BAB I
PENDAHULUAN
Rompi anti peluru dari sabut kelapa yang dibuat/diteliti oleh (M. Iqbal Fauzi
dan Aristio Kevin Ardyaneira Pratama) sudah sesuai standar pembuatan rompi namun
ada beberapa tahapan yang seharusnya dilaksanakan sehingga tidak mudah tertembus
peluru dan bisa mengurangi berat rompi tersebut. Ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan agar rompi tidak tembus peluru dan beratnya ringan dengan proses merebus
sabut kelapa,proses penyemprotan latex,proses pengepresan dan proses penjahitan
hingga menjadi bagian utuh dari rompi namun tahapan ini belum dilakukan oleh peneliti
sebelumnya. Apabila pembuatan rompi anti peluru menggunakan proses penyemprotan
latex dan mengalami pengepresan maka berat rompi sabut kelapa akan menurun hingga
10% sehingga rompi R-SAP ini lebih nyaman digunakan dibandingkan rompi yang
terdahulu.
2
1.3 Tujuan
Dari latar belakang diatas dapat ditarik tujuan sebgai berikut :
Mengetahui ketahanan sabut kelapa atau tekstur sabut kelapa.
Mengetahui ketahanan rompi sabut terhadap semua jenis peluru.
Menurunkan berat rompi anti peluru sehingga nyaman digunakan
Membuat rompi dari sabut kelapa yang tahan terhadap suhu tinggi dan
goresan atau sayatan benda tajam.
Luaran yang dihasilkan dalam pelaksanaa program ini adalah berupa produk
sebuah rompi anti peluru yang terbuat dari sabut kelapa yang aman dan nyaman.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Dinas Perkebunan Jawa Timur pada kurun waktu 2007-2011 produksi
kelapa rata-rata adalah 1400 kg/Ha dengan rata-rata area 293.274 Ha per tahun. Selama
ini pemanfaatan sabut kelapa hanya sebatas untuk kerajinan seperti
tali,keset,saou,matras,bahanisian jok mobil dan lain-
lain.(www.disbunjatim.go.id/komoditi_kelapa.php). Sabut kelapa termasuk serat
selulosa yang diperoleh dari buah kelapa. Komponen utama dalam bahan lignoselulosa
adalah selulosa,hemiselulosa dan lignin.berikut adalah komposisi kimia dari sabut
kelapa.
2.1.2 Kevlar
Kevlar adalah salah satu tipe aramida, yang terdiri dari rantai panjang polimer
dengan orientasi paralel. Aramida sendiri merupakan suatu serat sintetik yang berupa
rantai panjang poliamida sintetik dengan paling sedikit 85 persen sambungan amidanya
menempel secara langsung pada dua rantai aromatik (gugus amida dan gugus aromatik
berselang-seling). Kekuatan kevlar diperoleh dari ikatan hidrogen intra-molekuler dan
interaksi tumpukan aromatik-aromatik antar lembaran. Interaksi-interaksi ini lebih kuat
daripada interaksi Van der Waals yang terdapat dalam polimer-polimer sintetik lain dan
serat-serat seperti dyneema (serat yang terbuat dari rantai polietilena yang sangat
panjang, yang tersusun searah). Keberadaan garam-garam dan impuritis lain, biasanya
kalsium, dapat mengganggu interaksi pada lembaran polimer dan harus dihilangkan
dalam proses produksi. Kevlar terdiri dari molekul-molekul yang relatif rigid, yang
membentuk struktur seperti lembaran-lembaran datar pada protein sutra.
Dari sifat-sifat tersebut diperoleh serat dengan kekuatan mekanik yang tinggi
dan tahan terhadap panas.Kevlar mempunyai gugus-gugus bebas yang dapat membentuk
ikatan hidrogen pada bagian luarnya, sehingga dapat mengabsorp air dan mempunyai
sifat basah yang baik.Hal ini juga menjadikannya terasa lebih alami dan lengket
dibandingkan dengan polimer pada umumnya, seperti polietilen.
Kelemahan utama dari kevlar adalah dapat terdekomposisi pada kondisi basa
atau ketika terpapar klorin.Meskipun dapat mendukung tensile stress yang besar, kevlar
tidak cukup kuat di bawah tekanan kompresif.Untuk mengatasi masalah ini, kevlar
sering digunakan secara bersama dengan bahan yang kuat terhadap tekanan kompresif.
