2 Bilangan Kompleks 5
2.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2 Pendekatan Formal Bilangan Kompleks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.3 Geometri Bilangan Kompleks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
2.3.1 Gambar Penjumlahan Bilangan Kompleks . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
2.3.2 Gambar Perkalian Bilangan Kompleks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
2.4 Menyelesaikan Persamaan di Bilangan Kompleks . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
2.5 Penggunaan Bilangan Kompleks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
2.6 Soal Pengayaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
1
Contents Contents
1 + x + x2 + x3 + . . .
20
15
10
-2 -1 1 2
-5
-10
Gambar memperlihatkan bahwa dengan cepat grafik tersebut hanya akan tampak di daerah
1 < x < 1. Kita juga sudah mengenal bahwa deret ini hanya bermakna di 1 < x < 1 dan
1
nilai dari penjumlahan tersebut adalah 1x . Perhatikan bahwa hasil penjumlahan ini tidak
mempunyai arti di x = 1 (lihat grafik titik di gambar atas). Dengan demikian kita tidak kaget
karena jika kita mulai dari x = 0, maka hanya akan terhenti di x = 1. Karena sifat simetri kiri
dan kanan, maka deret tersebut hanya mempunyai arti di |x| < 1.
Sekarang, deret tersebut kita ganti dengan
1 x2 + x4 x 6 + . . .
1
yaitu setiap x di deret di atas diganti dengan x2 . Hasil penjumlahan deret ini adalah 1(x2 )
=
3
Chapter 1. Mengapa Perlu Bilangan Kompleks
1
1+x2
. Sekali lagi, kita mencoba menggambar grafik 1 x2 , 1 x2 + x4 , . . ., 1 x2 + x4 . . . + x16
15
10
-2 -1 1 2
-5
-10
Grafik memperlihatkan bahwa penjumlahan suku-suku tersebut juga akan hanya mempun-
yai arti (atau hanya dekat dengan grafik penjumlahan) di 1 < x < 1 atau |x| < 1, walaupun
1
hasil penjumlahan selalu mempunyai arti di seluruh bilangan real R. Grafik 1+x 2 digambar
di bilangan kompleks hanya berlaku di |x| < 1. Di bilangan kompleks, daerah yang memenuhi
pertaksamaan tersebut adalah lingkaran berjari-jari 1. Interval {x : 1 < x < 1} terletak di
dalam lingkaran tersebut. 1.5
1.0
0.5
-0.5
-1.0
-1.5
The shortest path between two truths in the real domain passes through the complex do-
main.
Jacques Hadamard
Bilangan Kompleks
2.1 Pendahuluan
Ada banyak cara untuk membangun sistem bilangan kompleks. Tetapi kita akan mulai dari
yang benda sudah dikenal. Perhatikan himpunan matriks berikut
a b
M2 = : a, b R
b a
Perhatikan bahwa kita dapat mendefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian matriks seperti
biasa, artinya jika
a1 b1 a2 b2
A= dan B =
b 1 a1 b 2 a2
dua elemen di himpunan tersebut, maka A + B dan AB juga merupakan elemen di himpunan
M2 . Dalam hal ini
a1 + a2 (b1 + b2 ) a1 a2 b1 b2 a1 b2 a2 b1
A+B = dan AB =
b1 + b2 a1 + a2 b1 a2 + a1 b2 b1 b2 + a1 a2
5
2.2. Pendekatan Formal Bilangan Kompleks Chapter 2. Bilangan Kompleks
dengan
a b
cos = dan sin =
a2 + b 2 a2 + b 2
Hitunglah A2 , A3 , . . .
Penuntun: Ingat bahwa
sin ( + ) = sin cos + cos sin
dan
cos ( + ) = cos cos sin sin
Definisi 1 Dua pasangan terurut (a1 , b1 ) dan (a2 , b2 ) disebut sama, ditulis (a1 , b1 ) = (a2 , b2 )
jika
a1 = a2 dan b1 = b2
Definisi 2 Hasil operasi penjumlahan dari pasangan terurut (a1 , b1 ) dan (a2 , b2 ) adalah pasan-
gan terurut
(a1 , b1 ) (a2 , b2 ) = (a1 + a2 , b1 + b2 )
yaitu penjumlahan dilakukan per komponen.
1. Sifat Komutatif
Untuk setiap z1 = (a1 , b1 ) dan z2 = (a2 , b2 ) memenuhi
z1 + z2 = z2 + z1
2. Sifat Assosiatif
Untuk setiap z1 = (a1 , b1 ) , z2 = (a2 , b2 ) dan z3 = (a3 , b3 ) memenuhi
(z1 + z2 ) + z3 = z1 + (z2 + z3 )
z + (0, 0) = z
z + w = (0, 0)
Untuk mendefinisikan operasi perkalian, kita ingat kembali hasil perkalian berikut
a1 b1 a2 b2 a1 a2 b1 b2 a1 b2 a2 b1
=
b 1 a1 b 2 a2 b1 a2 + a1 b2 b1 b2 + a1 a2
Definisi 3 Hasil operasi perkalian dari pasangan terurut (a1 , b1 ) dan (a2 , b2 ) adalah pasangan
terurut
(a1 , b1 ) (a2 , b2 ) = (a1 a2 b1 b2 , a1 b2 + a2 b1 )
1. (2, 3) (1, 2)
2. (a, b) (1, 0)
3. (0, 1) (0, 1)
1. Sifat Komutatif
Untuk setiap z1 = (a1 , b1 ) dan z2 = (a2 , b2 ) memenuhi
z1 z2 = z2 z1
2. Sifat Assosiatif
Untuk setiap z1 = (a1 , b1 ) , z2 = (a2 , b2 ) dan z3 = (a3 , b3 ) memenuhi
(z1 z2 ) z3 = z1 (z2 z3 )
zw = (1, 0)
Penuntun: Tuliskan w = (x, y) dan carilah x, y dari sistem persamaan linear yang ter-
bentuk.
Latihan 2.11 Buktikan bahwa kedua operasi memenuhi sifat distributif, yaitu untuk setiap
z1 , z2 dan z3 berlaku
(z1 + z2 ) z3 = z1 z3 + z2 z3
yaitu penjumlahan dan perkalian dapat ditukar urutan pengerjaannya.
Definisi 4 Himpunan
C = {z = (a, b) : a, b R}
dengan operasi penjumlahan dan perkalian di atas disebut himpunan bilangan kompleks.
Himpunan yang mempunyai operasi penjumlahan dan perkalian, yang memenuhi sifat di
Latihan 2.8, 2.10 dan 2.11 disebut lapangan.
Misalkan z = (a, b) bilangan kompleks. Kita telah melihat bahwa ada bilangan kompleks
e = (a, b) sehingga
w
z+w e = (0, 0) (2.1)
Perhatikan bahwa untuk bilangan kompleks z, bilangan kompleks yang seperti w hanya ada
satu. Misalkan ada yang lain, misalkan w1 , dan
z + w1 = (0, 0) = z + w
e
w
e + (z + w1 ) = w
e + (z + w)e
(w
e + z) + w1 = (we + z) + w e
(0, 0) + w1 = (0, 0) + w
e
w1 = w
e
Latihan 2.12 Misalkan z = (a, b) 6= (0, 0). Kita telah mencari w e sehingga wz
e = (1, 0). Buk-
tikan bahwa tak ada lagi selain we yang memenuhi persamaan wz = (1, 0). Untuk selanjutnya,
e ditulis sebagai z1 dan disebut sebagai invers terhadap perkalian.
bilangan w
z + z1 = z2
z1 z = z2
z1 z + z2 = z3
Definisi 6 Pada bilangan kompleks (a, b) = a + bi bilangan a disebut bagian real dan b disebut
sebagai bagian imajinair dan masing-masing ditulis sebagai
Latihan 2.19 Hitung hasilnya penjumlahan dan tentukan bagian real dan imajinair dari hasil
tersebut.
1. (2 + 3i) + (4 5i)
2. (3 2i) + (3 + 2i)
Latihan 2.20 Hitung hasil perkalian dan tentukan bagian real dan imajinair dari hasil terse-
but.
1. (2 + 3i) (4 5i)
2. (3 2i) (3 + 2i)
Definisi 7 Untuk bilangan kompleks z = a+bi, konjuget dari z adalah bilangan kompleks abi
dan ditulis sebagai z.
2. Jika diketahui z = a + bi, hitung Re (w) dan Im (w) dengan w = z1 . Lakukan ini dengan
menghitung w = z1 zz . Perlihatkan dari yang dihasilkan bahwa zw = 1. Bandingkan
hasilnya dengan Latihan 2.22.
3. Lakukan hal di atas untuk yang berikut dan kemudian tuliskan hasilnya sebagai a + bi.
1
(a) 3+4i
.
1
(b) i
1i
(c) 1+i
Contoh 8 Pada Latihan 2.13, kita sudah mempelajari jawab persamaan linear. Sekarang, kita
akan mencari jawab persamaan kuadrat. Carilah semua z yang memenuhi
1. z 2 = 9
2. z 2 = i
Jawab.
(x + yi)2 = 9
x2 y 2 + 2xyi = 9
x2 y 2 = 9
2xy = 0
(a) Jika x = 0, maka persamaan pertama memberikan y 2 = 9. Dalam hal ini jawab
dari persamaan ini adalah y = 3.
(b) Jika y = 0, maka persamaan pertama memberikan x2 = 9. Dalam hal ini tidak
mempunyai jawab.
Jadi, jawab persamaan di atas ada dua, yaitu z1 = 3i dan z2 = 3i
(x + yi)2 = i
x2 y 2 + 2xyi = i
x2 y 2 = 0
2xy = 1
(b) Jika x = y, maka persamaan kedua memberikan 2xy = 2x2 = 1. Persamaan ini
tidak mempunyai jawab.
1. z 2 = i
3
2. z 2 = 5
54 i
3. z 2 2z = i
Penuntun: Tuliskan z 2 2z = (z 1)2 1.
4. z 2 + 2iz = 1.
(4,3)
imajinair
real
-1 1 2 3 4 5
-1
Karena bilangan kompleks dipandang sebagai vektor, maka wajar jika kita berbicara tentang
panjang bilangan kompleks yang disebut sebagai modulus.
Definisi 9 Untuk bilangan kompleks z = (x, y), modulus dari bilangan kompleks adalah
p
|z| = x2 + y 2
Cara menghitung dilakukan seperti biasa. Perhatikan bahwa argumen dari z tidak tung-
gal. Jika 1 dan 2 dua argumen dari z, maka
1 2 = 2n
0 < 2
Jawab. Modulus
|1 + i| = 12 + 12 = 2
dan argumennya adalah dengan
tan = 1
Dengan demikian = 4
+ 2n.
2.0
1.5
1.0 1+i
4
0.5
-1 1 2 3
-0.5
-1.0
Latihan 2.25 Gambar, hitung modulus dan argumen bilangan kompleks berikut
1. 1
2. i
3. 1 + i
4. 1 i
5. 1 i
-2 -1 1 2 3 4
-2
-4
Berdasarkan cara menggambar bilangan kompleks, maka kita dapat menuliskan bagian real
dan imajinair bilangan kompleks masing-masing sebagai
x = |z| cos dan y = |z| sin
Dengan demikian bilangan kompleks z = x + yi dapat ditulis sebagai
z = |z| (cos + i sin )
dan dikenal sebagai bentuk polar bilangan kompleks.
Latihan 2.26 Tuliskan bilangan kompleks di Latihan 2.25 dalam bentuk polar.
1 2 3 4 5 6
Hasil penjumlahan bilangan kompleks tersebut dapat diperoleh dengan aturan jajaran genjang
(lihat gambar).
Di matematika, pangkal vektor dapat dipindah. Misalkan saja vektor (2, 3) = 2 + 3i dapat
digambarkan dengan berpangkal di 4 + i. Dengan demikian diperoleh penjumlahan dengan
aturan segitiga.
4
1 2 3 4 5 6
Latihan 2.28 Jika z1 dan z2 dua bilangan kompleks, berdasarkan gambar berikan alasan bahwa
Latihan 2.29 Jika z1 dan z2 dua bilangan kompleks, berdasarkan gambar selidiki hubungan
arg (z1 ) + arg (z2 ) dan arg (z1 + z2 ).
1. z
2. 2z
3. iz
4. (2 + 2i) z
Amati perbedaan hasilnya dengan bilangan kompleks z!
1. |z1 z2 | = |z1 | |z2 |, antara modulus dan perkalian dapat ditukar urutannya.
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
-8 -6 -4 -2 2 -8 -6 -4 -2 (1,0) 2
Dengan demikian, hasil perkalian z1 z2 dapat diperoleh dari z1 dengan merotasi sebesar
arg z2 dan diperpanjang sebesar |z2 |. Atau dapat diperoleh dari z2 dengan merotasi sebesar
arg z1 dan diperpanjang sebesar |z1 |.
7
-8 -6 -4 -2 0 2 4
1. Gambar di bagian kiri adalah segitiga dengan titik sudut 0, 1 dan i. Jika masing-masing
titik sudut dikalikan dengan i, maka titik sudut yang diperoleh adalah 0, i, dan 1.
2 2
1 1
-2 -1 1 2-2 -1 1 2
-1 -1
-2 -2
2. Gambar di bagian kiri adalah segitiga dengan titik sudut 0, 1 dan i. Jika masing-masing
dikalikan dengan 3 + 4i, maka titik sudut yang diperoleh adalah 0, 3 + 4i, dan 4 3i.
-4 -2 2 4
-2
-4
Latihan 2.33 Misalkan z bilangan kompleks dengan modulus r dan argumen . Hitung mod-
ulus dan argumen bilangan kompleks berikut
1. iz
2. (2 + 2i) z
z
3. i
z
4. 2+2i
1. z 2 , z 3 , . . . , z 1000
1
2. , 1
z z2
, z13 , . . . , z1000
1
1
Latihan 2.36 Misalkan z = 2
+ 21 i 3. Hitung z 2 , z 3 , . . . , z 2013 .
Latihan 2.37 Hasil di atas dapat diperumum untuk n bilangan bulat, untuk z = r (cos + i sin ).
