Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Sebelum abad ke-17 di Tanah Tungkal ini sudah berpenghuni seperti Merlung, Tanjung Paku,
Suban yang sudah dipimpin oleh seorang Demong, jauh sebelum datangnya rombongan 199
orang dari Pariang Padang Panjang yang dipimpin oleh Datuk Andiko dan sebelum masuknya
utusan Raja Johor.

Kemudian memasuki abad ke-17 ketika itu daerah ini masih disebut Tungkal saja, daerah ini
dikuasai atau dibawah Pemerintahan Raja Johor. Dimana yang menjadi wakil Raja Johor di daerah
ini pada waktu itu adalah Orang Kayo Depati. Setelah lama memerintah Ornag Kayo Depati
pulang ke Johor dan ia digantikan oleh Orang Kayo Syahbandar yang berkedudukan di Lubuk
Petai. Setelah Orang Kayo Syahbandar kemudian diganti lagi oleh Orang Kayo Ario Santiko yang
berkedudukan di Tanjung Agung (Lubuk petai) dan Datuk Bandar Dayah yang berkedudukan di
Batu Ampar, daerahnya meliputi Tanjung rengas sampai ke Hilir Kuala Tungkal atau Tungkal Ilir
sekarang.

Memasuki abad ke- 18 atau sekitar tahun 1841-1855 Tungkal dikuasai dan dibawah Pemerintahan
Sultan Jambi yaitu Sultan Abdul Rahman Nasaruddin. Pada saat itu kesultanan Jambi mengirim
seorang Pangeran yang bernama Pangeran Badik Uzaman ke Tungkal yaitu Tungka Ulu sekarang
Kedatangannya disambut baik oleh orang Kayo Ario Santiko dan Datuk Bandar Dayah.

Setelah terbukanya Kota Kuala Tungkal maka semakin banyak orang mulai datang, sekitar tahun
1902 dari suku Banjar yang berimigrasi dari Pulau Kalimantan melalui Malaysia. Mereka ini
berjumlah 16 orang antara lain : H.Abdul Rasyid, Hasan, Si Tamin gelar Pak Awang, Pak Jenang,
Belacan Gelar Kucir, Buaji dan kemudian mereka ini berdatangan lagi dengan jumlah agak lebih
besar yaitu 56 orang yang dipimpin oleh Haji Anuari dan iparnya Haji Baharuddin, Rombongan 56
orang ini banyak menetap di Bram Itam Kanan dan Bram Itam Kiri. Selanjutnya datang lagi dari
suku Bugis, Jawa, Suku Donok atau Suku Laut yang banyak hidup dipantai/laut, dan Cina serta
India yang datang untuk berdagang .

Pada tahun 1901 kerajaan Jambi takluk keseluruhannya kepada Pemerintahan Belanda termasuk
Tanah Tungkal khususnya di Tungkal Ulu yang Konteleir jenderalnya berkedudukan di Pematang
Pauh. Sehingga pecahlah perperangan antara masyarakat Tungkal Ulu dan Merlung dengan
Belanda. Karena mendapat serangan yang cukup berat akhirnya pemerintah Belanda
mengundurkan diri dan hengkang dari wilayah itu. Perperangan itu dipimpin oleh Raden
Usman anak dari Badik Uzaman. Raden Usman kemudian wafat dan dimakamkan di Pelabuhan
Dagang.

Selanjutnya muncullah Pemerintahan Kerajaan Lubuk Petai yang dipimpin oleh Orang Kayo
Usman dan Lubuk Petai kemudian membentuk pemerintahan baru. Pada waktu itu dibentuklah
oleh H.Muhammad Dahlan Orang Kayo yang pertama dalam penyusunan pemerintahan yang
baru.

