BAB III
TUGAS KHUSUS
3.1 Judul
Evaluasi Kinerja Reboiler FLRS E-107 pada Unit RFCCU(Riser Fluid Catalytic
Cracking Unit) di PT. Pertamina RU III Plaju-Sungai Gerong.
3.2 Latar Belakang
Riser Fluidized Catalytic Cracking Unit (RFCCU) di Refinery Unit III Sungai
Gerong merupakan salah satu Secondary Processing Unit untuk mengolah
komponen crude menjadi produk produk turunannya yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi. Fungsi RFCCU adalah merengkah fraksi berat yaitu gasoil dan
long residu menjadi minyak fraksi ringan dengan bantuan panas dan katalis,
katalis yang digunakan adalah Silika Alumina (Al2O3 SiO2). Feed dari unit
FCC adalah Bottom Product dari Crude Distiller (Long Residue) dan Medium
Product dari High Vacuum Unit/HVU yaitu (High/Medium Vacuum Gas Oil).
Reboiler merupakan peralatan perpindahan panas yang berfungsi untuk
mendidihkan kembali (reboil) atau menguapkan sebagian produk bottom dari
kolom distalasi sehingga fraksi-fraksi ringan yang terikut bottom produk dapat
diuapkan kembali. Biasanya alat ini dihubungkan dengan dasar kolom fraksinasi
atau stripper untuk melengkapi panas pendidihan yang diperlukan untuk distilasi.
Sebagai media pemanas dapat berupa steam yang berasal dari uitlitas. Fluida
panas berupa naphta digunakan pada Reboiler FLRS E-107 unit RFCCU yang
berasal dari bottom debutanizer T-102. Reboiler FLRS E-107 ini merupakan heat
exchanger yang mempunyai tipe Thermopishon reboiler berfungsi untuk
mempertahankan suhu bottom debutanizer yang berupa fase cair menjadi fase uap
agar fraksi ringan yang masih terikut dapat dipisahkan sempurna dengan
memanfaatkan fluida panas berupa Middle Pump Around (MPA). Untuk
mengetahui kinerja dari reboiler tersebut, perlu dilakukan perhitungan secara
actual pada kondisi operasi saat ini. Kemudian dilakukan perhitungan secara
67
actual pada kondisi operasi saat ini. Kemudian dilakukan optimasi untuk
meningkatkan efisiensi dari reboiler FLRS E-107.
3.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas khusus ini adalah:
1) Untuk menghitung efisiensi dari reboiler FLRS E-107.
2) Menentukan kinerja alat reboiler FLRS E-107 dengan melihat perbandingan
pressure drop pada shell maupun tube secara actual dengan pressure drop
desain.
3.4 Manfaat
Adapun manfaat dari tugas khusus ini adalah:
1) Memberikan informasi serta masukan kepada industri menegenai kondisi
operasi kinerja alat reboiler FLRS E-107 di butanizer pada unit RFCCU
kilang CD-L di PT. Pertamina (Persero) RU-III.
2) Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama proses pembelajaran di bangku
kuliah dalam skala industri, khususnya di PT.Pertamina (Persero) RU-III
kilang CD-L.
3) Menjadi referensi sebagai sumber pengetahuan untuk mengetahui prinsip
kerja reboiler FLRS E-107 di botanizer.
4) Menambah pengetahuan pembaca menegenai perhitungan evaluasi kinerja alat
reboiler FLRS E-107 di botanizer.
Reboiler dapat berupa heat exchanger atau peralatan lainnya dengan tujuan
untuk melengkapi kebutuhan panas pendidihan sebelum diteruskan ke kolom.
Reboiler yang berupa shell and tube exchanger terdiri dari selongsong (shell) dan
saluran-salluran kecil yang menyerupai pipa (tube) yang tersusun di dalam
selongsong. Baik shell maupun tube merupakan tempat mengalirkan media pemanas
ataupun fluida dingin. Ada 2 jenis aliran yang dijumpai pada heat exchanger, yaitu
aliran searah (co-current) dan aliran berlawanan arah (counter current). Jenis aliran
yang sering dipakai di industri adalah aliran berlawanan arah.
Thermosiphon reboiler adalah salah satu alat penukar kalor. Alat penukar
kalor adalah perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturnya lebih tinggi
kepada fluida lain yang temperaturnya lebih rendah. Proses perpindahan panas
tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, yakni : (Subagjo,
1991)
a. Pada alat penukar kalor yang langsung, fluida yang panas akan bercampur secara
langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau
ruangan tertentu.
b. Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas tidak berhubungan
langsung dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panas itu mempunyai
media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnnya.
