Anda di halaman 1dari 2

SIFILIS

No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :2

PUSKESMAS
Drg. Naniek Sulastri
SEMBAYAT

1. Pengertian Sifilis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Treponema
pallidum dan bersifat sistemik. Istilah lain penyakit ini adalah lues
veneria atau lues.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan sifilis di
Puskesmas Sembayat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas nomor 445/VII/SK-
AK/1840/437.52.09/2015 tentang Standar Operasional Prosedur penyakit
yang ditangani di unit pelayanan Puskesmas Sembayat
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan No. HK 02.02/MENKES/514/2015
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur / 1. Petugas kesehatan memeriksa pasien dengan keluhan:
langkah- Ruam atau beruntus pada kulit, dan dapat menjadi luka,
langkah merah atau coklat kemerahan, ukuran dapat bervariasi, di
manapun pada tubuh termasuk telapak tangan dan telapak kaki.
Demam
Kelelahan dan perasaan tidak nyaman.
Pembesaran kelenjar getah bening.
Sakit tenggorokan dan kutil seperti luka di mulut atau daerah
genital.
Pada sifilis lanjut, gejala terutama adalah guma. Guma dapat
soliter atau multipel dapat disertai keluhan demam.
Pada tulang gejala berupa nyeri pada malam hari.
Stadium III lainnya adalah sifilis kardiovaskular, berupa aneurisma
aorta dan aortitis. Kondisi ini dapat tanpa gejala atau dengan gejala
seperti angina pektoris.
Neurosifilis dapat menunjukkan gejala-gejala kelainan sistem saraf
2. Hasil pemeriksaan
Sifilis stadium I (Primer)
Diawali dengan papul lentikuler yang permukaannya segera erosi
dan menjadi ulkus berbentuk bulat dan soliter, dindingnya tak
bergaung dan berdasarkan eritem dan bersih, di atasnya hanya
serum.
Ulkus khas indolen dan teraba indurasi yang disebut dengan ulkus
durum.
Ulkus durum merupakan afek primer sifilis yang akan sembuh
sendiri dalam 3-10 minggu.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan T. pallidum pada
sediaan serum dari lesi kulit.
Pemeriksaan dilakukan tiga hari berturut-turut jika pemeriksaan
I dan II negatif.
Setelah diambil serum dari lesi, lesi dikompres dengan larutan
garam fisiologis.
4. Komplikasi : eritroderma.
5. Diagnose banding
Diagnosis banding bergantung pada stadium apa pasien tersebut
terdiagnosis.
Stadium 1: Herpes simpleks, Ulkus piogenik, Skabies, Balanitis,
Limfogranuloma venereum, Karsinoma sel skuamosa, Penyakit
Behcet, Ulkus mole
Stadium II: Erupsi alergi obat, Morbili, Pitiriasis rosea,
Psoriasis, Dermatitis seboroik, Kondiloma akuminata, Alopesia
aerata
Stadium III: Tuberkulosis, Frambusia, Mikosis profunda

6. Terapi
Sifilis yang sedang dalam inkubasi dapat diobati dengan regimen
penisilin atau dapat menggunakan Ampisilin, Amoksisilin, atau
Seftriakson mungkin juga efektif.
Pengobatan profilaksis harus diberikan pada pasangan pasien,
namun sebaiknya diberikan sejak 3 bulan sebelumnya, tanpa
memandang serologi.
Kontak seksual harus ditelusuri, diketahui dan diobati
Pasien perlu diuji untuk penyakit lain yang ditularkan secara
seksual (sexually transmitted diseases/STD), termasuk HIV
7. Konseling dan Edukasi
Pasien diberikan pemahaman tentang penyakit, penularan
serta
penatalaksanaan di tingkat rujukan.
Pasien disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual
selama penyakit belum tuntas diobati
8. Kriteria rujukan
Semua stadium dan klasifikasi sifilis harus dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang memiliki dokter spesialis kulit dan
kelamin.
6. Diagram alir
7. Hal yg perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Semua pasien yang datang di Poliklinik dan UGD di Puskesmas Bungah
yang menderita sifilis
9. Dokumen Rekam medis
terkait
10. Rekam NO Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai