Anda di halaman 1dari 15

Sejarah Pemikiran Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan

1. Era Markantilisme
Sejarah perekonomian dunia sudah berlangsung sejak berabad-abad silam. Bisa dikatakan
bahwa ketika manusia mulai hadir di dunia dan menyadari berbagai kebutuhan untuk hidup, saat
itulah dia mengenal konsep ekonomi; oleh karenanya tidak salah apabila disebutkan bahwa
manusia adalah makhluk ekonomi. Pada periode dimana negara-negara di dunia memandang
penting untuk mencukupi kebutuhan dan memupuk kekayaan, mulai dikenal pula konsep-konsep
ekonomi yang dipraktikkan dalam interaksi dengan pihak-pihak lain.
Konsep merkantilisme (mercantilism) sudah ada sejak pertengahan abad ke-15. Beberapa
tokoh yang terkait dengan praktik merkantilisme antara lain adalah Jean Baptiste Colbert
(seorang arsitek dan menteri keuangan pada masa pemerintahan Louis XIV, Perancis), Gerard de
Malynes, Thomas Mun, dan Sir James Steuart. Ketika itu merkantilisme disebut sebagai sebuah
revolusi perdagangan. Hal tersebut terjadi karena adanya transisi atau pergeseran basis
perekonomian, dari basis ekonomi lokal menjadi ekonomi nasional; dari konsep feodalisme
menuju praktik kapitalisme; serta dari perdagangan dalam lingkup terbatas menjadi perdagangan
dalam skala internasional. Selama tiga abad berikutnya, yakni kurun waktu abad ke-16 hingga
abad ke-18, merkantilisme menjadi praktik ekonomi yang dianut oleh banyak negara, terutama di
Benua Eropa, dalam rangka melakukan perdagangan dan mengumpulkan kekayaan negara.
Praktik merkantilisme sendiri disebut sebagai salah satu indikasi bahwa suatu negara sedang
menuju fase kemakmuran, hal ini terkait dengan jumlah sumberdaya/kekayaan yang dimiliki,
serta skala dan kuantitas produk yang diperdagangkan. Teori yang mendasari sistem
merkantilisme sebenarnya sederhana, yakni bahwa dunia memiliki keterbatasan sumberdaya atau
kekayaaan (wealth), sehingga mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya menjadi salah satu
tolok ukur utama untuk menunjukkan kemakmuran suatu negara.

2. Era Physiocrat

1. Aliran fisiokratis muncl ketika aliran merkantilisme Perancis berakhir.


2. Dipelopori oleh Francois Quesney ( 1694-1774 ), melihat perekonomian sesuai dengan
hukum
3. Penganut lain adalah Dupont de Francois Quesney
4. Pokok pikiran dari fisiokratis adalah Dupant de Nemours Turgot :
a. Sumber kemakmuran adalah alam
b. Kelas yang paling produktif adalah petani
c. Slogannya adalah Laissez feire passer, Le Monde va de lui meme yang artinya
Jangan campur tangan. Alam semesta sendiri dapat mengatur dirinya sendiri
Kaum Merkantilis menganggap sumber kekayaan suatu negara adalah perdagangan luar
negeri, namun kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan berasal dari alam.
3. Era Klasik

Adam Smith
Adam Smith, seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni
1723) berpendapat , untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi
atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian kerja harus ada
akumulasi kapital terlebih dahulu yang berasal dari dari dana tabungan, juga menitik beratkan
pada Luas Pasar. Pasar harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi, sehingga
perdagangan internasional menarik perhatian. pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam
negeri. Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang
dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikkan tingkat
produktivitas tenaga kerja.
Adam Smith dikenal sebagi pencetus pertama mengenai free-market capitalist, kebijksanaan
laissez-faire sekaligus merupakan Bapak ekonomi modern. An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations, atau yang biasa disingkat The Wealth of Nation adalah buku
terkenal oleh Adam Smith yang berisi tentang ide-ide ekonomi yang sekarang dikenal sebagai
ekonomi klasik. Tulisan Smith ini terdiri dari penjelasan menyeluruh megenai berbagai tulisan
merkantilis dan fisokrat yang disentiskannya dengan baik menjadi satu bahan kajian ekonomi.
Perbedaan pendapat antaara Smith dan kamu merkantilis salah satunya mengenai faktor yang
menentukan kemakmuran, dimana kaum merkantilis percaya bahwa alamlah yang menentukan
tingkat kemakmuran. Sedangkan menurut Smith, penentuan tingkat kemakmuran adalah
kemampuan manusia sendiri sebagai faktor produksi. Smith berpandangan optimis tentang masa
depan dunia. Fokus utamanya adalah peningkatan individu melalui kesederhanaan dan prilaku
yang baik, menabung dan berinvestasi, perdagangan dan divisi kerja, pendidikan dan
pembentukan kapital, serta pembuatan teknologi baru.
Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yg filsafat sosial dan politiknya didasarkan
kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham
kebebasan. Sistem ini merupakan sekumpulan kebijakan ekonomi yang juga merujuk kepada
pemikiran bapak ekonomi Kapitalis Adam Smith. Ruh pemikiran ekonomi Adam Smith adalah
perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan pemerintah. Model pemikiran Adam Smith ini
disebut Laissez Faire yang berasal dari bahasa Perancis. Secara umum,istilah ini dimengerti
sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan adanyacampur tangan pemerintah
dalam perekonomian. In economics, Laissez-faire means allowing industry to be free of
government restriction, especially restrictions in the formof tariffs and government monopolies.
Adam Smith memandang produksi dan perdagangan sebagai kunci untuk membuka
kemakmuran. Agar produksi dan perdagangan maksimal dan menghasilkan kekayaan universal,
Smith menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat dalam bingkai
perdagangan bebas baik dalam ruang lingkup domestik maupun internasional
Dalam bukunya The Wealth of Nations, Smith juga mendukung prinsip kebebasan
alamiah, yakni setiap manusia memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkannya
tanpa campur tangan pemerintah. Ini mengandung pengertian negara tidak boleh campur tangan
dalam perpindahan dan perputaran aliran modal, uang, barang, dan tenaga kerja. Lebih lanjut,
Smith juga sependapat bahwa pada dasarnya tindak laku manusia berasal pada kepentingan
sendiri (self-interest) bukan belas kasian ataupun perikemanusiaan. Smith menyimpulkan bahwa
produktivitas tenaga kerja akan lebih maksimal apabila dilakukan pembagian kerja (division of
labor) . Yang artinya pembagian melalui spesialisasi perorangan yang melakukan produksi akan
menghasilkan output yang lebih baik dan lebih efisien. Smith juga menjelaskan dengan
menggunakan teknologi-teknologi baru dalam sistem produksi akan meningkatkan hasil produksi
pula. Maka dari itu, Smith percaya pada kekuatan investasi dalam pembelian atau penggunaan
teknologi.
Smith mengidentifikasikan barang memiliki dua nilai yakni nilai guna (value in use) dan nilai
tukar (value in exchange). Nilai tukar barang akan ditentukan oleh jumlah tenaga (labor) yang
diperlukan salam menghasilkan barang tersebut, sedangkan nilai guna adalah nilai kegunaan atau
fungsi barang itu sendiri. Teori nilai Smith sebenarnya merupakan salah satu kelemahan dari
teori klasik yang tidak mengedepankan nilai utilitas, namun persoalan paradoks ini selanjutnya
mampu dipecahkan oleh murid Smith yakni Alfred Marshall.

John Stuart Mill


John Stuart Mill, yang lahir di London, 20 Mei 1806, merupakan salah satu tokoh
Utilitarianisme yang terkenal dalam menelurkan konsep kebebasan, yang dituangkan secara
komprehensif di dalam bukunya On Liberty. Mill adalah anak dari James Mill dan murid dari
seorang utilitarian ternama, Jeremy Bentham. Selain mengarang buku On Liberty, dan
Utilitarianism, Mill juga mengarang sebuah buku yang berkaitan dengan ekonomi, Principles of
Political Economy pada tahun 1848. Buku ini berupaya untuk memahami masalah ekonomi
sebagai suatu masalah sosial; masalah tentang bagaimana manusia hidup dan ikut ambil bagian
dalam kemakmuran bangsanya, baik dalam proses produksi, perlindungan terhadap produk
dalam negeri dan perpesaing antar produk, maupun masalah distribusi melalui instrument uang
dan kredit (mikhael dua,2008).
Sebelum beranjak ke pemikiran ekonominya, Mill yang dikenal sebagai pembaharu dalam
paham utilitarianisme yang cukup banyak menjadi bahan diskusi penting dikalangan filsuf di
Eropa. Sedikit pemikiran Mill secara utilitarian murni, dimana Mill melakukan kritikan terhadap
utilitarianisme Bentham, Mill menganggap bahwa utilitarianisme juga mengandung unsur
keadilan, dimana kebahagiaan tidak diartikan semata milik pribadi, namun untuk semua orang,
maka dari sana memunculkan konsepsi moral bahwa utilitarianisme merupakan universalisme
etis, bukan egoisme etis nikmat ruhani menurutnya lebih mulia daripada nikmat
jasmani,dll.Lebih baik menjadi manusia yang tidak puas daripada babi yang puas; lebih baik
menjadi Sokrates yang tidak puas daripada seorang tolol yang puas(Mikael dua,2008). Disana
Mill sedang mengajak seluruh masyarakat bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan tidaklah
cukup dari akumulasi kebahagiaan orang banyak, melainkan unsur kebahagiaan individu pun
melekat disana, selain itu akan memunculkan suatu kondisi kepedulian antar sesama dengan
dihidupkannya suara hati seseorang. Anekdot tersebut kemudian berimplikasi pada pemikiran
utilitarianisme nya di bidang ekonomi yang lebih menitikberatkan pada aktifitas produksi.
Dalam hal pemikirannya mengenai ekonomi, Mill dipengaruhi oleh Thomas Robert Malthus,
dimana pertumbuhan ekonomi selalu diliputi dengan tekanan jumlah penduduk dengan sumber
yang tetap. Mill seorang utilitarian yang mencoba untuk memahami kebahagiaan secara lain,
dimana menurutnya kebahagiaan, bukanlah semata bersifat fisik, melainkan lebih luas dari itu,
dan Mill pun memperkenalkan sebuah konsep kebahagiaan individu, yang sebelumnya, para
filsuf utilitarian kurang menyentuh hal tersebut. Menurut Mill tentunya berbeda terkait
kebahagiaan individu dengan kebahagiaan umum. Suara hati menjadi dasar moralitas kaum
utilitarian, sehingga akan menimbulkan implikasi didalam kehidupan sehari-hari terkait
hubungannya dengan orang lain, dan disanalah eksistensi sebagai makhluk sosial menjadi nyata.
Perasaan sosial yang timbul menuntut adanya suatu perhatian terhadap kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi. Maka, dikemudian hari akan memunculkan konsep kebebasan dan keadilan.
Keadilan, akan diawali dengan pengakuan atas eksistensi hak-hak orang lain dan keadilan juga
tidak terpisahkan dengan unsur kebebasan manusia. Masyarakat menurut Mill mestilah
melindungi kebebasan individu dikarenakan hal tersebut merupakan bagian dari kebahagiaan
umum.
Universalime etis merupakan konsep utilitariannya yang lebih mengedepankan kepada
kebahagiaan orang lain, dimana disanalah moralitas utilitarian dibangun oleh Mill. Prinsip
tersebut memang cukup relevan dalam hal aktifitas ekonomi, disamping Mill menerima pasar
bebas Adam Smith, namun usaha untuk memperhatikan kebahagiaan orang lain dalam hal
persaingan ekonomi pasar, menjadi agenda Mill. Kondisi pasar bebas yang cenderung bersikap
egoisme sentris, berusaha ditekan Mill dengan pemberlakuan nilai moralitas bersama, dimana
prinsip kebahagiaan harus dirasakan oleh setiap pemain pasar, pelaku usaha, produsen, distribusi,
hingga tataran konsumen. Pasar bebas memang cenderung melahirkan kondisi menang-kalah,
namun diantara dua belah pihak diharapkan harus tetap mampu menjalin hubungan yang kelak
melahirkan kebahagiaan bersama, yang merupakan konsekuensi atas universalisme etis ala John
Stuart Mill.
Ekonomi sebagai sebuah ilmu yang bersifat empiris, menjadi bagian dari pemikiran Mill
kedepan. Dimana dia menyinggung masalah produksi, yang merupakan bagian dari aktifitas
ekonomi, dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat dan keinginan pasar. Menurutnya uang
adalah kekuasaan, dan dalam rangka memenuhi kebutuhannya, manusia membutuhkan
kekuasaan. Mill, menganggap kemakmuran suatu bangsa tidak ditentukan dengan pemenuhan
kebutuhan fisik semata, melainkan kontinuitas produksi. Didalam Principles-nya dia banyak
menyinggung masalah produksi dan buruh yang menjadi tema besar saat itu, dimana dia
mencoba menghubungkan konsep universalisme etis dengan kedua hal tersebut, maka disanalah
utilitarian Mill bekerja, konsekuensinya dia sedang mengkonstruk suatu pandangan humanitas
didalamnya, dimana kondisi buruh dalam proses produksi harus diperhatikan serta pemenuhan
kebutuhan umum. Menurut Mill penawaran selalu identik dengan permintaan, dan dia
menerapkan pola fikir baru bahwa produksi tidaklah harus ditentukan dengan permintaan pasar,
sehingga baginya tidak ada istilah overproduksi yang selama ini dicegah oleh kebanyakan orang.
Adapun pendapat Mill lainya bahwa kemakmuran ekonomi tidak ditentukan oleh permintaan
dipihak konsumen, serta produksi menurut Mill merupakan sebuah basis yang memungkinkan
terjadinya kerja sama diantara pengusaha yang bebas. Mill dalam hal ini sejaan dengan Adam
Smith yang hidup lebih awal darinya, dalam hal ini mengenai ide pembagian kerja menurut
Smith, namun Mill memasukkkan unsur lain didalamnya yakni peran wanita sebagai kondisi
yang memungkinkan terjadinya pembagian kerja yang riil. Kalau dalam Adam Smith dikenal
istilah the right man in the right place, maka Mill menambahnya dengan the right women.
Mill juga mencoba menambahkan unsur moralitas didalam produksi, namun tidak terhenti
disana saja. Mill mencoba untuk memasukkan ini dalam suatu kondisi ekonomi yang stagnan,
dimana Mill menemukan alasan terjadinya stagnan tersebut pada buku The Princlpes of Economy
and Taxation, milik David Ricardo, seorang pemikir ekonomi, yang cukup berpengaruh. Dalam
mengatasi kondisi yang stagnan, menurut Mill mesti digiatkan lagi konsep kebahagiaan umum,
dimana mencoba untuk menghindari akibat yang dialami dari stagnasi ekonomi tersebut terhadap
semua orang. Menurutnya kegiatan ekonomi pada masa stagnan haruslah difokuskan pada
pengentasan kemiskinan dan upaya pencegahan dari ketidakadilan ekonomi.
Dalam konsep riil terkait pemikiran ekonominya, Mill mencoba untuk memberi 3 bidang
pekerjaan yang dianggapnya ideal, yakni; pertanian, perusahaan, dan bank. Pertanian berkaitan
dengan tanah, pemilik tanah, dan pekerja, yang tentunya saling berhubungan. Disana juga
memunculkan sebuah penguasaan atas tanah,atau dalam hal ini sistem kepemilikan tanah, yang
coba digantikan oleh Mill dengan sistem baru, yakni sistem pertanian yang bernuansa kompetitif.
Pada perusahaan, yang mengidealkan perusahaan yang besar, dan penuh dengan persaingan
usaha. Selain itu, ada pula bank dimana bank sangat berperan dalam kondisi ekonomi yang
stagnan. Dapat pula memainkan peran strategisnya dalam mencairkan modal sekaligus mencegah
jatuhnya harga. Sementara fungsi utamanya adalah menghidupkan kembali iklim spekulasi bisnis
yang sehat.
BUKU JOHN STUART MILL
Prinsip Mill of Political Economy pertama kali diterbitkan pada tahun 1848, dan diterbitkan
melalui berbagai edisi; edisi terakhir adalah yang ketujuh, yang terbit pada tahun 1871. Ekonomi
Politik adalah istilah yang digunakan para penulis abad kesembilan belas untuk merujuk pada
studi tentang apa yang sekarang kita sebut makroekonomi, meskipun para praktisi, seperti Adam
Smith, Mill, David Ricardo, dan Karl Marx, lebih filosofis dan kurang empiris dalam metode
mereka daripada para ekonom modern. Dalam buku ini, Mill meneliti proses ekonomi
fundamental yang mendasari masyarakat: produksi, distribusi barang, pertukaran, dampak
kemajuan sosial pada produksi dan distribusi, dan peran pemerintah dalam urusan ekonomi.
Buku I berhubungan dengan produksi dan dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan dasar
yang memungkinkan produksi ada: tenaga kerja dan benda-benda alam. Tenaga kerja dapat
didefinisikan sebagai agen produksi, walaupun tidak semua tenaga kerja mengarah pada produksi
benda material. Tenaga kerja menghasilkan tiga jenis utilitas. Yang pertama adalah penciptaan
objek untuk penggunaan manusia, dimana tenaga kerja menginvestasikan barang-barang material
eksternal dengan properti yang membuat barang-barang ini dapat digunakan. Kedua, beberapa
pekerja membuat manusia berguna bagi masyarakat dan bagi diri mereka sendiri, seperti tenaga
kerja guru dan dokter. Utilitas ketiga adalah tenaga kerja untuk memberi kesenangan atau
hiburan, yang tidak membuat orang lain lebih produktif atau menghasilkan produk yang nyata.
Selain tenaga kerja dan benda-benda alam, produksi membutuhkan modal, tanpa itu akan
berhenti. Intinya, modal adalah akumulasi stok produk tenaga kerja. Setelah membahas aspek
dan manifestasi modal semacam itu, seperti modal tetap versus sirkulasi, Mill memeriksa bentuk
produksi sosial, seperti kerja sama, kombinasi tenaga kerja, produksi dalam skala kecil dan
besar, dan peningkatan tenaga kerja, yang menghasilkan peningkatan modal dan juga produksi.
Terakhir, Mill memeriksa produksi dari darat dan mengakui bahwa produksi semacam itu sangat
berbeda dari yang dicapai melalui tenaga kerja dan modal, karena produksi dari lahan terbatas
dan tidak akan meningkat secara signifikan.
Buku II membahas distribusi sebagaimana yang dimanifestasikan dalam alokasi properti dan
hasil produksi. Mill membahas pengaruh distribusi faktor-faktor seperti persaingan; bea cukai;
perbudakan; kepemilikan oleh petani; dan berbagai jenis buruh, upah, keuntungan, dan harga
sewa. Mill mengakui perbedaan antara pekerja dan kapitalis (termasuk pemilik lahan dalam
kategori ini), keduanya berbagi produk tenaga kerja. Dalam buku III, Mill membahas topik
pertukaran dan nilai, menentukan yang terakhir dalam hal penawaran dan permintaan. Mill
melihat nilai sebagai relatif, karena tergantung pada jumlah hal lain atau benda. Tidak ada
kenaikan dan jatuhnya nilai umum, karena hanya naik bila jatuh dan seharusnya jatuh saat
kenaikan seharusnya terjadi. Mill mempertimbangkan uang dan hubungannya dengan penawaran
dan permintaan, biaya produksi, dan kredit (yang merupakan pengganti uang). Selanjutnya, dia
melihat pengaruh kredit terhadap harga, fungsi mata uang, perdagangan internasional dan nilai,
dan tingkat suku bunga.
Buku IV membahas hubungan antara kemajuan masyarakat dan urusan ekonominya. Mill
mendefinisikan kemajuan sosial dalam hal peningkatan pengetahuan, peningkatan perlindungan
warga negara dan properti, transformasi pajak sehingga kurang menindas, penghindaran perang,
dan peningkatan kemakmuran rakyat yang diakibatkan oleh perbaikan bisnis. kapasitas, termasuk
pekerjaan yang lebih efektif bagi warga melalui pendidikan. Mill mencatat bahwa kemajuan
sosial tidak terbatas dan keadaan tertentu mungkin menjadi tidak berlaku jika produksi tidak
membaik dan jika luapan modal dari negara makmur ke negara-negara yang kurang makmur
menjadi tidak berlaku lagi. Pengakuan akan keadaan stagnasi ini membuat Mill berspekulasi
tentang masa depan kelas pekerja, yang ia perkirakan meningkat melampaui nilai-nilai patriarki
masyarakat dan terbebas dari pendidikan. Kelas pekerja yang baru diberdayakan akan
menghasilkan perubahan besar dalam masyarakat.
Buku V menganalisis pengaruh pemerintah terhadap masyarakat, dengan alasan bahwa
fungsi pemerintahan dapat dibagi menjadi hal yang perlu dan bersifat opsional. Yang diperlukan
adalah apa yang tidak terpisahkan dari gagasan pemerintah, seperti keamanan, perlindungan, dan
perpajakan. Hal lain yang dilakukan pemerintah adalah opsional dan dapat dipertanyakan. Mill
diakhiri dengan mempertimbangkan pertanyaan tentang campur tangan pemerintah terhadap
kebebasan individu. Mill menegaskan bahwa pemerintah harus selalu membatasi diri untuk
melakukan hanya apa yang diperlukan. Pertama, pemerintah harus melarang dan menghukum
perilaku individu yang merugikan orang lain, seperti kekerasan, kecurangan, atau kelalaian.
Kedua, pemerintah harus berupaya membatasi atau bahkan menghilangkan sejumlah besar energi
yang dihabiskan untuk merugikan satu negara dengan negara lain. Ketiga, pemerintah harus
mengubah perilaku destruktif semacam itu menjadi perbaikan kemampuan manusia, yaitu
mengubah kekuatan alam sehingga mereka memiliki kebaikan fisik dan moral yang terbesar.
Akhirnya, Mill mengusulkan agar pemerintah menerapkan kebijakan laissez-faire, karena
mereka tidak akan campur tangan dengan pilihan individual dan memberikan kebebasan yang
tidak terbatas kepada orang-orang, yang seharusnya dapat mengejar kebahagiaan mereka tanpa
batasan.
ANALISIS
Dalam Prinsip, Mill mengubah ekonomi menjadi area penelitian filosofis yang layak dengan
mengeksplorasi apa yang benar-benar diinginkan orang dan apa yang dapat diukur dan dinilai
ekonomi. Pendekatan Mill terhadap ekonomi didasarkan pada kepercayaannya pada superioritas
sosialisme, di mana produksi ekonomi akan didorong oleh koperasi yang dimiliki oleh pekerja.
Untuk tujuan ini, Mill berpendapat bahwa hukum produksi mungkin merupakan hukum alam,
namun hukum distribusi dibuat dan diberlakukan oleh manusia. Dengan kata lain, kekayaan
adalah produk akhir alami dari kerja, namun distribusi kekayaan ditentukan oleh keputusan dan
kehendak orang-orang yang sebenarnya (elit) dan bukan hanya bagian dari tatanan alam. Mill
membawa pandangan ini sejauh ini, dengan mempertahankan bahwa hukum dan institusi
manusia dapat dan harus menentukan bagaimana kekayaan didistribusikan. Jadi, bagi Mill,
ekonomi sangat terkait dengan filsafat sosial dan politik.
Aspek terpenting Principles adalah penggunaan metode ilmiah dalam analisis politik,
sehingga memberikan aplikasi praktis untuk gagasan teoretis. Hal ini memberikan dorongan baru
bagi pemikiran liberal dengan menempatkan berbagai konsep dan cita-citanya dengan kuat di
dalam bidang tindakan sosial dan politik, yang didasarkan pada ketepatan sains.

Thomas Robert Malthus


Malthus merupakan ekonom klasik yang fokus dibidang populasi manusia. Tahun 1798,
pendeta Inggris yang bernama Thomas Robert Malthus menerbitkan sebuah buku yang berjudul
An Essay on the Principle of Population as It Affects the Future Improvement of Society. Dalam
buku tersebut terdapat dalil yang paling terkenal yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung
meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuha hidup riil dapat meningkat secara
eksponensial (deret hitung). Oleh karena itu, Malthus mencetuskan Teori Keluarga Berencana
dan Sewa Tanah. Ia mengembangkan teori tersebut dalam kaitannya dengan masalah tanah.
Sebidang tanah tertentu akan menghasilkan lebih banyak dengan menggunakan pupuk dan
tenaga kerja tetapi sampai pada suatu titik tertentu tidak menguntungkan lagi menambah pupuk
dan tenaga kerja tersebut untuk meningkatkan produktivitas tanah. Kenaikan biaya lagi tidak
akan menambah hasil secara proporsional, bahkan jika biaya ditambah terus, hasilnya malah
akan berkurang. Imbalan jasa bagi penggunaan tanah dalam proses produksi dikaitkan dengan
jumlah penduduk yang semakin bertambah dan permintaan meningkat terhadap sumber daya
produksi untuk mempertahankan kehidupan manusia. Untuk itu, semakin banyak tanah
diperlukan sedangkan di lain pihak bidang tanah yang mengandung mutu lahan yang subur
senantiasa terbatas. Namun, permintaan dan kebutuhan terus mendesak sehingga mau tidak mau
tetap menggunakan tanah yang mutu lahannya semakin menurun.
David Ricardo
Berdasarkan temuan Malthus mengenai sewa tanah. Ricardo mengembangkannya menjadi 5
teori yaitu: Teori Nilai Kerja, Teori Sewa Tanah, Teori Upah Alami, Teori Uang dan Teori
Keuntungan Komparaif. Teori-teori tersebut befokus pada pemerataan pendapatn golongan
masyarakat. Inti dari teori Ricardo adalah menentukan tingginya tingat sewa tanah. Tingkat sewa
tanah tertinggi adalah tanah marginal yaitu tanah yang paling tidak subur yang terakhir masuk
pasar karena, dibutuhkan usaha yang lebih untuk mengolahnya. Yang paling menentukan tingkat
harga suatu barang dan jasa adalah tingkat upah alami. Pada Teori Keuntungan Komparatif,
setiap kelompok masyarakat atau negara sebaiknya mengkhususkan diri menghasilkan produk-
produk yang dihasilkan lebih efisien.

4. Era Neo-Klasik
William Stanley Jevins (1 September 1835)
Ahli pemikir dan ekonomi asal inggris, anak dari Thomas Jevons dan Mary Anne Jevons.
Stanley Jevons sudah mengeluarkan dua buku dan satu paper. Buku pertama berjudul The
Thory of Political Economy tahun 1871, buku kedua berjudul The Principles of Science dan
Judul paper A General Mathematical Theory of Political Economy tahun 1862.
Pada tahun 1866 Jevons terpilih sebagai profesor, bidang logika dan mental, dan filosofi
moral. Stanley Jevons pada usia 15 tahun, ia sekolah di Universitas College London.
Stanley Jevons mengikuti mazhab marginalis. Jadi, ia menganalisis hubungan antara
kebutuhan dan harga dengan mengacu pada konsep guna marginal. Teori ini menyatakan
bahwa utilitas untuk nilai kepuasan konsumen terhadap penambahan unit produk berbanding
terbalik dengan jumlah produk yang sudah dimiliki. Individu akan cenderung memilih barang
yang berbeda dengan harga murah pada tingkat utilitas sama.

Dalam konsep pembangunan berkelanjutan, Stanley Jevons memberikan perhatian pada


keterbatasan energi pada eranya berupa batubara. Penemuan dari stanley Jevons yaitu praktis
ekonomi yaitu logika dan metode ilmiah dlam prinsip of science (1874), serta teori ekonomi
politik (1871), dan negara dalam kaitannya dengan buruh (1882).

EUGEN VON BOHM-BAWERK


Eugen Von Bohm-Bawerk seorang ahli Ekonomi dan negarawan terkemuka yang lahir di
Austria tahun 1851. Bohm-Bawerk telah banyak berkontribusi di dunia perekonomian, termasuk
menghasilkan karya-karya besar dibidang perekonomian, diantaranya:
1. Capital and interest, 3 vol. (1884 dan 1889) diterjemahkan oleh G.D Huncke dan H.F.
Sennhole, south holand, Illionis, Libertarian Press, 1959.
2. Karl mark and Close of His System (1896) New York, A.M. Kelley, 1949.
3. Futher Essays on Capital and Interest, South Holand, Illonis, Libertarian Press, 1959.
4. Shorter Classics of Bohm-Bawerk, South Holand, Illonis, Libertarian Press, 1962

Selain itu Bohm-Bawerk juga menyumbangkan pokok pikirannya dalam dunia perekonomian
yang terbagi kedalam 2 teori, yaitu:
1. Teori Modal
Modal sebagai alat produksi fisik
Modal sebagai sumber untuk memperoleh pendapatan sebagai imbalan jasa.

Alat produksi karena dianggap sebagai proses transformasi dari materi atau bahan dasar
untuk membuat barang yang dapat memenuhi kebutuhan manusia.

2. Teori Bunga (Agio)

Tema pokok bahwa barang dan jasa yang tersedia saat ini lebih tinggi dibandingkan barang
dan jasa yang baru akan tersedia dimasa yang akan datang.

Tiga pertimbangan dasar mengapa barang yang tersedia saat ini memiliki nilai
subjektif yang lebih tinggi.
1) Dalam satu perspektif masa depan terkandung harapan bahwa dimasa depan
akan tersedia lebih banyak dana pendapatan untuk membeli barang tersebut.
2) Kecenderungan perilaku manusia untuk meremehkan kebutuhan masa depan.
3) Berkaitan dengan teknik produksi dalam masyarakat kapitalisme moderen.

Teori Bohm-Bawerk ini menuai kritikan dari L. G. Bustedo mengenai peran tabungan,
Bustedo menganut pandangan permintaan efektif pra Keynesian dan mengatakan bahwa
permintaan konsumen akhir adalah syarat yang tak bisa ditawar bagi produksi dan bahwa
pandangan Bhom-Bawerk yang mendukung kenaikan dalam tingkat tabungan adalah bukan
hanya tidak alami tetapi juga mustahil

5. The Amerizan Conservation Movement (ACM)


Sumberdaya mineral tersedia melimpah dan tersebar merata disemua kawasan Amerika yang
berpengaruh terhadap perkembangan AS dan Kanada. Hal ini memicu adanya eksploitasi
terhadap sumberdaya mineral di Amerika. Eksploitasi ini melatarbelakangi gerakan konservasi di
Amerika melalui keresahan beberapa tokoh antara lain Henry David Thoreau, John Muir dan
Theodore Roosevelt.

Henry David Thoreau


Henry David Thoreau merupakan seorang penulis dari Amerika dan filsuf terkenal
dengan bukunya yang terkenal pada 1854 yaitu Walden; or, Life in the Woods. Buku ini
menggambarkan pengalaman Henry tinggal sendirian di hutan selama lebih dari dua tahun dan
dianggap sebagai karya penulisan alam. Pada saat buku ini diterbitkan, banyak rekannya
menganggap Henry eksentrik, dan buku itu tidak diterima dengan baik. Tetapi bagaimanapun
sampai hari ini, Walden menjadi buku non-fiksi abad ke-19 yang paling banyak dibaca dan telah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Hidup sederhana dan kerja sama dengan alam yang Henry jelaskan di Walden tercermin
dalam usaha advokasinya untuk pelestarian alam. Dalam tulisannya berjudul Walking, ia
menyatakan, alam liar merupakan pelestarian dunia, yang menunjukkan bahwa manusia tidak
bisa hidup tanpa alam.Dia juga menganjurkan untuk kepemilikan hutan negara dan gunung untuk
perlindungan dari eksploitasi komersial. The National Wildlife Federation (NWF) mengukuhkan
Henry masuk dalam Conservation Hall of Fame mereka pada 1967, dan menyebutnya sebagai
pelopor konservasi.

John Muir

John Muir, meski masih diperdebatkan, merupakan tokoh paling berpengaruh dalam
sejarah Amerika. Muir yang sering disebut sebagai Bapak Sistem Taman Nasional Amerika,
merupakan advokat untuk perlindungan dan pelestarian kawasan alam. Dia menulis artikel
tentang konservasi untuk berbagai majalah termasuk The Century, yang menjelaskan kerusakan
hutan dan padang rumput di pegunungan. Tulisan-tulisannya mepengaruhi kongres untuk
mendirikan sejumlah taman nasional, seperti Yosemite, Hutan Petrified, Grand Canyon, Gunung
Rainier, dan Sequoia.

Robert Underwood Johnson, editor The Century yang dibantu Muir di beberapa
kampanye lingkungannya, menyarankan Muir untuk membentuk sebuah organisasi untuk
melindungi Sierra Nevada dari degradasi. Pada tahun 1892, Muir mendirikan Sierra Club dengan
sekelompok pendukungnya. Organisasi itu bertujuan untuk membangun taman nasional yang
baru dan untuk meyakinkan pemerintah untuk lebih melindungi Yosemite. Saat ini, Sierra
Club adalah organisasi lingkungan akar tapak terbesar di dunia dengan lebih dari 2,4 juta
anggota. Muir juga dikenal dalam momen berkemah tiga malam dengan Presiden Theodore
Roosevelt di Yosemite pada tahun 1903. Setelah membaca buku Muir 1901, Taman Nasional
kami, Roosevelt memutuskan untuk mengunjungi Muir di Yosemite, dan menyatakan, Saya
ingin menjatuhkan politik benar-benar selama empat hari dan hanya keluar di tempat terbuka
dengan Anda (Muir).Selama kemah tersebut, Muir meyakinkan presiden untuk memperluas
perlindungan lahan milik pemerintah di dalam dan sekitar Taman Nasional Yosemite setelah
memperlihatkan eksploitasi sumber daya dan degradasi lahan di kawasan tersebut.Momen
tersebut sangat membekas bagi Roosevelt dan mengarahkannya untuk meningkatkan program
konservasi pada masa pemerintahannya.
Theodore Roosevelt
Theodore Roosevelt, atau biasa dipanggil TR, adalah seorang politisi, penulis, ahli alam,
penjelajah, konservasionis, prajurit, dan sejarawan yang menjabat sebagai presiden Amerika
Serikat ke-26. Selain sebagai negarawan, ia juga menjadi presiden Amerika pertama yang berjasa
dalam membentuk perundang-undangan bagi konservasi lingkungan dan kehidupan liar di
Amerika. Ketika masih menjabat sebagai presiden, konservasi sumber daya alam Barat menjadi
salah satu perhatian utama Roosevelt. Bertindak berdasarkan Undang-Undang Perlindungan
Hutan tahun 1891, ia menarik 235 juta hektar hutan publik dari penjualan untuk dijadikan
sebagai hutan nasional. Ia juga berjasa dalam usaha reformasi konservasi di wilayah Barat
dengan menggunakan Undang-Undang Reklamasi Nasional (UU Newlands) dari tahun 1902,
yang pada akhirnya menegakkan kontrol federal atas sumber daya air yang vital di wilayah barat.
Lalu, dengan proklamasi presiden pada tahun 1908, ia menyisihkan 800.000 hektar lahan di
Arizona sebagai Monumen Nasional Grand Canyon demi melindunginya dari para pengembang.
UU Antiquities tahun 1906 (UU yang membatasi penggunaan lahan publik tertentu yang
dimiliki oleh pemerintah federal, ditandatangani oleh Theodore Roosevelt setelah disetujui oleh
senat Amerika Serikat - Red.) juga digunakan oleh Roosevelt dalam rangka memperluas kontrol
federal atas keajaiban pemandangan barat. Meskipun undang-undang telah diberlakukan untuk
melindungi artefak dan pusaka penduduk asli Amerika, Roosevelt juga memperluas
penggunaannya untuk melestarikan bangunan bersejarah.
Roosevelt menolak untuk kembali mencalonkan diri pada masa jabatan baru sebagai presiden,
menyerahkannya untuk William Howard Taft tahun 1908. Dia kemudian menyesali keputusan
tersebut, tetapi gagal untuk menggeser Taft, dengan berjalan di bawah tiket dari Partai Reformasi
Banteng Moose. Setelah Perang Dunia I, Roosevelt siap untuk mencalonkan diri kembali untuk
jabatan di Gedung Putih, tetapi pada tanggal 6 Januari 1919, ia meninggal mendadak akibat
emboli koroner di rumahnya, Sagamore Hill.

6. Teori Ekonomi Modern

Ekonomi modern berkembang setelah maluasnya perdagangan bebs atau perdagangan secara
global di seluruh negara di dunia. Teori klasik dijadikan sebagai ilmu dsar bagi negara-negara di
dunia ekonomi ini. haltersebut dapat dibuktikan denganproduksi yang dihasilkan oleh setiap
negara di dunia yang saling berlomba untuk memenuhi kebutuhan pasar. Berikut merupakan
tokoh-tokoh untuk teori modern

A.C Pigou
Arthur Cecile Pigou dikenal sabagai Bapak ilmu ekonomi kesejahteraan modern yang
mempelajari bagaimana membuat ekonomi beropreasi dengan lebih efisien serta ketidaksesuaian
anatara efisien dan keadilan.
Analisis mengenai eksternalitas
1. Eksternalitas negatif
Untuk beberapa barang, semua biaya produksi ditanggung perusahaan dan dialihkan
kepada konsumen melalui harga barang. pigou (1920) menunjukkan bahwa biaya
produksi (swasta) suatu perusahaan mungkin tidak merefleksikan semua biayasosialdan
produksi.
2. Eksternalitas positif
Dipihak lain, produksi dapat menghasilkan manfaat bagi mastarakat yang jumlahnya
melebihi manfaat yang diterima konsumen yang membuat membeli barang tersebut.

L.G Gray (1914)


Pengembangan teori pengurasan (exhaustion) dengan artikelnya Rent Ynder the
Consumption of Exhaustability. Mencakup aspek ekonomi makro dan mikro dari Sumber daya
tidak terbaharukan.
Sumber daya yang tidak terbarukan merupakan sumber daya alam yang dikonsumsi atau
digunakan lebih capat daropada yang dapat dibuat alam. Contoh utama dari bahan bakar fosil
danenergi nuklir, misalnya minyak bumi, batu bara, gas alam.
Aspek ekonomi makro merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
peristiwa-peristiwa atau masalah-masalah ekonomisecara keseluruhan. Menerangkan aspek-
aspek seperti penentuan tingkat perekonomian negara yang berkaitan dengan sampai dimana
perekonomianakan menghasilkan barang dan jasa.
Aspek ekonomi mikro merupakan teori yang memperlajari perilaku dari konsumen dan
perusahaan serta menentukan harga-harga pasar dan kuantitas dari beberapa faktor,diantaranya
faktirinput, barang dan jasa yang diperjualbelikan.

Harold Hotelling (1931)


Dalam artikelnya The Economics of Exhaustible Resources
Esktraksi sumberdaya alam tidak terbarukan secara optimal.
Hotelling Rule dalam pasar yang kompetitif, laju pertumbuhannmanfaat bersih
(net price) dan sumberdaya alam harus tumbuh setara dengan suku bunga (interest
rate).
Harold Rotelling, menyatakan bahwa eksploitasi efisiensi dari sumber daya tak
terbarukan dan non augmentable akan menyebabkan kondisi ekonomi yang tidak
stabil dan mnyebabkan penipisan sumberdaya.
Suku bunga merupakan harga yang harus dibayar untuk memeperoleh suatu barang
atau jasa.
Total yang berasal dari satu umit out[ut produksi
Biaya marginal merupakan biaya tambahan yang diperlukan untuk tambahan satu
unit produk yang dihasilkan.

Gaibraith

Ronald Coase
E.J Mishan

Dalam tulisanya The Cost of Economic Growth menyatakan bahwa untuk mengatasi
masalah sumberdaya alam dan linkungan pengendalian dengan pengukuhan hak saja tidak
cukup, sehingga diperlukan kerangka kelembagaan secara menyeluruh.

Baomol dan Oates

Eksternalitas timbul ketika beberapa kegiatan dari produsen dan konsumen memiliki
pengaruh yang tidak diharapkan (tidak langsung) terhadap produsen dan atau konsumen lain.
Eksternalitas bisa positif atau negative. Eksternalitas positif terjadi saat kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok memberikan manfaat pada individu atau kelompok lainnya
(Sankar, 2008). Perbaikan pengetahuan di berbagai bidang, misalnya ekonomi, kesehatan, kimia,
fisika memberikan eksternalitas positif bagi masyarakat. Eksternalitas positif terjadi ketika
penemuan para ilmuwan tersebut tidak hanya memberikan manfaat pada mereka, tapi juga
terhadap ilmu pengetahuan dan lingkungan secara keseluruhan. Adapun eksternalitas negatif
terjadi saat kegiatan oleh individu atau kelompok menghasilkan dampak yang membahayakan
bagi orang lain. Polusi adalah contoh eskternalitas negatif. Terjadinya proses pabrikan di
sebuah lokasi akan memberikan eksternalitas negatif pada saat perusahaan tersebut membuang
limbahnya ke sungai yang berada di sekitar perusahaan.