Latihan 2.38 Dengan menggunakan Latihan 2.37, tuliskan bilangan kompleks berikut dalam
bentuk a + bi
5
1. 1+i
1i
4
1+i 3
2. 1i
Proposisi 12 Jika z1 dan z2 dua bilangan kompleks, buktikan secara aljabar bahwa
= (a1 + a2 )2 + (b1 + b2 )2
= a21 + b21 + a22 + b22 + 2 (a1 a2 + b1 b2 )
Dalam hal ini kita menggunakan pertidaksamaan Cauchy-Schwart di aljabar linear, bahwa
q q
|(a1 a2 + b1 b2 )| a21 + b21 a22 + b22
Latihan 2.40 Kita akan membuktikan pertaksamaan segitiga dengan cara lain.
z2 z3
Jawab. Tuliskan w1 = 1 dan w2 = z1
, w3 = z1
. Dengan demikian
z1 + z1 w2 + z1 w3 = 0
z1 (1 + w2 + w3 ) = 0
1
Karena z1 6= 0, maka dengan mengalikan persamaan terakhir dengan z1
akan diperoleh
1 + w2 + w3 = 0
w3 = (1 + cos ) i sin
(1 + cos )2 + sin2 = 1
1 + 2 cos + cos2 + sin2 = 1
2 2 1 1
w2 = cos + i sin = + i 3
3 3 2 2
2 2 1 1
w3 = 1 + cos i sin = i 3
3 3 2 2
1.0
0.5
-0.5
-1.0
1.0
0.5
-0.5
-1.0
-1.5
1 0 1 2 3 4
Latihan 2.45 Diketahui tiga bilangan kompleks z1 , z2 , z3 . Tentukan bilangan kompleks ke em-
pat z4 agar ke empat titik sudut tersebut terletak pada jajaran genjang.
Contoh 14 Diketahui tiga bilangan kompleks berbeda z1 , z2 , z3 . Apakah syarat agar ketiga titik
tersebut terletak pada garis lurus.
Jawab. Perhatikan bahwa z2 z1 dan z3 z2 . Agar z1 , z2 , z3 terletak pada satu garis, dua
bilangan kompleks z2 z1 dan z3 z2 harus merupakan kelipatannya (tanpa ada rotasi). Jadi
ada bilangan real sehingga
z2 z1
z2 z1 = (z3 z2 ) atau merupakan bilangan real
z3 z2
3 2 1 0 1 2 3 4
Perhatikan bahwa argumentasi di atas dapat dibalik. Dengan demikian z1 , z2 , z3 terletak pada
z1
satu garis jika dan hanya jika zz32 z 2
merupakan bilangan real
1 0 1 2 3 4 5 6 7
Dengan menghubungkan titik-titik seperti pada gambar, maka sudut di titik sudut z1 dapat
dinyatakan sebagai
z4 z1 z1 z4
arg = arg
z3 z1 z1 z3
Sedangkan sudut di titik sudut z2 dapat dinyatakan sebagai
z4 z2 z2 z4
arg = arg
z3 z2 z2 z3
Karena mereka terletak pada lingkaran, maka
z1 z4 z2 z4 z1 z4 z2 z4
arg = arg atau arg arg =0
z1 z3 z2 z3 z1 z3 z2 z3
Dengan demikian
z1 z4 z2 z4 z1 z4 z2 z4
arg / = arg arg =0
z1 z3 z2 z3 z1 z3 z2 z3
atau bilangan
z1 z4 z2 z3
merupakan bilangan real
z1 z3 z2 z4
Sekali lagi argumen di atas dapat dibalik. Sehingga syarat z1 , z2 , z3 dan z4 terletak pada
z4 z2 z3
lingkaran jika dan hanya jika zz11 z 3 z2 z4
terletak pada lingkaran.
Tantangan 4 Diketahui empat bilangan kompleks berbeda z1 , z2 , z3 dan z4 . Carilah syarat
tentang bentuk
(z1 z3 ) (z2 z4 )
(z1 z4 ) (z2 z3 )
sehingga z1 , z2 , z3 dan z4 terletak pada satu garis.
Tantangan 5 Titik z1 , z2 , . . . zn terletak pada satu garis yang melalui titik nol. Buktikan bahwa
1 1
, , . . . , z1n juga terletak pada satu garis yang melalui titik nol juga asalkan
z1 z2
1 1 1
z1 + z2 + . . . + zn 6= 0 dan + + ... + 6= 0
z1 z2 zn
Contoh 16 Jarak antara dua bilangan kompleks z1 dan z2 dapat dinyatakan sebagai |z1 z2 | =
|z2 z1 |.
4
-1 1 2 3 4
-1
-2
-3
Contoh 17 Jelaskan tentang himpunan {z : |z z0 | < R} jika diketahui z0 dan bilangan real
R dengan kata lain sebutkan semua z yang berada di himpunan tersebut.
Jawab. Himpunan {z : |z z0 | < R} berisi semua bilangan kompleks z yang mempunyai jarak
terhadap z0 lebih kecil dari R.
Latihan 2.46 Jelaskan tentang himpunan {z : |z z0 | > R} jika diketahui z0 dan bilangan
real R. Demikian pula dengan himpunan {z : |z z0 | = R}.
Jawab. Arti dari |z 3| = 2 |z + 3| adalah bilangan kompleks z yang jarak terhadap 3 adalah
dua kali jarak z terhadap 3. Tetapi ini tidak mudah. Kita harus menggunakan aljabar.
|z 3| = 2 |z + 3|
q q
(x 3) + y = 2 (x + 3)2 + y 2
2 2
(x + 5)2 + y 2 = 16
-8 -6 -4 -2 2
4 -2
-4
|z 3|2 = 4 |z + 3|2
(z 3) (z 3) = 4 (z + 3) (z + 3)
Latihan 2.51 Diketahui bilangan kompleks z1 dan z2 . Gambarkan semua bilangan kompleks
zz1
yang memenuhi Im zz 2
= 0.
Latihan 2.52 Misalkan diketahui bilangan kompleks a dengan |a| < 1. Buktikan bahwa untuk
|z| = 1 nilai
za
1 az = 1
Latihan 2.53 Misalkan diketahui bilangan kompleks a dengan |a| < 1. Buktikan bahwa untuk
|z| < 1 nilai
za
1 az < 1
Contoh 19 Diketahui daerah A seperti gambar. Tentukan bilangan M sekecil mungkin se-
hingga |z| M untuk setiap z A.
3
D C
2
2 1 0 1 2 3 4
A B
1
Jawab. Sekali lagi |z| dapat dipandang sebagai jarak z terhadap titik 0. Jarak yang terpanjang
terjadi jika z berada di C. Jadi
|z| 32 + 22 = 14
Jadi, nilai M = 14.
Latihan 2.54 Diketahui daerah A seperti gambar pada Contoh 19. Tentukan bilangan M
sekecil mungkin sehingga |z 2| M untuk setiap z A.
Kita telah mengetahui bahwa bilangan kompleks |z| = 1 atau |z|2 = 1 adalah semua bilangan
kompleks yang berada di lingkaran dengan pusat di 0 dan berjari-jari 1. Perhatikan bahwa
persamaan tersebut dapat ditulis sebagai zz = 1. Sekarang, kita akan mencari semua bilangan
kompleks z dan z jika z tidak terletak pada lingkaran satuan tersebut, tetapi tetap memenuhi
persamaan
zz = 1
Disini z dan z dianggap merupakan dua bilangan kompleks yang berbeda. Teknik ini disebut
sebagai polarisasi.
Dengan menuliskan z = r (cos + i sin ), maka
1 1 1
z= = (cos i sin ) = [cos () + i sin ()]
r (cos + i sin ) r r
2
-1
-2
-2 -1 0 1 2
1
Latihan 2.56 Misalkan z = 2
+ 21 i. Carilah bilangan kompleks z yang memenuhi zz = 1.
Jawab. Cara yang sederhana untuk menyelesaikan ini adalah menuliskan z = x + yi, dengan
demikian
z 2 = (x + yi)2 = x2 y 2 + 2xyi = i
Berdasarkan kesamaan bilangan kompleks, maka
x2 y 2 = 0
2xy = 1
x4 2x2 y 2 + y 4 = 0
4x2 y 2 = 1
1
r
1
2x2 = 1 atau x = = 2
2 2
Karena 2xy = 1, maka untuk x = 12 2, diperoleh y = 12 2. Sedangkan untuk x = 12 2,
diperoleh nilai y = 21 2. Dengan demikian jawab persamaan tersebut adalah
1 1 1 1
2 + i 2 dan 2 i 2
2 2 2 2
1.0
0.5
-0.5
-1.0
Sekarang kita dapat menyelesaikan persamaan yang tidak mempunyai jawab di bilangan
real, yaitu
z2 + 1 = 0
1.0
0.5
-0.5
-1.0
1. z 2 + 25 = 0
2. (z 1)2 + 4 = 0
Untuk mencari jawab persamaan pangkat tinggi, kita akan menggunakan bentuk polar dari
bilangan kompleks. Kita telah mengetahui bahwa untuk bilangan bulat n, maka
Lihat Latihan 2.35 dan 2.37. Rumus ini dikenal sebagai rumus deMoivre.
dengan ruas kanan cos 0 + i sin 0 merupakan penyajian bentuk polar dari bilangan komplek 1.
Dengan demikian nilai r3 = 1 atau r = 1, dan
2
3 = 0 + 2n atau = n
3
untuk n = 0, 1, 2, . . .. Jadi
2 2
z = cos n + sin n
3 3
1. Untuk n = 0, maka
z1 = 1
2. Untuk n = 1, maka
2 2
z2 = cos + i sin
3 3
1 1
= + i 3
2 2
3. Untuk n = 2, maka
4 4
z3 = cos + i sin
3 3
1 1
= i 3
2 2
4. Untuk n = 3, maka
z4 = cos 2 + i sin 2
=1
kembali ke z1 . Kita dapat melihat bahwa untuk n lainnya akan kembali ke salah satu
dari z1 , z2 dan z3 . Jadi, akar persamaan di atas hanya ada tiga yaitu
1 1 1 1
1, + i 3, i 3
2 2 2 2
1.0
0.5
-0.5
-1.0
1. z 4 = 1
2. z 4 = 1
3. z 4 = i
Gambarlah akar dari masing-masing persamaan tersebut. Bentuk apa yang disusun oleh
mereka.
Latihan 2.60 Carilah bilangan kompleks z yang memenuhi z n = 1 jika n bilangan asli.
Latihan 2.61 Carilah koordinat titik sudut segi 4 beraturan dengan pusat di titik 0 jika salah
satu titik sudut adalah z1 .
1. Jika arus tersebut melewati hambatan R, maka besarnya tegangan yang dihasilkan adalah
VR = IR
= I0 R cos t
= I0 R Re [(cos t + i sin t)]
= Re [I0 R (cos t + i sin t)]
h i
= Re RIb
2. Jika arus tersebut melewati induktor, maka besarnya tegangan yang terjadi
dI
VL = L
dt
= LI0 sin t
Untuk menggunakan aturan phasor, kita harus menuliskan bentuk tersebut menjadi
VL = LI0 cos t +
h 2 i
= LI0 Re cos t + + i sin t +
2 2 oi
h n
= Re LI0 cos t + + i sin t +
2 2
Sekarang, kita akan menyatakan dalam I.
b Untuk itu bentuk terakhir ini dapat dituliskan
sebagai
VL = Re [LI0 ( sin t + i cos t)]
h i
= Re [LI0 i (cos t + i sin t)] = Re LiIb
3. Jika arus tersebut melewati kapasitor, maka besarnya tegangan yang terjadi adalah
Z
1
VC = Idt
C
1
= I0 sin t
C
Untuk menggunakan aturan phasor, kita harus menuliskan bentuk tersebut menjadi
1
VC = I0 cos t
C 2
1 h i
= I0 Re cos t + i sin t
C 2 2
1 n o
= Re I0 cos t + i sin t
C 2 2
Tetapi bentuk terakhir ini dapat dituliskan sebagai
1
VC = Re I0 (sin t i cos t)
C
1
= Re (i) I0 (cos t + i sin t)
C
i b
= Re I
C
Dengan demikian
1
Vb = R + i L Ib = Z Ib
C
dengan
1
Z = R + i L
C
disebut Impedansi pengganti dari ketiga objek listrik tersebut.
Secara terpisah, impedansi dari hambatan, induktor dan kapasitor masing-masing adalah
1 1
ZR = R, ZL = Li, ZR = i=
C Ci
Latihan 2.63 Jika induktor dan kapasitor disusun paralel, impedansi pengganti adalah
1 1 1
= +
Z ZL ZC
Carilah Z.
Contoh 22 Misalkan z1 , z2 dan z3 tiga bilangan kompleks di cakram satuan tutup dengan pusat
0. Buktikan bahwa ada dua dari tiga bilangan komleks tersebut, misalkan zj , zk dengan j, k
{1, 2, 3} dan j 6= k, sehingga
Jawab. Misalkan kesimpulan tidak benar, artinya untuk setiap j, k {1, 2, 3} dengan j 6= k
berlaku
|zj zk | > 1 dan |zj + zk | > 1
Dengan demikian, masing-masing bilangan kompleks tak sama dengan nol.
Kita klaim juga bahwa
zj
6 R untuk setiap j 6= k
zk
z
Sebab, jika sebaliknya terjadi ada zj dan zk dengan j 6= k dan zkj R, maka kalau perlu dengan
z
memilih invvers terhadap perkalian, kita dapat menganggap bahwa zkj 1. Selanjutnya
zj zj
1 < |zk zj | = |zk | 1 = |zk | 1
zk zk
zj zj
1 < |zk + zj | = |zk | 1 + = |zk | 1 +
zk zk
Jumlah keduanya
2 < 2 |zk | atau 1 < |zk |
Dengan demikian semua bilangan kompleks tidak ada yang merupakan kelipatan real dari yang
lain.
Selanjutnya, bentuk bilangan kompleks
{w1 , w2 , . . . , w6 } = {z1 , z2 , z3 }
Ke enam bilangan kompleks tersebut akan membagi sudut 2 menjadi enam daerah. Tentu
ada dua bilangan kompleks wa dan wb sehingga membentuk sudut yang lebih kecil atau sama
dengan 3 . Dengan demikian cos 12 dan
Latihan 2.65 Misalkan n bilangan asli dan bilangan kompleks z1 , z2 , . . . , zn di cakram satuan
tutup dengan pusat 0. Buktikan ada bilangan k = 1 dengan k = 1, . . . , n sehingga
Xn
k zk 3
k=1
1
2. f (z) = z 2 +1
1
3. f (z) = z 4 +1
Kita dapat mengkaitkan fungsi kompleks ini dengan fungsi bilangan real.
Contoh 24 Tuliskan w = z 2 sebagai dua fungsi bilangan real.
Jawab. Tuliskan z = x + yi, maka
w = (x + yi)2
= x2 + 2xyi y 2
= x2 y 2 + 2xyi
Dengan menuliskan w = u + vi, maka diperoleh dua fungsi real yaitu
u = x2 y 2
v = 2xy
35
3.1. Menggambar Grafik Fungsi Chapter 3. Fungsi Bilangan Kompleks
u = a2 y 2
v = 2ay
5 5
-4 -2 2 4 6 8 -4 -2 2 4 6 8
-5 -5
Latihan 3.2 Jika nilai a makin besar, bagaimana bentuk dari parabola tersebut. Cari juga peta
dari sumbu y.
Berikut adalah gambar dari peta titik-titik di sumbu Y atau titik (0, y) oleh pemetaan
w = z2.
5 5
-4 -2 2 4 6 8 -4 -2 2 4 6 8
-5 -5
5
2
-2 -1 1 2 -4 -2 2 4
-1
-2
-5
1. Carilah peta 1 + i, i dan 1 + i. Gambarkan pula bilangan kompleks dan petanya. Apa
hubungannya?
1 1 1
-2 -1 1 2-2 -1 1 2-2 -1 1 2
-1 -1 -1
-2 -2 -2
Latihan 3.5 1. Tentukan peta dari semua titik di kuadran pertama oleh pemetaan w = z 2 .
2. Tentukan peta dari semua titik di setengah bidang atas, yaitu {z : Im z 0} oleh w = z 2 .
2 2
1 1
-2 -1 1 2 -2 -1 1 2
-1 -1
-2 -2
Selain dengan cara di atas, kita juga dapat melihat melalui phasenya. Berikut dari phase
dari z 2
Jawab.
w = (1 + i) (a + yi)
= a y + i(a + y)
u + v = 2a
w = (1 + i) (x + bi)
= x b + i(x + b)
Jadi
u=xb
v =x+b
v u = 2b
5
2
-4 -2 2 4 -5 5
-2
-5
-4
5
2
-4 -2 2 4 -5 5
-2
-5
-4
Di gambar terlihat bahwa hasil peta garis x = a dirotasi sebesar sudut 450 . Hal ini tidak
mengherankan sebab
1 + i = 2 cos + i sin
4 4
Diagram Phase dari (1 + i) z dapat dilihat pada gambar berikut
1. w = iz
2. w = z + 2 + 3i
Kemudian, berikan komentar secara geometri hasil pemetaan tersebut.
Latihan 3.7 Carilah peta semua titik di kuadran pertama oleh pemetaan di Latihan 3.6
z
Latihan 3.8 Cari peta x = a dan y = b oleh w = 1+z .
Perhatikan bahwa daerah definisi fungsi ini {z : z 6= 1}.
Latihan 3.9 Tentukan bagian real dan bagian imajinair dari fungsi berikut
1
1. z
1
2. z + z
Peta dari f (z) = z + 1/z (Jika perlu gunakan komputer untuk melihat secara lengkap dari
petanya).
Selain sebagai pemetaan, fungsi kompleks dapat juga dipandang sebagai medan vektor.
Sebagai contoh fungsi f (z) = z dan f (z) = z 2 masing-masing dapat digambarkan sebagai
2 2
1 1
0 0
-1 -1
-2 -2
-2 -1 0 1 2 -2 -1 0 1 2
1
Perhatikan pula grafik f (z) = z
yang digambar terpisah-pisah
2.0 2.0
1.5 1.5
1.0 1.0
0.5 0.5
Contoh 26 Carilah fungsi linear yang memetakan segitiga dengan titik sudut 0, 1, dan i men-
jadi segitiga dengan titik sudut 0, 2 dan 1 + i.
Jawab. Fungsi linear mempunyai bentuk w = az + b, hanya akan ada pergeseran, rotasi
dan perbesaran. Jadi, kita tidak dapat menentukan langsung nilai masing-masing titik sudut.
1.4 1.4
1.2 1.2
1.0 1.0
0.8 0.8
0.6 0.6
0.4 0.4
0.2 0.2
0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Kita melihat bahwa titik 0 akan dibawa ke titik 1 + i (keduanya merupakan titik sudut siku-
siku). Jadi, untuk z = 0, maka w = 1 + i. Dengan demikian
w = az + (1 + i)
2 = a + 1 + i atau a = 1 i
w = (1 i) i + 1 + i = 2 + 2i
w = a + 1 + i = 0 atau a = (1 + i)
w = (1 + i) i + 1 + i = 2
Latihan 3.10 Carilah fungsi linear yang memetakan segitiga dengan titik sudut 0, 1, dan i
menjadi segitiga dengan titik sudut 2, 2 dan 2i
Latihan 3.11 Carilah fungsi linear yang mempunyai titik tetap 1 + 2i dan memetakan i ke
titik i.
Penuntun: Titik z0 disebut titik tetap fungsi w = f (z) jika z0 = f (z0 ).
Latihan 3.12 Untuk transformasi berikut, carilah titik tetapnya z0 (jika ada), sudut rotasi
dan faktor pembesaran k. Kemudian, tuliskan transformasi tersebut dalam bentuk w z0 =
k (z z0 )
1. w = 2z + 1 3i
2. w = iz + 4
3. w = z + 1 2i
4. w w1 = a (z z1 ) dengan a 6= 0
5. w = az + b dengan a 6= 0.
Contoh 27 Carilah bentuk umum fungsi linear yang memetakan setengah bidang atas pada
setengah bidang atas.
Jawab. Kita akan mencari pemetaan w = az + b sehingga setengah bidang atas ke setengah
bidang atas. Tentu disini tidak ada faktor rotasi, sebab jika ada maka hasilnya akan keluar
dari setengah bidang atas. Jadi a harus real dan positif
Demikian pula pergeseran, tidak akan ke atas (tidak akan pada), juga tidak ke bawah (lebih
dari setengah bidang atas). Jadi b juga real. Oleh karena itu bentuk umumnya adalah
w = az + b
dengan a > 0 dan b R.
Latihan 3.13 1. Carilah bentuk umum fungsi linear yang memetakan setengah bidang atas
pada setengah bidang bawah.
2. Carilah bentuk umum fungsi linear yang memetakan setengah bidang atas pada setengah
bidang kanan.
3. Carilah bentuk umum fungsi linear yang memetakan setengah bidang kanan pada dirinya
sendiri.
1
Contoh 28 Carilah hasil peta x = a oleh w = z
Untuk a 6= 0 maka u 6= 0,
2
2 2 1 2 2 1 1
+ v2 =
u = a u + v atau u + v u = 0 atau u
a 2a 4a2
1 1
yaitu lingkaran dengan pusat 2a , 0 dengan jari-jari 2a
4 1.0
2 0.5
-2 -0.5
-4 -1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
Misalkan sekarang ada sumber di titik 2 + 2i, maka kecepatan akibat sumber ini adalah
k1
v1 =
(z 2 2i)
Sedangkan kecepatan total menjadi
k k1
+
z (z 2 + 2i)
1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
Sekarang, jika ada kebocoran di titik 2 2i, maka kecepatan total semuanya adalah
k k1
z (z 2 + 2i)
1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
Definisi 29 Misalkan z0 C dan bilangan positif > 0. Cakram dengan pusat z0 dan berjari-
jari > 0 adalah himpunan
{z : |z z0 | < }
dan ditulis D (z0 ; ).
Definisi 30 Diketahui himpunan A C. Titik z0 C disebut titik dalam jika ada bilangan
> 0 sehingga D (z0 ; ) A.
Definisi 31 Misalkan diketahui fungsi w = f (z) dengan daerah definisi fungsi adalah A dan
z0 titik dalam A. Yang dimaksud dengan
lim f (z) = L
zz0
jika untuk setiap > 0 ada bilangan > 0 sehingga untuk setiap z D (z0 ; ) A maka
|f (z) L| < .
Perhatikan bahwa bilangan > 0 tentu dipilih yang lebih kecil agar bilangan kompleks z
yang diperoleh masuk ke dalam daerah definisi fungsi.
Sekali lagi, karena
dengan Re (f (z)) = u (x, y). Hal yang serupa untuk bagian Im. Berdasarkan Proposisi 32, kita
dapat menguji limit suatu fungsi kompleks dengan menggunakan fungsi real.
z 2 = (x + yi)2 = x2 y 2 + 2xyi
Jadi
x2 y 2 + 2xyi = x20 y02 + 2x0 y0 i
lim
(x,y)(x0 ,y0 )
atau
lim z 2 = z02
zz0
Jawab. Cara lain, ambil > 0. Kita akan mencari > 0 sehingga |z z0 | < maka
|z 2 z02 | < . Kita hanya akan memandang semua z yang cukup dekat dengan z0 , misalkan
|z z0 | < 1
Selanjutnya
2
z z02 = |z + z0 | |z z0 |
Latihan 3.18 Kita akan membuktikan bahwa limzz0 (az + b) = az0 +b, dengan cara mengam-
bil > 0, kita akan mencari > 0 sehingga
|z z0 | < maka |az + b (az0 + b)| <
Carilah > 0 tersebut.
Definisi 34 Diketahui fungsi w = f (z) dengan daerah definisi A dan z0 titik dalam dari A.
Fungsi tersebut kontinu di z0 A jika limzz0 f (z) = f (z0 ).
Sekali lagi, karena limit fungsi kompleks dapat dihitung melalui fungsi real, maka berdasarkan
Proposisi 32, ke kontinuan fungsi kompleks dapat dilakukan melalui fungsi real yang merupakan
komponen dari fungsi komleks.
Grafik berikut memperlihatkan fungsi x2xy +y 2
untuk (x, y) 6= (0, 0).
2
0.5
0 2
0.0
1
-0.5
-2 0
-1
-1
0 -1
1
-2
-2
-2 -1 0 1 2 2
2
0 2
0
-2 1
-4
-2 0
-1
-1
0 -1
1
-2
-2
-2 -1 0 1 2 2
Definisi 35 Diketahui fungsi w = f (z) dengan daerah definisi A dan z0 titik dalam dari A.
Turunan fungsi f di z0 A adalah nilai
f (z) f (z0 )
lim (3.2)
zz0 z z0
jika limit ini ada. Nilai turunan tersebut ditulis sebagai f 0 (z0 ) atau dw
dz
.
Jawab. Untuk memperlihatkan bahwa fungsi tidak mempunyai turunan, kita cukup menghi-
tung limit tersebut melalui dua cara, dan hasilnya berbeda. Dalam hal ini, melalui garis sejajar
sumbu x dan yang lain sejajar sumbu y. Perhitungan limit sejajar sumbu x, diperoleh
(z0 + x) z 0 z 0 + x z 0
lim = lim =1
x0 x x0 x
Sedangkan perhitungan sejajar sumbu y, diperoleh
(z0 + iy) z 0 z 0 iy z 0
lim = lim = 1
iy0 iy y0 iy
f (z0 +z)f (z0 )
Karena tidak sama, maka limz0 z
tidak mempunyai nilai. Jadi f tidak mempun-
yai turunan.
Latihan 3.19 Perlihatkan bahwa fungsi f (z) = |z|2 tidak mempunyai turunan di z0 .
Hasil terakhir, kalau perlu, dapat dihitung melalui fungsi real. Jadi
f 0 (z0 ) = 2z0
Latihan 3.20 Perlihatkan bahwa f (z) = z 3 mempunyai turunan di z0 . Demikian pula dengan
f (z) = z n dengan n bilangan asli. Cari juga f 0 (z0 ).
Latihan 3.21 Jika f (z) dan g (z) mempunyai turunan di z0 , buktikan bahwa
1. f +g mempunyai turunan juga dan nilai turunannya adalah (f + g)0 (z0 ) = f 0 (z0 )+g 0 (z0 )
2. f g mempunyai turunan juga dan nilai turunannya adalah (f g)0 (z0 ) = f 0 (z0 ) g (z0 ) +
f (z0 ) g 0 (z0 )
f
3. g
mempunyai turunan di z0 asalkan g (z0 ) 6= 0 dan nilai turunannya
0
f g (z0 ) f 0 (z0 ) f (z0 ) g 0 (z0 )
(z0 ) =
g g (z0 )2
1. f (z) = (z 2 + a) (z + b)
iz
2. f (z) = i+z
Latihan 3.23 Misalkan f mempunyai turunan di z0 , kita dapat menghitung nilai turunannya
sejajar sumbu imajinair saja. Carilah nilainya!
Penuntun:
f (z0 + z) f (z0 ) f (z0 + iy) f (z0 )
lim = lim
z0 z iy0 iy
Latihan 3.26 Misalkan diketahui fungsi f (z) = u (x, y) dengan ux (x0 , y0 ) 6= 0. Apakah f
dapat diturunkan di (x0 , y0 )?
Kita telah melihat di Latihan 3.24, bahwa fungsi yang dapat diturunkan secara kompleks,
maka fungsi memenuhi persamaan Cauchy-Riemann. Kita juga sudah melihat fungsi yang
memenuhi persamaan Cauchy-Riemann di suatu titik, tetapi tidak dapat diturunkan secara
kompleks di titik tersebut (Manakah itu?). Proposisi berikut memperlihatkan bahwa untuk
fungsi yang memenuhi persamaan Cauchy-Riemann agar dapat diturunkan memerlukan syarat
tambahan.
2. ux , uy , vx , vy kontinu di z0
z = x + yi
z = x yi
maka
z+z zz
x= dan y =
2 2i
Dengan menggunakan aturan rantai di kalkulus, maka
= + dan =i
x z z y z z
atau
1 1
= i dan = +i
z 2 x y z 2 x y
Selanjutnya, jika f (z) = u (x, y) + iv (x, y), maka
f u v
= +i
x x x
v u f
= i = i
y y y
setelah menggunakan persamaan Cauchy-Riemann. Dengan demikian
f f f
+i = 0 atau =0
x y z
Hasil ini mengatakan bahwa fungsi yang dapat diturunkan secara kompleks tidak bergantung
kepada z.
Oleh karena itu kita tidak heran bahwa fungsi f (z) = z, f (z) = zz adalah fungsi yang
tidak dapat diturunkan secara kompleks di z 6= 0.
Latihan 3.27 Diketahui fungsi f (z) = az 2 + bzz + cz 2 . Carilah turunan fungsi ini, dan
perlihatkan bahwa fungsi ini dapat diturunkan secara kompleks jika dan hanya jika bz + 2cz = 0.
Sekarang misalkan ada fungsi w = f (z), maka lintasan benda yang bergerak di bidang z
tersebut akan dipetakan sebagai lengkungan di bidang w dengan persamaan w (t) = f (z (t)).
Selanjutnya, turunan w terhadap t dapat dihitung sebagai
Dengan demikian vektor singgung z 0 (t) akan diputar sebesar sudut arg (f 0 (z (t0 ))) dan diperbe-
sar dengan faktor |f 0 (z (t0 ))|.
Jawab.
-4 -3 -2 -1 1
-5
-2 -1 1 2
-1 -10
2. Hitung w0 (t0 ) dengan dua cara, pertama dicari dari formula w (t), dan kedua dengan
formula 3.3.
Misalkan kita mempunyai w = z 2 di titik 2 + 3i. Peta titik ini adalah (2 + 3i)2 = 5 + 12i.
Selanjutnya, peta garis x = 2, x = 3, y = 3 dan y = 4 dapat dilihat pada gambar berikut.
6 30
5 25
4 20
3 15
2 10
1 5
f (x + yi) = (x + yi)2
= x2 y 2 + 2xyi
x2 y 2
2 2
dapat dipandang sebagai fungsi dari R R yaitu , maka turunannya adalah
2xy
2x 2y 4 6
=
2y 2x (2,3)
6 4
40
30
20
10
Secara umum, misalkan w = f (z) = u (x, y) + iv (x, y), maka turunannya adalah
u u u u
x y x y
v v = u u
x y
y x
Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa luas daerah peta suatu fungsi yang dapat diturunkan
secara kompleks, tak pernah menjadi singular
f (x, y) = x2 y 2 + 2i |xy|
analitik
f (x, y) = x2 y 2 + 2ixy
jika x2 y 2 > 0 dan xy > 0. Dalam hal ini, fungsi tersebut adalah f (z) = z 2 , yang kita sudah
sering melihat sebagai fungsi yang analitik. Demikian pula, jika x2 y 2 < 0 dan xy < 0, maka
fungsi dapat dituliskan sebagai f (x) = z 2 yang juga analitik.
Tetapi saat x2 y 2 > 0 dan xy < 0, atau x2 y 2 < 0 dan xy > 0, maka kita dapat menguji
bahwa fungsi ini tidak memenuhi persamaan CR, maka fungsi tidak analitik.
Contoh 42 Carilah fungsi v (x, y) agar fungsi f (x, y) = x2 y 2 + iv (x, y) merupakan fungsi
analitik.
karena kalau fungsi ini diturunkan terhadap y akan kembali ke 2x. Selanjutnya, berdasarkan
persamaan terakhir ini kita mempunyai
v
= 2y + p0 (x) = 2y
x
Dengan demikian
p0 (x) = 0 atau p (x) = C
Jadi, fungsi v yang dicari adalah v (x, y) = 2xy + C.
Definisi 43 Fungsi v yang memenuhi sehingga f (z) = u+iv merupakan fungsi analitik disebut
pasangan harmonik bagi u.
1. u (x, y) = x2 y 2 + x
2. u (x, y) = ex cos y
Latihan 3.32 Apakah ada v sehingga f (z) = u + iv merupakan fungsi analitik jika u = ey/x .
Latihan 3.33 Apakah ada v sehingga f (z) = u + iv merupakan fungsi analitik jika u (x, y) =
(x).
Latihan 3.34 Apakah ada v sehingga f (z) = u + iv merupakan fungsi analitik jika u (x, y) =
(ax + by).
Latihan 3.35 Misalkan diketahui fungsi analitik f (z) = u (x, y) + iC dengan C merupajkan
konstanta. Buktikan bahwa u (x, y) juga konstan.
Latihan 3.36 Jika f (z) dan f (z) keduanya analitik, maka f (z) konstan.
1. f (z) = iz
2. f (z) = z 2
3. f (z) = z1 .
Latihan 3.38 Buktikan bahwa v juga merupakan fungsi harmonik jika f = u + iv merupakan
fungsi analitik.
1. u (x, y) = x2 y 2
2. u (x, y) = x2 + y 2
2 2
1 1
0 0
-1 -1
-2 -2
-2 -1 0 1 2 -2 -1 0 1 2
merupakan fungsi analitik disebut sebagai fungsi harmonik konjuget. Untuk mencarinya, kita
dapat menggunakan persamaan Cauchy-Riemann.
Jawab.
v u
=
x y
0
h (y) = x
Latihan 3.41 Buktikan bahwa fungsi berikut harmonik dan carilah harmonik konjugetnya
1. xy + 3x2 y y 3
x
4. x2 +y 2
2. Jika fungsi kompleks dibatasi sepanjang sumbu real, harus tepat sama dengan fungsi real
yang ada.
3. Untuk x R, f (x) = ex
Tuliskan fungsi tersebut sebagai f (z) = u (x, y) + iv (x, y) dan dapat diturunkan di seluruh
daerah. Karena x R, f (x) = ex , maka
u (x, 0) + iv (x, 0) = ex
Pengamatan pertama,
ux = u dan vx = v
Berdasarkan hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa
dengan p (y) dan q (y) merupakan konstanta (terhadap variabel x) yang masih harus ditentukan.
Dalam hal ini, konstanta tersebut bergantung kepada y. Karena u (x, 0) = ex , maka p (y) = 1
dan untuk v (x, 0) = 0, maka q (0) = 0.
Selanjutnya, bagian kedua di persamaan (3.4) memberikan
vy = u dan uy = v
atau
q 0 (y) = p (y) dan p0 (y) = q (y)
Dengan menurunkan p0 (y) = q (y) terhadap y maka
Jadi
p (y) = C1 cos y + C2 sin y
Untuk menentukan nilai C1 dan C2 , kita menggunakan syarat u (x, 0) = ex dan v (x, 0) = 0
yang masing-masing memberikan p (0) = 1 dan q (0) = 0. Karena
Jadi
p (y) = cos y dan q (y) = sin y
Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan
1
2
-2 -1 1 2 -2 2 4
-2
-1
-4
-2
1
2
-2 -1 1 2 -3 -2 -1 1 2 3 4
-2
-1
-4
-2
Latihan 3.44 Carilah peta daerah {(x, y) : x < 0 dan 0 < y < < 2}
e2x = 1
atau x = 0.
Selanjutnya, dengan mensubstitusikan ke persamaan (3.5) maka
10
2
6
-4 -2 2 4
-2
2
-2 -1 1 2 -4
Kita akan mendefinisikan fungsi logaritma sesuai dengan fungsi logaritma di bilangan real,
yaitu invers dari fungsi eksponensial. Di bilangan real
1. ln i
2. ln (1 + i)
1. |z| = R
2. arg z =
1. Re (ez ) = a
2. Im (ez ) = b
Latihan 3.50 Misalkan w = f (z) dan z = f 1 (w) merupakan inversnya. Turunan dari
dw 1
= dz
dz dw
1. fungsi sin (z) dan cos z tersebut harus dapat analitik di seluruh bidang kompleks.
2. sin (x) dan cos (x) (yaitu hanya untuk bilangan real) tepat sama dengan fungsi trigonometri
di bilangan real.
Latihan 3.51 Carilah definisi fungsi sin (z) dan cos (z) yang mempunyai sifat di atas seperti
saat kita mencari fungsi eksponensial, yaitu menuliskan sin (z) = u1 (x, y) + iv1 (x, y) dan
cos (z) = u2 (x, y) + iv2 (x, y).
Tetapi disini kita akan mendefinisikan dengan cara lain. Berdasarkan funsgi eksponensial
di atas, kita melihat bahwa
Jadi
eiy eiy eiy + eiy
sin y = dan cos y =
2 2
Oleh karena itu, untuk bilangan kompleks, kita definisikan sebagai
Latihan 3.53 Selanjutnya, carilah Re (sin z) dan Im (sin z). Cari juga |sin z|.
Latihan 3.54 Tentukan peta x = a oleh sin (z) dan peta y = b oleh sin (z). Perhatikan bahwa
nilai sin (z) dapat sangat besar.
2
2
1
-2 -1 1 2 -3 -2 -1 1 2 3
-1
-1
-2
-3
-2
2
1
-2 -1 1 2 -3 -2 -1 1 2 3
-1
-1
-2
-3
-2
Latihan 3.56 Hitung sin0 (z) dan cos0 (z), dan buktikan bahwa masing-masing sama dengan
cos (z) dan sin (z).
Latihan 3.60 Tentukan pula sinh0 (z) dan tentukan pula cosh0 (z).
-2 -1 1 2
-1
-2
-2 -1 1 2
-1
-2
Latihan 3.62 Nyatakan sin iz, cos iz, sinh iz, cosh iz dalam fungsi sin z, cos z, sinh z dan
cosh z.
Latihan 3.63 Invers dari fungsi sin dapat didefinisikan sebagai w = sin1 z dengan z = sin w.
Tuliskan w = w (z) sebagai fungsi dari z.
Latihan 3.64 Berbeda dengan fungsi real, nilai dari sin (z) bisa sangat besar.
w = rei
R2 e2i = rei
Jadi R = r dan
1
2 = + 2n atau = + n
2
Jadi ada dua nilai z yaitu
z= rei/2 dan z = rei(/2+) = rei/2
Untuk menjadikan fungsi tersebut satu nilai w menjadi satu nilai z, kita membatasi sebagai
berikut. Misalkan kita membatasi nilai w = rei dengan < <
1.0 1.0
0.5 0.5
bidang w bidang z
-0.5 -0.5
-1.0 -1.0
Perhatikan jika wmendekati r pada sumbu negatif (, 0) dari atas, maka f1 (w) = w
akan mendekati i r pada sumbu positif imajinair. Untuk itu, tuliskan
f1 (r + i0) = i r
Sedangkan
jika w mendekati
r pada sumbu negatif (, 0) dari bawah, maka f1 (w) =
w akan mendekati i r pada sumbu positif imajinair. Jadi, potongan cabang (, 0] di
bidang w dapat dipandang mempunyai dua tepi, maka fungsi f1 (w) tersebut dapat diperluas
secara kontinu pada masing-masing tepi. Pada gambar berikut, tepi atas diberi tanda + yang
dipetakan ke sumbu imajinair positif yang telah diberi tanda positif juga. Sedangkan tepi
bawah yang diberi tanda , yang dipetakan pada sumbu imajinair negatif.
Selain di atas, kita juga mempunyai cabang lain f2 (w) dari fungsi w. Cabang ini dicari
dari kopi atau tiruan dari bidang kompleks pertama dan nilainya adalah
f2 (w) = rei/2+i = rei/2 = f1 (w)
Bagian ini akan memetakan bidang kompleks yang dipotong ke bagian {z : Re z < 0}. Jika w
mendekat ke titik r di sumbu negatif real (, 0) dari atas, maka nilai f2 (w) akan mendekat
Sedangkan untuk w yang mendekat ke titik r
ke nilai i r pada sumbu imajinair negatif.
dari bawah, maka f2 (w) akan mendekati i r. Sekali lagi kita memandang bahwa potongan ini
mempunyai dua sisi, dimana sisi atas dipetakan ke sumbu negatif imajinair dan bagian bawah
dipetakan ke sumbu imajinair positif.
Hasil ini memberikan gagasan untuk mengkonstruksi suatu permukaan untuk menyajikan
fungsi invers dengan menempelkan bersama sisi dimana fungsi f1 (w) dan f2 (w) berimpit. Kita
impitkan sisi atas dari potongan f1 (w) dengan bagian bawah dari potongan f2 (w), dan hal
yang serupa unstuk sisi yang lain. Dengan membuat nilai tersebut berimpit pada sisi di atas,
hal ini membentuk suatu fungsi yang didefinisikan pada dua lembaran dan nilai di z bergerak
kontinu sesuai dengan gerak w.
Karena setiap satu lembaran merupakan kopi dari bidang w yang disobek, kita dapat me-
mandang bahwa lembaran tersebut sebagai permukaan yang terletak di atasbidang w. Setiap
w C\ {0} berkaitan dengan tepat dua titik sebagai wakil dari
dua nilai w. Fungsi f (w)
pada permukaan menggambarkan sebagai nilai ganda fungsi w dalam arti bahwa nilai w
adalah nilai yang berkaitan dengan w yang terletak di atas w.
Permukaan yang sudah dikontruksi disebut sebagai permukaan Riemann w. Permukaan
ini pada dasarnya sebagai bola yang sudah dilubangi di 0 dan . Salah satu cara melihat
ini adalah mengamati bahwa fungsi f (w) memetakan permukaan satu-satu ke bidang z yang
dilubangi titik 0.
Contoh 51 Hitung Z
xdy + 3ydx
C
dengan C adalah
1. garis yang menghubungkan (0, 0) sampai dengan (1, 2)
2. garis yang menghubungkan (0, 0) sampai (1, 0) dan kemudian (1, 2)
Jawab.
1. Pertama, kita harus membuat parameter garis yang menghubungkan titik (0, 0) ke (1, 2),
misalkan
(x (t) , y (t)) = (1 t) (0, 0) + t (1, 2)
atau
x (t) = t
y (t) = 2t
dengan 0 t 1. Dengan demikian dx = x0 (t) dt = dt dan dy = y 0 (t) dt = 2dt. Jadi
Z Z 1
xdy + 3ydx = t (2dt) + 3 2t (dt)
C 0
Z 1
= 8tdt = 4
0
69
4.1. Integral Garis Fungsi Dua Variabel Chapter 4. Integral Fungsi Kompleks
dengan 0 t 1. Jadi
Z Z 1
xdy + 3ydx = t 0 + 3 0 dt = 0
C 0
dengan 0 t 2. Jadi
Z Z 2
xdy + 3ydx = 1dt + 3t 0 = 2
C 0
1. lengkungan parabola y = x2 + 1
2. garis lurus
3. garis lurus yang menghubungkan (0, 1) ke (0, 5) dan kemudian (0, 5) ke (2, 5).
4. garis lurus yang menghubungkan (0, 1) ke (2, 1) dan kemudian (2, 1) ke (2, 5).
5
Tantangan 6 Misalkan h (t) fungsi yang kontinu di interval [0, 1], dan definisikan
Z 1
h (t)
H (z) = dt dengan z C\ [0, 1]
0 tz
1. x = 3 cos t dan y = 3 sin t dengan 0 t < 2 yang berputar berlawanan jarum jam.
2. x = 3 cos t dan y = 3 sin t dengan 0 t < 2 yang berputar searah jarum jam.
Perhatikan bahwa lingkaran x = 3 cos t dan y = 3 sin t dapat pula ditulis dengan menggu-
nakan bilangan kompleks
Sifat yang berlaku pada integral fungsi real, juga berlaku pada fungsi ini.
Latihan 4.3 Hitung C (x2 iy 2 ) dz dengan C adalah parabola y = 2x2 yang menghubungkan
R
Latihan 4.4 Hitung C |z|2 dz dengan C adalah persegi dengan titik sudut (0, 0), (1, 0), (1, 1)
R
a2 i dan b1 + b2 i.
R 2
Latihan 4.6 Hitung 0 eit dt
Penuntun : Ingat bahwa eit = cos t + i sin t.
du
Latihan 4.7 Hitung u = ln (5eit 1), carilah dt
dan
5eit
Z
dt
5eit 1
dz
R
Latihan 4.8 Hitung C z2
dengan C adalah
1. lingkaran |z 2| = 4
2. lingkaran |z 1| = 5
3. lingkaran |z 6| = 1.
4. persegi dengan titik sudut 3 3i dan 3 3i.
Proposisi 53 Sifat Integral Fungsi Kompleks
Misalkan f (t) = u (t) + iv (t), maka
Rb Rb Rb
1. Re a f (t) dt = a Re f (t) dt = a u (t) dt
Rb Rb Rb
2. Im a f (t) dt = a Im f (t) dt = a v (t) dt
Proposisi 54 Sifat Integral Fungsi Kompleks
Z b Z b
f (t) dt |f (t)| dt
a a
Rb R
b
Proof. Misalkan f (t) dt = a f (t) dt ei , maka
a
Z b Z b Z b
i
ei f (t) dt
f (t) dt = e
f (t) dt =
a a a
R
b
Karena a f (t) dt merupakan bilangan real, maka
Z b Z b Z b
i
Re ei f (t) dt
f (t) dt = Re
e f (t) dt =
a a a
Z b Z b
i
e f (t) dt = |f (t)| dt
a a
karena 2 2 2
2 2 2 ds dx dy
ds = dx + dy dan = +
dt dt dt
Latihan 4.9 Misalkan C adalah setengah lingkaran yang yang menghubungkan titik 2 dan 2
z 2 dz jika C = {eit : 0 t }
R
1. Hitung C
Jawab. Karena
Z Z 1
x2 + iy 2
iy 2 (idy)
dz =
C t=1
Z 1 Z 1
2
y dy dy = 2
1 1
Contoh 58 Misalkan C adalah busur lingkaran |z| = 2 dari titik z = 2 sampai dengan z = 2i
yang terletak pada kuadran pertama. Buktikan bahwa
Z
z + 4 6
z3 1 7
dz
C
|z + 4| |z| + 4 2 + 4 = 6
dan
z 1 |z|3 1 7
3
Atau dengan menggunakan gambar berikut, kita dapat menyimpulkan hal di atas.
2.0
1.5
1.0
-5 5
0.5
-5
-4 -3 -2 -1 1 2
Dengan demikian
z+4 6
z3 1 7
Latihan 4.13 Misalkan C garis yang menghubungkan titik z = i sampai titik z = 1. Dengan
memperhatikan bahwa titik di lengkungan yang terdekat dengan titik pusat 0, perlihatkan bahwa
Z
dz
4 2
z4
C
R R R Q P
Dengan menggunakan Teorema Green C P dx + Qdy = R x
dy dxdy, maka
Z Z Z Z Z
v u u v
f (z) dz = dx dy + i dx dy = 0
C R x y R x y
dengan R adalah daerah di dalam lengkungan sederhana C, karena persamaan Cauchy-Riemann.
Arah lengkungan C sedemikian rupa sehingga daerah R disebelah kiri.
R 2
Latihan 4.14
R n Hitung C z dz dengan C adalah lingkaran dengan jari-jari 2 dan pusat 0. Hi-
tung juga C z dz dengan n bilangan asli,
Latihan 4.15 Hitung C z1 dz dengan C adalah lingkaran dengan jari-jari 2 dan pusat 0. Men-
R
Corollary 62 Misalkan f (z) fungsi yang analitik di daerah yang terhubung sederhana D, in-
tegral fungsi hanya bergantung pada titik awal dan titik akhir, tidak bergantung pada lengkungan
yang dipilih. Jadi, misalkan C1 dan C2 dua lengkungan yang masing-masing menghubungkan
titik dan , maka Z Z
f (z) dz = f (z)
C1 C2
Perhatikan bahwa I n Z
X
f (z) dz = f (z) dz = 0
C k=1 Ck
Corollary 66 Misalkan C1 dan C2 dua lengkungan seperti pada gambar, dan f (z) analitik di
antara dan pada keduanya, maka
Z Z
f (z) dz = f (z) dz
C1 C2
Jawab. Kita dapat mengganti lengkungan C dengan lengkungan C0 yang lebih sederhana,
dalam hal ini lingkaran dengan pusat 0.
Latihan 4.17 Misalkan C1 menyatakan lingkaran |z| = 4 dengan arah positif dan C2 adalah
keliling dengan arah dari persegi dengan sisi x = 1, y = 1.
R R
Dengan bantuan C1
f (z) dz = C2
f (z) dz hitung
Z
f (z) dz
C1
jika
1
1. f (z) = 3z 2 +1
z+2
2. f (z) = sin( z2 )
z
3. f (z) = 1ez
Latihan 4.18
Karena
f (z) f (z0 )
lim g (z) = lim
zz0 zz0 z z0
0
= f (z0 ) = g (z0 )
Jadi, g fungsi yang kontinu dimana-mana, dan g fungsi yang analitik dimana-mana kecuali di
z0 . Kita akan dapat membuktikan bahwa
Z
g (z) dz = 0
C
jika C lengkungan tutup dimana g analitik dan kontinu di dalam C. Dengan demikian
f (z) f (z0 )
Z
dz = 0
C z z0
Selanjutnya
Z Z
f (z) f (z0 )
dz = dz
C z z0 C z z0
Z
1
= f (z0 ) dz
C z z0
Tetapi lengkungan C di integral di ruas kanan, dapat diganti dengan lengkungan yang lebih
sederhana, misalkan lingkaran, sehingga hasilnya dapat dihitung. Berdasarkan hal ini, maka
kita mempunyai rumus integral Cauchy berikut
Contoh 69 Misalkan
z
h (z) =
9 z2
dan C lingkaran |z 3| = 1. Hitunglah
Z
h (z) dz
C
Latihan 4.19 Misalkan C adalah batas dari persegi dengan sisi x = 2 dan y = 2. Hitung
integral berikut
R ez
1. C zi dz
2
R cos z
2. C z(z2 +8) dz
R z
3. C 2z+1 dz
2z 2 z 2
Z
g (w) = dz dengan |w| =
6 3
C zw
buktikan bahwa g (2) = 8i. Tentukan nilai g (w) jika |w| > 3.
Latihan 4.25 Misalkan C adalah batas dari persegi dengan sisi x = 2 dan y = 2. Hitung
integral berikut
1. C cosh z
R
z4
dz
2. C tan(z/2)
R
(zx )2
dz dengan 2 < x0 < 2.
0
1
2. g (z) = (z 2 +4)2
Buktikan bahwa g (w) = 6iw jika w berada di dalam lengkungan C dan g (w) = 0 jika w berada
di luar lengkungan C.
Latihan 4.28 Buktikan bahwa jika f fungsi analitik di dalam dan pada lengkungan tutup C
dan z0 tidak berada di C, buktikan
f 0 (z)
Z Z
f (z)
dz = 2 dz
C z z0 C (z z0 )
2. Misalkan C adalah lengkungan yang melingkup titik tertentu z , dengan bantuan repre-
sentasi integral buktikan bahwa
n
(s2 1)
Z
1
Pn (z) = n+1 ds
2 i C (s z)n+1
dengan n = 0, 1, 2, . . .
f (z0 ) n!MR
(n)
Rn
untuk n = 1, 2, . . .
Bukti dari Lemma ini dapat dilakukan dengan menaksir nilai mutlak dari bentuk
Z
(n) n! f (s)
f (z0 ) = ds
2i C (s z)n+1
Theorem 71 Jika f fungsi entire (yaitu fungsi analitik di seluruh bidang kompleks) dan ter-
batas di seluruh bidang kompleks, maka f konstan di seluruh bidang
dengan
an1 a0
w= + ... + n
z z
Jika |z| , maka |w| 0, dengan demikian ada bilangan R sehingga untuk setiap |z| R,
sehingga
|an |
|w|
2
Selanjutnya
|an |
|an + w| ||an | |w||
2
Wono Setya Budhi 83 Draft Pertama Fungsi Kompleks
4.5. Prinsip Modulus Maksimum Chapter 4. Integral Fungsi Kompleks
untuk |z| R.
Jadi
|P (z)| = |z n (an + w)|
|an | |an |
|z|n Rn
2 2
1
Andaikan P (z) tidak mempunyai akar, maka P (z) terbatas untuk |z| R karena f merupakan
fungsi kontinu, dan untuk
1
2 1
P (z) |an | Rn
juga terbatas. Jadi P (z) terbatas, dan berdasarkan Liouville, maka P (z) konstan. Tetapi ini
tidak benar, sebab P (z) tidak konstan.
Selanjutnya, karena P (z) mempunyai akar, misalkan z1 , maka kita dapat menuliskan
P (z) = (z z1 ) Q (z)
dengan Q (z). Dengan menggunakan Teorema Dasar Aljabar, kita dapat menuliskan
P (z) = (z z1 ) (z z2 ) Q2 (z)
Demikian seterusnya, sehingga
P (z) = an (z z1 ) (z z2 ) . . . (z zn )
Latihan 4.29 Misalkan f fungsi entire sehingga |f (z)| A |z| untuk semua z dan suatu
bilangan positif A. Buktikan bahwa f
f (z) = a1 z
dengan a1 bilangan kompleks.
Penuntun: Carilah taksiran f 00 (z0 ) untuk suatu z0 dan taksiran nilai |f (z)| A (|z0 | + R) di
|z z0 | = R.
Latihan 4.30 Misalkan f (z) fungsi entire dan fungsi harmonik u (x, y) = Re [f (z)] mempun-
yai batas atas u0 , yaitu u (x, y) u0 untuk setiap (x, y) di bidang xy. Buktikan bahwa u (x, z)
merupakan fungsi konstan.
Penuntun: Gunakan fungsi g (z) = exp [f (z)] pada Teorema Liouville
Proof. Misalkan z1 titik yang berbeda dengan z0 yang terletak di lingkungan |z z0 | < . Se-
lanjutnya, tuliskan = |z1 z0 | dan perhatikan C = {z : |z z0 | = }. Dengan menggunakan
Rumus Integral Cauchy, maka I
1 f (z)
f (z0 ) = dz
2i C z z0
Tuliskan z = z0 + ei , maka
Z 2
1
f z0 + ei id
f (z0 ) =
2i 0
Z 2
1
f z0 + ei d
=
2 0
Dengan demikian Z 2
1
f z0 + ei d
|f (z0 )|
2 0
Tetapi kita mempunyai
f z0 + ei |f (z0 )| untuk 0 2
Jadi Z 2
Z 2
f z0 + ei d
|f (z0 )| = 2 |f (z0 )|
0 0
dan Z 2
1
f z0 + ei d = |f (z0 )|
|f (z0 )|
2 0
Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa
Z 2
|f (z0 )| f z0 + ei d = 0
0
Karena
di bagian dalam integral lebih besar nol dan kontinu terhadap , maka |f (z0 )|
fungsi
f z0 + ei = 0 untuk setiap . Karena sebarang, maka f konstan dan f (z) = f (z0 ).
Theorem 74 Misalkan f fungsi analitik dan tidak konstan di himpunan buka D, maka |f (z)|
tidak mempunyai nilai maksimum di D, artinya tidak ada titik z0 di domain sehingga |f (z)|
|f (z0 )| untuk semua z di domain tersebut.
Corollary 75 Misalkan f fungsi yang kontinu pada daerah tutup dan terbatas R dan analitik
serta tidak konstan di dalam R. Nilai maksimum |f (z)| di R, yang selalu tercapai, terjadi pada
batas dari R dan tidak pernah terjadi di dalamnya.
Contoh 76 Misalkan R adalah empat persegi 0 x , 0 y 1. Fungsi f (z) = sin z
akan mempunyai maksimum di R pada batas. Kita akan mencari nilai maksimum tersebut.
Kita dapat menuliskan q
|f (z)| = sin2 x + sinh2 y
jika z = x + yi. Nilai sin2 x akan terbesar jika x = 2 sedangkan sinh2 y merupakan fungsi naik.
Jadi, akan terbesar di y = 1. Dengan demikian |f (z)| akan mencapai maksimum di 2 , 1 .
Latihan 4.31 Misalkan f fungsi yang kontinu pada daerah tutup dan terbatas R dan analitik
serta tidak konstan di dalam R. Anggaplah bahwa f (z) 6= 0 di R, buktikan bahwa |f (z)|
mempunyai nilai minimum di R yang tercapai pada batas R dan tidak pada titik dalam.
Penuntun : Perhatikan fungsi g (z) = 1/f (z)
Latihan 4.32 Dengan menggunakan fungsi f (z) = z, perlihatkan bahwa kondisi f (z) 6= 0 di
seluruh R pada Latihan 4.31 perlu agar hasil yang diinginkan tercapai. Yaitu perlihatkan |f (z)|
mencapai minimum di titik dalam jika nilai minimum adalah nol.
Latihan 4.33 Perhatikan fungsi f (z) = (z + 1)2 dan R adalah segitiga dengan titik sudut
z = 0, z = 2 dan z = i. Carilah titik di R dimana |f (z)| maksimum dan minimum.
Latihan 4.34 Misalkan f (z) = u (x, y) + iv (x, y) merupakan fungsi yang kontinu pada daerah
tutup dan terbatas R dan analitik serta tidak konstan di bagian dalam R. Buktikan bahwa fungsi
u (x, y) mempunyai nilai minimum di R tercapai pada batas R dan tidak di bagian dalam.
Perhatikan bahwa ke konvergenan suatu barisan tidak bergantung pada suku-suku awal
barisan.
Contoh 77 Barisan n1 n=1 konvergen ke 0, barisan n1
n+1 n=1
konvergen ke 1.
Theorem 81 Jika barisan tersebut monoton naik, yaitu untuk setiap n berlaku an an+1 , dan
terbatas di atas, yaitu ada bilangan M sehingga an M , maka barisan tersebut konvergen.
Theorem 82 Jika lim an = a, maka lim |an | = |a|. Tetapi tidak sebaliknya.
Tantangan 8 1. Berikan contoh barisan yang memenuhi lim |an | = |a| tetapi lim an tidak
konvergen.
87
5.1. Barisan Konvergen Chapter 5. Deret dan Deret Kuasa
Hal serupa juga berlaku pada bilangan kompleks. Barisan bilangan kompleks {an } n=1 kon-
vergen ke a jika untuk setiap > 0 ada bilangan asli N sehingga untuk setiap n > N berlaku
|an a| <
Perhatikan Teorema 81 tidak dikenal pada barisan bilangan kompleks karena pada bilangan
kompleks tidak ada urutan. Walau bagaimanapun juga bahwa |an | merupakan barisan bilangan
real.
dan
|an a| |Re (an a)| + |Im (an a)|
Dua pertidaksamaan pertama memperlihatkan bahwa jika barisan {an } konvergen ke a, maka
bagian real dan bagian imajinair merupakan barisan yang konvergen. Pertidaksamaan terakhir
memperlihatkan sebaliknya.
n1
Latihan 5.1 Hitung lim n+1 + i n1
n
Latihan 5.2 Hitung lim 2 + i (1)
n2
n
Latihan 5.3 Misalkan an = 2 + i (1) n2
di Latihan 5.2 dan an = rn ein dengan < < .
Hitung nilai lim rn tetapi lim n tidak ada.
1. lim (an + bn ) = a + b
2. lim (an bn ) = ab
an a
3. lim bn
= b
asalkan b 6= 0.
5.2 Deret
Misalkan kita mempunyai barisan {an }, dan kita membuat barisan baru {sn } dengan
s 1 = a1
s 2 = a1 + a2
s 3 = a1 + a2 + a3
dan sn = nk=1 an dan disebut barisan jumlah n suku. Jika barisan lim sn = s ada, kita akan
P
menuliskan
X
ak = s
k=1
P
dan disebut bahwa deret ak konvergen dan dalam hal lain disebut divergen.
P P
Theorem 85P Diketahui barisan {a n }. Jika k=1 a k = A jika dan hanya jika k=1 Re (ak ) =
Re (A) dan k=1 Im (ak ) = Im (A).
Theorem 86 Jika
P
k=1 ak = A, maka lim ak = 0
sn sn1 = an
Karena lim sn = A dan lim sn1 = A, maka lim an = lim (sn sn1 ) = lim sn lim sn1 = 0
(1 z) 1 + z + z 2 + . . . + z n = 1 z n+1
atau
1 z n+1
1 + z + z2 + . . . + zn =
1z 1z
Dengan demikian untuk
z n+1
2 n 1
1 + z + z + . . . + z + . . . = lim
1z 1z
1 z n+1 1
= lim =
1z 1z 1z
jika |z| < 1.
Latihan 5.5 Misalkan {ak } dan {bk } dua barisan dengan |ak | |bk |.
P P
1. Jika |bk | konvergen, maka |ak | konvergen
P P
2. Jika |ak | divergen, maka |bk | divergen
1 1
Latihan 5.6 Untuk k bilangan asli dan k x k + 1, maka x
k
. Dengan demikian
1
R k+1 1
k
k x
dx dan kemudian, buktikan bahwa
n
X 1
log n
k=1
k
P 1
Buatlah kesimpulan tentang kekonvergenan deret k=1 k karena lim log n = .
1
P
Latihan 5.7 Dengan menggunakan Latihan 5.6, buktikan bahwa np
dengan p < 1 meru-
pakan barisan yang divergen.
1
P
Latihan 5.8 Jika p > 1, deret konvergen ke A jika
kp
n
X 1 1
S <
k p (p 1) np1
k=1
konvergen.
Penuntun: Perlihatkan bahwa s1 < s3 < s5 < . . . dan s2 > s3 > s4 > . . .
(1)k
2. Buktikan bahwa
P
k=1 k
= ln 2
Penuntun: Hitung lim y2n
(1)n P
Latihan
P 5.10 Misalkan an = n
. Kita dapat membuktikan bahwa an konvergen, tetapi
|an | divergen.
Sekarang kita akan menggunakan hasil di latihan untuk deret pangkat. Pada fungsi kom-
pleks kita akan bekerja dengan deret pangkat
X
an (z z0 )n
n=0
yaitu deret pangkat dengan pusat di z0 . Karena kita dapat menuliskan z z0 = w, maka deret
tersebut dapat dituliskan sebagai
X
X
n
an w atau an z n
n=0 n=0
P n
P n
Theorem 88 Misalkan deret n=0 an z konvergen di z0 , maka n=0 an z akan konvergen
untuk setiap z yang memenuhi |z| |z0 |.
p
dan divergen untuk setiap z yang memenuhi lim |z| n |an | > 1.
P (z+i)k
3. k=1 k2
P
1. n=0 n2 cn z n
P
2. n=0 (2n 1) cn z n
P 2 n
3. n=0 cn z
P
4. n=0 (1 + z0n ) cn z n
1
f (z) = = 1 + z + z2 + . . .
1z
Sekarang kita akan mencari hal yang sama untuk fungsi analitik yang lain.
Misalkan f (z) fungsi yang analitik di sekitar z0 . Kita akan mencari deret pangkat n
P
n=0 an (z z0 )
yang dapat digunakan untuk menghitung f (z) atau
X
f (z) = an (z z0 )n
n=0
= a0 + a1 (z z0 ) + . . .
f (z0 ) = a0
f 0 (z0 ) = a1
Demikian seterusnya
Theorem 94 Misalkan f fungsi yang analitik pada cakram |z z0 | < R0 yang berpusat di z0
dan jari-jari R0 , maka f (z) mempunyai penulisan
X
f (z) = an (z z0 )n dengan |z z0 | < R0
n=0
dengan
f (n) (z0 )
an =
n!
dengan perkataan lain
1 00
f (z0 ) (z z0 )2 + . . .
f (z) = f (z0 ) + f 0 (z0 ) (z z0 ) +
2!
Proof. Untuk membuktikan ini, cukup di ambil z0 = 0. Pertama, kita mengetahui bahwa
I
1 f (s)
f (z) = ds
2i C0 s z
jika z di bagian dalam lengkungan C.
Perhatikan bahwa s C, jadi zs < 1. Selanjutnya, untuk bilangan asli N berlaku
N 1
1 X zN
= zn +
1z n=0
1z
1 1 1
= z
sz s1 s
1 z N
N !
1 X z n
= + s z
s n=0
s 1 s
N 1
X 1 1
= zn + zN
n=0
sn+1 (s z) sN
Dengan demikian
I "N 1 #
1 X 1 1
f (z) = f (s) n+1
zn + zN N
ds
2i C0 n=0
s (s z) s
N 1 I I
n 1 f (s) f (s)
X
N
= z n+1
ds + z N
ds
n=0
2i C 0
s C 0
(s z) s
1
H f (s) f n (0)
Karena 2i C0 sn+1
ds = n!
(lihat ???), maka
N 1 (n)
nf (0)
X
f (z) = z + N (z)
n=0
n!
H f (s)
dengan N (z) = z N C0 (sz)s N ds.
Kita akan membuktikan bahwa N (z) 0 jika N . Misalkan |z| = r < r0 , maka
|s z| ||s| |z||
g (z) = f (z + z0 )
akan analitik di |z + z0 z0 | = |z| < R. Jadi, fungsi g (z) akan mempunyai deret
X g (n) (0)
g (z) = zn
n=0
n!
X f (n) (z0 ) n
f (z + z0 ) = z
n=0
n!
Dengan menuliskan
X f (n) (z0 )
f (z) = (z z0 )n
n=0
n!
Perlihatkan bahwa jari-jari konvergensi deret ini , artinya deret tersebut berlaku bagi
semua z.
2. Untuk
2z (2z)2 (2z)3 X (2z)n
e = 1 + 2z + + + ... =
2! 3! n=0
n!
yaitu dengan mengganti semua z di (5.1) dengan 2z. Perlihatkan bahwa jari-jari konver-
gensi deret ini .
3. Sedangkan untuk
!
(3z)2 (3z)3
z 2 e3z = z 2 1 + 3z + + + ...
2! 3!
32 4 33 5
= z 2 + 3z 3 + z + z + ...
2! 3!
atau
2 3z 2
X (3z)n X 3n z n+2
z e =z =
n=0
n! n=0
n!
Kita juga dapat menuliskan sebagai
2 3z
X 3n2 z n
z e =
n=2
(n 2)!
Latihan 5.15 Perlihatkan bahwa deret yang diperoleh untuk sin z dapat diturunkan untuk mem-
peroleh deret cos z.
1
Latihan 5.20 Kita akan mencari deret z
dengan pusat z = 1. Tuliskan
1 1
=
z 1 + (z 1)
1
dan gantikan z dengan z 1 untuk deret 1+z
. Tentukan daerah konvergensi deret tersebut.
1
Latihan 5.21 Tuliskan deret 2+z
di sekitar z = 1. Tentukan daerah konvergensi deret tersebut.
1 1 1
Penuntun : Tuliskan 3+z1
= 3 1+ 3 z1 .
z5
Latihan 5.22 1. Tuliskan deret z 2 3z+2
dengan pusat z = 0.
Penuntun : Tuliskan
z5 A B
= +
z2 3z + 2 z1 2z
z5
2. Tuliskan deret z 2 3z+2
dengan pusat z = 2.
1
Latihan 5.23 Tuliskan deret 1+z 2
dengan pusat z = 0.
1
Latihan 5.24 Kita mengetahui bahwa f (z) = 1z
= 1 + z + z 2 + . . .. Carilah deret Maclaurin
1
(1z)2
dengan cara menurunkan kedua ruas.
z 2 3
Latihan 5.25 Carilah deret MacLaurin untuk fungsi (z1)2 (z2)
sin z
Contoh 98 Deret MacLaurin tan z dapat juga dicari sebagai berikut. Karena tan z = cos z
,
maka 3 5
2 z z3! + z5! . . .
tan z = a0 + a1 z + a2 z + . . . = 2 4
1 z2! + z4! . . .
Kalikan kedua ruas, dan samakan koefisien z yang sama. Carilah a0 , a1 dan a2 . Tentukan
jari-jari terbesar yang mungkin dari deret tan z.
ez z2 z3 z4
1 z
= 3 1+ + + + + ...
z3 z 1! 2! 3! 4!
1 1 1 1 z
= 3+ 2
+ + + + ...
z 1!z 2!z 3! 4!
deret dari fungsi f (z) yang melibatkan z n dengan n bilangan asli. Ini merupakan contoh dari
deret Laurent.
1 3 5
Latihan 5.27 Dengan mengalikan z3
dan sin z = z z3! + z5! . . ., tentukan deret Laurent dari
1
z3
sin z
Apakah hal di atas selalu dapat dilakukan!. Jawabnya ya, dan teorema berikut yang mem-
berikan jaminan tersebut.
Theorem 100 Misalkan f fungsi analitik di daerah annulus R1 < |z z0 | < R2 dengan pusat
z0 dan C misalkan lengkungan sederhana yang mengelilingi z0 dan terletak pada daerah tersebut.
Untuk setiap z di daerah, maka
X n
X bn
f (z) = an (z z0 ) + dengan R1 < |z z0 | < R2
n=0 n=1
(z z0 )n
dengan
Z
1 f (z)
an = dz untuk n = 0, 1, 2, . . .
2i C (z z0 )n+1
Z
1 f (z)
bn = dz untuk n = 0, 1, 2, . . .
2i C (z z0 )n+1
Jadi, kita dapat mencari nilai integral hanya dengan mencari deret Laurent fungsi tersebut.
Contoh 101 Deret Laurent fungsi f (z) = e1/z dapat dicari dengan mengganti z di deret Taylor
ez dengan z1 . Hasilnya adalah
1 1 1
f (z) = e1/z = 1 + + 2
+ + ...
z 2!z 3!z 3
Latihan 5.28 Carilah C e1/z dz dengan C melingkari 0.
H
Penuntun: Hasil integral ini sama dengan b1 di uraian Laurent dari f (z) = e1/z .
1
Latihan 5.30 Fungsi f (z) = (zi) 2 sudah dalam bentuk deret Laurent di sekitar i. Tetapi
fungsi ini mempunyai deret Taylor di sekitar 0. Carilah deret Taylor atau deret MacLaurin.
1 1 1
Contoh 102 Misalkan kita mempunyai f (z) = (z1)(z2) = z1
z2
mempunyai dua titik
singularitas yaitu z = 1 dan z = 2 dan analitik di
1 1
f (z) =
z1 z2
1 1 1
= +
1 z 2 1 z2
X
k 1 X z k
= z +
k=0
2 k=0 2
Walau deret kedua berlaku di |z| < 2, tetapi deret tersebut hanya berlaku untuk |z| < 1.
Untuk daerah D2 , kita menuliskan
1 1 1 1
f (z) = 1 +
z1 z 2 1 z2
1X 1 1 X z k X 1 X zk
= + = +
z k=0 z k 2 k=0 2 k=0
z k+1 k=0 2k+1
1. |z| < 1
3. 2 < |z|
1
Latihan 5.32 Carilah deret Laurent dari z 2 (z3)2
di sekitar z = 0
1
Latihan 5.33 Carilah deret Laurent dari z 2 (z3)2
di sekitar z = 3.
1
Latihan 5.34 Carilah deret Laurent dari z2 (z3)2 di sekitar z = 3.
6.1 Residu
Fungsi f disebut mempunyai titik singularitas z0 terisolasi jika f analitik di {z : 0 < |z z0 | < R}
untuk suatu bilangan real R.
z+3
Contoh 103 Fungsi f (z) = z 2 (z+1)
mempunyai dua titik singularitas yaitu z = 0 dan z = 1.
Contoh 104 Tetapi fungsi ln z = ln |z| + i arg z tidak mempunyai titik singular terisolasi di
z = 0.
Jika f mempunyai titik singular terisolasi di z0 , maka f akan mempunyai deret Laurent di
sekitar z0 mempunyai bentuk
X b1 b2
f (z) = an z n + + 2 + . . . untuk 0 < |z z0 | < R
n=0
z z
dengan an dan bn dapat dituliskan sebagai suatu hasil integral f (z), khususnya
I
1 f (z)
bn = dz dengan n = 1, 2, . . .
2i C (z z0 )n+1
Khususnya I
1
b1 = f (z) dz
2i C
101
6.1. Residu Chapter 6. Residu dan Titik Kutub
Jawab. Kita akan menghitung integral ini dengan teknik yang sangat ampuh, yaitu hanya
mencari koefisien b1 dari deret Laurent di sekitar z = 2. Dalam hal ini deret Laurent adalah
1
f (z) =
z (z 2)4
1 1
= 4
(z 2) z
Selanjutnya, kita harus mengubah z1 dengan sesuatu bentuk yang berpusat di 2 yaitu berbentuk
(z 2)n dengan n merupakan bilangan bulat. Dalam hal ini
1 1
f (z) = 4
(z 2) 2 + (z 2)
1 1 1
= 4
(z 2) 2 1 + (z2) 2
n
1 X z2
n
= (1)
2 (z 2)4 n=0
2
" 2 3 4 #
1 z2 z2 z2 z2
= 1 + + ...
2 (z 2)4 2 2 2 2
1 1 1 1 1
= 4 2 3 + 3 2 4 + 5
2 (z 2) 2 (z 2) 2 (z 2) 2 (z 2) 2
Jadi I I
1 1 1 1 i
4 dz = 4 atau 4 dz = 3
2i C z (z 2) 2 C z (z 2) 2
1
Soal di atas dapat pula muncul sebagai hitung residu (yang bersisa) z(z2)4
di z = 2.
1
2. z cos z
zsin z
3. z
cot z
4. z4
sinh z
5. z 2 (1z 2 )
H
Latihan 6.3 Hitung C
f (z) dz dengan C adalah lingkaran |z| = 3 dengan
exp(z)
1. f (z) = z2
exp(z)
2. f (z) = (z1)2
1
3. f (z) = z 2 exp
z
z+1
4. f (z) = z 2 5z
Latihan 6.4 Misalkan C adalah lingkaran |z| = 1. Kita akan membuktikan bahwa
I
1 X 1
exp z + dz = 2i
C z n=0
n! (n + 1)!
Jawab. Di dalam lingkaran |z| = 2 ada dua titik singular yaitu z = 0 dan z = 2. Kita akan
menghitung residu di z = 0. Untuk ini
1 5z 2 1
= (a0 + a1 z + . . .)
z (z 1) z
dengan
502
a0 = g (0) = =2
01
a1 = g 0 (0)
..
.
5z2
dengan g (z) = (z1)
.
Jadi nilai
1 5z 2
b1 = 2 dan residu di z = 0 adalah 2
z (z 1)
Sekarang, residu di z = 1, serupa dengan di atas
5z 2 1 5z 2
=
z (z 1) z1 z
1
= (a0 + a1 (z 1) + . . .)
z1
dengan
52
a0 = g (1) = =3
1
a1 = g 0 (1)
..
.
5z2
dengan g (z) = z
.
Jadi nilai
5z 2
b1 = 3 dan residu di z = 1 adalah 3
z (z 1)
Dengan demikian
5z 2
I
dz = 2i (2 + 3) = 10i
C z (z 1)
H
Latihan 6.5 Hitung C
f (z) dz dengan C adalah lingkaran |z| = 2 dan
z5
1. f (z) = 1z 3
1
2. f (z) = 1+z 2
Latihan 6.6
2. Jika tidak ada suku pada bagian utama, dalam hal ini titik singular disebut titik singular
yang dapat dihapus.
3. Jika bagian utama mempunyai tak hingga banyaknya suku, dalam hal ini titik singular
disebut titik singular essensial.
Latihan 6.7 Tentukan titik singularitas dan jenisnya, apakah dapat dihapus, pole atau essen-
sial.
1. z exp z1
z2
2. 1+z
sin z
3. z
cos z
4. z
1
5. (2z)3
Latihan 6.8 Perlihatkan bahwa fungsi berikut mempunyai titik singularitas kutub. Tentukan
ordernya dan residu yang berkaitan.
1cosh z
1. z3
1exp(2z)
2. z4
exp(2z)
3. (z1)2
2. Jika f (z0 ) = 0, buktikan bahwa z0 merupakan titik singular yang dapat dihapus.
Penuntun: Uraikan f (z) atas deret Taylor di sekitar z0 .
Latihan 6.12 Perlihatkan bahwa fungsi berikut mempunyai titik singularitas dengan jenis pole.
Tentukan order dan carilah residunya
z 2 +2
1. z1
z
3
2. 2z+1
exp z
3. z 2 + 2
z 1/4 1+i
Latihan 6.13 1. Perlihatkan bahwa residu z+1
di z = 1 adalah
2
dengan |z| > 0 dan
0 < arg z < 2.
log z +2i
2. Perlihatkan bahwa residu (z 2 +1)2
di z = i adalah 8
.
z 1/2 1i
3. Perlihatkan bahwa residu (z 2 +1)2
di z = i adalah .
8 2
1. |z 2| = 2
2. |z| = 4
3z 3 +2
R
Latihan 6.17 Kita akan menghitung integral |z|=4 (z1)(z 2 +9)
dz di Latihan 6.14 dengan cara
3z 3 +2
lain. Pertama, kita dapat menuliskan uraian Laurent f (z) = (z1)(z 2 +9) sebagai
b 2 b1
... + + + a0 + a1 z + . . .
z2 z
yang berlaku untuk |z| 4. Untuk mencari integral di atas, kita akan menghitung b1 .
1. Perlihatkan bahwa
1 1 b1 a0 a1
f = . . . + b2 + + 2 + 3 + . . .
z2 z z z z
2. Dengan demikian Z
1 1 1
b1 = f dz
2i |C| z2 z
dengan C adalah lengkungan |z| = 4. Hitunglah nilainya! Apakah sesuai dengan hasil di
Latihan 6.14.
Definisi 114 Misalkan z0 merupakan akar atau pembuat nol dari f . Jika ada bilangan asli m
sehingga f m (z0 ) 6= 0 dan nilai turunan f di z0 sama dengan nol untuk turunan dengan order
lebih rendah, maka z0 disebut akar order m bagi f .
Theorem 115 Misalkan z0 akar order m bagi fungsi analitik f , maka ada fungsi analitik g di
z0 dengan
f (z) = (z z0 )m g (z)
dengan g (z0 ) 6= 0.
Latihan 6.19 Sebaliknya, jika z0 merupakan akar dari f , maka f (z) = (z z0 )m g (z) dengan
g (z0 ) 6= 0.
Penuntun: Jika z0 merupakan akar f order m, tuliskan deret Taylor f di z0 .
f (0) = 0
f 0 (z) = ez 1 + z (ez ) dan f 0 (0) = 0
f 00 (z) = ez + ez + zez dan f 00 (0) = 2
z2 z3
f (z) = 2 + 3 + ...
2! 3!
2 1
= z 1 + z + ...
2
2
= z g (z)
dengan
ez 1
z
6 0
z=
g (z) =
1 z=0
Jadi, dalam hal ini z = 0 merupakan akar dari f (z) dengan order 2.
1. f analitik di z0
Proof. Misalkan turunan f di z0 sama dengan nol untuk semua tingkat, maka f (z) akan
identik nol di suatu sekitar titik z0 . Karena f tidak identik nol, maka ada n sehingga
f (n) (z0 ) 6= 0
Dengan demikian
1 1
f (z) = f (z0 ) + . . . + f (n1) (z0 ) (z z0 )n1 + f n (z0 ) (z z0 )n + . . .
(n 1)! n!
1 (n)
= f (z0 ) (z z0 ) (1 + an+1 (z z0 ) + . . .)
n!
= (z z0 )n g (z)
dengan g (z0 ) 6= 0 dan g fungsi analitik di g, dengan demikian g kontinu. Oleh karena itu untuk
z cukup dekat dengan z0 nilai g (z) 6= 0 atau f (z) 6= 0.
Sekarang kita pelajari tentang sifat akar fungsi analitik, bahwa akar dari fungsi analitik
selalu terisolasi, atau hanya ada satu titik.
2. f (z0 ) = 0 dan f (z) = 0 di setiap titik z di domain atau garis yang memuat z0 , maka
f (z) 0 di N0 , yaitu f (z) identik nol di seluruh N0 .
Teorema ini mengatakan bahwa akar z0 dari fungsi analitik hanya bisa isolated, hanya satu
titik, atau ada > 0 sehigga di himpunan
1. f (z) = z 2
2. f (z) = z 2
3. f (z) = sin z
r (z) = a2 + a3 (z z0 ) + . . .
1
dengan r (z0 ) 6= 0, maka r(z) analitik di sekitar z0 (mungkin di daerah yang lebih kecil dari
D (z0 , ). Dengan demikian h (z) juga analitik. Jadi
p (z) 1
= h (z)
q (z) (z z0 )2
1 0
= 2 [h (z0 ) + h (z0 ) (z z0 ) + . . .]
(z z0 )
h (z0 ) h0 (z0 ) h00 (z0 )
= + + + ... (6.1)
(z z0 )2 (z z0 ) 2!
Latihan 6.23 Tuliskan beberapa suku lagi di uraian 6.1.
Latihan 6.24 Berapa residu p(z)
q(z)
pada uraian di atas pada saat z0 ? Tuliskan dalam nilai fungsi
p dan q atau turunannya di z0 !
Latihan 6.25 Misalkan p (z) dan q (z) dua fungsi analitik di D (z0 , ) = {z : |z z0 | < }.
Jika z0 akar dari q (z) order 3, dan p (z0 ) 6= 0,
p(z)
1. Tentukan order kutub z0 terhadap q(z)
.
p(z)
2. Hitung residu q(z)
di z0 . Tuliskan residu ini dalam nilai fungsi p dan q atau turunannya
di z0 !
Latihan 6.26 Misalkan p (z) dan q (z) dua fungsi analitik di D (z0 , ) = {z : |z z0 | < }.
Jika z0 akar dari q (z) order 3, dan p (z0 ) = 0 dengan order 1.
p(z)
1. Tentukan order kutub z0 terhadap q(z)
.
p(z)
2. Hitung residu q(z)
di z0 . Tuliskan residu ini dalam nilai fungsi p dan q atau turunannya
di z0 !
Latihan 6.27 Misalkan p (z) dan q (z) dua fungsi analitik di D (z0 , ) = {z : |z z0 | < }.
Jika z0 akar dari q (z) order m, dan z0 akar dari p (z) dengan order n.
p(z)
1. Apakah z0 kutub dari q(z)
p(z)
2. Hitung residu q(z)
di z0 . Tuliskan residu ini dalam nilai fungsi p dan q atau turunannya
di z0 !
Latihan 6.28 Misalkan diketahui fungsi
1
f (z) =
[q (z)]2
dengan q fungsi analitik di z0 , q (z0 ) = 0 dan q 0 (z0 ) 6= 0. Buktikan bahwa z0 merupakan kutub
dari f (z) dan residu di z0 adalah
q 00 (z0 )
[q 0 (z0 )]3
Latihan 6.29 Misalkan f (z) analitik kecuali di z0 . Jika z0 adalah pole order m, buktikan
bahwa residu f di titik z0 adalah
1 dm1
lim m1
[(z z0 )m f (z)]
zz0 (m 1)! dz
Latihan 6.30 Misalkan C lengkungan |z| = 2 yang mempunyai arah positif. Hitung
R
1. C tan zdz
dz
R
2. C sinh 2z
Latihan 6.31 Misalkan CN lengkungan yang merupakan batas suatu persegi yang sisinya ter-
letak pada garis
1 1
x= N+ dan y = N +
2 2
dengan N suatu bilangan asli.
1. Perlihatkan bahwa " #
N
(1)n
Z
dz 1 X
= 2i +2
CN z 2 sin z 6 n=1
n2 2
Theorem 119 Jika z0 merupakan titik singular yang dapat dihapus dari fungsi f , maka f
analitik dan terbatas di suatu lingkungan terhapus 0 < |z z0 | < .
Bukti teorema ini, karena sudah tidak ada titik singular lagi, maka fungsi tersebut analitik
di
|z z0 | < R
dengan mendefinisikan nilai yang sesuai untuk titik singular z0 . Oleh karenanya fungsi tersebut
kontinu di |z z0 | R1 R. Dengan demikian fungsi tersebut terbatas karena f kontinu di
daerah tutup dan terbatas.
Sekarang sifat sebaliknya
Lemma 120 Misalkan f fungsi f yang analitik dan terbatas di lingkungan terhapus 0 <
|z z0 | < . Jika f tidak analitik di z0 , maka f mempunyai singularitas yang dapat diha-
puskan.
yang berlaku di 0 < |z z0 | < untuk suatu > 0. Karena f terbatas, kita dapat membuktikan
bahwa bn = 0 untuk setiap bilangan asli n. Untuk itu
Z
1 f (z)
bn = dz dengan n = 1, 2, . . .
2i C (z z0 )n+1
Selanjutnya, misalkan z = z0 + R ei dan |f (z)| M untuk suatu bilangan 0 < R < dan
M > 0. Dengan demikian
Z 2
1 M i
|bn | =
n+1 R e id
2 0 (R ei )
1 M
2R = M Rn
2 Rn+1
untuk setiap bilangan R yang memenuhi 0 < R < . Dengan demikian |bn | = 0.
Teorema terakhir dari yang akan dibahas disini adalah sifat fungsi di sekitar titik singular
yang essensial.
Theorem 121 Misalkan z0 titik singular essensial dari f dan misalkan w0 sebarang bilangan
Penggunaan Integral
dengan F (x) fungsi real yang kontinu di R, jika limit masing-masing limit ada. Bentuk ketiga
yang akan dihitung adalah nilai prinsip dari Cauchy yaitu
Z Z R
PV F (x) dx = lim F (x) dx (7.2)
R R
Perhatikan bahwa jika (7.1) ada, maka nilai P V dari integral tersebut ada, tetapi tidak
sebaliknya.
R R
Latihan 7.1 Buktikan bahwa P V x1 dx ada, tetapi x1 dx tidak ada.
R R
Latihan 7.2 Jika f (x) fungsi ganjil di R, maka P V f (x) dx ada, tetapi f (x) dx
belum tentu ada.
Latihan R genap di R atau f (x) = f (x) untuk setiap x R, dan jika
R 7.3 Jika f (x) fungsi
P V f (x) dx ada, maka f (x) dx ada.
0.4
0.3
0.2
0.1
-3 -2 -1 1 2 3
115
7.1. Menghitung Integral Tak Wajar Chapter 7. Penggunaan Integral
R
Saat ini kita akan menghitung integral P V
f (x) dx dengan f (x) = f (x) atau fungsi
genap dengan
p (x)
f (x) =
q (x)
dan p (x) , q (x) merupakan polinomial, dengan cara menghitung
Z
p (z)
dz
C q (z)
Jika R cukup besar, dan misalkan C sudah memuat semua titik singular, maka kita dapat
membuat R , dan Z R Z
p (x) p (x)
lim dx = P V dx
R R q (x) q (x)
z2
f (z) =
z6 + 1
Fungsi ini mempunyai titik singular di akar dari persamaan z 6 + 1 = 0 atau z = 6
1. Dalam
hal ini ada 6 yaitu
2k
ck = exp i +
6 6
untuk k = 0, 1, . . . , 5. Akar-akar ini tidak ada yang berada di sumbu X dan tiga akar yaitu
c0 = ei/6 , c1 = i, c2 = ei5/6
Selanjutnya, untuk R > 1, maka ketiga akar tersebut berada di dalam setengah lingkaran, dan
Z R Z Z
f (x) dx + f (z) dz = f (z) dz
R CR C
= 2i (B0 + B1 + B2 )
dengan
Bi = resz=c0 f (z)
yaitu
c2k 1
Bi = 5
= 3 dengan k = 0, 1, 2
6ck 6ck
Jadi
1 1 1
2i (B0 + B1 + B2 ) = 2i + =
6i 6i 6i 3
dan Z R Z
f (x) dx = f (z) dz
R 3 CR
Latihan 7.6 Misalkan m, n dua bilangan bulat dengan 0 m < n. Kita akan membuktikan
bahwa Z
x2m
2m + 1
dx = csc
0 x2n + 1 2n 2n
z 2m
2. Ujilah bahwa residu f (z) = z 2n +1
di ck adalah
1 i(2k+1)
e dengan k = 0, 1, . . . , n 1
2n
dengan ck akar yang telah diperoleh dan = 2m+1
2n
3. Dengan menggunakan penjumlahan
n1
X 1 zn
zk =
k=0
1z
perlihatkan bahwa
n1
X
2i Resz=ck f (z) =
k=0
n sin
4. Perlihatkan bahwa integral yang dicari mempunyai nilai seperti telah disebutkan di atas.
dengan
ei3z
B1 = resz=i
(z 2 + 1)2
Karena
ei3z (z) ei3z
= dengan (z) =
(z 2 + 1)2 (z i)2 (z + i)2
ei3z
yaitu z = i merupakan pole order dua dari fungsi (z 2 +1)2
. Jadi
1
B1 = 0 (i) =
ie3
i3z
Selanjutnya, kita akan menaksir nilai CR (z2e+1)2 dz dan harapannya akan menuju nol jika R 0.
R
dan
e = e3y 1
i3z
Jadi
ei3z
Z
1
2 dz R 0
CR (z 2 + 1) (R2 1)2
jika R .
Oleh karena itu
R
ei3x
Z
2
lim dx =
R R (x2 + 1)2 e3
Z R Z R
cos 3x sin 3x 2
lim dx + i lim dx =
R R (x2 + 1)2 R R (x2 + 1)2 e3
Dengan demikian
Z R Z
cos 3x cos 3x 2
lim dx = 2 dx = 3
R R (x2 + 1)2
2
(x + 1) e
1. fungsi f (z) analitik di semua titik z di setengah bidang atas y 0 dan di luar lingkaran
|z| = R0 ;
|f (z)| M (R)
untuk setiap z CR dan limR MR = 0, maka untuk setiap sebarang bilangan positif a
berlaku Z
lim f (z) eiaz dz = 0
R CR
2
1. Berdasarkan gambar berikut, buatlah kesimpulan bahwa antara sin dan
di interval
0 2 . Hasil ini disebut sebagai pertidaksamaan Jordan
2. Perlihatkan bahwa
eR sin e2R/
untuk 0 2 .
3. Perlihatkan bahwa Z /2
eR sin d < 1 eR <
0 2R 2R
jika R > 0.
R
4. Buktikan bahwa 0
eR sin d <
R
.
Latihan 7.9 Jika f (z) memenuhi hipotesa dari Lemma Jordan, buktikan bahwa
Z Z
iaz
i
iaR ei i
M (R)
f (z) e dz = f R e e iR e d 0
CR
0
a
jika R .
Latihan 7.11 Kita akan menghitung integral Fresnel yang banyak muncul di tentang cahaya,
yaitu
Z Z r
2
2
1
cos x dx = sin x dx =
0 0 2 2
dan Z R Z R Z
2
1 r2 iz 2
sin x dx = e dr Im e dz
0 2 0 CR
0.8
0.6
0.4
0.2
5 10 15 20
-0.2
-0.4
R sin x
Tetapi untuk menghitung 0 x
dx, kita perlu melakukan
Z R
sin x
lim+ lim
0 R x
Theorem 125 Misalkan f (z) mempunyai pole (kutub) sederhana di titik x0 di sumbu real dan
mempunyai penyajian deret Laurent di sekitar x0 yang berlakuk di 0 < |z x0 | < R2 , dengan
residu f (z) di x adalah B0 , dan misalkan C merupakan lengkungan setengah lingkaran atas
yang berpusat di x0 dengan jari-jari 0 < < R2 , maka
Z
lim f (z) dz = B0 i
0 C
B0
f (z) = g (z) +
z x0
dengan
X
g (z) = an (z x0 )n dengan |z x0 | = R2
n=0
|g (z)| M untuk |z x0 | 0
Dengan demikian Z
lim g (z) dz = 0
0 C
dz
R
Sekarang, kita akan menghitung C zx0
, karena z = x0 + ei dengan 0 untuk z C ,
maka
Z Z
dz dz
=
C z x0 C z x0
Z
1
= iei d
ei
Z0
= i d = i
0
Jadi Z
dz
lim = i
0 C z x0
Pada gambar tersebut dan R adalah dua bilangan positif dengan < R serta L1 dan L2
masing-masing menyatakan interval x R dan R x , sedangkan CR menyatakan
setengah lingkaran dengan jari-jari R, dan C menyatakan setengah lingkaran berjari-jari
untuk menghindari integrasi di z = 0.
ix
Perhatikan bahwa untuk z di sumbu real, fungsi f (z) adalah ex .
Berdasarkan Teorema Cauchy-Goursat, kita dapat menyimpulkan bahwa
eiz eiz eiz eiz
Z Z Z Z
dz + dz + dz + dz = 0
L1 z CR z L2 z C z
atau
eix eix eiz eiz
Z Z Z Z
dx + dx = dz dz
L1 x L2 x CR z C z
Perhatikan bahwa
R
eix eix eix eix
Z Z Z Z
dx + dx = dx + dx
L1 x L2 x x R x
R R
ix
eix
Z Z
e
= dx dx
x x
Z R
1
= (2i sin x) dx
x
Z R
sin x
= 2i dx
x
Dengan demikian
R
eiz eiz
Z Z Z
sin x
2i dx = dz dz
x CR z C z
eiz
Kita akan menguji bahwa z
mempunyai kutub order satu. Pertama, perhatikan bahwa
!
eiz 1 (iz)2
= 1 + iz + + ...
z z 2!
1 i2
= + i + z2 + . . .
z 2!
Jadi, kita dapat menggunakan teorema di atas
eiz
Z
lim dz = i
0 C z
Sedangkan
eiz
Z
lim dz = 0
R CR z
yaitu dengan menggunakan Lemma Jordan.
Jadi, untuk 0 dan R , maka
Z
sin x
2i dx = i
0 x
Karena 0 2, maka kita anggap bahwa merupakan parameter z yang bergerak pada
lingkaran. Tuliskan
z = ei (0 2)
Dengan demikian
dz
dz = ei id = zid atau d =
iz
1
Selanjutnya, karena z = cos + i sin , dan z
= ei = cos i sin , maka
z z1 z+ 1
z
sin = , cos =
2i 2
Dan integral yang dicari dapat ditulis sebagai
z z 1 z + z 1 dz
Z
F ,
C 2i 2 iz
dengan C lingkaran satuan.
Jika z bergerak mengelilingi lengkungan C dengan arah positif, maka petanya w akan bergerak
sepanjang lengkungan , ini merupakan arah gerak lengkungan . Karena f tidak mempunyai
akar di C, maka lengkungan tidak melewati titik 0 di bidang w.
Misalkan w dan w0 dua titik di , dengan w0 titik yang tetap dan 0 merupakan nilai
arg w0 . Misalkan sekarang arg w berubah secara kontinu, mulai dari 0 saat titik w mulai
bergerak di w0 . Saat w berputar kembali ke w0 , nilai arg w = 1 . Jadi perubahan nilai
arg w ini menggambarkan perubahan di , dan tidak bergantung pada w0 . Perubahan ini
menggambarkan perubahan f (z) jika z berubah sekali sepanjang lengkungan tutup C dan
ditulis sebagai
C arg f (z) = 1 0
Jika dibandingkan dengan 2, maka hasil bagi ini memperlihatkan berapa kali w berputar
1
C arg f (z)
2
dan juga dapat dibuktikan bahwa hasil bagi ini merupakan bilangan bulat dan disebut sebagai
bilangan putar. Dapat diuji bahwa jika lengkungan tidak melingkupi titik 0, maka bilangan
putar ini selalu sama dengan nol.
Contoh 127 Misalkan w = z 2 , dan kita mempunyai lingkaran di bidang z, maka di bidang w
akan diperoleh lingkaran dengan jari-jari kuadratnya, dan melingkar dua kali.
Contoh 128 Misalkan w = z12 , dan kita mempunyai lingkaran dengan jari-jari r di bidang z,
maka di bidang w akan diperoleh lingkaran dengan jari-jari 1r , dan melingkar dua kali dengan
arah berbeda.
dan juga
f 0 (z)
Z
dz = 2i (Z P )
C f (z)
Yang pertama, misalkan lengkungan C dapat dituliskan sebagai z (t) dengan a t b, selan-
jutnya misalkan pula
f (z (t)) = (t) ei(t)
menyatakan lengkungan di bidang w. Selanjutnya,
Z 0 Z b
f (z) 1 d
dz = [f (z (t))] dt
C f (z) a f (z (t)) dt
Z b
1 i(t) 0
(t) ei(t) + (t) ei(t) i0 (t) dt
e
a (t)
Z b 0
(t) 0
= + i (t) dt = ( (b) (a)) i
a (t)
karena (a) = (b) dan (b) (a) = C arg f (z) . Dengan demikian
Z 0
f (z) 1
dz = i C arg f (z)
C f (z) 2
Selanjutnya, misalkan f (z) mempunyai akar z0 di dalam lengkungan C dengan order m0 , maka
atau
f 0 (z) m0 g 0 (z)
= +
f (z) z z0 g (z)
Selanjutnya
f 0 (z)
Z
dz = m0 2i
C0 f (z)
jika C0 adalah lengkungan yang cukup kecil melingkupi z0 .
Dalam hal lain, misalkan z0 merupakan pole order m maka
g (z)
f (z) =
(z z0 )m
dan
f 0 (z)
Z
dz = m0 2i
C0 f (z)
Dengan demikian, jika f (z) mempunyai beberapa akar dan beberapa pole, maka
f 0 (z)
Z
dz = 2i (Z P )
C f (z)
1
Latihan 7.15 Hitung nilai
2 C
arg (f (z)) untuk C lengkungan lingkaran jari-jari 1 dan ber-
pusat di titik 0, jika
1. f (z) = z 2
z 3 +2
2. f (z) = z
(2z1)7
3. f (z) = z3
1 1
Latihan 7.16 Hitung nilai
2 C
arg (f (z)) untuk f (z) = (z 2 +1)(z 2 +4)
jika
1. dua fungsi analitik f (z) dan g (z) yang analitik di dalam dan pada lengkungan tertutup
C;
z 7 4z 3 + z 1 = 0
Kita akan mengetahui banyaknya akar polinomial tersebut di dalam lengkungan |z| = 1. Untuk
itu kita mencari bagian dari polinomial yang dominan di lengkungan C. Dalam hal ini
dan
|f (z)| |g (z)| untuk setiap z C
Kita dengan mudah menentukan bahwa f (z) = 4z 3 mempunyai akar 0 dengan multiplisitas 3.
Dengan demikian z 7 4z 3 + z 1 = 0 mempunyai tiga akar juga, tetapi bukan z = 0.
Latihan 7.17 Carilah banyaknya akar termasuk multiplisitasnya di dalam lengkungan |z| = 1
1. z 6 5z 4 + z 3 2z
2. 2z 4 2z 3 + 2z 2 2z + 9
Latihan 7.18 Carilah banyaknya akar termasuk multiplisitasnya di dalam lengkungan |z| = 2
1. z 4 + 3z 3 + 6
2. z 4 2z 3 + 9z 2 + z 1
Latihan 7.19 Carilah banyaknya akar termasuk multiplisitasnya di annulus 1 |z| 2 untuk
2z 5 6z 2 + z + 1 = 0