Anda di halaman 1dari 11

1.

Definisi Informasi
Informasi adalah sebuah istilah yang tidak tepat dalam pemakaiannya secara
umum. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran
komunikasi, dan sebagainya. informasi dalam system informasi: informasi memperkaya
penyajian, mempunyai nilai kejutan, atau mengungkap sesuatu yang penerimanya tidak
tahu atau tidak tersangka. Dalam dunia yang tidak menentu, informasi mengurangi
ketidakpastian. Definisi umum untuk informasi dalam pemekaian system informasi adalah
sebagai berikut, informasi adalah data yang telah di olah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau
mendatang.

Gambar 2.1 Transformasi data menjadi informasi.

Penyimpan data

Data Informasi
Pengolah

Pengelolaan informasi mengolah data menjadi informasi. Atau lebih tepatnya,


system pengolahan mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna atau
informasi bagi penerimanya.

Gambar 2.2 Data bagi tingkat organisasi mungkin berupa informasi bagi tingkat yang lainnya.

Tingkat Informasi + aturan = Keputusan oleh

manajemen keputusan

Peringkasan data

Tingkat Informasi + aturan = Keputusan oleh

operasi keputusan petugas

Data Transaksi

1
Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau
keputusan. Informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan
berulang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang. Nilai informasi
dilukiskan paling berarti dalam konteks sebuah keputusan. Sebagai contoh, angka
8109.49 tidak dapat dianggap bernilai kecuali diketahui mengakibatkan suatu keputusan.

Data bahan baku informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-


simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya. Data disusun untuk
diolah dalam bentuk struktur data, struktur file, dan data base.

Informasi dalam lingkup sistem informasi, memiliki beberapa, yaitu :

1.Benar atau salah


2.Baru
3.Tambahan
4.Koreksi
5.Penegas

Singkatnya, istilah Data dan Informasi sering saling tukar pemakaiannya.


Tetapi ada perbedaan yaitu bahwa data adalah bahan baku yang diolah untuk memberikan
informasi. Informasi dihubungkan dengan pengambilan keputusan.

2. Informasi Dalam Teori Matematis Komunikasi


Teori matematis mempunyai penerapan langsung dalam sistem komunikasi mekanis
dan elektronik. Ia dipakai secara terbatas dalam praktek untuk sistem informasi
manajemen. Tetapi teori ini dapat membantu pandangan pada sifat informasi

2.1. Perkembangan Historis

Teori informasi diajukan oleh Norbert Weiner, seorang matematikus kenamaan.


Weiner beranggapan bahwa setiap organism terkumpul berdasarkan adanya cara
pemerolehan, pemakaian, penyimpanan, dan penyaluran informasi. Masalah komunikasi
informasi dalam sistem informasi dapat dipandang dalam tiga tingkatan :

1.Tingkatan teknis
2.Tingkatan semantik
3.Tingkatan efektivitas

Teori matematis komunikasi adalah mengenai tingkat teknis dan tidak


bersangkut-paut dengan arti (semantik) atau efektivitas.

2.2. Model Sebuah Sistem Komunikasi

Sebuah model sederhana sistem komunikasi berbentuk sebagai berikut :

Sumber Saluran Tujuan

2
Ada sebuah pemancar yang memungkinkan simbol-simbol kode dikirim melalui
sebuah saluran kepada sebuah penerima. Saluran tadi biasanya bukan penyalur pesan
sandi yang sempurna karena bising ( noise) dan distorsi. Ciri ini tampak dalam diagram
sebuah sistem komunikasi yang diperluas berikut :

Gambar 2.3

Sumber Pemancar Saluran Penerima Tujuan


Penyandi Pengurai

Bising &
Distorsi

Ada perbedaan antara bising dengan distorsi. Distorsi disebabkan oleh suatu
operasi yang diketahui dan dapat dikoreksi oleh operasi lain. Bising adalah gangguan
tidak menentu dan tak terduga. Tujuan sebuah sistem komunikasi adalah membuat
reproduksi pesan yang dipilih dari sumber ke tujuan. Ada berbagai pesan yang dapat
dipancarkan. Sebagai contoh, tiap huruf dan angka dapat disampaikan sebagai pesan
melalui teletype.

2.3. Definisi Matematis Informasi

Dalam teori matematis komunikasi, informasi memiliki arti yang sangat seksama.
Jumlah rata-rata cacah biner (binary digits) yang harus dipancarkan dipakai untuk
identifikasi suatu pesan di antara sekian pesan yang mungkin. Dengan perkataan lain,
teori tadi mengatakan bahwa ada batas banyaknya pesan yang perlu dipancarkan. Pesan
dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, setiap karakter alfa-numerik
(huruf dan angka) dapat menjadi sebuah pesan, atau kalimat lengkap dapat merupakan
pesan-pesan, bila ada sejumlah kalimat tertentu dan terbatas yang akan dipancarkan.

Entropi

Istilah entropi dipinjam dari termodinamika. Yaitu ketidakteraturan relative


(relative disorder) atau keteracakan (randomness) dalam sebuah sistem. Rumusan
informasi kerap disebut sebagai fungsi entropi.

Redundansi

Sebuah komunikasi jarang terdiri dari informasi yang lengkap komposisinya.


Selalu ada saja elemen yang redundan (kelebihan). Redundansi nampaknya secara sekilas
buruk karena menunjukan adanya elemen yang tidak diperlukan. Tetapi sedikit
redundansi dapat dipakai untuk pengendalian kesalahan. Sebagai contoh, andaikan sebuah
pesan mengenai sejarah Amerika sebagaian tercampur bising sehingga yang keluar dari
alat penerima adalah sebagai berikut (*berarti sebuah karakter tak jelas).

PR***DE* P*RT*MA AM***K* *E**** **SH*NG***.


3
3. Reduksi Data
Kendala (constraints) pada sistem informasi dan manusia sebagai pengolah data
menyebabkan perlunya dipakai beberapa cara untuk mengurangi banyaknya data yang
disimpan atau disajikan untuk dipakai manusia.

3.1. Klasifikasi dan Kompresi

Disamping kemungkinan memancarkan semua butir (item) data individu, sistem


dapat menggolongkan (klasifikasi) yang berbeda beda menyatakan pemampatan/kompresi
data. Hal ini tampak dalam klasifikasi perakunan. Direktur sebuah organisasi biasanya
tidak dapat meninjau penjualan satu per satu untuk memperoleh informasi bagi
keputusan. Maka sistem perakunan meringkas semua penjualan dalam sebuah total
penjualan dalam periode tertentu.

Tingkat peringkasan tergantung pada tingkat pengambil keputusan. Sebagai


contoh, Direktur mungkin hanya memerlukan total penjualan per daerah tetapi manajer
penjualan daerah tersebut mungkin memerlukan penjualan berdasarkan masing-masing
wiraniaga dan berdasarkan produk.

Metode-metode reduksi data

Sistem Perakunan Laporan


Penjualan Kode Penjualan 008
Penjualan 008 $ xxx.xx

2.4 Klasifikasi dan Pemampatan

Manajemen Puncak

Peringkasan

Tingkat
Menengah Disaring

Tingkat Disaring
Bawah

Tindakan Kejadian Keluhan


2.5 Peringkasan dan Penyaringan Keorganisasian

4
Data Inferensi

Pengamatan Statistik

Pendapat atau Putusan

Kenyataan Pengolah Penerima

Tambahan

Yang mengelabuhi

2.6 Pengolahan inferensi

3.2. Peringkasan dan penyaringan keorganisasian

Sistem perakunan mengelompokkan dan memanfaatkan data transaksi yang


dibutuhkan untuk tujuan-tujuan perakunan. Tetapi banyak transaksi dan pristiwa lain
mempunyai hubungan (merupakan informasi) untuk pengambilan keputusan.

3.3. Inferensi (Pengambilan Kesimpulan)

March dan Simon memakai istilah penyerapan tak tentu untuk reduksi data yang
timbul bila inferensi/kesimpulan ditarik dari seperangkat data dan inferensi (bukannya
data) tersebut yang dikomunikasikan dalam organisasi. Ini menyebabkan reduksi data
yang cukup besar. Tetapi patut diketahui bahwa si penerima dapat mempunyai estimasi
subjektif atas keyakinan terhadap inferensi tersebut berdasarkan pengetahuan tentang
sumber, metodenya, dan sebagainya.

4. Mutu Informasi
Dalam sebuah telaah yang dibuat oleh Adam mengenai sikap manajemen terhadap
sistem informasi, 75 persen manajer menilai peningkatan kuantitas dan mutu hamper
identik dampaknya terhadap prestasi kerja. Tetapi bila diminta memilih, maka 90 persen
lebih menyukai peningkatan dalam mutu informasi dibandingkan terhadap
kuantitasnya.informasi bervariasi dalam mutunya karena adanya bias atau kesalahan.

Kesalahan adalah persoalan yang lebih gawat karena terhadap hal ini tidak dapat
dilakukan penyesuaian sederhana. Kesalahan dapat disebabkan oleh :

1. Metode pengukuran dan pengumpulan data yang salah


2. Tidak mengikuti prosedur pengolahan yang benar
3. Data hilang atau tidak terolah
4. Kesalahan mencatat atau mengoreksi data
5. File historis/induk yang salah (atau keliru memilih file historis)

5
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan (misal kesalahan program komputer)
7. Kesalahan yang disengaja

Dalam banyaknya sistem informasi, penerima informasi tidak memiliki


pengetahuan tentang bias atau kesalahan yang dapat mempengaruhi mutu informasi
tersebut. Proses pengukuran yang menghasilkan laporan dan ketepatan data didalam
laporan secara tidak langsung menyatakan bahwa ketetapan tidak terjamin. Kesulitan
akibat bias dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui prosedur-prosedur untuk
mencari dan mengukur bias dan kemudian menyesuaikannya. Kesulitan menghadapi
kesalahan dapat diatasi dengan :

1.Pengendalian intern untuk mengetahui kesalahan


2.Audit intern dan ektern
3.Menembahkan batas-batas kepercayaan pada kata
4.Intruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan pengolahan agar pemakai dapat
menilai kesalahan yang mungkin terjadi.

Adanya perbedaan antara dua cara pertama dalam mengatasi kesalahan dengan
kedua cara terakhir. Kedua cara terakhir berusaha member batas kepercayaan pada
pemakai, sedangkan dua cara pertama berusaha mengurangi ketidakpastian data dan
karena itu meningkatkan kandungan informasi.

Cara penyajian data akan mempengaruhi atau menyebabkan bias pada cara
pemakaiannya. Sebagai contoh, bila seorang manajer portefolio meminta daftar sediaan
barang berdasarkan tingkat keuntungan di atas 5 persen, maka sediaan tersebut dapat
disajikan dalam cara yang berbeda-beda.

Bentuk Penyajian Bias keputusan akibat penyajian data

Urutan berdasarkan abjad Dalam sebuah susunan berdasarkan abjad, butir-butir

pertama cenderung mendapat perhatian lebih banyak

daripada yang kemudian.

Urutan berdasarkan Butir-butir dengan tingkat keuntungan tertinggi

tingkat keuntungan diperhatikan dengan agak mengabaikan industri,

ukuran dan sebagainya.

Urutan berdasarkan tingkat Tingkat keuntungan dalam industri akan diperhatikan.

Keuntungan dalam industri Ukuran, dan sebagainya akan kurang berpengaruh.

6
5.Usia Informasi
Bagian ini meneliti sifat usia informasi sehubungan dengan informasi yang
terkandung dalam laporan periodik. Seperti laporan operasi bulanan dan laporan posisi
keuangan pada akhir sebuah periode. Dibedakan dua jenis data:

1. Data kondisi yang berhubungan dengan sebuah titik waktu 31 Desember. Sebagai
contoh adalah sediaan barang pada 31-12-1982 seperti dilaporkan dalam neraca.
2. Data operasi yang mencerminkan perubahan selama satu periode waktu. Sebagai
contoh adalah sediaan barang yang dipakai selama sebulan atau penjualan selama
seminggu.

Sebuah interval informasi (i) didefinisikan sebagai interval antara laporan-


laporan. Untuk laporan mingguan, interval informasinya adalah satu minggu: untuk laporan
bulanan, satu bulan. Penundaan laporan (d) didefinisikan sebagai waktu penundaan
pengolahan antara akhir interval informasi dan terbitnya laporan untuk manajemen.
Dengan memakai dua interval ini, maka usia informasi maksimum, rata-rata dan minimum
dari laporan manajemen didefinisikan sebegai berikut :

Informasi Kondisi Informasi Operasi


Usia Maksimum d+i d + 1,5 i

Usia Rata-rata d + 0,5 i d+i

Usia Minimum d d + 0,5 i

Diminta i = interval informasi antara laporan-laporan

d = waktu penundaan pengolahan

Rumusan untuk informasi kondisi menyatakan bahwa usia minimum adalah waktu
penundaan pengolahan. Bila penundaan ini adalah lima hari, maka angka sediaan untuk 15
september setidaknya telah berusia lima hari sebelum laporan diterima pada 20
september. Usia maksimum informasi kondisi adalah penundaan ditambah interval. Bila
laporan sediaan diterbitkan secara mingguan (interval informasi adalah tujuh hari) dan
penundaan pengolahan adalah lima hari, maka usia informasi yang dipegang sesaat
sebelum menerima laporan baru adalah 7 + 5.

7
i

Usia maksimum = d + i

Usia Usia rata-rata =d + 1/2 i

Usia minimum = d

Waktu

Pola usia data kondisi

d = Waktu dan penundaan pengolahan

i = Interval infonnasi

Usia maksimum = d + i

Usia Usia rata-rata =d + 1/2 i

Usia minimum = d

1/2i

Waktu

Pola usia data operasi

Gambar 2.7. Pola Usia Informasi

Jadi angka sediaan 15 september harus dipakai sampai laporan baru dikeluarkan
tanggal 22 (yang baru akan keluar tanggal 29). Usia rata-rata informasi kondisi adalah
penundaan pengolahan ditambah setengah interval informasi.

Informasi operasi berakumulasi selama suatu periode. Sebagai contoh, penjualan


untuk suatu periode terdiri dari penjualan yang terjadi pada hari pertama periode, hari
kedua, dan seterusnya. Usia rata-rata informasi operasi berakumulasi selama satu
interval informasi menjadi setengah interval. Keterbatasan pengolahan praktis dalam
sistem pengolahan data secara manual dan elektromekanis menyebabkan perlu ada
interval informasi tertentu.

Penundaan pada pengolahan computer tergantung pada metode yang dipakai. Pada
pengolahan secara batch (tumpak), batch atau tumpak tersebut dapat dikumpulkan
selama sehari, seminggu, atau periode lain sebelum diolah. Pada pengolahan secara online,
tidak ada penundaan dari batch. Data diolah pada saat diterima, yang biasanya pada saat
terjadi transaksi. Akibatnya penundaan batch adalah nol. Permintaan informasi atas data
kondisi biasanya diolah dengan penundaan minim sehingga d sangat kecil. Kenyataan

8
bahwa laporan rutin diterbitkan pada interval tetap meski ada kemampuan diatas,
mungkin disebabkan alasan ini:

1. Keputusan-keputusan manajemen tidak peka terhadap interval yang singkat.


2. Kemampuan untuk interval tak tetap belum dibiasakan.
3. Pihak manajemen menganggap laporan periodic lebih bermanfaat,

6. Penerapan Konsep Informasi Pada Rancangan Sistem Informasi


Bab ini telah memberikan garis besar konsep informasi dalam teori informasi, reduksi
data, mutu informasi, dan usia informasi. Bagian ini meringkaskan penerapan semua
konsep ini ke dalam perancangan sistem informasi. Matematika teori informasi telah
diterapkan dalam perancangan sistem komunikasi. Matematika tidak dicapai dalam
lingkungan sistem informasi manajemen yang lebih rumit, tetapi ada beberapa pandangan
diberikan oleh teori tersebut :

1. Informasi mempunyai nilai kejutan


2. Informasi mengurangi keraguan
3. Adanya informasi karena ada pilihan
4. Tidak semua data yang dikomunikasikan mempunyai nilai informasi
5. Sifat redundan bermanfaat untuk mengendalikan kesalahan dalam komunikasi

Model dasar sistem komunikasi dalam teori informasi lebih rumit bila manusia
diikutsertakan. Manusia adalah sistem yang dapat menyesuaikan diri dalam menuju
sasaran. Oleh karena itu lebih sulit diterangkan daripada sebuah sistem komunikasi
perangkat keras.

Manusia Saluran Manusia

pengirim penerima

Bising

(kerangka acuan,

Prasangka, gamgguan

Fisik, dan sebagainya)

Informasi dihubungkan dengan keraguan karena adanya pilihan yang harus diambil dan
pilihan mana yang tepat tidak dapat dipastikan.Bila seseorang penerima mempunyai

9
wewenang mengambil keputusan, mudah dipahami mengapa informasi didefinisikan
sebagai keputusan sehubungan dengan keberhasilan tindakan yang mungkin.

Adanya bising secara jelas telah disebutkan dalam teori komunikasi. Redundansi
dipakai untuk menjamin penerimaan yang tepat dari pesan yang dipancarkan. Dalam
system informasi manajemen, ada cukup banyak bising akibat berbedanya latar belakang
masing-masing manusia.

Kebutuhan akan reduksi data telah menimbulkan berbagai mekanisme, yang semuanya
relevan terhadap rancangan system pengolahan. Konsep mutu informasi berlaku pada
rancangan system informasi dengan memberikan metode untuk mendeteksi dan
menyesuaikan terhadap bias dan metode untuk mendeteksi, mengendalikan, mengurangi
kesalahan.Konsep mengenai usia informasi memperkenalkan gagasan data kondisi yang
diukur pada sebuah titik dan data operasi yang meliputi sebuah periode waktu.

7. IKHTISAR
Bab ini khusus membahas konsep-konsep informasi.Teori informasi lebih tepat
disebut teori matematis komunikasi, tetapi juga member beberapa pandangan yang
berguna bagi system informasi manajemen.

Diuraikan metode mengenai reduksi data antara lain klasifikasi dan pemampatan,
peringkasan dan penyaringan keorganisasian, dan inferensi. Konsep usia informasi
menunjukan hubungan interval informasi, jenis data, dan penundaan pengolahan dalam
menentukan usia informasi.

Relevan konsep usia informasi terhadap perancangan system informasi terutama


adalah pada pengertian yang ditimbulkannya. Rumusan teori tidak memberikan penerapan
kuantitas atas gagasan-gagasannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Davis, Gordon B (1995), Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Cetakan


kesembilan, Jakarta : Gramedia

11

Anda mungkin juga menyukai