Anda di halaman 1dari 11

10 Langkah Mudah Membuat Esai

Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang
terus menerus. Pada dasarnya, sebuah esai terbagi dalam tiga bagian: pendahuluan, tubuh esai, dan
penutup. Pendahuluan berupa paragraf yang memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut
tesisnya. Tubuh esai terdiri atas beberapa paragraf (antara dua hingga lima paragraf, tergantung
gagasan yang dikembangkan penulis). Penutup esai berupa paragraf kesimpulan. Berikut adalah 10
langkah mudah dalam menulis sebuah esai.

Langkap 1: Memilih Topik

Bila topik telah ditentukan, Anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun
demikian, bukan berarti Anda siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan terlebih dahulu tipe
naskah yang akan Anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika
hanya merupakan tinjauan umum, Anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila Anda
ingin melakukan analisis khusus, topik Anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum,
Anda dapat mempersempit topik. Sebagai contoh, topik tentang Indonesia adalah satu topik yang
masih sangat umum. Jika tujuan Anda menulis adalah menyampaikan gambaran umum (overview)
tentang Indonesia, maka topik ini sudah tepat. Namun bila Anda ingin membuat analisis singkat, Anda
dapat mempersempit topik ini menjadi Kekayaan Budaya Indonesia atau Situasi Politik di Indonesia.
Setelah yakin akan apa yang akan ditulis, Anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya. Bila topik belum
ditentukan, tugas Anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya Anda memiliki kebebasan memilih topik
yang Anda sukai, sehingga bisa membuat esai Anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

Langkah 2: Menentukan Tujuan

Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan Anda tulis. Apakah esai Anda bertujuan untuk
meyakinkan orang agar mempercayai apa yang Anda sampaikan, menjelaskan bagaimana melakukan
hal-hal tertentu, menjelaskan kepada pembaca tentang suatu peristiwa, seseorang, ide, tempat atau
sesuatu? Apapun topik yang Anda pilih harus sesuai dengan tujuannya.

Langkah 3: Menyampaikan Gagasan

Jika Anda telah menetapkan tujuan esai, tuliskan beberapa gagasan yang menarik minat anda. Semakin
banyak gagasan yang Anda tulis, akan semakin baik. Jika Anda memiliki masalah dalam menemukan dan
merumuskan gagasan, coba lihat di sekeliling Anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar Anda?
Pikirkan hidup Anda, dan tanyakan diri sendiri apa yang akan Anda lakukan bila mengalami suatu
peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan topik yang Anda tulis? Mungkin ada beberapa yang
menarik untuk dijadikan gagasan. Jangan mengevaluasi gagasan-gagasan tersebut sebelum Anda merasa
tuntas menyampaikannya, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala. Langkah ini sebagai
wadah untuk brainstorm.

Langkah 4: Mengevaluasi Gagasan Potensial


Jika telah ada beberapa gagasan yang pantas, pertimbangkan masing-masing gagasan tersebut. Jika
tujuannya adalah menjelaskan topik, Anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika
tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting,
berapa banyak gagasan yang Anda miliki untuk topik yang ditulis. Sebelum meneruskan ke langkah
berikutnya, lihat sekali lagi bentuk naskah yang Anda tulis. Sama halnya dengan kasus saat Anda
menentukan topik, Anda perlu memikirkan bentuk naskah yang Anda tulis.

Langkah 5: Membuat Outline (Kerangka Esai)

Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan gagasan-gagasan tentang topik dalam sebuah format
yang terorganisir. Siapkan selembar kertas dan mulailah dengan menulis topik di bagian atas. Tuliskan
angka romawi I, II, III di sebelah kiri kertas dengan jarak yang cukup lebar di antaranya. Tuliskan garis
besar gagasan tentang topik yang Anda maksud. Jika Anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi
terbaik. Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami
pembaca. Jika Anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi
tersebut. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri kertas tersebut. Tuliskan
fakta atau informasi yang mendukung gagasan utama.

Langkah 6: Menulis Tesis

Tesis adalah pernyataaan yang dirumuskan dalam kalimat pernyataan yang memuat gagasan utama
esai. Pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin-poin penting yang akan disampaikan oleh
pengarangnya. Anda telah menentukan topik esai, sekarang Anda harus melihat kembali outline yang
telah Anda buat dan memutuskan poin penting apa yang akan Anda sampaikan. Pernyataan tesis terdiri
dari dua bagian:

Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia atau Korupsi di Indonesia

Bagian kedua menyatakan gagasan utama dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa,
memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.

Langkah 7: Menulis Tubuh Esai

Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat
menjelaskan, menggambarkan, dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah
Anda tentukan. Setiap gagasan penting yang Anda tulis pada outline akan menjadi satu paragraf dari
tubuh esai anda. Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa. Mulailah dengan menulis ide
utama Anda dalam bentuk kalimat. Misalkan idenya adalah Pemberantasan korupsi di Indonesia, Anda
dapat menulis Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang
lama. Kemudian tulis dan uraikan gagasan yang mendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai
lima baris. Pada setiap gagasan, tuliskan perluasan dari gagasan tersebut. Elaborasi ini dapat berupa
deskripsi atau penjelasan atau pembahasan. Bila perlu, Anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan
pada masing-masing paragraf. Setelah menuliskan tubuh tesis, Anda hanya tinggal menuliskan dua
paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.

Langkah 8: Menulis Paragraf Pendahuluan

Mulailah dengan menarik perhatian pembaca. Awali paragraph pendahuluan dengan suatu informasi
nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru, namun bisa menjadi ilustrasi atas
gagasan yang Anda sampaikan. Anda juga bisa mulai dengan anekdot, yaitu suatu cerita yang
menggambarkan persoalan yang Anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot
ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, Anda harus menggunakannya dengan tepat dan
hati-hati. Cara lain adalah menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara
untuk menyampaikan topik Anda. Tambahkan satu atau dua kalimat yang dapat mengarahkan pembaca
pada pernyataan tesis Anda. Tutup paragraf dengan pernyataan tesis. (Untuk lebih jelasnya, baca
Pararagraf Pendahuluan Esai.)

Langkah 9: Menulis Kesimpulan

Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah Anda kemukakan dan memberikan
perspektif akhir kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang
sama persis seperti dalam tubuh esai) yang menggambarkan pendapat dan perasaan Anda tentang topik
yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai.

Langkah 10: Memberikan Sentuhan Akhir

Teliti urutan paragraf mana yang paling kuat. Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan
paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika esai Anda menjelaskan
suatu proses, Anda harus bertahan pada urutan yang Anda buat. Teliti format penulisan seperti margin,
spasi, nama, tanggal, dan sebagainya. Anda dapat merevisi esai dengan memperkuat poin yang lemah.
Baca kembali esai Anda. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu esai Anda dalam beberapa jam, kemudian
baca kembali. Apakah masih masuk akal? Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus
dan lancar? Bila tidak, tambahkan beberapa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan
satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.Teliti kembali penulisan dan tata bahasa Anda.

- See more at: http://www.menulisesai.com/2013/01/10-langkah-mudah-membuat-


esai.html#sthash.Cqo7Dg3f.dpuf
Me-review dapat diartikan mengkaji atau membuat kajian dari suatu jurnal. Me-review bukan meringkas
tetapi memahami, mengolah referensi, membandingkan dan memberikan pendapat pribadi
berdasarkan referensi ilmiah kemudian menyimpulkan/memberi pendapat pribadi.

Bisa dikatakan, resensi dan review itu sama. Dari tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama yaitu
mengulas suatu karya berupa jurnal, buku dsb.

Tujuan me-review adalah:

1. Memberikan Informasi

Tidak semua orang bisa membaca buku, atau ada buku-buku yang tidak diprioritaskan untuk dibaca.
Review suatu buku dapat memberikan informasi bagi siapa saja. Baik yang ingin membaca bukunya
ataupun tidak. Apalagi biasanya, buku yang di-review adalah buku baru.

Informasi apa saja yang bisa diketahui? Banyak. Misalnya, kenapa suatu buku bisa diterbitkan,
penulisnya siapa, dan apa isi buku tersebut

2. Media Pembelajaran Menulis

Banyak orang ingin jadi penulis. Salah satu media pembelajarannya adalah dengan membaca review
suatu buku. Dengan begitu, kita akan mengetahui kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Dari sana,
kita bisa belajar menulis buku yang baik.

Reviewer telah melakukan pembacaan terhadap suatu buku. Kita akan menemukan unsur-unsur buku
yang bagus, kritikan atau bahkan koreksi. Misalnya, koreksi terhadap EYD, pengembangan karakter, dan
logika cerita.

3. Media Pembelajaran Desain

Bagi desainer buku, layout dan tampilan kaver sangatkah penting. Beberapa reviewer yang juga
membahas kaver dan layout. Ini bisa menjadi bahan pembelajaran bagi para desainer. Bisa juga
mengukur selera pasar, kaver dan layout seperti apa yang sedang disukai.

4. Bahan Perbandingan Karya

Mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama atau buku-buku karya penulis
lain yang sejenis. Reviewer yang punya jam terbang tinggi, biasanya tidak melulu mengulas isi buku
apa adanya. Biasanya, mereka juga menghadirkan karya-karya sebelumnya yang telah ditulis oleh
pengarang buku tersebut atau buku-buku karya penulis lain yang sejenis. Hal ini tentu akan lebih
memperkaya wawasan pembaca nantinya.

5. Bahan Pembelajaran Bagi Penulis Buku yang Di-review

Karya bagi penulis seperti seorang anak. Anak yang paling cantik dan ganteng. Karena itulah, penulis
sulit melihat kekurangan karyanya. Dengan adanya review dari orang lain, maka penulis bisa mendapat
pembelajaran kelebihan dan kekurangan bukunya. Pembelajaran ini menjadi bekal untuk membuat
karya penulis lebih baik lagi. Juga bagi editor dan penerbitnya.

