sejarah Pendidikan Di Dunia


Sejarah pendidikan di dunia dimulai dari zaman purba, kemudian zaman
hellenisme pada tahun 150 sebelum masehi – 500 masehi, lalu masuk
zaman pertengahan pada tahun 500-1500-an dan kemudian masuk ke
zaman humanisme dan reformasi pada tahun 1600-an. Setelah zaman
tersebut muncullah zaman realisme, rasionalisme, naturalisme,
developmentalisme, nasionalisme, liberalisme, positivisme dan
individualisme, serta sosialisme.
A. Zaman Yunani Purba
Tokoh yang terkenal pada zaman ini adalah Plato. Dimana tujuan
yang ingin ia capai dalam pendidikan adalah:
a. Membentuk warga negara yang dapat mengabdi kepada negara.
b. Membentuk manusia yang berakal dan bijaksana.
c. Membentuk manusia yang berani serta memiliki rasa keingin
tahuan.
B. Zaman Realisme
Dimana zaman ini bermula pada abad ke 17, dimana pada zaman
ini berfokus kepada pengetahuan atau ide yang berasal dari realita
berdasarkan pengamatan oleh indera. Di zaman ini memandang alam
lingkungan sebagai sumber pengetahuan dan menggunakan metode
berfikir untuk menemukan fakta-fakta khusus dan kemudian akan
dianalisis kembali. Tokoh yang terkenal pada zaman ini adalah Francis
Bacon dan Johann Amos Comenius.
C. Zaman Rasionalisme
Zaman ini berkembang pada abad ke-18, dimana tokoh yang
terkenal pada zaman ini adalah John Locke. Ia terkenal dengan teori a
blank sheet of paper. Dimana proses belajar terdiri dari mengamati hal-
hal diluar diri manusia, bebas untuk berfikir, serta mengingat apa yang
telah diamati.

4
D. Zaman Naturalisme
Zaman ini juga muncul pada abad ke-18, zaman ini muncul karena
pertentangan pada zaman rasionalisme. Tokoh yang terkenal pada
zaman ini adalah J.J. Rousseau dimana ia menyatakan perlunya
keseimbangan Antara rasio dan hati. J.J. Rousseau juga menyatakan
asas pertumbuhan, asas aktifitas, asas individualis sebagai tiga asas
pengajar.
E. Zaman Developmentalisme
Zaman ini masuk pada abad ke-19, dimana penganut aliran ini
memandang proses pendidikan sebagai suatu perkembangan jiwa.
Tokoh yang menganut aliran ini adalah Pestalozzi yang menyatakan
bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan derajat sosial
seluruh umat manusia, kemudian Johan Fredrich Herbart menyatakan
bahwa tujuan pendidikan ialah membentuk watak susila melalui
pengembangan minat, lalu Frobel menyatakan tujuan pendidikan ialah
mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh anak-anak agar
menjadi aktual, dan tokoh terakhir dari aliran ini adalah Stanli Hall yang
menyatakan tujuan pendidikan adalah mengembangkan semua
kekuatan-kekuatan yang ada sehingga memperoleh kepribadian yang
harmonis.
F. Zaman Nasionalisme
Zaman ini masuk pada abad ke-19 dimana membentuk patriot-
patriot bangsa untuk mempertahankan bangsa dari kaum imperalis.
Materi yang dipelajari pada zaman ini meliputi bahasa dan kesusastraan
nasional, pendidikam kewarganegaraan, sejarah, lagu kebangsaan
dengan tujuan menjaga, memperkuat kedudukan negara. Tokoh yang
terkenal pada zaman ini adalah La Chatolais (Perancis), Fichte
(Jerman), dan Jefferson (Amerika Serikat). Dampak buruk pada zaman
ini adalah timbulnya rasa nasionalisme yang terlalu berlebihan yang
dapat menyebabkan pertempuran.
G. Zaman Liberalisme, Positivisme, dan Individualisme
Zaman ini lahir pada abad ke-19. Tokoh yang menganut aliran
positivisme adalah August Comte dimana ia berpendapat untuk percaya
terhadap kebenaran yang dapat dilihat dan diamati oleh panca indera

5
sehingga kepercayaan terhadap agama menjadi semakin lemah. Tokoh
lainnya adalah Adam Smith dimana ia berpendapat bahwa pendidikan
adalah alat untuk memperkuat kedudukan penguasa yang dianggap
memiliki banyak pengetahuan sehingga nanti akan mengarah pada
individualisme.
H. Zaman Sosialisme.
Zaman ini muncul pada abad ke-20, tokoh-tokoh yang menganut
paham ini adalah Paul Nartrop, George Kerchensteiner, dan John
Dewey. Pada zaman ini, masyarakat dianggap sebagai arti yang paling
penting daripada individu. Kegiatan pendidikan dilakukan untuk tujuan-
tujuan sosial.