Orang Kayo pertama ini pada waktu itu masih diintip dan diserang oleh rombongan dari Jambi. Ia
diserang dan ditembak dirumahnya lalu patah. Maka bernamalah pemerintahan itu dengan
Pemerintahan Pesirah Patah sampai zaman kemerdekaan. Dusun-dusun pada pemerintahan
Pesirah Patah dan asal mula namanya adalah :
Dusun Lubuk Kambing tadinya berasal dari Benaluh dan Lingkis.
Dusun Sungai Rotan tadinya berasal dari Dusun Timong dalam.
Dusun Ranatu Benar tadinya berasal dari Riak Runai dan Air dan Air Talun.
Dusun Pulau Pauh tadinya berasal dari Kampung Jelmu pulau Embacang.
Dusun Penyambungan dan Lubuk Terap berasal dari Suku Teberau.
Dusun Merlung tadinya berasal dari suku Pulau Ringan yang dibagi lagi dalam beberapa suku
yaitu : Pulau Ringan, Kebon Tengah, Langkat, Aur Duri, Kuburan Panjang, Gemuruh, dan
Teluk yang tunduk dengan Demong.
Dusun Tanjung Paku tadinya berasal dari Tangga Larik.
Dusun Rantau Badak tadinya berasal dari Dusun Lubuk Lalang dan Tanjung Kemang.
Dusun Mudo tadinya Talang Tungkal dan Lubuk Petai.
Dusun Kuala Dasal yang pada waktu itu belum lahir adalah dusun Pecang Belango.
Dusun Badang tadinya berasal dari Badang Lepang di dalam.
Dusun Tanjung Tayas tadinya berasal dari Bumbung.
Dusun Pematang Pauh.
Dusun Batu Ampar yang sekarang menjadi Pelabuhan Dagang.
Dusun Taman Raja tadinya bernama Pekan atau pasar dari kerajaan Lubuk Petai. Kemudian
disebut Taman Raja karena dulunya merupakan tempat pertemuan dan musyawarah Raja
Lubuk Petai dan Raja Gagak.
Dusun Suban tadinya berasal dari Suban Dalam.
Dusun Lubuk Bernai tadinya Tanjung Getting dan Lubuk Lawas.
Dusun Kampung Baru.
Dusun Tanjung Bojo.
Dusun Kebun.
Dusun Tebing Tinggi.
Dusun Teluk Ketapang.
Dusun Senyerang.

Marga Tungkal Ulu :


- Pasirah MT.Pahruddin (195 Zaman pemerintahan Orang Kayo H. Muhammad Dahlan berakhir
sampai sekitar tahun 1949, kemudian barulah gelar Orang Kayo berubah menjadi Pasirah
sekitar tahun 1951. Sebelum Kabupaten Dati II Tanjung Jabung terbentuk, berada dalam
Kewedanaan Tungkal yang memimpin beberapa Pasirah. Adapun para Pasirah di Tanah
Tungkal ini dahulunya adalah :1-1953)
- Pasirah Daeng Ahmad anak dari H.Dahlan (1953-1959)
- Pasirah Zikwan Tayeb (1959-1967)
1969 masa transisi perubahan marga
- Syafei Manturidi (1969-1973)
- Adnan Makruf (1974-1982)

Marga Tungkal Ilir :


- Raden Syamsuddin (Pemaraf)
- M.Jamin
- Pasirah H. Berahim
- Pasirah Ahmad
- Pasirah Asmuni
- Pasirah H.M.Taher

Seiring bergulirnya perkembangan zaman berdasarkan keputusan Komite Nasional Indonsia (KNI)
untuk Pulau Sumatera di Kota Bukit Tinggi (Sumbar) pada tahun 1946 tanggal 15 April 1946,
maka pulau Sumatera di bagi menjadi 3 (tiga) Provinsi, yaitu Provinsi Sumatera Tengah, Provinsi
Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Selatan. Pada waktu itu Daerah Keresidenan Jambi terdiri
dari Batanghari dan Sarolangun Bangko, tergabung dalam Provinsi Sumatera Tengah yang
dikukuhkan dengan undang - undang darurat Nomor 19 Tahun 1957, kemudian dengan terbitnya
undang - undang Nomor 61 Tahun 1958 pada tanggal 6 januari 1958 Keresidenan Jambi menjadi
Provinsi Tingkat I Jambi yang terdiri dari : Kabupaten Batanghari, Kabupaten Sarolangun Bangko
dan Kabupaten Kerinci.

Pada tahun 1965 wilayah Kabupaten Batanghari dipecah menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
Kabupaten Dati II Batanghari dengan Ibukota Kenaliasam, Kabupaten Dati II Tanjung Jabung
dengan Ibukotanya Kuala Tungkal. Kabupaten Dati II Tanjung Jabung diresmikan menjadi daerah
kabupaten pada tanggal 10 Agustus 1965 yang dikukuhkan dengan Undang - Undang Nomor 7
Tahun 1965 (Lembaran Negara Nomor 50 Tahun 1965), yang terdiri dari Kecamatan Tungkal Ulu,
Kecamatan Tungkal Ilir dan kecamatan Muara Sabak.

