Administrasi Penyidikan TP Khusus PDF
Administrasi Penyidikan TP Khusus PDF
TENTANG
d.dalam .....
2
MEMUTUSKAN :
BAB I .....
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2. Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas Polri tentang
adanya pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan undang-undang bahwa, sedang, atau telah terjadi
peristiwa tindak pidana;
8.penangkapan .....
4
Pasal 2
Pasal 3
BAB II
Bagian Kesatu
Pasal 4
Pasal 5
b.menganalisa .....
6
Bagian Kedua
Laporan Polisi
Pasal 6
Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas polri berupa
pengaduan dari masyarakat melalui :
a. datang langsung ke Satuan Pelayanan Kepolisian;
b. melalui surat dari berbagai sumber; dan
c. SMS, e-Mail serta telepon.
Pasal 7
Pasal 8
d.setelah .....
8
Bagian Ketiga
Pemanggilan
Pasal 9
Pasal 10
Bagian Keempat
Penyelidikan
Pasal 11
Bagian Kelima
Penyidikan
Pasal 12
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan
bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya:
a. membuat surat perintah penyidikan;
b. menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk BAP;
c. menyiapkan ruangan untuk pemeriksaan;
d. membuat SPDP dan dikirimkan ke JPU; dan
e. membuat BAP saksi. Saksi ahli, Tersangka.
Pasal 13 .....
10
Pasal 13
(2) Terhadap delik pidana murni yang sudah berdamai dan laporan telah dicabut
antara pelapor dan terlapor bagi perkara yang hanya menimbulkan kerugian
materi atau merupakan tindak pidana ringan, sesuai penilaian penyidik bahwa
perkara tersebut layak untuk dihentikan penyidikannya.
Bagian Keenam
Pemeriksaan
Pasal 14
Pasal 15
Pelaksanaan Pemeriksaan :
(1) Interogasi adalah salah satu teknik pemeriksaan tersangka atau saksi dalam
rangka penyidikan tindak pidana dengan cara mengajukan pertanyaan baik
lisan maupun tertulis kepada tersangka atau saksi guna mendapatkan
keterangan, petunjuk petunjuk lainya serta kebenaran keterlibatan tersangka,
dalam rangka pembuatan Berita Acara Pemeriksaan/Interogasi;
(2). Konfrontasi adalah salah satu teknik pemeriksaan dalam rangka penyidikan
dengan cara mempertemukan satu dengan lainnya (antara: tersangka dengan
saksi, saksi dengan saksi, tersangka dengan tersangka lainnya) untuk menguji
kebenaran dan persesuaian keterangan masing masing serta dituangkan
didalam Berita Acara Pemeriksaan Konfrontasi; dan
(3). Rekonstruksi adalah salah satu teknik pemeriksaan dalam rangka penyidikan,
dengan jalan memperagakan kembali cara tersangka melakukan tindak pidana
atau pengetahuan saksi, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang terjadinya tindak pidana tersebut dan untuk menguji kebenaran
keterangan tersangka atau saksi sehingga dengan demikian dapat diketahui
benar tidaknya tersangka tersebut sebagai pelaku yang dituangkan dalam
berita acara pemeriksaan rekonstruksi.
Pasal 16
Prosedur Pemeriksaan :
a. Tahap Persiapan :
1. penyidik/penyidik pembantu menyiapkan daftar pertanyaan yang dapat
memenuhi unsur-unsur pasal yang dipersangkakan;
2. penyidik menyiapkan ruangan pemeriksaan dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan;
3. apabila pada hari yang sama penyidik / penyidik pembantu melakukan
pemeriksaan lebih dari dari satu orang maka penyidik harus dapat
mengatur pembagian waktu agar yang diperiksa tidak sampai menunggu.
Untuk mengantisipasi panggilan yang pertama tidak datang sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan dalam surat panggilan maka penyidik /
penyidik .....
12
b. Tahap pelaksanaan :
1. pemeriksaan saksi :
a) saksi diperiksa tidak disumpah, kecuali cukup alasan untuk
diduga bahwa ia tidak akan dapat hadir dalam pemeriksaan
dipengadilan, maka pemeriksaan terhadap saksi dilakukan diatas
sumpah dalam hal ini disaksikan atau didampingi rohaniawan
(vide Pasal 116 ayat 1 KUHAP);
b) saksi diperiksa secara sendiri - sendiri namun boleh juga
dipertemukan satu dengan yang lain (konfrontasi) dan mereka
wajib memberikan keterangan yang sebenarnya (vide Pasal 116
ayat (2) KUHAP);
c) saksi dalam memberikan keterangan kepada penyidik / penyidik
pembantu tidak boleh dalam tekanan dari siapapun dan atau
dalam bentuk apapun (vide Pasal 117 ayat (1) KUHAP);
d) saksi dapat menolak memberikan kesaksian karena ada
hubungan keluarga dengan tersangka sampai derajat ke 3 (tiga)
karena berdasarkan hubungan darah/ keluarga atau karena akibat
perkawinan maupun karena situasi tertentu, mereka itu adalah :
a) Karena ada hubungan darah atau keluarga;
b) Karena akibat perkawinan.
e) keterangan saksi wajib ditulis secara teliti dalam berita acara
pemeriksaan dan setelah selesai diberikan kesempatan untuk
membaca kembali hasil berita acara pemeriksaan dan apabila
setuju, saksi diminta untuk membutuhkan paraf dan tanda tangan
pada berita acara pemeriksaan tersebut;
f) penyidik / penyidik pembantu bersikap ramah dan santun selama
pemeriksaan dilaksanakan; dan
g) pada saat pemeriksaan diberikan kesempatan untuk makan dan
beribadah bila tiba waktunya.
2.pemeriksaan .....
13
2. pemeriksaan tersangka :
a) tersangka dapat diperiksa dengan didahului oleh proses
pemanggilan atau perintah membawa atau penangkapan. Kecuali
terhadap tersangka yang telah dilakukan penahanan maka dapat
langsung dilakukan pemeriksaan;
b) sebelum mengajukan pertanyaan, penyidik atau penyidik
pembantu wajib memberitahukan kepada tersangka tentang
haknya mendapatkan bantuan hukum atau bahwa ia dalam
perkaranya tersebut wajib didampingi oleh penasehat hukum
(Pasal 54 s/d Pasal 56 KUHAP);
c) tersangka berhak diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang
mudah dimengerti tentang apa yang dipersangkakan kepadanya
sebelum pemeriksaan dimulai;
d) dalam hal tersangka ditahan dalam waktu 1 (satu) hari setelah
perintah penahanan itu dijalankan, tersangka mulai diperiksa oleh
penyidik/ penyidik pembantu;
e) dalam hal tersangka agak sulit/ kurang lancar dalam memberikan
keterangan maka penyidik / penyidik pembantu menyampaikan
bukti bukti yang telah didapat penyidik sehingga tersangka dapat
memberikan keterangan tentang jalannya tindak pidana secara
lengkap sistematis dan berurutan;
f) tersangka memiliki hak untuk bebas menjawab pertanyaan yang
diajukan atau tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyidik. Dalam hal ini penyidik / penyidik pembantu harus
menjelaskan kepada tersangka bahwa keterangan tersangka
sangat dibutuhkan oleh tersangka tersendiri sebagai pembelaan
atas persangkaan pasal yang diterapkan dalam tindak pidana
tersebut. Dalam hal tersangka menolak untuk menanda tangani
berita acara penolakan maka penyidik menyiapkan berita acara
penolakan tanda tangan BAP;
g) pemeriksaan tersangka tidak boleh dihadiri oleh orang yang tidak
berkepentingan dengan pemeriksaan tersebut;
h) keterangan tersangka wajib ditulis secara teliti dan dilengkapi
dalam berita acara pemeriksaan dan setelah selesai diberikan
kepada tersangka untuk membaca kembali hasil Berita Acara
pemeriksaan .....
14
3. Pemeriksaan Ahli :
a) apabila dalam pemeriksaan suatu tindak pidana terhadap hal
hal tertentu, (misal : bila ada pengaduan bahwa suatu
surat/tulisan palsu/dipalsukan/ diduga palsu) atau barang-barang
(misal : emas, berlian) atau dalam menangani seorang korban
(luka / keracunan / mati karena peristiwa yang diduga tindak
pidana), yang hanya dapat diterangkan atau dijelaskan oleh orang
ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus dalam bidang
tertentu, maka rmaka penyidik/ penyidik pembantu dapat meminta
pendapat kepada orang ahli/ yang memiliki keahlian khusus. (vide
pasal 120 ayat (1) KUHAP);
b) pemeriksaan ahli dilaksanakan setelah penyidik / penyidik
pembantu mendapatkan bukti bukti yang dapat dianalisa oleh ahli
sesuai dengan keahliannya, dengan jalan mengajukan
permintaan tertulis keterangan keahlian atau dengan jalan
memanggil orang ahli/yang memiliki keahlian khusus;
c) sebelum memberikan keterangan berdasarkan keahliannya
seorang ahli terlebih dahulu disumpah / mengucapkan janji
dihadapan penyidik/ penyidik pembantu bahwa ia akan
memberikan .....
15
Pasal 17
Bagian Ketujuh
Penggeledahan
Pasal 18
Penggeledahan terbagi :
a. penggeledahan Rumah adalah tindakan Penyidik untuk memasuki rumah
tempat tinggal dan tempattempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan
pemeriksaan guna mencari benda yang diduga keras ada rumah dan di tempat
tertutup lainnya dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang;
b. penggeledahan Badan adalah tindakan penyidik untuk mengadakan
pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang
diduga keras ada pada badannya atau dibawanya.
Pasal 19 .....
17
Pasal 19
Prosedur Penggeledahan :
a. Wewenang penggeledahan :
1. penyidik,
2. penyidik pembantu yang berwenang; dan
3. penyelidik, pada saat menangkap tersangka hanya berwenang
menggeledah pakaian, termasuk benda yang dibawa apabila terdapat
dugaan keras ada sangkut pautnya terhadap perkara pidana.
b. Proses Penggeledahan :
1. yang berwenang mengeluarkan Surat Perintah Penggeledahan adalah
Penyidik;
2. sasaran penggeledahan adalah:
a) rumah atau bangunan dan tempattempat tertutup lainnya;
b) pakaian;
c) badan; dan
d) sarana angkutan.
3. menunjukkan surat perintah tugas dan/atau kartu identitas petugas serta
memberitahukan tentang kepentingan dan sasaran penggeledahan;
4. penggeledahan rumah dilakukan dengan Surat Perintah Penggeledahan
setelah mendapat Surat Ijin Ketua Pengadilan Negeri setempat, kecuali
dalam keadaan mendesak;
5. dalam melaksanakan penggeledahan terhadap tempat/orang yang
diduga melakukan tindak pidana dalam bidang Informasi dan Transaksi
Elektronik, penyidik wajib mendapat ijin khusus dari Ketua Pengadilan;
6. dalam melakukan tindakan penggeledahan orang, petugas wajib
memberitahukan kepentingan tindakan penggeledahan dengan sopan
dan bahasa yang mudah dimengerti;
7. memperhatikan dan menghargai hak-hak orang dan tempat yang akan
digeledah;
8. kecuali dalam hal tertangkap tangan Penyidik, tidak diperkenankan
memasuki :
a) ruang sedang berlangsung Sidang MPR, DPR atau DPD;
b).tempat .....
18
14.penyidik .....
19
Pasal 20
Bagian Kedelapan
Penyitaan
Pasal 21
Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau
menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud
atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan
dan peradilan.
Pasal 22 .....
20
Pasal 22
Wewenang Penyitaan :
a. Penyidik;
b. Penyidik pembantu; dan
c. Penyelidik atas perintah Penyidik melakukan penyitaan surat.
Pasal 23
Proses Penyitaan :
a. Penyitaan hanya dapat dilakukan Penyidik dengan Surat Ijin Ketua Pengadilan,
kecuali dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak Penyidik harus
melakukan penyitaan dan tidak mungkin untuk mendapatkan Surat Ijin terlebih
dahulu, maka Penyidik dapat melakukan penyitaan namun hanya atas benda
bergerak dan wajib segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri
setempat guna memperoleh persetujuaannya;
b. Dalam melaksanakan penyitaan terhadap tempat / orang yang diduga
melakukan tindak pidana dalam bidang Informasi dan Transaksi Elektronik,
penyidik wajib mendapat ijin khusus dari Ketua Pengadilan :
1. dalam hal tertangkap tangan Penyidik berwenang menyita paket atau
surat atau benda yang pengangkutannya, atau pengirimannya dilakukan
oleh Kantor Pos dan Telekomunikasi, Jawatan atau Perusahaan
Komunikasi atau pengangkutan, sepanjang paket, surat atau benda
tersebut diperuntukkan bagi tersangka atau yang berasal dari padanya
dan untuk itu kepada tersangka dan atau kepada pejabat Kantor Pos dan
Telekomunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau pengangkutan
yang bersangkutan harus diberikan Surat Tanda Penerimaan (vide Pasal
41 KUHAP);
2. penyidik berhak membuka, memeriksa dan menyita surat lain yang dikirim
melalui kantor pos dan telekomunikasi, jawatan atau perusahaan
telekomunikasi atau pengangkutan jika benda tersebut dicurigai dengan
alasan yang kuat mempunyai hubungan dengan perkara pidana yang
sedang diperiksa, dengan ijin khusus yang diberikan untuk itu dari ketua
pengadilan negeri;
3.penyitaan .....
21
3. penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut
undang-undang untuk merahasiakannya sepanjang tidak menyangkut
rahasia negara, hanya dapat dilakukan atas persetujuan mereka atau
atas ijin khusus ketua Pengadilan Negeri setempat kecuali undang-
undang menentukan lain;
4. dalam hal penyidik melakukan penyitaan, terlebih dahulu penyidik harus
menunjukkan tanda pengenal dan surat perintah tugas dan surat perintah
penyitaan kepada orang dari siapa benda itu disita;
5. penyidik berwenang memerintahkan kepada orang yang menguasai
benda yang dapat disita, menyerahkan benda tersebut kepadanya untuk
kepentingan pemeriksaan;
6. dalam melaksanakan penyitaan penyidik memperlihatkan benda yang
akan disita kepada orang dari mana benda tersebut disita, dan harus
disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi; dan
7. setelah melakukan penyitaan harus dibuatkan Berita Acara Penyitaan dan
diberikan Surat tanda penerimaan.
Pasal 24
Bagian .....
22
Bagian Kesembilan
Pasal 25
Penangkapan
Pasal 26
Wewenang Penangkapan :
a. Penyidik;
b. Penyidik pembantu; dan
c. Penyelidik atas perintah penyidik melakukan penangkapan.
Pasal 27
Proses Penangkapan :
a. Penangkapan dilakukan terhadap orang yang diduga keras melakukan tindak
pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup dan hanya berlaku terhadap
satu orang tersangka yang identitasnya tersebut dalam surat penangkapan;
b. Memberitahu/menunjukkan tanda identitas petugas sebagai petugas polri; dan
c. Pelaksanaan tugas penangkapan dilakukan oleh pejabat yang berwenang
dengan memperlihatkan surat perintah tugas, memberikan kepada tersangka
surat perintah penangkapan yang mencantumkan identitas tersangka,
menyebutkan alasan penangkapan tindak pidana yang dipersangkakan, uraian
singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan serta tempat ia diperiksa
kecuali dalam hal tertangkap tangan;
d. Dalam hal tertangkap tangan penangkapan dilakukan tanpa Surat Perintah
Penangkapan dengan ketentuan bahwa penangkap harus segera
menyerahkan tertangkap beserta barang bukti kepada penyidik/penyidik
pembantu yang terdekat, selanjutnya dibuatkan Berita Acara serah terima
Tersangka dan Barang Bukti;
e.masa .....
23
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
Wewenang Penahanan :
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
(3) Apabila pemeriksaan belum selesai, dalam hal adanya alasan yang patut dan
tidak dapat dihindarkan karena tersangka menderita gangguan fisik atau
mental berat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter atau tersangka
diperiksa dalam perkara yang diancam dengan penjara 9 tahun atau lebih,
maka penahanan terhadapnya dapat diperpanjang lagi paling lama 2 x 30 hari
oleh Ketua Pengadilan Negeri atas permintaan dari penyidik yang
bersangkutan yang disertai dengan laporan hasil penyidikan/pemeriksaan.
Pasal 34
Kepada tersangka yang ditahan diberikan Surat Perintah Penahanan yang ditanda
tangani oleh Penyidik dengan mencantumkan identitas tersangka, alasan
penahanan dan uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan. Tembusan
Surat Perintah Penahanan harus diberikan kepada keluarga tersangka dan
selanjutnya Penyidik membuat Berita Acara Penahanan.
Pasal 35
Dalam hal tersangka dikeluarkan dari tahanan, penyidik harus membuat Surat
Perintah Pengeluaran Tahanan dan Berita Acara Pengeluaran Tahanan.
Pasal 36
Dalam hal tersangka ditahan mengalami sakit dan memerlukan perawatan dokter,
penyidik memeriksakan ke dokter pemerintah/Polri, dari hasil :
a. pemeriksaan dokter dinyatakan perlu rawat inap, surat keterangan dokter
tersebut dijadikan dasar untuk pembantaran penahanan, dengan
mengeluarkan Surat Perintah Pembantaran dan selanjutnya Penyidik/Penyidik
Pembantu membuat Berita Acara Pembantaran penahanan;
b. dalam hal tersangka dinyatakan sembuh oleh dokter dan tidak perlu rawat
inap, surat keterangan dokter tersebut dijadikan dasar pencabutan
pembantaran penahanan, dengan mengeluarkan Surat Perintah Pencabutan
Pembantaran Penahanan dan dibuatkan Berita Acara Pencabutan
Pembantaran penahanan, selanjutnya Penyidik/penyidik Pembantu
mengeluarkan .....
28
Pasal 37
Penangguhan Penahanan :
a. Penangguhan penahanan terhadap tersangka dapat dilakukan atas jaminan
uang atau jaminan orang; dan
b. Karena jabatannya penyidik sewaktu-waktu dapat mencabut penangguhan
penahanan dalam hal tersangka melanggar syarat penangguhan penahanan.
Pasal 38
Bagian .....
29
Bagian Kesepuluh
Penyerahan Berkas Perkara ke JPU
Pasal 39
Pengertian :
1. Berkas Perkara adalah kumpulan dari seluruh kegiatan dan atau keterangan
yang berkaitan dengan tindakan penyidikan tindak pidana dalam bentuk
produk tertulis yang dilakukan oleh penyidik/penyidik pembantu;
2. Resume adalah ikhtisar dan kesimpulan dari hasil penyidikan tindak pidana
yang terjadi, dituangkan dalam bentuk dan persyaratan penulisan tertentu;
3. Pemberkasan adalah kegiatan memberkas isi berkas perkara dengan
susunan, syarat penyampulan, pengikatan dan penyegelan yang telah
ditentukan serta pemberian nomor berkas perkara;
4. Penyerahan Berkas Perkara adalah tindakan penyidik untuk menyerahkan
berkas perkara dan menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang
bukti kepada penuntut umum atau ke pengadilan dalam hal acara
pemeriksaan cepat atas kuasa penuntut umum sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Pengembalian Berkas Perkara adalah dikembalikannya berkas perkara dari
penuntut umum kepada penyidik karena adanya kekurangan isi atau materi
berkas perkara yang perlu dilengkapi sesuai petunjuk penuntut umum;
6. Pemberkasan adalah kegiatan memberkas isi berkas perkara dengan
susunan, syarat penyampulan, pengikatan dan penyegelan yang telah
ditentukan serta pemberian nomor berkas perkara;
7. Penyerahan Berkas Perkara adalah tindakan penyidik untuk menyerahkan
berkas perkara dan menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang
bukti kepada penuntut umum atau ke pengadilan dalam hal acara
pemeriksaan cepat atas kuasa penuntut umum sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
8. Pengembalian Berkas Perkara adalah di kembalikannya berkas perkara dari
penuntut umum kepada penyidik karena adanya kekurangan isi atau materi
berkas perkara yang perlu dilengkapi sesuai petunjuk penuntut umum.
Pasal 40 .....
30
Pasal 40
4.pengiriman .....
31
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
Peraturan Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Kalimantan Timur ini
mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Paraf :
Ditetapkan di Balikpapan
1. Kabag Bin Ops : pada tanggal Juli 2012
3. Wadir Reskrimsus :
4. Kabidkum :
Drs. IMAN SUMANTRI, MSi
5. Kasetum : KOMISARIS BESAR POLISI NRP 66070510
6. Waka Polda :
Disahkan di Balikpapan
pada tanggal Juli 2012
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR