Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Rompi anti peluru adalah pakaianyang berfungsi melindungi bagian tubuh
seperti dada, perut, dan punggung orang yang memakainya. Rompi anti peluru telah
lama dikembangkan dan digunakan dalam dunia militer untuk mengurangi jumlah
korban yang jatuh pada tentara atau petugas yang menghadapi baku tembak.Pakaian ini
melindungi hampir 1/2 bagian tubuh manusia.Akan tetapi resiko tertembak adalah 1/3.
Bagian besi yang melindungi bagian dari tubuh kita utamanya daerah disekitar perut
(https://id.wikipedia.org/wiki/Rompi_anti_peluru).
Syarat rompi anti peluru adalah, harus terbuat dari bahan anti peluru, tidak
boleh rusak oleh goresan-goresan, tidak boleh terbakar atau meleleh, tidak terlalu berat
untuk digunakan, warna harus gelap, harus mudah dan cepat digunakan, dan dapat
menutupi seluruh badan kecuali muka. Salah satu material penyusunnya adalah Amarid
(kevler) karena memiliki struktur yang kuat, alot (tough), memiliki sifat peredam yang
bagus (vibrication damping), tahan terhadap asam (acid) dan basa (leach), selain itu
dapat menahan panas hungga 370C, sehingga tidak mudah terbakar (Kapten Arh
Basuki. W.S.T). Sifat yang dimiliki kevler juga dimiliki oleh sabut kelapa, karena sabut
kelapa merupakan bagian mesokarp (selimut) yang berupa serat-serat kasar kelapa. Di
Indonesia sendiri sebelumnya sudah ada penemuan tentang rompi anti peluru oleh (M.
Iqbal Fauzi dan Aristio Kevin Ardyaneira Pratama).Adapun rompi anti peluru dari sabut
kelapa yang dibuat/diteliti oleh (M. Iqbal Fauzi dan Aristio Kevin Ardyaneira Pratama)
masih bisa tertembus peluru sedalam 2 cm dan berat rompi masih belum memenuhi
syarat karena beratnya masih diatas 20 kg.

Rompi anti peluru dari sabut kelapa yang dibuat/diteliti oleh (M. Iqbal Fauzi
dan Aristio Kevin Ardyaneira Pratama) sudah sesuai standar pembuatan rompi namun
ada beberapa tahapan yang seharusnya dilaksanakan sehingga tidak mudah tertembus
peluru dan bisa mengurangi berat rompi tersebut. Ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan agar rompi tidak tembus peluru dan beratnya ringan dengan proses merebus
sabut kelapa,proses penyemprotan latex,proses pengepresan dan proses penjahitan
hingga menjadi bagian utuh dari rompi namun tahapan ini belum dilakukan oleh peneliti
sebelumnya. Apabila pembuatan rompi anti peluru menggunakan proses penyemprotan
latex dan mengalami pengepresan maka berat rompi sabut kelapa akan menurun hingga
10% sehingga rompi R-SAP ini lebih nyaman digunakan dibandingkan rompi yang
terdahulu.
2

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang diatas maka dirancang rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana merancang rompi dari sabut kelapa yang tahan peluru.
Bagaimana mengurangi beban rompi tetapi tidak mengurangi ketahanan
terhadap peluru.
Bagaimana mengurangi tingkat tertancapnya peluru ke rompi.
Bagaimana membuat rompi dari sabut kelapa yang tahan terhadap suhu
tinggi dan goresan atau sayatan benda tajam.

1.3 Tujuan
Dari latar belakang diatas dapat ditarik tujuan sebgai berikut :
Mengetahui ketahanan sabut kelapa atau tekstur sabut kelapa.
Mengetahui ketahanan rompi sabut terhadap semua jenis peluru.
Menurunkan berat rompi anti peluru sehingga nyaman digunakan
Membuat rompi dari sabut kelapa yang tahan terhadap suhu tinggi dan
goresan atau sayatan benda tajam.

1.4 Luaran yang diharapkan

Luaran yang dihasilkan dalam pelaksanaa program ini adalah berupa produk
sebuah rompi anti peluru yang terbuat dari sabut kelapa yang aman dan nyaman.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbedaan Struktur Sabut kelapa dan Kevlar


2.1.1 Sabut Kelapa
Kelapa merupakan tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari family
palmae.Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman serbaguna yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi.Seluruh bagian dari pohon,akar,batang,daun dan
buahnya dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari
(www.lc.bppt.go.id)

Gambar 1. Sabut kelapa

Menurut Dinas Perkebunan Jawa Timur pada kurun waktu 2007-2011 produksi
kelapa rata-rata adalah 1400 kg/Ha dengan rata-rata area 293.274 Ha per tahun. Selama
ini pemanfaatan sabut kelapa hanya sebatas untuk kerajinan seperti
tali,keset,saou,matras,bahanisian jok mobil dan lain-
lain.(www.disbunjatim.go.id/komoditi_kelapa.php). Sabut kelapa termasuk serat
selulosa yang diperoleh dari buah kelapa. Komponen utama dalam bahan lignoselulosa
adalah selulosa,hemiselulosa dan lignin.berikut adalah komposisi kimia dari sabut
kelapa.

Tabel 1. Komponen sabut kelapa

Parameter Kadar (%)


Selulosa 43,4 %
Hemiselulosa 10,25 %
Lignin 45,8%
Pektin 3,0%
4

2.1.2 Kevlar
Kevlar adalah salah satu tipe aramida, yang terdiri dari rantai panjang polimer
dengan orientasi paralel. Aramida sendiri merupakan suatu serat sintetik yang berupa
rantai panjang poliamida sintetik dengan paling sedikit 85 persen sambungan amidanya
menempel secara langsung pada dua rantai aromatik (gugus amida dan gugus aromatik
berselang-seling). Kekuatan kevlar diperoleh dari ikatan hidrogen intra-molekuler dan
interaksi tumpukan aromatik-aromatik antar lembaran. Interaksi-interaksi ini lebih kuat
daripada interaksi Van der Waals yang terdapat dalam polimer-polimer sintetik lain dan
serat-serat seperti dyneema (serat yang terbuat dari rantai polietilena yang sangat
panjang, yang tersusun searah). Keberadaan garam-garam dan impuritis lain, biasanya
kalsium, dapat mengganggu interaksi pada lembaran polimer dan harus dihilangkan
dalam proses produksi. Kevlar terdiri dari molekul-molekul yang relatif rigid, yang
membentuk struktur seperti lembaran-lembaran datar pada protein sutra.

Dari sifat-sifat tersebut diperoleh serat dengan kekuatan mekanik yang tinggi
dan tahan terhadap panas.Kevlar mempunyai gugus-gugus bebas yang dapat membentuk
ikatan hidrogen pada bagian luarnya, sehingga dapat mengabsorp air dan mempunyai
sifat basah yang baik.Hal ini juga menjadikannya terasa lebih alami dan lengket
dibandingkan dengan polimer pada umumnya, seperti polietilen.

Kelemahan utama dari kevlar adalah dapat terdekomposisi pada kondisi basa
atau ketika terpapar klorin.Meskipun dapat mendukung tensile stress yang besar, kevlar
tidak cukup kuat di bawah tekanan kompresif.Untuk mengatasi masalah ini, kevlar
sering digunakan secara bersama dengan bahan yang kuat terhadap tekanan kompresif.

2.1.3 Perbedaan sabut kelapa dan Kevlar

Serat Kevlar dikembangkan sejak awal tahun 1960an dan dikembangkan oleh
DuPont pada tahun 1965 yang selanjutnya dikomersilkan pada tahun 1970. Serat jenis
poliamin yang sangat kuat terse but masih bertahan sampai sekarang meskipun telah
banyak ditemukan serat-serat baru dan serat-serat mcdifikasi seperti carbon nanotube
(eNT) , poliester HT dan sebagainya.TSerat yang serupa dengan nama dagang Twaron
juga dikembangkan pada tahun 1978 oleh Akzo dan selanjutnya diproduksi oleh
Teijin.Serat Kevlar dibuat melalui proses polimerisasi mono mer 1,4 phenylene-diamine
(paraphenylenediamine) dan terephthaloyl chloride dengan reaksi kondensasi dan
menghasilkan reaksi samping hydrochloric acid. Dengan perlakuan pemanasan dan
penarikan untuk mendapatkan kristalinitas dan orientasi yang tinggi maka diperoleh
struktur supermolekuler yang kompak dengan membentuk ikatan silang yang teratur.

Komposit serat sabut kelapa menurut Wambua dkk (2003) bahwa kekuatan tarik
dan modulus meningkat dengan meningkatnya fraksi volume. Serat sabut kelapa sebagai
penguat polipropilen mempunyai kekuatan impak yang lebih tinggi dibanding dengan
serat jute dan kenaf sebagai penguat polipropilen, namun kekuatan tarik dan
modulusnya lebih rendah. Selanjutnya, Monteiro dkk (2008) meninjau kekuatan tarik
5

komposit serat sabut kelapa yang berorientasi random/acak yang rendah, tapi
mempunyai kekuatan lentur yang lebih tinggi dan potensi digunakan bangunan.
Pengujian impak serat dilakukan untuk mengetahui kekuatan kejut dari serat serabut
kelapa dengan perlakuan. Nilai rata-rata dari kekuatan serat dan elongasinya dengan
perlakuan perendaman pada larutan alkali (NaOH) 35% selama 2 jam dan dengan
menggunakan volume serat 5%, 15%, 25%, 35%, 45%.
Tabel 2. Ketangguhan impak komposit serat kelapa

No. Variasi Vf Ketangguhan Impak (J/mm2)


Minimal Maksimal Rata-rata
1 5% 0.014 0.042 0.025
2 15% 0.025 0.054 0.042
3 25% 0.044 0.067 0.055
4 35% 0.067 0.074 0.070
5 45% 0.074 0.095 0.085

2.1.4 Syarat Rompi Anti Peluru

Dalam penggunaanya rompi anti peluru banyak digunakan dalam dunia militer,setiap
tahun selalu ada perkembangan mengenai alat persenjataan yang semakin mutakhir oleh karena
itu untuk mengantisipasi ancaman alat pertahanan yakni rompi jugalah harus berkembang.
Pengembangan mengenai rompi sabut kelapa merupakan hal yang tepat dikarenakan ramah
lingkungan dan masuk kriteria untuk dijadikan pelindung tubuh sebagai rompi anti
peluru.Adapun syarat yang dijadikan acuan dalam pengembangan rompi berbahan sabut kelapa
ini yaitu mampu memberikan kekebalan bagi pemakai terhadap senjata tajam dan
tembekan,Rompi anti peluru haruslah ringan, enak dipakai dan tidak mengganggu gerakan.
Rompi harus tahan terhadap segala cuaca dan tidak mudah sobek serta dapat memberi
kenyamanan pada penggunanya
6

BAB III
METODEELAKSANAAN
Flow chart pembuatan rompi
Input Proses Output
` Kulit Kelapa Pemisahan Sabut Sabut Kelapa
Kelapa dari Kulit

Proses Perebusan Sabut Kelapa Lentur

Penjemuran Sabut Kelapa Kering

Cetakan

Pemberian latex + Lembaran Bahan


penataan dicetakan Baku Rompi
+ pengepresan
Latex

Pembuatan Alat
Pengepresan

Bahan Baku Rompi


Proses Pengeringan
Sabut Kelapayang Sudah
Keras
Kain

Proses Pembuatan Rompi Anti Peluru


Dijahit
Benang
7

Adapaun langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat rompi R-SAP ini


meliputi merebus sabut kelapa,proses penjemuran,proses penyemprotan latex,proses
pengepresan dan proses penjahitan rompi.

a.) Proses perebusan sabut kelapa


Pertama kita akan memasukkan biji klerek kedalam air dengan suhu 110 oC kemudian
rebus biji hingga lunak kemudian angkat biji klerek dan saring airnya hingga bersih
kemudian masukkan sabut kelapa pada air yang telah terdapat sari tunggu sekitar tiga
puluh menit hingga tampak lunak perebusan bertujuan untuk menghilangkan kotoran
dan juga dapat membuka serat dari sabut tersebut.

b.) Proses penjemuran


Setelah direbus sabut kelapa ditiriskan kemudian dijemur pada sinar matahari selama
tiga jam dianjurkan penjemuran pada sekitar jam delapan pagi dikarenakan pada jam
tersebut matahari pada suhu yang optimal sehingga dapat menunjang proses penjemuran
dan pastikan sabut kelapa dalam kadaan kering seutuhnya agar mudah untuk melakukan
proses selanjutnya

c.) Proses penyemprotan latex


Proses penyemprotan latex bertujuan untuk merekatkan dan memadatkan serabut kelapa
hingga membentuk lapisan.Serabut kelapa yang telah kering diletakkan pada daerah
horizontal usahakan sabut tersusun dengan rapat hingga tidak ada rongga antar sabut
kemudian semprot permukaan semprot permukaan atas dan bawah menggunakan cairan
latex secara merata .Apabila telah selesai angin-anginkan sejenak hingga cairan latex
meresap.lakukan langkah tersebut hingga membentuk lapisan horizontal dan vertical
selama beberapa kali

d.) Proses pengepresan


Pada proses ini lapisan kelapa yang telah disemprot latex akan ditekan atau dipress
hingga ketebalan yang diinginkan. Untuk memulai pengepresan sabut kelapa diletakkan
dibawah tempat pengepresan lalu tentukan ketebalan yang diinginkan lalu tekan pada
handle mesin press hingga mendapat ketebalan yang diinginkan.

e.) Proses penjahitan


Pada proses terakhir serat sabut kelapa yang telah membentuk lembaran akan dilapisi
dengan kain silky kemudian potong pola rompi menggunakan gunting lalu jahit
kemudian lapisi dengan kain katun untuk membuat rompi berkesan mewah dan elegan
setelah itu rompi R-SAP yang ekonomis dan juga handal ini akan dapat menunjang
maksimal dari fungsinya.
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan kebutuhan dan disusun mengikuti
format sebagai berikut :

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Peralatan Penunjang Rp.7.450.000,-
2. Bahan habis pakai Rp.1.750.000,-
3. Transportasi Rp. 1.100.000,-
4. Lain-lain Rp. 1.750.000,-
Jumlah Rp. 12.000.000,-

4.2. Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Bulan


1 2 3 4 5
A. PERSIAPAN
1 Penetapan rencana kerja
2 Persiapan alat dan bahan
B. PELAKSANAAN
1 Pembuatan materi dan evaluasi model desain
2 Pemberian materi desain alat dan pelatihan
dasar
3 Praktik penggunaan alat
C. PENYUSUNAN LAPORAN
1 Analisa data
2 Menyusun Draft laporan
Evaluasi laporan
Penggandaan laporan
Pengiriman laporan
9

DAFTAR PUSTAKA

Anonymus,Budidaya Kelapa. (online), (http//lc.bppt.go.id/itpek/index.php?


Diakses tanggal 13 oktober 2016
Anonymus, Komoditi Kelapa , (online),
(http://disbunjatim.go.id/komoditi_kelapa.php diakses tanggal 13 oktober 2016

Monteiro S.N., Terrones L.A.H.. DAlmeida J.R.M., 2008, Mechanical performance of


coir fiber / polyester composites, Polymer Testing, Vol. 27, pp. 591-595
Wanmbua P, Ivens J, Verpoest I, 2003 Natural fibres : can they replace glass in fibre
reinforced plastic?, Composites Science and Technology Vol.63, 2003, pp. 1259- 1264
Lampiran 2
Justifikasi Anggaran Biaya
Lampiran 3. Justifikasi
14

Anggaran Kegiatan

1. Peralatanpenunjang

Justifikasi Pemakaian Harga


Material Kuantitas Satuan Jumlah (RP)
Internet Untuk mengakses web 5 bulan Rp.50.000,- Rp. 250.000

Biaya Jahit Rompi Penjahitan rompi 1 kali Rp. 200.000,- Rp. 200.000,-

Pembuatan Mesin Mesin Press 1 Paket Rp. Rp. 7.000.000,-


7.000.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp.7.450.000,-

2. Bahan HabisPakai

Justifikasi Harga
Material Pemakaian Kuantitas Satuan Jumlah (Rp)
Kertas A4 Kertas Print 1 Rim Rp.35.000,- Rp.35.000,-
Tinta Printer Memberi warna 4 botol Rp.100.000,- Rp.400.000,-
print
Sabut Kelapa Bahan Dasar I pick up Rp. 500.000 Rp. 500.000

Latex Perekat serabut 2 botol Rp. 407.500,- Rp. 815.000,-


SUB TOTAL (Rp) Rp.1.750.000,
-
3. Transportasi

Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Perjalanan Satuan
Perjalanan Survei bahan sabut 2 0rang Rp. 150.000,- Rp. 300.000,-
Malang- kelapa
Banyuwangi
Perjalanan Pengangkutan 2 0rang Rp.400.000,- Rp. 800.000
Banyuwangi - barang jadi
Malang
SUB TOTAL (Rp) Rp.1.100.000
15

4. Lain-lain

Penggunaan Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
Kain Pelapis rompi 1 roll Rp.1.500.000
Rp.1.500.00
Benang Penyambung rompi 5 roll 0Rp.50.000 Rp.250.000
SUB TOTAL (Rp) Rp.1.750.000
Total (Keseluruhan) Rp. 12.000.000
16

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang
No Nama / NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
1 Faris Sandy Teknik Mesin Teknik 20 minggu Mengontrol
Sefryandana produksi
2 Ardhika Teknik Mesin Teknik 20 minggu Merancang
Argawinata mesin
3 Donny Prasetya Teknik Mesin Teknik 20 minggu Mencari bahan
17
18
19

Lampiran 6 Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan

Gambar Mesin Press Sabut Kelapa

Gambar Rompi sabut Kelapa


20

Lampiran 7 Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Anda mungkin juga menyukai