Anda di halaman 1dari 5

1.

Perbedaan pekerja dan wirausaha


Pekerja adalah orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan secara
rutin dan teratur. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Penghasilan tetap dan stabil
Karyawan memiliki penghasilan tetap setiap bulan, dan memiliki beberapa
pengasilan tambahan seperti tambahan bonus tahunan, umur, tunjangan kinerja
dan masih banyak tunjangan yang lainnya.
Kerja bersifat rutin
Karyawan memiliki jam rutin masuk kerja dari pagi sampe sore selama 8- 12 jam
tergantung perusahaan dalam menerapkan system jam kerjanya.
Kebebasan rendah
Karyawan tidak memiliki kebebasan yang tinggi , mereka tidak bisa seenaknya bisa
keluar kantor , mereka bisa mengambil cuti karyawan jika memang ingin keluar
kantor atau berlibur.
Ketergantungan tinggi (hight dependent)
Tergantung pada perusahaan, atasan, atau penjualan
Bersifat pasti (ada kepastian)
Kepastian tiap bulan mendapat gaji, kepastian tiap tahun mendapat bonus,
kepastian tiap tahun mendapat tunjangan hari raya

Wirausaha
wirausaha sama dengan wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Penghasilan variatif dan fluktuatif
Penghasilan untuk seorang wirausaha bisa saja bulan ini tinggi, bulan besok turun,
tergantung dari ide kreatifitas , tetapi bila sudah berjalan selama satu tahun atau
lebih maka fluktuatifnya bisa saja diperkirakan.
Kerja bersifat tidak rutin
Ritme kerja tidak tentu dan tidak rutin, tidak seperti para pekerja yang harus
disiplin waktu.
Kebebasan tinggi
Bebas kemana saja, tanpa harus izin, karena mempunyai system kerja sendiri yang
ia tentukan.
Ketergantungan rendah
Tidak tergantung oleh siapapun, bebas menentukan pilihan sendiri mulai system
kerja seperti apa dan bagaimana , tergantung inovasi yang ia miliki.
Ketidakpastian tinggi
Bila tidak bisa melihat trend, dan tidak melihat keadaan yang umum terjadi, usaha
bisa aja turun omzetnya, jadi harus dikontrol kedepannya seperti apa usahanya.

2. Definisi ecopreneurship, sociopreneurship,


technopreneurship,intrapreneurship
Ecopreneurship adalah wirausaha yang peduli dengan masalah lingkungan
atau kelestarian lingkungan dalam menjalankan kegiatannya, mereka juga
selalu memperhatikan daya dukung lingkungan dan berusaha
meminimisasikan dampak kegiatannya terhadap lingkungan.
sociopreneurship adalah wirausaha yang mempunyai perhatian penuh
terhadap pengembangan masyarakat di lingkungannya dan mampu
memberdayakannya untuk mengahasilkan satu perubahan social yang
berujung pada kesejahteraan bersama.
Technopreneurship adalah sebuah proses dalam pembentukan usaha baru
yang melihat tekhnologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan
strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai
salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional.
Intrapreneurship adalah praktek-praktek entrepreneurship pada perusahaan-
perusahaan yang sudah mapan yaitu melalui gaya manajemen yang
luwes,inovatif,dan berani mengambil resiko.atau bisa disebut juga seseorang
yang bekerja di sebuah perusahaan yang mempunyai jiwa entrepreneurship
sehingga memberikan konstribusi atau pengaruh yang besar terhadap
pekerjaan atau perusahaan itu sendiri.

3. Analisis 4 Quadrant Robert T. Kiyosaki


Kuadran E (Empolyee) adalah orang-orang untuk menghasilkan uang,
dia bekerja pada orang lain, atau bekerja di sebuah perusahaan.
Mereka biasanya mendapatkan GAJI bulanan sebagai upah mereka
bekerja sesuai dengan yang telah disepakati bersama.
Kelebihan : Mendapat kepastian Gaji Bulanan
Kekrangan : Tidak memiliki kebebasan waktu, tidak memiliki
kebebasan menentukan besarnya penghasilan, nasibnya tergantung
atasannya.
Kuadran S (Self-Employeed) adalah kelompok Profesional merupakan
pekerja lepas, bahasa kerennya freelance. Mereka tidak bekerja
untuk orang lain tapi untuk diri sendiri dengan memegang
klien/customer.
Kelebihan : lebih memiliki kebebasan waktu, dan kebebasan
dalam menentukan penghasilan mereka. Semakin giat mereka
bekerja, semakin besarlah penghasilan yang di dapat.
Kekurangan : Jika mereka sakit, dan tidak bekerja, maka mereka
tidak mendapat uang sama sekali.
Kuadran B (Bussiness) adalah orang yang memiliki usaha namun
dijalankan dengan menggaji pegawai. Sehingga Pengusaha tidak perlu
ikut melakukan operasi harian. Hanya perlu melakukan control
Kelebihan :Memiliki kebebasan menentukan berapa besar uang
yang ingin didapat, Memiliki kebebasan waktu, tidak tergantung
dengan siapapun, dapat membuka lapangan kerja baru.
Kekurangan : Jika gagal, resiko kerugian ditanggung sendiri.
Kuadran I (Investor). Ini adalah kuadran orang yang sudah punya
cukup uang untuk diinvestasikan ke usaha orang lain, sudah tidak
perlu bekerja. Uanglah yang bekerja untuk mereka. Mereka tinggal
membeli produk-produk investasi yang tersedia seperti Deposito,
Saham, Obligasi dll.
Kelebihan : Uang yang bekerja untuk kita, tidak tergantung
oleh siapapun.
Kekurangan : Jika salah perhitungan, uang bisa melayang dalam
sekejap mata.
4. Contoh- contoh wirausaha sukses dari bisnis yang dilakukannya (
entrepreneurship, sociopreneurship,ecopreneurship, dan technopreneurship)
A.Entrepreneurship
Eka Tjipta Widjaja dilahirkan di Coan Ciu, Fujian, Cina pada tanggal 3
Oktober 1923 dengan nama Oei Ek Tjhong. Oleh karena Beliau lahir dari
keluarga miskin, Beliau sudah tidak asing lagi dengan arti kerja keras dan
juga penderitaan. Namun berkat tempaan itulah, akhirnya Beliau mampu
menghadapi segala tantangan dan kegagalan yang pernah dilalui selama
hidupnya. Setelah itu, Eka mencoba berbagai usaha, mulai dari kopra,
gula, hingga kopi dan usahanya tersebut selalu gagal dan mengalami
kebangkrutan. Akan tetapi hal tersebut tidak membuatnya putus asa. Di
umurnya yang ke-37, Eka Tjipta pindah ke Surabaya. Pada awalnya, Eka
telah sempat memiliki kebun kopi dan karet, pabrik minyak kelapa dan
penggilingan padi, namun sayangnya merugi hingga akhirnya Ia
memutuskan untuk menjual usahanya. Setelah itu, dia mendirikan CV
Sinar Mas yang bergerak di bidang ekspor hasil bumi dan juga impor
tekstil.Usahanya kali ini membuahkan hasil hingga Beliau akhirnya bisa
mengembangkan usahanya dan mendirikan PT Tjiwi Kimia di tahun
1976. Di tahun 1980, dia memutuskan untuk membeli sebidang tanah
perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar di Riau. Selain itu, dia
juga membeli mesin serta pabrik dengan kapasitas 60 ribu ton kelapa
sawit. Bisnis tersebut berkembang dengan pesat dan pada tahun 1981,
Belaiu membeli perkebunan dan pabrik teh dengan luas 1000 hektar,
sedangkan pabrikan memiliki kapasitas 20 ribu ton teh. Tak hanya
berhenti sampai di situ, Eka pun berani terjun ke dunia perbankan
dengan membeli Bank International Indonesia (BII) dengan nilai aset
sebesar 13 milyar Rupiah. Setelah dia kelola, bank tersebut menjadi
besar dan nilai asetnya kini telah mencapai 9,2 triliun Rupiah. Sekarang
ini, bisnisnya membentang mulai dari kertas, minyak kelapa sawit,
properti (ITC Mangga Dua, Ambassador di Kuningan, Green View
Apartment di kawasan Roxy), perbankan, dan masih banyak lagi.

B. Sociopreneurship
Muhammad Abdul Karim, yang akrab disapa Karim. Social
entrepreneur ini adalah alumnus program Pertukaran Pemuda
Indonesia-Kanada 2012/2013, juga alumnus Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, jurusan Farmasi. Kini
Karim aktif sebagai Direktur Eksekutif organisasi Sahabat Pulau
dan founder sekaligus CEO wadah pemuda Tasikmalaya, bernama HUB
Tasikmalaya fungsi dari wadah tersebut adalah sebagai wadah anak
muda startup bisnis.
C. Ecopreneurship
Hidayat, pelopor konsep waste management di Indonesia. Ecopreneur
(entrepreneur yang bergerak di bidang lingkungan hidup) dari
Jatimurni, Pondok Gede, Bekasi ini menawarkan konsep waste
management untuk pemukiman dan pasar tradisional. Bila
diterjemahkan secara bebas, waste management artinya pengelolaan
sampah. Di negeri ini, Hidayat telah merintis bisnis itu sejak
1993.Hidayat, melalui PT Mitratani Mandiri Perdana (Mittran)
memproduksi mesin pengolah sampah, seperti mesin pencacah plastik
dan pengepres sampah. Hasil sampah tersebut terbagi menjadi 2
yaitu organic dan non organic. Yang organic akan di jadikan sebagai
pupuk kompos dan non organic dijual kepada orang-orang yang
mengunakan bahan-bahan daur ulang.

D. Technopreneurship
Wirausaha berbasis Teknologi Informasi adalah wirausaha yang
menggunakan dan mengembangkan unit usaha dan unit produksinya
dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Proses pengembangan unit
usaha dan unit produksi dengan memanfaatkan teknologi dapat
meningkatkan hasil sekaligus performa dari unit usaha tersebut. Salah
satu metode ini, sudah tidak asing lagi di dunia maya. Dengan
memasang iklan di internet, penjual akan lebih banyak dilihat barang
jualannya oleh pengguna internet. Contoh nyata adalah memasang
iklan jualan di forum jual beli TokoBagus.com ataupun Kaskus.co.id.

Anda mungkin juga menyukai