Anda di halaman 1dari 7

Golden Ratio Tolak Ukur Kecantikan

Oleh: R M Gulam Nurul Imam

1306413694

Saya akan membahas apakah benar golden ratio bisa menjadi tolak ukur sesuatu bisa terbilang
cantik (beauty) di masa kini. Dalam hal ini saya akan membahas kecantikan (beauty) wajah
seseorang.

Wajah bisa dikatakan sebagai pengenal seseorang. Setiap manusia memiliki wajah berbeda dengan
karakteristik masing-masing. Mungkin ada manusia yang memiliki wajah yang mirip satu sama lain,
tapi tidak ada satupun manusia yang memiliki wajah sama (identik). Elemen-elemen yang ada pada
wajah kita seperti mata, hidung, bibir, telinga, alis, pipi bisa menjadi tolak ukur untuk menilai cantik
tidaknya sesorang . Jika kita lihat lagi, elemen-elemen tersebut memiliki ukuran, baik ukuran elemen
tersebut sendiri atau ukuran atau jarak antar elemen. Karena bisa kita ukur, maka kita juga bisa
melihat proporsi yang ada di elemen tersebut atau jarak antar elemen. Yang menjadi pertanyaan
kita adalah proporsi seperti apa yang bisa dijadikan acuan cantik tidaknya wajah seseorang?

Mungkin jika kita menanyakan hal ini pada sebagian orang saat ini, banyak yang akan menjawab
golden ratio. Penelitian hubungan antara golden ratio dan persepsi terhadap keindahan pun telah
banyak dilakukan, dengan hasil yang bervariatif. Beberapa menunjukan adanya hubungan positif,
lainnya menyatakan tidak adanya hubungan antara dua variabel tersebut. Meski begitu teori ini
tetap digunakan sampai saai ini. Pengertian yang jelas mengenai apa yang nantinya akan disebut
golden ratio ini di sebutkan sekitar 300 tahun sebelum masehi oleh Euclid of Alexandria.

Golden Ratio

Sebelumnya saya akan membahas secara singkat apa itu golden ratio.

Golden ratio adalan angka yang biasa juga disebut (phi) yang bernilai 1,618. Angka tersebut
muncul dari sebuah garis yang dibagi menjadi dua bagian. Masing-masing bagian tersebut dibagi
menjadi dua yaitu garis a dan garis b sehingga jika a+b akan menjadi total garis. Jika kita bandingkan
antara garis keseluruhan (a+b) dan dibandingkan dengan garis yang lebh panjang (a ) maka hasil
tersebut akan sama dengan garis panjang (a) dibandingkan dengan garis yang lebih pendek (b).

Gambar 1: Ilustrasi garis golden ratio

Golden rectangle
Suatu persegi panjang disebut golden rectangle jika perbandingan atara panjang dan lebarnya
sebesar.
Gambar 2: Golden rectangle

Kita juga bisa mencari golden rectangle didalam golden rectangle denganmembuat persegi 1x1
sehingga sisinya menjadi -1. Sehingga -1 menjadi 1 banding didalam persegi panjang yang
kecil. Pola itu berlanjut terus dan akan menjadi golden rectangle yang lain.

Goldenratio dan golden rectangle ini menjadi penting dalam tulisan ini karena banyak sekali karya
seni ataupun karya arsitektur memiliki proorsi tersebut. Contohnya adalah Partheon Yunani Kuno.

Gambar 3: Golden ratio ada di proporsi Gambar 4: Golden ratio ada di


karya seni perbandingan Parthenon

Tentunya sangat menarik ketika mengetahui bahwa suatu karya seni yang indah, yang sifat
penilaiannya biasanya subjektif bisa diartikan di angka matematika.

Golden Ratio dan Kecantikan

Kembali lagi ke topik apakah golden ratio bisa dijadikan tolak ukur seseorang bisa dibilang cantik
(beauty). Ada sebuah penelitian yang membandingkan proporsi golden ratio menggunakan golden
rectangle. Untuk mengukur sebuah wajah dengan perbandingan beberapa bagian wajah berikut:

1. Trichios (TR) : Batas wajah dan rambut


2. Soft Tissue Nasion (N : Titik pangkal hidung
3. Subnalase (Sn) : Bagian ujung hidung
4. Stomione (ST) : Titik tengah antara kedua bibir
5. Soft Tissue Menton (Me) : Ujung bawah dari dagu
Gambar 5: Bagian wajah yang
dibandingkan dengan menggunakan
golden rectangle
Rasio yang dihitung dalam sistem tersebut menggunakan 6 perbandingan dari 5 titik tersebut.
Keenam perbandingan tersebut ialah:

Rasio 1 : Titik 1- Titik 5 : Titik 1 Titik 3

Rasio 2 : Titik 1- Titik 5 : Titik 2 Titik 5

Rasio 3 : Titik 1- Titik 3 : Titik 2 Titik 5

Rasio 4 : Titik 3- Titik 5 : Titik 3 Titik 4

Rasio 5 : Titik 6- Titik 2 : Titik 6 Titik 5

Rasio 6 : Titik 9- Titik 2 : Titik 8 Titik 9

Dipenelitian tersebut dilakukan terhadap 30 sampel wajah pria dan 30 wajah wanita.Llangkah
membandingkan ini akan mendapatkan hasil 6 buah rasio. Langkah selanjutnya yang merka
lakuakan setelah melakukan perbandingan ialah memberi kuisoner terhadap 20 orang secara acak
untuk menilai (subjektif). Langkah selanjutnya ialah menentukan hubungan dari hasil langkah
pertama dan langkah kedua tersebut.

