PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
3. Tujuan Instruksional
Diharapkan setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa
mampu menyelesaikan masalah pemrograman yang lebih
kompleks dengan lebih sederhana.
1
4. Petunjuk bagi Mahasiswa
5. Sistem Penilaian
1) Kehadiran = 10%
2) Tugas = 20%
3) Mid = 30%
4) Final = 40%
2
6. Garis Garis Besar Program Pembelajaran
Estimasi
No Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
Waktu
1 2 3 4 5
Menjelaskan Konsep Pemrograman Konsep 1. Go to less Programming
1. Terstruktur Pemrograman 2. Lingkungan Bahasa C 1 x 100
Terstruktur 3. Desain Program
Menjelaskan struktur dasar berupa elemen- Elemen Dasar 1. Tipe Data
2. elemen dasar dalam bahasa C 2. Variable & Constant 1 x 100
3. Operator & Expresi
Menerapkan perintah perintah dasar dalam Perintah Dasar 1. Instruksi Input
3. program sederhana. 2. Inatruksi Output 1 x 100
3. Instruksi Sequential
Menerapkan perintah penyeleksian kondisi Perintah Selection 1. Instruksi selection
4. 2 x 100
(Selection) dan perulangan (iterasion) dan Iteration 2. Instruksi iteration
Membuat program menggunakan struktur Array 1. Membuat array
5. data array. 2. Aspek-aspek penting pada array 2 x 100
3. Melewatkan array ke dalam fungsi
Membuat program dengan menggunakan Fungsi 1. Fungsi pustaka pada bahasa C
fungsi 2. Parameter fungsi
6. 3. Jenis variabel fungsi 2 x 100
4. Melewatkan nilai pada fungsi
5. Fungsi rekursif
Membuat program dengan struktur data Pointer 1. Membuat perintah pointer
pointer 2. Operator pointer
7. 3. Operasi pointer 1 x 100
4. Pointer pada pointer, array, dan
string
Membuat program dengan menggunakan Operasi file 1. Pengantar file
operasi file 2. Membuka dan menutup file
8. 1 x 100
3. Melaksanakan proses file
4. File sequensial
9 Membuat program untuk kasus tertentu Studi kasus Program manipulasi 2 x 100
3
BAB II
STRUKTUR DASAR BAHASA C
1. Pendahuluan
a. Deskripsi
b. Tujuan pembelajaran
2. Teori Dasar
a. Pengenalan Bahasa C
4
kekurangan masing masing. Adapun kelebihan dan kekurangan
bahasa C adalah sebagai berikut [1]:
Kelebihan Bahasa C:
Bahasa C tersedia hampir di semua jenis computer.
Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk
semua jenis computer.
Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya
terdapat 32 kata kunci.
Proses executable program bahasa C lebih cepat
Dukungan pustaka yang banyak.
C adalah bahasa yang terstruktur
Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah penempatan ini
hanya menegaskan bahwa c bukan bahasa pemrograman yang
berorientasi pada mesin. yang merupakan ciri bahasa tingkat
rendah. Melainkan berorientasi pada obyek tetapi dapat
dinterprestasikan oleh mesin dengan cepat. secepat bahasa
mesin. inilah salah satu kelebihan c yaitu memiliki kemudahan
dalam menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi
namun dalam mengeksekusi program secepat bahasa tingkat
rendah.
Kekurangan Bahasa C:
Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program
kadang-kadang membingungkan pemakai.
Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan
pointer.
5
b. Struktur Bahasa C [1]
Adapun struktur dari bahasa C adalah sebagai berikut :
<preprosesor directive>
{
<statement>;
<statement>;
}
Contoh :
6
Contoh :
File header stdio.h digunakan untuk penanganan input / output
standar seperti penulisan ke layar, ke file atau pembacaan data dari
keyboard atau file. Dan masih ada lagi beberapa file header lainnya
seperti conio.h, math.h,dll.
Void
Void artinya fungsi yang mengikutinya tidak memiliki nilai
kembalian (return).
Main ( )
Fungsi main ( ) adalah fungsi yang pertama kali dijalankan
ketika program dieksekusi. Tanpa fungsi main suatu program tidak
dapat dieksekusi namun dapat dikompilasi.
Statement
Statement adalah instruksi atau perintah kepada suatu
program ketika program itu dieksekusi untuk menjalankan suatu
aksi. Setiap statement diakhiri dengan titik-koma (;).
c. Tipe Data
7
Tabel 2.1 Tipe tipe data dalam pemrograman bahasa C[4]
Tipe
No Ukuran Range Format Keterangan
Data
1 char I byte -128 s/d 127 %c Karakter/string
-32768 s/d Integer/ bilangan
2 int 2 byte %i, %d
32767 bulat
-3.4E-38s/d Float/bilangan
3 float 4 byte %f
3.4E+38 pecahan
1.7E-308s/d Pecahan presisi
4 double 8 byte %lf
1.7E+308 ganda
5 void 0 byte - - Tidak bertipe
Contoh Program :
#include stdio.h
#include conio.h
void main()
{
int a, b, c;
float d;
a = 3;
b = 2;
c = a/b;
d = a/b;
printf ( "nilai a / b adalah :%i", c);
printf ( "nilai a / b adalah :%f", d);
getch ();
}
8
Catatan [2]:
Pemilihan tipe data harus hati-hati. Pertimbangkan jangkauan
yang dimiliki oleh tipe data yang dipilih. Kesalahan dalam memilih
tipe data akan menimbulkan suatu hasil yang tidak diperkirakan.
Contoh :
int a=32000;
int b=769;
int c;
c=a+b;
printf(%i + %i = %i\n,a,b,c);
9
Nilai yang tercetak pada bahasa C
32767
-32768
-32767
d. Konstanta
Konstanta adalah suatu nilai yang sifatnya tetap. Konstanta
secara garis besar dapat terbagi 2 yaitu konstanta bilangan contoh 1,
2, 3, .. dan konstanta teks yang dapat berupa karakter contohnya
a, b, 4, & dan dapat pula berupa teks (string) contohnya
Makassar, Universitas Hasanuddin. bahasa C juga menyediakan
beberapa karakter khusus yang disebut karakter escape, antara lain :
\a : untuk bunyi bell (alert)
\b : mundur satu spasi (backspace)
\f : ganti halaman (form feed)
\n : ganti baris baru (new line)
\r : ke kolom pertama, baris yang sama (carriage return)
\v : tabulasi vertical
\0 : nilai kosong (null)
\ : karakter petik tunggal
\ : karakter petik ganda
\\ : karakter garis miring
e. Variabel
10
variable bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan. Berikut ini adalah
aturan dalam penamaan variabel.
Nama variabel hanya boleh terdiri dari huruf, angka, dan garis
bawah / underscore atau gabungan dari ketiganya, dimana
karakter pertamanya adalah huruf.
Tidak mengandung simbol khusus seperti +, -, =, %, ^, @, ?, :,
$, #, !, &, *, (, ) dll dan tidak mengandung spasi.
Bersifat case sensitive yaitu huruf kecil dan huruf besar
berbeda. Contoh : varibel nama, Nama, dan NAMA dianggap
berbeda.
Keyword (kata kunci) yang telah digunakan dalam bahasa C
tidak boleh digunakan sebagai nama variabel,seperti include,
using, scanf, printf, int, float dll.
Panjangnya bebas namun yang ditampilkan hanya 32 karakter.
f. Deklarasi
Deklarasi diperlukan bila kita akan menggunakan pengenal
(identifier) dalam program. Identifier dapat berupa variable, konstanta
dan fungsi.
Deklarasi Variabel
Bentuk umum pendeklarasian suatu variable adalah :
Nama_tipe nama_variabel;
11
Contoh :
int a; (deklarasi a bertipe integer)
char b, huruf, nip[5]; (deklarasi b, huruf, nip[5], bertipe karakter)
float c; (deklarasi c bertipe float)
double d; (deklarasi d bertipe double
int array[2][3]; (deklarasi array bertipe integer)
char *p; (deklarasi pointer bertipe karakter)
Deklarasi Konstanta
Dalam bahasa C konstanta dideklarasikan menggunakan
preprocessor #define. Contohnya :
#define PHI 3.14
#define nim D412110123
#define nama Si bulan
Deklarasi Fungsi
Fungsi merupakan bagian yang terpisah dari program dan
dapat diaktifkan atau dipanggil di manapun di dalam program.
Fungsi dalam bahasa C ada yang sudah disediakan sebagai fungsi
pustaka seperti printf(), scanf(), getch() dan untuk menggunakannya
tidak perlu dideklarasikan. Fungsi yang perlu dideklarasikan terlebih
dahulu adalah fungsi yang dibuat oleh programmer. Bentuk umum
deklarasi sebuah fungsi adalah :
Tipe_fungsi nama_fungsi (parameter_fungsi);
Contohnya :
float luas_lingkaran(int jari);
void tampil();
int tambah(int x, int y);
12
g. Operator
1) Operator Penugasan
Operator Penugasan (Assignment operator) dalam bahasa C
berupa tanda sama dengan (=)
Contoh :
a=5;
A = x * y;
Artinya : variabel a diisi dengan 5 dan variable A diisi dengan hasil
perkalian antara x dan y.
2) Operator Aritmatika
Contoh program :
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
void main()
{
clrscr(); // untuk membersihkan layar
printf("Nilai dari 7 + 3 = %i", 7 + 3);
printf("\nNilai dari 7 - 3 = %i", 7 - 3);
printf("\nNilai dari 7 * 3 = %i", 7 * 3);
printf("\nNilai dari 7 / 3 = %i", 7 / 3);
13
printf("\nNilai dari 7 % 3 = %i", 7 % 3);
getch();
}
3) Operator Unary
Operator Unary aadalah operator yang hanya membutuhkan
satu operand saja. Berikut adalah beberapa operator unary dalam
bahasa C :
Tabel 2.3 Operator unary [4]
Operator Keterangan Letak Contoh
Sebelum
- Unary minus A + (-B) * C
operator
Peningkatan dengan Sebelum dan
++ A++
penambahan nilai 1 sesudah
Penurunan dengan Sebelum dan
-- A--
pengurangan 1 sesudah
! Unary not Sebelum !A
Menghasilkan alamat
& Sebelum &A
memori operand
~ Bitwise NOT Sebelum ~A
Menghasilkan nilai dari
* Sebelum *A
pointer
Ukuran dari operand dalam
Sizeof Sebelum sizeof (A)
byte
14
4) Operator Hubungan (Perbandingan)
Operator Hubungan digunakan untuk membandingkan
hubungan antara dua buah operand sebuah nilai atau variable.
Operator hubungan dalam bahasa C :
Tabel 2.4 Operator hubungan [4]
Operator Keterangan Contoh
< Lebih kecil dari a>b
<= Lebih kecil sama dengan dari a >= b
> Lebih besar a<b
>= Lebih besar sama dengan dari a >= b
== Sama dengan a == b
!= Tidak sama dengan a != b
5) Operator Logika
Operator logika adalah operator yang digunakan untuk
membandingkan logika hasil dari operator-operator hubungan.
Operator logika ada tiga macam, yaitu [3]:
&& : Logika AND (DAN)
|| : Logika OR (ATAU)
! : Logika NOT (INGKARAN)
15
6) Operator Bitwise
Operator bitwise digunakan untuk memanipulasi bit-bit dari
nilai data yang ada di memori. Operator bitwise dalam bahasa C [3]:
<< : Pergeseran bit ke kiri
>> : Pergeseran bit ke kanan
& : Bitwise AND
^ : Bitwise XOR (exclusive OR)
| : Bitwise OR
~ : Bitwise NOT
16
8) Komentar Program
Komentar program hanya diperlukan untuk memudahkan
pembacaan dan pemahaman suatu program (untuk keperluan
dokumentasi program). Dengan kata lain, komentar program hanya
merupakan keterangan atau penjelasan program. Untuk memberikan
komentar atau penjelasan dalam bahasa C digunakan pembatas /*
dan */ atau menggunakan tanda // untuk komentar yang hanya
terdiri dari satu baris. Komentar program tidak akan ikut diproses
dalam program (akan diabaikan).
Contoh program :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr(); // untuk membersihkan layar
printf(Universitas Hasanuddin); /* Mencetak Universitas Hasanuddin */
getch();
}
17
3. Latihan Soal
18
Daftar Pustaka
19
BAB III
INPUT DAN OUTPUT
1. Pendahuluan
a. Deskripsi
b. Tujuan Pembelajaran
2. Teori Dasar
a. Perintah Input
1) Scanf() [4]
20
Bentuk umum dari fungsi ini adalah :
Contoh program :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
int a;
float b;
char nama[10];
printf("Masukkan nilai a = "); scanf("%d", &a);
printf("Masukkan nilai b = "); scanf("%e", &b);
printf("Masukkan nama Anda = "); scanf("%s", &nama);
}
21
2) Gets()
Fungsi Gets () digunakan untuk memasukkan data string.
Bentuk umum fungsi ini adalah [4]:
gets (nama_variabel_array)
Contoh program :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
char nama[20];
char jurusan[20];
printf("Masukkan nama Anda : ");
gets (nama);
printf ("\nMasukkan jurusan Anda : ");
gets (jurusan);
}
3) Getch()
Fungsi getch() (get character and echo) digunakan untuk
sebuah karakter dengan sifat karakter yang dimasukkan tidak perlu
diakhiri dengan menekan tombol ENTER, dan karakter yang
dimasukkan tidak akan ditampilkan dilayar. File header yang harus
disertakan adalah conio.h [4].
22
Contoh program [3]:
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
char a;
printf("Masukkan sebuah karakter : ");
a = getch ();
printf ("\nKarakter yang Anda masukkan adalah :%c ", a);
getch ();
}
4) Getchar()
Fungsi getchar() digunakan untuk membaca data yang bertipe
karakter. Penggunaannya harus diakhiri dengan penekanan tombol
ENTER dan karakter yang dimasukkan akan terlihat pada layar [4].
Contoh program :
#include <stdio.h>
void main ()
{char c;
printf ("Masukkan sebuah karakter: ");
c = getchar ();
printf ("%c", c);
}
23
Tampilan program diatas adalah :
5) Getche()
Fungsi getche() digunakan untuk membaca sebuah karakter
dengan sifat karakter yang dimasukkan tidak perlu diakhiri dengan
menekan tombol ENTER, dan karakter yang dimasukkan ditampilkan
dilayar. File header yang harus disertakan adalah conio.h[4].
Contoh program :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
char a;
printf("Masukkan sebuah karakter : ");
a = getche ();
printf ("\nKarakter yang Anda masukkan adalah :%c ", a);
getch ();
}
b. Perintah Output
Untuk menampilkan data pada layar maka fungsi yang dapat
digunakan adalah [4] :
Fungsi printf() digunakan untuk menampilkan semua jenis
data (numeric dan karakter)
24
Bentuk penulisan :
printf (string-kontrol, argument-1, argument-2,..);
Fungsi puts() digunakan untuk menampilkan data string dan
secara otomatis akan diakhiri dengan perpindahan baris.
Fungsi putchar() digunakan untuk menampilkan sebuah
karakter.
Contoh program :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
int a = 10;
float b = 5;
char c[10] = "UNHAS";
printf ("Nilai a adalah :%i \n", a);
printf ("Nilai a adalah ;%i dan nilai b adalah : %f\n\n", a, b);
puts ("Saya kuliah di");
puts (c);
puts ("\nSaya kuliah di");
putchar ('U'); putchar ('N'); putchar ('H'); putchar ('A');putchar ('S');
getch ();
}
25
Mengatur lebar field [1]:
Bila ingin mencetak atau menampilkan data yang bertipe data float
atau pecahan, tampilan yang tampak biasanya kurang bagus. Untuk
mengatur lebar field dan jumlah desimal yang akan dicetak, dapat
digunakan bentuk penulisan :
%a.bf
Contoh Kasus[2]
Di suatu perusahaan, data penggajian dihitung dengan
ketentuan sebagai berikut :
Gaji Pokok : Rp. 5000000
26
Gaji Lembur/jam : Rp. 5000
Total Gaji Lembur : Lama Lembur * Gaji Lembur/jam
Gaji Kotor : Gaji Pokok + Total Gaji Lembur
Pajak : 10%
Gaji Bersih : Gaji Kotor - Pajak
Data yang diinputkan adalah : Nama Pegawai, Lama Lembur.
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main()
{
int jamlembur;
long int gajipokok=500000,gajikotor,totalgajilembur;
float pajak,gajibersih;
char nama[50];
clrscr();
printf("Nama Pegawai : ");gets(nama);
printf("Lama Lembur : ");scanf("%i",&jamlembur);
totalgajilembur=(long int)5000*jamlembur;
gajikotor=gajipokok+totalgajilembur;
pajak=0.1*gajikotor;
gajibersih=gajikotor-pajak;
clrscr();
printf("Hasil Perhitungan\n");
printf("Nama Pegawai : %s\n",nama);
printf("Gaji Pokok : Rp. %10li\n",gajipokok);
printf("Lama Lembur : %i jam\n",jamlembur);
printf("Total Gaji Lembur : Rp. %10li\n",totalgajilembur);
printf("Gaji Kotor : Rp. %10li\n",gajikotor);
printf("Pajak (10%%) : Rp. %10.0f\n",pajak);
printf("Gaji Bersih : Rp. %10.0f\n",gajibersih);
getch();
}
27
3. Latihan
Kerjakanlah soal latihan berikut!
1) Buatlah sebuah Menginput data pegawai pada sebuah instansi
dimana data yang dibutuhkan adalah Nama, NIP, Tempat dan
tanggal lahir, dan Alamat.
2) Buatlah sebuah program untuk membuat sebuah password.
3) Buatlah sebuah program untuk Menginput sebuah nilai yang
menyatakan waktu dalam detik, kemudian cetaklah waktu
tersebut dalam bentuk :
Jam, Menit, dan Detik
28
Daftar Pustaka
29
BAB IV
PENYELEKSIAN KONDISI
1. Pendahuluan
a. Deskripsi
Bab ini menyajikan tentang fungsi fungsi yang digunakan
dalam menyelesaikan program penyeleksian kondisi pada
pemrograman bahasa C serta perbedaan penggunaan masing
masing.
b. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan
mampu membuat program dengan menggunakan fungsi selection.