Setelah memasuki usianya yang ke-34 dan seiring dengan bergulirnya Era Desentralisasi Daerah,
dimana daerah di beri wewenang dan keleluasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri,
maka kabupaten Tanjung Jabung sesuai dengan Undang-undang Nomor 54 Tanggal 4
Oktober 1999tentang pemekaran wilayah kabupaten dalam Provinsi Jambi telah memekarkan
diri menjadi dua wilayah yaitu :
1. Kabupaten Tanjung Jabung Barat Sebagai Kabupaten Induk dengan Ibukota Kuala Tungkal
2.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Sebagai Kabupaten hasil pemekaran dengan Ibukota
Pangkalan Bulian

Visi Misi
VISI

"TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MAJU, AMAN, ADIL


DAN MERATA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA"
(TANJAB BARAT BERSAMA USMAN - KATAMSO TAHUN 2011 - 2016)

MISI

1. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Umum

2. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik, Jaminan Kepastian Hukum


dan HAM serta Kesetaraan Gender

3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Kehidupan Beragama dan


Berbudaya

4. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat berbasis


Agribisnis dan Agroindustri yang Berwawasan Lingkungan

5. Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban yang didukung oleh Partisipasi


Masyarakat
LAMBANG DAERAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

1 Bidang Dasar lambang berbentuk perisai yang memiliki 5 (lima) sudut warna kuning cerah
dengan dua garis tepi berwarna hitam yang melambangkan masyarakat Kabupaten Tanjung
Jabung Barat yang berideologi Pancasila dan dalam menjalankan roda pemerintahan
berdasarkan Undang Undang Dasar 1945.
2 Bintang berisi 5 (lima) berwarna kuning emas melambangkan bahwa bagaimanapun bentuk dan
keanekaragaman yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tetap ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa.
3 Payung berwarna orange dengan enam ruas melambangkan bahwa Kabupaten Tanjung Jabung
Barat memiliki adat istiadat yang mengayomi segala aspek kehidupan dalam masyarakat etnis,
agama maupun budaya. Lima ruas dipandang sebagai agama yang ada di Indonesia dan satu ruas
dipandang representatif mewakili dari pada etnis-etnis yang heterogen, melambangkan dalam
pengambilan keputusan para tua tanganai dan tokoh adat, sebelumnya memandang etnis dan
agama yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
4 Bambu Runcing menyilang yang diikat dengan kain berwarna merah melambangkan asal mula
perjuangan rakyat Tanjung Jabung Barat. Bambu runcing merupakan persenjataan yang
digunakan dalam perjuangan. Seutas kain berwarna merah merupakan sebutan pejuang
selempang merah karena setiap pejuang mempunyai tanda pengenal dengan tanda kain merah
yang diikatkan atau dilingkarkan di tubuh para pejuang tersebut.
5 Perahu layar merupakan lambang atau ciri yang menggambarkan salah satu potensi alam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Layar berwarna Putih melambangkan kesucian masyarakat
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Perahu dan tonggak berwarna kuning melambangkan bahwa
apapun potensi yang ada dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat keseluruhannya adalah milik
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
6 Garis panjang ombak yang melengkok-lengkok melambangkan bahwa masyarakat Tanjung
Jabung Barat yang heterogen dengan keanekaragaman etnis, agama, ras dan sebagainya menjadi
penopang untuk tegak, maju dan berkembangnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan
memanfaatkan potensi yang ada.
7 Gambar air yang mengalir di depan perahu melambangkan bahwa Kabupaten Tanjung Jabung
Barat terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi yang memiliki potensi sektor pertambangan.
8 Lima buah batu bata putih melambangkan jumlah kecamatan yang ada pada saat pemekaran
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
9 Gong berwarna coklat muda melambangkan bahwa dalam pengambilan keputusan lebih
mengutamakan kemufakatan sebagaimana kata pepatah "Bulat Air Dek Pembuluh Bulat Kata
Dek Mufakat".
10 Padi berwarna kuning berjumlah 10 biji pada sebelah kiri dan 8 biji pada sebelah kanan yang
terletak di sebelah kiri dalam lambang melambangkan pangan bagi masyarakat Tanjung Jabung
Barat dan sekaligus mencerminkan sejarah tanggal dan bulan lahirnya Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, tanggal 10 Agustus.
11 Daun Kelapa berwarna hijau berjumlah 65 (enam puluh lima) helai yang terletak di sebelah
kanan dalam lambang melambangkan bahwa masyarakat Tanjung Jabung Barat dapat berguna
dimana dan kapan saja, karena ia dapat hidup dimanapun, sekaligus mencerminkan sejarah
tahun lahirnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tahun 1965.
12 Rantai putih yang menghubungkan gambar padi dan daun kelapa melambangkan kesejahteraan
masyarakat Tanjung Jabung Barat, saling bantu membantu atau bekerja sama dalam setiap
masalah yang dihadapi dalam masyarakat.
13 Pita berwarna orange yang bertuliskan "SERENGKUH DAYUNG SERENTAK KE TUJUAN"
melambangkan bahwa masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berbeda etnis dan
agama bersama-sama dalam memajukan Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang sangat potensial
untuk mencapai Tanjung Jabung Barat yang lebih maju dan berkembang.

PETA WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

TOPOGRAFI DAN DEMOGRAFI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

a. Topografi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat beriklim tropis basah dengan variasi kecil tergantung kelembaban nisbi,
dataran tinggi temperatur max 270 C, dataran rendah temperatur 320 , sedangkan curah hujan rata - rata per
tahun 241,48 MM dengan curah hujan max / bulan berkisar 100 - 300 MM.

b. Demografi
Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat berjumlah 21.671 dengan kepadatan 38,8 jiwa, sedangkan tingkat
pertumbuhan rata - rata 3,55% pertahun, Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak pada posisi strategis,
merupakan baris terdepan dan pintu gerbang menuju Jambi. Berhadapan langsung dengan kawasan
perkembangan IMS - GT dengan jarak dari kota Kuala Tungkal ke negara Singapura + 90 mil dengan waktu
tempuh 3.20 jam.
LUAS DAN PENYEBARAN FORMASI GEOLOGI
KAB. TANJUNG JABUNG BARAT(HA)
No Formasi Geologi Tungkal Ulu Merlung Tungkal Ilir Pengabuan Betara Jumlah
1. Alluvial 12.000 - 28.105 - 18.737 58.842
2. Undak-undak 938 937 - - - 1.875
3. Formasi Palembang
Atas 15.171 15.147 6.022 18.626 11.514 66.480
Tengah 4.214 4.208 368 1.438 703 10.631
Bawah 32.998 32.945 - - - 65.943
4. Formasi Telisa 21.58 21.545 - - - 43.125
5. Formasi Lahat 2.338 2.334 - - - 4.672
6. Granit Kapur 2.815 2.81 - - - 5.625
7. Batu Sabak - - - - - -
8. Batu Marmer 18.765 18.735 - - - 35.5
Jumlah (Ha) 159.026 158.772 38.778 119.779 74.046 550.398
Sumber : RT/RW Kabupaten Tanjabbar

Histosol

Jenis tanah Histosol merupakan tanah yang sangat kaya bahan organik keadaan kedalaman lebih dari 40 cm dari
permukaan tanah. Umumnya tanah ini tergenang air dalam waktu lama sedangkan didaerah yang ada drainase
atau dikeringkan ketebalan bahan organik akan mengalami penurunan (subsidence).
Bahan organik didalam tanah dibagi 3 macam berdasarkan tingkat kematangan yaitu fibrik, hemik dan saprik.
Fibrik merupakan bahan organik yang tingkat kematangannya rendah sampai paling rendah (mentah) dimana
bahan aslinya berupa sisa-sisa tumbuhan masih nampak jelas. Hemik mempunyai tingkat kematangan sedang
sampai setengah matang, sedangkan sapri tingkat kematangan lanjut.
Dalam tingkat klasifikasi yang lebih rendah (Great Group) dijumpai tanah-tanah Trophemist dan Troposaprist.
Penyebaran tanah ini berada pada daerah rawa belakangan dekat sungai, daerah yang dataran yang telah
diusahakan sebagai areal perkebunan kelapa dan dibawah vegetasi Mangrove dan Nipah.

