Pengawas K3
Bidang
Lingkungan
Kerja
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat keselamatan dan kesehatan yang
dicurahkan kepada Penulis, hingga akhirnya modul dengan judul Pemeriksaan dan
Pengujian Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas ini dapat
diselesaikan pada waktunya. Modul ini disusun untuk memenuhi kurikulum dalam
Pendidikan dan Pelatihan Pengawas Ketenagakerjaan Bidang K3 Lingkungan Kerja
yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Kementerian
Ketenagakerjaan RI.
Sebagaimana kita ketahui telah banyak kasus kematian dan cedera serius
diakibatkan keracunan, defisiensi oksigen, terbenam atau terjepit dalam substansi
padat maupun cairan, energi yang tidak terkendali serta mesin yang beroperasi
secara tiba-tiba pada pekerjaan di ruang terbatas. Oleh karenanya modul ini
diharapkan mampu menjadi bahan bacaan dan sumber rujukan bagi para peserta
Diklat terkait dengan prosedur bekerja aman di ruang terbatas. Modul ini menjadi
penting untuk dipelajari, karena menyajikan pengetahuan dan panduan
keterampilan teknis mengenai beberapa peraturan perundang-undangan dan
standar serta memuat prosedur praktis bekerja aman di ruang terbatas - tentunya
untuk tingkat dasar.
Dalam kesempatan ini juga Penulis mengucapkan terimakasih kepada para pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya modul ini. Penulis menyadari bahwa
modul ini penuh dengan keterbatasan-sesuai dengan judulnya. Oleh karenanya
kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat muncul referensi yang lebih
lengkap untuk menjawab kebutuhan pada jenjang yang lebih tinggi demi
tercapainya nihil kecelakaan di ruang terbatas untuk mendukung visi Kemandirian
Masyarakat Indonesia berbudaya K3 Tahun 2020.
pei_jenggot_2015 1
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian
C. Dasar Hukum
D. Ruang Lingkup
E. Tujuan Instruksional Umum
F. Tujuan Instruksional Khusus
G. Metode Pembelajaran
H. Komponen Jam Pelajaran
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa kasus kematian dan cedera serius banyak terjadi pada pekerjaan di
tangki penyimpanan, bejana proses, silo, saluran pembuangan limbah serta
sumur atau lubang. Risiko tersebut mengintai siapapun, baik sebagai petugas
utama yang harus masuk dan melakukan pekerjaan didalamnya, petugas yang
berjaga di luar ruang terbatas, petugas yang melakukan persiapan pekerjaan
mulai dari pengujian gas atmosfer, pemasangan sistem isolasi energi,
pemasangan ventilasi maupun petugas penyelamat yang bersiaga di luar ruang
terbatas.
Oleh karenanya persiapan bagi semua orang yang terlibat dalam pekerjaan di
ruang terbatas mutlak diperlukan, termasuk pengetahuan akan risiko yang
terkandung di dalamnya serta teknik untuk bekerja aman di dalam ruang
terbatas.
B. Pengertian
Terdapat beberapa istilah yang harus dipahami dan sering digunakan dalam
pekerjaan di ruang terbatas, antara lain:
pei_jenggot_2015 5
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
9. Petugas Utama, adalah orang atau petugas yang telah diberikan wewenang
oleh pengurus untuk memasuki dan melakukan pekerjaan di dalam ruang
terbatas;
10. Petugas Madya, adalah orang atau petugas yang telah diberikan wewenang
oleh pengurus untuk berjaga, mengawasi dan berkomunikasi dengan petugas
utama di luar ruang terbatas serta tidak melakukan tugas lain yang dapat
mengganggu kewajibannya;
11. Petugas Penyelamat, adalah orang atau petugas yang telah diberikan
wewenang oleh pengurus untuk masuk dan melakukan tindakan
penyelamatan di ruang terbatas;
12. Ahli K3, adalah orang yang telah diberikan wewenang oleh pengurus untuk
melakukan verifikasi terhadap setiap potensi bahaya, mengesahkan dan
mengawasi serta membatalkan ijin masuk ruang terbatas;
13. Manajer Area, adalah pengurus yang memberikan persetujuan ijin masuk
dan bertanggungjawab penuh terhadap pekerjaan di ruang terbatas.
C. Dasar Hukum
1. Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120
mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor;
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
3. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Peraturan Khusus L tanggal 6 Agustus 1936 tentang Keselamatan Kerja di
Tangki Apung;
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.13/Men/2011
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja;
6. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.117/Men/PPK-
PKK/III/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat, dan Tempat-
Tempat Publik Lainnya;
7. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
SE.01/MEN/PPK/2012 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat K3 di
Ruang Terbatas;
8. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker No. Kep. 113/DJPPK/IX/2006 tentang
Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas;
9. Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No. SE.01/DJPPK/I/2011 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi dan Petugas
Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya.
10. SNI -0229 1987 E tentang Keselamatan Kerja di dalam Ruang Tertutup
11. OSHA Confined Space Standard 29 CFR.1910.146
D. Ruang Lingkup
Dalam modul ini akan dibahas mengenai:
pei_jenggot_2015 7
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
G. Metode Pembelajaran
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Waktu yang tersedia untuk pembelajaran ini berjumlah 30 jam pelajaran (JP),
per jam pelajaran = 45 menit, dengan alokasi waktu sbb ;
1. Pre Test = 1 JP
2. Ceramah = 15 JP
3. Tanya jawab = 2 JP
4. Studi kasus dan latihan = 4 JP
5. Diskusi dan Penugasan= 2 JP
6. Simulasi bekerja di ruang terbatas = 6 JP
pei_jenggot_2015 9
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
BAB II
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN STANDAR TEKNIS
PEKERJAAN DI RUANG TERBATAS
1. Undang-Undang No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120
Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor
Bab II Azas azas
a. Bangunan bawah tanah / tidak berjendela harus memenuhi standar
hygiene yang baik ( pasal 16 )
b. Pekerja hrs dilindungi dari bahan, proses, teknik yang berbahaya, tidak
sehat atau beracun jika perlu dengan APD (pasal 17).
Pada dasarnya setiap tenaga kerja maupun pengurus tempat kerja tidak ada
yang menghendaki terjadinya kecelakaan. Hal tersebut merupakan naluri
yang wajar dan bersifat universal bagi setiap makhluk hidup di dunia.
Namun karena adanya perbedaan status sosial antara tenaga kerja kerja
dengan pengusaha sebagai pemberi kerja dalam melakukan hubungan kerja,
terutama pada saat melakukan kontrak perikatan dan hal-hal lain selama
berlangsungnya hubungan kerja, maka diperlukan intervensi pemerintah
untuk memberikan batas minimal yang harus dipenuhi dalam persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja. Batas minimal atau persyaratan minimal
tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun
1970.