2. Teori Dasar
Penyeleksian kondisi digunakan untuk menentukan alur suatu
proses. Penyeleksian kondisi biasanya digunakan dalam program
yang kompleks. Penyeleksian kondisi melibatkan beberapa operator
dalam bahasa C, yaitu : operator hubungan (perbandingan), logika,
dan bitwise. Fungsi seleksi terdiri dari 3 tipe pernyataan yaitu :
a. Struktur Kondisi if
Bentuk umum If [1]:
if (kondisi)
{
statement1;
statementn;
}
30
Jika kondisi yang diseleksi terpenuhi maka statement tersebut
akan dikerjakan sedangkan jika kondisi tersebut tidak terpenuhi
maka akan menjalankan program berikutnya setelah seleksi kondisi
tersebut.
Contoh program 1:
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
float tot_pembelian, discount, tot_pembayaran;
printf ("Masukkan Total Pembelian Rp :");
scanf ("%f",&tot_pembelian);
if (tot_pembelian >= 100000)
discount = 0.2*tot_pembelian;
printf ("\nAnda memperoleh discount 10 %");
printf ("\nBesarnya Potongan : Rp %10.0f",discount);
tot_pembayaran = tot_pembelian - discount;
printf ("\nJumlah yang Anda bayar adalah : Rp %10.0f",
tot_pembayaran);
printf ("\n\nTERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA");
getch ();
}
31
Jika dalam sebuah IF perintah yang hendak dijalankan lebih
dari 1 perintah, maka perintah perintah tersebut harus
dikelompokkan dalam sebuah blok { }. Format penulisannya adalah
[5]:
if <kondisi>
statement 1;
statement 2;
Statement 3;
Statement 4;
32
if (suhu >= 24)
{printf ("\nSebaiknya mandi!");
printf ("\nNyalakan AC!");
}
getch ();
}
Tampilan program diatas :
if (kondisi)
{ Statement;
}
else
} Statement;
}
Jika kondisi yang diseleksi terpenuhi maka statement pertama
yang akan dikerjakan sedangkan jika kondisi tersebut tidak
terpenuhi statement kedua yang akan dikerjakan. Diakhir setiap
statement menggunakan tanda (;) walaupun sebelum else.
Contoh program :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
33
float tot_pembelian, discount, tot_pembayaran;
printf ("Masukkan Total Pembelian Rp :");
scanf ("%f",&tot_pembelian);
if (tot_pembelian >= 100000)
{
printf ("\nAnda memperoleh discount 10 %");
discount = 0.2*tot_pembelian;
}
else
{
printf ("\nAnda memperoleh discount 5 %");
discount = 0.05*tot_pembelian;
}
printf ("\nBesarnya Potongan : Rp %10.0f",discount);
tot_pembayaran = tot_pembelian - discount;
printf ("\nJumlah yang Anda bayar adalah : Rp %10.0f",
tot_pembayaran);
printf ("\n\nTERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA");
getch ();
}
34
Contoh program 2 [4]:
Berikut adalah program untuk menginput tiga buah bilangan
bulat (misal A, B, dan C) kemudian mencetak ketiga nilai tersebut
urut dari nilai kecil ke nilai besar [3]
# include <stdio.h>
# include <conio.h>
void main ()
{ int A, B, C;
printf ("Input nilai A ="); scanf ("%i", &A);
printf ("Input nilai B ="); scanf ("%i", &B);
printf ("Input nilai C ="); scanf ("%i", &C);
if (A < B)
{ if (B < C)
printf ("%i ,%i ,%i ",A, B, C);
else
{if (A < C)
printf ("%i ,%i ,%i ",A, C, B);
else
printf ("%i ,%i ,%i ",C, A, B);
}
}
else
{if (A < C)
printf ("%i ,%i ,%i ",B, A, C);
else
{ if (B < C)
printf ("%i ,%i ,%i ", B, C, A);
else
printf ("%i ,%i ,%i ",C, B, A);
}
}
getch ();
}
35
c. Struktur Kondisi Switch
Struktur kondisi switch digunakan untuk penyeleksian kondisi
dengan kemungkinan yang terjadi cukup banyak[1].
Bentuk Umum Switch :
switch (ekspresi)
{
case 1: Statement 1;
break;
case 2 : Statement 2;
break;
case n : Statement n;
break;
default : Statement m;
}
Contoh program :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
char jurusan;
printf ("1. Teknik Sipil \n2. Teknik Mesin \n3. Teknik Perkapalan \n4.
Teknik Elektro");
printf ("\n5. Teknik Arsitektur \n6. Teknik Geologi");
printf ("\n\nMasukkan kode jurusan Anda :");
jurusan = getchar ();
switch (jurusan)
36
{
case '1' : puts ("TEKNIK SIPIL"); break;
case '2' : puts ("TEKNIK MESIN"); break;
case '3' : puts ("TEKNIK PERKAPALAN"); break;
case '4' : puts ("TEKNIK ELEKTRO"); break;
case '5' : puts ("TEKNIK ARSITEKTUR"); break;
case '6' : puts ("TEKNIK GEOLOGI"); break ;
default : puts ("Kode Anda Salah"); break;
}
getch ();
}
37
printf ("PULAU JAWA \n");
printf ("Kode Kota di Jawa :");
printf ("\n1. Jakarta \n2. Surabaya \n3. Bandung \n4. Semarang \n5.
Yogyakarta\n");
printf ("Masukkan Kode Kota :\t");
scanf ("%i", &KodeKota);
switch (KodeKota)
{
case 1 : printf ("\nJakarta");
break;
case 2 : printf ("\nSurabaya");
break;
case 3 : printf ("\nBandung");
break;
case 4 : printf ("\nSemarang");
break;
case 5 : printf ("\nYogyakarta");
break;
default : printf ("Kode Kota di Pulau Jawa Salah");
}
break;
case 'S':
printf ("PULAU SUMATERA \n");
printf ("Kode Kota di Sumatera");
printf ("\n1. Medan \n2. Palembang \n3. Padang\n");
printf ("Masukkan Kode Kota : \t");
scanf ("%i", &KodeKota);
switch (KodeKota)
{
case 1 : printf ("\nMedan");
break;
case 2 : printf ("\nPalembang");
break;
case 3 : printf ("\nPadang");
break;
default : printf ("Kode Kota di Pulau Sumatera Salah");
}
break;
38
case 'K':
printf ("PULAU KALIMANTAN \n");
printf ("Kode Kota di Kalimantan");
printf ("\n1. Banjarmasin \n2. Pontianak\n");
printf ("Masukkan Kode Kota : \t");
scanf ("%i", &KodeKota);
switch (KodeKota)
{
case 1 : printf ("\nBanjarmasin");
break;
case 2 : printf ("\nPontianak");
break;
default : printf ("Kode Kota di Pulau Kalimantan Salah");
}
break;
default : printf ("Kode Pulau Salah");
}
getch ();
}
39
d. Multi Kondisi dan Opertor Logika [3]
getch ();
}
40
Contoh program 2 [2]:
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main()
{
int kodejurusan,kodekelas,banyaktiket;
long int hargatiket,total;
float diskon,bayar;
printf("Pilih Jurusan :\n");
printf("---------------\n");
printf("1. Jakarta\n2. Yogya\n3. Surabaya\n");
printf("---------------\n");
printf("Jurusan yang dipilih : ");scanf("%i",&kodejurusan);
printf("Pilih Kelas :\n");
printf("---------------\n");
printf("1. Eksekutif\n2. Bisnis\n3. Ekonomi\n");
printf("---------------\n");
printf("Kelas yang dipilih : ");scanf("%i",&kodekelas);
printf("Banyak Tiket : ");scanf("%i",&banyaktiket);
if((kodejurusan==1)&&(kodekelas==1))
hargatiket=70000;
else
if((kodejurusan==1)&&(kodekelas==2))
hargatiket=40000;
else
if((kodejurusan==1)&&(kodekelas==3))
hargatiket=10000;
else
if(kodejurusan==2)
{
if(kodekelas==1) hargatiket=80000; else
if(kodekelas==2) hargatiket=50000; else
if(kodekelas==3) hargatiket=20000;
}
else
if(kodejurusan==3)
{
switch (kodekelas)
41
{
case 1:hargatiket=90000;break;
case 2:hargatiket=60000;break;
case 3:hargatiket=30000;
}
}
printf("Harga Tiket : Rp. %li\n",hargatiket);
total=banyaktiket*hargatiket;
printf("Total Tiket : Rp. %li\n",total);
if( ((kodejurusan==3)&&(kodekelas==1)) ||
((kodejurusan==2)&&(kodekelas==2))
)
diskon=0.1*total;
else
diskon=0;
printf("Diskon 10%% : Rp. %f\n",diskon);
bayar=total-diskon;
printf("Bayar : Rp. %f\n",bayar);
getch();
return 0;
}
42
3. Latihan
43
Daftar Pustaka
44
BAB V
PERULANGAN
1. Pendahuluan
a. Deskripsi
Dalam bab ini dijelaskan tentang fungsi fungsi yang
digunakan untuk membuat perintah perulangan dan perbedaan
penggunaan masing - masing fungsi.
b. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu
menyelesaikan masalah perulangan dengan menggunakan program
bahasa C.
2. Teori Dasar
Perulangan data atau yang biasa disebut dengan looping
adalah proses yang dilakukan secara berulang-ulang sampai batas
yang ditentukan. Perulangan akan berhenti jika nilai yang
dimasukan sudah tidak memenuhi syarat yang diberikan. Jenis
jenis perulangan:
a. For
For digunakan untuk mengulang suatu proses yang telah
diketahui jumlah perulangannya. Syntax untuk menuliskan perintah
for adalah sebagai berikut [4]:
Keterangan :
Inisialisasi : bagian untuk memberikan nilai awal untuk
variabel variabel tertentu
45
Syarat pengulangan : memegang kontrol terhadap
pengulangan, karena bagian ini yang akan menentukan suatu
perulangan diteruskan atau dihentikan.
Pengubah nilai pencacah : mengatur kenaikan atau penurunan
nilai pencacah.
Contoh program 1:
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{
int a;
for (a = 1; a <=10; a++)
{
printf ("%d. UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR\n",a);
}
getch();
}
Contoh program 2 :
Berikut adalah contoh program untuk menghitung nilai
factorial dari n (n!) menggunakan for.
46
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main ()
{
int i, j;
int hasil = 1;
printf ("PROGRAM UNTUK MENGHITUNG FAKTORIAL N!");
printf ("\n\nInput N = ");
scanf ("%i", &j);
for (i = j; i >=1; i--)
{hasil = hasil*i;
}
printf ("\n\nHasil faktorial : %d", hasil);
getch ();
}
47
{printf ("%d",i);
}
printf ("\n");
}
getch ();
}
b. While
While digunakan untuk mengulang suatu proses yang belum
diketahui jumlahnya. Pengecekan kondisi akan dilakukan terlebih
dahulu. Jika kondisi masih bernilai true, maka looping akan terus
berlanjut. Bentuk penulisan while adalah sebagai berikut[1]:
while (syarat_pengulangan)
{
statement_yang_akan_diulang;
}
Contoh program 1:
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
void main()
{ clrscr();
int bil = 1;
48
while (bil <= 10)
{
printf ("%i", bil);
bil++;
}
getch();
}
49
c. Do while
Do while digunakan untuk mengulang suatu proses yang
belum diketahui jumlahnya. Instruksi akan dijalankan lebih dahulu,
kemudian dilakukan pengecekan kondisi apabila masih bernilai true
maka looping akan terus berlanjut. Bentu penulisannya sebagai
berikut [1]:
do
{
statement-yang-akan-diulang;
}
while (syarat-pengulangan);
Contoh program :
# include <stdio.h>
# include <conio.h>
void main ()
{
int bil = 2;
do
50
{
printf ("%i", bil);
bil +=2;
}
while (bil<=10);
getch ();
}
51
printf("\nTotal Pembelian : %d", total);
getch ();
}
52
s = 1000 ; t = 0;
while ((sAli + sBadu) < s)
{ sAli = sAli + vAli;
sAli = sBadu+ vBadu;
t = t + 1;
}
t1 = 8*3600L + 15*60 +27;
t2 = t1 + t;
det = t2;
J = det/ 3600; det = det % 3600;
M = det / 60; det = det % 60;
D = det;
printf ("%li : %li : %li", J, M, D);
getch ();
}
53
3. Latihan
54
Daftar Pustaka
55
BAB VI
ARRAY
1. Pendahuluan
a. Deskripsi
Bab ini menyajikan tentang pengertian, cara deklarasi, dan
penggunaan array baik array berdimensi satu, array berdimensi dua,
dan array multi-dimensi. Serta disajikan contoh contoh
penggunaannya masing masing.
b. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan
dapat memahami penggunaan array serta mampu mengaplikasikan
dalam menyelesaikan program yang membutuhkan penyelesaian
dengan array.
2. Teori Dasar
Array atau larik adalah tipe terstruktur yan terdiri dari
sejumlah komponen yang mempunyai tipe yang sama. Jumlah
komponen dalam sebuah array adalah tetap. Banyaknya komponen
dalam array ditunjukkan oleh indeks yang berfungsi untuk
membedakan variabel yang satu dengan variabel lainnya. Dalam
bahasa C dikenal 3 macam array yaitu :
a. Array Berdimensi Satu
Untuk mengakses setiap elemen dalam array dapat dilakukan
dengan mengakses indeksnya. Indeks setiap array default dimulai
dari nol. Adapun bentuk deklarasi array adalah [4]:
Tipe_data Nama_variabel[Ukuran]
56
Tipe data untuk menyatakan tipe data yang digunakan dan ukuran
digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum elemen array.
Sebuah array dapat digambarkan sebagai kotak anjang yang berisi
kotak kotak kecil di dalam kotak panjang tersebut. Contoh :
int nilai[5];
indeks [0] [1] [2] [3] [4]
50 85 90 70 95
Contoh program :
# include <stdio.h>
# include <conio.h>
void main()
{ int index, barang[10];
clrscr();
// input jumlah barang//
printf ("Masukkan jumlah Barang :\n");
for (index =0 ; index < 10; index ++)
{
printf ("Barang %i : ", index+1);
scanf ("%i", &barang[index]);
}
printf ("Jumlah barang yang telah diinput:");
for (index = 0; index < 10; index++)
{
printf ("%i", barang[index]);
}
getch ();
}
57
Untuk mengakses array berdimensi 1, dapat digunakan bentuk
pengaksesan sebagai berikut [1]:
Nama_array[indeks]
Contoh :
nilai [3];
nilai [1];
nilai [0]; dst
Sedangkan untuk inisialisasi suatu array dapat dilakukan dengan
bentuk :
Tipe_data nama_array[indeks] = {nilai array};
Contoh :
float nilai[5] = {75.8 78,67 87,5 90.0 65.7};
Contoh program inisiakisasi dan mengakses array :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main()
{ int i, nilai [5];
nilai [0] = 10;
nilai [1] = 8;
nilai [2] = 5;
nilai [3] = 7;
nilai [4] = 8;
58
printf ("Nilai = ");
for (i = 0; i<5 ; i++)
printf ("%i ", nilai[i]);
getch();
}
59
b. Array Berdimensi Dua
Array dimensi dua tersusun dalam bentuk baris dan kolom,
dimana indeks pertama menunjukkan baris dan indeks kedua
menunjukkan kolom. Array dimensi dua dapat digunakan pada
pendataan penjualan, pendataan nilai, dan sebagainya.
Bentuk umum pendeklarasian array [1]:
Tipe_data Nama_variabel [indeks-1][indeks-2]
Bentuk umum pengaksesan array berdimensi dua adalah :
Nama_array [index-1][index-2]
Contoh :
Data [3][2]
Data [0][1]
Bentuk pendefenisian array berdimensi dua adalah :
Tipe_data nama_array [juml_elemen] = {nilai array};
Contoh :
Int data [2][4] = {{ 1, 2, 3, 4}, 4, 3, 2, 1};
Contoh deklarasi array pada bahasa C [5]:
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
main()
{ int i,j, matriks [3][3];
matriks [0][0] = 10;
matriks [0][1] = 6;
matriks [0][2] = 5;
matriks [1][0] = 7;
matriks [1][1] = 9;
matriks [1][2] = 5;
matriks [2][0] = 7;
matriks [2][1] = 3;
60
matriks [2][2] = 2;
printf ("Matriks = ");
for (i = 0; i<3 ; i++)
{for (j = 0; j < 3; j++)
{printf ("%i ", matriks[i][j]); }
printf ("\n \t");
}
getch();
}
61
}
getch();
}
62
}
printf("Pengisian Matrik 2 : \n");
for (b=0;b<maks;b++)
{
for (k=0;k<maks;k++)
{
printf("Matrik [%d,%d] : ",b,k);
scanf("%d",&mat2[b][k]);
}
}
// awal operasi pertambahan matrik
for (b=0;b<maks;b++)
for (k=0;k<maks;k++)
mathasil[b][k]=mat1[b][k]+mat2[b][k];
// akhir operasi perhitungan
printf("Matrik 1 :\n") ;
for (b=0;b<maks;b++)
{
for (k=0;k<maks;k++)
{
printf("%6d",mat1[b][k]);
}
printf("\n");
}
printf("Matrik 2 :\n");
for (b=0;b<maks;b++)
{
for (k=0;k<maks;k++)
{
printf("%6d",mat2[b][k]);
}
printf("\n");
}
printf("Matrik Hasil :\n");
for (b=0;b<maks;b++)
{
for (k=0;k<maks;k++)
{
63
printf("%6d",mathasil[b][k]);
}
printf("\n");
}
getch();
return 0;
}
c. Array Multi-dimensi
Array multi-dimensi merupakan array yang mempunyai ukuran
lebih dari dua. Bentuk pendeklarasian array sama saja dengan array
dimensi satu maupun array dimensi dua. Bentuk umumnya yaitu [4]:
tipe_array nama_array[ukuran1][ukuran2][ukuranN];
Contoh :
64
float X[2][4][3];
Contoh program [4]:
#include stdio.h
#include conio.h
void main()
{ int i, j, k;
static int data_huruf[2][8][8] =
{ { { 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 0, 0, 0, 0, 1, 0 },
{ 1, 1, 0, 0, 0, 0, 0, 0 },
{ 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0 },
{ 0, 0, 0, 0, 1, 1, 1, 0 },
{ 1, 0, 0, 0, 1, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0 },
{ 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0 }
},
{ { 1, 1, 0, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 0, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 0, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0 }
}
};
/* Tampilkan Huruf */
for(i=0; i<2; i++)
{ for(j=0; j<8; j++)
{ for(k=0;k<8; k++)
if (data_huruf[i][j][k])
putchar(\xDB);
else
putchar( ); /* spasi */
puts();
}
puts();
65
}
getch();
}
Contoh aplikasi :
Pencarian data (searching) menggunakan array[5] :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
int main()
{
int a[20] = {0};
int i;
int n; //mengacu pada jumlah array
int target; //berisi data yang akan dicari
int ketemu; // status dari proses pencarian; 1 = ketemu, 0 = tidak
ketemu
66
if (a[i] == target)
{
printf (" Data %d ditemukan pada urutan ke %d", target, i+1);
ketemu = 1; // variabel ketemu diberi nilai 1 untuk menunjukkan
bahwa proses pencarian berhasil
return 0 ;
}
printf ("Data tidak ditemukan");
}
getch () ;
}
67
}
printf ("\n");
// Proses pengurutan data bobble Sort
for (i = 0; i <= N-2; i++)
{
biggest = 0;
for (j =0 ; j <= N-i-1; j++)
{
if (arr [j] < arr [biggest])
{
biggest = j;
}
}
temp = arr [N-1-i];
arr [N-1-i] = arr [biggest];
arr [biggest] = temp;
printf ("Loop - %d", i + 1); // Menampilkan hasil pengurutan setiap
loopnya
for (k = 0; k <=4; k++)
{
printf ("%d ", arr[k]);
}
printf ("\n");
}
printf (" Data elemen array arr setelah diurutkan\n");
for (i = 0; i <=4; i++)
{
printf ("%d ", arr[i]);
}
printf ("\n");
getch ();
return 0;
}
68
3. Latihan
A=[ ] B=[ ]
69
b. Menghitung dan mencetak jumlah suara masing masing
calaon hasil pemilihan tersebut.
c. Tampilkan pemenang hasil pemilihan tersebut.
3. Urutkanlah bilangan berikut dengan menggunakan metode
bubble sort.
[12, 35, 27, 5, 10, 56, 98, 75)
1. Terdapat sebuah array dua dimensi yang dibuat dengan int
[3][5] dan telah diisi. Buatlah sebuah program untuk :
a. Mencetak nilai yang terbesar
b. Mencetak nilai yang terbesar dan mencetak ada berapa
buah nilai yang terbesar.
c. Mencetak nilai yang terbesar dan mencetak ada berapa
buah nilai yang terbesar, serta mencetak ada di lokasi mana
saja nilai terbesar tersebut.
d. Memeriksa apakah diantara isi array tersebut ada yang
nilainya = 50. Bila ada, maka cetak perkataan ada ADA
dan bila tidak ada maka cetak TIDAK ADA.
70
Daftar Pustaka
71
BAB VII
FUNGSI
1. Pendahuluan
a. Deskripsi
Bab ini membahas tentang fungsi pustaka yaitu fungsi yang
telah tersedia dalam turbo C dan fungsi yang dapat dibuat sendiri
oleh programmer. Pada fungsi yang dapat dibuat sendiri oleh
programmer akan dijelaskan tentang cara mendeklarasikan fungsi,
jenis parameter dan variabel yang digunakan dalam bahasa C serta
cara pemanggilan fungsi. Di akhir pembahasan, akan dijelaskan
tentang fungsi rekursif. Dalam setiap pembahasan akan diberikan
contoh program yang akan membantu mahasiswa lebih memahami
tentang penggunaan fungsi.
b. Tujuan Pembahasan
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan
mampu memahami kegunaan penggunaan fungsi dalam bahasa
pemrograman dan mampu menerapkan penggunaan fungsi dalam
pemrograman bahasa C.
2. Teori Dasar
Fungsi adalah bagian dari program yang digunakan untuk
suatu tugas tertentu dan letaknya terpisah dari program utama.
Fungsi merupakan bagian utama dalam bahasa C karena program
bahasa C sendiri tersusun atas kumpulan fungsi fungsi dam dalam
setiap program minimal terdapat satu buah fungsi yaitu fungsi main
(). Adapun kegunaan penggunaan fungsi dalam bahasa C adalah :
Program menjadi lebih terstruktur sehingga mudah untuk
dipahami dan
72
Untuk mengurangi pengulangan penulisan program yang sama.
Dalam bahasa C fungsi dibagi menjadi dua yaitu fungsi pustaka atau
fungsi yang telah tersedia dalam turbo C dan yang didefinisikan atau
dibuat oleh programmer.
a. Fungsi Pustaka dalam Bahasa C [4]
1) Fungsi Operasi String (tersimpan dalam header file
string.h)
strcpy() berfungsi untuk menyalin suatu string asal ke variable
string tujuan. Bentuk umum : strcpy(var_tujuan, string_asal);
strlen() Berfungsi untuk memperoleh jumlah karakter dari
suatu string. Bentuk umum : strlen(string);
strcat() Digunakan untuk menambahkan string sumber ke
bagian akhir dari string tujuan. Bentuk umum : strcat(tujuan,
sumber);
strupr() Digunakan untuk mengubah setiap huruf dari suatu
string menjadi huruf capital. Bentuk umum : strupr(string);
strlwr() Digunakan untuk mengubah setiap huruf dari suatu
string menjadi huruf kecil semua. Bentuk umum :
strlwr(string);
strcmp() Digunakan untuk membandingkan dua buah string.
Hasil dari fungsi ini bertipe integer dengan nilai :
(a) Negative, jika string pertama kurang dari string kedua.
(b) Nol, jika string pertama sama dengan string kedua
(c) Positif, jika string pertama lebih besar dari string
kedua.
Bentuk umum : strcmp(string1, string2);
73
Contoh program :
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
#include "string.h"
void main()
{ char nama[20];
char nama1 [30]= "UNIVERSITAS HASANUDDIN";
char nama2 [30]= "Teknik Informatika" ;
int x;
strcpy(nama,nama1);
printf("Nama : %s", nama1);
printf("\nJumlah karakter : %i",strlen(nama));
strcat (nama2,nama1);
printf ("\n");
puts (nama2);
strupr(nama2);
printf ("\n");
puts (nama2);
printf ("\n");
strlwr (nama2);
puts (nama2);
strcmp (nama1,nama2) ;
printf("Hasil : %i", x);
getch();
}
74
2) Fungsi Operasi Karakter (tersimpan dalam header
ctype.h) [4]
islower() Fungsi akan menghasilkan nilai benar (bukan nol)
jika karakter merupakan huruf kecil. Bentuk umum :
islower(char);
isupper() Fungsi akan menghasilkan nilai benar (bukan nol)
jika karakter merupakan huruf kapital. Bentuk umum :
isupper(char);
isdigit() Fungsi akan menghasilkan nilai benar (bukan nol) jika
karakter merupakan sebuah digit. Bentuk umum : isdigit(char);
tolower() Fungsi akan mengubah huruf capital menjadi huruf
kecil. Bentuk umum : tolower(char);
toupper() Fungsi akan mengubah huruf kecil menjadi huruf
kapital. Bentuk umum : toupper(char);
Contoh program :
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
#include "ctype.h"
void main()
{ char karakter;
clrscr();
printf ("Masukkan sebuah karakter : \t");
karakter = getche();
if (islower (karakter))
{ printf ("\nadalah huruf kecil");
printf ("\nHuruf kapitalnya adalah :%c",toupper(karakter));}
else if (isupper (karakter))
{ puts ("\nadalah huruf kapital");
printf ("\nHuruf kecilnya adalah :%c",tolower(karakter));}
else if (isdigit (karakter))
{ puts("\nadalah bilangan digit");
}
getch ();}
75
Tampilan program diatas adalah :
76
Tampilan program diatas adalah :
77
Tampilan program diatas adalah :
78
div() Digunakan untuk menghitung hasil pembagian dan sisa
pembagian. Bentuk umum : div_t div(int x, int y) Strukturnya
:
typedef struct
{ int qout; // hasil pembagian
int rem // sisa pembagian
} div_t;
79
max() Digunakan untuk menentukan nilai maksimal dari dua
buah bilangan. Bentuk umum : max(bilangan1, bilangan2);
min() Digunakan untuk menentukan bilangan terkecil dari dua
buah bilangan. Bentuk umum : min(bilangan1, bilangan2);
Contoh program :
#include "conio.h"
#include "stdlib.h"
void main()
{ int a, b, c, d;
printf ("Masukkan Nilai\n");
printf ("a = "); scanf ("%i", &a);
printf ("b = "); scanf ("%i", &b);
printf ("c = "); scanf ("%i", &c);
printf ("d = "); scanf ("%i", &d);
printf ("Nilai maksimumnya adalah %i", max(max(max(a,b),c),d));
printf ("\nNilai minimumnya adalah %i", min(min(min(a,b),c),d));
getch ();
}
80
b. Membuat Fungsi Sendiri
1) Deklarasi Fungsi
Bentuk deklarasi sebuah fungsi adalah sebagai berikut [1] :
Tipe_fungsi nama_fungsi (parameter_fungsi)
{
Statement;
Statement;
}
81
{clrscr();
printf ("Nama Universitas :\n");
kampus (); // memanggil fungsi kampus
getch();
}
2) Parameter Fungsi
Dalam bahasa C terdapat 2 macam parameter fungsi yaitu [1] ;
Parameter formal yaitu variabel yang terdapat pada daftar
parameter yang berada di dalam definisi fungsi.
Parameter aktual adalah variabel yang digunakan pada
pemanggilan satu fungsi.
Terdapat dua cara untuk melewatkan parameter ke dalam fungsi,
yaitu :
Pemanggilan dengan nilai (Call by value) [2]
Call by value akan menyalin nilai dari parameter aktual ke
parameter formal. Nilai yang dikirimkan ke fungsi adalah nilai dari
datanya, bukan alamat memori letak dari datanya. Fungsi yang
menerima kiriman nilai akan menyimpannya di alamat terpisah dari
nilai aslinya yang digunakan oleh bagian program yang memanggil
fungsi. Perubahan nilai di fungsi (parameter formal) tidak akan
merubah nilai asli di bagian program yang memanggilnya. Pengiriman
parameter secara nilai adalah pengiriman searah, yaitu dari bagian
82
program yang memanggil fungsi ke fungsi yang dipanggil. Pengiriman
suatu nilai dapat dilakukan untuk suatuungkapan tidak hanya
untuk sebuah variabel, elemen array atau konstanta saja.
Contoh program :
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
nilai (int x, int y);
void main ()
{
clrscr ();
int a = 10, b = 5;
printf ("Nilai sebelum pemanggilan fungsi");
printf ("\nNilai a = %i dan nilai b = %i", a,b);
nilai (a,b); // pemanggilan fungsi
printf ("\n\nNilai setelah pemanggilan fungsi");
printf ("\n\nNilai a = %i dan nilai b = %i", a,b);
getch();
}
nilai (int x, int y)
{
x+=5;
y+=5;
printf ("\n\nNilai setelah pemanggilan fungsi");
printf("\na = %i dan nilai b = %i",x, y);
}
83
Pemanggilan Secara Referensi (Call by Reference)
Pemanggilan secara Referensi merupakan upaya untuk
melewatkan alamat dari suatu variabel ke dalam fungsi. Yang
dikirimkan ke fungsi adalah alamat letak dari nilai datanya, bukan
nilai datanya. Fungsi yang menerima kiriman alamat ini akan
menggunakan alamat yang sama untuk mendapatkan nilai datanya.
Perubahan nilai di fungsi akan merubah nilai asli di bagian program
yang memanggil fungsi. Pengiriman parameter secara referensi
adalah pengiriman dua arah, yaitu dari fungsi pemanggil ke fungsi
yang dipanggil dan juga sebaliknya. Pengiriman secara acuan tidak
dapat dilakukan untuk suatu ungkapan.
Contoh program :
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
nilai (int *x, int *y);
void main ()
{
clrscr ();
int a = 10, b = 5;
printf ("Nilai sebelum pemanggilan fungsi");
printf ("\nNilai a = %i dan nilai b = %i", a,b
nilai (&a,&b); // pemanggilan fungsi
printf ("\n\nNilai setelah pemanggilan fungsi");
printf ("\n\nNilai a = %i dan nilai b = %i", a,b);
getch();
}
nilai (int *x, int *y)
{
*x+=5;
*y+=5;
printf ("\n\nNilai setelah pemanggilan fungsi");
printf("\na = %i dan nilai b = %i",*x, *y);
}
84
Tampilan program diatas adalah :
85
printf("\nNilai variabel i dalam fungsi main() sekarang adalah %i\n\n",
i);
getch();
}
void tampil(void)
{ int i = 10; /* variabel lokal */
printf("Nilai variabel i dalam fungsi tampil() adalah %i\n\n", i);
}
c) Variabel statis
Variabel statis dapat berupa variabel lokal ataupun variabel
eksternal. Variabel statis ini bersifat :
Jika variabel bersifat lokal maka hanya dikenal oleh fungsi
tempat variabel tersebut dideklarasikan.
Jika variabel statis bersifat eksternal maka variabel dapat
dipergunakan oleh semua fungsi yang terletak pada file yang
sama di tempat variabel statis dideklarasikan.
Jika tidak ada inisialisasi maka secara otomatis akan diberikan
nilai awal nol.
d) Variabel Register [3]
Variabel Register adalah variabel yang nilainya disimpan dalam
resister dan bukan dalam memori RAM. Sifat-sifat variabel register :
86
Hanya dapat diterapkan pada variabel lokal yang bertipe int
dan char.
Digunakan untuk mengendalikan proses perulangan (looping).
Proses perulangan akan lebih cepat karena variabel register
memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan variabel
biasa.
Dideklarasikan dengan menambahkan kata register.
Contoh program :
#include stdio.h
#include conio.h
void main()
{ register int x; /* variabel register */
int jumlah;
clrscr();
for(i=1; i<=100; i++)
jumlah = jumlah + I;
printf(1+2+3++100 = %i\n, jumlah);
getch();
}
4) Fungsi Rekursif
Fungsi rekursif adalah fungsi yang memanggil dirinya sendiri.
Dengan adanya rekursi, dimungkinkan untuk memanggil fungsi dari
dalam fungsi itu sendiri. Proses rekursi biasanya digunakan pada
beberapa kasus dikarenakan penerapannya akan lebih mudah
dibanding ketika hanya menggunakan bentuk perulangan biasa[5].
Namun, penggunaan rekursi juga memiliki beberapa masalah seperti
87
efisiensi memori dan kecepatan kerja ketika sebuah proses rekursi
dijalankan akan menjadi lebih lambat. Permasalahan yang lebih
sering terjadi adalah proses rekursi yang tidak kunjung berhenti,
hingga mengakibatkan komputer hang.
Contoh program:
#include conio.h
#include stdio.h
long int faktorial(int N); /* prototype fungsi faktorial */
void main()
{ int N;
printf(Berapa factorial ? ); scanf(%i, &N);
printf(Faktorial dari %i = %ld\n, N, faktorial(N));
getch();
}
Long int faktorial(int N) /* definisi fungsi factorial */
{
if(N==0)
return(1);
else
return(N * faktorial(N - 1)); // fungsi faktorial() memanggil fungsi
factorial()
}
88
3. Latihan
2. Buatlah sebuah program untuk menghitung luar persegi
panjang, luas segitiga dan luas lingkaran. Buatlah pemilihan
perhitungan dengan menggunakan fungsi.
3. Buatlah program untuk menghitung harga sewa peminjaman
buku pada sebuah perpustakaan umum. Terdapat tiga jenis
buku yaitu jenis A, B, dan C. Tarif jenis buku per 3 hari adalah
:
Jenis Buku Harga sewa per 3 hari
A Rp 1500
B Rp 2000
C Rp 2500
a. Jika melebihi waktu peminjaman (3 hari) maka setiap buku
di denda sebesar Rp 500,-.
b. Buatlah program untuk menghitung pembayarannya.
c. Buatlah fungsi untuk menghitung harga sewa.
d. Buatlah fungsi untuk menghitung total pembayaran.
89
Daftar Pustaka
90
BAB VIII
STRUCT (RECORD)
1. Pendahuluan
a. Deskripsi
Bab ini menjelaskan tentang fungsi penggunaan struct (record) dan
penggunaan struct dalam array. Agar lebih mudah untuk dipahami,
akan diberikan contoh contoh dari penggunaan struct ini.
b. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mengerti
tentang struct (record) dan dapat mengaplikasikan dalam pembuatan
program.
2. Teori dasar
a. Deklarasi Struct (Record)
Turbo C tidak selalu menyediakan tipe data yang sesuai
dengan tipe data yang diinginkan. Contoh kasus yaitu ketika kita
ingin membuat suatu program mengolah data mahasiswa dimana
data mahasiswa terdiri dari NIM, Nama, NilaiUTS, NilaiUAS,
NilaiQuiz, NilaiAkhir dan Index Prestasinya. Turbo C tidak
menyediakan tipe data untuk data tersebut. Oleh karena itu maka
kita harus membuat suatu tipe data baru yang cocok dengan
keperluan kita. Caranya adalah dengan menggunakan perintah
struct[1].
Deklarasi tipe data baru (struct) untuk data mahasiswa dapat
dilihat sebagai berikut :
struct TMhs
91
{
char NIM[11];
char Nama[21];
int NilaiUTS,NilaiUAS,NilaiQuiz;
float NilaiAkhir;
char index;
};
TMhs Mhs1,Mhs2;
Deklarasi tersebut berarti bahwa kita membuat suatu variable
bernama Mhs1 dan Mhs2 dimana tiap variable tersebut mempunyai
field sesuai dengan TMhs.
Contoh program [2]:
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <string.h>
struct TMhs
{
char NIM[11];
char Nama[21];
int NilaiUTS,NilaiUAS,NilaiQuiz;
float NilaiAkhir;
char index;
};
main()
{
92
TMhs mhs1,mhs2;
printf(Pengisian Data);
printf(NIM : );gets(mhs1.NIM);
printf(NAMA : );gets(mhs1.Nama);
printf(Nilai QUIZ : );scanf(%d,&mhs1.NilaiQuiz);
printf(Nilai UTS : );scanf(%d,&mhs1.NilaiUTS);
printf(Nilai UTAS : );scanf(%d,&mhs1.NilaiUAS);
mhs1.NilaiAkhir=0.2*mhs1.NilaiQuiz+0.3*mhs1.NilaiUTS+0.5*mhs1.Ni
laiUAS;
if(mhs1.NilaiAkhir>=80) mhs1.index=A;else
if(mhs1.NilaiAkhir>=60) mhs1.index=B;else
if(mhs1.NilaiAkhir>=40) mhs1.index=C;else
if(mhs1.NilaiAkhir>=20) mhs1.index=D;else
if(mhs1.NilaiAkhir>=00) mhs1.index=E;
mhs2=mhs1; // mengisikan semua data di mhs1 ke mhs2
printf(Data yang telah dimasukan :);
printf(NIM : %s\n,mhs2.NIM);
printf(NAMA : %s\n,mhs2.Nama);
printf(Nilai QUIZ : %i\n,mhs2.NilaiQuiz);
printf(Nilai UTS : %d\n,mhs2.NilaiUTS);
printf(Nilai UTAS : %d\n,mhs2.NilaiUAS);
printf(Nilai Akhir: %.2f\n,mhs2.NilaiAkhir);
printf(Index : %c\n,mhs2.index);
getch();
}
93
b. Struct pada Array
Setiap tipe data dapat dibuat dalam bentuk array. Begitu juga
dengan tipe data yang dibuat dengan perintah struct.
Contoh program [3]:
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <string.h>
#define maks 3
struct TMhs
{
char NIM[9];
char Nama[21];
int NilaiUTS,NilaiUAS,NilaiQuis;
float NilaiAkhir;
char index;
};
main()
{
TMhs mhs[maks]; // array struct
int i;
for(i=0;i<maks;i++)
{
printf("Pengisian Data Mahasiswa Ke-%i\n",i+1);
printf("NIM : ");fflush(stdin);gets(mhs[i].NIM);
printf("NAMA : ");fflush(stdin);gets(mhs[i].Nama);
printf("Nilai QUIZ : ");scanf("%d",&mhs[i].NilaiQuis);
printf("Nilai UTS : ");scanf("%d",&mhs[i].NilaiUTS);
printf("Nilai UTAS : ");scanf("%d",&mhs[i].NilaiUAS);
mhs[i].NilaiAkhir=0.2*mhs[i].NilaiQuis+0.3*mhs[i].NilaiUTS+0.5*mhs[i].
NilaiUAS;
if(mhs[i].NilaiAkhir>=80) mhs[i].index='A';else
if(mhs[i].NilaiAkhir>=60) mhs[i].index='B';else
if(mhs[i].NilaiAkhir>=40) mhs[i].index='C';else
if(mhs[i].NilaiAkhir>=20) mhs[i].index='D';else
if(mhs[i].NilaiAkhir>=0) mhs[i].index='E';
};
clrscr();
printf("Data yang telah dimasukan adalah : \n");
printf("----------------------------------------------------------------------
\n");
printf("| NIM | NAMA | QUIS | UTS | UAS | N A | INDEX |\n");
94
printf("----------------------------------------------------------------------
\n");
for(i=0;i<maks;i++)
{
printf("| %-8s | %-20s | %3i | %3i | %3i | %6.2f | %c |\n",
mhs[i].NIM,mhs[i].Nama,mhs[i].NilaiQuis,mhs[i].NilaiUTS,
mhs[i].NilaiUAS,mhs[i].NilaiAkhir,mhs[i].index);
}
printf("----------------------------------------------------------------------
\n");
getch();
return 0;
}
95
3. Latihan
96
Daftar Pustaka
97
BAB IX
POINTER
1. Pendahuluan
a. Deskripsi
Bab ini menyajikan tentang penggunaan pointer. Lebih lanjut
akan dijelaskan tentang operator pointer, operasi dalam pointer,
pointer pada pointer, pointer pada array dan pointer pada string. Dan
pada akhir bab diberikan soal latihan untuk meningkatkan
pemahaman tentang penggunaan pointer.
b. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan
mampu memahami dan mengaplikasikan pointer dalam
menyelesaikan sebuah masalah pada bahasa pemrograman.
2. Teori Dasar
Pointer adalah sebuah variabel yang berisi alamat lain. Suatu
pointer digunakan untuk menunjuk ke suatu alamat memori
sehingga alamat dari suatu variabel atau suatu fungsi dapat
diketahui dengan mudah. Dengan adanya pointer maka kita dapat
memanipulasi data yang berada pada alamat tertentu dalam memory.
Terdapat dua jenis operator yang dapat digunakan dalam pointer
yaitu :
a. Operator pointer
1. Operator dereference (&)
Operator dereference & merupakan operator alamat. Pada saat
pendeklarasian variable, user tidak diharuskan menentukan lokasi
sesungguhnya pada memory, hal ini akan dilakukan secara otomatis
98
oleh kompiler dan operating system pada saat run-time. Dengan
menggunakan operator & ini, variabel akan menghasilkan alamat
lokasi memori sehingga operator ini biasa disebut dengan address of.
Sebagai contoh, Ani ditempatkan pada memori dengan alamat
0x00112ff55 dan dideklarasikan sbb[1]:
Ani = a;
Anna = Ani; // Anna sama dengan Ani (a)
Rani = &Ani; // Rani sama dengan alamat Ani (0x00112ff55)
Contoh program :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{ int x = 50, y, *z;
y = x;
z = &x;
printf ("Nilai x adalah %i",x); // Nilai x = 50
printf ("\nNilai y adalah %i", y); // Nilai y = x
printf ("\nNilai z adalah %i", z); // Nilai z = berisi alamat x
getch ();
}
99
asterisk (*), agar dapat menerjemahkan nilai sebenarnya dari suatu
variabel. Operator ini biasa disebut value pointed by. Dengan
menggunakan operator reference (*) ini akan dihasilkan nilai yang
berada pada suatu alamat memori[1].
Sebagai contoh :
Ani = a
Anna = &Ani// Anna sama dengan Alamat Ilham (0x00112ff55)
Rani = *Ani // Rani sama dengan nilai Ani (a)
Contoh program :
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main ()
{ int x = 50, y, *z;
z = &x;
y = *z;
printf ("Nilai x adalah %i",x);
printf ("\nNilai y adalah %i", y);
printf ("\nNilai z adalah %i", z);
getch ();}
100
b. Operasi Pointer
1) Operasi penugasan[4]
Nilai suatu variabel pointer dapat disalin ke variabel pointer
lainnya.
Contoh program :
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
void main()
{ float *x1, *x2, y;
clrscr();
y = 13.45;
x1 = &y; /* Alamat dari y disalin ke variabel x1 */
x2 = x1; /* Isi variabel x1 disalin ke variabel x2 */
printf("Nilai variabel y = %.2f ada di alamat %p\n", y, x1);
printf("Nilai variabel y = %.2f ada di alamat %p\n", y, x2);
getch();
}
101
clrscr();
nilai[0] = 125;
nilai[1] = 345;
nilai[2] = 750;
penunjuk = &nilai[0];
printf(Nilai %i ada di alamat memori %p\n, *penunjuk, penunjuk);
printf(Nilai %i ada di alamat memori %p\n, *(penunjuk+1),
penunjuk+1);
printf(Nilai %i ada di alamat memori %p\n, *(penunjuk+2),
penunjuk+2);
getch();
}
102
Tampilan program diatas adalah :
ani a
Anna = &ani
Rani = &Anna
Contoh program :
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
void main()
{ int x, *y, **z;
x = 40;
printf ("Nilai x = %i", x);
y = &x;
z = &y;
printf ("\nNilai y = %p",y);
printf ("\nNilai z = %p", z);
getch();
}
103
Tampilan program diatas adalah :
#include stdio.h
#include conio.h
void main()
{ static int tgl_lahir[] = { 13,9,1982 };
int *ptgl;
ptgl = tgl_lahir; /* ptgl berisi alamat array */
printf(Diakses dengan pointer);
printf(Tanggal = %i\n, *ptgl);
printf(Bulan = %i\n, *(ptgl + 1));
printf(Tahun = %i\n, *(ptgl + 2));
printf(\nDiakses dengan array biasa\n);
printf(Tanggal = %i\n, tgl_lahir[0]);
printf(Bulan = %i\n, tgl_lahir[1]);
printf(Tahun = %i\n, tgl_lahir[2]);
getch();
}
Tampilan program diatas adalah :
104
e. Pointer pada String
Contoh program :
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
char *nama1 = "SPIDERMAN";
char *nama2 = "GATOTKACA";
void main()
{ char namax;
clrscr();
puts("SEMULA :");
printf("Saya suka >> %s\n", nama1);
printf("Tapi saya juga suka >> %s\n", nama2);
/* Penukaran string yang ditunjuk oleh pointer nama1 dan nama2 */
printf("SEKARANG :");
printf("Saya suka >> %s\n", nama1);
printf("Dan saya juga masih suka >> %s\n", nama2);
getch();
}
105
Sebagaimana kita ketahui jika kita membuat suatu program
yang dapat menampung data nilai sebanyak 5 buah maka kita akan
membuat suatu variabel array yang bertipe int dengan perintah int
data[5]. Dengan cara begitu maka program hanya akan berjalan
dengan baik jika data yang diinputkan banyaknya di kurang atau
sama dengan 5 buah. Apa yang terjadi ketika data yang akan
diinputkan ternyata 10 buah, maka langkah yang dilakukan adalah
harus mengubah programnya dan mengganti int data[5] menjadi int
data[10].
Cara lain untuk membuat program tersebut adalah dengan
menggunakan suatu variabel array yang dinamis dimana pemesanan
tempat yang diperlukan untuk menyimpan data tidak dideklarasikan
dalam program tapi dilakukan secara runtime (ketika program
berjalan).
#include <conio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
int *data;
int i,banyakdata;
printf("Banyak data yang akan diinputkan : ");scanf("%i",&banyakdata);
data=(int *)malloc(sizeof(int)*banyakdata);
for(i=0;i<banyakdata;i++)
{
printf("Pemasukan data ke-%i :",i+1);scanf("%i",(data+i));
}
printf("Data yang telah diinputkan adalah : \n");
for(i=0;i<banyakdata;i++)
printf("Data ke-%i : %i\n",i+1,*(data+i));
getch();
return 0;
}
106
Tampilan program diatas adalah :
3. Latihan
1) Buatlah contoh penggunaan pointer pada pointer dan pointer
pada array!
2) Buatlah sebuah program dimana setiap nilai dari suatu
variabel diakses melalui alamatnya!
107
Daftar Pustaka
108
BAB X
OPERASI FILE
1. Pendahuluan
a. Deskripsi
b. Tujuan pembelajaran
2. Teori Dasar
a. Membuka File
Untuk membuka atau mengaktifkan file, fungsi yang
digunakan adalah fungsi fopen().
File dapat berupa file biner atau file teks.
File biner adalah file yang pola penyimpanan di dalam disk
dalam bentuk biner, yaitu seperti bentuk pada memori (RAM)
computer.
109
File teks adalah file yang pola penyimpanan datanya dalam
bentuk karakter.
Penambahan yang perlu dilakukan untuk menentukan mode
teks atau biner adalah t untuk file teks dan b untuk file
biner.
Prototype fungsi fopen() ada di header fungsi stdio.h
Bentuk pendelarasian :
Keterangan :
Nama file adalah nama dari file yang akan
dibuka/diaktifkan.
mode adalah jenis operasi file yang akan dilakukan terhadap
file.
Jenis-jenis operasi file :
r : menyarankan file hanya dapat dibaca (file harus sudah
ada)
w : menyatakan file baru akan dibuat/diciptakan (file yang
sudah ada akan dihapus)
a : untuk membuka file yang sudah ada dan akan dilakukan
proses penambahan data (jika file belum ada, otomatis akan
dibuat)
r+ : untuk membuka file yang sudah ada dan akan
dilakukan proses pembacaan dan penulisan.
w+ : untuk membuka file dengan tujuan untuk pembacaan
atau penulisan. Jika file sudah ada, isinya akan dihapus.
110
a+ : untuk membuka file, dengan operasi yang akan
dilakukan berupa
perekaman maupun pembacaan. Jika file sudah ada, isinya
akan dihapus.
Contoh :
pf = fopen(COBA.TXT, w);
Contoh program :
b. Menutup File
Untuk menutup file, fungsi yang digunakan adalah fclose().
Prototype fungsi fclose() ada di header file stdio.h
Bentuk umum :
int fclose(FILE *pf);
atau
int fcloseall(void);
111
if((pf = fopen(COBA.TXT, w)) == NULL) /* ciptakan file */
{ cputs(File tak dapat diciptakan !\r\n);
exit(1); /* selesai */
}
while((kar=getche()) != CTRL_Z)
putc(kar, pf); /* tulis ke file */
fclose(pf); /* tutup file */
}
Membaca Karakter
Untuk membaca karakter dari file, fungsi yang digunakan
adalah getc(file *fp);
fp adalah pointer file yang dihasilkan oleh fopen()
Fungsi feof(), digunakan untuk mendeteksi akhir file.
Pada saat membaca data foef(file *fp)
Contoh program :
#include stdio.h
#include conio.h
void main()
{ file *pf; /* pointer ke file */
char kar;
clrscr();
if((pf = fopen(COBA.TXT, r)) == NULL) /* buka file */
{ cputs(File tak dapat dibuka !\r\n);
exit(1); /* selesai */
}
while((kar=getc(pf)) != EOF)
putch(kar); /* tampilkan ke layar */
fclose(pf); /* tutup file */
}
112
Bentuk Umum :
fgets(char *str, int p, file *fp)
fputs(char *str, file *fp)
113
exit(1); /* selesai */
}
do
{ clrscr();
cputs(Judul Buku : );
gets(buku.judul);
cputs(Nama Pengarang : );
gets(buku.pengarang);
cputs(Jumlah buku : );
scanf(%i, $buku.jumlah);
fflush(stdin); /* Hapus isi penampung keyboard */
/*Rekam sebuah data bertipe struktur */
fwrite(&buku, sizeof(buku), 1, f_struktur);
cputs(\r\nMau merekam data lagi (Y/T) ?);
jawaban = getche();
}
while(jawaban == Y || jawaban == y);
fclose(f_struktur); /* tutup file */);
}
Membaca dan Menulis File yang Terformat
Jika diinginkan, data bilangan dapat disimpan ke dalam file
dalam keadaan terformat. Fungsi yang digunakan adalah :
fprintf(ptr_file, string control, daftar argument);
fscanf(pts_file, string control, daftar argument);
Contoh program :
#include conio.h
void main()
{ FILE *pformat;
char jawaban;
struct
{ int x;
int y;
114
} koordinat;
/* Buka dan ciptakan file. Periksa kalau gagal dibuka */
if((pformat = fopen(KOORDINAT.TXT, w)) == NULL) /* buka file
*/
{ cputs(File tak dapat dibuka !\r\n);
exit(1); /* selesai */
}
do
{ clrscr();
cputs(Masukkan data koordinat (bilangan integer)\r\n);
cputs(Format : posisi x posisi y\r\n);
cputs(Contoh : 20 30 [ENTER]\r\n);
scanf(%i %i, &koordinat.x, &koordinat.y);
fflush(stdin);
/* Rekam ke file */
fprintf(pformat, %5i %5i\n, koordinat.x, koordinat.y);
cputs(\r\nMenyimpan data lagi (Y/T) ??);
jawaban = getche();
}
while(jawaban == y || jawaban == Y);
fclose(pformat);
getch();
}
d. File Sequensial
File sekuensial berisi rekord-rekord data yang tidak mengenal
posisi baris atau nomor rekord pada saat aksesnya, dan setiap record
dapat mempunyai lebar yang berbeda-beda. Akses terhadapnya
115
selalu dimulai dari awal file dan berjalan satu persatu menuju akhir
dari file. Dengan demikian, penambahan file hanya dapat dilakukan
terhadap akhir file, dan akses terhadap baris tertentu harus dimulai
dari awal file.
Fungsi baku yang terkait dengan file sekuensial ini antara lain
adalah fprintf , fscanf, dan rewind. Program berikut menyajikan
penanganan file sekuensial tentang data nasabah yang berisi tiga
field, yaitu nomor identitas (account), nama (name), dan posisi
tabungannya (balance) untuk (1) menyajikan yang tabungannya
bernilai nol, (2) berstatus kredit, dan (3) berstatus debet. File data
tersimpan dengan nama klien.dat.
Contoh program :
#include <stdio.h>
void main() {
int request, account;
float balance;
char name[25];
FILE *cfPtr;
if ( (cfPtr = fopen("klien.dat", "r+") ) == NULL )
printf("File could not be opened\n");
else {
printf ( "Enter request\n"
"1 - List accounts with zero balances\n"
"2 - List accounts with credit balances\n"
"3 - List accounts with debit balances\n"
"4 - End of run\n? " ) ;
scanf( "%d", &request );
while (request != 4) {
fscanf (cfPtr, "%d%s%f", &account, name, &balance);
switch (request) {
case 1:
printf ("\nAccounts with zero balances:\n");
while ( !feof(cfPtr) ) {
if (balance == 0)
116
printf ("%-10d%-13s7.2f\n", account, name, balance);
fscanf (cfPtr, "%d%s%f", &account, name, &balance);
}
break;
case 2:
printf ("\nAccounts with credit balances:\n");
while ( !feof(cfPtr) ) {
if (balance < 0)
printf ("%-10d%-13s7.2f\n", account, name, balance);
fscanf (cfPtr, "%d%s%f", &account, name, &balance);
}
break;
case 3:
printf ("\nAccounts with debit balances:\n");
while ( !feof(cfPtr) ) {
if (balance > 0)
printf ("%-10d%-13s7.2f\n", account, name, balance);
fscanf (cfPtr, "%d%s%f", &account, name, &balance);
}
break;
}
rewind(cfPtr);
printf( "\n? ");
scanf ("%d", &request);
}
printf ("End of run.\n");
fclose(cfPtr);
}
}
3. Latihan
117
Daftar Pustaka
Yogyakarta
www.ilmukomputer.com
118