Anda di halaman 1dari 4

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-4 1

Modifikasi Perencanaan Struktur Jembatan Gugus


Propinsi Riau Dengan Balance Cantilever Concrete
Box Girder Prestressed Segmental
Rachmat Ramadhan, I Gusti Putu Raka
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: raka@ce.its.ac.id

Abstrak Dalam tugas akhir ini akan dilakukan modifikasi Idealnya jembatan tersebut menggunakan struktur box
perencanaan jembatan Gugus yang menghubungkan kota girder prestressed dan sistim kantilever. Hal ini di karenakan
Tanjungpinang dengan Senggarang yang terletak di Propinsi struktur tersebut memiliki kelebihan dibandingkan dengan
Riau dengan menggunakan struktur box girder sistim kantilever. struktur baja, diantaranya adalah memiliki momen sekunder
Jembatan ini sebelumnya di desain dengan rangka busur baja yang di timbulkan akibat gaya prategang untuk melawan
untuk bentang tengah dan rangka baja Australia Class A untuk
bentang tepi. Tipe konstruksi yang digunakan dalam modifikasi
momen akibat beban luar, tegangan dan regangan dapat di
ini adalah single box girder. Dan sistim prategang yang kontrol sehingga dapat di desain tegangan tarik yang akan di
digunakan adalah pascatarik (post tension). Panjang bentang terima struktur atau hanya menerima tekan. Serta
jembatan ini adalah 200 m, dengan dibagi menjadi 3 bentang, pelaksanaannya yang terbilang cepat karena menggunakan
yaitu : 50 m + 100 m + 50 m. sistim precast.
Perencanaan jembatan ini dimulai dengan penjelasan
mengenai pemilihan latar belakang pemilihan tipe jembatan,
perumusan tujuan perencanaan, pembahasan, dan dasar-dasar II. METODOLOGI
perencanaan yang mengacu pada peraturan perencanaan
jembatan RSNI T-02-2005 dan SNI T-12-2004. Setelah itu Tahap pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data
barulah dilakukan perliminary design dengan menentukan
perencanaan. Dengan data-data tersebut maka dapat dilakukan
dimensi-dimensi utama pada jembatan. Pada tahap awal
perencanaan, dilakukan perhitungan terhadap struktur
modifikasi perencanaan jembatan dengan permodelan yang
sekunder jembatan seperti pagar pembatas dan trotoar. baru tetapi sesuai dengan data-data teknis yang sesungguhnya.
Kemudian menganalisa beban yang terjadi seperti : analisa berat Setelah data perencanaan diperoleh selanjutnya dilakukan
sendiri, beban mati tambahan, beban lalu lintas dan analisa studi literature mengenai konsep-konsep struktur jembatan
pengaruh waktu seperti creep dan kehilangan gaya prategang. beton prategang.
Dari hasil analisa tersebut di lakukan kontrol tegangan yang Tahap kedua, melakukan perencanaan struktur sekunder.
terjadi pada box perhitungan penulangan box, perhitungan Perencanaan ini meliputi tiang sandaran, trotoar dan kerb.
kekuatan dan stabilitas struktur, dan tahap yang terakhir dari Tiang sandaran untuk pejalan kaki harus direncanakan untuk
perencanaan ini adalah perencanaan perletakan.
dua pembebanan rencana daya layan yaitu w = 0,75 kN/m.
Akhir dari perencanaan ini adalah didapat bentuk dan
Beban-beban ini bekerja secara bersamaan dalam arah
dimensi penampang box girder yang yang dituangkan dalam
gambar perencanaan (Detail Engineering Design/DED) menyilang dan vertikal pada masing-masing sandaran[1]. Kerb
Kata Kuncijembatan gugus; box girder; prestressed harus direncanankan untuk menahan beban rencana ultimit
sebesar 500 kg yang bekerja sepanjang bagian atas kerb atau
I. PENDAHULUAN setinggi 25 cm dari permukaan lantai kendaraan[1].
Tahap ketiga, melakukan pemilihan jenis beton prategang.
Karena pada modifikasi perencaan struktur ini digunakan
D ata-data teknis Jembatan Gugus adalah sebagai berikut :
mempunyai bentang total 200 m, di bagi menjadi 3
bentang dengan bentang terpanjang 120 m dan lebar
segmental precast concrete box girder, maka jenis beton
prategang yang di gunakan adalah Post-Tension.
jembatan 9 m. Untuk bentang pinggir menggunakan struktur Tahap ke empat, melakukan preliminary design.
rangka baja Australia dan bentang tengah dengan rangka baja Tahap ke lima, pembebanan. Pada tahap ini akan di hitung
pelengkung. beban-beban yang bekerja pada struktur. Aksi-aksi (beban,
perpindahan dan pengaruh lainnya) dikelompokkan menurut
Jembatan dengan struktur rangka baja dan sistim balok
sumbernya ke dalam beberapa kelompok, yaitu : aksi tetap,
sederhana memiliki beberapa kelemahan. Dari sisi kekuatan
beban lalu lintas, aksi lingkungan dan aksi-aksi lainnya.
adalah untuk menahan gaya tekan yang besar di perlukan
Tahap ke enam, perhitungan gaya dalam. Perhitungan gaya
ukuran profil yang besar. Hal ini di karenakan sifat dari baja
dalam yang terjadi pada jembatan di lakukan dengan program
yang kuat terhadap tarik tapi lemah terhadap tekan. Dari sisi
bantu. Pada analisis terdapat 4 (empat) kombinasi
efisiensi, adalah kurang efisien karena semakin panjang
pembebanan.
jembatan rangka dibuat, maka ukuran dari rangka batang juga
Tahap ke tujuh menentukan gaya prategang. Tegangan iji
harus di perbesar atau di buat dengan lebih tinggi dengan
beton sesaat sesudah penyaluran gaya prategang (sebelum
sudut yang lebih besar.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 2

terjadinya kehilangan tegangan sebagai fungsi waktu) tidak Profil 4 : sebagai penutup tengah bentang, digunakan profil
boleh melampaui nilai berikut [2]: box dengan panjang 3 dan tinggi 2,5 m sebanyak 1 buah.
Tegangan serat tekan terluar0,60fci Jumlah profil box yang digunakan adalah sebanyak 65 buah.
1
Tegangan serat tarik terluar f ' ci B. Jenis Beton Prategang
4
Tegangan beton pada kondisi beban layan (sesudah Metode yang digunakan untuk member tekanan pada
memperhitungkan semua kehilangan prategang yang pembuatan box pratekan adalah dengan sistim pasca-tarik
mungkin terjadi) tidak boleh melampaui nilai berikut : (post tension) dengan mutu beton fc = 50 MPa.
Tegangan serat tekan terluar0,45fc C. Pembebanan
1 Beban-beban yang akan di masukkan kedalam perhitungan :
Tegangan serat tarik terluar f ' ci
2 1. Beban mati
Merencanakan besarnya gaya prategang : a. Berat sendiri
b. Beban mati tambahan
Fo Fo e y Mg
i = Berat trotoar
A I w Berat kerb
Kontrol tegangan pada box : Berat sandaran dan penerangan
Berat pipa elektrikal dan mekanikal
Fo Fo e y Mg Berat air hujan
f 'c = i Berat beban pelaksanaan
A I w
Tahap ke delapan, melakukan perhitungan kehilangan gaya 2. Beban hidup
prategang. Penentuan kehilangan tegangan yang tepat pada a. Beban terbagi rata (BTR)
komponen-komponen struktur beton prategang adalah b. Beban garis terpusat (BGT)
persoalan yang rumit karena laju kehilangan tegangan akibat D. Analisa Tahap Kantilever (Tahap I)
satu factor, seperti relaksasi di tendon-tendon, secara terus- Analisa tahap kantilever merupakan perhitungan untuk
menerus berubah oleh perubahan tegangan akibat factor-faktor menentukan gaya prategang awal yang digunakan untuk
lain, seperti rangkak pada beton. Laju dari rangkak pada menahan beban yang terjadi akibat pelaksanaan.
gilirannya diubah oleh perubahan pada tegangan tendon. Tabel 1. Momen Saat Kantilever
Sangat sulit untuk memisahkan jumlah netto kehilangan
tegangan akibat setiap factor pada kondisi-kondisi yang Pada saat segmen Momen pada
berbeda dari tegangan, keadaan lingkungan, pembebanan dan .. terpasang segmen A ( tm )
factor-faktor lainnya yang tidak pasti (dikutip dari pernyataan
1 830.11
komisi PCI).
Tahap kesembilan, melakukan kontrol kekuatan dan 2 1561.31
stabilitas. Pada perhitungan ini dilakukan kontrol momen 3 2455.46
retak, momen batas, gaya membelah dan lendutan.
4 3508.92
Tahap ke sepuluh, membuat perhitungan kebutuhan
tulangan utama box girder. 5 4713.81
Tahap kesebalas membuat gambar rencana.
6 6071.84
7 7575.66
III. ANALISA DAN HASIL
8 9219.81
A. Preliminary Design
9 11003.55
Struktur jembatan tersusun dari single box dengan lebar 9
m, bentang total jembatan sepanjang 200 m terbagi menjadi 3 10 12922.00
bentang, yaitu 50 m + 100 m + 50 m dengan disangga oleh 2 11 14967.62
pilar dan 2 abutmen. Perencanaan dimensi profil box girder
12 17141.73
yang digunakan didapat dari cara trial and eror, dan
berdasarkan ketentuan peraturan yang ada. Rencana dari profil 13 19438.44
box girder adalah sebagai berikut : 14 21849.41
Profil 1 : profil box dengan panjang 4 m dan memiliki tinggi
15 21916.79
3,5 m sebanyak 2 buah;
Tabel diatas adalah momen pada segmen A yang
Profil 2 : profil box dengan panjang 3,1 m dan memiliki diakibatkan saat pemasangan segmen per segmen.
tinggi 3,5 m sampai dengan 2,5 m sebanyak 60 buah;
Profil 3 : profil box dengan panjang 1,5 m dan tinggi 2,5 m
sebanyak 2 buah;
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 3

Tabel 2. Fperlu pada segmen A E. Analisa Tahan Menerus (Tahap II)


Pada saat segmen .. Fperlu (N) Momen saat menerus terdiri dari momen negatif dan momen
terpasang positif, momen negatif terdapat didaerah tumpuan sedangkan
F1 F2 momen positif terdapat didaerah lapangan.
1 2.57E+06 3.99E+08 Mmax pada tumpuan = 7076,63 tm
Mmax pada bentang tengah = 6019,52 tm
2 4.84E+06 3.87E+08
Tabel 4. Fperlu tahap menerus
3 7.61E+06 3.72E+08
Fperlu (N)
4 1.09E+07 3.54E+08 Segmen
F1 F2
5 1.46E+07 3.34E+08
6 1.88E+07 3.11E+08 A (tumpuan) 2.76E+07 4.30E+07
C (pengunci) 2.53E+08 3.16E+07
7 2.35E+07 2.86E+08
9 (tepi) 1.97E+08 3.71E+06
8 2.86E+07 2.58E+08 Tabel di atas adalah gaya prategang yang diperlukan pada
9 3.41E+07 2.28E+08 tahap menerus untuk menahan momen saat pemasangan
10 4.01E+07 1.96E+08 segmen per segmen.
Tabel 5. Keperluan tendon
11 4.64E+07 1.61E+08
12 5.32E+07 1.25E+08 Segmen Jenis Tendon F (N) sesuai VSL
13 6.03E+07 8.63E+07
14 6.78E+07 4.57E+07 A (tumpuan) 27 Sc 5.40E+07
15 6.80E+07 4.46E+07 C (pengunci) 27 Sc 5.40E+07
Tabel di atas adalah gaya prategang yang diperlukan pada 9 (tepi) 27 Sc 5.40E+07
segmen A untuk menahan momen saat pemasangan segmen Tabel diatas adalah hasil perhitungan untuk mendapatkan
per segmen. kebutuhan tendon pada tahap menerus.
Tabel 3. Keperluan Tendon Tiap Segmen

Segmen Jenis Tendon F (N) sesuai VSL F. Kehilangan Prategang


Tabel 6. Kehilangan prategang pada tendon kantilever
1 12 Sc 6.00E+06 % Loss
Segmen
ES Fx CR SH RE TOTAL
2 7 Sc 3.50E+06 1 3.66 7.22 1.04 2.41 12.05 8.92 35.29
3 12 Sc 6.00E+06 2 3.69 7.84 0.24 2.41 12.18 7.04 33.39
3 3.88 8.46 2.01 2.41 11.83 5.99 34.58
4 12 Sc 6.00E+06 4 3.89 9.08 3.19 2.41 11.62 5.31 35.50
5 3.88 9.70 4.24 2.41 11.44 4.82 36.48
5 12 Sc 6.00E+06 6 3.86 10.32 5.24 2.41 11.26 4.44 37.52
6 12 Sc 6.00E+06 7 3.82 10.94 6.13 2.41 11.11 4.14 38.54
8 3.51 11.56 6.12 2.41 11.17 3.89 38.66
7 19 Sc 9.50E+06 9 3.19 12.18 6.00 2.41 11.25 3.69 38.70
10 2.83 12.80 5.72 2.41 11.36 3.51 38.63
8 19 Sc 9.50E+06 11 2.44 13.42 5.27 2.41 11.51 3.35 38.40
12 2.02 14.04 4.64 2.41 11.70 3.22 38.03
9 19 Sc 9.50E+06 13 1.45 14.66 3.46 2.41 12.01 3.10 37.09
14 0.84 15.28 2.03 2.41 12.37 2.99 35.92
10 19 Sc 9.50E+06 15 0.18 15.90 0.33 2.41 12.79 2.89 34.50
11 19 Sc 9.50E+06
Tabel diatas adalah hasil analisa kehilangan prategang untuk
12 22 Sc 1.10E+07 tendon kantilever
13 22 Sc 1.10E+07 Tabel 7. Kehilangan prategang pada tendon menerus
% Loss
14 22 Sc 1.10E+07 Segmen
ES Fx CR SH RE TOTAL
15 7 Sc 3.50E+06 A 1.88 24.61 2.30 2.41 12.14 1.10 44.43
Tabel diatas adalah hasil perhitungan untuk mendapatkan C 1.95 24.61 2.41 2.41 12.10 1.05 44.53
9 4.12 24.61 10.97 2.41 10.20 0.35 52.65
kebutuhan tendon pada tiap segmen.
Tabel diatas adalah hasil analisa kehilangan prategang untuk
tendon kantilever
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 4

G. Kebutuhan Tulangan Utama pada Box Girder Profil 2 : profil box dengan panjang 3,1 m dan memiliki
Momen Yang Terjadi : tinggi 4,5 m sampai dengan 2,5 m sebanyak 60 buah;
Flens atas M = 33,516 tm Profil 3 : profil box dengan panjang 1,5 m dan tinggi
Flens tegak M = 12,438 tm 2,5 m sebanyak 2 buah;
Flens bawah M = 18,346 tm Profil 4 : sebagai penutup tengah bentang, digunakan
Kebutuhan tulangan: profil box dengan panjang 3 m dan tinggi 2,5 m sebanyak 1
Pada flens atas dipasangan tulangan utama D22-100 buah.
(As = 3799,4 mm2) dan tulangan pembagi D22-150. Jumlah profil box yang digunakan adalah sebanyak 65
Pada flens tegak dipasangan tulangan utama D22- buah.
150 (As = 2532,93 mm2) dan tulangan pembagi
D22-200.
Pada flens bawah dipasangan tulangan utama D22- DAFTAR PUSTAKA
150 (As = 2532,93 mm2) dan tulangan pembagi [1] RSNI T-12-2004. Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan
D22-200. [2] SNI 03-2847-2002 Perencanaan Struktur Beton Bertulang
[3] Lin, TY., and N.H. Burn.1989. Desain Struktur Beton Pratekan.
H. Kebutuhan Tulangan Geser pada Box Girder [4] Supriyadi, Bambang., dan, Agus, Setyo, Muntohar . 2007. Jembatan.
[5] Podolny JR, Walter and Jean M, Muler. 1982. Construction and Design
Tabel 8. Kebutuhan tulangan geser tiap segmen of Prestressed Concrete Segmental Bridge.
S Av tul Jml tul [6] Nawy, Edward G. 2001. Beton Prategang.
Segmen [7] Tabel VSL
mm mm2 mm bh
1 100 8762.64 22 24
2 100 5306.80 22 14
3 125 2820.63 22 8
4 125 650.18 22 2
5 150 715.95 22 2
6 150 727.55 22 2
7 200 1486.50 22 4
8 200 1650.81 22 5
9 250 1824.44 22 5
10 250 1281.63 22 4
11 300 1561.16 22 5
12 300 1581.05 22 5
13 300 1600.93 22 5
14 300 1624.14 22 5
15 300 1644.02 22 5
Tabel di atas adalah hasil perhitungan kebutuhan tulangan
geser tiap segmen.

I. Kontrol Service Ability


Perhitungan yang dilakukan adalah kontrol terhadap momen
retak, momen batas, gaya membelah dan lendutan. Hasil dari
perhitngan kontrol tersebut, memenuhi persyaratan.

IV. KESIMPULAN
Dari analisa yang telah dilakukan maka dimensi profil box
girder yang digunakan :
Profil 1 : profil box dengan panjang 4 m dan memiliki
tinggi 4,5 m sebanyak 2 buah;

Anda mungkin juga menyukai