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
b. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.
HUKUM
HUKUM HUKUM
KETENAGAKERJAAN PIDANA
PERDATA
Untuk tujuan tersebut diatas maka perlu diadakan segala daya upaya untuk
membina norma perlindungan kerja khususnya pada keselamatan dan
kesehatan kerja secara nasional. Asas nasionalisme yang digunakan dalam
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 memberlakukan Undang-Undang
Keselamatan Kerja kepada setiap waga negara yang berada di wilayah
hukum Indonesia. Asas teritorial memberlakukan Undang-Undang
sebagaimana hukum pidana lainnya kepada setiap orang yang berada di
wilayah/teritorial Indonesia, termasuk warga negara asing yang tinggal di
Indonesia (kecuali yang mendapatkan kekebalan hukum).
Pasal 2
Ketentuan dalam UU ini berlaku dalam tempat kerja, dimana :
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang
pei_jenggot_2015 11
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Pasal 3
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja untuk :
a. Mencegah & mengurangi kecelakaan
b. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan
c. Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
d. Mencegah & mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan
e. Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK baik physik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan
f. Memperoleh penerangan yg cukup & sesuai
g. Menyelenggarakan suhu & lembab udara yg baik
h. Menyelenggarakan penyegaran udara yg cukup
i. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
j. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental
dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun
akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
padanya.
Pasal 9 Pembinaan
(1) Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang :
Kondisi dan bahaya yg dpt timbul di tempat kerja
Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan
Alat Pelindung Diri
Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
(2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan,
setelah ia yakin TK tersebut telah memahami syarat-syarat K3
(3) Pengurus wajib menyelenggarakan pembinaan K3
(4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat yang
berlaku.
12
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
j. Kakus
k. Dapur
l. Air,
m. Penyelenggaraan makanan bagi TK
n. Ergonomi dan lain-lain
a. Botol baja
b. Bejana stasioner
c. Bejana transport
d. Pesawat pendingin
e. Tangki penimbun
f. Tangki apung
g. Pesawat pembangkit gas karbit
h. Bejana proses
i. Instalasi jaringan pipa
14
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
- Lokasi;
- Potensi bahaya;
- Klasifikasi
b. Melaksanakan prosedur bekerja di ruang terbatas, sekurang-kurangnya
meliputi:
- Pengujian gas atmosfer;
- Sistem ijin masuk;
- Penyediaan sistem isolasi energi dan ventilasi udara;
- Penyediaan alat pelindung diri;
- Penyediaan sistem penyelamatan darurat;
- Penyediaan sistem komunikasi;
- Penunjukkan petugas yang kompeten
c. Mewajibkan kepada kontraktor maupun subkontraktor untuk
melaksanakan prosedur bekerja di ruang terbatas sesuai poin (b);
d. Melaporkan daftar register ruang terbatas kepada Disnaker setempat
16
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
C. Latihan
D. Rangkuman
pei_jenggot_2015 17
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
E. Test Formatif
Sebagai bahan umpan balik dan tindak lanjut dari pembelajaran pada BAB I ini,
Saudara diminta untuk membuat daftar register ruang terbatas di lokasi kerja
Saudara sesuai Surat Edaran Menakertrans No.01/Men/PPK/2012 yang terdapat
dalam Lampiran I modul ini.
18
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
BAB III
DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DI RUANG TERBATAS
licin dan berundak, residu bahan kimia yang mengendap, kesulitan dalam
menempatkan peralatan kerja atau perkakas, penggunaan alat pelindung
diri yang besar dan berat serta faktor psikologi seperti ketakutan berada
di ruang gelap dan sempit;
f. adanya sumber energi listrik, mesin mekanis atau aktifitas pekerjaan
yang mungkin berjalan secara tiba-tiba.
Beberapa contoh ruang terbatas, dapat terlihat pada gambar dibawah ini:
20 pei_jenggot_2
015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Ruang terbatas dengan ijin masuk adalah ruang terbatas yang memiliki
potensi bahaya seperti terdapat (1) potensi gas atmosfer berbahaya (gas
atmospheric hazard) antara lain uap, gas dan debu beracun ataupun mudah
terbakar/meledak; (2) adanya potensi substansi cairan ataupun padatan
yang memungkinkan petugas yang bekerja tenggelam atau terbenam di
dalamnya (substancial hazard); (3) adanya struktur atau konfigurasi yang
berbeda ketinggian atau bersekat-sekat sehingga menjadi hambatan dalam
mengakses pintu masuk atau keluar (configuration hazard); dan (4) adanya
potensi pelepasan energi karena penggunaan peralatan listrik, mekanik,
pneumatic dan lainnya (energy hazard).
Sedangkan yang dimaksud dengan ruang terbatas tidak wajib dengan ijin
masuk adalah apabila keempat potensi bahaya yang disebutkan di atas tidak
terdapat di ruang terbatas tersebut.
pei_jenggot_2015 21
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
10% BBDM
22
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
pei_jenggot_2015 23
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
(e) Kondisi atmosfer lain yang langsung berbahaya bagi kesehatan atau
dapat mengakibatkan kematian, seperti temperatur yang ekstrem.
30C 3 Jam
32C 2 Jam
35C 1 Jam
37C 30 Menit
41C 20 Menit
44C 15 Menit
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
(3) adanya struktur atau konfigurasi yang berbeda ketinggian atau bersekat-
sekat sehingga menjadi hambatan dalam mengakses pintu masuk atau
keluar dan mobilitas pekerjaan (configuration hazard); dan
Kondisi dan bentuk ruang dapat berupa penggunaan tangga dan
perancah yang dapat mempersempit ruang gerak, permukaan yang basah
dan licin, dasar yang tidak jelas, area sempit dan curam yang dapat
mengakibatkan tenaga kerja terjebak dan jatuh ke dalamnya dan hal ini
diperburuk lagi dengan faktor pencahayaan yang kurang memadai.