Hasil yang didapat dari penelitian tersebut bahwa golden ratio bisa digunakan dalam menentukan
kecantikan wajah dengan akurasi sistem sebesar 90.7 %. Kemudian jika dihubungkan dengan
penilaian dari penilaian 20 orang tersebut, maka didapat kolerasi sebesar 70%. Artinya pendapat 30
% orang mengenai cantik tidak bisa diukur dengan golden ratio. Penelitian tersebut adalah satu dari
banyak penelitian dan menggunakan satu metode untuk mengukur golden ratio yaitu penggunaan
golden rectangle.
Gambar 6: Beberapa artis yang memiliki
golden ratio di wajahnhya

Apakah dengan persentase tersebut golden ratio bisa dijadikan tolak ukur dalam menilai kecantikan?

Penelitian tersebut adalah salah satu dari sekian banyak penelitian yang berkaitan dengan golden
ratio. Dan penelitian yang saya sebutkan tadi kebetulan memiliki hubungan positif anatara golden
ration dan kecantikan. Mengapa saya sebutkan kebetulan? Karena saya mengambil penelitian
tersebut dari jurnal yang saya dapat dari hasil pencarian dari google dan dipilih acak. Ada mahasiswa
yang bernama Markowsky (1992) dalam tulisannya Misconceptions about the Golden Ratio
menyatakan ketidak setujuannya :

Generally, its mathematical properties are correctly stated, but much of what is presented about it
in art, architecture, literature and aesthetics is false or seriously misleading. Unfortunately, these
statements about the golden ratio have achieved the status of common knowledge and are widely
repeated. Even current high school geometry textbooks . . . make many incorrect statements about
the golden ratio. It would take a large book to document all the misinformation about the golden
ratio, much of which is simply repetition of the same errors by different authors.

Menurutnya golden ratio tidak bisa dijadikan sebagai parameter dalam menentukan indah tidaknya
karya seni, dalam hal ini keindahan wajah.

Ada juga meme yang menyindir mengenai hubungan golden ratio dan kecantikan.

Gambar 7: meme yang mengkritik


golden ratio yang berkaitan dengan
kecantikan

Jika kita lihat gambar diatas, wajah-wajah yang ada disebelah kiri merupakan wajah asli dari
beberapa artis. Gambar disebalah kanannya adalah bagaimana wajah artis tersebut di edit
berdasarkan golden ratio. Walaupun berdasarkan golden ratio,proporsi wajah tersebut bisa dibilang
aneh dan tidak cantik.
Kenapa hal itu bisa terjadi?

Dari penelitian pertama bisa kita dapat untuk mengukur golden ratio dilakukan dengan metode
mencari golden ratio pada wajah kemudian dicocokkan dengan persepsi orang. Sedangkan jika
dilihat dari meme yang ada digambar 7, menerapkan metode wajah normal yang di ubah menjadi
golden ratio.

Kesimpulan yang saya dapat adalah kita bisa menggunakan golden ratio sebagai pedoman untuk
menentukan kecantikan seseorang tapi dengan catatan perbandingan atau bagian yang kita
bandingkan diuji terlebih dahulu dengan margin error sangat tipis. Dan jika memang rumus
perbandingan itu ditemukan oleh seseorang nantinya, itu adalah teori turunan dari teori golden ratio
bukan teori golden ratio sendiri. Untuk saat ini golden ratio belum bisa dijadikan acuan sebuah
kecantikan. Karena setip hal memiliki kecantikannya tersendiri.

Referensi:

Livio, Mario. (2003), The Golden Ratio: The Story of PHI, the World's Most Astonishing Number, New
York, Broadway Book.

Dunlap, Richar A. (2003), The Golden Ratio and Fibonacci Numbers, Singapure, World Scientific.

Kurniawan, I Dewa Gede Agung. Magdalena, Rita. Susatio, Eko. (2015). Pengaruh Golden Ratio Pada
Proporsi Wajah Terhadap Persepsi Estetika Wajah [online], Tersedia:
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/102597/pengaruh-golden-ratio-pada-proporsi-
wajah-terhadap-persepsi-estetika-wajah.html , 26 Maret 2016

Hartono, Widyanto. (2007). Geometri Dalam Kebebasan Bentuk [online], Tersedia:


http://arsitektur.net/57/volume-1-no-1-geometri-dalam-arsitektur-membebaskan-atau-mengikat/ ,
26 maret 2016

Fett, Birch. (2006). An in-Deep Investigation of the Devine Ratio [online], Tersedia:
http://www.math.umt.edu/tmme/vol3no2/tmmevol3no2_montana_pp157_175.pdf, 26 maret 2016

Spira, Michael. (2007). On The Golden Ratio [online], Tersedia:


www.icme12.org/upload/submission/1948_f.pdf/ , 26 maret 2016

http://www.phimatrix.com/face-beauty-golden-ratio/ diakses pada tanggal 26 Maret 2016 pukul


12.00

http://www.goldennumber.net/beauty/ diakses pada tanggal 26 Maret 2016 pukul 12.00

Anda mungkin juga menyukai