Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Penelitian 2015

ANALISIS KADAR FLAVONOID DARI EKSTRAK METANOL DAUN DAN


BUNGA TEMBELEKAN

Wilna Pakaya1, Netty Ino Ischak2, Julhim S, Tangio3


Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang analisis kadar flavonoid dari ekstrak metanol daun dan
bunga tembelekan dengan metode spektrofotometri UV-Vis menggunakan standar kuersetin.
Analisis kadar flavonoid dilakukan pada maks = 374 nm, kadar flavonoid total dihitung
sebagai kuersetin dengan persamaan regresi linear y 0,2897 x 0,0597 dengan koefisien
relasi r2 = 0,9999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar flavonoid total dari ekstrak
metanol daun 51,63 g/g dan bunga 43,04 g/g. Hasil fraksi dari masing-masing sampel
secara berturut-turut yaitu fraksi etil asetat daun 50,18 g/g dan bunga 42,64 g/g, fraksi air
daun 11,28 g/g dan bunga 9,613 g/g, dan fraksi n-heksan daun 1,98 g/g dan bunga 1,62
g/g. Dari ketiga fraksi dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat lebih banyak mengandung
flavonoid dibandingkan dengan fraksi air dan fraksi n-heksan. Berdasarkan uji kualitatif daun
dan bunga tembelekan mengandung senyawa flavonoid.

Kata Kunci : Flavonoid, Tembelekan, Spektrofotometer UV-Vis


ABSTRACT

It has conducted research on the flavonoid content analysis of the methanol extract of the
leaves and flower tembelekan the UV-Vis spectrophotometric method using standard
quercetin. The flavonoid content analysis performed on = 300-400 nm and maks = 374 nm,
calculated as the total flavonoid content of quercetin with linear regression equation
y 0,2897 x 0,0597 the relation coefficient r2 = 0,9999. The results showed that the total
flavonoid content of the methanol extract of the leaves 51,63 g/g and flower 43,04 g/g,
water fraction leaves 11,28 g/g and flaower 9,613 g/g and n-hexane fractions which leaves
1,98 g/g and flower 1,62 g/g. It can be conculated that the ethyl acetate fraction contains
more flavonoids than the fraction of water and n-hexane fraction. Based on qualitative test of
leaves and flowers tembelekan containing flavonoids.

Keywords : Flavonoids, Tembelekan, UV-Vis spectrophotometric


1

1
Wilna Pakaya, NIM 441410067, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
2
Pembimbing I Dr. Netty Ino Ischak, M.Kes,
3
Pembimbing II Julhim S. Tangio, S.Pd, M.Pd

