Anda di halaman 1dari 6

Golden Rasio sebagai Proporsi Estetika Wajah Manusia

Wajah adalah salah satu elemen penting dalam identitas manusia. Dengan wajah kita
dapat membedakan satu individu dengan individu lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), wajah didefinisikann:

Wajah/wajah/ (1) Bagian depan dari kepala; (2) tokoh (pemain dan sebagainya); (3) apa-apa
yang tampak lebih dahulu; (4) gambaran, corak. (Pusat Bahasa Depdiknas. 2012)

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa wajah adalah bagian dari sesuatu yang
dijadikan sebagai bagian depan atau yang dilihat lebih dahulu. Dengan begitu wajah dianggap
sebagai bagian yang paling menarik perhatian. Wajah memiliki keindahan. Keindahan
tersebut bersifat relatif yang berdasarkan bagaimana seseorang melihatnya.

Namun pada kenyataan sering sekali beberapa orang atau mayoritas dalam sebuah
populasi, menyatakan seperti apa wajah manusia yang menarik menurut mereka. Pernyataan
tersebut menyatakan bahwa ada kesamaan persepsi dalam sebuah kelompok terhadap
keindahan dari wajah seseorang. Kesamaan persepsi tersebut dipengaruhi oleh adanya
anggapan seperti apa proporsi yang terdapat dalam wajah yang dianggap sempurna. Proporsi
tersebut dapat diketahui dengan menggunakan Golden Ratio. Dalam penulisan ini saya ingin
mengetahui bagaimana Golden Ratio dapat membentuk proporsi wajah manusia yang
dianggap cantik.

Golden Ratio adalah suatu teori klasik yang menjelaskan pembagian suatu garis
dimana rasio perbandingan bagian yang lebih kecil dari bagian yang lebih besar adalah sama
dengan perbandingan bagian yang lebih besar terhadap garis keseluruhan. Rasio ini secara
matematis bernilai 1:1.618. Dimana rasio ini dianggap sebagai nilai dari sebuah proporsi
yang dianggap indah. (Dunlap,R. 1997)

Wajah manusia terdiri dari mata, hidung, dan mulut. Bagian-bagian tersebut juga terdiri dari
bagian-bagian yang lebih kecil lagi. Pada mata terdapat bulu mata, kelopak mata, bola mata,
dan alis. Pada mulut terdapat bibir atas, bibir bawah, dan gigi. Ketiga komponen (mata, mulut
dan hidung) ditempatkan sedemikian rupa. Penempatan tersebut membentuk sebuah proporsi
dan kesimetrisan pada wajah manusia. Proporsi dan simetris tersebut berpengaruh dalam nilai
kecantikan pada wajah manusia. Proporsi terhadap wajah manusia dapat diketahui dari
menerapkan teori golden ratio.

... Jika sebuah bentuk yang sesuai atau sangat seimbang didapatkan melalui unsur
penerapan atau fungsi, maka kita dapat mencari fungsi Angka Emas padanya... Angka Emas
bukanlah hasil dari imajinasi matematis, akan tetapi merupakan kaidah alam yang terkait
dengan hukum keseimbangan. (Mehmet Suat Bergil, Doada/Bilimde/Sanatta, Altn Oran.
1993)

Penerapan Golden Ratio pada wajah manusia terletak


pada titik-titik yang terdapat pada wajah manusia. Titik-

1 titik tersebut merupakan komponen pembentuk wajah.


Dimana komponen tersebut menjadi perhitungan
proporsi dari wajah manusia. Proporsi tersebut memiliki
2
nilai 1.618, nilai yang dikemukakan pada teori golden
3 ratio. Titik-titik tersebut diantaranya:
4
1. Trichion (Tr) : Batas antara
5 wajah dan rambut
2. Soft Tissue Nasion (N):Titik pangkal
hidung
3. Subnasale (SN) : Ujung hidung
Sumber: 4. Stomione (ST) : Titik tengah
https://www.goldennumber.net/g
olden-ratio-design-beauty-face-
antara kedua bibir
evidence-facts/
5. Soft Tissue Menton (Me): Ujung bawah
dagu

(Rupesh, S., Rakesh, S., Winnier, J., Kaimal, A., John, A., Prasannan, M., y otros. 2014)

Golden ratio pada wajah manusia dibagi menurut urutan letaknya pada wajah.
Yaitu terdiri dari vertical golden ratio dan horizontal golden ratio.
Sumber: https://www.goldennumber.net/facial-beauty-new-golden-ratio/

