Anda di halaman 1dari 15

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK REFARAT

FAKULTAS KEDOKTERAN Maret 2017


UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU

MANFAAT ASI EKSKLUSIF

Disusun Oleh:

Anne Listiane

10.16.777.14.063

Pembimbing:

Dr. Alwi Hamzah

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU

2017

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Penyuluhan dengan Judul:

Manfaat Asi Eksklusif

Yang dipersiapkan oleh:


Anne Listiane
101677714063

Makalah ini telah diperiksa dan disetujui untuk


dilakukan penyuluhan

Palu, Maret 2017

Dosen Pembimbing Mahasiswa

dr. Alwi Hamzah Anne Listiane

i
DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ......................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1. Pengertian ASI Eksklusif...................................................................... 3
2.2. Tahap dalam Pemberian ASI Eksklusif ................................................ 3
2.3. Manfaat ASI Eksklusif ......................................................................... 4
2.4. Kendala Pemberian ASI Eksklusif dan Pemecahannya ....................... 6
BAB 3 KESIMPULAN ....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai saat ini diyakini bahwa ASI merupakan makanan pilihan pertama
dan utama untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan. Komposisi ASI yang demikian
unik, berubah sepanjang hari, meyebabkan tidak ada satupun susu formula yang
dapat menyamakan komposisinya, hanya dapat memberikan efek yang
menyerupai (mimicking) ASI. Pemberian ASI eksklusif merupakan gold
standard untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan.1
Data Riskesdas 2010 menunjukkan pemberian ASI eksklusif yang masih
sangat rendah (15%). Namun di tahun 2013 cakupan ASI eksklusif menunjukkan
peningkatan menjadi 30,2%, meskipun persentase ini seharusnya masih dapat
terus ditingkatkan lagi.2 Sedangkan data dari penelitian multisenter yang
dilakukan IDAI sebesar 27%. Hasil penelitian IDAI juga memperlihatkan bahwa
baru sekitar 40-60% rumah sakit yang menerapkan 10 langkah menuju
keberhasilan menyusui secara utuh. Angka tersebut juga tidak berbeda antara
pulau Jawa dengan pulau besar lainnya.1
Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya, bayi belum dapat
membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI memberikan zat-zat
kekebalan yang belum dapat dibuat oleh bayi tersebut, sehingga bayi yang minum
ASI lebih jarang sakit, terutama pada awal dari kehidupannya. Komponen zat anti
infeksi yang banyak dalam ASI akan melindungi bayi dari berbagai macam
infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan antigen lainnya.3
PP Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif menegaskan bahwa dalam rangka melindungi, mendukung, dan
mempromosikan pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan dukungan dari pemerintah, pemerintah daerah, fasilitas pelayanan
kesehatan dan tenaga kesehatan, masyarakat serta keluarga agar ibu dapat
memberikan ASI eksklusif pada bayi.4 Seluruh kebijakan yang memfasilitasi
pemberian ASI/menyusui harus didukung. Tidak ada satupun makanan yang ideal

1
untuk bayi baru lahir selain ASI. Edukasi orang tua sejak kehamilan merupakan
komponen penting penentu keberhasilan menyusui. Pengetahuan dan
keterampilan petugas yang terkait dalam keberhasilan manajemen menyusui harus
selalu ditingkatkan agar mereka dapat berperan aktif dalam mengatasi kendala
yang mungkin timbul selama proses menyusui.5

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ASI Eksklusif


Definisi ASI eksklusif bermacam-macam tetapi definisi yang sering
digunakan adalah definisi WHO yang menyebutkan ASI eksklusif adalah
pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali
vitamin, mineral, atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan.6
Pemberian vitamin, mineral, dan obat-obatan diperbolehkan selama pemberian
ASI eksklusif. Suplemen (air, air gula, susu formula, dan cairan lain) tidak
diberikan pada bayi kecuali atas permintaan dokter sesuai dengan indikasi medis.
Empeng/dot dihindari pada bayi yang menyusui.5
Kandungan protein dan laktosa pada susu manusia dan susu sapi itu
berbeda. Susu sapi kadar proteinnya lebih tinggi, yakni 3,4 persen sedangkan susu
manusia hanya 0.9 persen. Kadar laktosa susu manusia lebih tinggi yakni 7 persen
sedangkan susu sapi hanya 3,8 persen. Fungsi dari kedua zat gizi ini bertolak
belakang. Laktosa sangat penting dalam proses pembentukan mielin otak.
Sementara pada susu sapi, kandungan protein yang tinggi berfungsi untuk
membantu pembentukan otot.7

2.2 Tahap dalam Pemberian ASI Eksklusif


Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit
antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru
bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua
tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun
masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya
program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang
berkualitas.8
Pada minggu-minggu pertama menyusui, bayi disusui sesering kemauan
bayi. Ibu menawarkan payudara apabila bayi menunjukkan tanda-tanda lapar
seperti terjaga terus, aktif, mouthing, atau rooting. Penempatan ibu dan bayi dalam

3
satu ruangan (rooming-in) sepanjang hari sangat membantu keberhasilan
menyusui. Lamanya menyusui tergantung pada kehendak bayi. Payudara
diberikan bergantian kanan dan kiri pada awal menyusui, agar kedua payudara
mendapat stimulasi yang sama dan mendapat pengeringan yang sama. Pada
minggu-minggu pertama, bayi sebaiknya dibangunkan atau dirangsang untuk
menyusui maksimum setiap 3 jam.5
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk mencapai
tumbuh kembang optimal.9 Makanan pendamping ASI kaya besi diberikan secara
bertahap mulai usia 6 bulan. Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan
bayi yang memiliki kelainan hematologi tidak memiliki cadangan besi adekuat
pada saat lahir umumnya membutuhkan suplementasi besi sebelum usia 6 bulan,
yang dapat diberikan bersama dengan ASI eksklusif.5
Kebutuhan dan perilaku makan setiap bayi adalah unik. Pengenalan
makanan pendamping sebelum usia 6 bulan tidak meningkatkan asupan kalori
maupun kecepatan pertumbuhan berat badan. Selama 6 bulan pertama, bayi yang
mendapat ASI tidak membutuhkan air putih maupun jus buah, bahkan dalam
cuaca panas sekalipun. Pemberikan minuman atau makanan selain ASI berisiko
mengandung kontaminan atau alergen. Pemanjangan durasi menyusui bermanfaat
untuk meningkatkan kesehatan dan perkembangan bayi. Bayi yang telah disapih
sebelum usia 12 bulan tidak menerima susu sapi, tetapi harus mendapat formula
bayi yang difortifikasi zat besi.5
Durasi pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan adalah selama enam
bulan pertama kehidupan untuk mencapat tumbuh kembang optimal. Setelah
enam bulan, bayi mendapat makanan pendamping yang adekuat sedangkan ASI
dilanjutkan sampai usia 24 bulan.5

4
2.3 Manfaat ASI Eksklusif
ASI diberikan kepada bayi karena banyak manfaat dan kelebihannya,
antara lain:
1. Menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi pada
saluran pencernaan (diare), infeksi pada saluran pernafasan, dan
infeksi pada telinga.
2. Menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi, misalnya
penyakit alergi, obesitas, kurang gizi, asma, dan eksim.
3. Selain itu dapat meningkatkan IQ dan EQ anak.5
ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh
diet utama ibu selama kehamilan, tingkat nutrisi ibu, dan saat diberikannya ASI
kepada bayi. ASI yang dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut
kolostrum. Kolostrum sangat baik diberikan pada bayi baru lahir karena
mengandung banyak antibodi dan sel darah putih, serta vitamin A yang diperlukan
bayi karena dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi.5
Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan
bayi yang paling sempurna, keuntungan ASI bagi bayi adalah:
1. ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.
2. ASI dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat
penangkal penyakit antara lain immunoglobulin.
3. ASI praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih.
4. ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan otak.
5. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat.
6. ASI tidak menyebabkan alergi.
7. ASI dapat mencegah kerusakan gigi.
8. ASI mengoptimalkan perkembangan bayi.
9. ASI meningkatkan hubungan ibu dan bayi.5

5
Bagi ibu, menyusui juga memberikan beberapa keuntungan, yaitu:
1. mencegah perdarahan setelah persalinan karena efek stimulasi kontraksi
rahim,
2. mempercepat mengecilnya rahim,
3. mengurangi anemia,
4. menurunkan berat badan usai melahirkan karena ketika menyusui sekitar
500 kalori terbakar setiap harinya,
5. mencegah kanker ovarium dan kanker payudara karena proses menyusui
mempunyai efek pada keseimbangan hormon wanita, dan
6. sebagai kontrasepsi alamiah (menunda masa subur).5
Dari sudut psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan bayi
membentuk tali kasih. Kontak akan terjalin setelah persalinan pada saat ibu
menyusui bayinya untuk pertama kali. Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan
psikologis antara ibu dan bayinya. Proses ini disebut perlekatan (bonding). Bayi
jarang menangis atau rewel dan akan tumbuh lebih cepat jika ia tetap berada dekat
ibunya serta disusui secepat mungkin setelah persalinan. Ibu-ibu yang menyusui
akan merawat bayi mereka dengan penuh kasih sayang. Memberi ASI dapat
membantu pertumbuhan dan kecerdasan bayi.5
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan harus ditingkatkan karena
mempunyai hubungan dengan angka kejadian diare akut.9 Salah satu kandungan
unik ASI adalah oligosakarida yang akan menciptakan suasana asam dalam
saluran cerna. Suasana asam ini berfungsi sebagai sinyal untuk pertahanan saluran
cerna, yaitu SIgA (Secretory Imunnoglobulin A) yang juga terdapat dalam ASI itu
sendiri. SIgA dapat mengikat mikroba patogen, mencegah perlekatannya pada sel
enterosit di usus dan mencegah reaksi imun yang bersifat inflamasi.10
Hasil penelitian dari Oxford University dan Institute for Social and
Economic Research sebagaimana dilansir Daily Mail, menyebutkan bahwa anak
bayi yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh menjadi anak yang lebih pintar
dalam membaca, menulis, dan matematika. Salah satu peneliti, Maria Iacovou
mengemukakan asam lemak rantai panjang (long chain fatty acids) yang
terkandung di dalam ASI membuat otak bayi berkembang.7

6
2.4 Kendala Pemberian ASI Eksklusif dan Pemecahannya11
Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak
sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya
memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Akan
tetapi dengan motivasi ibu/ayah yang kuat, pengetahuan dasar yang dimiliki ibu
dan ayah, serta usaha yang terus menerus, sabar dan tekun, tidak mustahil
pemberian ASI eksklusif dapat berhasil.
Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif:
1. produksi ASI kurang
2. ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar
3. ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi)
4. bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding (pemberian air
gula/dekstrosa, susu formula pada hari-hari pertama kelahiran)
5. kelainan ibu: puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak,
engorgement, mastitis dan abses
6. ibu hamil lagi padahal masih menyusui
7. ibu bekerja
8. kelainan bayi: bayi sakit, abnormalitas bayi.
Ada beberapa faktor yang perlu diidentifikasi dan diperbaiki sebagai
penyebab berkurangnya ASI, yaitu :
1. Faktor menyusui :
(1) tidak melakukan inisiasi menyusu dini
(2) menjadwal pemberian ASI
(3) memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI
keluar), apalagi memberikannya dengan botol/dot
(4) kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusu
(5) tidak mengosongkan salah satu payudara saat menyusui

7
2. Faktor psikologis ibu
Stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat
berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Peran keluarga
dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.
3. Faktor fisik ibu
Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang menggunakan pil
kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu
menyusui yang hamil lagi, peminum alkohol, perokok, atau ibu dengan
kelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI.
4. Faktor bayi
Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi, misalnya bayi
sakit, prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan.
Bila bayi terpisah dengan ibu untuk sementara waktu, ibu memerah
ASInya dan diberikan kepada bayinya dengan sendok atau cangkir. Sebaiknya
tidak menggunakan dot karena akan mempersulit bayi bila kembali menyusu
(bingung puting).
Relaktasi merupakan suatu keadaan ibu yang telah berhenti menyusui
ingin memulai menyusui kembali. Untuk mengembalikan agar bayi dapat
menyusu dari ibu kembali, kita dapat menggunakan alat yang disebut
suplementer.Suplementer menyusui adalah alat yang digunakan sebagai
suplemen kepada bayi saat bayi menyusu pada payudara yang kurang
memproduksi ASI. Jenis suplementer yang tersedia, antara lain cangkir dan slang
plastik atau breast feeding supplementer. Dengan menggunakan suplementer bayi
tidak marah karena mendapatkan susu dari selang dan payudara ibu akan
terangsang kembali untuk memproduksi ASI.
Puting lecet paling sering disebabkan perlekatan yang kurang baik. Bila
bayi tidak melekat dengan baik, bayi akan menarik puting, menggigit dan
menggesek kulit payudara, sehingga menimbulkan rasa sangat nyeri dan bila bayi
terus menyusu akan merusak kulit puting dan menimbulkan luka ataupun retak
pada puting.

8
Yang pertama dan utama diperhatikan adalah posisi bayi saat menyusu dan
pelekatannya. Puting yang retak, luka juga dapat disertai jamur (Kandidiasis).
Mulut bayi sebaiknya dilihat apakah terdapat jamur yang dapat mengganggu
proses menyusu atau adakah ikatan dibawah lidah yang membuat lidah tidak dapat
menjulur keluar (tongue tie).
Pengobatan yang sesuai baik untuk ibu maupun bayi harus segera
diberikan. Membangkitkan rasa percaya diri ibu sangat diperlukan.
Membangkitkan rasa percaya diri ibu dan penjelasan bahwa kelainan hanya
bersifat sementara akan membantu ibu melanjutkan untuk menyusui bayi.
Posisikan bayi agar mulutnya melekat dengan baik sehingga rasa nyeri akan
segera berkurang. Tidak perlu mengistirahatkan payudara, tetapi tetaplah
menyusu on demand. Bila diperlukan, bantu ibu untuk memerah ASI, dan ASI
perah diberikan dengan cangkir. Membersihkan payudara hanya pada waktu
mandi, hindari penggunaan sabun, lotion, salep, atau menggosok-gosok dengan
handuk.
Payudara penuh, (1) terjadi beberapa hari setelah persalinan, yaitu saat
ASI sudah mulai diproduksi, (2) payudara terasa nyeri berat, keras, tapi ASI masih
dapat mengalir keluar, (3) ibu tidak merasa demam. Yakinkan ibu bahwa
payudara penuh adalah suatu hal yang normal dan usahakan ibu menyusui
sesering mungkin sehingga payudara terasa lebih nyaman, rasa berat akan
berkurang dan payudara menjadi lebih lunak.
Payudara bengkak (engorgement), (1) payudara tampak merah, mengkilat,
dan sangat nyeri, (2) terjadi karena bendungan pada pembuluh darah dan limfe,
(3) sekresi ASI sudah mulai banyak, (4) ASI tidak dikeluarkan sempurna.
Payudara bengkak dapat dicegah dengan menyusukan bayi segera setelah lahir,
menyusukan bayi tanpa jadwal, dan jangan memberi minuman lain pada bayi.
Lakukan masase dan keluarkan ASI.
Mastitis, memperlihatkan gejala klinis payudara nampak merah, bengkak
keras, terasa panas dan nyeri sekali. Dapat mengenai kedua atau hanya satu
payudara. Penyebabnya antara lain puting lecet atau saluran ASI tersumbat yang
tidak ditatalaksana dengan baik. Mastitis dapat di tatalaksana dengan

9
mengistirahatkan ibu, ASI tetap harus dikeluarkan, berikan antibiotik dan
kompres/minum obat pengurang rasa sakit
Abses, memperlihatkan gejala klinis berupa benjolan kemerahan, panas,
bengkak, dan terasa sangat nyeri. Pada benjolan teraba fluktuasi dan suhu tubuh
meningkat. Bila dijumpai keadaan ini, ibu harus istirahat, ASI tetap dikeluarkan,
berikan antibiotik, insisi abses, dan kompres / minum obat pengurang rasa sakit.
Seandainya ibu hamil lagi saat masih menyusui, maka dianjurkan:
1. Bila bayi belum berusia 6 bulan, terus menyusui karena ASI masih
merupakan makanan tunggal.
2. Bila bayi berusia 6-12 bulan, terus menyusui karena ASI masih
merupakan makanan utama.
3. Bila bayi sudah berusia lebih dari 12 bulan, boleh disapih.
Bila menyusui tetap diteruskan, maka perlu diperhatikan beberapa hal,
yaitu (1) volume ASI dapat berkurang karena pengaruh hormon ibu hamil, (2)
puting akan lecet, (3) ibu akan mengalami keletihan, (4) rasa ASI berubah ke arah
kolostrum, (5) terjadi kontraksi rahim karena hormon ibu hamil.

10
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
ASI eksklusif adalah makanan terbaik bagi bayi pada awal masa
kehidupannya hingga berusia 6 bulan. ASI mengandung semua zat gizi yang
diperlukan oleh bayi dalam jumlah yang pas sehingga optimal untuk
pertumbuhannya. Selain itu ibu juga memperoleh manfaat bagi dirinya sendiri
melalui pemberian ASI eksklusif. Dukungan terhadap ibu dalam menangani
kendala-kendala saat pemberian ASI eksklusif sangatlah penting agar tercapaui
keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Hegar, B. Understanding and implementation of breastfeeding regulation.


2012. Jakarta.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
2013. Kementerian Kesehatan RI. Available from: depkes.go.id [Accessed 7
April 2014].
3. Suraatmaja, S. Gastroenterologi Anak. 2007. Jakarta: CV.Sagung Seto.
4. Peraturan Pemerintah RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif. 2012. Jakarta.
5. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Air susu ibu dan menyusui. 2014. Jakarta.
Available from: idai.or.id [Accessed 7 April 2014].
6. Fikawati, Sandra, Syafiq A. Kajian implementasi dan kebijakan air susu ibu
eksklusif dan inisiasi menyusui dini di Indonesia. 2010. Jakarta.
7. Departemen Kesehatan RI. ASI eksklusif; bayi cerdas, ibu pun sehat. 2013.
8. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Paket modul kegiatan-Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif 6
bulan. 2008.
9. Rahmadhani E.P, Lubis G, Edison. Hubungan pemberian ASI eksklusif
dengan angka kejadian diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di Puskesmas
Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(2).
10. Jackson K.M, Nazar A.M. Breastfeeding, the immune response, and longterm
health. J. Am Osteopath Assoc. 2006.
11. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kendala pemberian ASI eksklusif. 2013.
Jakarta. Available from: idai.or.id [Accessed 7 April 2014].

12

Anda mungkin juga menyukai