KONSEP TEORI
Telekap adalah daerah jaringan yang diambil dari daerah lain tanpa sepenuhnya
dilepaskan, sehingga pasukan darahnya tetap utuh, telekap dipindahkan (misalnya,
lewat rotasi) ke daerah yang berdekatan. Kelekap jaringan dapat juga dipindahkan
kedaerah yang jauh, dengan pasokan darah yang diciptakan ulang ini disebut sebagai
telekap bebas dan akan didiskusikan nanti. Telekap lokal dirotasikan atau diubah lebih
lanjut untuk merekontruksi defek yang berdekatan(figur 49-11)
Telekap kulit adalah bagian dari kulit yang dirotasikan dari tempat asalnya untuk
menutup defek. Pengunaan umum telapak kulit adalah merekontruksi leher setelah
eksisi kanker (telekap dektopektoral) atau wajah (telekap rotasi). Ulkus tekana pada
pelvis. Aliran darah menuju telekap juga harus dijaga. Hindari mengamankan balutan
atau ikatan trakeotomi yang melintas telekap.
Telekap yang berisi otot dan kulit disebut sebagai telekap muskulokutteneus. Telekap ini
biasanya digunakan untuk untuk mengisi defek yang kehilangan otot atau ketika otot
dapat menyediakan aliran darah yang berlimpah untuk menyembuhkan osteomilitis.
Telekap ini dinamakan berdasarkan otot asalnya. Sebagai contoh, ulkus tekanan
trokanter mayor dapat diperbaiki dengan telekap sensor fasialate, yang digunakan dari
otot sensor fasialatae dari paha lateral. Otot intratorak digunakan untuk rekontruksi
didnding dada termasuk seratus anterior, latisimus dorsal, dan otot- otot vektoralis.
Asuhan keperawatan berfokus untuk menjaga perfusi dan mengurangi cidera jaringan
terhadap telekap. Anda dapat memilih untuk merancang asuhan keperawatan
berdasarkan pada diagnosis resiko ketidakefektifan perfusi jaringan yang berhubungan
dengan pemindahan jaringan.
Hasilnya adalah klien dapat mempertahankan perfusi jaringan perifer yang efektif,
sebagaimana ditunjukan dengan warna kulit yang biasa tidak ada palor maupun sianosis
kulit yang hangat dan kering, memucat ( saat pemeriksaan pilter kapiler) hanya untuk
tiga sampai lima menit, tidak ada edema atau leku, insisi yang utuh, dan nyeeri ynag
terkendali.
Pantau warna, pengisian kapiler, dan pendarahan derma pada telekap. Lihat palor,
tingkat kedinginan, penurunan pengisian kapiler atau darah dermal yang gelap pada
penggunaan lanset ( penggunaan lanset mungkin tidak diperbolehkan pada beberapa
situasi ). Fitur pemantauan kritis mencantumkan temuan untuk dilaporkan segera pada
klien dengan rekontruksi muskulokutaneus. Perlu pengalama yang cukup banyak dalam
pengkajian klinis telekap untuk memprediksikan kematian dini telekap menggunakan
metode subjektif ini. Temuan dapat beragam karena kandungan oksigen darah, dilatasi
kapiler, aliran darah, dan pigmentasi kulit. Dengan demikian pada telekap komplek,
pemantauan suhu dan doppaler digunakan untuk memantau sirkulasi. Ekstremitas
biasanya dielefasi untuk meningkatkan aliran balik vena selama elevasi tidak
mengganggu aliran arteri.
Ketahui lokasi pedikel yang membawa pembuluh darah menuju telekap. Sering
kali pedikel-pedikel terbenam, dan sedikit hal yang dapat merusaknya. Namun,
beberapa pengecualian berlaku, ketika telekap kulit digunakan, seperti telekap
dektopektoral, pedikel bisa terlihat. Ikatan trakeostomi tidak boleh diikat terlalu
kencang di sekitar telekap., bila tidak, sirkulasi kebagian distal akan terganggu. Ketika
payudara direkonstruksi setelah mastektomi dengan telekap latisimusdorsalo, pedikel
terletak pada aksila ipsirateral. Kelien tidak dapat berbaring pada sisi ipsirateral atau
aliran darah menuju telekap akan terganggu.
Hidrasi klien dengan baik, jika ditentukan, untuk membantu perkusi telekap.
Pertahankan bebat pasca operasi untuk mencegah ketegangan pada pembuluh darah
batasi penggunaan kafein pada klien dan larang penggunaan nikitin pada klien dan
pengunjung dirumah. Masalah yang ditimbulkan arteri yang terganggu menjadi nyata
setelah pembedahan. Perkusi yang terganggu yang
Telekap bebas
Telekap bebas diambil dari satu daerah tubuh untuk menrekonstruksi defek pada daerah
yang jauh. Jaringan donor (kulit, otot, tulang, atau kombinasi semuanya). Diambil dari
pasokan darahnya pada tempat donor dan disambungkan kembali dengan
anastomosismikrofaskular ke arteri dan vena pada tempat resifien. Berkembangnya
tehnik mikrofaskular telah membuat rekonstruksi defek, yang sebelumnya tidak
tertangani menjadi mungkin. Sebelum bedah rekonstruksi, telekap dapat dipersiapkan
terlebih dahulu ( prafabikasi ) untuk membuat apa yang diperlukan untuk perbakan.
Tehnik suplemental, seperti pengembangan jaringan (dibicarakan nanti) dapat
digunakan untuk menambah kulit yang tersedia untuk penutupan. Kemajuan lain telah
dibuat dibidang rekonstruksi tulang dan jaringan lunak. Tulang secara tradisional
digantikan dengan tandor tulang atau materi aloplastik. Lebih baru lagi, protein
osteoinduktif yang mampu berdiferensiasi menjadi tulang telah ditemukan. Protein ini
dapat dikombinasikan dengan telekap otot, dan jaringannya dapat di transformasikan
menjadi tulang yang berguna.
Ciri clien yang pra operasi yang harus dipertimbangkan meliputi status dan
kondisi kesehatan jaringan donor potensial. Penyakit diabetes dan kardiovaskuler, ginjal,
dan paru tidak memberikan kontraindikasi absolut, namun penyakit-penyakit itu
meningkatkan resiko kegagalan telekap. Pembuluh yang digunakan untuk telekaptidak
harus berdekatan dengan tempat trauma atau iradiasi sebelumnya. Setelah trauma,
perubahan yang menyebar luar terjadi pada dinding dan jaringan perivaskuler bundel
vaskuler mayor. Perubahan ini dinamakan sebagai penyakit pembuluh pascatrauma
(post-traumatic vessel disease (PTVD)). Pembuluh-pembuluh dengan PTVD lebih sulit
didiseksi, mudah rusak, dan memiliki ketahanan yang kecil terhadap bekuan. Tempat
donor dipilih berdasarkan panduan yang telah ditunjukkan sebelumnya. Pedikel pada
tempat donor harus disiapkan sehingga telekap dapat dengan nyaman mencapai tempat
resipien.
Ketika semuanya berjalan baik, keuntungan telekap bebas terlihat jelas. Namun
demikian, pantom yang disebut kegagalan telekap bebas banyak menghalangi, yang
membatasi penggunaan prosedur ini. Trombosis adalah penyebab kegagalan paling
sering. Setelah pembedaha, tempat telekap bebas jarang dibalut, sehingga pengkajian
klinis dapat dilakukan. Beberapa teknik telah dikembangkan dalam penelitian klinis
besar, namun tidak ada konsensus yang berlaku sebagai teknik yang terbaik. Sistem
pemantauan yang ideal akan memberikan perekaman perfusi atau metaboliisme telekop
secara berkesinambungan. Ia harus memantau baik jaringan yang terlihat maupun yang
terpendam. Akhirnya, data tersebut harus mudah diinterpretasikan oleh tenaga perawat
dan staf medik junior.
Kaji perkembangan warna, dan suhu telekap, serta pulsasi Doppler dan drainase
luka. Perawatan pascaoperasi lainnya meliputi mempertahankan hidrasi yang adekuat,
menjaga agar klien tetap hangat, menatalaksanaan nyeri, dan mengizinkan hanya
aktivitas yang diperbolehkan. Klien dapat mengungkapkan beberapa kekhawatiran atas
keputusan untuk menyelamatkan bagian tubuh atau dapat menjadi takut telekapnya
akan gagal dan amputasi perlu dilakukan. Perawat perlu mendukung keputusan untuk
pembedahan dan memberikan waktu untuk mengungkapkan ketakutan.
EKSPANSI KULIT
Frraktur Wajah
Fraktur dapat terjadi pada tulang-tulang wajah individual; tulang tulang, tulang
mata, tonjolan pipi, mandibula, atau masila (Figur 49-12). Klien dengan frekuensi wajah
seringkali dikaitkan dengan kecelakaan lalu lintas atau penyerangan atau menderita
cedera olahraga. Nyeri, gigitan yang tidak cocok (maloklusi), bengkak, memar,
penglihatan ganda (diplopia), asimetri wajah, cekung mata (enoftalmos), dan mata
menonjol (eksoftalmos) adalah manifestasi klinis fraktur wajah. Pengkajian diagnostik
termasuk pemeriksaan rontgen.
Perbaikan fraktur wajah dapat ditunda hingga 3 minggu dan tetap mencapai
hasil yang baik. Seperti fraktur-fraktur lainnya, fraktur wajah harus direduksi,
distabilkan, dan diimbilisasi untuk memastikan penyembuhan yang benar. Metode yang
ada beragam bergantung pada lokasi fraktur.
Diet yang dicairkan digunakan gingga kawat dilepaskan. Tanpa nutrisi yang
adekuat, klien dapat kehilangan berat badan sebanyak 4,54 hingga 9,07 kg selama
penyembuhan. Berikan instruksi pada klien bagaimana menghaluskan makanan dan
bagaimana menjadi keseimbangan kearbhidrat, lemak, protein, dan kalori yang adekuat.
Susu campur (milkshake) dapat dibuat dengan berbagai macam makanan. Suplemen
makanan kalori tinggi dapat melengkapi pola makan reguler, dan multivitamin cair dapat
berguna
DAFTAR PUSTAKA
Black dan Hawks. 2014. Keperawwatan medikal bedah.ed.8 vol.2. singapura: elsevier(di
terbitkan dalam versi indonesia oleh salemba medika)