Prinsip isolasi energi atau dikenal dengan Lock Off Tag Out (LOTO) juga
sangat penting untuk diperhatikan antara lain dengan melakukan:
a. penutupan setiap keran (valve), saluran dan pipa yang mengalirkan
bahan proses atau bahan jadi dengan pemasangan sorokan buta (blind
flange), sehingga mencegah masuknya cairan atau gas ke dalam ruang
terbatas dimana pekerjaan dilakukan;
b. penguncian dan penandaan, pengurangan energi peralatan yang
berpotensi bergerak. seperti peralatan mekanik, pengaduk, agitator,
mixer atau sejenisnya harus dipastikan tidak tersambung dengan
sumber energi;
c. Isolasi semua sumber energi termasuk power, pemanas atau
pendingin sebelum masuk ke dalamnya;
d. pastikan bahan produksi tidak dapat jatuh dari dinding ataupun atap
ruang terbatas dengan memindahkan semua bahan dari lokasi potensi
kejatuhan atau memasang barikade atau pengaman sementara.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan di ruang terbatas adalah
kemungkinan adanya gangguan dari mikroorganisme, hewan pengerat,
serangga maupun binatang buas lainnya yang merupakan satwa alamiah di
sekitar ruang terbatas.
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Kerja (SPK), kemudian formulir ijin kerja diisi dengan lengkap dan
diserahkan kepada pengawas lapangan / supervisor.
b. Pemeriksaan Ijin Masuk, Pengawas lapangan kemudian meminta
dilakukan pengukuran gas atmosfer berbahaya yang dilakukan oleh
Teknisi Deteksi Gas yang dibuktikan dengan sertifikat bebas gas
berbahaya. Selain itu ijin masuk akan diberikan setelah ijin untuk
pekerjaan terkait seperti pekerjaan panas, kerja dingin atau kelistrikan
telah dikeluarkan.
Beberapa hal penting yang harus diperiksa dalam peninjauan ijin masuk
adalah antara lain:
memastikan apakah ruang terbatas yang akan dimasuki telah
terisolasi dari bahaya sambungan pipa yang terbuka dan telah
dipasangi dengan sorokan buta (blind flange)
memastikan ruang terbatas tersebut telah bebas dari gas mudah
terbakar, dengan batas yang dijinkan adalah maksimum 10% LEL
memastikan kadar prosentase oksigen berada antara 19,5% - 23,5%
dan tanda tangan teknisi deteksi gas di sertifikat bebas gas berbahaya
telah sesuai dan terisi lengkap
ventilator telah bekerja dengan baik
memastikan setiap petugas utama yang akan masuk ke ruang terbatas
telah memakai alat pelindung diri yang sesuai dan terhubung dengan
life line serta tripod telah terpasang, pastikan barikade dan peralatan
bantu pernapasan cukup
memastikan listrik yang digunakan di dalam ruang terbatas harus
kedap gas dan menggunakan arus DC tidak lebih dari 50 volt
memastikan paling sedikit ada 1 (satu) orang petugas madya di setiap
akses masuk dan teknik komunikasi yang digunakan
c. Pengesahan Ijin Masuk, diberikan oleh manajer area setelah dilakukan
evaluasi aspek keselamatan pekerjaan oleh Ahli K3 sesuai dengan
formulir ijin yang diberikan oleh pengawas lapangan / supervisor.
d. Pendistribusian Ijin Masuk, kepada pihak-pihak terkait dan dipasang pada
lokasi pekerjaan, di ruang kendali dan pada bagian K3
e. Pemantauan Ijin Masuk, dilakukan terkait dengan perubahan gas
atmosfer berbahaya, kondisi petugas utama, durasi pekerjaan, dan
kemungkinan penyimpangan lainnya dari ijin yang diberikan.
f. Pembatalan Ijin Masuk, apabila pekerjaan dapat diselesaikan sesuai
rencana kerja yang tertuang dalam formulir ijin masuk maka formulir
tersebut segera dikembalikan kepada pengawas lapangan sekaligus
sebagai laporan pekerjaan yang harus diteruskan kepada manajer area.
Namun apabila terjadi perubahan ataupun penyimpangan dari formulir
ijin masuk yang diberikan maka Ahli K3 harus menghentikan pekerjaan
dan membatalkan ijin yang telah diberikan untuk kemudian segera
melakukan evaluasi dan investigasi menyeluruh.
28
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Petugas Utama:
a. Memahami setiap potensi bahaya, tanda atau gejala serta konsekuensi
terkait dengan pekerjaan di ruang terbatas;
b. Menggunakan peralatan dan perlengkapan kerja sesuai prosedur;
c. Melakukan komunikasi secara berkesinambungan dengan petugas madya;
d. Memberitahu petugas madya bila mengetahui adanya perubahan kondisi
yang berbahaya;
e. Melakukan tindakan antisipatif untuk menyelamatkan diri;
pei_jenggot_2015 29
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Petugas Pendamping/Madya:
a. Memahami setiap potensi bahaya, tanda atau gejala serta konsekuensi
terkait dengan pekerjaan di ruang terbatas;
b. Memantau setiap potensi bahaya dan pekerjaan di dalam dan di luar
ruang terbatas;
c. Memastikan dan mengawasi jumlah petugas utama yang berada di ruang
terbatas;
d. Memastikan tetap berada di luar ruang terbatas selama petugas dan
pekerjaan di ruang terbatas berlangsung;
e. Melakukan komunikasi secara berkesinambungan dengan petugas utama;
f. Memanggil tim penyelamat dalam kondisi darurat;
g. Melakukan tindakan penyelamatan yang dimungkinkan tanpa memasuki
ruang terbatas;
h. Tidak melakukan tugas lain yang mungkin akan menggangu tugas
utamanya untuk memantau dan melindungi petugas utama
Petugas Penyelamat:
a. Memahami setiap potensi bahaya, tanda atau gejala serta konsekuensi
terkait dengan pekerjaan di ruang terbatas;
b. Melakukan komunikasi secara berkesinambungan dengan petugas madya,
dan Ahli K3;
c. Melakukan tindakan penyelamatan sesuai prosedur;
d. Meningkatkan kemampuan diri untuk tugas-tugas penyelamatan
C. Latihan
D. Rangkuman
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
E. Test Formatif
Sebagai bentuk umpan balik para peserta diminta untuk mengisi dan
menjelaskan apakah dan nama dan fungsi no. 1 s.d 5 pada gambar di bawah ini?
pei_jenggot_2015 31
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
3
1
No Nama Fungsi
1
2
3
4
5
32
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
BAB IV
TEKNIK VENTILASI, PEMBILASAN, ISOLASI ENERGI
DAN PENGUJIAN ATMOSFER DI RUANG TERBATAS
Apabila ruang terbatas memiliki bukaan yang cukup, maka ventilasi natural
mungkin telah memadai. Namun, biasanya diperlukan ventilasi mekanis
untuk membantu mensuplai udara bersih atau menarik gas-gas toksik yang
ada. Contoh ventilasi mekanis adalah blower fan atau exhaust fan.