Baumol dan Oates (1975) menjelaskan tentang konsep eksternalitas dalam dua pengertian yang
berbeda :
1. Eksternalitas yang bisa habis (a deplatable externality) yaitu suatu dampak eksternal
yang mempunyai ciri barang individu (private good or bad) yang mana jika barang itu
dikonsumsi oleh seseorang individu, barang itu tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain.
2. Eksternalitas yang tidak habis (an udeplatable externality) adalah suatu efek eksternal
yang mempunyai ciri barang publik (public goods) yang mana barang tersebut bisa
dikonsumsi oleh seseorang, dan juga bagi orang lain. Dengan kata lain, besarnya
konsumsi seseorang akan barang tersebut tidak akan mengurangi konsumsi bagi yang
lainnya.

Dari dua konsep eksternalitas ini, eksternalitas jenis kedua merupakan masalah pelik dalam
ekonomi lingkungan. Keberadaan eksternalitas yang merupakan barang publik seperti polusi
udara, air, dan suara merupakan contoh eksternalitas jenis yang tidak habis, yang memerlukan
instrumen ekonomi untuk menginternalisasikan dampak tersebut dalam aktivitas dan analisa
ekonomi.

Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti
prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam pandangan ekonomi, eksternalitas
dan ketidakefisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi sumber daya
yang efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau sumber daya publik, ketidaksempurnaan
pasar, dan kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana unsur hak pemilikan atau
pengusahaan sumber daya (property rights) tidak terpenuhi. Sejauh semua faktor ini tidak
ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari. Kalau ini
dibiarkan, maka ini akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan terhadap ekonomi
terutama dalam jangka panjang.

7. Lahirnya Resources for the Future dengan Fokus Kelangkaan Sumberdaya


Resource for the Future (RFF) merupakan organisasi yang independen, non partisipan yang
fokus kepada penelitian ekonomi yang terperinci dan analisis untuk menolong para pemimpin
membuat keputusan, serta kebijakan yang lebih baik tentang sumberdaya alam dan lingkungan.
RFF didirikan pada tahun 1952 berdasarkan rekomendasi dari William Paley yang merupakan
pemimpin dari Coloumbia Broadcasting System. William Paley juga memiliki jabatan sebagai
presidential comission yang menguji kasus Amerika Serikat dalam kaitannya dengan
ketergantungan yang menjadi sangat berlebihan terhadap pentingnya sumberdaya alam dan
komoditas dari sumberdaya asing. RFF menjadi yang pertama kalinya yang memprakarsai
dengan mendalam mengenai sumberdaya alam dan isu lingkungan.
RFF hadir untuk membantu agar menciptakan ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan
yang tepat. Sejak 1952, RFF menyediakan pembuatan keputusan dengan tujuan untuk
memperbaiki bagaimana kebijakan yang tepat untuk dibuat seharusnya, serta memperkuat baik
tentang lingkungan, maupun ekonomi. RFF berlokasi pusat di Washington, DC, namun,
penelitiannya mencakup program negara-negara seluruh dunia. RFF memiliki fokus pada empat
hal, antara lain; ekonomi lingkungan, penelitian yang ungul dan berintegritas, analisis
independen, dan solusi praktis.
RFF memiliki visi misi untuk memperbaiki kebijakan sumberdaya alam dan lingkungan
dunia melalui ilmu penelitian ilmu pengetahuan yang objektif dan mutu yang tinggi serta
membentuk kebijakan publik terkait ekonomi sumberdaya dan lingkungan yang potensinya dapat
diimplikasikan untuk generasi saat ini dan masa depan di dunia ini. Pusat dan program kerja dari
RFF fokus pada dua bagian yaitu RFFc Center for Energy and Climate Economics (CECE) dan
RFFs Enviromental for Development Program. RFF didukung oleh donatur yang memahami
peran penting dari dari penelitian objektiv untuk memformulasikan penyuaraan kebijakan
publik.

8. HUKUM ENTROPI NICOLAS-GEORGESCU ROAGEN

Sumber daya alam dan lingkungan (SDAL) merupakan aset yang n'renghasiLkan arus
barang dan jasa, baik yang dapat dikonsumsl la ngsu ng maupun tidak untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Sumber daya alam dalam beberapa haljuga rnerupakan barang publik
(prlb/ic good) ya fg hak pemjlikannya tidak terkukuhkan dengan ielas. Konsumsi yang
berlebihan dan kerusakan lingkungan merupakan de vative dati ketidakjelasan hak p e n'r ilika n
tersebut yang pada akhirn!6 menimbulkan eksternalitas lspill ovet effect), yakni tindakan satu
pihak yang merugikan pihak Ia in tidak terkoreksi oleh meka n isme pasar. Kondisi ini
menyebabkan memperbaiki kerilsakan lingkungan merupakan pekerjaan Reversing the I ft
eversible, mengembalikan sesuatu yang sulit dikembalikan. Sekali SDAL rusak maka akan
sangat mustahil rnengembalikannya ke kondisisemula.

Nicolas Georgescu-Rogen pada tahun 1970 ketika Nicolas mempublikasi Magnum Opus
nya berjudul The Entrophy Law and the Economic Process. Ekonom andal Paul Samelson
bahkan menyebut Nicolas Georgescu Rogen sebagai "an economist's economist" (ekonomnya
ekonom) karena kebrilianannya dalam mengedepankan ide yang jauh melebihi masanya pada
waktu itu. Dalam pandangan GeorgescuRogen, kegiatan ekonomi secara funda menta I
merupakan or"der creation yang mengikuti hukum termodinamika, yakni hukum mengenai
entropi dan irreversible.

Dalam konteks ini Georgercu Rogen meiihat bahwa pendekatan ekonomi neoklasik
mengabaikan sama sekali peran entropi dalam ekonomi. Dengan melawan hukum entropi inilah
kemudian kegiatan ekonomi banyak menimbulkan eksternalitas dan degradasi lingkungan yang
sering missing dalam pendekatan neoklasikal. Belakangan para ekonom kemudian menyadari
kekeliruan mengabaikan kontribusi Georgescu Rogen ini, dan gelombang perubahan pun dimulai
dengan mengembalikan kembali prinsip ekonomi ke dalam prinsip entropi.

Anda mungkin juga menyukai