Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI

Pada pasien di diagnosis sepsis neonatorum awitan lambat dengan distres


pernapasan ringan yang ditandai dengan keluhan perut kembung sejak 5 hari lalu
disertai demam, pasien malas minum ASI. Muntah > 5 kali setiap habis minum
ASI dan penilaian skor down didapatkan frekuensi napas 64 kali/menit dan retrasi
subcostal (+) ringan.

Sepsis neonatorum adalah suatu keadaan dimana terjadi infeksi pada bayi, pada
28 hari pertama kehidupan. Terdapat kelainan susunan saraf pusat (kadang-
kadang terdengar high pitch cry, bayi menjadi iritabel dan dapat). Bayi dapat pula
memperlihatkan kelainan hematologik, gastrointestinal ataupun gangguan
respirasi (perdarahan, ikterus, muntah, diare, distensi abdomen, intoleransi
minum, waktu pengosongan lambung yang memanjang, takipnea, apnea, merintih
dan retraksi).

Pada pasien ini berat bayi pada saat lahir rendah (2100 gram) bayi cukup
bulan, dan air ketuban warna hijau. Ibu pasien mempunyai riwayat pengobatan
keputihan pada saat kehamilan. Riwayat persalinan dan kelahiran, bayi lahir
secara sectio cesarea di RSU Anutapura Palu.

Faktor risiko ibu:


Cairan ketuban hijau keruh dan berbau.
Infeksi dan demam (>38C) pada masa peripartum akibat korioamnionitis,
infeksi saluran kemih, kolonisasi vagina oleh Streptokokus grup B (SGB),
kolonisasi perineal oleh E. coli, dan komplikasi obstetrik lainnya.
Faktor risiko pada bayi:
Prematuritas dan berat lahir rendah.

Saat pasien masuk, pasien berusia 27 hari. Sedangkan ibu pasien mengeluhkan
perut kembung pada bayinya sudah dialami sejak 5 hari yang lalu (22hari).

9
Berdasarkan klasifikasinya, sepsis dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Sepsis neonatorum awitan dini: Terjadi 7 hari pertama kehidupan,


karakteristik sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan
amnion, biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi.
b. Sepsis neonatorum awitan lanjutan/nosokomial: Terjadi setelah minggu
pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir, karakteristik
didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang
ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami
komplikasi.

Pada kasus diklasifikasikan dengan diagnosis sepsis neonatorum awitan


lambat, dengan indikasigejala klinis ditemukan pada saat pasien berusia > 7 hari.

Dari hasil pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan darah lengkap,


ditemukan adanya leukositosis (WBC 14,6) sehingga hal ini dapat diindikasikan
sebagai pemberian antibiotik.

Sepsis neonatorum terjadi karena proses infeksi yang akan menyebabkan


aktivasi sel darah putih sebagai sistem pertahanan tubuh. Dari hasil observasi skor
sepsis, ditemukan beberapa kriteria sepsis pada pada pasien yang memenuhi
kriteria A : frekuensi napas > 60 kali/menit, suhu tubuh tidak normal (36,5-
37,5C), kondisi memburuk secara cepat dan dramatis. Kriteria B :Irritable atau
rewel, muntah (menyokong kearah sepsis), distensi abdomen, air ketuban
bercampur mekonium.

10
Neonatus diduga mengalami sepsis (tersangka sepsis) bila ditemukan tanda-
tanda dan gejala yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Bila bayi mempunyai dua tanda atau lebih pada Kategori A (tabel), atau
tiga tanda atau lebih pada Kategori B (tabel).

Pada pasien ini mendapat terapi injeksi cefotaxime dengan dosis


100mg/12jam/iv dan injeksi gentamisin 6mg/12jam/iv, cefotaxime dan gentamisin
ini merupakan antibiotik sefalosporin generasi ketiga.
Terapi sepsis neonatorum awitan lambat dipilih pemakaian netilmisin atau
amikasin. Amikasin resisten terhadap proses degradasi yang dilakukan oleh
sebagian besar enzim bakteri yang diperantarai plasmid, begitu juga yang dapat
menginaktifkan aminoglikosida lain. Infeksi bakteri Gram negatif dapat diobati
dengan kombinasi turunan penisilin (ampisilin atau penisilin spektrum luas) dan
aminoglikosida. Sefalosporin generasi ketiga yang dikombinasikan dengan
aminoglikosida atau penisilin spektrum luas dapat digunakan pada terapi sepsis
yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif.

11

Anda mungkin juga menyukai