Pertimbangan perlu diambil mengenai udara bersih sebagai sumber dan
kemana pembuangannya. Peralatan ventilasi mekanis (fan) harus dipantau
(bila dipergunakan) secara terus menerus selama Petugas Utama berada di
dalam ruang terbatas. Proses harus diterapkan untuk meyakinkan pasokan
energi penggerak peralatan ventilasi tetap terjaga tidak terputus. Petugas
Madya harus meyakinkan bahwa sumber gas eksternal atau bahan
kontaminan lainnya yang berasal dari kendaraan atau peralatan stasioner
tidak masuk ke dalam ruang terbatas melalui sistem ventilasi, lubang masuk
orang (man hole) yang terbuka atau melewati titik-titik jalan masuk.
a. Persiapan pengosongan
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
e. N2 (Nitrogen) Purging
Mensupply N2 Sangat effective untuk mendorong sisa sisa Hydrocarbon
yang masih ada didalam suatu continer / vessel dalam ruang terbatas /
tertutup.
Catatan :
Lajur udara (Air Line) tidak boleh disambungkan pada jalur jalur yang
dapat terisi uap alkhylene oksida ataupun cairannya. Bila pemakaian
udara hanya untuk sementara, dalam kaitan perbaikan hal ini harus
meminta persetujuan pemilik area.
Teknik Innerting
a. Posisi normal.
Kembalikan tangki pada posisi normal beroperasi, namun programable
logic control masih pada posisi disable. Hal ini dilakukan setelah kegiatan
masuk ruang terbatas sudah betul-betul selesai dan aman.
b. N2 (Nitrogen) Innerting
Alirkan N2 dari low point (bawah) dan lakukan venting lewat Highs point
atas ke atmosfheere. Termasuk pipa pipa yang berhubungan dengan
tangki tersebut yang akan dialiri dengan Hydrocarbon.
36
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
T=V/Q
Dimana V = volume ruang terbatas, ft3
Q = kapasitas effectif fan, ft3/min
T = waktu yang di butuhkan dalam pembilasan udara, min
v=Q/A
pei_jenggot_2015 37
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Listrik : Energi listrik bisa dalam bentuk sirkuit hidup atau sebagai arus sisa.
Energi listrik dianggap berbahaya jika arus listrik dapat menyebabkan
cedera saat melewati tubuh.
Termal : Energi panas bisa dalam bentuk suhu panas atau dingin. Hal ini
menjadi berbahaya ketika energi termal melebihi kemampuan tubuh untuk
mengatasi suhu tersebut.
38
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Gravitasi : Sumber energi yang dikarenakan karena adanya gaya tarik bumi.
Contoh benda jatuh dari atas karena adanya gaya tarik bumi.
Ruang terbatas terdapat resiko kerja yang disebabkan oleh adanya sumber
energi yang belum di non aktifkan, sehingga bisa menimbulkan kecelakaan
kerja maupun penyakit akibat kerja. Umumnya di dalam ruang terbatas itu
biasanya ada beberapa komponen antara lain :
- Agitator : alat pengaduk
- Roler : alat penggulung, pemutar
- Bending : alat pembengkok
- Humering : alat pemukul
- Alat : alat penggerak lainnya.
LOTO adalah singkatan dari Lock Out and Tag Out (Penguncian dan
Pelabelan). LOTO didefinisikan sebagai suatu metode yang disetujui
mengisolasi potensi sumber sumber energy berbahaya dan diperlukan saat
melakukan perbaikan, pemeliharaan, modifikasi, atau kegaiatan instalasi
akan dilakukan pada peralatan atau permesinan yang diputuskan hubungan
energinya atau permesinan dimana pemuatan energi yang tidak disangka,
hidupnya alat atau lepasnya energi tersimpan berpotensi menyebabkan
kecederaan pada orang atau kerusakan pada peralatan. Sedangkan Label
Individu (Personal Tag) adalah label LOTO dengan informasi yang terdiri :
Nama Pemasang tag, Tgl dipasang, Topik / uraian kegiatan dengan singkat
Peralatan LOTO
Alat pengisolasi energy merupakan suatu alat mekanis yang secara fisik
mencegah perpindahan atau pembebasan energy, termasuk tetapi tidak
terbatas pada : pemutus arus, sklar pemutus, katub saluran (line valve),
penghalang dan setiap alat yang sejenis yang dipakai untuk pengisolasi
energy.
pei_jenggot_2015 39
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
2 Gembok
untuk mengunci peralatan di
tempatnya dan mencegah
kemungkinan terjadinya
pelepasan penguncian yang
salah
40
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
6 Alat pengisolasi
pheneumatic / mengisolasi
downstrign gas atau cairan
dari valve.
pei_jenggot_2015 41
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Tahapan LOTO
42
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
1. Bersihkan dan periksa area kerja, pastikan area telah aman untuk
dilakukan pembukaan, periksa apakah area kerja telah siap untuk
kembali dioperasikan
2. Memberitahu Orang yang terpengaruhi, beritahu supervisor yang
bertanggung jawab (atau wakilnya), operator ( jika ada ) dan operator
dari peralatan lain yang mungkin terpengaruh
3. Pembukaan penguncian, lepas semua peralatan penguncian, Label
Individu dan Gembok sehingga peralatan siap untuk dilakukan re-energise
sesuai dengan prosedur kerja yang disetujui
4. Re-Energise Titik penguncian, Ikuti langkah yang digariskan dalam
prosedur kerja yang disetujui untuk re-energise semua titik penguncian
hingga siap untuk dioperasikan kembali.
5. Periksa Operasional peralatan , Periksa dan uji fungsi dari peralatan
untuk memastikan pekerjaan telah berhasil dan peralatan telah siap
untuk dikembalikan untuk beroperasi apabila bisa
6. Akhiri Pekerjaan
Prinsip kerja alat deteksi gas adalah mengukur gas melalui sensor.
Pengukuran gas menggunakan sensor dibagi menjadi 3 jenis sensor, yaitu:
1. Sensor elektrokimia
Sensor elektrokimia tranduser bekerja dengan prinsip sel galvanis
(baterai). Molekul oksigen yang terdapat dalam gas yang akan diukur
melewati membran plastic kedalam cairan elektrolit yang ada dalam
sensor yang dipisahkan untuk mengukur elektroda kedua atom Oksigen.
Pada saat yang sama, elektroda mengoksidasi atom oksigen menjadi
timbal oksida. Reaksi ini akan menghasilkan arus listrik yang akan diukur
sebagai bagian proporsional dari tekanan parsial dari oksida.
1. Gas yang akan
diukur
2. Saringan debu
3. Membran
4. Elektroda
pengukur
5. Elektrolit
6. Elektroda rujukan
7. Elektroda
penghitung
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
pei_jenggot_2015 45
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Prinsip dari tabung gas detektor adalah metoda analisa kering yang
menerapkan reaksi kimia dan absorpsi fisika. Gas yang diserap kedalam
tabung menghasilkan lapisan warna yang dihasilkan dari reaksi antara
reagen dengan gas dalam tabung. Konsentrasi gas secara proposional
akan menghasilkan lapisan warna yang dapat dibaca pada skala yang
tertera ditabung.
Setelah mengenal berbagai jenis dan alat deteksi, maka seorang teknisi
deteksi gas juga harus mengetahui bagaimana pengoperasian alat. Semua
alat deteksi gas pertama kali harus melalui tahapan kalibrasi sebelum di
operasikan. Kalibrasi alat ukur gas merupakan hal sangat penting untuk
memastikan bahwa alat deteksi gas tersebut layak digunakan. Kalibrasi
peralatan dibutuhkan agar ketepatan dan akurasi alat dapat dipertanggung
jawabkan. Kalibrasi merujuk kepada proses penetapan hubungan antara
output atau respon dari peralatan pengukuran dengan nilai atau ukuran
kwantitas input atau atribut dari pengukuran yang standar.
46
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
pei_jenggot_2015 47
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Alat deteksi yang telah dikalibrasi dari pabriknya dengan gas kalibrasi
standar dan diprogram dengan batas alarm asal (default)
sebagaimana tercantum:
Cara pengoperasian alat deteksi ada dalam setiap manual alat deteksi.
Sehingga wajib bagi setiap teknisi untuk membaca dan memahami manual
setiap alat deteksi yang di gunakan. Pengoperasian alat ada yang bersifat
analog dan ada pula yang digital.
Metoda penggunaan gas detektor tergantung dari jenis dan tipe dari masing-
masing pemasok. Sebagai gambaran umum penggunaan gas detektor sesuai
dengan peruntukannya adalah sebagai berikut:
1. Isi (charge) baterai atau peralatan sampai petunjuk display isi baterai
penuh atau semalaman
2. Tekan tombol ON beberapa saat sampai alat melakukan self check
3. Apabila peralatan normal, maka display akan menunjukkan OK dan
peralatan siap untuk dipakai
48
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Strategi Sampling
kemudian sepertiga bagian tengah dan sepertiga bagian bawah dari ruang
terbatas. Untuk masing-masing area dapat dilakukan pengukuran sekitar 1-2
menit atau sampai tercapai nilai yang cenderung stabil.
Monitoring secara umum dilakukan untuk membandingkan keadaan ruang
kerja dengan standar. Sedang monitoring dekat sumber emisi dipakai untuk
menentukan tempat kebocoran secara tepat. Monitoring kondisi atmosfer
ruang terbatas harus dilakukan minimal 3 (tiga) kali dalam durasi 8 jam
kerja setelah ijin masuk diterbitkan. Selain lokasi sampling, maka waktu,
jumlah sampling dan lamanya pengambilan sample juga dipertimbangkan.
Sedang banyaknya contoh yang diambil amat bergantung pada jenis analisa
yang akan dipakai serta konsentrasi polutan. Jumlah contoh udara dapat
hanya beberapa mililiter udara saja atau sampai ratusan liter. Juga tak ada
aturan replikasi. Biasanya kalau hasil analisa lebih rendah dari standar,
jumlah replikatnya rendah. Tapi bila konsentrasi ternyata dekat atau
melampaui standar, lebih banyak replikat dilakukan. Tetapi analisa gas
hanya dengan sekali analisa, kurang begitu dapat diterima untuk interpretasi
atau mengambil keputusan.
Konsentrasi gas dalam udara dinyatakan dalam mg/m3 atau ug/m3 atau
ppm (satu bagian persejuta volume). Ketiga satuan tersebut sering dapat
kita temukan dalam beberapa buku. Konversi dari ketiga satuan tersebut
adalah sebagai berikut :
3 3
satuan ppm didefinisikan sebagai : 1 mg/m = 1000 ug/m
0
konversi diatas berlaku pada suhu 25 c dan tekanan 1 atm. Suatu contoh
konsentrasi SO2 (BM = 64) sebesar 415 ug/m3 atau 0.415 mg/m3 mempunyai
konsentrasi ekivalen dengan :
50
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
0.415 x 24.5
---------------- = 0.159 ppm
64
Perawatan Alat
Setiap alat deteksi harus memiliki log book dan alat tersebut di simpan
dalam tempat yang khusus sesuai dengan petunjuk penyimpanan yang
terdapat pada manual book. Secara umum persyaratan penyimpanan dan
perawatan adalah sebagai berikut:
a. Memperhatikan kebersihan alat sebelum, saat dipakai dan setelah
pemakaian.
b. Pengemasan alat detector agar terlindung dari kontaminasi gas gas dan
pencahayaan serta temperature ruang yang normal yang dapat
berpengaruh terhadap peralatan khususnya sensor..
c. Tempat penyimpanan alat detector terhindar dari getaran dan
goncangan.
d. Untuk gas detector tube perlu diperhatikan fungsi pompanya.
e. Pastikan log book digunakan pencatatan setiap selesai melakukan
pengukuran termasuknya hasil kalibrasinya.
C. Latihan
pei_jenggot_2015 51
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
D. Rangkuman
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
hendak dibuang (apakah mudah terbakar atau tidak) dan sumber udara
bersih yang digunakan.
2. Sumber Energi Berbahaya harus dipertimbangkan metode pengunciannya
yang tepat untuk menahan, mengendalikan atau menghilangkan potensi
pengeluaran energi yang tidak terkontrol, untuk melindungi semua orang
yang bekerja di ruang terbatas.
3. Pengujian gas atmosfer berbahaya wajib dilakukan saat sebelum pekerjaan
dilakukan maupun secara berkala saat pekerjaan di dalam ruang terbatas
sedang berlangsung.
E. Tes Formatif
1. Jelaskan teknik pemasangan ventilasi untuk pekerjaan pengelasan dalam
ruang terbatas?
