Hasil penelitian simpang bersinyal pada ruas Jalan Raya By Pass Mojokerto -
Jalan Kuwung - Jalan Jaya Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara
III Kota Mojokerto, diperoleh data masukan, penggunaan sinyal, penentuan waktu
Arah pergerakan lalu lintas pada simpang Jalan Raya By Pass Mojokerto - Jalan
Kuwung - Jalan Jaya Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara III
46
47
Fase 1 : Pendekat Utara (Jalan Raya By Pass Mojokerto) dan Pendekat Selatan
Fase 2 : Pendekat Timur (Jalan Rajasa Negara III), Pendekat Barat (Jalan Jaya
Gambar 4.1. Arah pergerakan lalu lintas kondisi eksisting simpang Jalan Raya By
Waktu siklus simpang Jalan Raya By Pass Mojokerto - Jalan Kuwung - Jalan
Jaya Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara III Kota Mojokerto
Kode Pendekatan C
(det)
Utara 84
Selatan 84
Timur 84
Barat 84
Barat Laut 84
Sumber : Hasil analisa data
Hasil dari survei inti didapatkan data arus lalu lintas pada jam puncak sebagai
berikut:
a) Volume lalu lintas pada hari kerja (Hari Rabu tanggal 4 Juni 2014).
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Raya By Pass
Jogyakarta
Rajasa
Sidoarjo Jaya Negara
Negara III Kuwung
Grafik 4.1. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas jam puncak pagi
Pada survey hari Rabu tanggal 04 Juni 2014 jam puncak pagi, volume lalu lintas
tertinggih terjadi pada lengan Selatan yang merupakan arus lalu lintas yang datang
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Raya By
Jogyakarta
Pass Rajasa
Sidoarjo Jaya Negara
Negara III Kuwung
Grafik 4.2. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas jam puncak sore
Pada survey hari Rabu tanggal 04 Juni 2014 jam puncak sore, volume lalu lintas
tertinggih tetap terjadi pada lengan Selatan. Namun, pada jam puncak sore terjadi
penurunan volume lalu lintas dibandingkan dengan volume lalu lintas di jam puncak
pagi. Peningkatan volume lalu lintas hanya terjadi pada lengan Utara.
b) Volume lalu lintas pada akhir pekan (Hari Sabtu tanggal 7 Juni 2014).
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Raya By Pass
Jogyakarta
Rajasa
Sidoarjo Jaya Negara
Negara III Kuwung
Grafik 4.3. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu jam puncak siang
Pada survey hari Sabtu tanggal 07 Juni 2014 jam puncak siang, volume lalu
lintas tertinggih terjadi pada lengan Selatan yang merupakan arus lalu lintas yang
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Raya By Pass
Jogyakarta
Rajasa
Sidoarjo Jaya Negara
Negara III Kuwung
Grafik 4.4. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas jam puncak sore
Pada survey hari Sabtu tanggal 07 Juni 2014 jam puncak sore, volume lalu lintas
tertinggih tetap terjadi pada lengan Selatan dan mengalami peningkatan volume lalu
lintas, sehingga volume lalu lintas pada lengan Selatan pada jam puncak sore lebih
tinggih dibandingkan dengan volume lalu lintas pada jam puncak siang. Peningkatan
volume lalu lintas juga terjadi pada lengan Utara dan lengan Timur. Namun, pada
LT(smp/jam)
PLT = Total(smp/jam)
54
Contoh perhitungan:
321.3
PLT = 1172.5 = 0.27
RT(smp/jam)
PRT = Total(smp/jam)
Contoh perhitumgan:
99.8
PRT = 1172.5 = 0.09
Q
PUM = QUM
MV
Contoh perhitungan:
11
PUM = 632.0 = 0.01
Titik konflik kritis pada masing-masing fase (i) adalah titik yang menghasilkan
waktu merah semua terbesar. Waktu merah semua dapat dihitung dengan rumus:
L l EV L AV
Merah Semuai = EV
V EV V AV MAX
Dimana :
LEV, LAV = Jarak dari garis henti ke titik konflik masing-masing untuk kendaraan
VEV, VAV = Kecepatan masing-masing kendaraan yang berangkat dan yang datang
(m/det).
Pendekat Utara :
(13+5) 12
Merah semua = [ 10]MAX = 0.6
10
Pendekat Selatan :
(13+5) 12
Merah semua = [ 10]MAX = 0.6
10
Pendekat Timur :
(12+5) 12
Merah semua = [ 10]MAX = 0.4
10
Pendekat Barat :
(12+5) 13
Merah semua = [ 10]MAX = 0.4
10
(15+5) 10
Merah semua = [ 10]MAX = 1.0
10
Apabila periode merah semua untuk masing-masing akhir fase telah ditetapkan,
waktu hilang (LTI) untuk simpang dapat dihutung sebagai jumlah dari waktu-waktu
antar hijau.
Penentuan waktu sinyal terdiri dari tipe pendekat dan lebar pendekat efektif. Dari
survey yang telah dilakukan, telah didapatkan analisa data tipe pendekat dan lebar
pendekat efektif simpang Jalan Raya By Pass Mojokerto - Jalan Kuwung - Jalan Jaya
Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara III Kota Mojokerto seperti
Tabel 4.7. Analisa data tipe pendekat dan lebar pendekat efektif.
Arus jenuh dasar untuk tipe P (Terlindung) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
S0 =600 x We
Untuk tipe O (Terlawan) tidak dapat menggunakan rumus seperti tipe P (Terlindung).
Untuk mencari S0 pada tipe O (Terlawan) dapat menggunakan grafik dibawah ini
2.6. yaitu berdasarkan jumlah penduduk kota mojokerto sebesar 130.196 jiwa
(2014), maka nilai Fcs = 0,83 (Lampiran 21, formulir SIG 4).
tak bermotor (FSR), dapat ditentukan dengan menggunakan tabel 2.7. dengan
PUM total = 0.01, tingkat hambatan samping rendah dan tipe lingkungan jalan
58
komersial serta tipe fase terlawan, maka didapatkan FSR = 0.95 (Lampiran 21,
c) Faktor penyesuaian kelandaian (FG) karena persimpangan ini tidak ada tanjakan
kurva pada grafik 2.2. sebesar 1,00 (Lampiran 21, formulir SIG 4).
d) Faktor penyesuaian untuk pengaruh parkir dapat dilihat dari grafik 2.3, dengan
e) Faktor penyesuaian belok kanan (FRT) dapat ditentukan sebagai fungsi dari
rasio kendaraan belok kanan PRT. Untuk pendekat tipe P, tanpa median, jalan
dua arah, lebar efektif ditentukan oleh lebar masuk. Faktor penyesuaian belok
Faktor penyesuaian belok kiri (FLT), dapat dihiting dengan rumus sebagai
berikut:
Karena arus berangkat pada pendekat terlawan (Tipe O) pada umumnya lebih
lambat, maka tidak dipergunakan penyesuaian untuk pengaruh rasio belok kiri.
Nilai arus jenuh yang disesuaikan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Contoh perhitungan:
Dari hasil perhitungan faktor penyesuaian, diperoleh nilai rasio arus (FR) dan
nilai rasio fase. Nilai rasio arus (FR) dapat dihitung dengan rumus:
Q
FR = S
Contoh perhitungan:
851.20
FR = 2428.58 = 0.35
Beri tanda rasio arus kritis (FRcrit). Rasio arus simpang (IFR) dapat dihitung
IFR = (FRcrit)
Contoh perhitungan:
FR orit
PR = IFR
Contoh perhitungan:
0.42
PR = 0.83 =0.50
rumus:
0,5 x LTI+5
Cua = ( )
IFR
Keterangan:
Contoh perhitungan:
0,5 x 8+5
Cua = ( ) =98.82
I0.83
g = (Cua-LTI) x PRi
Contoh perhitungan:
g = (124.86-8) x 0.521 = 61
c = g + LTI
Contoh perhitungan:
c = 91+8 =99
G
C=Sx c
keterangan:
C : Kapasitas (smp/jam).
Contoh perhitungan:
46
Perhitungan sesuai MKJI : C = 2428.58 x 99 = 1121.36
menggunakan rumus:
DS = Q/C
Contoh perhitungan:
2428.58
Perhitungan sesuai MKJI : DS = 1243.20 = 0.68
2428.58
Perhitungan sesuai kondisi existing: DS = 1121.36 = 0.76
GR= g/c
Contoh perhitungan:
46
Perhitungan sesuai MKJI : GR= 99 = 0.46 (Lampiran 24, formulir SIG 5).
43
Perhitungan sesuai kondisi existing: GR= 84 = 0.51(Lampiran 22, formulir SIG 5).
Untuk DS>0,5:
8 x (DS0,5)
NQ1 = 0,25 x C x [(DS 1) + (DS 1)2 + ]
C
Untuk DS0,5:
NQ1 = 0
Dimana:
DS : Derajat kejenuhan.
GR : Rasio hijau.
C : Kapasitas (smp/jam).
63
Contoh perhitungan:
8 x (0.760,5)
NQ1 = 0,25 x 1121.36 x [(0.76 1) + (0.76 1)2 + ]= 1.07
C
8 x (0.680,5)
NQ1 = 0,25 x 1243.20x [(0.68 1) + (0.68 1)2 + ]= 0.68
C
1 GR Q
NQ2 = c x 1GR x DS x 360
Dimana:
DS : Derajat kejenuhan.
GR : Rasio Hijau.
Qmasuk : Arus lalu lintas pada tempat masuk diluar LTOR (smp/jam).
Contoh perhitungan:
1 0.46 851.20
Perhitungan sesuai MKJI : NQ2 = 1121.36` x 10.46 x 0.76 x = 19.36
360
1 0.51 851.20
Perhitungan sesuai kondisi existing :NQ2 =1243.20x 10.51x 0.68 x =14.93
360
Setelah didapatkan nilai NQ1 dan NQ2, maka jumlah kendaraan antri (NQ)
adalah:
Contoh perhitungan:
Contoh perhitungan:
20
Perhitungan sesuai MKJI : QL =30 = 100
6
4.7.3 Menghitung Rasio Kendaraan (NS) dan Jumlah Kendaraan Henti (NSV).
NQ
NS = 0,9 x x 3600
Qxc
Dimana:
Contoh perhitungan:
20.43
Perhitungan sesuai MKJI : NS = 0,9 x x 3600 = 0.79
851.20x 99
15.51
Perhitungan sesuai kondisi existing : NS = 0,9 x 851.20 x 84 x 3600 = 0.70
NSSV= Q x NS (smp/jsm)
Dimana:
Contoh perhitungan:
NQ1 x 3600
DT = c x A + C
Dimana:
0,5 x (1GR)2
A : (1GR x DS)
GR : Rasio hijau.
DS : Derajat kejenuhan.
C : Kapasitas (smp/jam).
Contoh perhitungan:
1.07 x 3600
Perhitungan sesuai MKJI : DT = 99 x 0.22 + 1121.36
= 22.47
0.58 x 3600
Perhitungan sesuai kondisi existing : DT = 84 x 0.18 + = 17.10
1243.20
DG = (1-PSV) x PT x 6 x (PSV x 4)
Dimana:
Contoh perhitungan:
D = DT + DG
Contoh perhitungan:
()
D simpang =
Contoh perhitungan:
132041
Perhitungan sesuai MKJI : D simpang = = 34.32
3848
Tabel 4.8. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang kondisi eksisting pada hari
Jam Kode QL
c DS D rata-rata LOS
Puncak Pendekat (m)
Utara 84 0.68 79.68 19.92 C
Selatan 84 0.88 116.24 27.87 D
Siang
Timur 84 1.02 227.53 130.48 F
Barat 84 1.03 237.98 143.79 F
Barat Laut 84 0.00 57.49 2.19 A
Utara 84 0.74 89.55 21.88 C
Selatan 84 0.85 107.92 25.69 D
Sore Timur 84 0.95 146.22 68.52 F
Barat 84 0.98 16828 83.94 F
Barat Laut 84 0.00 68.67 2.19 A
Sumber: Hasil analisa data.
Tabel 4.9. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang kondisi eksisting pada hari
Jam Kode QL
c DS D rata-rata LOS
Puncak Pendekat (m)
Utara 84 0.68 79 20.06 C
Selatan 84 0.81 96 24.09 C
Siang
Timur 84 1.02 207 120.54 F
Barat 84 1.05 260 165.53 F
Barat Laut 84 0.00 68 2.19 A
69
Simpang bersinyal By Pass mojokerto kondisi eksisting diatur dengan dua Fase,
waktu siklus 84 detik, waktu hilang 8 detik, didapatkan analisa kinerja pada hari kerja
(Hari Rabu tanggal 04 Juni 2014) kondisi lalu lintas paling jenuh terjadi pada jam
puncak pagi dengan tingkat pelayanan berkisar antara D dan F. Hal tersebut terlihat
pada besarnya nilai tundaan dan panjang antrian pada masing-masing lengan.
Sedangkan analisa kinerja pada akhir pekan (Hari Sabtu tanggal 07 Juni 2014)
kondisi arus lalu lintas paling jenuh terjadi pada jam puncak siang dengan tingkat
pelayanan F.
Tabel 4.10. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang perhitungan menurut MKJI
Jam Kode QL
c DS D rata-rata LOS
Puncak Pendekat (m)
Utara 117 0.71 109.03 52.21 E
Selatan 117 0.92 167.12 69.58 F
Pagi
Timur 117 0.91 168.62 84.41 F
Barat 117 0.92 169.86 87.25 F
Barat Laut 117 0.00 67,40 2.12 A
Sore Utara 93 0.78 104.02 27.22 D
70
Tabel 4.11. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang perhitungan menurut MKJI
Jam Kode QL
c DS D rata-rata LOS
Puncak Pendekat (m)
Utara 99 0.76 100 28.72 D
Selatan 99 0.90 128 37.70 D
Siang
Timur 99 0.87 132 41.68 E
Barat 99 0.90 144 46.94 E
Barat Laut 99 0.00 70 1.95 A
Utara 77 0.80 88 25.63 D
Selatan 77 0.87 100 28.76 D
Sore Timur 77 0.87 108 37.68 D
Barat 77 0.85 100 34.62 D
Barat Laut 77 0.00 56 2.04 A
Sumber : Hasil analisa data.
Dari hasil perhitungan MKJI didapatkan nilai derajat kejenuhan yang lebih
rendah dari perhitungan kondisi eksisting, dan tundaan rata-rata simpang menurun,
namun pada perhitungan MKJI menghasilkan waktu siklus yang lebih panjang.
Waktu siklus yang panjang mempengaruhi kapasitas pada simpang, sehingga dapat
derajat kejenuhan (DS) yang didapatkan masi terlalu tinggih dan nilai tundaan yang
didapat masih terlalu besar dan belum memenuhi kriteria (DS < 0,75).
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada kondisi existing nilai derajat
kejenuhan tinggih (DS 0,75), untuk mengurangi derajat kejenuhan, tundaan dan
4.9.1 Alternatif I
Tabel 4.12. Hasil perhitungan metode MKJI analisa kinerja simpang 2 Fase
Kode
c DS QL D rata-rata LOS
Pendekat
Utara 99 0.76 100 28.72 D
Selatan 99 0.90 128 37.70 D
Timur 99 0.87 132 41.68 E
Barat 99 0.90 144 46.94 E
Barat Laut 99 0.00 70 1.95 A
Sumber: Hasil analisa data.
didapatkan nilai waktu siklus sebesar 99 detik, dengan waktu hijau (g) pada lengan
Utara = 46 detik, lengan Selatan = 46 detik, lengan Timur = 45 detik, lengan Barat =
45 detik, lengan Barat Laut = 45 detik, dan terdapat hijau awal pada lengan Timur
dan Barat dengan waktu hijau = 45 detik. Alternatif 1 didapatkan nilai DS lebih
rendah dari analisa kinerja existing, namun masih lebih besar dari 0,75 dan
menghasilkan nilai tingkat pelayanan E pada lengan Timur dan lengan Barat.
72
Tabel 4.13. Hasil perhitungan analisa kinerja simpang 2 Fase dengan pengalihan arus
Kode
c DS QL D rata-rata LOS
Pendekat
Utara 78 0.74 77 24.19 C
Selatan 78 0.87 102 31.62 D
Timur 78 0.82 101 28.78 D
Barat 78 0.85 108 31.27 D
Barat Laut 78 0.00 58 3.01 A
Sumber : Hasil analisa data.
memberlakukan peraturan tidak boleh belok kanan pada lengan utara dan selatan,
didapatkan nilai waktu siklus sebesar 78 detik, dengan waktu hijau (g) pada lengan
Utara = 32 detik, lengan Selatan = 32 detik, lengan Timur = 38 detik, lengan Barat =
38 detik, lengan Barat Laut = 38 detik, dan Barat = 38 detik. Alternatif II didapatkan
nilai DS lebih rendah dari analisa kinerja existing, namun masih lebih besar dari 0,75
4.9.3 Alternatif III (2 Fase dengan pengalihan arus dan pelebaran geometrik)
Tabel 4.14. Hasil perhitungan analisa kinerja simpang 2 Fase dengan pengalihan arus
Kode
c DS QL D rata-rata LOS
Pendekat
Utara 80 0.64 70 19.92 C
Selatan 80 0.75 89 22.71 C
Timur 80 0.74 78 26.71 D
Barat 80 0.76 82 27.86 D
Barat Laut 80 0.00 63 3.11 A
Sumber : Hasil analisa data.
memberlakukan peraturan tidak boleh belok kanan pada lengan utara dan selatan,
didapatkan nilai waktu siklus sebesar 78 detik, dengan waktu hijau (g) pada lengan
Utara = 38 detik, lengan Selatan = 38 detik, lengan Timur = 34 detik, lengan Barat =
34 detik, lengan Barat Laut = 34 detik, dan Barat = 34 detik. Alternatif II didapatkan
nilai DS yang rendah dan telah meningkatkan nilai tingkat pelayanan menjadi D
(D<40 det/smp).
hijau awal didapatkan nilai waktu siklus yang sangat tinggih atau negatif (Lampiran
45, formulir SIG4). Hal ini disebabkan karena nilai (FRcrit) lebih dari 1 yang
menandakan bahwa simpang tersebut lewat jenuh. Maka dapat disimpulkan bahwa