1
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
Keanekaragaman tumbuhan Lokasi Penelitian
menghasilkan satu atau lebih senyawa Penelitian ini dilakukan di
kimia yang berguna untuk menunjang Laboratorium Kimia, Universitas Negeri
kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Gorontalo pada bulan Maret Juni 2014.
Salah satu contoh untuk melindungi diri
sendiri, senyawa kimia yang berfungsi Alat dan Bahan
untuk melindungi diri sendiri pada Alat yang digunakan pada
umumnya terdapat dalam bentuk metabolit penelitian ini, pipet tetes, neraca analitik,
sekunder. Senyawa-senyawa metabolit pipet volumetrik, aluminium foil,
sekunder banyak yang memiliki efek evaporator, pemanas listrik, timbangan
pengobatan, salah satu contoh adalah analitik, mikropipet, gelas erlenmeyer,
flavonoid (Artanti dkk, 2006). corong, corong pisah, kertas saring, tabung
Flavonoid merupakan senyawa reaksi, gelas kimia, gelas ukur,
metabolit sekunder yang terdapat pada spektrofotometer UV-Vis.
tanaman hijau, kecuali alga. Flavonoid Sampel yang digunakan adalah
terdapat pada semua bagian tumbuhan daun dan bunga tembelekan, yang berasal
hijau, seperti pada akar, daun, kulit kayu, dari Desa Kayuogu Kec. Pinogaluman
benang sari, bunga, buah dan biji buah Kab. Bolaang Mongondow Utara.
(Harbone, 1987). Menurut Markham
Bahan yang digunakan pada
(1988), flavonoid tersusun dari dua cincin
penelitian ini adalah metanol, etil asetat, n-
aromatis yang dapat atau tidak dapat
heksan, akuades, HCl, NaOH, H2SO4
membentuk cincin ketiga dengan susunan
pekat, bubuk Mg, AlCl3, dan standar
C6-C3-C6. Salah satu tanaman yang
kuersetin.
mengandung flavonoid yang dimanfaatkan
sebagai obat tradisional adalah tanaman
Prosedur Penelitian
tembelekan (Michael dkk, 2003).
Prosedur penelitian data dilakukan
Beberapa hasil penelitian terhadap
melalui beberapa tahap, yaitu
tembelekan, menurut Sharma (2013) daun
pengumpulan dan pengolahan bahan
tembelekan mengandung senyawa
tumbuhan, ekstraksi dan fraksinasi, uji
flavonoid, tanin, saponin dan minyak
fitokimia dan analisis kadar flavonoid
atsiri, pada bunga mengandung flavonoid
dengan menggunakan spektrofotometri
dan saponin, sedangkan pada batang, buah
UV-Vis
dan akar mengandung senyawa saponin
dan tanin. Ekstrak etanol daun tembelekan Preparasi sampel
mempunyai sifat antipiretik pada tikus Sampel daun dan bunga
putih jantan galur wistar (Suwerteyasa tembelekan dibersihkan, kemudian
dkk, 2013). dipotong kecil-kecil dan dikeringkan
Penelitian ini dilakukan untuk dengan cara diangin-anginkan di udara
mengkaji mengenai Kadar Flavonoid yang yang tidak berkontak langsung dengan
terkandung dalam Ekstrak Metanol dan sinar matahari.
Beberapa Fraksi dari Daun dan Bunga
Tembelekan.

2
bahwa positif mengandung flavonoid
Ekstraksi dan Fraksinasi (Harborne, 1986).
Sampel yang sudah kering,
ditimbang sebanyak 200 gram daun dan Pembuatan Larutan Standar
189,2 gram bunga, masing-masing Kuersetin ditimbang sebanyak 10
dimasukkan dalam toples, direndam mg, dimasukkan dalam gelas piala 50 mL
dengan metanol sampai volume 2 dan dilarutkan dengan 25 mL metanol,
L sampai semua sampel terendam dan kemudian diaduk hingga homogen.
diaduk 30 menit sampai benar-benar Setelah itu larutan dipindahkan kedalam
tercampur, setelah itu didiamkan selama labu takar 100 mL dan ditambahkan
24 jam sampai mengendap. Setelah itu metanol sampai pada garis eksa, lalu
disaring, maserasi dilakukan sebanyak 3 digojok hingga homogen. Encerkan
kali dengan perlakuan yang sama larutan baku induk untuk mendapatkan
menggunakan pelarut yang baru. Hasil larutan baku kerja dengan konsentrasi 0,1
ekstraksi disatukan, kemudian diuapkan ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm, 2 ppm
pada suhu 30-45C dengan menggunakan dan 2,5 ppm.
rotary evaporator agar mendapatkan
ekstrak pekat. Analisis Kadar Flavonoid
Untuk mengetahui kadar flavonoid
Ekstrak kental metanol dilakukan dengan spektrofotometri UV-
disuspensikan ke dalam campuran pelarut Vis menggunakan larutan aluminium
MeOH-H2O dengan perbandingan 1:2, chloride (AlCl3), optimasi panjang
kemudian ekstrak tersebut dipartisi secara gelombang dilakukan untuk menentukan
berulang-ulang dengan n-heksan dan etil panjang gelombang maksimum yang akan
asetat sehingga diperoleh masing-masing digunakan dalam pengukuran
partisi dari fraksi tersebut. Hasil partisi menggunakan larutan standar. Sebanyak
dari masing-masing fraksi diuapkan 1,5 mL larutan ekstrak dari masing-masing
dengan cara dievaporasi dengan sampel diambil dengan konsentrasi 0,5%
menggunakan rotary evaporator dalam dan ditambahkan dengan 1,5 mL AlCl3
keadaan vakum pada suhu 30-400C. 1%. Setelah 10 menit absorbansi diukur
pada panjang gelombang maksimum.
Uji Flavonoid Pembacaan absorbansi dilakukan dengan
Masing-masing ekstrak kental daun menggunakan kurva kalibrasi. Hasil
dan bunga tembelekan, diambil sebanyak dinyatakan sebagai rata-rata dari tiga kali
0,1 gram dilarutkan dengan 10 mL pengukuran dan kandungan flavonoid
metanol, masing-masing dibagi menjadi 4 dinyatakan dengan kesetaraan larutan
tabung reaksi. Tabung reaksi pertama standar flavonoid menggunakan
sebagai kontrol, tabung reaksi kedua, pembanding baku kuersetin. Serapan
ketiga dan keempat berturut-turut diukur dengan spektrofotometer pada
ditambahkan H2SO4 pekat, NaOH, dan panjang gelombang 300-400 nm (Chang
Mg-HCl. Perubahan dari masing-masing dan When, 2002).
tabung yang ditambahkan pereaksi
dibandingkan dengan tabung kontrol, dan
jika terjadi perubahan warna menunjukkan

3
Analisis Data Ekstraksi dan Fraksinasi
Kadar flavonoid, dihitung Serbuk daun dan bunga tembelekan
berdasarkan kurva kalibrasi hasil ditimbang masing-masing sebanyak 200
pembacaan dari alat spektrofotometer UV- gram. Masing-masing dimaserasi dengan
Vis, dan persamaan regresi linear dengan pelarut metanol pada suhu kamar selama 3
menggunakan hukum Lambert-Beer x 24 jam. Hasil maserasi dievaporator
seperti pada persamaan 3.1 dengan evaporator pada suhu 30-40C,
tujuan evaporasi adalah untuk
y bx a mendapatkan ekstrak kental dengan mudah
dan cepat. Ekstrak kental metanol yang
Dimana : y = Absorbansi diperoleh dari daun sebanyak 26,62 gram
x = Konsentrasi (C) mg.L dengan rendemen 13,31% dan ekstrak
b = Slope (kemiringan) kental bunga diperoleh sebanyak 16,49
a = Intersep gram dengan rendemen 8,24%, seperti
yang disajikan pada Tabel 1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Preparasi Sampel Tabel 1 Ekstrak Kental Metanol Daun dan
Daun dan bunga tembelekan yang Bunga Tembelekan
digunakan adalah daun dan bunga yang
Berat
masih dalam keadaan segar, pemilihan Ekstrak Rendemen
Serbuk Berat (g)
sampel harus diperhatikan untuk Metanol (%)
Kering (g)
menghindari kerusakan pada sampel
Daun 26,62 13,31
karena sampel yang cacat telah mengalami 200
kerusakan pada jaringan sel sehingga Bunga 16,49 8,24

komposisi kimianya akan berbeda dengan


Daun dan bunga tembelekan
sampel yang masih segar. Hal-hal yang
mengandung senyawa yang berbeda-beda
harus diperhatikan dalam preparasi sampel
tingkat kepolarannya. Oleh karena itu,
adalah harus terhindar dari zat pengotor,
dilakukan suatu pemisahan dengan cara
kontak dengan senyawa lain dan tidak
fraksinasi. Sebanyak 10 gram ekstrak
terkena langsung oleh cahaya matahari.
metanol masing-masing disuspensikan
Sampel dicuci untuk
dengan campuran pelarut metanol dan air
menghilangkan debu atau kotoran yang
dengan perbandingan (1:2), kemudian
menempel pada sampel, setelah dicuci
ekstrak tersebut dipartisi secara berturut-
sampel digunting kecil-kecil tujuannya
turut dengan menggunakan n-heksan dan
untuk memperluas permukaan sampel agar
etil asetat. Ekstrak kental daun yang
dapat mempercepat proses pengeringan
diperoleh dari masing-masing fraksi yaitu
selain itu juga dapat mempercepat laju
fraksi n-heksan 2,6 gram dengan rendemen
reaksi saat perendaman nanti. Pengeringan
26%, fraksi etil asetat 4,1 gram dengan
dimaksudkan untuk mengurangi kadar air,
rendemen 41% dan fraksi air 2,0 gram
menghentikan reaksi enzimatis dan
dengan rendemen 20%. Sedangkan ekstrak
mencegah tumbuhnya jamur agar dapat
kental bunga yang diperoleh dari masing-
disimpan lebih lama dan tidak mudah
masing fraksi yaitu fraksi n-heksan 2,4
rusak sehingga komposisi kimianya tidak
gram dengan rendemen 24%, fraksi etil
mengalami perubahan.