2. Jelaskan macam-macam energi yang perlu dikendalikan di ruang terbatas?
3. Jelaskan jenis kalibrasi gas detector?
pei_jenggot_2015 53
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
BAB V
ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG TERBATAS
Bila bahaya timbul dalam pekerjaan di ruang terbatas, maka akan dilakukan
berbagai usaha untuk menghilangkannya ataupun mengendalikannya dengan
engineering control. Jika ternyata tidak memungkinkan untuk mengisolasi
proses atau membuat pelindung bahaya secara keseluruhan, karena lokasi dan
tempat kerja yang sulit serta membutuhkan biaya yang sangat tinggi, maka
perlu mempertimbangkan penggunaan alat pelindung diri sebagai solusi
terakhir, tetapi bukan sebagai pengganti dari pengendalian engineering. Orang
yang mengerjakan pekerjaan dimana bahaya tak dapat dihilangkan atau
dikendalikan dan dimana pakaian kerja biasa tidak memberikan perlindungan
yang cukup, maka harus menggunakan alat pelindung diri, yang jika perlu,
dapat memberikan perlindungan kepada seseorang dari kepala sampai kaki.
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Tidak jauh berbeda, ANZI Z.89.1 juga menggolongkan helm sebagai berikut:
Tipe I : Untuk perlindungan dari benturan secara vertikal
Tipe II : Untuk perlindungan benturan dari depan, belakang, samping dan juga
dari atas
56
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Pembersihan dan perawatan yang rutin akan memperpanjang masa pakai helm,
karena itu penting sekali untuk menjadwalkan pemeriksaaan harian terhadap
tempurung, sistem susppensi maupun asesori lainnya, periksa apakah terdapat
lubang, retakan, sobek atau kerusakan lain yang mengurangi fungsi
perlindungan helm. Cat, tinner dan bahan pembersih lain dapat merusak
tempurung helm dan kemungkinan mengurangi proteksi terhadap aliran listrik.
Pada saat melakukan pekerjaan di ruang terbatas, pekerja dapat saja terpapar
percikan benda yang korosif, kemasukan debu atau partikel kecil yang
melayang di udara, pemaparan gas / uap yang dapat menyebabkan iritasi pada
mata, radiasi gelombang elektromagnetik baik yang mengion atau tidak dan
benturan / pukulan benda keras. Karena itu orang yang sedang bekerja dan
terpapar dengan penyebab tersebut diatas perlu menggunakan pelindung mata,
bahkan bukan hanya yang sedang bekerja tetapi setiap orang yang mungkin
terpapar juga harus menggunakan pelindung mata.
Banyak cidera mata terjadi karena pekerja tidak mengenakan pelindung mata,
atau mengenakan pelindung yang kurang memadai, karena itu perusahaan
harus memastikan pekerjanya mengenakan pelindung mata dan muka yang
sesuai dengan potensi bahaya pekerjaan mereka.
Bagi pekerja yang setiap harinya harus mengenakan kacamata karena minus
atau plus, tetap harus mengenakan pelindung mata yang sesuai, boleh dengan
menyediakan pelindung mata dengan lensa/kaca sekaligus sesuai saran dokter,
atau dengan cara menambah mengenakan pelindung setelah mengenakan
kacamata, tetapi untuk pilihan kedua ini yang harus diperhatikan adalah
pelindung mata jangan sampai menggangu posisi kacamata minus/plus agar
penglihatan mereka tidak terhalang.
pei_jenggot_2015 57
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Pada pelindung mata harus terdapat pelindung sisi, hal ini terutama apabila
terdapat benda-benda atau partikel yang melayang. Secara umum ANSI Z87.1
mengklasifikasikan pelindung mata seperti spectacle, goggle, face shields,
welding shield.
Spectacles (kacamata)
Melindungi langsung area sekitar mata, model pelindung mata jenis ini
belakangan berkembang lebih modis seperti halnya sunglasses biasa, karena itu
tidak bisa melindungi pengguna dari bahaya gas dan uap. Untuk bekerja di
ruang terbatas dengan potensi bahaya adanya gas maupun uap berbahaya,
tidak disarankan mengenakan pelindung mata jenis ini.
Goggle
Pelindung mata jenis ini ketat menempel ke wajah
dengan satu lensa atau dua lensa, berbentuk seperti
teropong menutupi seluruh permukaan wajah di sekitar
mata, dapat digunakan bersamaan dengan kacamata
resep. Jenis ini mampu melindungi pemakai dari debu
maupun percikan dari depan.
Goggle berventilasi memungkinkan terdapat sirkulasi
udara sehingga mengurangi pengembunan, sedangkan untuk jenis yang tidak
berventilasi dapat melindungi dari gas dan uap meskipun terbatas.
Faceshield
58
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Welding Shield
Pelindung ini khusus untuk melindungi pengguna dari dampak energi radiasi
selama pekerjaan pengelasan, dapat dikenakan dengan menempelkan pada
helm atau dipegangi. Berdasar standar pengelasan OSHA, helm yang dikenakan
harus mampu melindungi kepala, leher dan telinga dari radiasi langsung.
Pelindung Telinga
plug. Namun jenis ini kurang sesuai untuk pekerjaa dengan kebisingan cukup
tinggi.
Ear muff terdiri dari dua buah tutup telinga (cup) dan
sebuah head band. Cup menutup telinga bagian luar
untuk memberikan perlindungan penghalang akustik
(acoustic barrier). Isi dari tutup telinga bisa berupa busa
(foam) atau cairan yang berfungsi menyerap suara yang
frekuensinya tinggi. Pengguna kedua jenis pelindung
telinga ini dapat dikombinasi, mengenakan ear plus
sekaligus ear muff, biasanya untuk pekerjaan dengan
tingkat kebisingan tinggi. Dalam memilih pelindung telinga, perhatikan tingkat
perlindungan atau noise reduction rating, biasanya tertulis di kemasan atau di
peralatannya.
Pemakaian dan perawatan yang tepat akan mempertahankan kinerja pelindung
telinga, secara periodik bersihkan earmuff sesuai anjuran pabrik dan perhatikan
headbandnya, apakah sudah kendor atau ada retakan dibagian atas. Apabila
terdapat retakan pada headband, sebaiknya segera diganti.
Pelindung Tangan
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
dua jenis yaitu melindungi dari voltase rendah dan tinggi. Perlindungan pada
voltase rendah terdapat dua klasifikasi, klas 00 untuk perlindungan sampai 500
volt AC dan klas 0 untuk perlindungan sampai 1000 volt AC. Apabila terdapat
aliran lebuh dari 250 volt AC , maka sudah harus di lapisi dengan sarung tangan
kulit dibagian luarnya, sebagai penghalang utama dari aliran listrik melalui
tangan.
Pelindung tangan dari bahaya teriris. Sarung tangan ini dapat melidungi
pengguna dari bahaya tergores benda tajam, terbuat dari bahan logam atau
stainless steel.
Pelindung tangan dari bahaya temperatur. Dapat melindungi tangan dari benda
yang sangat panas maupun sangat dingin, untuk pelindung yang terbuat dari
silica sangat bagus untuk melindungi dari panas.
Pelindung tangan kulit. Bagus untuk melindungi dari abrasi dan goresan ringan
pada kulit tangan. Sarung tangan kulit menjaga tangan tetap hangat di
lingkungan yang dingin.
Pelindung tangan untuk rescue. Dirancang dengan bentuk tipis dan ketat pada
tangan, terdapat bantalan di bagian telapak untuk melindungi dari
kemungkinan panas atau luka bakar akibat gesekan dengan tali pada saat
operasi penyelamatan.
Pelindung Kaki
Bagi petugas ruang terbatas bisa saja terdapat kemungkinan mengalami cidera
kaki karena benda jatuh, tergencet benda berat maupun tertimpa peralatan
kerja, untuk itu pilih sepatu yang sesuai dengan risiko yang ada. Secara umum
beberapa jenis sepatu disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan potensi
bahayanya, misalnya:
Legging, melindungi kaki bagian bawah dari panas seperti logam cair
atau percikan pengelasan.
Metetarsal guard, melindungi area kaki bawah dari benturan dan
gencetan, terbuat dari aluminium, baja, fiber atau plastik, pelindung ini
dipasang diluar sepatu.
Pelindung jari kaki, dipasang pas di bagian jari-jari kaki pada safety
shoes biasa untuk melindungi dari bahaya benturan dan gencetan. Ada
yang terbuat dari baja, aluminium maupun plastik.
Menurut OSHA 29 CFR 1910, setiap pekerjaan yang berpotensi bahaya cidera
kaki karena benda jatuh maupun menggelinding, benda menancap di sol sepatu
atau terdapat bahaya listrik harus mengenakan pelindung kaki.
Pelindung Badan
api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam
panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan,
tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia, binatang,
tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Jenis pakaian
pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek (Apron/Coveralls), Jacket, dan
pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan.
Baju pelindung untuk ruang tebatas sebaiknya lebih tebal daripada baju
pelindung yang dikenakan di ruang terbuka atau pilih bahan yang lebih tahan
gores dan awet, hal ini karena didalam ruang terbatas potensi terjadi kerusakan
pada baju lebih tinggi akibat beberapa benda logam yang ada didalam ruang
terbatas (bagian dari struktur, benda kerja, peralatan dan sebagainya) yang
dapat menyebabkan goresan/sobek, berlubang dan sebagainya.
Dalam memilih pelindung badan, hal-hal berikut dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan :
Jenis bahan kimia yang memungkinkan mengkontaminasi bahan, karena
tidak ada satu jenis bahan baju pelindung yang
dapat digunakan untuk melindungi dari segala
jenis bahan kimia.
Bentuk kontaminan, apakah padat, cair atau gas.
Daya tahan baju terhadap paparan bahan kimia
maupun kerusakan fisik
Durasi memasuki ruang terbatas dan durasi
paparan terhadap baju/pelindung badan
Potensi terjadinya paparan langsung misalnya
percikan atau tersembur.
Tingkat tekanan (terutama tekanan panas) yang
diterima pengguna dari pelindung badan yang
dikenakan.
Keleluasaan gerak pengguna selama mengenakan
pelindung badan
Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak
masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada
pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan
menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai
dasar. Jenis pelindung jatuh perorangan saat ini yang lebih dianjurkan dipakai
adalah full body harness, sedangkan safety belt disarankan untuk tidak
digunakan lagi karena kurang maksimal melindungi tubuh ketika terjatuh.
62
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Full body harness dirancang untuk menahan tekanan jatuh dengan baik, karena
beban pertama akan diterima oleh kedua pangkal paha selanjutnya ke bagian
pinggang, sedangkan webbing pada bagian dada akan menjaga pekerja tetap
dalam kondisi tegak ketika terjatuh. Jenis alat pelindung jatuh perorangan
terdiri dari sabuk pengaman tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard),
tali pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun
(decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.
Standar yang umumnya digunakan sebagai rujukan untuk memilih harness
adalah ANSI Z359.1, OSHA 1910. 146 ada pula CSA Z259.10 dan sebagainya.
Berdasarkan peraturan perundangan tentang Alat Pelindung Diri, pertimbangan
awal memilih harness adalah yang berstandar SNI.
Sebelum mengenakan harness, periksa terlebih dahulu kondisi harness,
meliputi:
1. Bagian webbing (contoh, periksa apakah ada kerusakan atau cacat; abrasi,
cut, burn, terpapar panas/ chemical, over load, life time, stitching dll);
2. Bagian D rings (contoh, periksa kemungkinan
kerusakan, aus dan longgar, periksa pergerakan
vertical.
3. Pada buckles dan adjuster, periksa apakah terdapat
kerusakan,
4. Automatic Locking Hooks, periksa apakah trigger dalam kondisi baik, apakah
terdapat kerusakan, retakan dan sebagainya.
5. Pastikan tidak ada pemakaian berlebihan, juga tidak terkontaminasi bahan
kimia atau terkena minyak, oli dan sebagainya. Apabila terdapat karat pada
perlengkapan body harness, harus segera diganti meskipun durasi
pemakaiannya tidak terlalu sering.
C. Latihan
Pada bagian ini peserta dipersilakan mencoba dan menyebutkan jenis dan
kegunaan masing-masing Alat Pelindung Diri
D. Rangkuman
1. Alat Pelindung Diri dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir apabila
langkah-langkah pengendalian lainnya telah dilakukan namun masih
memberikan risiko sisa yang tidak dapat diterima;
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri harus disesuaikan dengan risiko bekerja di
ruang terbatas.
E. Tes Formatif
1. Sebutkan kelebihan dan kekurangan penggunaan Alat Pelindung Diri?
2. Jelaskan jenis-jenis Alat Pelindung Diri dan kegunaannya?
pei_jenggot_2015 63
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
64
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
BAB VI
TEKNIK PENYELAMATAN DAN P3K DI RUANG TERBATAS
PEMINDAHAN DARURAT
Hanya dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap pekerja. Contoh situasi
yang menuntut dilakukannya pemindahan darurat :
Kebakaran atau bahaya kebakaran
Ledakan atau bahaya ledakan
Sukar untuk mengamankan penderita dari bahaya lingkungannya :
Bangunan yang tidak stabil
Mobil terbalik
Kerumunan masa yang resah
Material berbahaya
Tumpahan minyak
Cuaca ekstrim
Memperoleh akses menuju penderita lainnya
Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi
penderita, misalnya melakukan RJP.
Bahaya terbesar pada pemindahan darurat adalah memicu terjadinya cedera
spinal. Ini dapat dikurangi dengan melakukan gerakan searah dengan sumbu
panjang badan dan menjaga kepala dan leher semaksimal mungkin.
66
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
4. webbing drag(tarikan
webbing)
5. Piggyback carry
(menggendong)
pei_jenggot_2015 67
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
8. Firefighter drag
PEMINDAHAN BIASA
Bila tidak ada bahaya langsung terhadap pekerja, maka hanya dipindahkan
bila semuanya telah siap dan pekerja selesai ditangani.
68
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
POSISI PENDERITA
Bagaimana
meletakkan penderita tergantung dari keadaannya
Penderita dengan syok ---- elevasi 20 30 cm
Penderita dengan gangguan pernapasan ---- duduk
Penderita dengan nyeri perut ---- terbaring miring dengan kedua lutut
ditekuk
Penderita yang tidak sadar, muntah-muntah ---- posisi nyaman
Penderita trauma, terutama dengan kecurigaan cedera spinal ----
imobilisasikan di spinal board
bagi korban yang tidak sadar dan tidak ada kontraindikasi ---- Posisi
pemulihan
PERALATAN EVAKUASI
1. Stretcher beroda
2. Stretcher portable
3. Scoop stretcher
4. Vest type extricationdevice (KED)
5. Stair chair
6. Basket stretcher
7. Flexible stretcher
8. Draw sheet
9. Backboard (panjang dan setengan badan)
10. Sked strecher (Confined Space)
pei_jenggot_2015 69
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
70 pei_jenggot_2
015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
pei_jenggot_2015 71
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
2. PENILAIAN KORBAN
Penilaian Keadaan :
Menilai keadaan dapat menggunakan tiga kriteria seperti dibawah ini :
a. Bagaimana kondisi saat itu
b. Apakah kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi
c. Bagaimana mengatasinya
Lokasi
Pada saat tiba dilokasi kejadian seorang MFR harus :
1. Memastikan keselamatannya (termasuk pemakaian APD dan
memastikan keadaan aman )
2. Memastikan keselamatan penderita
3. Menentukan kesan umum kejadian (mekanisme cidera) dan mulai
melakukan penilaian dini dari penderita (bila sadar perkenalkan
diri)
4. Mengenali dan mengatasi cedera / gangguan yang mengancam nyawa
5. Stabilkan dan teruskan pemantauan korban.
Memperkenalkan diri
1. Nama dan organisasi
2. Kemampuan penolong
3. Izin untuk menolong
PENILAIAN DINI
Definisi : Suatu proses untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang dapat
mengancam nyawa korban
1. Kesan umum
72 pei_jenggot_2
015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
Gambar 5 - II
2. Periksa respon
Ada 4 tingkatan yang umum dipakai untuk menentukan tingkat respon
seseorang yaitu Alert (sadar), Verbal, Pain (nyeri), Unresponsive (tidak
ada respon)
A = Alert
korban sadar sepenuhnya mengenali keberadaannya dan lingkungan
V = Verbal
korban bereaksi bila dipanggil / dapat mengikuti perintah sederhana
P = Painful = Nyeri
korban hanya bereaksi pada rangsangan nyeri
U = Unresponsive
korban tidak bereaksi pada rangsangan apapun, tidak membuka
mata, tidak bereaksi terhadap suara maupun terhadap rasa nyeri.
Seseorang dalam keadaan tidak sadar yang berat tentunya
memerlukan jalan napas baik dan pertolongan pendukung lainnya.
Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa
sudah harus ditanggulangi sebelum melanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
pei_jenggot_2015 73
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
PEMERIKSAAN FISIK.
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu
kita dalam mengidentifikasi keadan keadaan yang mengancam nyawa
korban, meliputi seluruh tubuh penderita.
Bertujuan untuk mengetahui adanya tanda tanda sakit atau cidera pada
korban
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dan berurutan, dilakukan dari
ujung kepala sampai ujung kaki namun dapat berubah sesuai dengan kondisi
korban.
Trauma Medis
Wawancara 20 % 80 %
Pemeriksaan 80 % 20 %
Pada cedera beberapa hal yang harus dicari adalah :
74
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
2. Leher
- Lakukan dari bagian depan ke belakang
- Periksa trakea
3. Dada
- Periksa tulang rusuk hingga ke bagian
belakang, tapi jangan sampai mengangkat
korban
- Periksa tulang sternum
4. Perut
- Periksa ketegangan dinding perut
- Luka yang ada
- Periksa kuadran perut bagian yang
nyeri terakhir
5. Punggung
- Bagian dada belakang
- Tulang belakang
- Periksa luka tembus, luka tusuk, luka robek
- Bila ada akumulasi darah di panggul, pertanda
cedera perut
6. Panggul
- Terdiri dari ileum kanan dan kiri, ischium dan tulang
pubic
- Patah tulang panggul akan mengakibatkan
hilangnya darah sebanyak 2 liter
- Pada daerah kemaluan : Priapismus pada laki laki
pei_jenggot_2015 75
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
8. Alat gerak
atas - Cek PMS
pernapasan
Suhu tubuh
Takanan darah
RIWAYAT KORBAN
SAMPLE
>S igns and symptoms (Gejala dan tanda)
>A llergies (Alergi)
>M edications (Pengobatan)
>P ertinentHistory (Riwayatpenyakitsekarang)
>L ast oral intake (Makan dan minum terakhir)
>E vent (Peristiwa)
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
PELAPORAN
Data korban
Semua pemeriksaan dan tindakan yang telah diberikan :
- keluhan utama
- kesadaran
- status ABC
- riwayat korban
- perawatan yang diberikan
C. Latihan
D. Rangkuman
1. Mekanika tubuh merupakan pergerakan tubuh dalam mengangkat beban
dengan seaman mungkin dan seefisien mungkin untuk mendapatkan
keuntungan mekanis;
2. Perlunya melakukan penilaian dini sebelum melakukan pertolongan
berikutnya.
E. Tes Formatif
1. Jelaskan jenis-jenis teknik pemindahan korban?
2. Jelaskan tahapan pemeriksaan fisik dari ujung kepala sampai dengan ujung
kaki?
pei_jenggot_2015 77
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
DAFTAR PUSTAKA
D Alan Veasey, Lisa Craft McCormich, Barbara M Hilyer, Henneth W Oldfield, Sam
Hansen, 2002, Confined Space Entry and Emergency Response, McGraw Hill
Birmigham, Alabama
78
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
pei_jenggot_2015 79
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
80
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
pei_jenggot_2015 81
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
82
pei_jenggot_2015
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
pei_jenggot_2015 83
Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas
84
pei_jenggot_2015