4. Sejarah Pendidikan di Indonesia


A. Pendidikan di Indonesia Pada Masa Pengaruh Hindu-Buddha
Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia sekitar abad ke-5.
Pendidikan pada masa ini masih belum merata dimana hanya ditujukan
kepada golongan yang berkasta tinggi saja. Pendidikan pada masa
kerajaan Hindu-Buddha masih bersifat informal dimana tidak melalui
institusi formal seperti sekolah, berpusat pada religi yaitu agama Hindu-
Buddha, dan pengelolaan pendidikan pada agama Hindu dikelola oleh
kaum Brahmana serta untuk agama Buddha dikelola oleh para Biksu.
Pembelajaran yang diberikan pada masa ini adalah pembelajaran
agama, filsafat dan etika, kesenian, ilmu bangunan, ilmu pasti dan ilmu
alam, kenegaraan, ketuhanan. Pada masa ini kerajaan Sriwijaya
menjadi pusat ilmu pengetahuan agama Buddha.

B. Pendidikan di Indonesia Pada Masa Pengaruh Islam


Agama Islam masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-13 dan
mencakup sebagian besar Nusantara pada abad ke-16. Tujuan
pendidikan pada masa ini yaitu untuk mengabdi dan menjalankan
kehidupan sepenuhnya kepada Allah SWT sesuai dengan ajaran yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mencapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat. Pendidikan ini diselenggarakan tidak secara
terpusat, namun banyak dilakukan secara perorangan melalui para

6
ulama disuatu wilayah tertentu dan terkoordinasi oleh para wali
terutama Wali Sanga.
Lembaga pendidikan di Indonesia pada zaman pendidikan agama
Islam:
a. Pendidikan masjid, langgar, dan surau
Pada lembaga ini anak-anak akan diajari ilmu keagamaan
dasar, seperti belajar bahasa arab, membaca Al-Qur’an. Petugas
pada lembaga pendidikan tersebut bertugas ganda yaitu
memimpin, memberikan doa pada waktu hajat upacara dan juga
bertugas sebagai pendidik agama.
b. Pendidikan pesantren
Pesantren berasal dari pe-santri-an, dimana kata “santri”
berarti murid didalam Bahasa Jawa. Kata santri berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu kata Cantrik yang berarti orang yang selalu
mengikuti guru. Di pesantren diajarkan berbagai kitab Islam klasik
dalam bidang fiqih, teologi, dan tasawuf. Umumnya suatu
pesantren berawal dari adanya seorang kiai, lalu datanglah para
santri yang ingin belajar keagamaan. Waktu didalam pesantren
biasanya sudah ditetapkan, dan nantinya para santri akan
melaksanakan kegiatannya sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
c. Pendidikan madrasah
Madrasah berasal dari bahasa Arab yang berarti sekolah.
Pada madrasah proses pendidikan dilaksanakan dan diajarkan
pembelajaran tentang keislaman. Munculnya madrasah dipelopori
oleh menteri bernama Nizam el-Mulk pada abad ke-11 dan ia
menjadi pendiri lembaga pendidikan madrasah.

C. Pendidikan Pada Masa Pengaruh Nasrani (Katholik dan Kristen)


Pada abad ke-16 Bangsa Portugis memiliki tujuan untuk menguasai
perdagangan Timur-Barat dengan cara menemukan jalan laut menuju
dunia Timur. Disamping mencari kekayaan (gold), kejayaan (glory),
Bangsa Portugis juga melakukan penyebaran agama (Gospel) yaitu
agama Katholik. Dalam setiap perdagangan Bangsa Portugis
menyertakan para misionaris yang menjalankan misi untuk penyebaran

7
agama melalui memberikan khotbah, memberikan pembelajaran dan
pengakuan dosa. Sedangkan pengaruh Kristen berasal dari orang-
orang Belanda yang datang dibawah pimpinan Cornellis de Houtman
dengan tujuan mencari rempah-rempah. Kemudian mendirikan VOC,
lalu VOC membiarkan terselenggarakannya sekolah-sekolah tradisional
di Indonesia dengan tujuan untuk menyebarkan agama Kristen dan
melenyapkan agama Katholik.

D. Pendidikan Pada Masa Penjajahan Belanda


Pendidikan pada masa penjajahan Belanda masih belum merata
dimana pendidikan hanya diberikan kepada kaum bangsawan, banyak
orang Indonesia yang tidak dapat menerima pendidikan. Bahasa
pengantar pada masa ini adalah bahasa Belanda. Setelah VOC
mengalami kebangkrutan pada tahun 1799, Indonesia menjadi daerah
jajahan Belanda dengan nama Hindia-Belanda. Lalu muncullah politik
etis yang dipelopori oleh seorang Belanda yang bernama Van Deventer.
Politik etis tersebut dianggap sebagai balas budi kepada Negara
Indonesia.
Usaha yang dilakukan pada saat penerapan politik etis yaitu;
membangun irigasi di daerah-daerah pertanian/perkebunan,
menyelenggarakan emigrasi di daerah yang dirasa sudah padat, dan
memberikan pendidikan kepada bangsa Indonesia. Namun, tetap saja
adanya perbedaan yang tajam antara pendidikan Belanda dan
pendidikan Pribumi. Pemberian pendidikan yang dilakukan disesuaikan
dengan kebutuhan, dan pendidikan dan pengetahuan Barat diterapkan
sebanyak mungkin bagi golongan penduduk Pribumi.

E. Pendidikan Pada Masa Penjajahan Jepang


Setelah Belanda ditaklukkan oleh bangsa Jepang pada tanggal 8
Maret 1942, maka Belanda angkat kaki dari Indonesia. Dan dimulailah
penjajahan Jepang di Indonesia, Jepang bercita-cita menjadi pemimpin
Asia Timur Raya. Dengan konsep kemakmuran bersama Asia Raya dan
semboyan “Asia Untuk Bangsa Asia” negara Jepang menargetkan
Indonesia. Sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang sangat

8
dipengaruhi oleh motif untuk mendukung kemenangan militer dalam
peperangan Pasifik. Sistem pendidikan ditujukan untuk kepentingan
perang.
Berikut karakteristik sistem pendidikan Jepang
a. Sistem pendidikan ditujukan untuk kepentingan perang.
b. Dihapuskannya dualisme Pendidikan dan dibentuklah jenjang
pengajaran Sekolah Rakyat 6 tahun (Sekolah Dasar), Sekolah
Menengah (Sekolah lanjutan) 3 tahun, Sekolah Menengah Tinggi 3
tahun (SMA pada masa Jepang).
c. Tujuan pendidikan adalah untuk menyediakan tenaga Romusha dan
prajurit-prajurit harus membantu peperangan bagi kepentingan
Jepang. Oleh karena itu, murid-murid sekolah wajib untuk
melakukan latihan fisik dan latihan kemiliteran.
d. Pelajaran yang diberikan meliputi sejarah Ilmu Bumi, Bahasa
Melayu, Adat Istiadat, Bahasa Jepang, Ideologi Jepang,
Kebudayaan Jepang, dan juga sejarah Asia.
e. Menggunakan bahasa Indonesia (Melayu) sebagai bahasa
pengantar pendidikan.
f. Setiap murid saat pagi wajib mengucapkan sumpah setia kepada
kaisar Jepang.

F. Pendidikan Pada Masa Kemerdekaan (1945-1950)


Fokus utama pendidikan nasional ketika Indonesia lepas dari
penjajahan yaitu mencerdaskan dan meningkatkan kualitas serta
kemampuan bangsa. Pendidikan pada masa kemerdekaan mampu
menghasilkan Undang- undang pendidikan nomor 4 tahun 1950 yang
memberikan defenisi tentang konsep dan sistem pendidikan nasional.
Mohammad Yamin adalah menteri pendidikan, pengajaran, dan
kebudayaan pada masa itu, ia memberikan pengarahan posisi
pendidikan sebagai landasan pembangunan masyarakat Indonesia
secara nasional yang mampu mengangkat tata nilai sosial sebagai
identitas bangsa.
Pada 25 November 1945 berdiri Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) yang bertujuan untuk mengutamakan perjuangan dalam

9
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Tata susunan
persekolahan sesudah Indonesia merdeka masih sama dengan tiga
tingkatan pendidikan pada masa Jepang. Bahasa pengantar pendidikan
yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan buku-buku pelajaran
yang digunakan adalah buku-buku terjemahan dari bahasa Belanda ke
dalam bahasa Indonesia. Pemerintah juga mendirikan bangunan-
bangunan sekolah, menggunakan perumahan rakyat yang memadai
dan menyelenggarakan sistem mengajar dua kali sehari dimana satu
bangunan sekolah dipergunakan oleh dua sekolah untuk mendukung
kegiatan pendidikan.

G. Pendidikan Pada Masa Orde Lama (1950-1966)


Pemerintahan yang berasaskan sosialisme menjadi pondasi
pendidikan dibentuk dan dijalankan demi pembangunan dan kemajuan
bangsa Indonesia di masa mendatang. Pendidikan pada masa ini
merupakan hak semua kelompok masyarakat tanpa memandang kelas
sosial. Orde lama berusaha membangun masyarakat yang kuat,
berdemokrasi, memiliki kesamaan hak dan kewajiban termasuk didalam
bidang pendidikan. Menteri pendidikan pada masa ini adalah Ki Hadjar
Dewantara, ia mengembangkan pendidikan berdasarkan asas
kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan
kemanusiaan yang dikenal sebagai Panca Dharma Taman Siswa
dengan semboyan “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso,
tut wuri handayani.”
Kurikulum pendidikan pada masa orde lama terdiri dari:
a. Leer Plan, merupakan kurikulum pertama yang lahir pada masa
kemerdekaan. Leer plan berasal dari bahasa Belanda yang berarti
rencana pelajaran. Orientasi pendidikan diutamakan pendidikan
watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
b. Rencana Pelajaran Terurai 1952, pada kurikulum ini seorang guru
mengajar satu mata pelajaran, satuan mata pelajaran lebih
dirincikan namun siswa masih sebagai objek karena guru adalah
subjek sebagai pentransfer ilmu.

10
c. Kurikulum 1964, pada kurikulum ini lebih difokuskan pada
pengembangan daya cipta, karsa, karya dan moral (Panca
Wardhana). Mata pelajaran dikelompokkan menjadi lima bidang
studi yaitu moral, kecerdasan, emosional, keterampilan, dan
jasmani.

H. Pendidikan Pada Masa Orde Baru


Orde baru berlangsung pada tahun 1968-1998, dapat dikatakan
sebagai era pembangunan nasional. Pendidikan pada masa orde baru
mengusung ideologi keseragaman. Peserta didik pada masa ini
diberikan beban materi pelajaran yang sangat banyak dan berat karena
faktor kurikulum.
Kurikulum yang digunakan pada masa ini:
a. Kurikulum 1968, kurikulum ini menekankan pada pendekatan
organisasi materi pelajaran, muatan materi pelajaran bersifat
teoritis dan tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan.
b. Kurikulum 1975, kurikulum ini menekankan pada tujuan yaitu agar
pendidikan lebih efektif dan efisien. Pada kurikulum ini guru
berperan penting untuk membuat rincian tujuan yang diinginkan
dalam setiap proses belajar-mengajar yang ia lakukan. Dengan
kurikulum ini semua proses pembelajaran lebih sistematis dan
bertahap.
c. Kurikulum 1984, pada kurikulum ini proses lebih penting dalam
pelaksanaan pendidikan. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, bertanya, dan mendiskusikan sesuatu
dalam menjalankan perannya dalam pembentukan pengetahuan.
d. Kurikulum 1994, kurikulum ini merupakan kurikulum gabungan dari
kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum ini siswa dibebankan
dengan materi muatan nasional dan muatan lokal sesuai dengan
daerahnya masing-masing.

11
I. Pendidikan Pada Masa Reformasi
Kurikulum yang dipakai pada masa ini adalah:
a. Kurikulum Berbasis Kompetensi, pada kurikulum ini siswa dituntut
untuk menjadi aktif dalam memperoleh informasi, guru diposisikan
sebagai fasilitator dalam pendidikan, sumber belajar tidak hanya
dari guru dan buku pelajaran, berorientasi pada proses dan hasil.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, pada kurikulum
ini sekolah berhak untuk menyusun dan membuat silabus
pendidikan sesuai dengan kepentingan siswa dan lingkungan. Siswa
diberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan secara
terbuka sesuai dengan sistem dan silabus yang ditentukan
sekolahnya masing-masing.
c. Kurikulum 2013, kurikulum ini adalah langkah lanjutan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan KTSP
2006. Kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi dengan
tujuan untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan
teknologi. Kurikulum ini juga mengembangkan keseimbangan
antara sikap spiritual dan sosial. Pada kurikulum ini juga terdapat
Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan kompetensi yang
dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran.
d. Kurikulum Merdeka Belajar, kurikulum ini adalah kurikulum yang
memiliki tujuan untuk mendorong peserta didik untuk bisa
menguasai beragam kompetensi. Kurikulum ini memberikan
kebebasan kepada lembaga pendidikan agar mahasiswa dapat
memilih bidang yang mereka sukai, mereka diberi kebebasan untuk
mengambil SKS diluar program studi untuk pengembangan
kreativitas dan kemandirian dalam menemukan pengetahuan.

5. Implikasi Landasan Historis Terhadap Pendidikan di Indonesia


Landasan Historis berperan penting karena dengan adanya sejarah
pendidikan dimasa lalu maka pendidikan dimasa sekarang dapat tetap
berlangsung, dimana dahulu saat masa penjajahan Jepang jenjang
pendidikan terdiri: Sekolah Dasar selama 6 tahun, Pendidikan lanjutan
selama 3 tahun, Pendidikan Menengah selama 3 tahun, Pendidikan

12
Kejuruan, Pendidikan Tinggi yang masih berlaku sampai saat ini. Implikasi
lainnya dapat kita lihat pada semboyan “Tut Wuri Handayani” yang berarti
dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan,
dari tengah seorang guru harus bisa memberikan ide dan dari depan
seorang guru harus bisa memberikan teladan.
Landasan historis pun digunakan sebagai pedoman untuk
membentuk suatu kurikulum, dengan adanya kurikulum pada masa lampau
maka akan terjadi perubahan pada kurikulum-kurikulum dimasa yang akan
datang sehingga pendidikan di Indonesia dapat berkembang. Landasan
historis didalam pendidikan juga penting untuk mengingatkan kepada para
peserta didik untuk dapat mengembangkan sikap nasionalisme, dimana
pada masa lampau saat penjajahan Jepang warga Pribumi dilatih
kemiliteran untuk membantu perang dan juga wajib mengikuti upacara
sehingga didalam persekolahan diadakanlah upacara setiap hari Senin
ataupun hari peringatan tertentu.

13
BAB III

PENUTUP

1. Simpulan
Pendidikan adalah suatu proses mewariskan peradaban pada masa
lampau, sehingga peradaban pada masa lampau yang memiliki nilai-nilai
luhur dapat dipertahankan, diajarkan dan dilakukan oleh generasi yang
akan datang. Dengan adanya pewarisan tersebut pendidikan menjadi
pengawal, perantara dan pemeliharaan peradaban. Tanpa adanya masa
lampau pendidikan kita tidak akan dimulai, dan pendidikan sekarang tidak
akan ada. penjajahan yang dilakukan oleh negara lain pun dapat
menyebabkan dampak yang baik bagi negara kita, sehingga kita dapat
mengenal pendidikan dan terus berusaha untuk memajukan pendidikan.
Pendidikan saat ini adalah sambungan dari pendidikan dimasa lampau, dan
praktik pendidikan yang di pandang baik dan tetap berguna dimasa lampau
akan tetap dipertahankan agar cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa
dapat dicapai.

2. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat
beberapa kesalahan, oleh sebab itu penulis menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki diri. Semoga
makalah ini dapat memberikan ilmu dan manfaat bagi para pembaca agar
lebih dapat mengerti mengenai landasan historis pendidikan. Saran saya
untuk para pembaca agar dapat mencari informasi dari beberapa sumber
atau dapat melihat daftar pustaka saya untuk menambah wawasan agar
lebih mengerti mengenai landasan historis pendidikan. Dan kita janganlah
pernah melupakan sejarah, karena dari sejarah kita dapat belajar dan
dapat memperbaiki diri untuk masa depan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abd Rahman, B. P., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani, Y. (2022).
PENGERTIAN PENDIDIKAN, ILMU PENDIDIKAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN.
AL-URWATUL WUTSQA: Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1-8.

Datumula, S. (2020). PERATURAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA


MASA ORDE LAMA, ORDE BARU, REFORMASI, DAN KABINET KERJA. Moderasi:
Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(2), 56-78.

Fadli, M. R., & Kumalasari, D. (2019). Sistem Pendidikan Indonesia Pada Masa
Orde Lama (Periode 1945-1966). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya,
9(2), 157-171.

Heriyati, R. (2022). LANDASAN HISTORIS DALAM PENDIDIKAN. KONSEP DAN


APLIKASI LANDASAN PENDIDIKAN DALAM SEKOLAH PENGGERAK, 125.

Shantini, Y. (2016). Penyelenggaraan EfSD dalam jalur pendidikan di Indonesia.


Pedagogia, 13(1), 136-141.

Susetyo, S. (2020, October). Permasalahan Implementasi Kurikulum Merdeka


Belajar Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu. In
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra (Vol. 1, No. 1, pp. 29-43).

15

Anda mungkin juga menyukai