Anda di halaman 1dari 24

Lebih Bersih, Lebih Sehat a

Penyusun
Buklet ini dikembangkan oleh tim Water and Sanitation
Program yang terdiri dari Nilanjana Mukherjee, Deviariandy
Setiawan, Djoko Wartono, Amin Robiarto, Ari Kamasan,
Wano Irwantoro dan Effentrif dengan kontribusi editorial
Yosa Yuliarsa. Tim mengucapkan terima kasih atas kontribusi
berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan TSSM (Total
Sanitation and Sanitation Marketing) di Provinsi Jawa Timur.

Peer reviewers: Zainal Ilyas Nampira dari Direktorat


Penyehatan Lingkungan - Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Maraita Listyasari dari
Direktorat Permukiman dan Perumahan - Bappenas.

Kontak kami
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
wspeap@worldbank.org
sekretariat@stbm-indonesia.org
Kita tidak bisa
mentoleransi
sanitasi yang buruk

1
Indonesia kehilangan US$6,3 miliar atau Rp56
triliun per tahun akibat buruknya sanitasi dan
kebersihan.

Setiap tahun tercatat sekitar 121.100 kasus diare


yang memakan korban lebih dari 50.000 jiwa
akibat kondisi sanitasi yang buruk.

Biaya kesehatan per tahun akibat sanitasi buruk


mencapai Rp139.000 per orang atau Rp31 triliun
secara nasional.

Air limbah yang tidak diolah menghasilkan 6 juta


ton kotoran manusia per tahun yang dibuang
langsung ke badan air, sehingga biaya pengolahan
air bersih menjadi semakin mahal.

Enam puluh persen penduduk perdesaan tidak


mempunyai akses terhadap sanitasi yang layak dan
menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi

2
Apakah kita sudah
peduli pada kondisi
higiene dan sanitasi
yang buruk?
Pemutakhiran data global pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa 63 juta
penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS) di sungai, kali,
danau, laut atau di daratan. Mayoritas pelaku praktik buang air besar sembarangan
tinggal di desa-desa.

Hanya 38,4% dari penduduk perdesaan yang memiliki akses pada sanitasi yang
layak. Akses sanitasi di perdesaan tidak bertambah secara berarti selama 30 tahun
terakhir. Pemerintah Indonesia telah mengindikasikan bahwa target Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium Development Goal MDG) untuk sanitasi
sebagai suatu sasaran yang memerlukan perhatian khusus karena tidak berada pada
jalur yang benar. Dengan hanya tersisa tiga tahun lagi sampai tahun 2015, kita harus
menemukan metode-metode yang lebih cepat, murah dan berkelanjutan untuk
meningkatkan akses sanitasi yang layak di Indonesia.

Lebih Bersih, Lebih Sehat 3


Dapatkah provinsi dan kabupaten Anda memperkirakan
kerugian yang diderita akibat sanitasi buruk?
Suatu perhitungan sederhana menunjukkan bahwa kerugian karena higiene dan
sanitasi yang buruk mencapai US$191 juta (Rp1,75 triliun) untuk tingkat provinsi
per tahun, atau US$15,75 juta (Rp145 miliar) untuk kabupaten per tahun, diukur
dengan nilai tukar tahun 2006.

Sebaliknya, tahukah Anda betapa menguntungkannya


investasi dalam perbaikan sektor sanitasi?
Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization - WHO) tahun
2005 menyebutkan bahwa setiap US$1 yang diinvestasikan untuk perbaikan
sanitasi memberikan imbal hasil (return) paling sedikit sebesar US$8. Analisis
ekonomi lainnya menunjukkan fakta yang sama, meskipun angka-angka imbal
hasil bervariasi. Tentu saja imbal hasil tersebut tidak langsung, melainkan diperoleh
dari penghematan biaya, produktivitas yang meningkat, lebih sedikit kerugian, dan
sebagainya.