Ultisols

Jenis ini merupakan tanah mineral yang telah mengalami perkembangan lanjut dimana pencucian intensif terjadi
pada lapisan atas (Elluviasi) dan penimbunan dibagian bawah (Illuviasi). Tanah tersebut pada semua iklim
(kecuali arid) dengan bentuk wilayah datar hingga berbukit.
Kedalam tanah sedang sampai dalam, tekstur tanah bagian bawah halus, struktural gumpal di horizon B dan
dijumpai pula horizon argilik pada kedalaman 125 cm, drainase baik sampai terhambat, permeabilitas lambat
sampai sedang dan sangat peka terhadap erosi.
Dalam klasifikasi tanah yang lebih rendah (Great Group) dijumpai tanah-tanah hadludults dan
kandiuldults.Penyebaran jenis tanah ini pada daerah bertopograpi berbukit dimana erosi dan kenampakan erosi
permukaan cukup jelas.

Oxisols

Jenis tanah ini penyebarannya pada daerah dengan topografi bergelombang, di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat terletak di Kecamatan Tungkal Ulu.
KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Klasifikasi Tekstur dan Luasnya (Ha)


No. Kecamatan Jumlah
Halus Sedang Kasar Gambut
1. Tungkal Ulu 139.749 - - 25.650 165.399
2. Merlung 105.823 - - - 105.823
3. Pengabuan 17.955 - - 69.200 87.155
4. Tungkal Ilir 25.590 - - 30.665 56.255
5. Betara 41.580 - - 34.710 76.290
Jumlah 330.697 - - 160.225 491.922
% Kabupaten 67,22 - - 32,78 100,00

Sumber : Bappeda Tanjab Barat

Sistim lahan

Sistim lahan yang diidentifikasi oleh RePProt tahun 1998 adalah unit-unit lahan yang menunjukan kesamaan
dalam kondisi iklim makro, bentuk lahan, tanah, geologi, dan vegetasi alami oleh sebab itu memiliki inplikasi
yang sebanding untuk pengembangan pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

SISTIM LAHAN DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Sistim lahan Tungkal Ulu Merlung Tungkal Ilir Betara Pengabuan Jumlah
KJP - - 194 370 599 1.163
KHY 746 746 15.948 30.498 49.325 97.263
BLI 477 476 438 837 1.354 3.582
KLR 1.415 1.413 - - - 2.828
MDW - - 14.035 26.833 43.408 84.276
GBT - - 995 1.903 3.078 5.976
SLP 24.792 24.753 1.100 2.103 3.402 56.150
SPK 3.928 3.922 5.546 10.603 17.153 41.152
MBL 87.051 86.912 - - - 173.963
SAR 12.229 12.210 263 503 814 26.019
AHK 3.610 3.604 209 400 646 8.469
BGA 1.416 1.413 - - - 2.829
SPD 23.361 23.323 - - - 46.684
Jumlah 159.025 158.772 38.728 74.050 119.779 550.354

Sumber : Bappeda Tanjab Barat

Klasifikasi Lereng Tanah

Pola Tata Ruang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat berdasarkan luas tanah dan kemiringan lereng menurut
ketinggiannya dapat dirinci:
LUAS DAN KETINGGIAN TANAH
DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Klasifikasi lereng dan luasnya


No Kecamatan Jumlah
0-25m 25-500m >500m
1. Tungkal Ulu - 160.529 4.750 165.279
2. Merlung - 98.783 7.040 105.823
3. Pengabuan 87.155 - - 87.155
4. Tungkal Ilir 56.255 - - 56.255
5. Betara 76.650 - - 76.650
Jumlah 220.060 259.312 11.790 491.162
% Kabupaten 44,80 52,80 2,40 100

Sumber : Bappeda Tanjab Barat

TINGKAT KELERENGAN TANAH


DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Klasifikasi lereng dan luasnya


No Kecamatan Jumlah
0-2% 2-15% 15-40% >40%
1. Tungkal Ulu 58.780 64.819 23.370 18.430 165.399
2. Merlung 630 74.546 28.537 2.110 105.823
3. Pengabuan 86.735 420 - - 87.155
4. Tungkal Ilir 51.070 4.855 330 - 56.255
5. Betara 71.480 3.190 1.620 - 76.290
Jumlah 269.055 147.830 53.857 20.540 491.922

Sumber : Bappeda Tanjab Barat

HIDROLOGI

A. Sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS)


Sebagian wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan bagian dari kawasan pantai Timur Sumatera
yang ditunjukan dengan ciri-ciri tenggelamnya daratan rendah dibawah permukaan pada zaman Kuarter
Tua. Oleh sebab itu daerah ini agak datar dan keadaan tata airnya dikendalikan oleh gradient sungai
sehingga drainase terhambat dengan akibat penggenangan yang luas dan bersifat permanen.

Beberapa sungai yang relatif besar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat semuanya bermuara ke Selat
Berhala yaitu : Sungai Pengabuan, Sungai Tungkal, Sungai Betara, dan beberapa sungai kecil lainya. Sesuai
dengan karakteristik wilayah dan letak Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berbatasan langsung dengan
laut, maka masing-masing sungai mempunyai sistem yang khas baik ditinjau dari daerah asal, pola drainase
maupun kualitas airnya. Masing-masing sistem sungai tersebut adalah sebagai berikut :

Sistem perairan hulu, terbentuk dari sungai-sungai yang berasal dari daerah perbukitan berlitologi kompleks.
Sungai utama pada sistem ini adalah Sungai Pengabuan dan Sungai Tungkal. Berdasarkan sistem sungai
tersebut maka di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat tiga sitem daerah aliran sungai (DAS) yaitu :
DAS Sungai Pengabuan, DAS Sungai Tungkal dan DAS Sungai Betara. Terdapatnya beberapa sistem aliran
sungai di daerah ini menyebabkan perbedaan terhadap potensi wilayah terdapat pada DAS. Pada daerah
yang dilalui oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berhulu pada daerah perbukitan dan pegunungan
mempunyai potensi yang baik bagi pengembangan pertanian, hal ini karena sungai-sungai mengangkut
sedimen aluvial yang berasal dari erosi formasi batuan tersier dibagian atas. Sementara daerah yang
berbeda pada Daerah Aliran Sungai (DAS) kecil yang berasal dari daerah bergambut dimana kondisi tanah
sangat miskin unsur hara akan kurang berpotensi bagi pengembangan pertanian. Penyebaran masing-
masing Daerah Aliran Sungai terutama daerah kiri kanan sungai (tanggul sungai).

B. Air Permukaan dan Air Tawar


Kondisi air permukaan dan air tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dipengaruhi oleh musim dan
fluktuasi pasang surut. Pada saat musim penghujan fluktuasi air tanah dan permukaan akan tinggi sehingga
menyebabkan di beberapa tempat terjadi genangan atau banjir sedangkan pada saat kemarau dimana air
sungai rendah dan terjadi penyusupan air laut jatuh ke wilayah pedalaman. Jarak jangkauan air laut dapat
dilihat pada tabel berikut :

JANGKAUAN PASANG SURUT SETIAP MUSIM DI SEPANJANG SUNGAI DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG
BARAT.

Jangkauan Pasang Surut


Sungai Langsung Tidak Langsung
Musim Hujan Musim Kemarau Musim Hujan Musim Kemarau
Pengabuan Sungai Serindit Teluk Nilau - Pelabuhan dagang
Betara Kuala Betara 27,5 Km dari Muara * - Pematang Lumut
Keterangan : - Data Tidak Tersedia.
* Team Survey IPB Bogor ( 1969-1975)

Dibagian muara sungai dan pesisir keadaan tata airnya sangt tergantung pada pengaruh pasang surut yang
terjadi di Selat Berhala Laut Cina Selatan. Frekwensi pasang surut terjadi pada setiap 12 jam dengan
amplitudo antara 2-3 meter, bahkan pada saat pasang besar (spring tide) dapat lebih tinggi. Batas
jangkauan pasang surut yang langsung maupun yang tidak langsung menyebabkan jangkauan pasang dapat
berpindah-pindah sesuai dengan keadaan sungai dan pergantian sungai. Berdasarkan pengaruh pasang
surut pada dataran rendah dapat diintensifikasi sebagai darah yang sedikit atau sama sekali tanpa pengaruh
pasang surut yakni jalur aliran sungai perential dan tawar, dataran banjir musiman dan daerah belakang.

Pengaruh langsung terhadap fluktuasi pasang surut dan industri air laut dibeberapa sungai di kawasan ini
terlihat pada tidak seimbangnya fluktuasi air tanah dan rendahnya kualitas air permukaan dan air tanah.
Upaya pemanfaatan air permukaan masih terbatas pada keperluan rumah tangga seperti mandi, mencuci
dan untuk peternakan. Sedangkan pemanfaatan air tanah dalam bentuk keperluan air minum dibatasi oleh
kendala kualitasnya yang tidak sesuai lagi bagi keperluan air minum, disamping itu biaya pembuatan sumur
bor dalam masih relatif mahal. Meskipun demikian untuk kota kecamatan yang berada di wilayah pesisir
telah dimanfaatkan air tanah dalam hal ini sebagai alternatif untuk keperluan rumah tangga pada saat
musim kemarau seperti Kuala Tungkal.

Biodata Bupati

Nama : Drs. H. USMAN ERMULAN, MM


Agama : Islam
Nama Isteri : Ir. Hj. Esrita Usman, M.Si
Pekerjaan : Bupati Tanjab Barat
Alamat Rumah Dinas : Jl. Jend. Sudirman - Kuala Tungkal
Kecamatan Tungkal Ilir
Pendidikan : - SD Negeri 01 Kuala Tungkal 1965
- SMP Negeri 01 Kuala Tungkal 1968
- SPMA Jambi 1972
- S1 Fakultas Ekonomi UNJA 1987
- S2 Magister Manajemen Fak. Ekonomi 2003
UNJA
- Kasi Humas Dinas Perkebunan Prov.
Pengalaman Kerja : 1973 - 1981
Jambi
- Dirut PT. US-US Utama 1981 - 2001
- Anggota DPR-RI 1992 - 1997
Anggota DPR-RI 1997 - 1999
Anggota DPR-RI 1999 - 2003
- Bupati Tanjung Jabung Barat 2001 - 2005
Wkl. Koord. Asosiasi Pem. Apkasi 2002 - Skrg
Ketua Umum Iluni Jambi 2004 - 2008
Ketua Umum Yudo Prov. Jambi 2004 - 2009
Ketua Umum Ika Unja 2004 - 2008
Ketua DPD Golkar Tanjab Barat 2004
Ketua PDK Tanjab Barat 2008
BUPATI TANJAB BARAT 2011 - 2016
Pengalaman Organisasi : - HMI Cabang Jambi 1972
- Penlat Kader Golkar Jambi 1975
- Penlat Instruktur Kader Golkar 1976
Sesumbagsel Angkatan I
- Penlat Karakterdes Penata Angkatan II 1985
Golkar Jambi
- Pelatihan Pengkaderan PSL AMPI 1991
Angkatan 1 DPP-AMPI Jambi
Biodata Wakil Bupati

Nama : KATAMSO. SA, SE, ME


Agama : Islam
Nama Isteri : Diana Hastanti
Pekerjaan : Wakil Bupati Tanjab Barat
Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara - Kuala Tungkal
Kecamatan Tungkal Ilir
Pendidikan : - SDN 107 Merlung 1985
- SMP Negeri IV Jambi 1988
- SMEA DB Jambi 1991
- S1 Fakultas Ekonomi UNJA 1996
- S2 Fakultas Ekonomi UNJA 2004
- Instruktur Bahasa Inggris Modern PEC 1995 - 1998
Pengalaman Kerja :
Centre Jambi
- Karyawan PT. Bukit Kausar 2001 - 2005
- Kasubbid Perencanaan Bapemproda 2005 - 2006
Prov. Jambi
- Kasubbag TU Pimpinan/ ADC Gub. 2007 - Sekarang
Jambi Biro Humas Setda Prov. Jambi
Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat 2011 - 2016
- Ketua English Conversation Club Fak. 1993 - 1994
Pengalaman Organisasi :
Ekonomi UNJA
Anggota Senat Mahasiswa Fak. Ekonomi
- 1994 - 1995
UNJA
- Ketua Himpunan Pemuda Pelajar 1994
Mahasiswa Tungkal Ulu
- Wakil Sekretaris Lembaga Adat Prov. 2006 - 2011
Jambi
- Wakil Sekretaris PBSI Prov. Jambi 2010 - 2014
Potensi Daerah

ESDM

Minyak dan Gas Bumi


Lokasi : Betara, Kuala Betara, Bram Itam dan Tebing Tinggi
Perusahaan yang bergerak
1. PT. PetroChina (Produksi dan Eksploitasi)
dibidang Migas :
2. PT. Ranhill (Eksploitasi)

Pertanian
Perkebunan

Perikanan
Pariwisata

Anda mungkin juga menyukai