Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Kabupaten Parigi Moutong

Penentuan nasib sendiri dalam artian pembentukan Kabupaten Parigi Moutong


secara yuridis didasari antara lain Undang-Undang Nomor 22 Talmn 1999 ten tang
Pemerintah Daerah terutama Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 6 ayat 1 dan 2 yang
diperbaharui lagi dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 ten tang
Pemerintah Daerah . Selain itu ada juga Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999
tcntang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah terutama Pasal
3,4 dan 6 yang juga telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 33 tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan anatara Pemerintah Pusat dan Daerah serta
Peraturan Pemel1.ntah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom.

Pada awalnya masyarakat daerah Parigi Moutong tersebar ke dalam beratus bahkan
beribu-ribu komunitas yang tersebar di berbagai gunung-gunung dan bukit-bukit
dalam satu kesatuan Gmealogis.Mereka memisahkan OOi antara kesatuan genealogis
lainnya. Sehingga oleh lf7erteim dikenal sebagai sebuah masyarakat komunal yang
dipimpin oleh "Olongian" dan atau "Kemagauan". Pimpinan yang dinamakan
"Magau" atau "Olongian" kemudian berubah menj~di "Raja" sebagai konsekuensi
logis dari pertautan komunalitas masyarakat Parigi Moutong dengan Hindia Belanda.
Keadaan seperti itu, berlangsung hingga datangnya ImperialismeBelanda ke daerah ini
sehingga konsep "Magau" dan "Olongian" berubah menjadi konsep yang namanya
"Raja". Raja inilah yang dijadikan Pemcrintah Hindia Belanda sebagai wakil
representasi dari masyarakat yang plural di wilayah Parigi Moutong. Pada awal abad
ke-20 Pemerintah Hindia Belanda mengadakan kontrak politik yang disebut sebagai
pe11anjian pendek dengan Raja-raja sepcrti Roe di Tojo, Ta Lasa di Poso, Owolu
Marunduh di Mori, Kabodi di Napu termasuk Dg. Malino dan Idjenggi yang
dipresentasikan sebagai wakil dari Kerajaan di Wilayah Parigi Moutong.Namun
masuknya Hindia Belanda sebagai suatu kekuatan Politik di tanah Parigi Moutong
juga dibayar mahal oleh Putra-Putra terbaik daerah ini sebagai pejuang yang tidak
tunduk ke dalam Integrasi Politik kolonial Belanda yang antara lain pcjuang yaitu
Tombolotutu yang bertahan dengan pandangannya sendiri sebagai bentuk
Nasionalisme sendiri.

Selama 39 tahun Kabupaten Parigi Moutong dipel1uangkan, benih ditanam sejak


tanggal 8 Juni 1963 yakni adanya pembentukan Panitia Penuntut Pembentukan
Kabupaten. Setelah diketahui arah perjuangan yang pasti dan jelas maka tanggal 23
Desember tahun 1965 terbentuknya Yayasan Pcmbangunan Wilayah Pantai Timur
dengan Akte Notaris Nomor: 33 tahun 1965.Saat inilah diketahui arah, tujuan dan
hakekat Pembentukan Kabupaten secara Yuridis Formal. Akhirnya mentari cerah
bersinar megah karena pada tanggal 2 Juli 2002 peresmian Kabupaten Parigi
Moutong sebagai Kabupaten yang otonom dilakukan di Gedung PMD Pasar Minggu
Jakarta Selatan oleh Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno atas nama Presiden
Republik Indonesia. Delapan hari kemudian tepatnya pada tanggall 0 Juli 2002
dilantiklah Drs. H. Longki Djanggola,M .. Si sebagai pejabat Bupati Kabupaten
Parigi Moutong yang dilantik oleh Gubemur Sulawesi Tengah Prof. Drs. H.
Aminuddin Ponulele,MS di Parigi Ibukota Kabupaten Parigi Moutong.

2.1.Lambang Daerah dan Maknanya

Lambang Daerah Kabupaten Parigi Moutong ditetapkan dengan Peraturan


Daerah Nomor 1 Tahun 2003, tanggal 17 Mei 2003 yang berbentuk gumbang
tempayung bersudut lima yang melambangkan bahwa:
a. Masyarakat Kabupaten Parigi Moutong bersifat terbuka menerima semua
masukan yang bersifat membangun untuk didimusyawarhakan demi
tercapainya kesejahteraan rakyat.
b.Gumbang atau tempayung bersudut lima melambangkan falsafah Pancasila.
Motto daerah adalah Songu Lara Mombangu yang melambangkan tekad
yang kukuh, tertanam dalam diri setiap masyarakat Kabupaten Parigi
Moutong dalam membangun, untuk tercapainya cita-cita yakni
kesejahteraan rakyat.

Arti Warna
1.Warna putih melambangkan sebagai kesucian.
2.Wama kuning dimaknai sebagaikejayaan atas sejarah dari
kerajaan yang mendiami wilayah Parigi moutong sebelum
lahirnya kabupaten.
3.Wama Hijau dimaknai sebagai kesuburan tanah daerah
kabupaten Parigi Moutong.
4.Wama Coklat dimaknai sebagai tanah tempat kita berpijak
dan menjalani roda kehidupan untuk mencapai masyarakat
madani.
5.Wama Biru dimaknai sebagai keteduhan dan kedamaian
juga mempunyai makna potensi kelautan dimanaluas
wilayah laut kita lebih luas dari daratan terbesar di
kabupaten Parigi Moutong.
6.Warna Hitam dimaknai sebagai ketegaran sikap untuk
menuju Pembangunan.

Arti Gambar
1.Bintang sudut lima dimaknai sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa
2.Padi berwama kuning emas dimaknai sebagai simbol kemakmuran yang
berjumlah 39 butir yang artinya perjuangan masyarakat Kabupaten Parigi
Moutong sampai terbentuknya selama 39 tahun.
3.lkan tuna berwama hitam dan putih dimaknai sebagai potensi kelautan dan
pa'4a sisik tengah 4 dan gerigi ekoratas bawah 10, setiap sirip ekor berjumlah 2
bermakna lahimya Kabupaten Parigi Moutong tanggal1 0 April 2002.
4.Buah kelapa yang terbelah dengan sabut berwama coklat dimaknai sebagai salah
satu tanaman kl1as primadona Kabupaten Parigi Moutong dan kelapa ini
menghadapi tantangan, serta pengorbanan adalah segala-galanya untuk menacapai
cita-cita yang tulus.
5.Isi kelapa (dalam bentuk lingkaran) berwama putih dimaknai sebagai salah satu
tekad yang suci untuk membangun Kabupaten. Parigi Moutong.
6.Peta topografi Kabupaten Parigi Moutong berlatar belakang wama bim dan
kuning bergaris hitam dimaknai sebagai kedudukan Kabupaten Parigi Moutong
adalah sebagai kabupaten strategis tepat ditengah-tengah pulau Sulawesi. Dan
juga sebagai gambaran Kabupaten Parigi Moutong dilintasi oleh garis
khatulistiwa.
7.Garis hitam yang berada disisi dari masing-masing gambar dimaknai sebagai
ketegaran hati untuk mencapai masyarakat madani.
8.Dula Mpo Langga (dulang berkaki) dimaknai sebagai kekuatan budaya yang
masih tetap dipegang oleh masyarakat Kabupaten Parigi Moutong dan terus
dilestarikan sebagai modal dasar pembangunan.
9.Pita wama putih dimaknai sebagai bentuk persaudaraan, pemersatu dari berbagai
unsur masyarakat yang berbeda-beda suku, agama dan ras sebagai wujud dari
motto bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika.

1.3. Gambaran Umum

Secara administratif pada tahun 2004 Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari 8
Kecamatan, 117 Desa/Kelurahan (113 Desa, 4 Kelurahan) dengan jumlah penduduk
adalah 367.105 jiwa, dengan klasifikasi desa terdapat 102 Desa Swasembada, 7 Desa
Swakarsa dan 8 Swadaya. Dengan kepadatan penduduk (population Density) 59
jiwa/km 2• Konsentrasi penduduk tertinggi berada di wilayah Kecamatan Parigi
dengan kepadatan mencapai 108 jiwa/km 2.
Pada akhir tahun 2006 Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari 10 Kecamatan, 119
Desa/Kelurahan (115 Desa, 4 Kelurahan) dengan jumlah penduduk adalah 357.573
jiwa, kepadatan penduduk (population Density) 57 jiwa/km 2. Konsentrasi penduduk
tertinggi berada di wilayah Kecamatan Parigi dengan kepadatan mencapai 105
2
jiwa/km .

1.3.1 Letak dan Luas Wilayah

Kabupaten Parigi Moutong terletak di peslsJJ: timur pulau Sulawesi yang


membentang sepanjang teluk Tomini yang secara geografis terletak pada posisi
119°45" - 121°06" Bujur Timur dan posisi 0°14" Lintang Selatan 04°40" Lintang
Utara. Keistimewaan daerah ini adalah dilewati oleh garis meridian 1200 Bujur
Timur yang menjadi acuan dari penentu waktu untuk wilayah yang termasuk dalam
Waktu Indonesia Tengah (WITA). Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas
wilayah seluas 6.231,85 km 2 dengan batas Administratif Pemerintahan sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buol, Toli-Toli dan Propinsi
Gorontalo.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Poso.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Tomini.

1.3.2. Topografi

Kabupaten Parigi Moutong berada pada ketinggian 0 - 2900 m dpl dan garis pantai
yang memiliki bibir pantai sepanjang 472 km di Teluk Tomini membentang dari
ujung kecamatan Sausu di bagian Selatan hingga kecamatan Moutong yang
berbatasan dengan Provinsi Gorontalo di sisi Utara. Bentuk permukaan tanah di
daerah Kabupaten Parigi Moutong bervariasi dari dataran sampai bergunung. Daerah
yang mempunyai dataran cukup luas adalah Kecamatan Moutong, Parigi dan
Kecamatan Sausu.

Keadaan topografi dengan luas kemiringan lahan rata-rata:


» Datar (0 - 8)% = 146.134 Ba.
» Bergelombang (8 -15)% = 60.443 Ba.
» Curam (15 - 45)%=142.186 Ba.
» Sangat curam ( >45)% = 1.97 Ba.

Landform wilayah Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari dataran rendah dan
perbukitan serta pegunungan yang membentang sepanjang pantai dari utara sampai
selatan dengan ketinggian rata-rata di atas permukaan laut (15 -375) m.

1.3.3. Keadaan Cuaca

Sebagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia,Kabupaten Parigi Moutong


memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Mustin panas terjadi
antara bulan April - September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober
- Maret.
Basil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu tahun 2005 bahwa
suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Maret dan Oktober (28,1 0c) dan
suhu udara terendah terjadi pada bulan Februari (25,4°C). Sementara Kelembaban
udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Mei yang mencapai 82 persen, sedangkan
kelembaban udara rata-rata terendah terjadi pada bulan Maret yaitu 70 persen.
Curah hujan tertinggi yang tercatat tahun 2005 terjadi pada b.wan Juni 6,5
mm,sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu 0,6 mm.
Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar an tara 3 - 5 knots. Berbeda dengan
arah angin pada tahun 2005 posisi arah angin terbanyak di Utara, kecuali pada bulan
Juni dan Juli pada arah Barat Laut.
BAB II
POTENSI DAERAH

2.1. Potensi Sumber Daya Alam

Kabupaten Parigi Moutong mempakan daerah yang terletak di garis khatulistiwa dan
dilalui oleh zona tektonik lempeng yang aktif sehingga memiliki sumber daya alam
dan bahan galian yang berpotensi di mana sangat memberikan harapan bagi
kemakmuran masyarakatnya. Namun sebagian besar potensi tersebut belum diolah dan
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan pendudulrnya.

Potensi Lahan

Khusus wilayah daratan, pemntukkannya dapat dirinci sebagai berikut :


1. Kawasan Hutan 623.185 Ha.
a. Hutan Lindung 162.640 Ha
b. Hutan Cagar alam 60.714 Ha
c. Hutan Produksi Terbatas 127.607 Ha
d. Hutan Produksi Tetap 22.467 Ha
e. Hutan Konversi 22.808 Ha
f. Areal Penggunaan Lain 226.949 Ha

2. Non Kawasan Hutan


Pewilayaan komoditas adalah suatu kesatuan fungsional kawasan yang
mempunyai karakter kegiatan budidaya komoditi pertanian tertentu yang
potensial dan prosfektif untuk dil{embangkan lebih lanjut menjadi kawasan -
kawasan sentra produksi dan aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan
pertanian dan budidaya komoditas unggulan. Pewilayaan komoditas di daerah
ditentukan atas dasar hasil penilaian kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas
unggulan, keadaan wilayah secara umum serta kondisi penggunaan lahan saat ini.
Dati hasil analisis dari penggunaan lahan, dapat dirangkumkan sebagai berikut :
a. Kebun 44.166 Ha
b. Sawah 20.585 Ha
c. Sawah Tadah Hujan 127.607 Ha
d. T anah Ladang 22.409 Ha

Potensi Laut dan Air Tawar

Potensi lestari teluk tomini adalah 587.256 ton/ thn terdiri dari ikan pelagis besar
106.000 ton/thn, pelagis kecil 379.440 ton/thn, ikan demersal 83.846 ton/thn dan
lain-lain 17.970 ton/thn. Luas areal penangkapan 28.208 K1ll 2, dengan hasil produksi
sekitar 21.337 ton/thn yang berarti baru mencapai 3,63 % dari potensi lestari.
Budidaya perikanan darat luas tambak intensif 150 Ha, luas tambak semi intensif
280 Ha, luas tambak tradisional 3.000 Ha, luas kolam air tawar 438 Ha. Disamping
itu pula terdapat budidaya rumput laut 1.250 Ha dan Budidaya teripang 1.250 Ha,
luas pengembangan keramba apung 521 Ha. Produksi perikanan laut di Kabupaten
Parigi Moutong yang tercatat selama tahun 2005 tercatat sebesar 25.558 ton,
sedangkan perikanan darat sebesar 919,10 ton. Produksi ikan yang diawetkan
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 5.512 ton.

Potensi Mineral
Berdasarkan hasil penyelidikan umum yang telah dilakukan oleh Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Parigi Moutong, beberapa kandungan potensi
bahan galian atau sumber daya lmneral yang telah diinventarisasi adalah sebagai
berikut :

Batu Bara
Merupakan proses pengendapan tumbuh-tumbuhan yang tertimbun dan
mengalami proses pengawetan dalam pengaruh tekanan serta temperatur yang cukup
tinggi dan dalam waktu lama. Bermanfaat sebagai sumber energi/bahan
bakar.Lokasi bahan galian di Bukit Malino Besar, Dusun Despot Swakarsa Desa
Ongka di Kecamatan Bolana Lambunu. Dari hasil analisa "Grab sampling" memiliki
nilai kalori 1820 Kkal.

Emas (Au) dan Perak (Ag)


Merupakan hasil proses yang dierosi dan diendapkan oleh sungai-sungai
berupa endapan aluvial.Emas dan Perak termasuk dalam golongan mineral logam -
logam berharga atau "The Precious Metals".Jenis mineral bijihnya dapat berupa
emas mw:ni atau "Native Gold".Keterdapatan emas di Parigi Moutong berada dalam
tubuh batuan dan endapan alluvial yang berasosiasi dengan mineral
perak.Pengusahaannya oleh masyarakat masih dilakukan secata tradisional.
Lokasi indil\:asi keberadaan emas dan petak di Kabupaten Patigi Moutong tetsebat
di bebetapa temp at yaitu ;
•Sungai Mentawa Sausu, Sungai Torue dan sungai Dolago, Kecamatan Sausu.
•Sungai Tombi Ampibabo, Kecamatan Ampibabo .
•Sungai Tambotong Siaga Maninili, Sungai Tada, Sunagai Matantasi,
Kecamatan Tinombo.
•Sungai Moutong Kecamatan Moutong
•Sungai Gangga-Lemusa, Sungai Uwelutu Binangga Kecamatan Parigi.
•Sungai Bugis Swakarsa Wanagading,Pebukitan Gunung Sal1.,Pebukitan
Santigi Kecamatan Bolano Lambunu.
Manfaat dari logam emas terutama digunakan untuk cadangan moneter, perhiasan,
kedokteran, industri kimia, dekorasi 'interior dan lain-lain. Manfaat Perak terutama
untuk cadangan moneter setelah emas, industri kimia, seni dan perhiasan

Tembaga (Cu), Timah hitam, Seng (Zn) dan Arsen (As)


Mineral -mineral ini termasuk dalam golongan mineral mineral non Ferrous (The
Nonferrous Metals). Secara umum mineral ini merupakan hasil dari Metasomatis
Kontak.
Lokasi penyebaran mineral mineral Tembaga,Timah hitam ,Seng dan Arsen yaitu
Sungai Mentawa Sausu Trans, Pebukitan Tompera Sausu,Sungai Torue,Sungai
Trans,Pebukitan Tomborong Maninili Siaga, Sungai Silitunang UPT Trans, Sungai
Ganonggol Gunung Sari, Sungai Bugis Swakarsa, Wanagading, Sungai Moutong
dan Sungai Tinombo.
Kegunaan Logam Arsen untuk bahan campuran beberapa jenis logam antara lain
dengan Pb untuk bahari peluru, untuk campuran warna, obat-obatan industri kimia,
industri perlistrikkan, komunikasi, amunisi, transportasi dan lin-Iain. Kegunaan
logam Pb antara lain untuk Pembungkus kabel, solder, lempengan Pb, amunisi,
baterai dan lain -lain.

Biji Besi (Magnetit dan Hematit)


Bijih besi berupa magnnetit, hematit merupakan endapan konsentrasi residu besi.
Proses pelapukan kimia yang cukup lmat (Dominan) terhadap suatu batuan dapat
menghasilkan suatu endapan (IZonsentrasi) residu (sisa). Makin lama residu yang
tertinggal di temp at asal akan terus terakumulasi, sehingga kemurnian dan nilai
komersil tercapai, karena unsur - unsur yang tidak dikehendaki meninggalkan
tempat. Biji besi yang dijumpai didaerah ini berupa berupa magnetit dan hematit.
Lokasi keterdapatan biji besi ini adalah di pebukitan Marantasi Sipayo Kecamatan
Tinombo,berupa bongkah-bongkah berukuran besar dari 1 m
Kegunaan Besi sangat dibutuhkan untuk berbagai jenis industri,mnufaktur dan
konstruksi.

Kaolin
Kaolin di daerah Parigi Moutong indikasinya berupa adanya alterasi batuan beku
yang kaya feldspar,membentuk kaolinit.
Lokasi Mineral Kaolin di Kabupaten Parigi Moutong di jumpai di desa Binangga
Kecamatan Parigi.
Manfaat : Untuk lndustri-industri Kertas, Karet,Tekstil, Barang barang
Porselin,Refraktori dan bahan penggosok.

Pasir Silikat (Kuarsa dan Feldspar)


Pasir kuarsa umumnya dijumpai beer\Varna putih berbeda pengertiannya dengan
Pasir putih.
Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen,berasal dari rombakan batuan yang
mengandung silicon dioksida (K.uarsa Si02) seperti Granit, Riolit dan Granodiorit.
Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui· proses transportasi, sortasi dan
sedimentasi. Proses transportasi oleh air menyebabkan butiran pasir menjadi
bertambah halus dan relatif menjadi lebih murni.
Pasir kuarsa mempakan hasil pelapukan fisik (desintegrasi) batuan beku granit yang
bersifat pegmatik (berbutir sangat kasar) yang selanjutnya tererosi atau terbawa oleh
media air dan diendapkan pada tepi sungai atau pantai. Endapan pasir silikat di Kab.
Parigi Moutong umumnya terdapat di daerah pantai dan hulu sungai yang membentuk
endapan cukup tebal dan penyebaran yang luas.
Lokasi Pasir silikat Qmarsa dan feldspar) menyebar luas di beberapa pantai dan
sungai di Kabupaten Parigi Moutong yaitu : Pantai Maliali,Tanjung, Tambu Sausu,
Sausu Piore, Pantai Malakosa, Pantai Pur\Vosari, Pantai Tome, Pantai Tindaki, Pantai
Masi Nambam, Sungai Sausu, Sungai Tome, Sungai Sampaloe Tome, Sungai
Dolago, Pantai Avolua, Pantai Marantale,Sungai Tada, Pantai Siaga Maninili, Pantai
Sinei, Pantai Malalang dan Pantai Ogotion.
Hasil Analisa Laboratmium terhadap pasir silikat (kuarsa dan feldspar) di Kabupaten
Parigi Moutong terdiri dari :

Si02 (60,40 - 78,28) %


Al 203 (11,05 - 23,12) %
K20 (3,77 - 4,36)%
Manfaat : Endapan pasir feldspar - kuarsa digunakan sebagai bahan pembuatan
industri keramik/ gelas, abrasive, bahan imbuhan, industri kimia, industri ct,isolasi,
industri semen Pordand, isolator tegangan rendah sampai menegah, industri kaca dan
kertas.

Granit
Granit termasuk bahan galian industri yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan
asam. Batuan ini terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, terbentuk jauh
di dalam kulit bumi sehingga disebut sebagai batuan dalam. Bentuk intrusi dapat
bempa batholit, lakolit maupun phacolit. Akibat kegiatan tektonik dan erosi maka
batuan ini tersingkap di permukaan bumi. Bennanfaat untuk material fondasi
bangunan, alas badan jalan, campuran beton dalam bentuk fraksi ukuran dari split
hingga pasir debu sebagai pemecahan granit, sebagai panel prasasti, dinding
eksterior, tegel, tangga bangunan, batu nisan dll.

Lokasi Granit di Kabupaten Parigi Moutong terdapat di pebukitan Dolago,


Parigimpu'u Kecamatan Parigi, Pebukitan Tolai, Tome Kecamatan Sausu. Corak
Warna: putih bintik hitam.

Hasil analisa Fisik Laboratonum :


2
Kuat Tekanan (805 - 1.204,85)kg/ em
Ketahanan Aus (0,045 - 0,080)mm/mnt
Penyerapan Air (0,080 - 0,16)%
Bobot Jenis (2,60 - 2,61)gr/ em 3
Kekekalan Bentuk (Baik/ tidak eaeat)

Marmer
Merupakan hasil metamorfosa batu gamping atau dolomit yang mengalanu kristalisasi
akibat pengaruh temperatur dan tekanan. Bermanfaat untuk ornamen din ding atau
lantai dan pembuatan barang kerajinan.

Terdapat di Pebukitan Maran tale, Avolua Keeamatan Ampibabo, Pebukitan Pangi,


Binangga dan Parigimpu'u Keeamatan Parigi. Umumnya merupakan sisipan pada
batuan metamorf seperti Gneiss. Corak warna : Putih Sti-ip abu-abu sampai putih
kotor.

Kelompok Batuan Metam01f: Sekis Klorit (marmer Hi;au), Sekis Mika (Abu-
abu) dan Gneis
Seeara geoligis batuan ini terbentuk akibat proses metamorfosis yang berubah batuan
asalnya menjadi metamorf. Batuan asal bisa berupa batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf itu sendiri yang mengalami perubahan karena pengaruh tekanan dan
temperatur tinggi.
Seeara ekonomis batuan ini biasa juga disebut sebagai marmer atau pualam. Adapun
jenisnya tergantung dari kandungan mineral yangmendominasi dalam batuan tersebut
yang memberikan warna yang khas sehingga bisa bernilai ekonomis. Seperti sekis nub
dengan komposisi mineral dari muskovit dengan warn a abu-abu, sekis klorit atau
marmer hijau dan gneiss.
Penyebaran kelompok batuan metamorf ini dan eorak warn a serta fisiknya adalah
sebagai berikut :

Sekis Klorit (Marmer Hijau)


Lokasi : Pebukitan Ogomojolo Lambon Palasa dan Tingkulan sampai Tomini
Keeamatan Tomini. Corak: Hijau muda sampai hijau tua dan merah kecoklatan.

Sekis Mika (Abu-abu)


Lokasi: Pebukitan Ogotumubu, Ambesia, Tilung, Ogobayas Keeamatan Tomini dan
Pebukitan Papau Moutong.

Gneiss
Lokasi : Pebukitan Marantale Kecamatan Ampibabo dan Pebukitan Parigimpu'u
Kecamatan Parigi, Corak warna : Kecoklatan strip putih kotor.

GampinK Limonit
Kegunaan dari b~tu gamping sangat banyak illantaranya adalah untuk pondasi
mmah/pengeras jalan/bangunan fisik lainnya, penetral keasaman tanah, kapUt tohor
dan kapur padam, bahan bangunan, bahan baku pembuatan semen portland. I<husus
untuk gamping limonit ill Kabupaten Parigi Moutong bisa illjaillkan sebagai batu
pualam uptuk lantai karena keindahan coraknya.
Lokasi gampwg Limonit ill Kabupaten Parigi Moutong adalah Perbukitan Ogobagis
(polu Megang) Sidoan Kecamatan Tinombo.

Pasir dan Batu (Sirtu)


Pasir dan Batu ill daerah ini mempakan hasil endapan yang berasal dari semua jenis
batuan. Sumber uatama adalah batu pasir dan konglomerat dari formasi malasa.
Bermanfaat untuk bahan bangunan, pengisi coran, pembuat<tn tegel dan dekorasi
bangunan. Terd~rat ill hampir semua sungai dalam jumlah cukqp besar.
Lokasi keterdap~tannya secara umum pada hampir semua sungai ill setiap desa dan
kecamatan ill I(abupaten Parigi Moutong yaitu:
•Kecamatan Sausu:
Sungai Torono, Sungai Sausu Trans, Sungai Tome, Sungai Tindaki dan Sungai
Mouti.
Kecamatan Parigi:
Sungai Dolago, Sungai Baliara,Sungai Lemusa, Sungai Bambalemo, Sungai
Binangga dan Sungai Pelawa.
• Kecamatan Ampibabo:
Sungai Tmvera, Sungai Tombi, Tapoya dan Sungai Marantale
•Kecamatan Tinombo:
Sungai Tinombo, Sungai Bainaa, Sungai Sidoan, Sungai Sigenti dan Sungai
Tada.
• Kecamatan Kasimbar:
Sungai Toribulu dan Sungai Kasimbar
•Kecamatan Tomini:
Sungai Bobalo, Sungai Palasa, Sungai Lambori, Sungai Tomini, Sungai
• Kecamatan Moutong clan Bolano Lambunu:
• Sungai Lobu, Sungai Taopa, Sungai Lambunu, Sungai Ongka, Sungai Kayu
Agung.
Potensi Energi

Panas Bumi
Lokasi : Desa Kayuboko Kecamatan Parigi clan Desa Kasimbar (Dusun Ranang),
indikasinya berupa pemunculan mata air panas.

Tenaga Air Mini dan Mikro


Tabel: 2.1.
Lokasi dan Estimasi Daya T enaga Air Mini dan
Mikro di Kabupaten Parigi Moutong

No. Nama Desa Nama Sungai Estimasi Lokasi


Urut Daya (MW)

1. Parigi Dolago 0,700 Parigi

2. Tindaki Tindaki 0,800 Parigi

3. Kotaraya Moubang 0,600 T omini

4. Sausu Trans Ogotumubu 0,600 T omini

5. T omini Tampapopa 2,400 Tomini

6. Lambori-Palasa Ogomojolo 0,400 T omini

7. J\farantale Uwepolo 0,090 Ampibabo

8. T omini Boinampal 1,600 Tomini

9. IvlaniniIi ManiniIi 0,055 l'vIaniniIi

Sumber: D inaJ Pertam bangan dan Energi K ab. Parigi LVIoutong

Hilir Migas
Distribusi BBM melalui beberapa Depot clan SPBD antara lain:
•Depot Pertamina Moutong
•Depot Pertamina Olaya Parigi
•SPBD Tolai
•SPBD Parigi
•SPBD Ampibabo

Potensi Air Bawah Tanah


• Eksplorasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Geologi Tata
Lingkungan Bandung yang tertuang dalam Peta Hidrogeologi Lembar
Parigi,memberi gambaran bahwa potensi air bawah tanah di wilayah
Kabupaten Parigi Moutong cukup besar yang tersebar pada beberapa
Cekungan Air Bawah Tanah antara lain Cekungan Air Bawah Tanah Parigi
dan sekitamya, Cekungan Air Bawah Tanah Ampibabo, Cekungan Air
Bawah Tanah Ongka Malino dan Kota Raya dan Cekungan Air Bawah
Tanah Lambunu dan sekitamya. Cekungan Air Bawah Tanah di wilayah ini
umumnya meruapakan Cekungan Air bAwah Tanah terbuka, rata-rata
kedalaman akuifer tertekan lebih dari 40 meter, dengan produktifitas sedang
sampai tinggi dan tinggi pisometrik lebih dari 1 meter.
• Eksplorasi Air Bawah Tanah telah dilakukan oleh beberapa kegiatan usaha
antara lain Usaha Pabrik Es, Usaha Ikan Beku, Usaha temp at-temp at
Pencucian Mobil, Usaha Perhotelan/Penginapan, dengan kapasitas
pengambilan masih sangat rendah.
• Telah dilakukan pendataan titik-titik/lokasi pengambilan air bawah tanah
yang digunakan dan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan usaha di wilayah
Kabupaten Parigi Moutong. Hal ini dilakukan dalam rangka pemberian izin
pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan pajak pengambilan air
bawah tanah yang diharapkan ke depan dapat memberikan kontribusi dalam
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jumlah titik pengambilan yang
telah terdata ±57 buah (Sumur Pantek/Gali).
• Hasil dari pemboran sumur uji yang dilakukan oleh Bagian Proyek
Pengembangan Air tanah Sulawesi Tengah di Kecamatan Parigi sebanyak 4
buah menunjukan bahwa potensi air tanah cukup besar. 2 (dua) diantaranya
merupakan sumur artesis positif (flowing) dengan debit ±1,2 ltr/ dtk.

2.4. Potensi Sumber Daya Manusia


Hasil Susenas 2004 menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Parigi Moutong
sebesar 345.929 orang dimana 174.513 (51,50%) laki-laki dan 171.416 perempuan.
Keadaan ini mirip dengan Sulawesi Tengah secara keseluruhan yaitu jumlah
penduduk laki-laki (51,09%) lebih besar dibanding perempuan, demikian juga
dengan keadaan sebagian besar propinsi lainnya di Indonesia. Dati hasil registtasi
penduduk akhir tahun 2005 diketahui jumlah penduduk Kabupaten Patigi Moutong
mencapai 367.105 jiwa yang terdiri dati penduduk laki laki 186.831 jiwa dan
penduduk perempuan 180.274 jiwa. Rasio jenis kelamin di Kabupaten Parigi
Moutong pada tahun 2005 adalah sebesar 104 yang berarti di antara 100 penduduk
perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki atau jumlah penduduk laki-Iaki lebih
banyak dati penduduk perempuan. Demikian juga terjadi pada tingkat kecamatan,
jumlah laki-laki lebih banyak datipada perempuan, kecuali untuk Kecamatan
Tomini.

T abel: 2.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Parigi Moutong Menurut
Kecamatan danJenis Kelamin Tahun 2005

2.5 Potensi Sektor Pertanian dan Perkebunan


Pertanian Tanaman Pangan
Sektor pertanian selayaknya dijadikan andalan perekonomian di Kabupaten Parigi
Moutong. Hal ini dilihat dati kontribusi dominan sektor pertanian baik langsung
maupun ridak langsung. Sebagai sektor yang dominan, maka sektor pertanian
memiliki syarat yang ditentukan untuk menjadi sektor andalan yakni tangguh,
progresif, skalanya cukup besar, artikulatif dan responsive.
Dalam tahun anggaran 2005 Kabupaten Patigi Moutong da1am sub sektor tanaman
pangan telah berhasil dalam mempertahankan surplus beras yakni sebesar 87.498
ton. Potensi Pertanian yang dimiliki Kabupaten Patigi Moutong tahun 2005
mengalami peningkatan jika dibandingkan luas panen dan produksi pada tahun
2004 yaitu dari luas panen 36.837 Ha dengan produksi 190.146 Ton menjadi luas
panen 45.165 Ha dengan produksi 202.860 ton atau naik sekitar 6,69 persen. Produksi
tanaman Palawija Gagung, kedelai, kacang tanah,kacang hijau,ubi kayu dan ubi jalat)
pada tahun 2005 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan produksi tahun 2004,
kecuali komoditi jagung yang justru mengalami peningkatan.
Penurunan produksi palawija disebabkan karena menurunnya luas panen. Penurunan
yang paling tinggi terjadi pada tanaman kedelai yaitu mencapai sekitar 69 persen
kemudian tanaman ubi kayu juga mengalami penurunan sekitar 41 persen.

Perkebunan
Perkebunan ill Kabupaten Parigi Moutong tennasuk salah satu sub sektor
pertanian yang tnetnpunyai peranan yang besar terhadap pendapatan
tnasyarakat.Kotnoillti yang terbesar adalah kelapa/kopra illsusul oleh kakao.
Persentase produksi tanatnan perkebunan ill Kabupaten Parigi Moutong tahun
2005 illtunjukkan pada gatnbar berikut

2.6 Potensi Sosial Budaya


A. Suku
Secara detnografis bahwa daerah Kabupaten Parigi Moutong tnerniliki
kotnunitas tnasyarakat yang terdiri dari beraneka ragatn suku, baik suku asli
tnaupun suku pendatang (asing). Suku-suku yang emropakan tnasyarakat asli
Kabupaten Parigi Moutong tneliputi suku Kaili, Tajio,Lauje dan Tialo. Secara
geografis,bahwa suku-suku asli tersebut tnasing-tnasing terdapat pada
beberapa daerah yang berbeda tnisalnya tnasyarakat suku Kaili tnayoritas
berada ill Kecaroatan Sausu, Tome, Parigi dan sebahagian ill Kecaroatan
Atnpibabo, Kecatnatan Kasitnbardan Kecatnatan Tinotnbo Selatan.
Masyarakat suku Tajio berada di Kecamatan Kasimbar, suku Lauje
sebahagian di Kecamatan Ampibabo dan mayoritas di Kecamatan Tinombo
dan sebahagian di Kecamatan Tomini. Masyarakat suku Tialo sebahagian
berada di Kecamatan Tomini dan Umumnya di Kecamatan Bolano Lambunu
dan Kecamatan Moutong.
Di tengah keberadaan suku-suku asli tersebut, terdapat pula beberapa
suatu komunitas suku pendatang, di antaranya suku Jawa,Bali,Bugis,
Gorontalo, Mandar, Minahasa, Bajo dan lain-lain. Suku-suku pendatang
(asing) tersebut, termasuk dan berinteraksi di kalangan masyarakat suku asli,
tidak secara langsung membawa dan merniliki latar belakang budayanya
masing-masing. Hadirnya suku pendatang (asing) dengan masing-masing latar
belakang budayanya secara perlahan-lahan telah mengalatni proses akulturasi
dan asimilasi dengan budaya masyarakat suku asli.
B. Bahasa
Keberadaan suku asli yang tercliri dari suku lZaili, Tajio, Lauje dan Tialo
masing-masing pula memiliki identitas budaya berdasarkan suku dan
daerahnya.Misalnya suku Kaili memiliki bahasa tersendiri dengan dialek yang
berbeda-beda yaitu dialek bahasa Kaili Ledo, Kaili Tara, Kaili Rai,Kaili Ta'a dan
Kaili Taje. Suku Tajio dengan dialek bahasa Tajio. Suku Lauje memiliki bahasa
tercliri dari dialek Lauje Ampibabo dan dialek Tinombo-Palasa. Suku Tialo juga
memiliki bahasanya sencliri yaitu bahasa Tialo-Tomini. Bahasa Lauje dan Tialo
dari segi dialek memiliki kesamaan sehingga di antara suku Lauje dan Tialo
saling memahami bahasa.Di tengah keberagaman bahasa suku asli tersebut, di
Kecamatan Bolano Lambunu terdapat komunitas masyarakat yang menggunakan
bahasa tersencliri. Dari segi dialek sangat berbeda dengan bahasa Tialo dan
Lauje. Dialek bahasa ini adalah dialek Bolano karena bahasanya hanya
digunakan dan bedaku bagi masyarakat di Desa Bolano Kecamatan Bolano
Lambunu. Namun secara secara etnitas masyarakat Bolano dikategorikan suku
Tialo - Tomini.

C.Kesenian
Masyarakat Kabupaten Parigi Moutong dari segi kesenian, senantiasa
berdasarkan suku masing-masing yang merupakan tradisis dan berlaku turun
temurun sejak masa lalu. Berbagai kesenian tersebut di antaranya seni musik
tradisional dan seni tari yang secara umum masih tampak bedangsung hingga
saat ini. Misalnya seni musik Rabana, musik Kulintang, musik Bambu,
Kakula/Banggula .. Demikian pula seni Tari yang masih nampak dilakukan di
kalangan masyarakat Kaili, yaitu tari Peaju, Peulu Cinde, Tari Pajoge Maradika
dan berbagai macam tarian yang diciptakan berdasarkan daerah dan kondisi
kehidupan masyarakat. Beberapa alat musik yang masih ada hingga saat ini pula
diantaranya Mbasimbasi, Kakula/Banggula, Lalove, Suling, Gimbal/Simbal,
Gendang, Floor,Kudode, Tilalo, Gong dan lain sebagainya.

D. Pakaian Adat dan Makanan Khas


Masyarakat asli Kabupaten Pal-igi Moutong dari segi pakaian memiliki
corak, warna dan bentuk masing-maing dengan nama dan pengistilahan yang
berbeda beda pula. Dari segi pakaian adat secara umum dikenal terdapat dua jenis
pakaian adat yaitu pakaian adat Kaili dan pakaian adat Tomini/Tialo. Walaupun
demikian adapula pakaian adat Lauje ataupun Tajio.
Unsur makanan khas juga sangat variatf. Di antara jenis-jenis makanan khas
seluruhnya terbuat dari bahan-bahan alamiah yang merupakan makanan
masyarakat (nenek moyang) sejak mas a lampau. Misalnya makanan dari bahan
sagu (kue/kukis, Lab 0 1 ) demikian pula bahan dari umbi-umbian seperti
kue/kukis Taraju dan lain-lain. Jenis sayuran di antaranya Uta Dada, Uta Kelo,
Palu Mara,Mati, Tumis dan sebagainya. Karena daerah lZabupaten Parigi
Moutong berada di kawasan pesisir laut , sehingga banyak pula di antara
makanan khas masyarakat berasal dari hasil laut, seperti udang, kepiting dan
sejenis makanan dari kerang/ siput lainnya, tetapi mayoritas memanfatkan ikan
dan nasi beras sebagai menu utama dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku
asli ataupun pendatang di Kabupaten Parigi Moutong.

E. Upacara Adat Istiadat


Keberadaan masyarakat suku asli Kabupaten Parigi Moutong, sesungguhnya
memiliki beraneka ragam upacara adat istiadat yang pernah dilakukan oleh
masyarakat di masa dahulu. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan
akibat pengaruh eksternal lainnya sehingga sebagian di antara upacara-upacara
adat itu, tidak dilaksanakan atau tidak berlangsung lagi dalam kehidupan
masyarakat/ generasi kini. Beberapa upacara adat yang masih dilakukan oleh
masyarakat saat ini meskipun hanya dalam kondisi dan pada lingkungan
masyarakat tertentu yaitu seperti upacara Vunja (suku Kaili) dan Mongege (Suku
Tialo) yang menggambarkan kesyukuran atas berhasilnya panenn padi di
sawah/ladang. Adapula upacara perkawinan yang dikenal di kalangan suku Tialo
yaitu upacara Biba. Di samping itu ada upacara untuk pengobatan yang disebut
upacara Bali di kalangan suku Kaili, disebut Bolian di kalangan suku Lauje dan
disebut Tampelangi bagi masyarakat suku Tialo.

2.7. Potensi Wisata

Sebagairnana dimaklumi bahwa Indonesia dalah merupakan salah satu negara


yang banyak memiliki hasil kekayaan alam yang sangat menarik dan mempesona
untuk dijadikan objek wisata yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan.
Adapun objek-objek wisata yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong adalah
sebagai berikut :

1.Kecamatan Sausu
a.Objek Wisata Alam
•Air Terjun Tolai lokasi di Desa Tolai berjarak 29 km dari ibukota
kabupaten
•Rasita Cinta Tanah Air lokasi di Desa Sausu Piore beliarak 58 km dati
ibukota Kabupaten.
•Tempat telur/ Sarang burung Maleo.
b.Objek Wisata bahari/Tirta
• Pantai Tumpapa
c.Objek Wisata Budaya
•] embatan buatan Belanda di Desa Balinggi berjarak 60 km dari ibukota
kabupaten.
•Kerajaan Balinggi di Desa Sausu berjarak 60 km dari ibukota kabupaten

2.Kecamatan Parigi
α. Objek Wisata Alam
•Air Panas Kayuboko lokasi di Desa Kayuboko berjarak 3 km dari ibukota
kabupaten
•Air Terjun Pangi lokasi di Desa Pangi berjarak 14 km dari ibukota
Kabupaten.
•Panorama puncak Pompausea G.Labuan Sory di Desa Toboli berjarak 16
km dari ibukota kabupaten.
•Bendungan Gunung Mulia di Desa Sumbersari berjarak 14 km dari
ibukota kabupaten.

β. Objek Wisata Bahari/Tirta


•Pantai Masi di Desa Sumbersari
•Pulau Lindu di Desa Boyantongo.
•Pantai Sinar Kampal di Desa Kampal
•Pantai Bambalemo Beach di Desa Bambalemo
•Tanjung Makakata di Desa Boyantongo.
•Pantai Kayu Bura di Desa Pelawa
•Pantai Uwenggalajo di Desa Toboli
•Formosa Beach di Desa Toboli
•Pantai Polindolara Di Desa Toboli
•Pantai Montivou di Desa Toboli

χ. Objek Wisata Budaya


•Bulu Malali (Kuburan Tua) di Desa Toboli.
•Kubur Raja Toni Kota di Desa Loji
•Kubur Raja Magau Janggo di Desa Parigimpu'u

δ. Objek Wisata Agro


• Perkebunan Durian di Desa Kayuboko

3. Kecamatan Ampibabo
a.Objek Wisata Alam
•Air Terjun Lingkunggavali/Panjat Tebing lokasi di Desa Marantale
berjarak 27 km dari ibukota kabupaten.
•Air Terjun Polindolara lokasi di Desa Marantale berjarak 27 km dari
ibukota Kabupaten.
•Wisata Gunung Sidole di Desa Sidole
•Gunung Siniu di Desa Siniu
•Air Terjun Silanga di Desa Silanga berjarak 29 km dari ibukota kabupaten.

b.Objek Wisata Bahari/Tirta


•Pantai Nalera di Desa Marantale.
•Tanjung Maranindi di Desa Marantale.
•Pantai Nadoli di Desa Silanga
•Pulau Kelelawar di Desa Tomoli.

c.Objek Wisata Budaya


•Kubur Keramat Baruga di Desa Tomoli.
•Kubur Magau Makagero di Desa Buranga.
•Kubur Raja Ampibabo di Desa Ampibabo.

b.Objek Wisata Agro


•Perkebunan Rambutan di Desa Buranga.
•Perkebunan Kelapa Hibrida di Desa Tomoli

4.Kecamatan Kasimbar

a.Objek Wisata Alam


•Air Panas Kasimbar lokasi di Desa Kasimbar berjarak 90 km dari ibukota
kabupaten
•Batu Polangga lokasi di Desa Laemanta berjarak 85 km dari ibukota
Kabupaten.
•Batu Dolade di Desa Kasimbar berjarak 90 kin dari ibukota kabupaten.
•Gunung Palambalaila di Desa Donggulu berjarak 84 km dari ibukota
kabupaten.
•Batu Baruga di Desa Donggulu berjarak 84 km dari ibukota kabupaten.
•Batu SopajSimpusria di Desa Donggulu berjarak 84 km dari ibukota
kabupaten.
•Air Terjun di Desa Laemanta berjarak 84 km dari ibukota kabupaten.
•Batu Putih di Desa Laemanta berjarak 84 km dari ibukota kabupaten.
•Goa Pongoribuong di Desa Donggulu berjarak 84 km dari ibukota
kabupaten.
•Vatu Talompulu di Desa Siantar.

b.Objek Wisata Bahari/Tirta


•Pantai V 010 Vatu Raa di Desa Kasimbar.
•Pantai J onayasa di Desa Laemanta.
•Pantai Peningka di Desa Laemanta.
•Pantai Tanjung di Desa Donggulu ..
•Pantai Mapana di Desa Donggulu

c.Objek Wisata Budaya.


• Kubur Tobaraka di Desa Laemanta.
• Sapo Oge di Desa Donggulu.

5.Kecamatan Tinombo
a. Objek Wisata Alam
 Ogo Alas lokasi di Desa Lombok /
 Batu Tikar lokasi di Desa Sidoan.
 Tambak Ikan di Desa Baina
 Polo Sobuo di Desa Sinei
b. Objek Wisata Bahari/Tirta
• Pantai Sidoan di Desa Sidoan.
c. Objek Wisata Budaya/ Cagar Budaya
• Monumen Katulistiwa di Desa Sinei.
• Rumah Adat Tinombo di Desa Dusunan.
• Rumah Adat Raja Kuti Tombolotutu di Desa Tinombo. /

• Penangkaran rusa di Desa Lombok

6.Kecamatan Tomini

a. Objek Wisata Alam/ Cagar Alam


• Air Terjun Ogomojolo lokasi di Desa Ogomojolo berjarak 185 km dari
ibukota kabupaten
• Gunung Tinombala lokasi di Desa Tinombala berjarak 210 km dari
ibukota Kabupaten.
• Gua Tingkulang di Desa Tingkulang berjarak 192 km dari ibukota
kabupaten.
• Air Tetjun dan Air Panas di Desa Tilung betjarak 84 km dati ibukota
kabupaten.
• Burung Rajawali di Desa Ambesia berjarak 198 km dari ibukota
Kabupaten

b. Objek Wisata Bahari/Tirta


• Pulau Ogotion di Desa Mensung.
• Pulau Kubur di Desa Ambesia.

7. Kecamatan Mouttong
a. Objek Wisata Alam
• Tambang Emas lokasi di Desa Molosipat .
• ArungJeram Sungai Taopa lokasi di Desa Taopa.

b. Objek Wisata Bahari/Tirta


•Pantai Moian di Desa Palapi.
•Pulau Pasir Putih di Desa Sibatang.
•Pulau Lalayo di Desa Moutong Tengah.

c. Objek Wisata Agro.


• Perkebunan J eruk dan Rambutan di Desa Gunung Sari

8. Kecamatan Bolano LambttJltI

a. Objek Wisata Alam


•Arung J eram Sungai Ongka lokasi di Desa Ongka berjarak 223 km dati
ibukota kabupaten
•Burung Maleo dan Tarsius Santigi lokasi di Desa Ongka betjatak 223
km dari ibukota Kabupaten.
•Batu Pahat Santigi di Desa Ongka.
•Danau Bolano Sau di Desa Bolano.
•Danau Batu Dako di Desa Bolano.
•.Bendung Lambunu di Desa Kota Nagaya

b. Objek Wisata Bahari/Tirta


•Pulau Ongka di Desa Ongka.
•Pasir Putih Santigi di Desa Ongka.
•Pulau Putia di Desa Ongka.
•Dagat Dedei (Laut Kecil) di Desa Bajo.
•Pulau Mandara di Desa Bajo.

c. Objek Wisata Budaya.


• Benteng Lambunu di Desa Lambunu.
• Sapo Oge di Desa Donggulu

Anda mungkin juga menyukai