Anda di halaman 1dari 118

DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. i

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………..… 1
B. Tujuan Pembelajaran ………………………………………..…... 2
C. Ruang Lingkup ………………………………………………...….. 2

BAB II : DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN


A. Dasar Hukum ……………………………………………….…..…. 3
B. Pengertian ………………………………………………….………. 4

BAB III : POKOK BAHASAN


I. PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI …………………….......… 7
A. Jenis Jenis Pesawat Tenaga dan Produksi …………….…. 7
1. Penggerak Mula …………………………………..……... 7
2. Turbin ………………………………………………….….. 8
3. Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik …………. 9
4. Mesin Perkakas Kerja dan Mesin Produksi ………… 11
5. Tanur/dapur ……………………………………………… 18
B. Sumber Potensi Bahaya Pada Pesawat Tenaga dan
Produksi ………………………………………………………... 19
C. Persyaratan K3 Pesawat Tenaga dan Produksi ………… 28
D. Tata Cara Pemeriksaan Pesawat Tenaga dan Produksi.. 36
E. Tata Laksana Teknis K3 Pesawat Tenaga dan Produksi. 37
F. Penerbitan Perijinan/Pengesahan Pesawat Tenaga dan
Produksi ………………………………………………………… 39
G. Pembinaan dan Pengujian Lisensi K3 …………………….. 40
H. Rangkuman …………………………………………………….. 41

II. PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT……………….…….........… 43


A. Jenis Jenis Pesawat Angkat dan Angkut ……………….…. 43
1. Peralatan Angkat ………………………..………..……... 43
2. Pita Transport ………………………………………...….. 48
3. Pesawat Angkutan di Atas Landasan dan
Permukaan ……………………………………………….. 49
4. Alat Angkutan Jalan Rel ………………………..………. 53

i
B. Sumber Potensi Bahaya Pada Pesawat Angkat dan
Angkut …………………………………………………………... 54
C. Persyaratan K3 Pesawat Angkat dan Angkut ….………… 59
D. Tata Cara Pemeriksaan Pesawat Angkat dan Angkut….. 66
E. Tata Laksana Teknis K3 Pesawat Angkat dan Angkut... 67
F. Penerbitan Perijinan/Pengesahan Pesawat Angkat dan
Angkut …………………………………………………………… 70
G. Pembinaan dan Pengujian Lisensi K3 …………………….. 71
H. Rangkuman …………………………………………………….. 72

BAB IV : LATIHAN SOAL


A. Pesawat Tenaga dan Produksi …………………………………. 73
B. Pesawat Angkat dan Angkut ………………………………….. 73

BAB V : PENUTUP ……………………………………………………………………. 74

DAFTAR PUSTAKA ……………………………..…………………………. 75

LAMPIRAN …………………………………………………………………. 76

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan Industri dan penggunaan peralatan mekanik yang semakin


meningkat dari sisi jenis dan jumlahnya diiringi juga dengan semakin
meningkatnya potensi bahaya dari penggunaan peralatan tersebut. Selain itu
ditemukannya penggunaan peralatan tersebut dengan kondisi yang semakin tua
dan tidak layak dioperasikan lagi.
Di samping itu pengusaha, pengurus dan atau tenaga kerja/operator belum
mengenal dan memahami ketentuan perundang-undangan dan syarat-syarat
keselamatan kerja peralatan mekanik.
Jumlah Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan saat ini kurang memadai
serta minimnya Pegawai Pengawas Spesialis Mekanik yang tersebar diseluruh
Indonesia, sehingga berakibat belum optimalnya sosialisasi peraturan perundang-
undangan dan pengawasan terhadap peralatan mekanik yang digunakan di
perusahaan / tempat kerja
Guna mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja yang disebabkan penggunaan peralatan mekanik maka diperlukan
pengendalian, pembinaan dan pengawasan K3. Berdasarkan Pasal 2 ayat (2),
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pada umumnya
kegiatan produksi menggunakan peralatan mekanik. Peralatan tersebut
merupakan sumber bahaya bila dioperasikan. Oleh karena itu perlu ditetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1)
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, dan sesuai dengan Pasal 4 ayat (2) Undang-
Undang No. 1 Tahun 1970 sebagai peraturan pelaksanaannya yang mengatur
secara teknis ilmiah dan administratif ditentukan dalam Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 1


B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta diharapkan dapat memahami pengawasan K3 Mekanik.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Peserta diharapkan dapat menjelaskan latar belakang pengawasan K3
mekanik, dasar hukum pengawasan K3 mekanik, pengertian pengawasan
K3 mekanik, ruang lingkup pengawasan K3 mekanik, potensi bahaya
mekanik, persyaratan K3 mekanik, tata cara sertifikasi peralatan dan
personil dan tata laksana teknis K3

C. Ruang Lingkup

Materi pembelajaran Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja


bidang Mekanik terdiri dari Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Pesawat Tenaga dan Produksi dan Pesawat Angkat dan Angkut.

Pengawasan Norma K3 Pesawat Tenaga dan Produksi terdiri dari :


a) Penggerak mula;
b) Perlengkapan transmisi tenaga mekanik;
c) Mesin perkakas kerja;
d) Mesin produksi;
e) Dapur.
Pengawasan Norma K3 Pesawat Angkat dan Angkut terdiri dari :
a) Peralatan angkat;
b) Pita transport;
c) Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan;
d) Alat angkutan jalan ril.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 2


BAB II
DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN

A. Dasar Hukum

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan;
3. Undang-Undang No. 23 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah;
4. Permenaker No. Per 04/Men/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi;
5. Permenaker No. Per 05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan
Angkut;
6. Permenaker No. Per. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukkan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
7. Permenaker No. Per. 04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa K3;
8. Permenakertrans No. Per. 09/Men/VII//2010 tentang Operator dan
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut;
9. Kepmenaker No. Kep. 452/M/BW/1996 tentang Pemakaian Pesawat
Angkat dan Angkut Jenis Rental;
10. SKB Dirjen Hubla dan Dirjen Binawas No. PP.72/3/9-99
KEP.507/BW/1999 tentang Pemeriksaan dan Pengujian terhadap
Pesawat Angkat dan Angkut, Pesawat Uap dan Bejana Tekan yang
berada di Kapal dn Pelabuhan;
11. Kep Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep.
75/PPK/XII/2013 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan Calon Ahli K3
bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Pesawat Angkat dan Angkut,
dan Pesawat Tenaga dan Produksi;
12. SE. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
01/DJPPK/VI/2009 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan
dan Pengujian Lisensi K3 bagi Petugas dan Operator Pesawat Uap,
Pesawat Tenaga dan Produksi, Pesawat Angkat dan Angkut;

13. Standar Nasional atau Standar Internasional.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 3


B. Pengertian
1. Pengawasan Ketenagakerjaan adalah suatu sistem pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan
yang merupakan rangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian guna
melakukan tindakan korektif baik secara preventif maupun represif;
2. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh bahan keterangan tentang suatu keadaan disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka
tindakan korektif;
3. Pengujian adalah rangkaian kegiatan penilaian suatu objek secara tehnis
atau medis yang mempunyai suatu risiko bahaya dengan cara memberi
beban uji atau dengan teknik pengujian lainnya sesuai dengan ketentuan
tehnis atau medis yang telah ditetapkan;
4. Pemeriksaan dan pengujian teknik adalah pemeriksaan dan pengujian
yang dilakukan pada keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat
dan peralatan kerja, bahan-bahan, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara
kerja dan proses produksi;
5. Pengawasan K3 Mekanik adalah serangkaian kegiatan pengawasan dan
semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap
obyek pengawasan K3 mekanik di tempat kerja;
6. Pesawat Tenaga dan Produksi ialah Pesawat atau alat yang bergerak
berpindah-pindah atau tetap yang dipakai atau dipasang untuk
membangkitkan atau memindahkan daya atau tenaga, mengolah,
membuat : bahan, barang, produksi teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan;
7. Pesawat Tenaga ialah Pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah
atau tetap yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau
memindahkan daya atau tenaga termasuk perlengkapan transmisinya;

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 4


8. Penggerak mula ialah suatu pesawat yang mengubah suatu bentuk
energy menjadi tenaga mekanik dan digunakan untuk menggerakkan
pesawat atau mesin antara lain : motor pembakaran luar, motor
pembakaran dalam, turbin air dan kincir angin;
9. Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik ialah Bagian peralatan mesin
yang berfungsi untuk memindahkan daya atau gerakan mekanik dari
penggerak mula ke pesawat atau mesin lainnya antara lain : puli dengan
ban atau pita, roda gigi dengan roda gigi, batang berulir dengan roda gigi,
rantai dengan roda, gigi roda-roda gesek, poros transmisi dan batang
silinder hidrolis;
10. Mesin Produksi ialah Semua mesin peralatan kerja yang digunakan untuk
menyiapkan, membentuk atau membuat, merakit finishing, barang atau
produk teknis antara lain : mesin pak dan bungkus, mesin jahit dan rajut,
mesin intal atau tenun;
11. Mesin Perkakas ialah Suatu pesawat atau alat untuk membentuk suatu
bahan, barang, produk teknis dengan cara memotong, mengepres,
menarik atau menumbuk antara lain : mesin asah, poles dan pelicin, alat
tuang dan tempa, mesin pelubang, mesin prass, mesin rol, mesin gergaji,
mesin ayak dan mesin pemisah, mesin gunting, mesin pengeping dan
pembelah;
12. Dapur ialah Suatu pesawat yang dengan cara pemanasan digunakan
untuk mengolah, memperbaiki sifat, barang, atau produk teknis, antara
lain : dapur tinggi, dapur-dapur baja, convertor dan oven;
13. Pesawat adalah kumpulan dari beberapa alat secara kelompok atau
berdiri sendiri guna menghasilkan tenaga baik mekanik maupun bukan
mekanik dan dapat digunakan tujuan tertentu;
14. Alat adalah suatu unit konstruksi yang dibuat untuk digunakan atau
menghasilkan suatu hasil tertentu dan dapat merupakan suatu bagian
yang berdiri sendiri dari pesawat;
15. Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang
dgunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau
barang atau orang secara vertical dan atau horizontal dalam jarak yang

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 5


ditentukan;
16. Peralatan angkat adalah alat yang dikonstruksi atau dibuat khusus untuk
mengangkat naik dan menurunkan muatan;
17. Pita transport ialah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan muatan secara Kontinyu dengan menggunakan bantuan
pita;
18. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan ialah pesawat
atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau orang dengan
menggunakan kemudi baik di dalam atau di luar pesawat dan bergerak di
atas suatu landasan maupun permukaan;
19. Alat angkutan jalan ril ialah suatu alat angkutan yang bergerak di atas
jalan ril;
20. Jalan riil adalah jaringan riil dan perlengkapannya yang dipasang secara
pemanen yang digunakan untuk jalan lokomotip, gerbong dan perlatan
lainnya guna mengangkut muatan;
21. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Ahli K3
adalah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga
Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi langsung
ditaatinya Undang-undang Keselamatan Kerja.
22. Pegawai Pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 6


BAB III
POKOK BAHASAN

I. PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

A. JENIS – JENIS PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

1. Penggerak Mula
Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah
mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk
melakukan kerja mekanik.
Ditinjau dari segi cara memperoleh energi termal mesin kalor dibagi
menjadi 2 (dua) golongan yaitu mesin pembakaran luar dan mesin
pembakaran dalam.
Mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi di luar
mesin, dimana energi termal dari gas hasil pembakaran dipindahkan
ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah antara lain :
- Mesin Uap
- Turbin Uap
- Mesin Udara Panas
- Turbin Gas Siklus Tertutup

Mesin pembakaran dalam dikenal dengan nama motor bakar.


Proses pembakaran berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri.
Sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai
fluida kerja, antara lain:
- Motor Bensin
- Motor Diesel
- Motor Gas
- Turbin Gas
- Propulsi Pancar Gas

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 7


Disamping itu masih terdapat satu penggerak mula yang ada
di luar, penggolongan tersebut diatas yaitu Turbin Air.

Gambar : Pesawat Tenaga Jenis Penggerak Mula (Genset)

2. Turbin
Turbin adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja
dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin, pada turbin tidak
terdapat bagian mesin yang bergerak translasi. Dimana bagian turbin yang
berputar disebut rotor atau roda turbin sedangkan bagian yang tidak
berputar disebut sletor atau rumah turbin. Roda turbin yang terletak dalam
rumah turbin memutar poros yang selanjutnya menggerakkan generator,
pompa, kompressor, baling-baling atau mesin lainnya. Fluida kerja dalam
turbin mengalami proses expansi yaitu proses penurunan tekanan, dan
mengalir secara kontinu.
Adapun fluida kerja tersebut dapat berupa air, uap air atau gas dengan
demikian, turbin dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
a) Turbin Air
b) Turbin Uap dan
c) Turbin Gas

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 8


oleh karena karakteristik uap, gas dan air tidak sama maka kondisi operasi
dan karakteristik turbin uap, gas dan air juga berbeda dan mempunyai cirri,
keuntungan, kerugian serta kegunaan yang khas

Gambar : Pesawat Tenaga Jenis Turbin Gas

Gambar : Pesawat Tenaga Jenis Turbin Gas

3. Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik

Pemindahan daya dan putaran mesin baik putarannya berlawanan


atau searah dapat dilakukan dengan menggunakan speed reducer. Bila
peristilahan speed reducer ditinjau dari macamnya dan dikaitkan dengan
Permenaker. No. Per. 04/Men/1985 dapat disimpulkan bahwa speed
reducer tersebut juga merupakan perlengkapan transmisi tenaga mekanik.
Untuk bahan analisa lebih lanjut tentang sumber bahaya yang
Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 9
ditimbulkannya kiranya perlu diketahui macam-macam speed reducer
yaitu:
a). Pulli dengan ban mesin
- Daya maximum yang ditransmisikan  500 Kw.
b). Roda gigi dengan roda gigi
- Daya yang ditransmisikan relatif besar dan pada putaran yang tepat.
c). Rantai dengan piringan roda gigi
- Daya maximum yang ditransmisikan  500 Kw
d). Batang berulir dengan roda gigi
- Daya yang ditransmisikan
e). Roda-roda gesek
- Daya yang ditransmisikan relatif kecil pada putaran yang kurang
tepat.

Adapun keuntungan-keuntungannya adalah:


a). Dapat menurunkan putaran mesin dari yang cepat ke lambat tanpa
merubah konstruksi mesin/pesawat penggerak.
b). Dapat memindahkan daya dengan cepat dan tepat.
c). Dapat menghasilkan suatu putaran mesin searah atau berlawanan arah
dengan mesin/pesawat penggeraknya
d). Dapat menghasilkan kedudukan poros sejajar saling tegak lurus
maupun vertikal dan membentuk sudut antara poros penggerak dengan
yang digerakkan lebih kecil 90 dan lebih besar 90 tetapi lebih kecil
180.
Dan kerugian-kerugiannya sebagai berikut:
a). Konstruksinya memerlukan tempat tersendiri atau terkonstruksi pada
unit mesinnya akan tetapi tetap memerlukan tempat/lemari yang
berisikan minyak pelumas.
b). Pembuatannya agak sulit terutama untuk pembuatan roda gigi/alat
transmisi roda gigi bila dikehendaki kedudukan porosnya membentuk
sudut 90 >  > 90 – 180.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 10


c). Daya yang ditransmisikan akan mengalami penurunan oleh karena
adanya kerugian dari gesekan yang timbul, walaupun telah dilengkapi
dengan pelumas.

Gambar : Pesawat Tenaga Jenis Transmisi

4. Mesin Perkakas Kerja dan Mesin Produksi

Mesin perkakas kerja dapat di bedakan dalam 2 (dua) golongan besar


menurut gerakannya menjadi:
a). Mesin perkakas kerja gerak utama berputar antara lain:
- mesin bor, mesin bubut dan mesin frais.
- mesin asah (mesin gerinda), mesin faks dan mesin pelicin.
- mesin gergaji dan mesin gergaji pita.
- mesin rol
- dan lain-lain.

b). mesin perkakas kerja gerak utama lurus antara lain:


- mesin sekrap (ketam, serut)
- mesin tempa termasuk alat-alat tuangnya.
- mesin gergaji pita dengan sengkang
- mesin ayak dan mesin pemisah
- mesin pres (mesin pon)

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 11


- mesin gunting, mesin pengeping dan mesin pembelah
- dan lain-lain.

Adapun mesin produksi yang digunakan untuk menyiapkan, membentuk


atau membuat, merakit, finishing, barang atau produk teknis antara lain:
- mesin pak, bungkus
- mesin jahit, rajut
- mesin pintal, tenun

Pada umumnya mesin-mesin tersebut diatas dijalankan dengan peralatan


transmisi tenaga mekanik yaitu ban mesin dengan puli melalui poros
transmisi (untuk mesin-mesin lama) atau dengan motor listrik. Disini jelas
bahwa mesin perkakas dan mesin produksi ini dalam operasinya sangat
tergantung pada penggerak mula yang digunakan.

Gambar : Mesin pekakas jenis mesin bubut

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 12


Gambar : Mesin pekakas jenis gergaji

Gambar : Mesin pekakas jenis frais mendatar

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 13


Gambar : Mesin pekakas jenis mesin menyerut

Gambar : Mesin pekakas jenis mesim ketam

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 14


Gambar : Mesin pekakas jenis mesin bor

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 15


Carding Machine
Picking Machine

Carding Machine Roving Machine

Dressing Machine
Dressing Machine

Gambar : Mesin pekakas jenis mesin tenun

Mesin Gerinda (Batu Roda Gerinda)


Penggerindaan (gerinding) adalah proses pemotongan logam kedalam
suatu bentuk tertentu dengan menggunakan roda gerinda yang padat.
Roda gerinda ini dipasang pada poros utama (spindle) dari mesin gerinda.
Batu roda gerinda dibuat dari beribu-ribu butir batu abrasif yang diikat oleh
bahan pengikat hingga membentuk roda yang diinginkan. Bahan batu
abrasif dibedakan 2 golongan yaitu natural dan buatan. Untuk golongan

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 16


natural pasir quartz, emery dan corumdum. Pasir quartz sifatnya relatif
lemah dan hanya dipakai untuk mengasah benda-benda yang lebih lemah.
Sedangkan emery dan corumdum masing-masing merupakan kristal dari
axida aluminium(Al2O3).

Gambar : Mesin pekakas jenis mesim gerinda


Mesin Pres

Mesin pres (pon) ialah mesin yang digerakkan secara mekanis atau
dengan bantuan kaki dan tangan operator dan digunakan untuk
memotong, melobangi, membentuk atau merangkaikan bahan-bahan
logam atau bukan logam dengan mempergunakan stempel-stempel yang
dipasang pada batang-batang luncur atau gisiran-gisiran.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 17


Ditinjau dari cara pemasukan benda-benda kerja mesin press ( pon ) dibagi
menjadi 3 yaitu:

a). Cara Otomatis:


Digunakan untuk pekerjaan yang banyak dan terus-menerus,
bahan/benda kerja ditempatkan dibawah stempel, pada tiap jalan
turun. Stempel dengan suatu mekanisme yang tidak memerlukan
pelayanan dari operator.

b). Cara semi Otomatis:


Bahan ditempatkan dibawah stempel dengan peralatan mekanis yang
memerlukan pelayanan dari operator pada tiap jalan turun dari stempel.

c). Cara Manual:


Bahan ditempatkan dibawah stempel dengan tangan atau memakai
alat-alat bantu.

5. Tanur / Dapur

Tanur/Dapur dapat dijumpai ditempat-tempat kerja pengolahan logam yaitu


fabrikasi besi kasar dimana proses pengolahannya berlangsung dalam
dapur baja dan fabrikasi besi tuang.
Disini nampak bahwa antara ketiga proses tersebut adalah berbeda yaitu
proses pertama mengolah biji-biji besi hingga jadi besi kasar, yang kedua
yaitu mengolah besi kasar tersebut menjadi baja dan yang ketiga
mengolah besi kasar menjadi besi tuang.

Jadi jenis dapur/tanur menurut proses pengolahan besi adalah sebagai


berikut :
1. Dapur tinggi/tanur tinggi.
2. Dapur baja terdiri dari antara lain:
- Dapur Induksi
- Dapur Siemens Martin
- Dapur cawan

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 18


- Canvertas Bessemer
- Convertas Thomas.
3. Dapur besi yang terdiri dari antara lain:
- Dapur kubah
- Dapur temper

Gambar : Dapur

B. SUMBER POTENSI BAHAYA PADA PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

Seperti telah kita ketahui pada suatu bagian-bagian pesawat tenaga


dan produksi menerima beban kerja yang cukup besar dan tinggi. Bagian ini
harus dibuat dengan kontruksi yang kuat untuk dapat menahan beban kerja
dan harus dilaksanakan pengerjaannya dengan syarat-syarat tertentu
sehingga dapat menjamin bahwa bagian tersebut mampu menahan beban.
Pemilihan bahan juga harus sesuai dengan standar pembuatan mekanik
yang digunakan dan mempunyai sertifikat bahan yang memberikan
keterangan tentang sifat-sifat mekanik dan komposisi kimia bahan tersebut.
Di samping syarat-syarat konstruksi yang harus dipenuhi, juga harus
dipenuhi syarat-syarat alat perlengkapan termasuk juga alat-alat
pengamannya, sehingga dapat menjamin bahwa mekanik tersebut aman
selama pengoperasian.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 19


Kecelakaan pada pesawat tenaga dan produksi dapat disebabkan
karena pada bagian tertentu dari pesawat tenaga dan produksi mengalami
kerusakan/perlemahan dan mendapat beban yang sangat kuat yang
diberikan melebihi beban maksimum yang diijinkan. Meskipun konstruksi
pesawat tenaga dan produksi telah memenuhi persyaratan, tetapi jika
kualitas pengoperasiannya tidak sesuai dengan prosesur akan dapat juga
mengakibatkan kecelakaan.

Potensi Penyebabnya Kecelakaan

Ada beberapa penyebab terjadinya kecelakaan/peledakan pada


pesawat tenaga dan produksi yaitu :
1. Pemilihan atau penggunaan bahan yang tepat;
2. Desain konstruksi yang menyimpang dari standar;
3. Peralatan/perlengkapan yang tidak memenuhi pensyaratan;
4. Pemeriksaan yang tidak lengkap;
5. Pengoperasian dan perawatan yang tidak sesuai dengan prosedur
dan pemeliharaan;
6. Kelalaian operator
7. Tidak dikenal penyebab

A1. Pemilihan atau penggunaan bahan;

Pada dasarnya pemilihan bahan untuk konstruksi peralatan


mekanik, haruslah dari bahan yang tepat dan memang diperuntukan
untuk pembuatan pesawat tenaga dan produksi, sesuai dengan standar
yang telah diakui diseluruh dunia.
Pemilihan bahan yang salah dapat mengakibatkan hal-hal yang
tidak diinginkan yang pada akhirnya dapat menimbulkan peledakan,
kebakaran, patah dan pencermaran lingkungan kerja. Oleh karena itu
petunjuk dan prosedur yang diberikan dalam standar-standar tersebut
harus benar-benar dilaksanakan.
Selain adanya kerapuhan pada bahan, juga dapat terjadi penuaan
bahan. Hal ini dapat terjadi karena :

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 20


- bahan didiamkan dalam waktu yang lama tanpa pembebanan,
disebut juga penuaan alam;
- bahan mengalami perubahan bentuk (deformasi) pada suhu kamar
karena di diamkan dalam waktu yang lama;
- bahan mengalami perubahan bentuk pada suhu 200 s/d 300 0C,
dimana terjadi penuaan secara cepat;

Oleh sebab itu untuk mengetahui sejauh mana terjadinya penuaan


bahan, perlu dilakukan penelitian di laboratorium terhadap bahan
tersebut. Penelitian di laboratorium dimaksudkan untuk mengetahui
apakah bahan tersebut masih layak digunakan sebagai bahan pesawat
tenaga dan produksi. Kalau hal ini tidak diperhatikan akan dapat
menimbulkan terjadinya kerusakan-kerusakan pada peralatan pesawat
tenaga dan produksi yang bersangkutan (pelendungan, retak , dll) yang
pada akhirnya dapat mengakibatkan peledakan dan kecalakaan.

A2. Konstruksi
Desain konstruksi pesawat tenaga dan produksi harus dipersiapkan
oleh pabrik pembuat dengan membuat perencanaan gambar konstruksi
pesawat tenaga dan produksi yang menggambarkan secara detail
potongan-potongan (penampang), ukuran-ukuran dimensi bagian yang
lengkap dan jelas, sambungan-sambungan, cara pengerjaannya dan
perhitungan kekuatan konstruksinya.
Sangat penting untuk memperhitungkan kekuatan masing-masing
bahan yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung
dengan, beban yang diterima pesawat tenaga dan produksi, karena
diharapkan bahan tersebut mampu menahan, menerima, beban pada
saat peralatan mekanik tersebut dioperasikan.
Perhitungan kekuatan konstruksi ini harus mengikuti standar-standar
perhitungan desain pembuatan suatu peralatan mekanik yang berlaku di
seluruh dunia, seperti SNI, ASME, JIS, dll. Kesalahan dalam desain
perhitungan kekuatan konstruksi pesawat tenaga dan produksi dapat

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 21


mengakibatkan suatu kerusakan apabila pesawat tenaga da produksi
tersebut di operasikan.

A3. Peralatan Pengaman


Peralatan/ perlengkapan pengaman suatu peralatan pesawat tenaga
dan produksi harus mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan semuanya harus dijaga dan diusahakan agar
dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan akurat. Untuk itu diperlukan
ketelitian dan perawatan secara teratur dan termasuk juga mengadakan
pemeriksaan / pengujian kembali atau kalibrasi pada alat-alat pengaman
tertentu.

A4. Pemeriksaan Tidak Lengkap


Pemeriksaan tidak lengkap, pada umumnya terletak pada
pemeriksaan yang dilakukan sewaktu pesawat tenaga dan produksi,
masih berada di dalam pabrik yang meliputi pemeriksaan merusak dan
pemeriksaan tidak merusak. Pemeriksaan merusak dimaksudkan untuk
mengetahui kekuatan tarik, batas mulur dan kandungan/ komposisi kimia
dari bahan yang digunakan dalam pembuatan pesawat tenaga dan
produksi, sedangkan pemeriksaan tidak merusak dimaksudkan untuk
mengetahui kualitas sambungan las-lasannya apakah memenuhi syarat
atau tidak, misalnya adanya retak-retak, gelembung udara/kotoran dll,
dimana dalam pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan sinar
radioaktif (X-ray atau gamma ray) maupun dengan ultra sonic.
Pemeriksaan ini umumnya berkaitan dengan perhitungan konstruksi
pesawat tenaga dan produksi tersebut.
Bila hasil pemeriksaan merusak dan tidak merusak ini baik, maka
dilakkukan pengujian statis dan dinamis atas peralatan pesawat tenaga
dan produksi. Pemeriksaan terhadap pengujian statis dan dinamis ini
harus dilakukan dengan seteliti mungkin agar kemungkinan-kemungkinan
terjadinya kerusakan sewaktu peralatan mekanik di operasikan dapat
diperkecil atau dihilangkan sama sekali. Akibat adanya kelemahan atau

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 22


pemeriksaan yang tidak lengkap dapat mengakibatkan kerusakan pada
pesawat tenaga dan produksi dan kemungkinan juga dapat
menyebabkan terjadinya patah.

A5. Pelayanan/ Perawatan


Pelayanan/ perawatan pesawat tenaga dan produksi merupakan
pekerjaan yang tidak boleh di abaikan. Dengan perawatan secara teratur
dan teliti akan lebih mudah diketahui secara dini adanya kelainan-kelainan
yang terdapat pada peralatan mekanik sehingga kerusakan-kerusakan
yang lebih berat akan dapat dihindari.

A6. Kelalaian Operator

Kelalaian merupakan permasalahan yang cukup tinggi


prosentasinya dari kerusakan-kerusakan yang terjadi yang disebabkan
oleh faktor manusianya. Oleh karena itu faktor manusia yang dominan
adalah sikap mental terhadap keselamatan kerja. Ada suatu pertanyaan ”
mengapa seorang pekerja melakukan pekerjaan dengan ceroboh, dimana
seharusnya dia dapat melakukannya dengan aman”. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari kebiasaannya, yang biasanya menganggap mudah, sudah
biasa, bekerja seenaknya, kurang memperhatikan sehingga usaha
pencegahan kecelakaan kerja dianggap tidak penting.
Kelalaian merupakan permasalahan yang paling tinggi sampai mencapai
75 % kerusakan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia. “

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 23


Contoh :
1. Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak baik,
seperti, tidak menggunakan helm kerja, sarung tangan, sepatu
kerja, baju kerja dan lain sebagainya.

Gambar : Bekerja tidak menggunakan alat keselamatan kerja

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 24


Penggunaan pesawat-pesawat, alat-alat dan mesin-mesin ditempat kerja
yang dapat mengakibatkan berbagai macam kecelakaan baik yang serius
maupun kurang serius. Tiap kecelakaan itu mengakibatkan ciri-ciri masalah
kecelakaan-nya sendiri disamping sumber-sumber bahaya yang umum pada
pesawat-pesawat, alat-alat dan mesin-mesin tersebut. Disamping kondisi kerja
yang aman dan perlindungan/ pengamanan mesin adalah penting bahwa
pekerja diberi macam peralatan yang tepat. Ada sumber-sumber bahaya lain :
1. Lingkungan :
a. Tata letak mesin
b. Lantai harus dirawat baik
c. Lorong-lorong terusan harus ditandai
d. Harus cukup ruang kerja disekitar mesin-mesin
e. Mesin-mesin harus ditempatkan sedemikian sehingga menerima
penerangan buatan atau alami
f. Harus dibuat ketentuan-ketentuan untuk membuang limbah-limbah.

2. Kelistrikan:
a. Pentanahan (grounding) mesin-mesin yang mapan adalah nomor satu.
b. Harus ada saklar listrik untuk memutuskan aliran listrik yang dapat
dikunci pada posisi “putus” untuk pemeliharaan perbaikan atau
keselamatan.
c. Saklar pemutus harus kembali secara otomatis ke posisi “putus” (off).
d. Setiap mesin harus mempunyai satu atau lebih saklar “berhenti” yang
ditempatkan secara tepat untuk dipergunakan oleh operator.
e. Pada beberapa mesin sebaiknya dipasang suatu rem otomatis
(automatic brake) yaitu suatu rem listrik untuk menghentikan aliran di
swicth putus (swicth off).
f. Kabel dan saklar harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

3. Kesehatan:
a. Kebisingan dan debu yang membahayakan adalah resiko/ bahaya dari
mesin-mesin.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 25


b. Bilamana berjalannya mesin cenderung bising, harus diambil
pengawasan tingkat kebisingan.
c. Bila melebihi tingkat kebisingan (85 dBA) diperlukan perhatian khusus:
- Tutup mesin
- Jam kerja lebih pendek
- Alat pelindung kuping
d. Jumlah debu yang terbesar secara halus yang terjadi dalam banyak
pekerjaan harus diukur dan dianalisa.
Debu halus dapat menjadikan suatu masalah kesehatan dan dan juga
mempunyai sebab suatu ledakan atau kebakaran.

4. Pengaman Mesin

Mesin biasanya dibagi dalam sejumlah kategori antara lain mesin-mesin


penggerak utama, mesin-mesin transmisi dan mesin kerja yang semuanya
memperlihatkan keanekaragamannya masing-masing.
Pengamanan suatu mesin dapat lebih rumit apabila mesin tersebut
mempunyai sabuk-sabuk (belt) roda gigi dan sejumlah peralatan yang
berbeda-beda. Dalam penjelasan ini kita akan membatasi pada masalah
pengaman mesin-mesin secara umum.
Dalam rangka usaha pencegahan kecelakaan mesin-mesin perlu diberi
pengaman. Pada awal revolusi industri, mesin-mesin merupakan faktor
penyebab khusus dari kecelakaan-kecelakaan dalam pabrik, sehingga
menimbulkan berbagai opini dalam masyarakat. Revolusi Industri ini
pulalah yang menyebabkan adanya usaha-usaha untuk membuat
peraturan-peraturan keselamatan kerja dan direncanakan pula
pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan tersebut, dimana usaha-
usaha ini adalah untuk mengurangi bahaya kecelakaan akibat mesin.
Ditinjau dari segi pencegahan kecelakaan, mesin-mesin perlu
mendapat perhatian utama. Walaupun dewasa ini di negara-negara
industri, mesin-mesin hanya merupakan bagian kecil dari faktor penyebab
kecelakaan kerja (biasanya antara 15 dan 25%), tetapi tingkat keparahan
dari kecelakaan akibat mesin pada umumnya masih tinggi.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 26


Dalam proses perjalan waktu, praktek pemasangan tutup pengaman
untuk mesin-mesin tersebar luas secara teratur, namun pengaman-
pengaman ini masih tetap tidak memuaskan, disebabkan bermacam-
macam alasan, ada yang mengatakan bahwa pengaman kurang dapat
dipercaya, mengganggu dalam pekerjaan atau membutuhkan terlalu
banyak perhatian, akibat tutup pengaman mesin seringkali diangkat, dan
pekerjaan terus berjalan dengan mesin yang tidak dilindungi.
Biasanya ahli-ahli perancang pengaman mesin-mesin melaksanakan
tugas sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku untuk menghindarkan
bahaya kecelakaan dan telah memperhitungkan pengaruh dari
pemasangan pengaman terhadap kelancaran produksi dan terhadap
gangguan-gangguan bagi pekerja. Kadang-kadang dalam hal pembuatan
pagar pengaman untuk bagian-bagian yang berbahaya dari peralatan
transmisi tenaga tidak banyak mendapat kesulitan, tetapi dalam hal lain
misalnya misalnya untuk mesin-mesin penggergajian kayu, mesin-mesin
press logam, pengaman yang direncanakan sangat menghalangi efisiensi
produksi. Hal inilah yang menyebabkan pekerja cenderung untuk membuka
tutup pengaman dan memasang kembali apabila diadakan inspeksi oleh
pengawas keselamatan kerja yang kemudian dibuka kembali apabila
pengawas tersebut meninggalkan pabrik. Pekerjaan terus berjalan dengan
mesin tanpa pengaman dan mesin-mesin tetap tinggal berbahaya seperti
sediakala. Jadi merupakan suatu kenyataan bahwa jenis pengaman ini
merupakan alat yang tidak penting dan dianggap tidak bernilai.
Dibeberapa negara usaha untuk membuat pengaman mesin telah
ditingkatkan dengan membentuk Komite yang bertugas mempelajari jenis
alat-alat pengaman mesin tertentu. Komite semacam ini mempunyai
anggota dari pihak-pihak pengawasan keselamatan kerja, organisasi
sosial, pabrik pembuat, pemakai dan serikat buruh.
Misalnya di Inggris telah timbul gagasan baru terhadap pengamanan
terhadap mesin-mesin yang dipergunakan untuk industri tekstil, industri
karet dan mesin-mesin press logam. Sistem pembentukan Komite ini telah
dilaksanakan juga di negeri Belanda. Untuk mempelajari pengaman lift,

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 27


pengangkatan, penimbunan cairan yang mudah meledak dan lain-lain.
Sistem ini telah terbukti sangat bernilai, tidak hanya memikirkan masalah
teknik yang sulit-sulit juga termasuk masalah usaha-usaha pencegahan
sebelumnya terhadap bahaya yang mungkin timbul pada alat-alat yang
penting, misalnya peralatan pesawat angkat.
Dengan sistem Komite ini juga sangat bermanfaat untuk memecahkan
masalah-masalah keselamatan kerja dan dapat dipupuk kerjasama yang
baik di antaranya semua pihak yang berkepentingan sehingga setiap
rekomendasi yang dihasilkan akan mudah dilaksanakan dalam praktek.
Di Perancis dilaksanakan metode pemberian Sertifikat pengesahan
secara resmi. Pihak yang berwenang menetapkan prinsip umum yang
harus dipenuhi untuk macam-macam pengaman tertentu. Pabrik pembuat
peralatan pengaman menyampaikan alat-alat yang diproduksi kepada
Komite, apabila telah memenuhi standar dinyatakan bahwa sesuai dengan
prinsip-prinsip umum untuk pengamanan mesin yang bersangkutan. Maka
peralatan pengaman tersebut disahkan dan boleh dijual dan dipakai.

C. PERSYARATAN K3 PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pengaman mesin yang akan


dijelaskan disini dianalisa berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan
dalam peraturan-perundangan dan untuk pedoman bagi industri-industri.
Dijelaskan sebagai berikut untuk pesawat tenaga dan produksi :
Pengaman-pengaman harus direncanakan, dibuat dan dipakai sehingga
pengaman-pengaman tersebut:
a. Memenuhi kebutuhan perlindungan yang positif.
b. Mencegah pendekatan terhadap semua wilayah yang berbahaya
selama pekerjaan dilakukan.
c. Tidak mengganggu keamanan dan ketenangan bagi operator.
d. Tidak mengganggu jalannya produksi.
e. Dapat dipergunakan secara otomatis atau dengan sedikit usaha.
f. Sesuai untuk pekerjaan dan mesin.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 28


g. Lebih disenangi dalam bentuk sudah terpasang (built in)
h. Tidak mengganggu kebutuhan meminyaki mesin, pemeriksaan,
penyetelan dan perbaikan.
i. Tahan terhadap pemakaian jangka panjang dengan sedikit perawatan.
j. Tahan terhadap pemakaian secara normal dan dalam keadaan shock.
k. Tahan lama, tahan api dan tahan korosi.
l. Tidak menimbulkan bahaya, tanpa pinggiran atau sudut yang tajam dan
kasar, atau sumber-sumber bahaya kecelakaan lainnya dan
m. Melindungi kecerobohan pemakaian yang tidak terduga.

Persyaratan Alat Pengaman

a. Pengaman harus memenuhi kebutuhan perlindungan yang positif


Pengaman jenis ini ialah apabila pengaman tidak bekerja disebabkan
oleh apapun juga, mesin akan berhenti secara otomatis atau berarti
mendekati tempat atau daerah (zone) yang berbahaya, maka harus
dicegah dengan perlindungan yang positif.

b. Pengaman, pencegah pendekatan terhadap semua daerah yang


berbahaya selama pekerjaan dilakukan
Pengaman tidak dapat memberikan sinyal peringatan sewaktu bagian
badan memasuki daerah berbahaya misalnya dengan alarm bell atau
lampu sinyal, maka pengaman tersebut menutup semua jalan menuju
daerah berbahaya.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 29


c. Pengaman tidak mengganggu keamanan dan ketenangan bagi
operator
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pengaman mesin dapat
mengganggu ketenangan atau menyebabkan rasa tidak enak, sehingga
sering diangkat oleh pekerja dan hilanglah tujuan penggunaannya.
d. Pengaman tidak mengganggu jalannya produksi
Pemakaian pengaman-pengaman misalnya dengan sistem dua tangan
untuk mesin-mesin press logam atau sistem kap otomatis untuk
pengaman gergaji bundar, seharusnya dihindarkan apabila terdapat
sistem lain yang dapat memberi perlindungan yang lebih baik dan tidak
mengganggu jalannya produksi, tetapi apabila belum ditemukan
dapatlah dipergunakan sistem dua tangan atau sistem kap otomatis.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 30


e. Pengaman dipergunakan secara otomatis atau dengan sedikit
usaha
Pengaman yang bekerja otomatis ialah kap untuk cylinder pemotongan
dari mesin gunting tekstil. Kap dihubungkan dengan alat untuk start
mesin, dan dengan sistem ini kap tidak dapat dibuka sewaktu mesin
sedang jalan atau sewaktu kap terbuka mesin tidak dapat start.

Contoh lain ialah pengaman mesin-mesin serut yang telah


dipergunakan selama beberapa tahun. Pengaman ini terdiri dari tutup
yang ditempatkan diatas poros mesin, berputar pada poros tegak lurus
yang ditempatkan disamping mesin. Pengaman membuka sewaktu
kayu di atas meja mesin menyentuhnya dan menutup sendiri sewaktu
kayu meninggalkan poros mesin. Pengaman semacam ini dinamakan
“pengaman otomatis”, tetapi tidak dapat dikatakan sebagai pengaman
yang bekerja otomatis.

Pengaman jenis ini sangat tidak memuaskan sebab akan membuka


juga sewaktu tangan kebetulan menyentuh tutup pengaman dan tidak
melindungi pada saat dibutuhkan.

Jadi pengaman jenis ini tidak bekerja dengan otomatis pada saat yang
kritis.

Jenis khusus dari pengaman yang bekerja otomatis ialah pengaman


elektronik yang bekerja dengan photoelectric colls. Dengan sistem ini
sinar parallel diproyeksikan didepan tempat yang berbahaya dari mesin.
Gangguan terhadap sinar akan memberhentikan mesin atau mesin
tidak dapat di start.

Sistem ini lazimnya sangat peka sekali tetapi harus yakin betul bahwa
pancaran sinarnya cukup luas dan ditempatkan sedemikian rupa
sehingga semua pendekatan ketempat-tempat yang berbahaya dapat
dicegah selama dalam pekerjaan.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 31


f. Pengaman harus sesuai untuk pekerjaan dan mesin
Seringkali pengaman mesin-mesin dibuat tidak sesuai untuk pekerjaan
dan akibatnya tidak dipergunakan.

Contoh: Sebuah pabrik mesin jahit merencanakan pengaman untuk


agar jari-jari tangan tidak tertusuk sewaktu jarum bergerak ke
bawah, daerah yang berbahaya dilindungi dengan baik.
Tetapi pengaman ini menyebabkan kesulitan untuk
memasukkan benang ke dalam jarum dan pekerjaan sukar
diawasi karena sulit untuk melihat apa yang terjadi di bawah
jarum. Akhirnya pengaman harus diganti dengan sistem lain
yang dapat melindungi dengan baik, mudah memasukkan
benang ke dalam jarum dan pekerjaan mudah diawasi.

g. Pengaman lebih disenangi dalam bentuk sudah terpasang


Ditinjau dari segi konstruksi, hasil yang lebih baik selalu dapat dicapai
apabila pengaman merupakan bagian dari perencanaan mesin
dibandingkan dengan pengaman yang harus ditambahkan kemudian.

Contoh: Mesin-mesin kecil untuk penggiling daging yang digerakkan


secara electris dan dipergunakan di pabrik-pabrik dan di
rumah-rumah tangga mempunyai bagian tajam yang
berbahaya di antara uliran pada poros mesin dan terletak di
bawah mulut pengisian. Pengaman untuk mengurangi
bahaya sangat mengganggu pekerja, baik sewaktu
melakukan pekerjaan maupun sewaktu pembersihan mesin.
Konstruksi yang lebih aman ialah dengan membuat mulut pengisi lebih
sempit dan lebih panjang sehingga tidak mungkin jari tangan mencapai
bagian yang tajam yang berbahaya dan memungkinkan dapat bekerja
secara normal dan tidak sulit dibersihkan. Sistem ini sedang di
rencanakan sekarang.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 32


h. Pengaman tidak mengganggu kebutuhan melumasi mesin,
pemeriksaan, penyetelan dan perbaikan
Apabila persyaratan ini tidak dipenuhi, terpaksa mengangkat pengaman
setiap kali melakukan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan tersebut di
atas dan dalam praktek biasanya pengaman tidak dipasang kembali
sehingga waktu pemakaian selanjutnya mesin dibiarkan tanpa
pengaman. Kesulitan-kesulitan ini telah mendapat perhatian khususnya
terhadap pengaman mesin-mesin transmisi.

Contoh: Sabuk atau pita pada pulley mesin transmisi harus diberi
tutup pengaman dengan rangka besi siku dan tutup dari besi
plat berlobang-lobang, tinggi 0,8 meter. Untuk keperluan
melumasi dan pemeriksaan, pengaman dilengkapi dengan
pintu kecil pakai engsel miring yang ditempatkan dekat pulley
mesin. Pintu tersebut menutup sendiri bila dilepas setelah
dibuka, karena gaya berat. Dengan sistem ini pulley mudah
didekati dan perlindungan terhadap bahaya dijamin secara
otomatis.

i. dan j. Pengaman yang tahan terhadap pemakaian jangka panjang


dan pemakaian secara normal dengan sedikit perawatan.
Masalah ini kelihatannya tidak begitu perlu lagi dibicarakan secara
khusus semenjak pengaman-pengaman telah memenuhi persyaratan
ini. Namun demikian masih banyak konstruksi pengaman yang tidak
kuat, mungkin beberapa peralatan semacam ini dibuat dirumah-rumah
dengan tidak memenuhi syarat sehingga mudah sekali rusak. Tutup-
tutup mesin press logam terbuktikali rusak, karena terbuka dan tertutup
sampai 800 kali dalam sehari. Perencanaan pengaman demikian harus
teliti sekali dan hasil memuaskan tidak akan dapat diharapkan tanpa
ketelitian dalam perencanaannya.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 33


Persyaratan Bahan / Konstruksi Alat Pengaman

a. Pengaman harus tahan lama, tahan api dan korosi

Dalam hal ini harus diperhatikan pemilihan bahan yang


dipergunakan. Apabila pengaman tidak tahan lama berarti cepat
sekali harus diganti. Sering sekali penggantian tidak segera
dilakukan dan mesin dibiarkan jalan tanpa pengaman.
Bahan-bahan tahan api sekali dianjurkan dan bahan tahan karat
penting sekali terutama pengaman yang dipakai dalam ruangan
lembab atau mengandung bahan kimia yang menggigit.

b. Pengaman harus tidak menimbulkan bahaya, tanpa pinggiran


atau sudut yang tajam dan kasar atau tidak menimbulkan
suatu bahaya kecelakaan lainnya

Untuk ini tidak boleh terdapat gesekan-gesekan antara pengaman


yang bergerak dengan bagian mesin.

Contoh: Mesin gunting metal dilengkapi dengan tutup yang


merendah secara otomatis ke atas meja di depan pisau,
jika mesin distart. Dalam keadaan normal tutup
mencegah tangan agar tidak masuk ke daerah
berbahaya yaitu ke bawah pisau potong sebelum pisau
tersebut bergerak turun. Tetapi jika tangan berada
dalam daerah berbahaya pada saat mesin distart,
mungkin terjadi bahwa dengan menurunnya tutup
pengaman akan menjepit tangan ke atas meja dan pada
saat tangan terjepit pisau potong bergerak turun dan
langsung memotong jari.

Cara yang lebih baik ialah apabila turunnya tutup pengaman


terhalang oleh benda apapun juga, gerak menurun pisau potong
harus terhenti.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 34


c. Pengaman harus melindungi kecerobohan pemakaian yang
tidak terduga

Seringkali mesin dianggap sudah dilindungi dengan baik dalam


keadaan bekerja normal tanpa resiko timbulnya bahaya khusus.
Pengalaman menunjukkan bahwa hal demikian belum dapat
mencegah kecelakaan dengan memuaskan.
Contoh: mesin press logam dengan sistem dua tangan, seperti
yang telah diutarakan sebelumnya perlu mendapat perhatian
disini.
Sistem ini terdiri dari 2 handles atau 2 tombol tekan, diatur
sedemikian rupa sehingga untuk menggerakkan (start) press,
pekerja harus menahan kedua tombol tekan ke bawah
sehingga kedua tangannya terhindar dari daerah berbahaya
sebelum alat press bergerak turun.
Namun demikian selain dari gangguan terhadap effisiensi
produksi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, sistem
ini tidak menjamin perlindungan terhadap orang yang berada
di samping operator.
Tidak semua persyaratan dapat dilaksanakan dengan
memuaskan, tetapi sepanjang keadaan memungkinkan
syarat-syarat tersebut harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
Jelas dapat terlihat bahwa perencanaan pengaman-
pengaman menghendaki lebih banyak riset dan pengalaman.
Suatu hal yang menggembirakan bahwa di beberapa negara
pihak pemerintah telah melaksanakan tugas perencanaan
pengaman-pengaman mesin dengan membuat gambar yang
diperoleh dari sumber-sumber yang ditemui dalam
negaranya, kemudian memperlengkapi industri-industri
dengan pengaman-pengaman yang jauh lebih baik dari
peralatan pengaman yang dibuat dirumah-rumah tangga.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 35


D. TATA CARA PEMERIKSAAN PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

Pelaksanaan sertifikasi pesawat tenaga dan produksi merupakan rangkaian


kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pengujian dan penerbitan pengesahan
pemakaian.

1. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Pembuatan (Fabrikasi)

a. Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan.


b. Pemeriksaan bahan baku/material yang akan digunakan untuk
pembuatan unit atau komponen (pemeriksaan awal).
c. Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan
unit atau komponen.
d. Pengujian.
e. Pembuatan data teknik dan laporan pengawasan pembuatan unit
atau komponen. (bentuk 54 dan 55 lihat lampiran)

2. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Perakitan dan atau Pemasangan

a. Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangan dan


atau perakitan.
b. Pemeriksaan unit atau komponen atau bahan baku/material yang
akan dirakit atau dipasang.
c. Pemeriksaan teknis secara menyeluruh pada saat dan pada akhir
pelaksanaan perakitan/pemasangan pesawat tenaga produksi sarana
penunjang dan alat, perlengkapan/pengaman.
d. Pengujian-pengujian.
e. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga dan
produksi (pemeriksaan pertama), (bentuk 54 dan 55 lihat lampiran)

3. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Pemakaian (Berkala Atau


Khusus)

a. Pengecekan dokumen teknik yang terkait dengan syarat pemakaian


(pengoperasian).

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 36


b. Pemeriksaan kondisi fisik pesawat tenaga dan produksi, alat
perlengkapan/alat pengaman serta sarana penunjang operasinya.
c. Pengujian-pengujian.
d. Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkala atau
pemeriksaan khusus.
e. Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.
(bentuk 54 dan 55 lihat lampiran)

4. Pemeriksaan dan Pengujian Berkaitan dengan Reparasi atau Modifikasi

a. Pemeriksaan kondisi fisik bagian pesawat tenaga dan produksi yang


akan direparasi atau dimodifikasi termasuk material yang akan
digunakan.
b. Verifikasi dokumen teknik yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan
reparasi atau modifikasi.
c. Pemeriksaan pada saat dan pada akhir pelaksanaan reparasi atau
modifikasi.
d. Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian. (bentuk 54 dan 55
lihat lampiran)

E. TATA LAKSANA TEKNIS K3 PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

Sesuai ketentuan pasal 4 Undang-undang No 1 Tahun 1970,


Pengawasan K3, termasuk pesawat tenaga dan produksi dilaksanakan mulai
pada tahap perencanaan, pembuatan, pemasangan, dan dalam penggunaan.

Setiap peralatan, aparat produksi atau instalasi yang berbahaya


dikendalikan dengan sistem perijinan atau pegesahan. Suatu surat ijin/
perijinan diberikan kepada peralatan/sistem yang semestinya tidak boleh/
dilarang digunakan karena berbahaya, kecuali telah memenuhi persyaratan K3
sesuai standar/peraturan. Sedangkan pengesahan adalah suatu pengakuan
bahwa peralatan/sistem telah sesuai terhadap suatu standar/peraturan.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 37


Untuk menerbitkan surat ijin atau pengesahan sebelumnya harus
dilakukan pengkajian secara teliti oleh orang yang kompeten (Pegawai
Pengawas Spesialis). Pada setiap tahapan dilakukan pengawasan yang
dikendalikan dengan perijinan atau pengesahan.

Pelaksanaan pemeriksaan peralatan pesawat tenaga dan produksi


merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pengujian dan
penerbitan pengesahan pemakaian.

1. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Pembuatan (Fabrikasi)

a. Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan.


b. Pemeriksaan bahan baku/material yang akan digunakan untuk
pembuatan unit atau komponen (pemeriksaan awal).
c. Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan
unit atau komponen.
d. Pengujian.
e. Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan
pembuatan unit atau komponen. (bentuk 54 dan 55 lihat lampiran)

2. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Perakitan dan atau Pemasangan

a. Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangan dan


atau perakitan.
b. Pemeriksaan unit atau komponen atau bahan baku/material yang
akan dirakit atau dipasang.
c. Pemeriksaan teknis secara menyeluruh pada saat dan pada akhir
pelaksanaan perakitan/pemasangan pesawat tenaga produksi
sarana penunjang dan alat, perlengkapan/pengaman.
d. Pengujian-pengujian.
e. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga
dan produksi (pemeriksaan pertama), (bentuk 54 dan 55 lihat
lampiran)

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 38


3. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Pemakaian (Berkala Atau
Khusus)

a. Pengecekan dokumen teknik yang terkait dengan syarat pemakaian


(pengoperasian).
b. Pemeriksaan kondisi fisik pesawat tenaga dan produksi, alat
perlengkapan/alat pengaman serta sarana penunjang operasinya.
c. Pengujian-pengujian.
d. Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkala atau
pemeriksaan khusus.
e. Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.
(bentuk 54 dan 55 lihat lampiran)
4. Pemeriksaan dan Pengujian Berkaitan dengan Reparasi atau Modifikasi

a. Pemeriksaan kondisi fisik bagian pesawat tenaga dan produksi yang


akan direparasi atau dimodifikasi termasuk material yang akan
digunakan.
b. Verifikasi dokumen teknik yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan
reparasi atau modifikasi.
c. Pemeriksaan pada saat dan pada akhir pelaksanaan reparasi atau
modifikasi.
d. Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian. (bentuk 54 dan
55 lihat lampiran)

F. PENERBITAN PERIJINAN /PENGESAHAN PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

1. Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga dan produksi


tekan harus dicatat dalam buku Register dan diberi nomor sesuai
ketentuan.
2. Pembuatan Pengesahan Pemakaian pesawat tenaga dan produksi
dengan menggunakan formulir pada pedoman pemeriksaan da pengujian,
penerbitan Pengesahan Pemakaian. Pengesahan pemakaian ditanda
tangani oleh Kepala Dinas setelah diparaf oleh Pegawai Pengawas dan
atasan langsung Pegawai Pengawas.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 39


3. Setiap Pengesahan Pemakaian harus dicatat dalam buku Register dan
diberi nomor sesuai ketentuan.
4. Pengesahan Pemakaian asli disampaikan kepada Pemakai/Pemilik
peralatan pesawat tenaga dan produksi, tindasan pertama disimpan di
Dinas setempat dan tindasan kedua disampaikan ke Pemerintah.

G. PEMBINAAN DAN PENGUJIAN LISENSI K3

Upaya yang dilakukan untuk pencegahan kecelakaan adalah salah


satu pendekatan kualifikasi manusia (operator) yang bekerja dan alat yang
dipergunakan untuk bekerja. Karena masing-masing harus dapat memenuhi
persyaratan bekerja dengan aman, baik dan betul. Maka mengelola pesawat
tenaga dan produksi diperlukan seseorang operator yang mampu dan
terampil. Apa-apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu dan bagaimana
mempergunakan peralatan-peralatan tersebut ada persyaratannya, antara
lain bagaimana mengoperasikan pesawat tenaga dan produksi dengan betul
dan aman, maka sebelum masuk daerah kerja, harus selalu mendapat izin
(lisensi K3) terlebih dahulu.

Sertifikat layak pakai pesawat yang akan dipergunakan juga layak kerja
atau memiliki lisensi bagi operator yang menjalankan pesawat yang
bersangkutan. Maka seandainya terdapat pesawat yang mau dipergunakan
tidak memiliki sertifikat layak pakai, harus diadakan pemeriksaan dan uji coba
dulu, sedang sang operatornya pun sama halnya seperti pesawat itu sendiri.

Lisensi K3 adalah kartu tanda kewenangan seorang operator dan


petugas untuk mengoperasikan dan perawatan pesawat tenaga dan produksi
sesuai dengan kelas dan jenisnya setelah pembinaan dan evaluasi, lisensi
merupakan bukti operator tersebut telah memenuhi syarat pengetahuan
tehnis dan pesyaratan kesehatannya sesuai dengan peraturan perundangan.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 40


H. RANGKUMAN

Sumber bahaya pesawat tenaga dan produksi meliputi:


a. Bagian yang bergerak
b. Bagian yang mempunyai peran
c. Bagian yang menanggung beban
d. Peledakan
e. Gas buang
f. Getaran
g. Kebisingan
h. Suhu tinggi
i. Debu
j. Operator yang tidak mampu dan terampil

Pesawat Tenaga dan Produksi ialah Pesawat atau alat yang bergerak
berpindah-pindah atau tetap yang dipakai atau dipasang untuk
membangkitkan atau memindahkan daya atau tenaga, mengolah,
membuat : bahan, barang, produksi teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Pesawat tenaga dan produksi terdiri dari :


- Pesawat Tenaga
- Penggerak mula
- Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik
- Mesin Produksi
- Mesin Perkakas
- Dapur
Pelaksanaan sertifikasi pesawat tenaga dan produksi merupakan rangkaian
kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pengujian dan penerbitan pengesahan
pemakaian.

Seorang operator dan petugas untuk mengoperasikan dan perawatan


pesawat tenaga dan produksi sesuai dengan kelas dan jenisnya harus
memiliki lisensi K3 (SIO) setelah dilaksanakan pembinaan dan evaluasi,

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 41


lisensi merupakan bukti operator tersebut telah memenuhi syarat
pengetahuan tehnis dan pesyaratan kesehatannya sesuai dengan
peratuaran perundangan.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 42


II. PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

A. JENIS – JENIS PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

1. Peralatan Angkat
Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 05/Men/1985, peralatan
angkat adalah alat angkat yang di konstruksi atau dibuat khusus untuk
mengangkat naik dan menurunkan muatan meliputi antara lain lier, takel,
alat angkat listrik, hidrolik dan pneumatik, gondola, keran mobil, keran
kelabang, keran pedestal, keran menara, keran gantry, keran overhead,
keran portal, keran magnet, keran lokomotif, keran dinding, keran sumbu
putar

Crane ialah alat untuk mengangkat gabungan dari pada hoisting


machine yang dipasang pada suatu frame atau konstruksi khusus sebagai
penunjang dalam fungsinya sebagai alat pengangkat atau suatu kombinasi
dari pesawat pengangkat yang bekerja sendiri atau mempunyai mesin
penggerak serta rangka untuk pengangkatan dan pemindahan beban yang
dapat dalam penggerakanya.
Contoh :
- Derek berputar
- Derek dengan rel
- Derek jembatan
- Derek diatas truck
- Derek untuk bangunan
- Derek diatas kapal
- Derek untuk pelabuhan
- Dan lain-lain
Derek (Crane)
Menurut jenis konstruksinya kita kenal beberapa macam derek :
- Derek jembatan (bridge crane, overhead crane, traveler crane dan
lain-lain)

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 43


- Portal crane (full gantry crane)
- Semi portal crane (semi gantry crane)
- Cantilaver Crane
- Jib Crane
- Pillar Crane
- Mobile Crane, Truck Crane
- Cable Crane
Dinamakan crane jembatan karena bentuknya melintang seperti jembatan

Gambar : Peralatan Angkat Jenis Bridge Crane (Overhead Travelling Crane)

Gambar : Peralatan Angkat Jenis Overhead Travelling Crane

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 44


Gantry crane atau portal crane ialah crane yang mempunyai kaki beroda,
dimana crane ini bergerak arah horizontal pada suatu rel khusus.
1. Portal
2. Pesawat troli
3. Bucket / grap
4. Kabin untuk operator

Gambar : Peralatan Angkat Jenis Portal Crane


Semi Portal Crane ini mempunyai kaki yang beroda disalah satu tumpuan,
sedangkan ditumpuan yang lain kaki fixed pada fondas

Gambar : Peralatan Angkat Jenis Semi Portal Crane

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 45


Gambar : Peralatan Angkat Jenis Menara / Tower Crane.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 46


Gambar : Peralatan Angkat Jenis Crane dengan pergerakan diatas rel.

Gambar : Peralatan Angkat Jenis Mobile Crane engan Boom Latice

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 47


Gambar : Peralatan Angkat Jenis Mobile Crane dengan Boom Teleskopik

Gambar : Peralatan Angkat Jenis Crane Kelabang dengan Boom Latice

b. Pita Transport
Pita Transport adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan
untuk memindahkan muatan secara terus menerus dengan menggunakan
bantuan pita meliputi antara lain escalator, ban berjalan dan rantai berjalan

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 48


Gambar : Pita Transport Jenis Escalator

Gambar : Pita Transport Jenis Escalator

c. Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan


Pesawat Angkutan diatas landasan dan permukaan adalah suatu
pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau crane
dengan menggunakan kemudi baik di dalam atau di luar pesawat dan
bergerak diatas landasan maupun permukaan yang meliputi antara lain
dump truk, truk derek, trailer, alat angkutan bahan berbahaya dan beracun,
Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 49
traktor, forklift, kereta gantung, shovel/excavator, back hoe, compactor,
mesin giling, bulldozer, loader, grader, vibrator dan side boom.

Gambar : Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan Jenis Forklift

Gambar : Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan Jenis Loader

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 50


Gambar : Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan Jenis Hydraulic
Excavator

Gambar : Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan Jenis Dump Truck
dan Excavator

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 51


Gambar : Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan

Gambar : Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan Jenis

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 52


Gambar : Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan Jenis Loader

Gambar : Pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan Jenis Aerial Platform

d. Alat angkutan jalan ril


Alat Angkutan jalan rel adalah suatu alat angkutan yang bergerak
diatas jalan rel yang meliputi lokomotif, gerbong dan Iori.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 53


Gambar : Pesawat angkutan jalan ril

B. SUMBER POTENSI BAHAYA PADA PESAWAT ANGKAT DAN


ANGKUT

Seperti telah kita ketahui pada suatu bagian-bagian pesawat angkat dan
angkut menerima beban kerja yang cukup besar dan tinggi. Bagian ini harus
dibuat dengan kontruksi yang kuat untuk dapat menahan beban kerja dan
harus dilaksanakan pengerjaannya dengan syarat-syarat tertentu sehingga
dapat menjamin bahwa bagian tersebut mampu menahan beban. Pemilihan
bahan juga harus sesuai dengan standar pembuatan pesawat angkat dan
angkut yang digunakan dan mempunyai sertifikat bahan yang memberikan
keterangan tentang sifat-sifat mekanik dan komposisi kimia bahan tersebut.

Disamping syarat-syarat konstruksi yang harus dipenuhi, juga harus


dipenuhi syarat-syarat alat perlengkapan termasuk juga alat-alat
pengamannya, sehingga dapat menjamin bahwa pesawat angkat dan
angkut tersebut aman selama pengoperasian.

Kecelakaan pada pesawat angkat dan angkut dapat disebabkan


karena pada bagian tertentu dari pesawat angkat dan angkut mengalami
kerusakan/perlemahan dan mendapat beban yang sangat kuat yang
diberikan melebihi beban maksimum yang diijinkan. Meskipun konstruksi
pesawat angkat dan angkut telah memenuhi persyaratan, tetapi jika kualitas

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 54


pengoperasiannya tidak sesuai dengan prosesur akan dapat juga
mengakibatkan kecelakaan.

A. Potensi Penyebabnya kecelakaan

Ada beberapa penyebab terjadinya kecelakaan/peledakan pada


pesawat angkat dan angkut yaitu :
1. Pemilihan atau penggunaan bahan yang tepat;
2. Desain konstruksi yang menyimpang dari standar;
3. Pemeriksaan yang tidak lengkap;
4. Peralatan/perlengkapan yang tidak memenuhi pensyaratan;
5. Pengoperasian dan perawatan yang tidak sesuai dengan prosedur dan
pemeliharaan;
6. Kelalaian operator
7. Tidak dikenal penyebab

A1. Pemilihan atau penggunaan bahan;


Pada dasarnya pemilihan bahan untuk konstruksi pesawat angkat
dan angkut, haruslah dari bahan yang tepat dan memang diperuntukan
untuk pembuatan pesawat angkat dan angkut, sesuai dengan standar
yang telah diakui diseluruh dunia.
Pemilihan bahan yang salah dapat mengakibatkan hal-hal yang
tidak diinginkan yang pada akhirnya dapat menimbulkan peledakan,
kebakaran, patah dan pencermaran lingkungan kerja. Oleh karena itu
petunjuk dan prosedur yang diberikan dalam standar-standar tersebut
harus benar-benar dilaksanakan.
Selain adanya kerapuhan pada bahan, juga dapat terjadi penuaan bahan.
Hal ini dapat terjadi karena :
- bahan di diamkan dalam waktu yang lama tanpa pembebanan,
disebut juga penuaan alam;
- bahan mengalami perubahan bentuk (deformasi) pada suhu kamar
karena di diamkan dalam waktu yang lama;

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 55


Oleh sebab itu untuk mengetahui sejauh mana terjadinya penuaan
bahan, perlu dilakukan penelitian di laboratorium terhadap bahan
tersebut. Penelitian di laboratorium dimaksudkan untuk mengetahui
apakah bahan tersebut masih layak digunakan sebagai bahan pesawat
angkat dan angkut. Kalau hal ini tidak diperhatikan akan dapat
menimbulkan terjadinya kerusakan-kerusakan pada pesawat angkat dan
angkut yang bersangkutan (pelendungan, retak , dll) yang pada akhirnya
dapat mengakibatkan kecalakaan.

A2. Konstruksi
Desain konstruksi peralatan mekanik harus dipersiapkan oleh
pabrik pembuat dengan membuat perencanaan gambar konstruksi
pesawat angkat dan angkut yang menggambarkan secara detail
potongan-potongan (penampang), ukuran-ukuran dimensi bagian yang
lengkap dan jelas, sambungan-sambungan, cara pengerjaannya dan
perhitungan kekuatan konstruksinya.
Sangat penting untuk memperhitungkan kekuatan masing-masing
bahan yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung
dengan, beban yang diterima pesawat angkat dan angkut, karena
diharapkan bahan tersebut mampu menahan, menerima, beban pada
saat peralatan mekanik tersebut dioperasikan.
Perhitungan kekuatan konstruksi ini harus mengikuti standar-standar
perhitungan desain pembuatan suatu peralatan mekanik yang berlaku di
seluruh dunia, seperti SNI, ASME, JIS, DIN, dll. Kesalahan dalam desain
perhitungan kekuatan konstruksi pesawat angkat dan angkut dapat
mengakibatkan suatu kerusakan apabila peralatan mekanik tersebut di
operasikan.

A3. Peralatan Pengaman


Peralatan/ perlengkapan pengaman suatu pesawat angkat dan
angkut harus mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan semuanya harus dijaga dan diusahakan agar

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 56


dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan akurat. Untuk itu diperlukan
ketelitian dan perawatan secara teratur dan termasuk juga mengadakan
pemeriksaan/ pengujian kembali atau kalibrasi pada alat-alat pengaman
tertentu.

A4. Pemeriksaan Tidak Lengkap


Pemeriksaan tidak lengkap, pada umumnya terletak pada
pemeriksaan yang dilakukan sewaktu pesawat angkat dan angkut, masih
berada di dalam pabrik yang meliputi pemeriksaan merusak dan
pemeriksaan tidak merusak. Pemeriksaan merusak dimaksudkan untuk
mengetahui kekuatan tarik, batas mulur dan kandungan/ komposisi kimia
dari bahan yang digunakan dalam pembuatan peralatan mekanik,
sedangkan pemeriksaan tidak merusak dimaksudkan untuk mengetahui
kualitas sambungan las-lasannya apakah memenuhi syarat atau tidak,
misalnya adanya retak-retak, gelembung udara/kotoran dll, dimana dalam
pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan sinar radioaktif (X-ray
atau gamma ray) maupun dengan ultra sonic. Pemeriksaan ini umumnya
berkaitan dengan perhitungan konstruksi pesawat angkat dan angkut
tersebut.
Bila hasil pemeriksaan merusak dan tidak merusak ini baik, maka
dilakkukan pengujian statis dan dinamis atas pesawat angkat dan angkut.
Pemeriksaan terhadap pengujian statis dan dinamis ini harus dilakukan
dengan seteliti mungkin agar kemungkinan-kemungkinan terjadinya
kerusakan sewaktu pesawat angkat dan angkut di operasikan dapat
diperkecil atau dihilangkan sama sekali. Akibat adanya kelemahan atau
pemeriksaan yang tidak lengkap dapat mengakibatkan kerusakan pada
pesawat angkat dan angkut dan kemungkinan juga dapat menyebabkan
terjadinya patah.

A5. Pelayanan/ Perawatan


Pelayanan/ perawatan pesawat angkat dan angkut merupakan
pekerjaan yang tidak boleh di abaikan. Dengan perawatan secara teratur

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 57


dan teliti akan lebih mudah diketahui secara dini adanya kelainan-kelainan
yang terdapat pada pesawat angkat dan angkut sehingga kerusakan-
kerusakan yang lebih berat akan dapat dihindari.
Pengetahuan teknis/keterampilan kerja kurang, termasuk cara kerja yang
aman
-- Memperkirakan beban kurang tepat
-- Pengangkatan beban tidak sentris
-- Komunikasi tidak jelas
-- Mengangkat beban tanpa tagline
-- Pengikatan sembrono, kurang benar, tidak baik --> beban dapat
terlepas
-- Tidak mematuhi peraturan perundangan K3

- Lain-lain (keluarga/kecewa)
- Faktor Peralatan
-- Alat Bantu Angkat / ABA (sling) tidak bersertifikat
-- ABA (sling) tidak dipelihara dan dirawat
-- Kelayakan pengikatan di bawah standar
-- Tali Kawat Baja/TKB (sling) cacat
- Faktor lain
-- ABA putus tiba-tiba
-- Sambaran halilintar
-- Sabotase
-- Banjir, cuaca buruk, tanah longsor

A6. Kelalaian Operator


Kelalaian merupakan permasalahan yang cukup tinggi
prosentasinya dari kerusakan-kerusakan yang terjadi yang disebabkan
oleh faktor manusianya. Oleh karena itu faktor manusia yang dominan
adalah sikap mental terhadap keselamatan kerja. Ada suatu pertanyaan
”mengapa seorang pekerja melakukan pekerjaan dengan ceroboh,
dimana seharusnya dia dapat melakukannya dengan aman”. Hal ini

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 58


tentunya tidak terlepas dari kebiasaannya, yang biasanya menganggap
mudah, sudah biasa, bekerja seenaknya, kurang memperhatikan
sehingga usaha pencegahan kecelakaan kerja dianggap tidak penting.
Kelalaian merupakan permasalahan yang paling tinggi sampai
mencapai 75 % kerusakan yang terjadi disebabkan oleh faktor
manusia.“

C. PERSYARATAN K3 PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

Yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan kecelakaan adalah


pertama-tama; lingkungan tempat bekerja, manusia yang bekerja dan alat
yang dipergunakan untuk bekerja. Karena masing-masing harus dapat
memenuhi persyaratan bekerja dengan aman, baik dan betul, maka mengelola
pesawat angkat dan angkut diperlukan seseorang operator yang mampu dan
terampil. Apa-apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu dan bagaimana
mempergunakan peralatan-peralatan tersebut ada persyaratannya. Di antara
lain bagaimana mengoperasikan pesawat angkat dan angkut dengan betul
dan aman? Maka sebelum masuk daerah kerja, harus selalu mendapat izin
terlebih dahulu.

Sertifikat layak pakai pesawat yang akan dipergunakan juga layak kerja bagi
operator yang menjalankan pesawat yang bersangkutan. Maka seandainya
terdapat pesawat yang mau dipergunakan tidak memiliki sertifikat layak pakai,
harus diadakan pemeriksaan dan uji coba dulu, sedang sang operatornya pun
sama halnya seperti pesawat itu sendiri.
Baiklah kita meninjau terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pesawat
angkat dan angkut serta peralatannya. Seperti halnya yang telah diuraikan di
depan tadi terdiri dari:
- Peralatan angkat
- Pita transport
- Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan
- Alat angkutan di atas rel

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 59


Kita ambil contoh terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan peralatan
angkat atau crane. Di antara yang sering dijumpai di lapangan adalah:
Overhead Crane, Wall Crane, Jib Crane, Fixed & Mobile Crane, Derrick &
Tower Crane. Sedangkan yang dimaksud dengan perlengkapan untuk
pesawat angkat di antara lain: rantai, dongkrak gigi, sakel, baut berkepala
lobang, klem, batang pemikul, dan lain sebagainya.

Tahapan cara pengoperasian Crane yang harus dipatuhi. Tahapan-tahapan ini


penting bagi sang operator atau pengawas yang bertanggungjawab terhadap
pengoperasian crane tersebut.

Tahapan Sebelum Mengoperasikan Crane

1. Cocokkan sertifikat layak pakai crane serta perlengkapan angkatnya


2. Laksanakan pemeriksaan awal sebelum crane dioperasikan
3. Laksanakan pengoperasian crane dengan betul
4. Bagaimana mengoperasikan orang untuk beban normal
5. Bagaimana mengoperasikan crane dengan beban kritis
6. Bagaimana caranya menghadapi adanya bahaya sewaktu mengoperasikan
crane
7. Bagaimana caranya memeriksa peralatan angkat crane

Kalau seandainya tahapan-tahapan di atas dipatuhi dengan baik,


kehausan-kehausan pada bagian-bagian baik yang bergerak dan bagian yang
menerima beban tidak mengalami kerusakan yang berarti, sehingga umur dari
pesawat angkat dapat lebih lama dan aman dipakai.
Demikian pula bagi inspector - layak – pakai tidak terlalu sukar membuat
analisa ataupun rekomendasi. Karena selamanya seseorang Inspektur harus
melaksanakan tugasnya secara teliti dan jujur, tentunya kecelakaan ataupun
kerusakan fatal dapat dihindari.

Sebelum Crane Beroperasi

1. Crane dan sejenis peralatan-angkat harus memiliki sertifikat layak pakai


yang berlaku. Cocokkan apakah tertera di dalamnya itu betul.
Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 60
2. Izin kerja harus memiliki bila dalam pemakaian crane tersebut penggerak
utamanya adalah motor bakar atau listrik.
3. Laporan ramalan cuaca harus masuk di meja pengawas keselamatan
pengelola crane, sebelum crane tersebut dioperasikan.
4. Kondisi tanah harus diketahui dengan baik jika mengoperasikan crane.
5. Plat baja perlu dilengkapi bila crane akan melintasi daerah yang terdapat
banyak kabel atau saluran-saluran pipa di dalamnya.
6. Bilamana terjadi keadaan darurat harus diadakan briefing antara
berbagai pihak untuk mengatasi keadaan sebelum mengambil suatu
keputusan
7. Periksa dengan betul apakah instalasi crane tidak terlalu berdekatan
dengan daerah yang memiliki zat yang mudah meledak atau korosive.

Crane Beroperasi

1. Periksa betul gerak radius crane sebelum beroperasi


2. Hanya orang-orang yang mendapat tugas yang boleh memberikan tanda
dan aba-aba kepada operator
3. Operator tidak diizinkan meninggalkan tempat kerja operasi, sedang
motor penggerak masih menyala atau kalau beban masih tergantung.
4. Setiap beban harus memiliki tali pengontrol sedikit-sedikitnya satu.
5. Beban harus memiliki besaran berat yang tercantum dengan jelas dan
operator harus mengetahui jumlah beban yang akan diangkat termasuk
berat hook, rope dan lain sebagainya.

Prosedur Pengangkatan Beban Normal

1. Peraturan sebagaimana tertera di A dan B harus dijalankan.


2. Operator harus mengenal dengan baik daerah dimana barang akan
diangkat dan daerah dimana barang akan dipindahkan tempatkan.
3. Kalau crane beroperasi di daerah pabrik yang sedang operasi, operator
harus yakin bahwa ruang gerak harus cukup.
4. Dan operator harus menginsyafi bahwa di daerah operasi tersebut tentu
ada yang berbahaya.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 61


Prosedur Pengangkatan Beban Kritis

1. Peraturan sebagai tertera di A, B dan C harus dijalankan.


2. Pengawas harus menyiapkan skets rencana kerja, ketinggian daerah kerja
dan sekitarnya secara lengkap. Juga termasuk ruang gerak berputar harus
tercatat lengkap.
3. Crane harus diperiksa ulang untuk meyakinkan bahwa memang betul-betul
dalam kondisi siap pakai sebelum pekerjaan di mulai.
4. Periksa ulang kondisi tanah untuk tumpuan out rigger dari crane tersebut.
5. Laporan-laporan dari pemindahan beban kritis harus segera dilaksanakan
setelah selesai pekerjaan dan mendapatkan persetujuan dari wewenang.
6. Supervisor harus diberitahu sebelum pelaksanaan pengangkatan-
pemindahan dilaksanakan.

Pekerjaan Berbahaya

Bila ternyata terdapat suatu kasus berbahaya yang diluar dugaan biar pun
telah ada izin kerja dan lain sebagainya. Langkah-langkah berikutnya perlu
dipertimbangkan.
1. Beban ditaruh di tanah segera jika situasi dan kondisi telah memungkinkan
yang bebas dari segala macam gangguan.
2. Motor penggerak segera dihentikan, tetapi dijamin bahwa beban tidak akan
turun.
3. Segera pengawas ketempat yang berbahaya tersebut untuk observasi
keadaan.
4. Jikalau memang semuanya telah aman, perlu dilakukan pemeriksaan ulang
apakah tempat, alat dan lain sebagainya tidak akan berubah.
5. Jikalau semuanya beres, segera minta izin lagi untuk segera beroperasi.

Keselamatan Selama Beroperasi

1. Ramalan cuaca secara teratur harus diperoleh sebelum beroperasi. Jika


kecepatan angin melebihi dari pada 38 MPH segera laporkan kepada
pengawas untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 62


2. Beban tidak diizinkan melebihi crane yang telah ditetapkan. Untuk hal
tersebut, harus diatur lebih lanjut cara pengoperasiaanya.
3. Kalau crane mobile beroperasi di daerah sekitar distribusi tenaga listrik,
harus diperhatikan katentuan-ketentuan berikut ini;
- Komponen crane hanya diizinkan pada posisi paling dekat meter jika
tegangan listrik sampai 500 volt.
- Untuk tegangan lebih dari 500 volt, sebaiknya jarak komponen crane
paling dekat 5 meter.

Pengawas kelistrikan harus diberitahu kalau pekerjaan pengangkatan akan


segera di mulai.
- Untuk melindungi kabel tanah atau pipa-pipa dalam tanah harus segera
diberikan papan plat besi secukupnya.
- Untuk mengangkat barang lepas, sebaiknya dimasukkan dalam bucket
untuk bisa diangkat bersama.
- Selama operasi satu atau dua tali perlu disediakan dan terikat pada
beban untuk mengontrol gerakan beban sehingga tidak berputar atau
berayun.
- Harus diusahakan agar operatornya selalu dapat melihat beban selama
beban diangkat-pindahkan. Juga perlu dilengkapi kaca spion untuk
memungkinkan penglihatan operator pada saat berputar.
- Juga semua crane harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.
- Dilarang keras menempatkan barang-barang pada bagian-bagian yang
berputar, bergerak, pipa-pipa, saluran kabel lebih-lebih lagi
mengikatnya.
- Operator crane sebaiknya telah berumur lebih dari 20 tahun dan
dengan cukup berpengalaman di daerah seperti tersebut di atas serta
telah mempunyai sertifikat dan S. I. O dari Depnaker.
- Selesai pekerjaan, operator harus melaksanakan beberapa
ketentuan;
- Letak beban
- Tarik hook/taruh bucket
- Putuskan saluran listrik/matikan sumber tenaga

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 63


- Tutup kabin dan kunci
- Usahakan agar motor penggerak aman/taruh boom/hindari
kerusakan bila terjadi ada perubahan cuaca dan lain sebagainya.

Perlengkapan Keselamatan Kerja Keran Angkat

Dinamometer “Martin Dekker”


Dinamometer ini harus dipasang pada daerah yang dilalui oleh tali angkat
beban, sesuai dengan tipe kran yang menggunakan, umumnya terpasang
pada pangkal atau ujung boom yang berbentuk kisi dan pada bagian ujung
atas boom utama untuk boom yang berbentuk teleskopik.
Bila tali angkat beban mendapatkan tarikan dari beban yang diangkat pada
pancing blok, maka pembebanan tali angkat ini akan menekan pulli tengah
pada dinamometer ini, pada putarannya pulli ini memindahkan pembebanan
tali angkat pada sel beban hidrostatik. Dengan bantuan pipa tembaga atau
slang hidrolik, cairan hidrostatik memindahkan berat beban yang diterima pulli
pada kotak pengontrol yang diletakkan di depan operator atau di tempatkan
pada daerah yang mudah dilihat operator tanpa adanya halangan-halangan.

Load Indikator

Gigi penggerak jarum berwarna merah juga memutar kontak listrik untuk
menyalakan lampu peringatan bila belum mencapai 90% dari beban aman
(SWL) dan bel peringatan berbunyi bila beban aman telah terlampaui (over
load)

Indikator Perata (Level Indikator)

Indicator ini berguna untuk menentukan kerataan bagian atas kran sebelum
dioperasikan, hal ini sangat penting agar seorang operator didalam
pengoperasiannya dapat bekerja lebih aman.

Umumnya peralatan ini terpasang tidak jauh dari tuas kontrol penumpu dan
jenisnya adalah perata gelembung udara yang dapat dilihat jelas oleh operator
melalui kaca penduga.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 64


Unit Bel Dan Lampu Peringatan (Over Load)

Bel akan mengeluarkan suara dan lampu peringatan memberikan isyarat


dengan cahaya yang terletak di dalam kabin operator dan berguna sebagai
alat peringatan pada operator bila kran dalam keadaan kelebihan beban.

Indikator : Beban dan Radius

Pada setiap sistem terdapat 2 (dua) skala dan 2 (dua) jarum petunjuk, masing-
masing untuk berat beban yang diangkat dan radius operasi sesuai dengan
gerakan boom.
Kedua perlengkapan ini membantu operator dalam menentukan beban yang
diangkat dan radius operasi pada waktu kran dioperasikan.
Disamping itu masing-masing indicator dilengkapi dengan gigi stelan yang
dapat diputar bila penyetelan diperlukan.

Sel Beban (Load Acl)

Sel beban ini memindahkan berat barang yang terangkat melalui elemen
diafragma pengatur yang terletak pada rumah sel beban yang menjalani
pembebanan.

Kabel Penggerak Putar

Kabel ini sifatnya lentur dan berguna sebagai pemindah panjang boom dari
rumah gigi dengan kotak kontrol.
Catatan :
Bila penggunaan boom tambahan maka harus diadakan pula penyesuaian
sudut boom dan radius sesuai dengan letaknya pada kotak control.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 65


D. TATA CARA PEMERIKSAAN PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

Pelaksanaan sertifikasi pesawat pesawat angkat dan angkut merupakan


rangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pengujian dan penerbitan
pengesahan pemakaian.

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Pembuatan (Fabrikasi)

a. Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan.


b. Pemeriksaan bahan baku/material yang akan digunakan untuk
pembuatan unit atau komponen (pemeriksaan awal).
c. Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan
unit atau komponen.
d. Pengujian.
e. Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan
pembuatan unit atau komponen.

2. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Perakitan dan atau Pemasangan

a. Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangan dan


atau perakitan.
b. Pemeriksaan unit atau komponen atau bahan baku/material yang
akan dirakit atau dipasang.
c. Pemeriksaan teknis secara menyeluruh pada saat dan pada akhir
pelaksanaan perakitan/pemasangan pesawat angkat dan angkut
sarana penunjang dan alat, perlengkapan/pengaman.
d. Pengujian-pengujian.
e. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan
angkut (pemeriksaan pertama).

3. Pemeriksaan dan Pengujian Pada Tahap Pemakaian (Berkala Atau


Khusus)

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 66


a. Pengecekan dokumen teknik yang terkait dengan syarat pemakaian
(pengoperasian).
b. Pemeriksaan kondisi fisik pesawat angkat dan angkut, alat
perlengkapan/alat pengaman serta sarana penunjang operasinya.
c. Pengujian-pengujian.
d. Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkala atau
pemeriksaan khusus.
e. Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.

4. Pemeriksaan dan Pengujian Berkaitan dengan Reparasi atau Modifikasi

a. Pemeriksaan kondisi fisik bagian pesawat angkat dan angkut yang


akan direparasi atau dimodifikasi termasuk material yang akan
digunakan.
b. Verifikasi dokumen teknik yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan
reparasi atau modifikasi.
c. Pemeriksaan pada saat dan pada akhir pelaksanaan reparasi atau
modifikasi.
d. Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian.

E. TATA LAKSANA TEKNIS K3 PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

Sesuai ketentuan pasal 4 Undang-undang No 1 Tahun 1970,


Pengawasan K3, termasuk Meknaik dilaksanakan mulai pada tahap
pembuatan, perencanaan, pemasangan, dan dalam penggunaan.

Setiap peralatan, aparat produksi atau instalasi yang berbahaya


dikendalikan dengan sistem perijinan atau pegesahan. Suatu surat ijin/
perijinan diberikan kepada peralatan/sistem yang semestinya tidak boleh/
dilarang digunakan karena berbahaya, kecuali telah memenuhi persyaratan
K3 sesuai standar/peraturan. Sedangkan pengesahan adalah suatu
pengakuan bahwa peralatan/sistem telah sesuai terhadap suatu
standar/peraturan.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 67


Untuk menerbitkan surat ijin atau pengesahan sebelumnya harus
dilakukan pengkajian secara teliti oleh orang yang kompeten (Pegawai
Pengawas Spesialis). Pada setiap tahapan dilakukan pengawasan yang
dikendalikan dengan perijinan atau pengesahan.

Pelaksanaan pemeriksaan pesawat angkat dan angkut merupakan


rangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pengujian dan penerbitan
pengesahan pemakaian.

a. Pemeriksaan

Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Tahap Pembuatan (Fabrikasi)

(1) Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan.


(2) Pemeriksaan bahan baku/material yang akan digunakan untuk
pembuatan unit atau komponen (pemeriksaan awal).
(3) Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan
unit atau komponen.
(4) Pengujian.
(5) Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan
pembuatan unit atau komponen. (bentuk 52 & 53 lihat lampiran)

b. Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Tahap Perakitan Dan Atau


Pemasangan

(1) Verifikasi dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangan


dan atau perakitan.
(2) Pemeriksaan unit atau komponen atau bahan baku/material yang
akan dirakit atau dipasang.
(3) Pemeriksaan teknis secara menyeluruh pada saat dan pada akhir
pelaksanaan perakitan/pemasangan pesawat angkat dan angkut
sarana penunjang dan alat, perlengkapan/pengaman.
(4) Pengujian-pengujian
(5) Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat
dan angkut (pemeriksaan pertama). (bentuk 52 & 53 lihat
lampiran)

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 68


c. Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Tahap Pemakaian (Berkala
Atau Khusus)

(1) Pengecekan dokumen teknik yang terkait dengan syarat


pemakaian (pengoperasian).
(2) Pemeriksaan kondisi fisik pesawat angkat dan angkut, alat
perlengkapan/alat pengaman serta sarana penunjang operasinya.
(3) Pengujian-pengujian
(4) Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkala atau
pemeriksaan khusus.
(5) Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian. (bentuk 52 & 53
lihat lampiran)

d. Pemeriksaan Dan Pengujian Berkaitan Dengan Reparasi Atau


Modifikasi

(1) Pemeriksaan kondisi fisik bagian pesawat angkat dan angkut yang
akan direparasi atau dimodifikasi termasuk material yang akan
digunakan.
(2) Verifikasi dokumen teknik yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan
reparasi atau modifikasi.
(3) Pemeriksaan pada saat dan pada akhir pelaksanaan reparasi atau
modifikasi.
(4) Pencatatan pada lembar pengesahan pemakaian. (bentuk 52 & 53
lihat lampiran)

e. Penerbitan perijinan /pengesahan pesawat angkat dan angkut

(1). Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan


angkut harus dicatat dalam buku Register dan diberi nomor
sesuai ketentuan.
(2). Pembuatan Pengesahan Pemakaian pesawat angkat dan angkut
dengan menggunakan formulir pada pedoman pemeriksaan da
pengujian, penerbitan Pengesahan Pemakaian. Pengesahan
Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 69
pemakaian ditanda tangani oleh Kepala Dinas setelah diparaf
oleh Pegawai Pengawas dan atasan langsung Pegawai
Pengawas.
(3). Setiap Pengesahan Pemakaian harus dicatat dalam buku
Register dan diberi nomor sesuai ketentuan.
(4). Pengesahan Pemakaian asli disampaikan kepada
Pemakai/Pemilik peralatan pesawat angkat dan angkut, tindasan
pertama disimpan di dinas setempat dan tindasan kedua
disampaikan ke Pemerintah.

F. PENERBITAN PERIJINAN /PENGESAHAN PESAWAT ANGKAT DAN


ANGKUT

1. Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan


angkut harus dicatat dalam buku Register dan diberi nomor sesuai
ketentuan.
2. Pembuatan Pengesahan Pemakaian pesawat angkat dan angkut
dengan menggunakan formulir pada pedoman pemeriksaan da
pengujian, penerbitan Pengesahan Pemakaian. Pengesahan
pemakaian ditanda tangani oleh Kepala Dinas setelah diparaf oleh
Pegawai Pengawas dan atasan langsung Pegawai Pengawas.
3. Setiap Pengesahan Pemakaian harus dicatat dalam buku Register
dan diberi nomor sesuai ketentuan.
4. Pengesahan Pemakaian asli disampaikan kepada Pemakai/Pemilik
peralatan pesawat angkat dan angkut, tindasan pertama disimpan di
Dinas setempat dan tindasan kedua disampaikan ke Pemerintah.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 70


G. PEMBINAAN DAN PENGUJIAN LISENSI K3

Upaya yang dilakukan untuk pencegahan kecelakaan adalah


salah satu pendekatan kualifikasi manusia (operator) yang bekerja
dan alat yang dipergunakan untuk bekerja. Karena masing-masing
harus dapat memenuhi persyaratan bekerja dengan aman, baik dan
betul. Maka mengelola pesawat angkat dan angkut diperlukan
seseorang operator yang mampu dan terampil. Apa-apa saja yang
harus dilakukan terlebih dahulu dan bagaimana mempergunakan
peralatan-peralatan tersebut ada persyaratannya, antara lain
bagaimana mengoperasikan pesawat angkat dan angkut dengan
betul dan aman, maka sebelum masuk daerah kerja, harus selalu
mendapat izin (lisensi K3) terlebih dahulu.

Sertifikat layak pakai pesawat yang akan dipergunakan juga layak


kerja atau memiliki lisensi bagi operator yang menjalankan pesawat
yang bersangkutan. Maka seandainya terdapat pesawat yang mau
dipergunakan tidak memiliki sertifikat layak pakai, harus diadakan
pemeriksaan dan uji coba dulu, sedang sang operatornya pun sama
halnya seperti pesawat itu sendiri.

Lisensi K3 adalah kartu tanda kewenangan seorang operator dan


petugas untuk mengoperasikan dan perawatan pesawat angkat dan
angkut sesuai dengan kelas dan jenisnya setelah pembinaan dan
evaluasi, lisensi merupakan bukti operator tersebut telah memenuhi
syarat pengetahuan tehnis dan pesyaratan kesehatannya sesuai
Permenakertrans No. Per 09/Men/VII//2010 tentang Operator dan
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut dan SE.Dirjen Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan No. 01/DJPPK/VI/2009 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan dan Pengujian Lisensi K3
bagi Petugas dan Operator Pesawat Uap, Pesawat Tenaga dan
Produksi, Pesawat Angkat dan Angkut.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 71


H. RANGKUMAN

Pesawat angkat dan angkut tadi terdiri dari:


- Peralatan angkat
- Pita transport
- Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan
- Alat angkutan di atas rel

Pelaksanaan sertifikasi pesawat angkat dan angkut merupakan rangkaian


kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pengujian dan penerbitan pengesahan
pemakaian.

Seorang operator dan petugas untuk mengoperasikan dan perawatan


pesawat angkat dan angkut sesuai dengan kelas dan jenisnya harus
memiliki lisensi K3 (SIO) setelah dilaksanakan pembinaan dan evaluasi,
lisensi merupakan bukti operator tersebut telah memenuhi syarat
pengetahuan tehnis dan pesyaratan kesehatannya sesuai dengan
peratuaran perundangan.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 72


BAB IV
SOAL LATIHAN

I. PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI


1. Sebutkan dan jelaskan ruang lingkup pesawat tenaga dan produksi ?

2. Sebutkan sumber bahaya dan potensi bahaya pada pesawat tenaga


dan produksi ?

3. Apakah operator pesawat tenaga dan produksi yang tidak mampu


dan terampil dalam mengoperasikan peralatan pesawat tenaga
produksi dapat menimbulkan kecelakaan ? jelaskan jawaban Saudara.

4. Sebutkan syarat-syarat K3 pesawat tenaga dan produksi secara


umum ?

5. Jelaskan, mengapa pesawat tenaga dan produksi perlu dilakukan


pengawasan ?

II. PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT


1. Sebutkan dan jelaskan ruang lingkup pesawat angkat dan angkut ?

2. Sebutkan sumber bahaya dan potensi bahaya pada pesawat angkat


dan angkut ?

3. Mengapa seorang operator suatu pesawat angkat dan angkut dalam


pengoperasian harus mendapatkan lisensi dari Kementerian
Ketenagakerjaan, Jelaskan jawaban Saudara ?

4. Sebutkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan


pesawat angkat dan angkut ?

5. Jelaskan, mengapa pesawat angkat dan angkut perlu dilakukan


pengawasan

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 73


BAB V
PENUTUP

Dengan telah selesainya anda membaca, mempelajari, memahami dan

melatih penyelesaian soal-soal yang terdapat pada modul ini tentunya anda

akan sukses dalam belajar secara mandiri.

Selain anda mempelajari materi dalam modul ini hendaknya juga

mencari referensi-referensi baik berupa bacaan ataupun melihat secara

langsung peralatan di lapangan / bengkel-bengkel / perusahaan. Keberhasilan

belajar mandiri sangat ditentukan oleh kedisiplin.

Terima Kasih dan semoga sukses.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 74


Daftar Pustaka

1. AK Amri, 2014. Himpunan peraturan perundang-undangan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI, Jakarta.

2. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan

Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut.

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 75


Lampiran

Modul Pengawasan Norma K3 Mekanik | Calon Ahli K3 76


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DIREKTORAT PENGAWASAN
NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Lamp. Bentuk : 51 A

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


TOWER CRANE
No.

I. DATA UMUM
1. Pemilik :
2. Alamat :

3. Pemakai :

4. Pengurus Kontraktor
Utama / Sub Kontraktor /
Penanggung Jawab :

5. Lokasi Unit :
6. Nama Operator :
7. Jenis Pesawat Angkat :
8. Pabrik Pembuat :
9. Merk / Type :
10. Tahun Pembuatan :
11. No. Serie/No. Unit :
12. Kapasitas Angkat :
13. Standar yang di pakai :
14. Digunakan untuk :
15. Izin Pemakaian No. :
16. Sertifikat Operator :
17. Data Riwayat Pesawat :
18. Pembayaran Retribusi :
II. DATA TEKNIK

Tinggi Menara

Jumlah Seksi
Spesifikasi Panjang Load JIB
Keran
Panjang Counter JIB
Kecepatan Hoisting

Travelling
Slewing
Kapasitas Hoisting Travelling Slewing

Daya (KW)
Motor
Type
Penggerak
Putaran
Voltage (V)
Frequensi
Jenis

Rem
Type
Kapasitas
Type

Kait (Hook)
Kapasitas
Material
Type Pendant
Hoisting Pendant Depan
Belakang
Tali Kabel Konstruksi
Baja/ Wire
rope Diameter
Panjang
III. PEMERIKSAAN VISUAL

Kondisi
No. Komponen Keterangan
Baik Buruk
1. Kerangka tetap (Fixing Angle)
(Tertanan Pada Pondasi)
2. Kerangka penyambung Dasar
3. Bangunan Kerangka Kaki (Standar)
a. Rangka Utama
b. Rangka Penguat (Brace)
4. Sambungan (Olt Conection)
5 Kerangka Memanjang (Sleeper)
6. Kerangka Melintang (Cross)
7. Rangka Kuda-kuda penguat
8. Kerangka Bogie
9. Kerangka Diagonal (Diagonal Brace)
Kerangka Pemanjat Tower
10.
(Climbing Cage)
a. Rangka Utama
b. Rangka Penguat
c. Pengunci Sangkar
d. Lantai Kerja
e. Pagar
f. Tangga pemanjat Tower
g. Pasak – Pasak
h. Baut Pasak
i. Batang Panjat

KETERANGAN : Pemeriksaan Visual dilakukan terhadap Keretakan, Keausan,


Korosi, dan Perubahan Bentuk
Kondisi
No. Komponen Keterangan
Baik Buruk
11. Perlengkapan Sangkat Panjat
a. Silinder Hidraulik
b. Rangka Penguat
c. Tali Kawat Baja
d. Tromol Gulung
e. Rem
f. Kopling
g. Yoke
12. Seksi – seksi Tower
Seksi I
a. Rangka Utama
b. Penguat
c. Pengunci (Fish Plate)
d. Baut, Mur, Pin
13. Ketegaklurusan Tower
14. Kepala Tower (Tower Head)
15. Rel pada Kepala Tower
Kepala Kucing (Cat Hat)
16
(Tangga, Lantai, Rule-rule)
17. Rangka Kuda-kuda Penguat
a. Rangka Utama
b. Rangka Penguat
c. Pagar
d. Rangka Utama
e. Sambungan (Pin, Baut, Mur)
f. Pendant JIB Pengimbang
g. Pin Kaki JIB Pengimbang

KETERANGAN : Pemeriksaan Visual dilakukan terhadap Keretakan, Keausan,


Korosi dan Perubahan Bentuk
Kondisi
No. Komponen Keterangan
Baik Buruk
18. JIB Beban
JIB I
a. Pin Kaki JIB
b. Rangka Utama
c. Rangka Penguat
d. Rel dan Penyambungnya
e. Pendan JIB
f. Lantai (Cat Walk)
JIB II dan Seterusnya
a. Pin Kaki JIB
b. Rangka Utama
c. Rangka Penguat
d. Rel dan Penyambungnya
e. Pendan JIB
f. Lantai (Cat Walk)
JIB Kepala
a. Puli pada Kepala JIB
b. Rangka Utama
c. Rangka Penguat
d. Lantai (Cat Walk)
19. Kerangka Pengikat Tower (Tie Back)
a. Rangka Penguat Tower
b. Rangka Penghubung Antara
Tower dan Bangunan (Batang)
c. Rangka Pengikat ke Bangunan

KETERANGAN : PemeriksaanVisual dilakukan terhadap Keretakan, Keausan,


Korosi dan perubahan bentuk.
Kondisi
No. Komponen Keterangan
baik Buruk
Puli Pengencang Tali Dak
20. Kelengkapannya (Wire Rope
Deflection)
21. Meja Putar
a. Bantalan Roller
b. Dudukan Meja (Roller Path)
c. Sambungan Pengikat (Las, Baut,
Mur)
22. JIB Pengimbang
a. Rangka dan Sambungan-
sambungan
b. PIN / Pasak
c. Pengikat Beban Imbang
d. PIN dan JIB pengimbang
23. Tali Kabel Baja
a. Korosi
b. Keausan
c. Putus
d. Perubahan Bentuk
24. Kait
a. Keausan
b. Kerenggangan Mulut Kait
c. Keretakan
d. Kunci Kait
e. Mur dan Bantalan Putar (Swivel)
f. Trunion

KETERANGAN : pemeriksaan visual dilakukan terhadap Keretakan, Keausan,


Korosi dan Perubahan Bentuk
Nama/Bagian Pemeriksaan Kondisi
No. Keterangan
Komponen Terhadap Baik Buruk
25 Pully/Cakra Alur Pulli
(Utama, Penghantar)
Bibir Pulli
Pin Pulli
Bantalan
Pelindung Pulli
26 Drum/Tromol Gulung Alur
Bibir Alur
Fleus
27 Hoist Gear Back Pelumasan
Olie Scal
28 Ruang Operator Tangga/Pengaman
(Utama, Penghantar) Tangga
Pintu
Jendela
Kipas / AC
Tombol/Tuas
Kontrol
Penerangan
Pengaman Lebur
Alat Komunikasi
Pemadam Api
Tanda-tand
Pengoperasian
Klakson
Kunci Kontak
Nama/Bagian Pemeriksaan Kondisi
No. Keterangan
Komponen Terhadap Baik Buruk
29 Alat-alat Pengaman Pembatas Gerak
Naik/Turun Hoist
Pembatas Gerak
Putar
Level Indikator
Pembatas Beban
Lebih
Pembatas Momen
lebih
Pembatas Kecepatan
lebih
Anemometer
Tabir Pengimbang
Indikator Tekanan
Udara
Indikator Tekanan
Hidrolik
Katup-katup
Pengaman
Pembatas Gerakan +
Maju/mundur
Trolley
Kunci Pengaman
Tromol Gulung
Penangkal Petir
Radius
Daftar Beban
30 Komponen Listrik Pengembangan
Penghantar Panel-
Tegangan : panel (Penghubung)
Pelindung
kVA penghantar
PK Sistem Pengaman
: Phase Instalasi dan Motor-
: Hz motor
Kondisi
No. Komponen Keterangan
Baik Buruk
31. Motor Bakar/Genset
a. Sistem Pendingin
b. Sistem Pelumasan
c. Dudukan Motor/Engine
d. Peralatan Pengaman/Safety Guard
e. Pembuangan Gas Sisa
Pembakaran
f. Sistem Pemasukkan Udara
g. Sistem Bahan Bakar (Fuel
System)
h. Sistem Pemindahan Tenaga
(P.T.O = Power Take Oil)
i. Accu/Battery
j. Motor Stator
k. Generator/Altenator
32. Hidrolik
a. Pompa Hidrolik
b. Saluran/Pipa Hidrolik
c. Motor Hidrolik
d. Katup Pengontrol
e. Tangki Hidrolik
f. Saringan Hidrolik
g. Akumulator
Kondisi
No. Komponen Keterangan
Baik Buruk
33 Pneumatik
a. Kompresor
b. Tangki dan Katup Pengaman
c. Saluran Udara Bertekanan
d. Saringan Udara

.......................,…………………….
Pegawai Pengawas Spesialis Mekanik
Bidang Pesawat Angkat & Angkut

NIP.
IV.2. TOWER
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic
……………………………..
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...

PEMERIKISAAN SECARA VISUAL

Cacat
No. Bagian yang diperiksa Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada

GAMBAR :

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.
IV.3. BOOM / J I B
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic
……………………….........
……………………….........
…………………………….
…..………………………...
..…………………………...
..…………………………...

Cacat
No. Bagian yang diperiksa Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada

GAMBAR :

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.
IV.4. KAIT (HOOK) TAMBAHAN
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic
.…………………………...
.…………………………...
.…………………………...
.…………………………...
.…………………………...
.…………………………...

Cacat
No. Dimensi Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada
Spec A= mm
B= mm
C= mm
D= mm
Actual A= mm
B= mm
C= mm
D= mm

GAMBAR :

Lokasi : A, B, C,

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.
IV.5. DRUM UTAMA
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic
…………………………...
…………………………...
…………………………...
…………………………...
…………………………...
…………………………...

Cacat
No. Dimensi Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada
Spec D= mm
 F= mm
L = mm
Actual D= mm
 F= mm
L = mm

GAMBAR :

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.
IV.6. PULI HOOK UTAMA

DAN PENGHANTAR Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic


…………………………...
…………………………...
..………………………...
...………………………...
…………………………..
…………………………...

Cacat
No. Dimensi Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada
Spec D= mm
tA= mm
Actual D= mm
tA= mm

GAMBAR :

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.
V. PENGUJIAN

V.1. PENGUJIAN DINAMIS

A. BOOM UTAMA

Beban
NO. Panjang JIB Beban/Radius Hasil Keterangan
(Ton/Kg)
1 2 3 4 5

1 25% SWL

2 50% SWL

3 75% SWL

4. 100% SWL

CATATAN

Selama dan setelah pengujian telah


Diperiksa bagian-bagian utama keran
Tower :
Terjadi / Tidak Terjadi Kerusakan

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.
V.2. PENGUJIAN STATIS

Beban Kerja
No. Panjang JIB Beban/Radius Beban Uji Keterangan
Aman
1 2 3 4 5

CATATAN

Selama dan setelah pengujian telah


Diperiksa bagian-bagian utama keran
Tower :
Terjadi / Tidak Terjadi Kerusakan

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.
VI. KESIMPULAN :

VII. SARAN – SARAN :

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DIREKTORAT PENGAWASAN
NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Lamp. Bentuk 51 B

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN & PENGUJIAN


PESAWAT ANGKAT / OVERHEAD TRAVELLING CRANE DAN SEJENISNYA
NO.

I. DATA UMUM :
1. Pemilik :
2. Alamat :

3. Pemakai :
4. Pengurus/ Sub kontraktor / :
Penanggung jawab :
5. Lokasi unit :
6. Nama operator :
7. Jenis pesawat angkat :
8. Pabrik pembuat :
9. Merk / Type :
10. Tahun pembuatan :
11. No. Serie / No. Unit :
12. Kapasitas angkat :
13. Standar yang di pakai :
14. Digunakan untuk :
15. Ijin pemakaian No. :
16. Sertifikat operator :
17. Data teknik/ manual :

1
II. DATA TEKNIK

Tinggi Angkat
Panjang Span
Hosting
Kecepatan Traversing
Travelling
Hosting Traversing Travelling

Kapasitas
Type
Daya ( KW)
Motor Penggerak Putaran ( RPM )
Voltage ( V )
Arus ( A )/ Beban
Power
Frequensi
Starting Registor Type
Voltage ( V )
Arus ( A )
Rem Macam
Type
Rem Pengontrol Macam
Type
Kait ( Hook ) Type
Kapasitas
Material
Wire Rope Type
Konstruksi
Diameter
Panjang

2
III. PEMERIKSAAN VISUAL

Nama Bagian/ Kondisi


No Pemeriksaan terhadap Keterangan
Komponen Baik Buruk
1 Pondasi :
Baut Pengikat
Korosi
Keretakan
Perubahan bentuk
pengikatan
Kolom / rangka Korosi
keretakan
Perubahan Bentuk
Pengikatan
Penguat Melintang
Penguat Diagonal
2 Tangga Korosi
Keretakan
Perubahan bentuk
Pengikatan
3 Lantai Kerja Korosi
Keretakan
Perubahan Bentuk
Pengikatan
4 Beam Dudukan Rel Korosi
Keretakan
Perubahan Bentuk
Pengikatan
5 Rel Travelling Korosi
Keretakan
Sambungan Rel
Kelurusan Rel
Kelurusan Antar Rel
Kerataan Rel
Kerataan Antar Rel
Jarak Antara Sambungan Rel

Pengikat Rel
Rel Stoper

3
Nama Bagian/ Kondisi
No Pemeriksaan terhadap Keterangan
Komponen Baik Buruk
6 Rel Traversing Korosi
Keretakan
Sambungan rel
Kelurusan Rel
Kelurusan Antar Rel
Kerataan Rel
Kerataan Antar Rel
Jarak Antara Sambungan rel
Pengikat rel
7 Girder Korosi
Keretakan
Kecembungan
Sambungan Girder
Sambungan Ujung Girder
Dudukan Truck pada Grider
8 Pembawa Girder Korosi
- Rumah roda Gigi Keretakan
Minyak Pelumas
Oli Seal
- Roda Penggerak Keausan
Keretakan
Perubahan Bentuk
Kondisi Flens
Kondisi Rantai
- Roda Idle Keausan
Keretakan
Perubahan Bentuk
Kondisi Flens
Kelurusan
Penghubung Roda /
Cross Joint
Bagie / Gardan
Pelumasan
Stoper Bumper Kondisi Flens
9 Pembawa Trolley Pengikatan
- Rumah Roda Gigi Korosi
Keretakan
Minyak Pelumas
Oli Seal

4
Nama Bagian/ Kondisi
No Pemeriksaan terhadap Keterangan
Komponen Baik Buruk
- Roda Penggerak Keausan
Keretakan
Perubahan Bentuk
Kondisi Flens
Kondisi Rantai
- Roda Idle Keausan
Keretakan
Perubahan bentuk
Kondisi Flens
10 Penghubung Roda / Kelurusan
Bagie / Gardan Cross Joint
Pelumasan
Stoper Bumper
11 Drum Tromol Alur
Gulung Bibir Alur
Flens - Flens
12 Rem Keausan
Penyetelan
13 Hoist Gear Box Pelumasan
Olie Seal
14 Pully / Cakra Alur Pully
(Utama, Tambahan, Bibir Pully
Penghantar)
Pin Pully
Bantalan
Pelindung Pully
Penghadang Tali Kawat Baja
15 Kait Utama keausan
Kerenggangan Mulut Kait
Mur & Bantalan Putar (Swivel)
Trunion
16 Kait Tambahan Keausan
Kerenggangan Mulut Kait
Mur & Bantalan Putar (Swivel)
Trunion

5
Nama Bagian/ Kondisi
Pemeriksaan terhadap Keterangan
No Komponen Baik Buruk
17 Tali Kabel Baja Korosi
(Utama, Tambahan) Keausan
Putus
Perubahan Bentuk
18 Rantai Korosi
(Utama, Tambahan) Keausan
Keretakan / Putus
Perubahan Bentuk
19 Ruang Operator / Tangga / Pengaman Tangga
Cabin Pintu
Jendela
Kipas / AC
Tuas / Tombol, Kontrol
Pendant Kontrol
Penerangan
Klakson
Pengaman Lebur
Alat Komunikasi
Pemadam Api ( Apar )
Tanda-tanda Pengoperasian
Kunci Kontak/Master Switch
20 Limit Switch ( LS ) LS. Long Travelling
LS. Cross Travelling
LS. Gerakan Angkat
21 Komponen Listrik Penyambung Penghantar Panel-
panel ( PHB )
Tegangan Pelindung Penghantar
System Pengaman Instalasi dari
220/380 Volt Motor-motor
Phase Sistem Pembumian
HZ
Instalasi

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

6
IV.2. RANTAI DAN PERLENGKAPAN

DIMENSI CACAT
NO KOMPONEN KONSTRUKSI JENIS PANJANG UMUR TIDAK KETERANGAN
SPEC ACTUAL ADA
ADA
1 SERTIFIKAT NO.
2 MATA RANTAI D1= D1=
D2= D2=
D3= D3=
D4= D4=

3 SPROKET

4 PANJANG SETIAP
1 METER LANTAI

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

7
IV.3. GIRDER

Cacat Permukaan
Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

8
IV.4. KAIT (HOOK) UTAMA
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...

Cacat
No. Dimensi Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
Spec A= mm

B= mm

C= mm

D= mm
Actual A= mm

B= mm

C= mm

D= mm

Lokasi :

A, B, C, (Penetrant)

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

9
IV.5. KAIT (HOOK) TAMBAHAN
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………

Cacat
No. Dimensi Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
Spec A= mm

B= mm

C= mm

D= mm
Actual A= mm

B= mm

C= mm

D= mm

Lokasi :

A, B, C, (Penetrant)

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

10
IV.6. DRUM UTAMA
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonik
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………

Cacat
No. Dimensi Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
Spec D= mm

F= mm

L = mm
Actual D= mm

F= mm

L = mm

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

11
IV.7. DRUM TAMBAHAN
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………

Cacat
No. Dimensi Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
Spec D= mm

F= mm

L = mm
Actual D= mm

F= mm

L = mm

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

12
IV.8. PULI HOOK UTAMA
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...

Cacat
No. Dimensi Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
Spec D= mm

tA = mm
Actual D= mm

tA = mm

Gambar :

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

13
IV.9. PULI HOOK TAMBAHAN
Jenis NDT : Penetrant / Ultrasonic
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...

Cacat
No. Dimensi Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
Spec D= mm

tA = mm
Actual D= mm

tA = mm

Gambar :

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

14
V. PENGUJIAN
V.1. PENGUJIAN DINAMIS
a. Tanpa Beban

Speed Test Seharusnya Dicoba / Diukur Keterangan

Travelling / Memanjang
Traversing / Melintang
Hoisting / Angkat
Safety Device
Brake Swicth
Brake Locking Device
Instalasi Listrik

b. Beban

Beban Uji Hoist Traversing Travelling Brake System Keterangan

25 %

50 %

75 %

100 %

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

15
V.1. PENGUJIAN STATIS
BEBAN UJI 125 % SWL

Posisi Pengukur Defleksi Keterangan


1
2
3
4
5
6
SINGLE GIRDER :
1 2 3
POSISI PENGUKURAN

SINGLE GIRDER :
1 2 3
POSISI PENGUKURAN 6
5 4
POSISI PENGUKURAN

Defleksi maksimum terjadi pada : ………………………………………………………………………


HASIL
STANDAR / TOLAK UKUR :
1. BERDASARKAN DESIGN : ……………………………MM (……………………………)
(1) X SPAN : ……………………………MM (……………………………)
…………………… > ………………….. (MEMENUHI SYARAT)
(TIDAK MEMENUHI SYARAT)

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

16
VI. KESIMPULAN

VII. SARAN - SARAN

………………,…………………
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK
BIDANG PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

NIP.

17
Bentuk 52A

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI.


DISNAKER KAB / KOTA :………………………………………………….
PROPINSI : ………………………………………………………………….

SURAT PERMOHONAN
PEMBUAT/PEMASANGAN/PEMAKAIAN/PEREDARAN
PESAWAT ANGKAT & TRANSPORT

Sesuai dengan Pasal 2. (2, f, g), Pasal 3. (1, n, p) dan Pasal 4. (1), Undang-
undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri No. Per.
05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut maka yang bertandatangan dibawah
ini :
Nama :
……………………………………………………………………………
Jabatan :
……………………………………………………………………………
Alamat :
…………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………
Mohon diberikan pengesahan pembuatan/pemasangan/pemakaian/peredaran (*)
Pesawat Angkat dan Angkut Jenis :
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………
Penjelasan lebih lanjut mengenai Pesawat Angkut dan Transport tersebut adalah :
1. Akan dibuat/dibuat oleh
:…………………………………………………………………….
2. Tahun pembuatan : ………………………………
Di……………….………………..
3. Nomor seri :
…………………………….………………………………………
4. Gambar Konstruksi No.
:………………….Tanggal…………...........................Terlampir
5. Sertifikat Bahan No. :
………………….Tanggal…………………………….Terlampir
6. Untuk mengangkut : Penumpang/Barang/Penumpang dan Barang (*)
7. Kapasitas Angkut : ………………….Orang, atau
…………….…………………Kg
8. Kecepatan Angkat :
………………………………….……………………meter/detik
9. Tinggi Angkat : …………………………………………….…….. ..
……...meter
10. Jenis Penggerak : ……………….motor yang digunakan jenis arusnya
: AC/DC
11. Kekuatan Motor Penggerak : .
…………………………………………………………………...
12. Alat-alat Pengaman/Perlengkapan :
…………………………………………………. ……….
………………………………………………………………………………………………
………………….…………………………………………………………………………
…………………......
13. Lain-lain :
.…………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………
…………

………………………………………20
KEPADA YTH : Pemohon,
Direktur Pengawasan Norma
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
………………………… Materai
Rp. 6000

*) Coret yang tidak perlu (………………………………………….)


Bentuk 53A

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
PENGESAHAN PEMAKAIAN PESAWAT PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
Nomor : ..................................

Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan :

Membaca : 1. Surat permohonan pengesahan pemakaian Pesawat Angkat dan


Angkut dari : ...................................

Mengingat : 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI. No. Per. 05/Men/1985
Tentang Pesawat Angkat dan Angkut

Memperhatikan : Laporan hasil pemeriksaan dan pengujian Pesawat Angkat dan


Angkut No : ……………………………………………………….. ,
yang dilakukan oleh Pegawai Pengawas Spesialis Angkat dan
Angkut

MEMUTUSKAN :

Memberi pengesahan kepada : “ ………………………………) ”

Alamat : ……………………
Kabupaten/Kota : ……………………
Propinsi : …………………..

Untuk memakai Pesawat Angkat dan Angkut :

Jenis : …………………….
Buatan : …………………….
Tahun : ……….. Merek/Type : ………… No Serie : ……………..
Kapasitas maksimum yang di ijinkan : …………
Tempat pemakaian : ………………………..

Dengan syarat pemakaian sebagaimana di maksud pada lampiran atau Lembar


Pemeriksaan.

Jakarta,
A.N DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
DIREKTUR PENGAWASAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA

(............................................)
SYARAT PEMAKAIAN PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
Nomor :

A. KETENTUAN UMUM :

1. Pemilik / pengurus wajib mentaati semua ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja Sesuai
peraturan yang berlaku.

2. Dilarang mengoperasikan pesawat angkat dan angkut melebihi kapasitas maksimum yang
diijinkan.

3. Operator pesawat angkat dan angkut harus memiliki Lisensi K3 atau Surat Ijin Operator
(SIO) dari Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan kelas
yang sesuai dan masih berlaku.

B. SYARAT TEKNIK :

1. Sebelum pesawat angkat dan angkut jenis ......................................... kapasitas .............. kg


dengan No.seri ................................. ini dioperasikan, semua komponen / perlengkapan
harus diperiksa atau dichek terlebih dahulu.

2. Prosedur perawatan dan pengoperasian yang aman harus sesuai dengan Buku Petunjuk
Pabrik Pembuat.

3. Operator harus mampu serta mengerti tentang Keselamatan Kerja dan selalu diberikan
Pembinaan / Pengarahan tentang K3.

4. Pesawat angkat dan angkut ini harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian kembali setiap 1
(satu) tahun sekali sejak mulai tanggal ditetapkan,yang dilakukan oleh Pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis Mekanik /Ahli K3 Pesawat Angkat dan Angkut.

Jakarta,

PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS MEKANIK


BIDANG PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

........................................................
NIP. .........................................

Anda mungkin juga menyukai