Dengan vertikal golden ratio didapatkan proporsi yang dinilai pas pada wajah secara
horizontal. Yaitu meliputi jarak antara garis atas alis dengan garis mata atas, garis
mata atas dengan garis mata bawah, pangkal hidung dengan garis hidung bagian
bawah, garis hidung bagian bawah dengan garis mulut, garis hidung bagian bawah
dengan dagu. Sedangkan untuk horizontal golden ratio didapatkan proporsi yang
dianggap pas secara horizontal. Yaitu meliputi jarak antara alis dengan tepi wajah,
mata dengan tepi wajah, lebar hidung dengan tepi wajah, bagian luar mata dengan
titik hidung, bagian dalam mata dengan titik hidung dan pada Lip cupids bow dengan
garis luar mulut. Dengan menerapkan cara ini didapatkan proporsi wajah manusia
yang baik.

Dari penerapan tersebut diketahui ternyata bagian yang menentukan


kemenarikan sebuah wajah manusia dilihat dari jarak antara mata dan mulut, jarak
antara garis batas rambut dan dagu, jarak mata dengan tepi wajah. (Meisner. 2013)

Sumber: https://www.goldennumber.net/facial-beauty-new-golden-ratio/
Dari penerapan diatas diketahui bahwa wajah yang dianggap menarik
memiliki nilai 1.618 pada setiap proporsi antara komponennya. Baik pada vertical
golden ratio maupun pada horizontal golden ratio. Namun tidak semua wajah yang
dianggap menarik memiliki nilai tersebut. Sehingga apakah benar wajah yang dinilai
menarik mutlak memiliki nilai sebesar 1.618? Pertanyaan ini dijawab dengan
percobaan yang dilakukan oleh Gary Meisner terhadap foto seorang penulis, Julia
Colderone. Menurut Gary Meisner, wajah Julia Colderone ini menarik di matanya.
Dalam percobaan tersebut Meisner menggunakan software yang menerapkan cara
kerja dari golden ratio. Software tersebut bekerja sebagaimana teknik-teknik
memetakan wajah menurut Golden Ratio. Yaitu memetakan secara vertical golden
ratio dan horizontal golden ratio. Selain itu pada bagian kecil dari wajah, seperti
bagian-bagian dari mulut (gigi dan bibir) termasuk dalam perhitungan golden ratio.
Sehingga software tersebut dianggap sudah akurat.

Sumber: https://www.goldennumber.net/golden-ratio-design-beauty-face-evidence-facts/

Dari percobaan tersebut didapatkan hasil bahwa wajah yang dinilai menarik tidak
harus memiliki nilai 1,618 seperti yang dikemukakan pada teori golden ratio. Pada
percobaan perhitungan dari wajah Julia Colderone ini didapatkan nilai sebesar 1.634
atau hanya kurang 0.1% dari nilai golden ratio yaitu 1.618. (Meisner. 2015)
Kesimpulannya wajah manusia tidak harus bernilai mutlak 1.618 untuk dapat
dianggap sebagai wajah yang menarik. Karena kecantikan tersebut merupakan hal
yang relatif, yaitu tergantung bagaimana seorang individu melihat dan menilainya.
Golden ratio dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana kita menilai seperti apa
proporsi yang baik dari wajah manusia. Dimana proporsi tersebut memiliki ukuran-
ukuran yang dinilai sempurna dan memiliki simetris yang baik. Namun tidak dapat
dijadikan patokan seperti apa wajah yang dinyatakan menarik.

Dinda Ayu Prameswari


1306403674
Daftar Pustaka
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka
Dunlap, R. (1997). The Golden Ratio and Fibbonaci Numbers. Singapore:
World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
Mehmet Suat Bergil, Doada/Bilimde/Sanatta, Altn Oran. 1993. The Golden
Ratio in Nature/Science/Art. Arkeoloji ve Sanat Yayinlari. 2nd Edition
Rupesh, S., Rakesh, S., Winnier, J., Kaimal, A., John, A., Prasannan, M., y
otros. (2014). The Role of Divine Proportion In The Perception of Beauty : A
Cross Sectional Study. Amrita Journal of Medicine
Meisner, Gary. 2013. Facial Beauty and the New Golden Ratio (or is it just
1.618 in disguise?). (Online). (https://www.goldennumber.net/facial-beauty-
new-golden-ratio/. Diakses 26 Maret 2017)
Meisner, Gary. 2015. The Golden Ratio, Beauty and Design: Its time to face
the facts. (Online). (https://www.goldennumber.net/golden-ratio-design-
beauty-face-evidence-facts/. Diakses 26 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai