A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak dasar manusia yang harus diperoleh seluruh warga negara
Indonesia tanpa memandang perbedaan: jenis kelamin (laki-laki atau perempuan), status
sosial (kaya atau miskin), usia (muda atau tua), tempat tinggal (desa atau kota), dan
perbedaan lainnya. Untuk menjamin pemenuhan pendidikan bagi seluruh warga Negara
Kesatuan Republik Indonesia telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 menyebutkan
Semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Pasal ini jelas dinyatakan bahwa
setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan tanpa
kecuali.
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan kebutuhan yang utama dalam pengembangan potensi diri menuju
sumber daya manusia yang unggul. Sesuai dengan goal Millenium Development Goals
(MDGs) khususnya goal ketiga yang berbunyi mempromosikan kesetaraan dan
pemberdayaan perempuan dengan tujuan untuk menghapuskan segala bentuk disparitas
gender dalam pendidikan dasar dan menengah paling lambat pada tahun 2015.
Pada tahun 2015 saja angka DO SMP/MTs di Indonesia mencapai 85.000 orang di seluruh
propinsi berdasarkan data dari Pusat Data Statistik Pendidikan (PDSP) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Sasaran tersebut pada umumnya adalah masyarakat marginal
yang karena faktor sosial ekonomi tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti pendidikan di
jalur formal atau sekolah. Di samping itu juga mungkin karena faktor geografis, yang
bertempat tinggal atau bermukim di daerah-daerah terpencil, pulau-pulau kecil, daerah
perbatasan, atau wilayah lainnya yang sulit dijangkau dan tidak memperoleh akses layanan
pendidikan formal. Disamping itu, sangat mungkin mereka karena sesuatu hal terpaksa harus
putus sekolah atau putus lanjut dari bangku sekolah. Dalam rangka memberikan kesempatan
bagi mereka untuk memperoleh layanan pendidikan dasar untuk mendukung wajib belajar
pendidikan dasar sembilan tahun, pemerintah menyelenggarakan program pendidikan
kesetaraan Paket B Setara SMP/MTs. Untuk mensukseskan layanan program ini, pemerintah
menyediakan bantuan operasional penyelenggaraan pembelajaran kesetaraan Paket B yang
akan digunakan oleh para pimpinan lembaga/organisasi atau satuan pendidikan nonformal
sebagai penyelenggara program pendidikan kesetaraan di daerah. Untuk mengakses bantuan
dana tersebut, setiap lembaga/organisasi atau satuan pendidikan nonformal harus mengikuti
prosedur dan ketentuan yang diatur dalam petunjuk teknis ini.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
diperbaharui dengan PP Nomor 32 tahun 2015;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran
Pendidikan, sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010;
4. Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Panduan Pelaksanaan
Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
dan Pemberantasan Buta Aksara;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi
Pendidikan Kesetaraan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses
Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Program Paket A, Paket B, dan Paket C;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian
Satuan Pendidikan Nonformal.
13. Permenkeu Nomor173/PMK.05/2012 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga
14. DIPA Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun Anggaran 2016
NOMOR : SP DIPA- 023.05.1.666866/2016
A. Pengertian Bantuan
1. Bantuan operasional penyelenggaraan Penyelenggaraan Program Pendidikan Kesetaraan
Paket B selanjutnya disebut bantuan operasional penyelenggaraan (BOP) adalah sejumlah
dana yang diberikan kepada lembaga penyelenggara program yang digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran dan pelatihan program Pendidikan Kesetaraan Paket B.
2. Pemberi BOP adalah pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan
Kesetaraan Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang diberikan kepada lembaga penyelenggara program yang ditetapkan sebagai
penyelenggara program Pendidikan Kesetaraan Paket B.
B. Manfaat Bantuan
1. Memberikan layanan pendidikan pendidikan nonformal untuk menjaring anak-anak yang
putus sekolah di SMP/MTs atau putus lanjut SD untuk mensukseskan wajib belajar
pendidikan dasar;
2. Memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diakui setara dengan lulusan
SMP/MTs;
3. Memberikan kecakapan hidup yang bermanfaat untuk mencari nafkah atau berusaha
sendiri;
4. Memungkinkan lulusan program dapat meningkatkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi (melanjutkan pendidikan pada program Pendidikan Kesetaraan Paket C atau
SMA/MA).
D. Bentuk Bantuan
Bentuk bantuan yang disediakan per lembaga untuk pasca bencana berupa uang tunai yang
diserahkan melalui rekening masing-masing lembaga yang dianggap memenuhi syarat
menerima dana bantuan pasca bencana.
Komponen Proporsi
No. Rincian penggunaan dana/biaya, antara lain:
Pembiayaan Biaya
1. Alat dan Bahan Papan tulis, kapur/spidol, alat peraga pendidikan
Pembelajaran Alat tulis peserta didik 40%
Buku/modul pembelajaran
Alat dan bahan praktek keterampilan
2. Administrasi Panduan pelaksanaan
Pembelajaran Absensi WB dan tutor 10%
Penyusunan silabus dan RPP
Spanduk
3. Honor/Transport Honor/transport tutor dan narasumber teknis 40%
Honor/transport penyelenggara
4. Evaluasi Penilaian semester ganjil, semester genap, dan ujian 5%
Pembelajaran nasional
5. Pelaporan Menyusun, menggandakan, dan mengirimkan laporan 5%
BAB III
TATA CARA PENYALURAN BANTUAN PAKET B
C. Penetapan Penerima
Berdasarkan hasil penilaian proposal, verifikasi, dan atau daftar usulan nominasi penerima
bantuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota (khusus kuota Kabupaten/ Kota) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan menetapkan lembaga penerima bantuan
dengan Surat Keputusan (SK). Fotocopy SK disampaikan kepada dinas pendidikan provinsi
dan dinas pendidikan kabupaten/kota setempat.
E. Prosedur Pencairan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan melakukan penyaluran bantuan
kepada lembaga/organisasi yang telah ditetapkan sebagai calon penyelenggara yang dananya
bersumber dari DIPA Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, sesuai
prosedur dan ketentuan atau peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PELAPORAN DAN VERIVIKASI BANTUAN
C. Verifikasi Laporan
Laporan akhir yang disampaikan oleh pengelola kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan atas pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukan akan
diverifikasi baik secara bersama-sama dan/atau secara sendiri oleh Direktorat Pembinaan
Keaksaraan dan Kesetaraan, Dinas Pendidikan Provinsi setempat, dan Dinas Pendidikan
Kabupaten setempat.
Verifikasi atas laporan yang disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan dapat dilakukan di pusat dan/atau di daerah (di lembaga
penyelenggaraan kegiatan masing-masing).
BAB V
PENGENDALIAN MUTU
A. Indikator Keberhasilan
1. Minimal penguasaan pengetahuan dan keterampilan peserta didik mencapai 85%
2. Minimal pesera didik 65% dapat melanjukan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
3. Kehadiran peserta didik dalam pembelajaran mencapai 75%
4. Lembaga penyelenggara program membuat laporan tepat pada waktunya.
B. Monev
Untuk menjamin mutu penyelenggaraan program dan hasil pelaksanaan program perlu
dilakukan monitoring dan supervisi secara bersama atau sendiri-sendiri oleh Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan dan/atau Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota setempat.
Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan monitoring dan supervisi,
antara lain adalah:
1. kredibilitas lembaga penyelenggara program;
2. kesesuaian warga belajar atau sasaran program;
3. materi pembelajaran/pelatihan;
4. jadwal kegiatan dan alokasi waktu;
5. kompetensi tutor/narasumber;
6. proses pembelajaran/pelatihan;
7. tingkat kehadiran warga belajar;
8. penggunaan dana bantuan;
9. dokumen penyelenggaraan program.
C. Sanksi
Bagi lembaga penyelenggara program sebagai penerima bantuan yang tidak menyampaikan
laporan sampai dengan akhir tahun anggaran, dapat dikenakan sanksi berupa:
1. Mengembalikan bantuan yang telah diterima ke kas negara.
2. Tidak diperkenankan mengakses dana bantuan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan pada tahun berikutnya.
3. Dapat diteruskan ke jalur hukum karena disinyalir melakukan penyelewengan.
Lampiran:
1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
2. Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah (PMK No. 173 hal 28)
3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
4. Berita Acara Serah Terima
5. Contoh Perhitungan Pajak
LAPORAN AWAL
Demikian laporan awal ini dibuat dengan sebenarnya, untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
. 2017
Yang membuat melaporkan,
(...)
Contoh Laporan Perkembangan
A. SAMPUL LAPORAN:
Nama Program : ............................
Nama Lembaga : ............................
Alamat Lengkap : ............................
Nomor Telp/Fax/HP/Email : ............................
Bulan/Tahun Laporan : ............................
B. SISTEMATIKA LAPORAN:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
2) Dasar Pelaksanaan Kegiatan
3) Tujuan (Kegiatan dan Laporan)
II PELAKSANAAN KEGIATAN
1) Persiapan pelaksanaan kegiatan
2) Sasaran kegiatan (data dan informasi tentang warga belajar sebagai peserta program)
3) Tutor/tenaga ahli/pelatih/nara sumber yang mendukung pelaksanaan program
4) Sarana/tempat, fasilitas, alat dan bahan pembelajaran/pelatihan yang digunakan
5) Jadwal pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan
6) Langkah dan proses pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan
7) Rincian penggunaan dana
8) Dukungan yang diperoleh dari pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pembelajaran dan
pelatihan
9) Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan
10) Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program, dan rencana tindaklanjut pembelajaran dan
pelatihan pasca kegiatan.
III KESIMPULAN DAN SARAN/REKOMENDASI
IV PENUTUP
C. SAMPUL LAPORAN:
Nama Program : ............................
Nama Lembaga : ............................
Alamat Lengkap : ............................
Nomor Telp/Fax/HP/Email : ............................
Bulan/Tahun Laporan : ............................
D. SISTEMATIKA LAPORAN:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
2) Dasar Pelaksanaan Kegiatan
3) Tujuan (Kegiatan dan Laporan)
II PELAKSANAAN KEGIATAN
1) Persiapan pelaksanaan kegiatan
2) Sasaran kegiatan (data dan informasi tentang warga belajar sebagai peserta program)
3) Tutor/tenaga ahli/pelatih/nara sumber yang mendukung pelaksanaan program
4) Sarana/tempat, fasilitas, alat dan bahan pembelajaran/pelatihan yang digunakan
5) Jadwal pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan
6) Langkah dan proses pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan
7) Rincian penggunaan dana
8) Dukungan yang diperoleh dari pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pembelajaran dan
pelatihan
9) Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan
10) Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program, dan rencana tindaklanjut pembelajaran dan
pelatihan pasca kegiatan.
III KESIMPULAN DAN SARAN/REKOMENDASI
IV PENUTUP
LAMPIRAN
1. Bukti/kuitansi pengeluaran dana, termasuk setoran pajak sesuai ketentuan yang berlaku
2. Foto dokumentasi pelaksanaan kegiatan
3. Dokumen pendukung lainnya yang diperlukan.
Catatan:
1. Pajak Pembelian Barang Rp. 1 juta), dikenakan pajak: PPN sebesar 10%, dan PPh 22
sebesar 1,5%.
2. Pajak Honorarium (nilai berapapun), dikenakan pajak: PPh 21 sebesar ....% (sesuai status
kepegawaian yang bersangkutan).
3. Pajak Sewa Barang/Jasa (nilai berapapun), dikenakan pajak: PPN sebesar 10%, dan PPh 23
sebesar 2%.
4. Besarnya pajak yang harus dibayarkan, sebaiknya dikonsultasikan dengan Kantor Pajak
setempat.
......................... 2017
Mengetahui Dibuat Oleh:
Ketua Lembaga Bendahara