Serat Kevlar dikembangkan sejak awal tahun 1960an dan dikembangkan oleh
DuPont pada tahun 1965 yang selanjutnya dikomersilkan pada tahun 1970. Serat jenis
poliamin yang sangat kuat terse but masih bertahan sampai sekarang meskipun telah
banyak ditemukan serat-serat baru dan serat-serat mcdifikasi seperti carbon nanotube
(eNT) , poliester HT dan sebagainya.TSerat yang serupa dengan nama dagang Twaron
juga dikembangkan pada tahun 1978 oleh Akzo dan selanjutnya diproduksi oleh
Teijin.Serat Kevlar dibuat melalui proses polimerisasi mono mer 1,4 phenylene-diamine
(paraphenylenediamine) dan terephthaloyl chloride dengan reaksi kondensasi dan
menghasilkan reaksi samping hydrochloric acid. Dengan perlakuan pemanasan dan
penarikan untuk mendapatkan kristalinitas dan orientasi yang tinggi maka diperoleh
struktur supermolekuler yang kompak dengan membentuk ikatan silang yang teratur.
Komposit serat sabut kelapa menurut Wambua dkk (2003) bahwa kekuatan tarik
dan modulus meningkat dengan meningkatnya fraksi volume. Serat sabut kelapa sebagai
penguat polipropilen mempunyai kekuatan impak yang lebih tinggi dibanding dengan
serat jute dan kenaf sebagai penguat polipropilen, namun kekuatan tarik dan
modulusnya lebih rendah. Selanjutnya, Monteiro dkk (2008) meninjau kekuatan tarik
5
komposit serat sabut kelapa yang berorientasi random/acak yang rendah, tapi
mempunyai kekuatan lentur yang lebih tinggi dan potensi digunakan bangunan.
Pengujian impak serat dilakukan untuk mengetahui kekuatan kejut dari serat serabut
kelapa dengan perlakuan. Nilai rata-rata dari kekuatan serat dan elongasinya dengan
perlakuan perendaman pada larutan alkali (NaOH) 35% selama 2 jam dan dengan
menggunakan volume serat 5%, 15%, 25%, 35%, 45%.
Tabel 2. Ketangguhan impak komposit serat kelapa
Dalam penggunaanya rompi anti peluru banyak digunakan dalam dunia militer,setiap
tahun selalu ada perkembangan mengenai alat persenjataan yang semakin mutakhir oleh karena
itu untuk mengantisipasi ancaman alat pertahanan yakni rompi jugalah harus berkembang.
Pengembangan mengenai rompi sabut kelapa merupakan hal yang tepat dikarenakan ramah
lingkungan dan masuk kriteria untuk dijadikan pelindung tubuh sebagai rompi anti
peluru.Adapun syarat yang dijadikan acuan dalam pengembangan rompi berbahan sabut kelapa
ini yaitu mampu memberikan kekebalan bagi pemakai terhadap senjata tajam dan
tembekan,Rompi anti peluru haruslah ringan, enak dipakai dan tidak mengganggu gerakan.
Rompi harus tahan terhadap segala cuaca dan tidak mudah sobek serta dapat memberi
kenyamanan pada penggunanya
6
BAB III
METODEELAKSANAAN
Flow chart pembuatan rompi
Input Proses Output
` Kulit Kelapa Pemisahan Sabut Sabut Kelapa
Kelapa dari Kulit
Cetakan
Pembuatan Alat
Pengepresan
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan kebutuhan dan disusun mengikuti
format sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Anggaran Kegiatan
1. Peralatanpenunjang
Biaya Jahit Rompi Penjahitan rompi 1 kali Rp. 200.000,- Rp. 200.000,-
2. Bahan HabisPakai
Justifikasi Harga
Material Pemakaian Kuantitas Satuan Jumlah (Rp)
Kertas A4 Kertas Print 1 Rim Rp.35.000,- Rp.35.000,-
Tinta Printer Memberi warna 4 botol Rp.100.000,- Rp.400.000,-
print
Sabut Kelapa Bahan Dasar I pick up Rp. 500.000 Rp. 500.000
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Perjalanan Satuan
Perjalanan Survei bahan sabut 2 0rang Rp. 150.000,- Rp. 300.000,-
Malang- kelapa
Banyuwangi
Perjalanan Pengangkutan 2 0rang Rp.400.000,- Rp. 800.000
Banyuwangi - barang jadi
Malang
SUB TOTAL (Rp) Rp.1.100.000
15
4. Lain-lain
Penggunaan Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
Kain Pelapis rompi 1 roll Rp.1.500.000
Rp.1.500.00
Benang Penyambung rompi 5 roll 0Rp.50.000 Rp.250.000
SUB TOTAL (Rp) Rp.1.750.000
Total (Keseluruhan) Rp. 12.000.000
16
Alokasi
Program Bidang
No Nama / NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
1 Faris Sandy Teknik Mesin Teknik 20 minggu Mengontrol
Sefryandana produksi
2 Ardhika Teknik Mesin Teknik 20 minggu Merancang
Argawinata mesin
3 Donny Prasetya Teknik Mesin Teknik 20 minggu Mencari bahan
17
18
19