Aliran yang terjadi pada thermosiphon reboiler berlangsung tanpa adanya
bantuan dari pompa melainkan terjadi secara alami akibat perbedaan suhu pada inlet
dan outlet. Seperti yang tampak pada Gambar 10, thermosiphon reboiler terhubung
secara langsung dengan kolom fraksinasi. Propan dan propilen dalam kondisi cair
mengalir melalui shell inlet, kemudian dipanaskan dengan bantuan steam yang
70
mengalir melalui tube. Propan dan propilen yang berubah fase menjadi uap mengalir
melalui shell outlet menuju kolom fraksinasi.
reboiler dan biaya instalasi pipa yang dibutuhkan sangat tinggi. Sedangkan bahaya
yang mungkin timbul dari penggunan jenis reboiler.ini adalah keretakan pada seal
pompa yang di akinatkan oleh fluida proses panas yang melalui pompa saat fluida
tersebut digunakan ke reboiler.namun hal ini dapat ditanggulangi dengan mengganti
jenis pompa yang sesuai dengan lingkungan tersebut jenis Cned Rotor Pommp.
Pompa jenis ini dapat memperkecil resiko kebocoran pada scal pompa.
2. Tube
72
Komponen alat yang dialiri fluida lainnya, yang dindingnya merupakan lintas
pertukaran panas. Berkas tube, dirangkum oleh tube sheet, dan tersusun dalam pola
segitiga (triangular), pola bujur sangkar (square) atau pola diagonal (diagonal
square).
3. Baffle
Komponen ini merupakan lempengan logam yang dipasang tegak lurus poros
shell dan berfungsi mengatur pola aliran fluida dalam shell, dengan tujuan untuk
memperbaiki kontak antara fluida dalam shell dengan tube nya, sehingga pertukaran
panas dapat berlangsung lebih sempurna. Selain itu, buffle juga berfungsi menunjang
tube supaya tidak melengkung, menahan getaran karena aliran fluida dan menjaga
jarak diantara tube.
4. Channel
Komponen alat ini berfungsi untuk membalikan arah aliran fluida dalam tube
pada jenis fixed tube exchanger. Pada konstruksi lain disebut juga channel cover,
shell cover dan head cover.
5. Nozzle
Komponen alat ini merupakan saluran masuk dan keluar fluida kedalam shell
dan kedalam tube.
Proses perpindahan panas yang terjadi pada suatu fluida proses merupakan
bagian terpenting dalam proses industri kimia. Mekanisme perpindahan panas ini
disebabkan beda temperature antara fluida yang satu dengan fluida yang lain, baik
perpindahannya secara konduksi, konveksi maupun radiasi. Sifat perpindahan panas
adalah bila dua buah benda mempunyai suhu yang berbeda mengalami kontak baik
secara langsung maupun tidak langsung, maka panas akan mengalir dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.
73
Adalah proses perpindahan panas yang terjadi karena adanya tenaga dari luar,
misalnya pengadukan. Jika dalam suatu alat dikehendaki pertukaran panas, maka
perpindahan panas terjadi secara konveksi paksa karena laju panas yang dipindahkan
naik dengan adanya aliran atau pengadukan.
74
Radiasi adalah istilah yang digunakan untuk perpindahan energi panas melalui
ruang oleh gelombang elektromagnetik. Perambatan gelombang elektromagnetik
dapat berlangsung baik dalam suatu medium maupun dalam ruang hampa (vacuum).
Jika radiasi berlangsung melalui ruang hampa, maka partikel partikel tidak
ditransformasikan menjadi kalor atau bentuk lain dari energi, dan tidak pula terbelok
dari lintasannya. Tetapi sebaliknya, apabila terdapat zat pada lintasannya, maka
radiasi akan terjadi transmisi, refleksi, dan absorpsi
Berikut ini adalah gambar beberapa tipe reboiler : (Ibnu Dwinanto, 2009)
Merupakan jenis yang paling sederhana yang hanya terdiri atas pipa besar dan
pipa kecil yang disusun secara konsentris. Digunakan untuk mendinginkan atau
memanaskan fluida proses.
Merupakan heat exchanger yang terdiri atas suatu pipa besar yang berisi
sejumlah tube yang lebih kecil. Jenis ini dapat digunakan untuk mendinginkan atau
memanaskan fluida proses.
Heat Exchanger ini terdiri atas plate plate yang dipasang sebagai penyekat
antara fluida dingin dan fluida panas.
4. Box Cooler
Merupakan salah satu jenis heat exchanger yang bentuknya seperti bak atau
kotak , digunakan untuk mendinginkan liquid yang panas dengan menyerahkan
panasnya pada air yang berada di dalam bak.
1. Preheater
Alat ini digunakan untuk mentransfer panas dari fluida yang masih bersuhu
tinggi ke fluida yang bersuhu rendah yang bertujuan untuk dimanfaatkan oleh fluida
yangbersuhu rendah sebelum masuk ke furnace, yang mnan bertujuan agar kerja
furnace lebih ringan.
2. Condensor
Alat ini digunakan untuk menurunkan suhu dari uap atau vapour sampai
mencapai titk pengembunan atau kondensasi ke suhu cair, dengan mentransfer
panasnya ke fluida lain, biasanya air, dapat air tawar ataupun air laut.
3. Reboiler
Alat ini digunakan untuk memproduksi uap dari liquid, dimana liquid tersebut
dipanaskan dengan melewatkan uap air yang ada pada tube bundle.yang mana media
pemanas biasa digunakan adalah steam. Perpidahan panas yang terjadi juga disertai
perubahan fase, tetapi dari bentuk liquid menjadi vapour dengan sumber panas dari
fluida proses maupun sistem.
4. Cooler
Alat ini digunakan untuk mendinginkan liquid yang panas sampai mencapai
suhu tertentu yang dikehendaki. Peristiwa perpindahan panas yang terjadi tanpa
perubahan fasa.
5. Chiller
Alat ini digunakan untuk mendinginkan fluida pada suhu yang lebih rendah.
Dimana media pendingin biasanya dapat digunakan berupa air, propane, freon,
ataupun ammonia.
77
6. Evaporator
Alat ini digunakan untuk menguapkan fluida cair dengan menggunakan suatu
media pemanas (steam) atau media pemanas lainnya.
7. Cooling tower
8. Furnace
Alat ini digunakan bertujuan untuk menaikan suhu feed sampai temperatur
tertentu sebelum diproses dikolom CDU, HVU, dan RFFU.
- Direct
Pada peralatan tipe direct, kedua fluida yang akan dipertukarkan panasnya
bercampur menjadi satu.
- Indirect
Pada peralatan tipe indirect, kedua fluida yang akan dipertukarkan panasnya
tidak bersentuhan langsung sehingga perpindahan panasnya terjadi melalui dinding
pemisah.
Box Cooler
Merupakan alat pendingin yang terdiri dari suatu coil pipa yang direndam
dalam sebuah tangki terbuka ( segi empat ).
Shell dan Tube Exchanger sejauh ini paling umum digunakan untuk proses
perpindahan panas di industri kimia. Keuntungan yang diperoleh dari heat exchanger
jenis ini adalah :
didapat dari perhitungan dan desain yang dapat dilihat dari Tabel 12 Kern. Apabila
nilai fouling factor hasil perhitungan lebih besar dari nilai fouling factor desain maka
perpindahan panas yang terjadi di dalam alat tidak memenuhi kebutuhan prosesnya
dan harus segera dibersihkan. Nilai fouling factor dijaga agar tidak melebihi nilai
fouling factor desainnya agar alat heat exchanger dapat mentransfer panas lebih besar
untuk keperluan prosesnya. Perhitungan fouling factor berguna dalam mengetahui
apakah terdapat kotoran di dalam alat dan kapan harus dilakukan pencucian.
Pressure drop merupakan penurunan tekanan yang terjadi pad tube dan shell.
Pressure drop sangat penting pada alat penukar panas (Reboiler) karena berhubungan
dengan erat pada laju alir fluida dingin maupun fluida panas. Semakin tinggi Pressure
Drop mengindikasikan banyak terjadinya fouling dan hal ini membuat laju alir fluida
yang mengalir pada tube atau shell akan menurun dari kondisi desain. Dengan
menurunnya laju alir fluida pada Reboiler memerlukan lebih banyak pompa untuk
meningkatkan flow ratenya, hal ini sangat tidak diinginkan dari segi ekonomi.
a. Laju alir fluida panas (Overhead Debutanizer) dan laju alir fluida dingin
(Cooling Water)
b. Temperatur fluida panas (T1) dan suhu keluar fluida panas (T2)
c. Suhu masuk fluida dingin (t1) dan suhu keluar fluida dingin (t2)
di mana :
84
... (4.5)
... (4.6)
... (4.7)
(Sumber ; D.Q. Kern, Process Heat Transfer, Hal 827. Fig ; 827)
Temperatur rata rata fluida (Tc dan tc) yang terlibat dalam pertukaran panas.
( )... (4.8)
( )... (4.9)
( ) ... (4.16)
(Sumber ; D.Q. Kern, Process Heat Transfer, Hal 826, Fig ; 16)
3.8.10 Menentukan Nilai Outside Film Coefficient (ho) dan Inside Film
Coefficient (hi)
a. Tube Side
( ) ... (4.17)
b. Shell side
( ) ... (4.19)
88
... (4.20)
... (4.21)
Nr = Jumlah Tube
L = Panjang Tube
... (4.23)
... (4.24)
Mengingat bahwa fluida itu mengalami belokan pada saat pas nya, maka akan
terdapat kerugian tambahan penurunan tekanan.
... (4.25)
s = Spec. Gravity
v = Velocity (fps)
... (4.26)
b. Shell Side
( )
... (4.27)
Aktual
Perhitungan Desain
Tube Shell
LMTD 123,63 F 158 F
Flow Area 0,1846 ft2 0,4012 ft2 -
Mass Velocity 1106791,035 lb/hr 288824,5887 -
ft2 lb/hr ft2
Reynold Number -
93185,4022 59814,9124
Effisiensi 69,82% 75 %
3.9.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhiyungan FLRS E-107 dengan metode Kern,
maka diperoleh bebrapa nilai yang berkaitan dengan kinerja Heat
Exchanger FLRS E-107 seperti: Heat Loss, Fouling Factor, Over all Heat
Coefficient, Pressure Drop dan Effisiensi. Heat Exchanger FLRS E-107
pada RFCCU berfungsi untuk memanaskan produk botton dan T20
dengan media pemanas berupa MPAdan zat yang dipanaskan berupa
komponen naptha degan tujuan agar fraksi ringan yang masih terkandung
dalam produk bottom dapat teruapkan dan naikkeatas dan menjadi top
92
produk dari T20. Sehinga bottom produk yang dihasilkan dari T20 tidak
mengandung fraksi ringan lagi.
Fouling factor adalah angka yang menunjukan hambatan akibat
adanya kotoran yang terbawa oleh fluida yang mengalir dalam reboiler,
yang melapisi bagian dalam dan luar tube. Nilai fouling factor yang besar
akan menghambat proses perpindahan panas. Dari perhitungan terlihat
besar nilai fouling factor yang didapat sebesar 0,0001663 hr ft2 C/Kcal
berada dibawah data desain yaitu sebesar 0,0002 hr ft2 C/Kcal. Dengan
ini kita ketahui bahwa tidak ada hambatan yang begitu berpengaruh yang
diakibatkan kotoran fluida (coke) yang hanya ada sedikit, panas ynag
terserap tidak akan terhalang oleh kotoran.
Terjadinya perbedaan hasil perhitungan fouling factor secara actual
dan desain diakibatkan oleh beberapa factor yaitu: kecepatan aliran
fluidayang laminar, perbedaan temperature fluida yang jauh, temperature
permukaan dinding tube yang tinggi. Berdasarkan data pengamatan dan
perhitungan data actual pressure drop untuk shell dan tube masih berada
dibawah data design. Baik shell maupun tube memiliki ambang batas
masing-masing yaitu 0,99 kg/m2 dan 0,028 kg/m2 .
Pressure drop dipengaruhi oleh fouling factor dan laju alir fluida yang
terdapat pada reboiler. Penurunan tekan baik di shell maupun tube
biasanya diharapkan tidak melebihi batas pressure drop yang diizinkan.
Karena jika melebihi batas yang diizinkan, maka dapat menimbulkan
erosi baik di shell maupun di tube. Sehingga perlu dilakukan tindakan
pembersihn pada alat agar alat dapat digunakan dengan baik.
Pressure drop (P) sangat bergantung dengan fouling factor (Rd) pada
heat exchanger karena semakin tinggi pressure drop mengindikasikan
banyaknya fouling factor dan hal ini membuat laju alir fluida ayang
mengalir pada shell maupun di tube akan menurun dari data design serta
besarnya nilai pressure drop aiakibatkan adanya akumulasi kerak yang
terbentuk akibat terdepositnya fouling pada permukaan shell dan ditube.