4 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Higiene dan sanitasi yang baik di kabupaten atau provinsi berarti:

bayi-bayi lebih sehat, yang pertumbuhannya tidak terganggu oleh penyakit


yang disebabkan oleh lingkungan;
pekerja lebih produktif;
anak-anak lebih sehat, dan mempunyai lebih banyak waktu dan energi untuk
belajar serta berkembang secara optimal;
air sungai berkualitas lebih baik, dengan biaya pengolahan yang lebih rendah
bagi konsumsi manusia;
lokasi yang lebih menarik bagi para investor industri;
usaha pariwisata yang lebih menguntungkan karena adanya pantai-pantai,
hutan-hutan, dan sungai-sungai yang bersih dan bebas polusi.

Lebih Bersih, Lebih Sehat 5


Dana
pemerintah dan Dibutuhkan investasi lebih dari US$600
juta setiap tahun selama tahun 2005-
donor terlalu kecil untuk 2015 agar Indonesia dapat mencapai tar-
menutup kesenjangan get MDG di bidang sanitasi. Diband-
akses sanitasi yang layak ingkan dengan kebutuhan, investasi
pemerintah di sektor sanitasi, termasuk
di perdesaan, atau dana-dana dari donor, rata-rata hanya
untuk memenuhi US$27 juta per tahun. Sebagian besar
dana investasi digunakan untuk pem-
sasaran-sasaran bangunan prasarana kota. Dengan jumlah
MDG. sedemikian kecil dan hanya bergantung pada
investasi sektor publik, kemungkinan diperlu-
kan lebih dari 100 tahun untuk mencapai target
MDG!

Untuk mencapai target MDG di bidang sanitasi, harus ditemu-


kan cara-cara untuk mempercepat dan memperluas investasi,
terutama dari sektor rumah tangga dan swasta.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pengadaan jamban bersubsidi untuk be-
berapa rumah tangga terpilih di masyarakat sebenarnya menghambat kemajuan sebab
rumah lainnya kemudian akan memutuskan untuk tidak menginvestasikan dana mer-
eka sendiri, karena berharap akan memperoleh bantuan subsidi sejenis dari pemer-
intah. Kita tidak dapat meneruskan pendekatan lama seperti menyebarkan beberapa
jamban bersubsidi, kalau berjuta-juta rumah tangga masih kekurangan akses terhadap
sanitasi. Anggaran pemerintah yang terbatas harus digunakan lebih bijaksana, dan
secara inovatif, untuk memancing investasi yang jauh lebih besar dari sumber-sumber
non pemerintah, seperti rumah tangga dan sektor swasta domestik. Hal ini membu-
tuhkan strategi untuk membebaskan daya pengeluaran konsumen dan kekuatan pasar
sambil meyakinkan bahwa pasar sanitasi lokal berkembang dengan mekanisme yang
mempertimbangkan kelompok masyarakat.

Strategi baru Pemerintah Indonesia yang dirancang untuk tujuan tersebut adalah San-
itasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diluncurkan pada tahun 2008, untuk
meningkatkan cakupan nasional secara cepat menuju SANITASI TOTAL.

6 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Peningkatan
lingkungan
yang kondusif

Institusionalisasi

Peningkatan Peningkatan
kebutuhan penyediaan
sanitasi sanitasi

Pendekatan baru untuk perluasan cakupan sanitasi perdesaan - Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)

Lebih Bersih, Lebih Sehat 7


STBM
merupakan ke-
sempatan untuk mem-
bebaskan kabupaten Anda
dari BAB sembarangan dalam
beberapa tahun kedepan. TETAPI,
hal ini akan terwujud bila Anda
mendukung dengan strategi
yang tepat, seperti dipapar-
kan di dalam dokumen
strategi STBM.

Dengan dukungan pengembangan kapasitas STBM dari pemerintah pusat, Anda


dapat meningkatkan permintaan konsumen akan sanitasi yang layak di provinsi atau
kabupaten Anda, dan mendorong pasar lokal untuk menawarkan lebih banyak opsi
kepada rumah tangga miskin untuk mendapatkan akses terhadap sanitasi yang layak.
Bila hal ini terjadi, masyarakat lokal akan tampil ke depan menginvestasikan sumber
daya mereka sendiri untuk memperbaiki fasilitas sanitasi, dan dengan cepat menuju
dusun, desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi yang bebas dari BAB sembarangan.

Sebagai tambahan, jika terbangun kebijakan yang mendukung dan lingkungan kelem-
bagaan yang menunjang STBM di kabupaten, maka manfaat sanitasi akan menjadi
permanen. Masyarakat akan melakukan lebih dari sekedar menjadi suatu masyarakat
yang bebas dari buang air besar sembarangan, namun menjadi masyarakat SANITASI
TOTAL dimana setiap rumah tangga melaksanakan perilaku higiene dan sanitasi
sebagai kunci untuk menjaga kesehatan, produktivitas, dan kemakmuran masyarakat
terhadap aktivitas ekonomi, termasuk pariwisata.

8 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


TANGGA PERUBAHAN PERILAKU
Visi STBM

SANITASI
aku TOTAL
r il
Pe
han
ba
ru
n Pe
aia
n gk Perbaikan Sarana
Masyarakat sudah
Ra + Perilaku Higiene
lainnya mempraktikkan
perilaku higiene
sanitasi secara
berkelanjutan

ODF - Terjadinya
peningkatan
kualitas sarana
sanitasi
- Terjadinya
OD - 100% masyarakat perubahan
sudah berubah perilaku higiene
perilakunya dengan lainnya di
status ODF masyarakat
(terverifikasi) - Adanya upaya
- Adanya proses - Adanya rencana pemasaran dan
pemicuan untuk merubah promosi aktif
- Adanya perilaku higiene - Adanya peman-
Komite/Natural lainnya tauan dan evalu- n
leaders - Ada aturan dari asi ga
un
- Adanya Rencana masyarakat untuk gk
Lin
Aksi menjaga status ODF asi
- Adanya peman- nit
- Adanya peman- Sa
tauan terus tauan dan verifikasi t as
uali
menerus secara berkala
ta nK
- Tersedianya paso- ka
kan ning Diterbitkan oleh Sekretariat STBM
Pe

Lebih Bersih, Lebih Sehat 9


Semua ini bukanlah fiksi. Hal ini sudah terjadi di
provinsi Jawa Timur, tempat Pemerintah Indonesia
menguji coba operasionalisasi STBM pada skala provinsi
selama tahun 2008-2010. Silakan lihat apa yang terjadi
di kabupaten-kabupaten provinsi Jawa Timur ketika
diterapkan pendekatan STBM

Lebih dari 1,5 juta masyarakat miskin dapat akses


jamban layak dalam periode 2008 - 2011,
tanpa subsidi

Sejak tahun 2009, kabupaten yang sudah melaksanakan STBM sesuai dengan
kapasitas mereka, melembagakan prinsip dan pendekatan STBM dengan
baik, mendapatkan hasil yang nyata serta pembiayaan program yang lebih
efektif, seperti terlihat pada grafik penilaian kinerja. Kabupaten Bojonegoro
memenangkan JPIP award pada tahun 2011, Kabupaten Jombang pada
tahun 2010 dan Kabupaten Lumajang tahun 2009. Jawa Pos Institute Pro-
Otonomi di Jawa Timur telah mulai melakukan evaluasi kinerja kepemerin-
tahan kabupaten menurut azas-azas STBM. Hal ini kemungkinan besar akan
diperluas ke provinsi-provinsi lain, dengan JPIP atau dengan badan regional
sejenis lainnya.

