Anda di halaman 1dari 6

DRABC : Pendekatan Yang Cepat Dan Tepat

DALAM PERTOLONGAN PERTAMA

Dalam situasi gawat darurat, sering terjadi kasus dimana penolong yang berusaha
menolong korban justru menjadi korban berikutnya. Atau, keadaan korban menjadi
semakin parah. Ini sebagian besar diakibatkan ketidaktahuan atau ketidakmampuan
penolong dalam melakukan tindakan pertolongan.
Sering terjadi sesaat setelah terjadi kegawatdaruratan, orang di sekitar korban langsung
memegang atau mengangkat korban ke tempat yang mereka nilai baik. Apakah ini sudah
benar? Bagaimana kalau korban ternyata mengalami cedera tulang belakang? Bagaimana
kalau korban ternyata mengalami cedera kepala ? Apakah dengan langsung mengangkat
korban akan menolong korban?
Untuk menjawab masalah ini maka sebaiknya penolong melakukan pendekatan DRABC
saat akan melakukan pertolongan.

1 DANGER Pemeriksaan Bahaya


Sewaktu menghadapi keadaan gawat darurat, selalu lakukan pengkajian di sekitar lokasi
kejadian dengan:
Lihat adakah bahaya potensial di sekitar kejadian, contoh: api, ledakan, gas elpiji,
tumpahan bahan kimia, dll
Dengar adakah suara-suara yang tidak lazim di sekitar kejadian, contoh; suara desisan
gas, suara struktur bangunan yang hendak runtuh, dll
Cium adakah bau-bau tidak lazim di sekitar kejadian, contoh; bau gas, bensin, dll
Prioritas keselamatan adalah untuk:
Penolong
Orang Lain
Korban
Jangan pernah menempatkan diri sendiri atau orang lain dalam keadaan bahaya.

Gambar 11 Apa bahaya di sini?


Jika bahaya tidak dapat diatasi sendiri segera panggil bantuan lain, seperti pemadam kebakaran
(kasus kebakaran misalnya).

2 Response Pemeriksaan Tingkat Kesadaran Korban


Setelah aman, periksa tingkat kesadaran korban. Ini memastikan apakah korban benar-benar
tidak sadar ataukah hanya jatuh tertidur. Pemeriksaan kesadaran ini dilakukan dengan:
2

Memanggil Nama; contoh Kenapa Pak?, Apakah anda baik-baik saja?


Menepuk Bahu Korban; dilakukan setelah korban tidak merespon suara anda,
JANGAN TEPUK DI BAGIAN TUBUH YANG LAIN
Jika ada respon, berarti korban masih memiliki kesadaran meskipun menurun. Tinggalkan pada
posisi saat ditemukan dan segera panggil bantuan medis gawat darurat ( telepon 118 atau 119)
untuk bantuan ambulans. Setelah itu segera lakukan survei kedua dan tempatkan korban di
posisi pemulihan (recovery position) jika tidak ada kontraindikasi.

Gambar 21 Posisi Pemulihan


Jika tidak ada respon, berarti kesadaran korban telah hilang, segera teriak minta bantuan atau
minta orang lain untuk menelpon bantuan gawat darurat (118 atau 119).

3 AIRWAY Memeriksa dan Membersihkan Jalan Napas


Setelah memeriksa tingkat kesadaran korban dan korban tidak sadar maka segera periksa dan
bersihkan jalan napas. Untuk memastikan jalan napas tetap terbuka dan bersih maka posisikan
kepala pasien pada posisi head tilt chin lift.
Hal ini dikarenakan masalah yang sering menyumbat jalan napas adalah lidah korban sendiri.
Saat orang tidak sadar dan otot-ototnya menjadi lemas, maka lidah akan jatuh ke bawah dan
menutup jalan napas. Hal ini dapat diperburuk apabila terdapat juga cairan tubuh lainnya seperti
ludah, muntahan, dll yang akan menutup total jalan napas.

Gambar 31 Head tilt chin lift

Catatan: Sewaktumelakukanheadtiltchinlifttidakdiperbolehkanmengangkatkepalakorban
dengan menarik leher, ini akan meningkatkan resiko cedera spinal.
Pada posisi head tilt chin lift buka mulut korban dan lihat adakah benda asing yang terlihat; jika
terlihat bersihkan dengan menggunakan finger sweep. Jika tidak terlihat jangan lakukan finger
sweep ataupun mencoba mengkorek mulut korban.
DRABC: Pendekatan Yang Cepat Dan Tepat 3

4 BREATHING Periksa Pernapasan Korban


Setelah jalan napas korban bersih segera lakukan pemeriksaan napas korban; apakah masih
ada ataukah tidak. Pemeriksaan ini dengan menggunakan cara:
Lihat : lihatlah pergerakan dada dan perut korban; bila ada pergerakan berarti ada
aktifitas pernapasan
Dengar: dengarkan suara napas korban apakah ada atau tidak
Rasakan: rasakanlah hembusan napas korban apakah ada atau tidak

Gambar 41 Memeriksa pernapasan dengan lihat dengar rasakan

Hal tersebut dilakukan selama 10 detik; apabila ada pergerakan dada / perut korban, ada suara
napas dan atau ada hembusan napas berarti korban masih bernapas. Jika hal ini yang
ditemukan lakukan pemeriksaan kedua dan posisi pemulihan.
Apabila tidak ada tanda-tanda bahwa korban bernapas segera lakukan tindakan bantuan napas
yang efektif sebanyak 2 kali; apabila tidak dapat dilakukan secara efektif maka dapat dilakukan
ulangan hingga 5 kali.
Posisi kepala korban tetap head tilt chin lift
Tutup hidung korban dan buka sedikit mulut korban
Mulut penolong menutup erat mulut korban
Tiupkan udara ke mulut korban hingga dada mengembang sebagaimana saat orang
bernapas normal
Napas yang ditiupkan sekitar 700 1000 ml yang akan memakan waktu sekitar 1.5 2
detik
Setelah itu, tarik napas dan ulangi sekali lagi.

Figure 41 Bantuan Napas Efektif

Setelah dua kali bantuan napas efektif tercapai segera lakukan pemeriksaan sirkulasi.
4

5 CIRCULATION Pemeriksaan Tanda-Tanda Sirkulasi


Pemeriksaan berikutnya adalah memeriksa tanda-tanda sirkulasi korban. Pada pemeriksaan ini
penolong harus memeriksa tanda-tanda sirkulasi seperti:
Napas
Batuk
Pergerakan
Pemeriksaan dilakukan selama 10 detik sebagaimana pada pemeriksaan napas.
Dengan posisi tetap head tilt chin lift, posisi kepala penolong di atas mulut / hidung
korban
Periksa tanda-tanda sirkulasi: napas, batuk dan pergerakan
NB: Pemeriksaan nadi karotis hanya dilakukan kalau penolong benar-benar terlatih
seperti para tenaga medis atau tenaga rescue
Apabila korban menunjukkan tanda-tanda sirkulasi tetapi napas tidak adekuat: gasping atau
sangat lemah maka bantuan napas harus segera diberikan. Bantuan napas diberikan setiap 4
detik dan sekitar 10 kali setiap menit. Setelah satu menit maka lakukan pemeriksaan tanda-
tanda sirkulasi lagi.
Apabila tidak ada tanda-tanda sirkulasi sama sekali maka segera lakukan tindakan resusitasi
jantung paru (RJP) atau cardio pulmonary resuscitation (CPR). Tindakan ini terdiri dari pijatan
jantung luar dikombinasikan dengan bantuan napas dengan rasio 15: 2 (dewasa) atau 5:1 (anak-
anak dan bayi). Kecepatan penekanan pijatan jantung luar adalah 100 tekanan per menit. Ini
tidak merujuk pada jumlah tekanan setiap menitnya tetapi pada rate kecepatan. Dengan
demikian kecepatan penekanan hampir dua tekanan setiap detiknya.
RJP terus dilakukan hingga:
Korban menunjukkan tanda-tanda pulih : tanda sirkulasi muncul
Bantuan medis tiba dan mengambil alih
Penolong telah lelah
Tidak direkomendasikan lagi untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda sirkulasi diantara
siklus RJP.

Teknik Resusitasi jantung Paru Pada Orang Dewasa


Tentukan posisi ini dengan mencari titik pertemuan iga paling bawah kiri dan kanan di
tulang dada / sternum dengan jari tengah tangan yang searah kaki korban
Kemudian tambahkan satu jari telunjuk di atasnya
Setelah itu letakkan tangan yang searah kepala di sebelah atas jari tadi
Kemudian tangan yang searah kaki korban diletakkan diatas tangan tadi
Dengan posisi punggung lurus, lengan harus tegak lurus terhadap dada korban
Penekanan dilakukan dengan teratur dan tegak lurus
Kedalaman penekanan sekitar 4 5 cm; lakukan hingga 15 kali kemudaian lakukan
bantuan napas sebanyak 2 kali
Setelah itu segera ulangi langkah-langkah penekanan tersebut
Lakukan penekanan dengan kecepatan 100 kali per menit
DRABC: Pendekatan Yang Cepat Dan Tepat 5

Figure 51 posisi tangan untuk melakukan pijatan jantung luar

Figure 52 Pelaksanaan pijatan jantung luar

RJP Pada Anak-Anak


Kategori anak-anak adalah yang berumur hingga 8 tahun; namun demikian apabila korban
memiliki badan yang besar sebagaimana orang dewasa maka dipertimbangkan untuk memakai
teknik sebagaimana orang dewasa.
Titik tekan adalah paruh bawah sternum tetapi tidak melebihi xiphisternum
Jari-jari harus sedikit diangkat untuk memastikan tidak menekan rusuk
Penekanan sekitar sepertiga hingga setengah tebal dada
Lakukan penekanan sebanyak 5 kali dan diikuti pemberian bantuan napas 1 kali
Setelah itu ulangi lagi tindakan penekanan tersebut
Kecepatan penekanan sama sekitar 100 kali per menit

RJP Pada Bayi


Kategori bayi adalah yang dibawah 1 tahun. Penekanan dilakukan dengan menggunakan dua
jari.
Titik tekan adalah di sternum tepat satu jari dibawah garis imajiner yang menghubungkan
putting susu bayi
Dengan dua jari lakukan penekanan dengan kecepatan 100 kali per menit
Setelah 5 kali berikan bantuan napas efektif sebanyak 1 kali
Kemudian ulangi lagi langkah-langkah tersebut di atas
6

Tindakan DRABC ini adalah tindakan yang bersifat sementara untuk memperpanjang kondisi
korban seoptimal mungkin hingga bantuan medis yang lebih lengkap diperoleh. Karena
sebenarnya DRABC hanya salah satu dari 4 rangkaian mata rantai penyelamatan (chain of
survival). Bagaimanapun juga merupakan salah satu hal yang terpenting karena pada
kenyataannya apabila bantuan hidup dasar ini terlambat saat dilakukan (> 4 menit) maka
kerusakan sistem otak telah menjadi kerusakan yang permanen dan apabila bantuan hidup
lanjutan (advanced life support) juga terlambat (> 12 menit) maka bisa dikatakan usaha
resusitasi ini telah gagal. Karena itu, lakukan bantuan hidup dasar secepat mungkin saat korban
membutuhkannya.

Semakin Cepat Semakin Baik

Referensi
1. Handley, Anthony J., et al. European Resuscitation Council Guidelines 2000 for Adult
Basic Life Suppor: A statement from the Basic Life Support and Automated External
Defibrillation Working Group dan approved by The Executive Committee of the European
Resuscitation Council. London: Elsevier Science Ireland Ltd., 2001
2. Phillips, Barbara et al. European Resuscitation Council Guidelines 2000 for Basic
Paediatric Life Suppor: A statement from the Paediatric Life Support Working Group dan
approved by The Executive Committee of the European Resuscitation Council. London:
Elsevier Science Ireland Ltd., 2001
3. Handley, Anthony J., et.al. ILCOR Advisory Statements: Single Rescuer Adult Basic Life
Support. AHA Medical / Scientific Statement 1997
4. Nadkarni, Vinay., et.al. ILCOR Advisory Statements: Paediatric Resuscitation. AHA
Medical / Scientific Statement 1997
5.

Anda mungkin juga menyukai