Kota Kupang
Lambang
Negara Indonesia
Pemerintahan
Populasi (2015[2])
Demografi
Kecamatan 6
Desa/kelurahan 51
Kota Kupang adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Nusa Tenggara
Timur, Indonesia. Kotamadya ini adalah kota yang terbesar di Pulau Timor yang terletak di
pesisir Teluk Kupang, bagian barat laut pulau Timor.
Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku
bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang" adalah
suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang dari Bugis dan Jawa.
Luas wilayah Kota Kupang adalah 180,27 km dengan jumlah penduduk sekitar 450.360 jiwa (2014).
Daerah ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Sejarah
2Geografi
3Penduduk
4Pemerintahan
o 4.1Walikota
o 4.2Daftar Kecamatan
o 4.3Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
5Transportasi
o 5.1Udara
o 5.2Laut
o 5.3Darat
6Perhotelan
7Pendidikan
o 7.1Taman Kanak-Kanak
o 7.2Sekolah Dasar
o 7.3Sekolah Menengah Pertama
o 7.4Sekolah Menengah Atas
o 7.5Perguruan Tinggi
8Kesehatan
o 8.1Rumah Sakit Pemerintah
o 8.2Rumah Sakit/Klinik Swasta
o 8.3Daftar Puskesmas
o 8.4Laboratorium Kesehatan
9Pers dan Media
o 9.1Surat Kabar
o 9.2Media Online
o 9.3Radio dan Televisi
10Pariwisata
o 10.1Objek Wisata
o 10.2Wisata Kuliner
11Referensi
12Pranala luar
Nama Kupang[4] sebenarnya berasal dari nama seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai Kopan,
yang memerintah Kota Kupang sebelum bangsa Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur. Pada
tahun 1436, pulau Timor mempunyai 12 kota bandar namun tidak disebutkan namanya. Dugaan ini
berdasarkan bahwa kota bandar tersebut terletak di pesisir pantai, dan salah satunya yang strategis
menghadap ke Teluk Kupang. Daerah ini merupakan wilayah kekuasaan Raja Helong dan yang
menjadi raja pada saat itu adalah Raja Koen Lai Bissi.
Pada tahun 1613, VOC yang berkedudukan di Batavia (Jakarta), mulai melakukan kegiatan
perdagangannya di Nusa Tenggara Timur dengan mengirim 3 kapal yang dipimpin oleh Apolonius
Scotte, menuju pulau Timor dan berlabuh di Teluk Kupang. Kedatangan rombongan VOC ini
diterima oleh Raja Helong, yang sekaligus menawarkan sebidang tanah untuk keperluan markas
VOC. Pada saat itu VOC belum memiliki kekuatan yang tetap di tanah Timor.
Pada tanggal 29 Desember 1645, seorang padri Portugis yang bernama Antonio de Sao Jacinto tiba
di Kupang. Dia mendapat tawaran yang sama dengan yang diterima VOC dari Raja Helong.
Tawaran tersebut disambut baik oleh Antonio de Sao Jacinto dengan mendirikan sebuah benteng,
namun kemudian benteng tersebut ditinggalkan karena terjadi perselisihan di antara mereka. VOC
semakin menyadari pentingnya Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu kepentingan
perdagangannya, sehingga pada tahun 1625 sampai dengan 1663, VOC melakukan perlawanan ke
daerah kedudukan Portugis di pulau Solor dan dengan bantuan orang-orang Islam di Solor, Benteng
Fort Henricus berhasil direbut oleh VOC.
Pada tahun 1653, VOC mendarat di Kupang dan berhasil merebut bekas benteng Portugis Fort
Concordia, yang terletak di muara sungai Teluk Kupang di bawah pimpinan Kapten Johan Burger.
Kedudukan VOC di Kupang langsung dipimpin oleh Openhofd J. van Der Heiden. Selama
menguasai Kupang sejak tahun 1653 sampai dengan tahun 1810, VOC telah menempatkan
sebanyak 38 Openhofd dan yang terakhir adalah Stoopkert, yang berkuasa sejak tahun 1808
sampai dengan tahun 1810.
Nama Lai Kopan kemudian disebut oleh Belanda sebagai Koepan dan dalam bahasa sehari-hari
menjadi Kupang. Untuk pengamanan Kota Kupang, Belanda membentuk daerah penyangga di
daerah sekitar Teluk Kupang dengan mendatangkan penduduk dari pulau Rote, Sabu dan Solor.
Untuk meningkatkan pengamanan kota, maka pada tahun 23 April 1886, Residen Creeve
menetapkan batas-batas kota yang diterbitkan pada Staatblad Nomor 171 tahun 1886. Oleh karena
itu, tanggal 23 April 1886[5] ditetapkan sebagai tanggal lahir Kota Kupang.
Setelah Indonesia merdeka, melalui Surat Keputusan Gubernemen tanggal 6 Februari 1946, Kota
Kupang diserahkan kepada Swapraja Kupang, yang kemudian dialihkan lagi statusnya pada tanggal
21 Oktober 1946 dengan bentuk Timor Elland Federatie atau Dewan Raja-Raja Timor dengan ketua
H. A. A. Koroh, yang juga adalah Raja Amarasi[6].
Berdasarkan Surat Keputusan Swapraja Kupang Nomor 3 tahun 1946 tanggal 31 Mei 1946
dibentuk Raad Sementara Kupang dengan 30 anggota. Selanjutnya pada tahun 1949, Kota Kupang
memperoleh status Haminte dengan wali kota pertamanya Th. J. Messakh. Pada tahun 1955 ketika
menjelang Pemilu, dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor PUD.5/16/46 tertanggal 22 Oktober
1955, Kota Kupang disamakan statusnya dengan wilayah kecamatan.
Pada tahun 1958 dengan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958, Provinsi Sunda Kecil dihapus
dan dibentuk 3 daerah Swantara, yaitu Daerah Swantara Tk I Bali, Daerah Swantara Tk I Nusa
Tenggara Barat dan Daerah Swantara Tk I Nusa Tengara Timur. Kemudian Undang-Undang Nomor
69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II (Kabupaten) yang antara lain
Kabupaten Kupang. Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 17 Tahun 1969 tanggal 12 Mei 1969 dibentuk wilayah kecamatan yakni
Kecamatan Kota Kupang.
Kecamatan Kota Kupang mengalami perkembangan pesat dari tahu ke tahun. Kemudian pada
tahun 1978 Kecamatan Kota Kupang ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1978[7], yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18
September 1978. Pada waktu itu Drs. Mesakh Amalo dilantik menjadi Wali Kota Administratif yang
pertama dan kemudian diganti oleh Letkol Inf. Semuel Kristian Lerik pada tanggal 26 Mei 1986
sampai dengan perubahan status menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang. Perkembangan
Kota Administratif Kupang sangat pesat selama 18 tahun, baik di bidang fisik maupun non fisik.
Usulan rakyat dan Pemerintah Kota Admnistratif Kupang untuk mengubah status menjadi
Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang disetujui oleh DPR RI dengan disahkannya Rancangan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang
menjadi Undang-Undang pada tanggal 20 Maret 1996[8] dan ditetapkan oleh Presiden Republik
Indonesia dan tertuang pada Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3632 Tahun 1996.
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang diresmikan oleh Mendagri Mohammad Yogi S.
M. pada tanggal 25 April 1996.
Kemudian dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, maka Kotamadya
Daerah Tingkat II Kupang berubah menjadi Kota Kupang.
Rata-rata hari hujan atau bersalju ( 1.0 mm) 18.1 15.5 13.2 5.0 2.5 1.2 0.8 0.3
% kelembapan 85 86 83 75 70 67 65 63
Rata-rata sinar matahari bulanan 189 195 223 267 276 276 288 304
Pelabuhan Tenau dapat melayani kapal-kapal barang maupun penumpang. Dahulu melalui
dermaga ini sering melayani kapal penumpang menuju Pante
Makasar, Ruteng, Ba'a, Dili, Kalabahi dan lain-lain. Saat ini Pelabuhan Niaga dan Pelabuhan
Komersial terletak di daerah Tenau dan Bolok, yang merupakan wilayah Kabupaten Kupang. Di
wilayah Kota Kupang terdapat Pelabuhan Rakyat di Namosain dan Pelabuhan Laut Kupang.
Pelabuhan Rakyat Kupang di Namosain merupakan pelabuhan laut alam yang sekarang telah ditata
dengan lebih baik. Pelabuhan ini kapal-kapal kayu melayani transportasi laut menuju Rote, Semau
dan beberapa daerah di sekitar Kota Kupang. Sebelumnya juga digunakan oleh para nelayan
sebagai tempat berlabuh dan bongkar muat hasil tangkapan. Pelabuhan Tenau Kupang yang
merupakan pelabuhan laut tua, saat ini menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal layar dari luar
negeri yaitu Australia, Timor Leste, New Zealand dan menjadi salah satu tempat persinggahan
dalam kegiatan Sail Indonesia dari Darwin, Australia menuju beberapa pulau di Indonesia[16].
Darat[sunting | sunting sumber]
Bemo Kota Kupang
Sistem transportasi darat Kota Kupang dilayani oleh minibus angkutan kota yang biasa disebut
bemo. Ada pula layanan taksi dan beberapa rute dilayani oleh bus kota. Sebagian besar rute dalam
kota dilayani oleh bemo yang menghubungkan beberapa terminal seperti Terminal Kupang,
Terminal Oepura dan Terminal Oebobo. Untuk keberangkatan jalan darat ke luar kota dilayani di
Terminal Oebobo.
Khusus untuk angkutan bemo, memiliki ciri khas tersendiri. Rute setiap bemo ditandai oleh warna
dan angka yang terdapat pada bagian atas depan bemo.
Aksesoris bemo yang sangat banyak ditambah dengan dentuman musik yang sangat keras. Selain
itu terdapat juga jasa layanan transportasi roda dua yang lebih dikenal dengan ojek yang banyak
dijumpai di setiap sudut Kota Kupang.
Melalui jalan darat pula dilayani bus antar kota dalam provinsi ke SoE, Kefa dan Atambua, serta
antar negara, yakni ke Dili, Timor Leste. Bus ini disediakan oleh berbagai penyedia layanan
termasuk DAMRI. Layanan imigrasi Indonesia-Timor Leste dilaksanakan di Tasifeto Timur-
Batugade.
Sasando Hotel
Ima Hotel
Amaris Hotel Kupang
Astiti Hotel
Silvia Hotel
Hotel berbintang 3
RSU Mamami
RSIA Dedari
RS Kartini
RS Leona
Siloam Hospital Kupang
RS Katolik Carolus Boromeus
Daftar Puskesmas[sunting | sunting sumber]
Puskesmas Alak
Puskesmas Naioni
Puskesmas Bakunase[25]
Puskesmas Pasir Panjang
Puskesmas Kupang Kota
Puskesmas Oebobo
Puskesmas Oepoi
Puskesmas Sikumana
Puskesmas Penfui
Puskesmas Manutapen
Laboratorium Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Radio Tirilolok Swara Verbum 101.1 FM, "We are the voice of the voiceless" Jl.Thamrin-Oepoi
Kota Kupang
Swaraham 88,5 FM "Radionya Warga Kota Kasih', JL. Sangkar Mas No.16 - Nunbaun Sabu -
Alak - Kota Kupang
Madika 91.7 FM "The Top Radio Station" (JL. SK. LERIK NO.16 WALIKOTA)
Radio Swara Timor 90.1 FM Your Lovely Family Station
DMWS FM 103.5 MHz
Rhamagong 96,8 MHz
KISORRA FM 105,1 MHz
AFB TV CHANEL 40 UHF & RADIO 95.2 Mhz
Kaisarea Voice 97,6 MHz
Lizbeth 98.4 FM
Swara Kupang 96.0 FM
Suara Kasih 89.3 FM
Radio Sahabat (Kab. Kupang)
Stasiun televisi milik pemerintah yang beroperasi di Kota Kupang adalah TVRI Kupang. Selain itu
ada stasiun televisi swasta yang beroperasi di Kota Kupang antara lain:
TVRI Nasional
TVRI NTT
iNews TV
RTV
AFB TV
RCTI
NET.
Indosiar
Trans TV
Trans7
Metro TV
Global TV
Kompas TV
Fox Family Movies
HBO Signature
HBO Latino
HBO Hits
Disney Channel
Pantai Lasiana
Pantai Lasiana mulai dibuka untuk umum sekitar tahun 1970-an. Sejak Dinas Pariwisata NTT
memoles dengan membangun berbagai fasilitas pada tahun 1986, Pantai Lasiana ramai dikunjungi
turis asing. Sesuai rencana pengembangan Pemkot Kupang, Pantai Lasiana akan dijadikan Taman
Budaya Flobamora, yakni sebutan yang mengacu pada keseluruhan suku bangsa di dekat Pantai
Lasiana, antara lain, Flores, Sumba, Timor dan Alor.
Di pantai Lasiana ini terdapat sebuah Cafe, dan banyak didapati Lopo-lopo dan tempat makanan
ringan seperti pisang bakar dan jagung bakar yang berderet. Lopo-lopo adalah sebutan lokal untuk
pondok yang dibangun menyerupai payung dengan tiang dari batang pohon kelapa atau kayu dan
beratapkan ijuk, pelepah kelapa atau lontar, alang-alang, dan yang berbahan semen, Bisa juga
beratapkan seng yang bagian luarnya dilapisi ijuk, pelepah kelapa atau lontar dan alang-alang.
Taman Nostalgia
Berlokasi di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Taman Nostalgia dirancang sebagai taman
kota. Dengan fasilitas jogging track, arena olah raga dan wisata kuliner. Di Taman Nostalgia
terdapat Gong Perdamaian Nusantara. Gong Perdamaian Nusantara (GPN) merupakan sarana
persaudaraan dan pemersatu bangsa. Berasal dari Desa Pakis Aji, Kecamatan Plajan, Kabupaten
Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Gong yang berusia 450 tahun itu milik Ibu Musrini, yang adalah ahli
waris generasi ketujuh dari pencetus gong. GPN terbuat dari bahan campuran kuningan (bronze)
dan perunggu, berdiameter 2 meter dengan berat 100 kg. GPN bermakna keseimbangan
kehidupan dan memberi nilai lebih, kebanggaan, citra baik dan sumber pendapatan sepanjang masa
bagi daerah yang menerimanya. Struktur GPN menampilkan :
Pantai Nunsui
Pantai Batunona
Gua Kristal
Gua Monyet Tenau
Gua Monyet Sasando
Ekowisata Mangrove
Batukapala Beach
Ketapang Satu Beach
Namosain Beach
Pantai Teddy's
Pantai Pasir Panjang
Pantai Paradiso
Tugu Jepang Penfui
Makam Raja-Raja Taebenu
Bunker Kolakaha
Gua Meriam Jepang
Gua Jepang
Mata Air Amnesi
Benteng Fort Concordia
Taman Budaya NTT
Museum NTT
Wisata Kuliner[sunting | sunting sumber]
Kota ini menyimpan banyak pesona, khususnya penggemar sea food. Wisatawan yang berkunjung
ke kota ini biasanya terkesan dengan ikan bakar yang ukurannya besar-besar dengan harga yang
relatif murah. Pasar malam yang populer di Kota Kupang yang menyajikan makanan sari laut
terletak di daerah Kampung Solor di sekitar bekas bioskop Raja. Dinikmati dengan sambal khas
Kupang, tentu wisatawan akan langsung berjanji pada diri sendiri: "suatu saat nanti, beta akan
kembali lagi". Juga cumi-cumi dan udang segar yang mengeluarkan aroma manis ketika dibakar
sangat mengundang selera. Di samping itu wisatawan juga akan disuguhkan salah satu makanan
khas kota Kupang, yaitu "jagung bose". Makanan ini dibuat dari campuran jagung dan sayuran serta
biji-bijian (biasanya kacang hijau dan kacang tanah). Ada juga "daging se'i", yaitu daging sapi atau
daging babi yang diasap dan dicampur susu, garam dan rempah-rempah sehingga rasanya ada
yang manis dan juga asin. Kota ini juga memiliki pesona wisata karena memiliki pantai pasir putih
yang indah dan laut biru yang cantik. Sejak beberapa tahun terakhir ini menjadi langganan
persinggahan peserta lomba perahu layar internasional.
Satu lagi yang unik adalah penjual jagung bakar yang terbentang sepanjang trotoar di jalan El Tari
(di depan Kantor Gubernur) menjadi tempat favorit kawula muda Kota Kupang.[29]
Untuk wisata halal terdapat banyak warung jawa juga masakan padang , dan yang terbesar adalah
pasar malam yang menyajikan semua hidangan halal. Pasar malam mulai dibuka dari jam 6 malam
di kampung solor kupang