RAHARJA
MEDIKA (GAGAL JANTUNG KONGESTIF)
No. Revisi : Halaman :
Nomor
Dokumen 1
Disusun Oleh : Diperiksa :
Ketika pasien datang dengan gejala dan tanda gagal jantung, pemeriksaan
penunjang sebaiknya dilakukan.
Ditetapkan
Standar Direktur RSU Pura Raharja Medika
Tanggal terbit :
Prosedur
Operasional
Ditetapkan
Standar Direktur RSU Pura Raharja Medika
Tanggal terbit :
Prosedur
Operasional
Ditetapkan
Standar Direktur RSU Pura Raharja Medika
Tanggal terbit :
Prosedur
Operasional
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
PENGERTIAN Cedera Kranio Serebral adalah serangkaian kejadian patofisiologik yang
terjadi setelah trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit kepala, tulang
dan jaringan otak atau kombinasinya.
TUJUAN Memberikan acuan tatalaksana pengobatan Cedera Kranio Serebral
KEBIJAKAN Kebijakan Direktur tentang Standar Operating Prosedur (SOP) Bedah Saraf
(Cedera Kranio Serebral)
PROSEDUR Kausa
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan kerja
Trauma pada waktu olah raga
Kejatuhan benda
Luka tembak
Klasifikasi
Cedera kulit keoala luka : sayat, kontusi, laserasi, avulsi
Cedera luka kepala
Fraktur linier sederhana
Fraktur yang menekan
Fraktur terbuka
Fraktur basis kranii
Cedera otak primer
Komosio
Kontusio
Laserasi
Kriteria diagnosis
a. Riwayat trauma
Sebab trauma, estimasi berat ringannya benturan
Adanya kelainan neurologik awal (kejang, kehilangan kesadaran,
kelemahan motorik, gangguan bicara)
Derajat ketidaksadaran
Amnesia retrograd-anterograd
Nyeri kepala, mual, muntah
b. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital (desakan darah, pola pernafasan, nadi, suhu)
Tingkat kesadaran (dinilai dengan Glasgow Coma Scale)
Cedera luar yang terlihat
Cedera pada kulit kepala
Perdarahan dari hidung, mulut, telinga
Hematoma periorbital dan retroaurikuler
Tanda-tanda neurologik lokal
Ukuran pupil dan reaksi cahaya
Gerakan mata
Pola aktivitas motorik
Fungsi batang otak
Refleks tendon
Sistem sensorik dan serebeler perlu diperiksa jika pasien sadar
Diagnosis banding
Hipertensif intraserebral hematom
Perdarahan subarahnoid spontan
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah rutin
Foto kepala (AP, lateral, towne)
Foto servikal bila ada tanda-tanda fraktur servikal
CT Scan
Arteriografi bila perlu
Burr holes (dilakukan bila keadaan pasien cepat memburuk disertai
dengan penurunan kesadaran, pupil anisokori hemiparesis
kontralateral)
Terapi umum :
Pada penderita dengan kesadaran baik, tanpa defisit neurologik, cukup
dilakukan observasi dan terapi simtomatik.
Pada penderita yang tidak sadar dengan atau tanpa defisit neurologik dapat
dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Dilakukan tindakan resusitasi :
a. Airway : jalan nafas
Membebaskan jalan nafas dari sumbatan lendir, muntahan,
benda asing
Bila perlu dipasang pipa endotrakheal
b. Breathing : pernafasan
Bila pola pernafasan terganggu dilakukan nafas buatan atau
ventilasi dengan respirator
c. Circulation : peredaran darah
Mengatasi hipovolemik syok
Infus dengan cairan kristaloid :
- Ringer Laktat
- NaCl 0.9%, Dektrosa 5%, 0,45 Salin
- Infus dengan cairan koloid
- Tranfusi darah
d. Drug
e. Expose
f. F
2. Mengendalikan peninggian tekanan intrakranial
Mannitol 0,5-1 gr/kg BB, diberikan dalam waktu 20 menit,
diulang tiap 4-6 jam
Furosemid 1-2 mg/kg BB
Hiperventilasi, dengan mempertahankan PaCO2 25-30 mmHg
3. Koreksi gangguan elektrolit, asam basa
4. Antikonvulsan bila perlu
5. Antibiotik profilaksi
6. Nutrisi
Pembedahan
a. Koreksi impresi fraktur
b. Pada hematoma intracranial (epidural, subdural, intracerebral)
c. Pada perdarahan intraventrikuler dilakukan kraniectomi diikuti
dengan drainase ventrikel eksternal
d. Pada kontusio dan laserasi otak yang luas dapat dilakukan reseksi
Komplikasi
1. Trauma
a. Perdarahan intrakranial
Epidural
Subdural
Subarachnoid
Intraserebral
Intraventrikuler
Malformasi vaskuler
Fistula karotiko-kavernosa
Fistula cairan serebrospinal
Parese saraf kranial
Epilepsi
Hidrosefalus
Meningitis atau abses otak
Sindrom pasca trauma
b. Tindakan
Infeksi
Perdarahan ulang
Edema serebri
Pembengkakan otak
2. Outcome
Tergantung dari jenisnya lesi, lokasi, umur dan cepat lambatnya
dilakukan tindakan
UNIT UGD
TERKAIT Rawat Jalan
Rawat Inap