10 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Rata-rata investasi masyarakat yang tumbuh per Rata-rata penambahan rumah tangga yang akses
tahun per daerah Rp 1 juta investasi pemerintah ke jamban sebagai hasil intervensi program STBM
di 29 kabupaten di Jawa Timur di Jawa Timur
(periode 2008 - 2011) (periode 2008 - 2011)
BOJONEGORO 37 BOJONEGORO
GRESIK 28 GRESIK
MAGETAN 17 MAGETAN
MALANG 14 MALANG
TRENGGALEK 13 TRENGGALEK
LUMAJANG 12 LUMAJANG
PACITAN 11 PACITAN
MOJOKERTO 10 MOJOKERTO
JEMBER 6.6 JEMBER
LAMONGAN 6 LAMONGAN
SAMPANG 6 SAMPANG
PAMEKASAN 5 PAMEKASAN
BLITAR 5 BLITAR
PONOROGO 5 PONOROGO
PROBOLINGGO 5 PROBOLINGGO
SITUBONDO 4.7 SITUBONDO
JOMBANG 4 JOMBANG
NGANJUK 4 NGANJUK
NGAWI 4 NGAWI
KEDIRI 3 KEDIRI
TULUNGAGUNG 3 TULUNGAGUNG
SUMENEP 3 SUMENEP
BANGKALAN 3 BANGKALAN
BANYUWANGI 3 BANYUWANGI
BONDOWOSO 3 BONDOWOSO
PASURUAN 3 PASURUAN
MADIUN 2 MADIUN
SIDOARJO 2 SIDOARJO
TUBAN 2 TUBAN

0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 30 60 90 120 150
Investasi masyarakat yang tumbuh Rata-rata penambahan rumah
untuk mendapat akses ke jamban tangga yang akses ke jamban sehat
sehat, per Rp 1 juta investasi program per tahun, per Rp 1 juta investasi
(dalam juta rupiah) program

Lebih Bersih, Lebih Sehat 11


Hasil Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan TSSM
Hasil Pemantauan
di Jawa Timur (2008-2011) Pelaksanaan
- Peningkatan aksesKegiatan TSSM di Jawa Timur
1. Peningkatan akses 2. Perubahan perilaku secara ko

Jumlah orang yang meningkat Jumlah


aksesnya ke jamban sehat OD

1500
2500

1200
2000
Jumlah Orang (ribu)

Jumlah Komunitas
900
1500

600
1000

300
500

0 0
Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des
2008 2008 2009 2009 2010 2010 2011 2011 2008 2008
*) ODF/SBAB (Sto

12 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


laksanaan Kegiatan TSSM di Hasil
JawaPemantauan Pelaksanaan Kegiatan TSSM
Timur (2008-2011)
di Jawa Timur (2008-2011) -
n akses 2. Perubahan perilaku secara kolektif
Perubahan perilaku secara kolektif

kat Jumlah Komunitas yang sudah mencapai


at ODF (Open Defecation Free)*

2500

2000
Jumlah Komunitas

1500

1000

500

0
Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des
2011 2011 2008 2008 2009 2009 2010 2010 2011 2011
*) ODF/SBAB (Stop Buang Air Besar Sembarangan)

Lebih Bersih, Lebih Sehat 13


Grafik penilaian Kinerja Kabupaten di Jawa Timur untuk bidang sanitasi tahun 2009

14 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


STBM berarti suatu perubahan besar dari cara kita
melaksanakan program-program sanitasi sebelumnya.
Dari pengalaman pelaksanaan berbagai proyek sanitasi selama 30 tahun sebelum-
nya, Pemerintah Indonesia menyadari bahwa memberikan subsidi kepada beberapa
rumah tangga untuk konstruksi belum tentu berdampak pada perbaikan perilaku
sanitasi mereka, dan hal itu juga tidak merangsang anggota masyarakat lainnya
untuk berinvestasi di bidang sanitasi. Akibatnya, akses terhadap sanitasi tetap rendah
dan mayoritas masyarakat tetap terus mengotori lingkungan dengan BAB semba-
rangan. Meskipun subsidi dimaksudkan untuk menolong rumah tangga yang paling
miskin, subsidi tersebut seringkali tidak sampai kepada kelompok miskin.

Dengan demikian, STBM menyatakan bahwa dana pemerintah tidak boleh dipakai
untuk memberikan subsidi rumah tangga (individu dan on-site). Dana subsidi ini
harus digunakan untuk pengembangan pendekatan yang telah terbukti sangat efektif
dalam memperbaiki perilaku sanitasi masyarakat, dan untuk meningkatkan investasi
masyarakat dalam memperbaiki sanitasi.

Lebih Bersih, Lebih Sehat 15


16
Jalan Menuju Sanitasi Total
Komponen Yang dapat dilakukan oleh setiap kabupaten Yang tidak boleh dilakukan atau
STBM (bimbingan teknis, pelatihan, sumber-sumber berhenti melakukan
pengetahuan dan bahan yang telah diuji coba di lapangan, (strategi-strategi konvensional yang
semuanya tersedia pada Pemerintah Indonesia) tidak berhasil)

Penciptaan 1. Pemicuan STBM pada tingkat komunitas. 1. Berfokus pada konstruksi jamban alih-
PERMINTAAN 2. Penelitian formatif mengenai perilaku konsumen untuk alih pada perubahan perilaku.
akan sanitasi mengidentifikasi sebab-sebab orang melakukan BAB 2. Pendekatan mendidik, memberitahu
sembarangan, sebab-sebab mereka berpindah dari BAB masyarakat apa yang mereka harus
sembarangan ke jamban, sebab-sebab mereka berinvestasi kerjakan.
dalam kepemilikan fasilitas sanitasi. 3. Mempromosikan kesehatan sebagai
3. Kampanye media komunikasi berdasarkan penelitian formatif, manfaat sanitasi satu-satunya.
dengan menggunakan motivasi yang ada untuk mengubah 4. Memproduksi bahan-bahan Informasi,
perilaku. Edukasi, dan Komunikasi (Information,
4. Menawarkan opsi-opsi untuk tindakan konsumen (misalnya Education, and Communication - IEC)
desain yang berbeda/biaya/pilihan pembayaran untuk tanpa penelitian yang tepat untuk me-
membangun atau meningkatkan fasilitas, berkaitan dengan mahami yang diinginkan para konsumen,
penawaran pasar seperti dijelaskan di bawah ini. produk apa yang bersedia mereka bayar,
dan apa yang memudahkan mereka untuk
berinvestasi di bidang sanitasi.
5. Menetapkan sasaran untuk konstruksi
jamban, atau komunitas dan kecamatan
yang BAB sembarangan. Target kapan
masyarakat akan terbebas dari BAB
sembarangan hanya ditentukan oleh
komunitas sendiri, sebagai pencerminan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


nyata dari permintaan komunitas akan
perubahan.

Memperbaiki 1. Penilaian pasar provinsi untuk membandingkan opsi-opsi 1. Mengambil alih fungsi penyedia layanan
perubahan.

Memperbaiki 1. Penilaian pasar provinsi untuk membandingkan opsi-opsi 1. Mengambil alih fungsi penyedia layanan
PASOKAN sanitasi apa saja yang ada dengan keinginan dan kesediaan dan tidak membiarkan pasar berfungsi
pasaran konsumen miskin dan tidak miskin untuk membayar. dengan bebas.
produk- 2. Mengembangkan suatu kisaran opsi yang diinginkan dan 2. Menyediakan uang tunai atau subsidi
produk dan terjangkau untuk semua kategori konsumen di provinsi. material kepada rumah tangga.
jasa-jasa 3. Pengembangan katalog pilihan sanitasi layak, untuk 3. Membatasi pilihan konsumen dan
sanitasi membantu konsumen memilih. menghambat pengembangan pasaran
4. Pembinaan pengusaha lokal dan pelatihan tukang bangunan lokal dengan menyediakan subsidi
untuk pilihan teknologi dengan jaminan kualitas. material dari dana pemerintah atau
proyek.

Lebih Bersih, Lebih Sehat


Menciptakan 1. Menerapkan kebijakan lokal untuk melaksanakan STBM di 1. Menetapkan sasaran dan tanggal untuk
LINGKUNGAN kabupaten melalui sinergi semua sumber dana program atau komunitas atau kecamatan bebas dari
YANG MENDU- proyek sanitasi perdesaan. BAB sembarangan, dan sebagainya.
KUNG 2. Mengembangkan kerangka pendanaan khusus dalam anggaran Sasaran-sasaran ini harus ditentukan
pemerintah untuk sanitasi berbasis masyarakat. oleh komunitas sendiri.
3. Menyediakan dana pembangunan dan peningkatan kapasitas 2. Membolehkan program-program pemberi
lokal dengan metodologi STBM untuk penciptaan permintaan, subsidi dapat diteruskan di provinsi
perbaikan pasokan pasar, pemantauan berbasis masyarakat atau kecamatan, meskipun tidak sejalan
dari keluaran dan hasil program sanitasi (misalnya verifikasi dengan pelaksanaan pendekatan STBM.
Bebas dari BAB sembarangan/ODF).
4. Membuat analisis tentang efektifitas pembiayaan dari
masukan, keluaran, dan hasil program sanitasi dalam
pelaporan kemajuan program kabupaten.
5. Memformulasikan Rencana Strategis Multi Tahun untuk
pelaksanaan STBM di kabupaten (termasuk sasaran intervensi
tahunan, strategi pelaksanaan, perkiraan anggaran tahunan
dan tenaga kerja, serta jadwal terencana dari kegiatan yang
mencakup seluruh kabupaten).

17
Tahukah Anda tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat?
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah suatu pendekatan yang
menekankan pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dengan
melibatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan yang berperan aktif
dalam proses pengambilan keputusan.

Tujuan STBM
Terciptanya suatu kondisi sanitasi total dalam upaya mengurangi penyakit
berbasis lingkungan.

Indikator STBM
Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan
lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.

18 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Apa sajakah lima pilar perubahan perilaku?
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air sembaran-
gan.
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga (PAMM-RT)
Suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air
yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya, serta pen-
gelolaan makanan yang aman di rumah tangga yang meliputi 5 (lima) kunci; ke-
amanan pangan yakni: (i) menjaga kebersihan, (ii) memisahkan pangan matang
dan pangan mentah, (iii) memasak dengan benar, (iv) menjaga pangan pada suhu
aman, dan (v) menggunakan air dan bahan baku yang aman.
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Proses pengelolaan sampah yang aman pada tingkat rumah tangga dengan
mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang dan mendaur ulang. Pen-
gelolaan sampah yang aman adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaurulangan atau pembuangan dari material sampah dengan cara yang tidak
membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
Proses pengelolaan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga untuk
menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi menimbulkan
penyakit berbasis lingkungan.

Lebih Bersih, Lebih Sehat 19


Strategi STBM
a. Penciptaan Lingkungan yang Kondusif
Menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya sanitasi total, melalui
dukungan kelembagaan, regulasi, dan kemitraan antar pelaku STBM, termasuk
didalamnya pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, institusi
pendidikan, institusi keagamaan dan swasta.
b. Peningkatan Kebutuhan
Upaya sistematis untuk meningkatkan kebutuhan menuju perubahan perilaku
yang higienis dan saniter.
c. Peningkatan Penyediaan atau Pasokan Sanitasi
Meningkatkan dan mengembangkan percepatan penyediaan akses terhadap
produk dan layanan sanitasi yang layak dan terjangkau dalam rangka membuka
dan mengembangkan pasar sanitasi.
d. Pengelolaan Pengetahuan
Pengelolaan pengetahuan, pembelajaran, pengalaman, hasil studi dan riset agar
pihak yang berkepentingan memiliki akses yang mudah, cepat dan murah.
e. Pembiayaan
Sinergi sumber daya untuk mendukung, dan penguatan pendekatan STBM
dengan fokus nonsubsidi untuk pembangunan sarana individu (on-site system)
f. Pemantauan dan Evaluasi
Agar dapat mengukur perubahan dalam pencapaian program dan mengidentifi-
kasi pembelajaran yang dapat dipetik selama pelaksanaan.

20 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Apakah anda siap untuk mengubah provinsi
atau kabupaten anda dengan bantuan dari
STBM ?

jika ya..
Silahkan menghubungi
Sekretariat STBM Nasional untuk
bantuan teknis, pengembangan kapasitas,
alat bantu dan cara penggunaannya.
Sekretariat STBM-Nasional

Direktorat Penyehatan Lingkungan


Direktorat Jenderal PP dan PL
Kompleks Perkantoran Kementerian Kesehatan
Jl. Percetakan Negara no. 29
Telp: (021) 424 7608 ekstensi 182
Fax (021) 42886822
email : sekretariat@stbm-indonesia.org

22 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai