Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, diikuti juga

dengan perkembangan ilmu-ilmu yang semakin pesat. Salah satu diantaranya

adalah perkembangan ilmu di bidang kesehatan. Perkembangan ilmu di bidang

kesehatan sendiri mencakup perkembangan ilmu di bidang kedokteran maupun

keperawatan. Di bidang perkembangan keperawatan sangatlah mengagumkan,

banyak perawat saat ini yang mampu menghasilkan riset-riset yang bermanfaat

bagi perkembangan ilmu kesehatan. Salah satunya adalah relaksasi latihan nafas

dalam untuk mencegah dan menurunkan rasa nyeri. Relaksasi nafas dalam adalah

salah satu tehnik di dalam terapi perilaku yang pertama kali di kenalkan oleh

Jacobson tahun 1930-an,yang mengembangkan metode fisiologis melawan

ketegangan dan kecemasan. Tehnik ini disebut relaksasi progresif yaitu tehnik

untuk mengurangi ketegangan otot (Sheridan dan Radmacher,1992) dalam

Purwanto(2007). Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman yang betul-betul

subyektif dan hanya orang yang menderitanya dapat menjelaskan dan

mengevaluasinya. Nyeri bisa timbul oleh berbagai stimulasi, tetapi reaksi nyeri

tidak dapat diukur dengan obyektif (Long, 1996). Jika pasien mengalami

serangkaian episode nyeri yang berulang, maka dapat menjadi masalah kesehatan

yangberat. Begitu yang terjadi RSUD kelas B dr.R.Sosodoro Djatikoesoemo

Bojonegoro. Banyak pasien yang mengalami nyeri post operasi dari tingkat

1
2

sedang sampai dengan berat,sehingga perlu adanya tindakan untuk menurunkan

nyeri akibat post operasi salah satunya dengan cara relaksasi nafas dalam.

Berdasarkan hasil penelitian yg dilakukan oleh Diah Ayu Retno di ruang

rawat inap RS. Dr. R.Soeprapto Cepu pada tanggal 2 sampai 30 Juni 2010 yang

dilakukan pada 30 responden dengan skala nyeri 3 sampai 7 setelah dilakukan

relaksasi nafas dalam didapatkan hasil sebagai berikut responden yang

mengalami penurunan skala nyeri 0 sebanyak 11 (36,7%). Sedangkan penurunan

skala nyeri 1 sebanyak 16 (53,3%) responden. Pada penurunan skala nyeri 2

sebanyak 3 (10,0%). Sedang berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan

peneliti di RSUD kelas B Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro terhadap 5 orang

responden dengan skala nyeri 3-7 didapatkan hasil sebagai berikut responden

yang mengalami penurunan skala nyeri 0 sebanyak 2 responden .Sedangkan

penurunan skala nyeri 1 sebanyak 1 responden. Pada penurunan skala nyeri 2

sebanyak 2 responden

Menurut Gunawan (2001) mengatakan bahwa relaksasi berguna

mengurangi stres atau ketegangan jiwa yang merupakan salah satu cara untuk

mencegah dan menurunkan rasa nyeri. Relaksasi dengan pernafasan yang lebih

lambat 6 x/menit dapat meningkatkan sensitifitas baroreflek dan menurunkan

aktifitas syaraf simpatis dan mengaktifasi kemoreflek sehingga menawarkan efek

pada penurunan tingkat nyeri. Perubahan fisiologis pasca operatif antara lain pada

fungsi pernapasan, sirkulasi, neurologis, genitourinaria, gastrointestinal (Potter &

Perry, 2005). Keperawatan perioperatif menurut Rodhianto, dkk (2007 ) terdiri dari

keperawatan pre operatif, keperawatan intra operatif dan keperawatn post operatif.

Keperawatan post operatif merupakan periode akhir dari keperawatan perioperatif


3

(Smeltzer & Bare, 2002). Dalam perjalananya pada pasien setelah dilakukan operasi

akan terjadi nyeri pasca bedah akut yaitu suatu kompleks reaksi fisiologis terhadap

trauma jaringan, distensi visceral, atau penyakit. (Agung, 2009). Dampak

psikologisnya antara lain timbulnya rasa kurang nyaman akibat nyeri menjadi

sangat terasa. Nyeri akut akibat insisi menyebabkan klien gelisah (Potter & Perry,

2005).Namun kenyataannya saat ini relaksasi latihan nafas dalam untuk

menurunkan tingkat nyeri masih belum banyak digunakan perawat maupun rumah

sakit untuk alternatif terhadap penanganan suatu nyeri pada pasien. Penanganan

nyeri saat ini pada umumnya masih tertuju hanya pada pengobatan saja.

Mengurangi rasa nyeri dan tidak nyaman yang hebat merupakan

intervensi keperawatan utama yang memerlukan ketrampilan, seni dan

pengetahuan perawat salah satunya tindakan dengan distraksi dan relaksasi (Long,

1996). Kompetensi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien

pasca pembedahan sangat penting. Peran perawat diarahkan untuk menstabilkan

kondisi pasien, menghilangkan nyeri dan mencegah terjadinya komplikasi.

Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu pasien kembali pada

fungsi optimalnya dengan tindakan relaksasi diharapkan nyeri pada pasien post

operasi menurun. Tindakan relaksasi yang mudah dilakukan untuk mengatasi rasa

nyeri tersebut adalah dengan relaksasi nafas dalam.

Dari berbagai permasalahan dan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk

meneliti pengaruh relaksasi latihan nafas dalam terhadap penurunan skala nyeri

pada pasien post operasi.


4

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas muncul rumusan masalah yaitu apakah

ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan skala nyeri pada pasien

post operatif?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

relaksasnafas dalam terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi skala nyeri pada pasien post operasi sebelum dilakukan

relaksasi latihan nafas dalam.di ruang Anyelir RSUD kelas B dr.R.Sosodoro

Djatikoesoemo Bojonegoro

2. Mengidentifikasi skala nyeri pada pasien post operasi setelah dilakukan

relaksasi latihan nafas dalam.di ruang Anyelir RSUD kelas B dr.R.Sosodoro

Djatikoesoemo Bojonegoro

3. Menganalisis pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan skala nyer

pada pasien post operasi.di ruang Anyelir RSUD kelas B dr.R.Sosodoro

Djatikoesoemo Bojonegoro

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi pihak rumah sakit, sebagai masukan dalam upaya meningkatkan peran

dan tugas perawat dalam upaya penurunan skala nyeri pada pasien post operasi.
5

2. Bagi profesi perawat

a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bukti dan acuan dalam mengatasi

skala nyeri dengan menggunakan tehnik relaksasi.

b. Mengembangkan ilmu dan keterampilan perawat dalam merawat pasien yang

mengalami skala nyeri pada pasien post operasi.

3. Manfaat bagi program dan pendidikan

Memberikan informasi tentang hubungan relaksasi latihan nafas dalam

terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi.

4. Bagi IPTEK

Dapat digunakan sebagai dasar melaksanakan penelitian lebih lanjut yang

berkaitan dengan pengaruh pemberian relaksasi latihan nafas dalam terhadap

penurunan skala nyeri pada pasien post operasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Memberikan informasi kepada responden tentang manfaat relaksasi nafas

dalam terhadap penurunan tingkat nyeri

2. Menjadi acuan bagi responden agar melakukan latihan nafas dalam secara

mandiri

Anda mungkin juga menyukai