4
asetat 3,8 gram dengan rendemen 38% dan fraksi dijumlahkan total rendemen dari
fraksi air 1,89 gram dengan rendemen ketiga adalah daun 87% dan bunga 81%.
18,9%, sebagaimana ditunjukkan pada Besar kecilnya nilai rendemen
Tabel 2 menunjukkan keefektifan proses ekstraksi,
Tabel 2 Ekstrak Kental dari Masing- keefektifan proses ekstraksi dapat
masing Fraksi Daun dan dipengaruhi oleh jenis pelarut yang
Bunga Tembelekan digunakan, ukuran partikel sampel dan
Berat Ekstrak Ekstrak lamanya dalam ekstraksi (Kusnawati, 2008
Ekstrak Fraksi Daun Bunga dalam Sudirman, dkk 2011). Nilai
Metanol Berat Rend Berat Rend rendemen yang ideal (rendemen teoritis)
(g) (g) (%) (g) (%)
n-Heksan 2,6 26 2,4 24
adalah 100%, sebuah nilai yang sangat
tidak mungkin dicapai dalam prakteknya.
10 gram Etil asetat 4,1 41 3,8 38

Air 2,0 20 1,89 18,9 Uji Flavonoid


Uji flavonoid dilakukan dengan
Berdasarkan Tabel 2 masing- menambahkan beberapa pereaksi di
masing fraksi daun dan bunga keduanya antaranya adalah H2SO4, NaOH dan Mg-
menunjukkan bahwa rendemen pada HCl. Hasil uji skrining flavonoid dari
ekstrak etil asetat lebih besar yaitu 41% masing-masing ekstrak dan fraksi dapat
dan 38%. dibandingkan dengan nonpolar, ditunjukkan pada Tabel 3.
jika ketiga rendemen dari masing-masing

Tabel 3 Hasil Uji Flavonoid dari Ekstrak Metanol, Fraksi n-Heksan, Fraksi Etil Asetat dan Fraksi
Air Daun dan Bunga Tembelekan
Perubahan Warna
Sampel Ekstrak
H2SO4 NaOH Mg-HCl
Orange menjadi Orange menjadi Orange menjadi
Metanol Orange kehijauan Orange tua Orange kehitaman
Hijau Kekuningan
Tidak terjadi Hijau Kekuningan
n-Heksan menjadi Cokelat
perubahan warna menjadi Hijau tua
Kehitaman
Daun Hijau kekuningan
Tembelekan Hijau kekuningan Hijau kekuningan
Etil Asetat menjadi Orange
menjadi Orange menjadi Orange tua
kecoklatan
Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Air menjadi Cokelat menjadi Orange menjadi Cokelat
kehitaman kehitaman muda
Cokelat kekeruhan
Cokelat kekeruhan Cokelat muda
Metanol menjadi Cokelat
menjadi Orange menjadi Cokelat tua
kehitaman
Kuning menjadi Kuning menjadi Tidak terjadi
n-Heksan Bening Kuning kekeruhan perubahan warna
Bunga Cokelat kekeruhan
Tembelekan Cokelat menjadi Cokelat muda
Etil Asetat menjadi Orange
Orange tua menjadi Cokelat tua
kehitaman
Cokelat kekeruhan
Cokelat kekeruhan Cokelat kekeruhan
Air menjadi Hijau
menjadi Cokelat tua menjadi Cokelat tua
kehitaman

5
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan Dugaan reaksi senyawa flavonoid
bahwa ekstrak daun dan bunga tembelekan yang terbentuk dengan menggunakan
mengandung senyawa flavonoid dengan pereaksi NaOH ditunjukkan pada Gambar
indikasi beberapa perubahan warna setelah 2.
ditambahkan beberapa pereaksi. Hal ini
OH
dikarenakan senyawa flavonoid dalam HO O
HO2C
NaOH H3C
tanaman membentuk glikosida dan aglikon + C + Na+
HO OH O
(aglikon polimetoksi dan aglikon OH O
Asetofenon (Kuning)
Krisin
polihidroksi). Aglikon polimetoksi
bersifat nonpolar, aglikon polihidroksi Gambar 2. Dugaan Reaksi Senyawa
Flavonoid dengan
bersifat semipolar, sedangkan glikosida NaOH (Achmad, 1986)
bersifat polar yang mengandung sejumlah
gugus hidroksil dan gula (Harbone, 1987 Penambahan pereaksi Mg-HCl
dalam Rohyami 2008). Dugaan reaksi tujuannya yaitu mereduksi senyawa
senyawa flavonoid yang terbentuk dengan flavonoid. Dugaan reaksi senyawa
menggunakan pereaksi H2SO4 ditunjukkan flavonoid yang terbentuk dengan
pada Gambar 1. menggunakan pereaksi Mg-HCl
OH
ditunjukkan pada Gambar 3.
OH
OH

HO O HO OH
H O O
H +
OH + SO42- HCl + Cl-
OH-
OH H
OH OH
+
O O
O OH
Flavon Kalkon (merah) Sulfat Flavonol
:

Gambar 1. Dugaan Reaksi Senyawa Flavonoid O+ +


O
Cl- + Cl-
dengan H2SO4 (Markham dan OH OH
Andersen, 2006) OH OH
Garam Flavilium
merah tua

Berdasarkan Gambar 1 terlihat Gambar 3 Dugaan reaksi Senyawa


flavon dan kalkon dapat berlangsung Flavonoid dengan Mg-HCl
dengan katalis asam dan basa. Reaksi ini (Achmad, 1986)

berlangsung dalam dua arah. Berdasarkan Gambar 3, Adifa


Terbentuknya warna merah karena (2007) menjelaskan bahwa penambahan
penambahan H2SO4 pekat mengakibatkan logam Mg dan HCl pada identifikasi
terjadinya reaksi subtitusi elektrofilik. senyawa flavonoid bertujuan unuk
Sebagaimana lazimnya senyawa mereduksi inti benzopiron yang terdapat
aromatik, flavon senantiasa mengalami dalam struktur flavonoid sehingga terjadi
reaksi subtitusi elektrofilik. perubahan warna menjadi jingga atau
Achmad (1986) menjelaskan merah yang membentuk garam flavillium.
bahwa senyawa krisin yang merupakan Penambahan HCl mengakibatkan
turunan dari senyawa-senyawa flavon pada terjadinya reaksi oksidasi reduksi antara
penambahan NaOH mengalami penguraian logam Mg sebagai pereduksi dengan
oleh basa menjadi molekul seperti senyawa flavonoid.
asetofenon yang berwarna kuning.

6
Analisis dan Pembuatan Kurva Pengenceran dilakukan dari larutan induk
Kalibrasi kuersetin dengan teliti, agar kesalahan
Analisis kadar flavonoid dalam pengenceran relatif kecil.
merupakan pengukuran total flavonoid Berdasarkan hasil penentuan absorbansi
yang terkandung dalam sampel. Analisis larutan standar kuersetin pada Tabel 4
kadar flavonoid dilakukan dengan dapat digambarkan kurva kalibrasi larutan
spektrofotometri UV-Vis menggunakan standar berupa grafik kurva konsentrasi
aluminium chloride (AlCl3), standar yang (C) dan absorbansi (A) dengan persamaan
digunakan adalah kuersetin. Kuersetin regresi linear y= 0,2897x + 0,0597 dengan
merupakan salah satu jenis flavonoid yang koefisien korelasi (r2) adalah 0.9999
umum digunakan sebagai standar dalam seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
penentuan kadar flavonoid, yang secara
biologis amat kuat, memiliki aktivitas
antioksidan yang sangat tinggi (Sugrani,
2009) dan glikosidanya berada dalam
jumlah sekitar 60-70% dari flavonoid
(Kelly, 2011) Dalam menganalisis kadar
flavonoid diperlukan deret standar
senyawa kuersetin dengan variasi 0,100
ppm, 0,500 ppm, 1,000 ppm, 1,500 ppm,
2,000 ppm dan 2,500 ppm. Kemudian
diukur absorbansinya pada panjang Berdasarkan kurva kalibrasi pada
gelombang maksimum 374 nm untuk Gambar 4, diperoleh persamaan regresi
mendapatkan kurva kalibrasi larutan linear y = 0,2897x + 0,0597 dengan
standar senyawa kuersetin. Data penentuan koefisien korelasi (r2) adalah 0.9999 yang
absorbansi larutan standar kuersetin seperti menunjukkan bahwa konsentrasi mampu
yang tersaji pada Tabel 4 menerangkan keragaman absorbansi
Tabel 4. Penentuan Absorbansi Larutan sebesar 99.99% dan sekitar 0.01%
Standar Kuersetin diterangkan oleh faktor lain. Hasil
No Konsentrasi, C Absorbansi, pengukuran absorbansi larutan standar
(mg.L-1) A pada berbagai konsentrasi diperoleh
1 0,1 0,086 hubungan yang linear antara absorbansi
2 0,5 0,208 dengan konsentrasi yang ditunjukkan
3 1 0,345
4 1,5 0,500
dengan pengukuran linearitas sebesar
5 2 0,640 0,9999. Besarnya linearitas ini mendekati
6 2,5 0,781 nilai satu sehingga dapat dikatakan bahwa
Kurva kalibrasi digunakan untuk absorbansi merupakan fungsi yang
mencapai ketertelusuran pegukuran, besarnya berbanding lurus dengan
menentukan kebenaran konvensional nilai konsentrasi dan mengikuti persamaan
yang ditunjukkan instrumen dan sampel regresi linear. Setelah diukur
yang diukur. Kurva kalibrasi diperoleh menggunakan alat Spektrofotometer UV-
dengan membuat larutan standar kuersetin, Vis diperoleh hasil pengukuran dan hasil
tujuan pembuatan larutan standar untuk yang diperoleh diperhitungkan dengan
mengukur tingkat ketelitian data.

7
faktor pengenceran seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kadar Flavonoid Pada Daun dan Bunga Tembelekan

Cons Cons Rata-rata


Sampel Ekstrak Abs Pengenceran
(mg/L) (mg/L) (mg/L)

Metanol1 0,796 2,5420 10 kali 25,42


Metanol2 0,826 2,6460 10 kali 26,46 25,81
Metanol3 0,800 2,5560 10 kali 25,56
n-heksan1 0,090 0,1040 10 kali 1,040
Daun n-heksan2 0,089 0,1000 10 kali 1,000 0,993
Tembelekan n-heksan3 0,087 0,0940 10 kali 0,940
Etil Asetat1 0,792 2,5590 10 kali 25,29
Etil Asetat2 0,800 2,5560 10 kali 25,56 25,09
Etil Asetat3 0,767 2,4420 10 kali 24,42
Air1 0,202 0,5660 10 kali 5,666
Air2 0,198 0,6320 10 kali 6,320 5,665
Air3 0,197 0,5010 10 kali 5,010
Metanol1 0,676 2,1280 10 kali 21,28
Metanol2 0,698 2,2040 10 kali 22,04 21,52
Metanol3 0,675 2,1250 10 kali 21,25

n-heksan1 0,083 0,0800 10 kali 0,800


Bunga n-heksan2 0,084 0,0830 10 kali 0,830 0,810
Tembelekan n-heksan3 0,083 0,0800 10 kali 0,800

Etil Asetat1 0,705 2,2280 10 kali 22.28


Etil Asetat2 0,662 2,0800 10 kali 20,80 21,32
Etil Asetat3 0,693 2,1870 10 kali 21,87
Air1 0,202 0,4910 10 kali 4,910
Air2 0,198 0,4770 10 kali 4,770 4,806
Air3 0,197 0,4740 10 kali 4,740

Berdasarkan pengukuran yang 0,080 ppm sampai 2,228 ppm. Pengukuran


disajikan pada Tabel 5 teramati kadar flavonoid total dalam sampel dapat
konsentrasi flavonoid pada daun dihitung berdasarkan konsentrasi pada
tembelekan terbaca pada kisaran 0,100 Tabel 5, data hasil pengukuran kadar
ppm sampai 2,646 ppm. Sedangkan pada flavonoid total daun dan bunga tembelekan
bunga tembelekan berada pada kisaran disajikan pada Tabel 6.

8
Tabel 6. Hasil Perhitungan Kadar Flavonoid Total Pada Daun dan Bunga
Tembelekan
Rata-rata
Sampel Ekstrak Abs Cons (g/g)
(g/g)
Metanol1 0,796 50,48
Metanol2 0,826 52,92 51,63
Metanol3 0,800 51,12

n-heksan1 0,090 2,080


Daun n-heksan2 0,089 2,000 1,980
Tembelekan n-heksan3 0,087 1,880
Etil Asetat1 0,792 50,58
Etil Asetat2 0,800 51,12 50,18
Etil Asetat3 0,767 48,84
Air1 0,202 11,20
Air2 0,198 12,64 11,28
Air3 0,197 10,02

Metanol1 0,676 42,56


Metanol2 0,698 44,08 43,04
Metanol3 0,675 42,50

n-heksan1 0,083 1,600


Bunga n-heksan2 0,084 1,660 1,620
Tembelekan n-heksan3 0,083 1,600

Etil Asetat1 0,705 43,59


Etil Asetat2 0,662 41,60 42,64
Etil Asetat3 0,693 42,74

Air1 0,202 9,820


Air2 0,198 9,540 9,613
Air3 0,197 9,480

Berdasarkan Tabel 6 di atas Daun dan Bunga Tembelekan


diperoleh grafik kadar flavonoid total daun Berdasarkan data yang disajikan
dan bunga tembelekan ditunjukkan pada pada Gambar 5 terlihat bahwa kadar
Gambar 5. flavonoid total tertinggi terdapat pada
ekstrak metanol, masing-masing yaitu
daun 51,63 g/g dan bunga 43,04 g/g.
Hal ini karena flavonoid memiliki ikatan
dengan gugus gula yang menyebabkan
flavonoid bersifat polar sehingga larut
dalam pelarut metanol (Markham, 1988).
Sedangkan kadar flavonoid terendah
terlihat pada fraksi n-heksan, masing-
masing yaitu daun 1,98 g/g dan bunga
Gambar 5. Grafik Kadar Flavonoid Total 1,62 g/g. Menurut monache (dalam
Ekstrak Metanol dan Fraksi dari Mifta, 2010) ada jenis flavonoid yang

9
dapat larut dalam pelarut nonpolar yaitu kadar flavonoid pada daun dan bunga
aglikon polimetoksi atau isoflavon aglikon tembelekan yang ditanam diberbagai
yang gugus gulanya sudah terlepas lokasi karena kadar flavonoid pada suatu
sehingga hanya dapat larut dalam pelarut tanaman berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi
nonpolar seperti n-heksan, isoflavon oleh faktor-faktor lingkungan seperti
umumnya ditemukan pada tanaman yang temperatur, sinar ultraviolet dan tampak,
mengandung minyak. Isoflavon telah nutrisi, ketersediaan air, dan kadar CO2
banyak diisolasi dari berbagai bahan alam pada atmosfer.
tetapi hasil isolasi yang diperoleh
umumnya dalam jumlah yang kecil (Hairil, DAFTAR PUSTAKA
2012). Diantara ketiga fraksi dari masing-
Achmad, S.A., 1986. Kimia Organik
masing sampel yang ditunjukkan pada
Bahan Alam. Karunika Jakarta,
Gambar 4.9 bahwa pada fraksi etil asetat Universitas
lebih banyak mengandung flavonoid yaitu Terbuka. Jakarta
daun 50,18 g/g dan bunga 42,64 g/g
dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan Adifa, Morina., 2007. Isolasi Senyawa
fraksi air. Hal ini disebabkan karena ada Flavonoid Aktif Berkhasiat
beberapa flavonoid bebas seperti flavon, Sitotoksis Dari Daun Kemuning
(Murraya panicullata L. Jack).
flavanon, dan flavonol yang lebih mudah
Jurnal Gradien Vo. 3 No. 2 Juli.
larut dalam pelarut semipolar (Markham, Jurusan Kimia. FMIPA. Universitas
1988). Bengkulu. Bengkulu

KESIMPULAN DAN SARAN Artanti, N., maarifa, Y., Hanafi, M., 2006.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Isolation and Identification of
disimpulkan bahwa kadar flavonoid dari Active Antioxsidant Compound
From Star Fruit Mistletoe
ekstrak metanol pada daun tembelekan
Dendrophthoe pentandra L Miq.
rata-rata 25,81 mg/L dan bunga Ethanol Extract. Journal of applied
tembelekan 21,52 mg/L dengan kadar sciences Vol 8 no 6
flavonoid total daun 51,63 g/g dan bunga
43,04 g/g. Beberapa fraksi dari masing- Chang, C. M., When, H. J., 2002.
masing sampel secara berturut-turut yaitu Estimation of Total Flavonoid
Content in Propolis by Two
fraksi etil asetat daun rata-rata 25,09 mg/L
Complentary Spektrofotometer UV-
dan bunga 21,32 mg/L dengan kadar Vis Methods, J. Food Drugs, Annal.
flavonoid total daun 50,18 g/g dan bunga England.
42,64 g/g, fraksi air daun rata-rata 11,28
g/g dan bunga 9,613 g/g, dan fraksi n- Hairil, A. A., 2012. Sintesis Senyawa
heksan daun rata-rata 0,99 mg/L dan Isoflavon dari Minyak Daun
bunga 0,81 mg/L dengan kadar flavonoid Cengkeh dan di Uji Aktivitas
Antikanker Secara In Vitro.
total daun 1,98 g/g dan bunga 1,62 g/g.
Disertasi. Program Studi S3 Ilmu
Dari ketiga fraksi disimpulkan bahwa Kimia. Fakultas MIPA. Universitas
fraksi etil asetat lebih banyak mengandung Gadjah Mada. Yogyakarta
flavonoid dibandingkan dengan fraksi air
dan fraksi n-heksan. Perlu dilakukan Harborne, S.N., 1987. Phytochemical
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui Methods, Diterjemahkan oleh

10
Kosasih Padmawinata dan Iwang (http://miftachemistry.files.wordpres
Sudiro. ITB. Bandung. s.com/2010/I.pdf) Diakses pada 9
November 2014
Harborne, S.N., 1986. Phytochemical Rohyami, Yulia., 2008. Penentuan
Methods. Penuntun Cara Modern Kandungan Flavonoid Dari Ekstrak
Menganalisis Tumbuhan. Metanol Daging Buah Mahkota
Diterjemahkan oleh Kosasih Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff
Padmawinata dan Iwang Sudiro. Boerl). FMIPA UII. Jurnal Vol. 5
Edisi ke-2. ITB. Bandung. No.1. Yogyakarta.

Kelly, S. G., 2011. Quersetin. Alternative Sharma, Richa., 2013. Preliminary


Medicine Review. Journal Volume Phytochemical Screening of
16, number 2. Lantana Camara Linn. Department
of Chemistry, Sparta Institute of
Markham, K.R., 1988. Techniques of Technology. Journal Vol. 3, No. 4
Flavonoids Identification, Aug. 2013- Oct. 2013. India.
diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata. ITB. Bandung. Sugrani, Andis., 2009. Kimia Organik
Markham, K. R., Andersen, O. M., 2006. Bahan Alam. Flavonoid (Quercetin).
Chemistry, Bichemistry and Program S2. Fakultas MIPA.
Aplications. Press is an Imprint of Universitas Hasanuddin. Makasar.
Taylor and Francis
Suwertayasa, I. M.P., Bodhy, Widdhi.,
Michael, D. Day., Chris J. Wiley., Jullia, Edy, H. J., 2013. Uji Efek
Playforel and Myron, P. Zalucki. Antipiretik Ekstrak Etanol Daun
2003. Lantana camara L : Current Tembelan (Lantana camara L). Pada
Management Status and Future Tikus Putih Jantan Galur Wistar.
Prospects. Journal Australian Centre FMIPA. UNSTRAT. Jurnal Vol. 2
For Internasional Agricultura No. 3. Manado.
Research. Australian Government
Usman, Hanapi. 2003. Teknik Isolasi dan
Mifta, 2010. Senyawa Flavonoid. (Online) Karakterisasi Senyawa Organik
tersedia dalam Kimia. UNHAS. Makasar.

11

Anda mungkin juga menyukai