Langkah-langkah Me-review Buku

1. Memilih dan Membaca Buku

Fokus dalam salah satu genre buku akan mengasah tulisan review kita semakin apik. Ilmu yang kita miliki
dapat memperkaya sudut pandang tulisan. Misalnya, saya kuliah di jurusan komunikasi, review buku
saya sisipkan keilmuan tentang teori komunikasi. Atau bisa juga pengetahuan tentang hobi. Misalnya,
teman saya membuat review film tentang sepeda, karena dia hobi bersepeda, maka review-nya kaya
akan pengetahuan.

Bacalah dengan saksama dan sampai selesai. Bila perlu mencatat hal-hal penting seperti kutipan bagus,
pemikiran mendalam penulis atau kesalahan penulisan. Saya sarankan siapkan buku khusus, jangan
sampai mencorat-coret atau melipat buku.

Bukan sekadar membaca tapi lakukanlah pembacaan, Ini yang membedakan antara pembaca biasa dan
reviewer buku. Pembacaan, menurut saya, adalah sudut pandang reviewer dalam melihat karya.

Saya suka gemas sendiri kalau menemukan review yang mencantumkan kalimat-kalimat begini:

Buku ini memberi angin segar bagi dunia literasi.

Atau,

Buku ini jelek.

Buku ini bagus.

Alangkah baiknya jika reviewer memberi alasan yang jelas kenapa buku ini jelek atau bagus. Dalam
setiap buku, penulis dituntut untuk memberi motivasi pada karakternya atau logika cerita dalam alur,
maka sebagai reviewer, kamu juga harus melakukan pandangan yang tidak asal-asalan.

2. Pilih Buku Baru

Ingin review kamu dimuat di media massa? Pilihlah buku-buku baru. Masyarakat tentu lebih
membutuhkan informasi buku baru ketimbang yang lama. Buku lama bisa jadi sudah banyak yang me-
review. Tapi jika ingin dipublikasikan di blog pribadi, tidak ada salahnya me-review buku lama. Hitung-
hitung berlatih membuat review.

3. Menuliskan Anatomi Buku

Ini adalah informasi wajib dalam membuat review buku. Formatnya seperti ini:
Judul Karya Review

Cover

Judul Buku :

Penulis :

ISBN :

Penerbit :

Editor /Penyelaras Kata :

Desain cover :

Layout isi :

Tanggal Terbit :

Harga :

Tebal :

Blurb:

Ringkasan buku

Isi

Penutup

Catatan:

a) Judul

Banyak judul review seperti ini:

Review Buku Novel A.

Buatlah judul yang menarik dan provokatif. Menerbitkan orang lain untuk membaca.

b) Ringkasan Buku

Garis besar cerita dari buku, usahakan jangan spoiler. Pembaca buku suka sesuatu yang mengejutkan.
Atau penulis memang ingin membuat twist. Simpanlah amunisi penulis ini.

c) Isi
Mengulas dan memberikan penilaian terhadap buku tersebut. Mulai dari yang bersifat fisik seperti
kaver, pemilihan kertas, atau layout. Kemudian masuk ke pembahasan substansi isinya. Bisa juga
membandingkan dengan buku lain yang mirip atau se-genre. Bahaslah kelebihan, kekurangan dan
manfaat buku tersebut.

Mengkoreksi EYD, logika cerita, pengakteran, dan terpenting adalah sikap dan penilaian reviewer
terhadap buku tersebut.

Yons Achmad, Humas FLP Pusat, mengatakan, Salah satu fungsi utama seorang reviewer yaitu sebagai
kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku.

Selalu saja ada yang bilang begini: Bisanya cuma ngritik, kayak tulisannya udah bagus aja!

Jangan takut mengkritik suatu buku. Kamu mungkin bukan seorang kritikus handal, tapi menjadi
reviewer adalalah salah satu langkah menjadi kritikus. Apalagi kalau sampai review kamu dimuat di
media.

Kritikus teater bukan berarti seorang aktor atau sutradara. Seorang kritikus film bukan berarti sineas.
Kritikus dibutuhkan, karena kritikus bisa melihat karya penulis lebih objektif.

Jangan khawatir, penulis yang baik, tahu mana kritik atau masukan yang membangun dan yang hanya
nyinyir saja. Makanya saya tulis di atas, jika penulis dituntut membuat logika cerita yang benar dalam
bukunya, maka sebagai reviewer buatlah tulisan yang sama-sama berlogika.

Tips: Biasanya, saya membuka isi review dengan sesuatu yang menggelitik. Pemikiran penulis yang
membuat saya merenung. Renungan itu menjadi pertanyaan yang kemudian baru terjawab setelah saya
menamatkan buku. Atau sama sekali tidak mendapat jawaban.

Tulislah kelebihan buku tersebut terlebih dulu, baru tulis kekurangannya. Orang cenderung akan
bersikap positif jika memulai sesuatu dengan positif juga, begitu pula sebaliknya.

d) Penutup

Berikan kesimpulan dari hasil analisis kita terhadap buku itu. Jika dimulai dengan pertanyaan, maka
penutup adalah jawabannya. Boleh juga memberi rating. Tergantung kerativitas reviewer.

4. Panjang Review

Perkirakan panjang review buku, sesuaikan dengan ruang media yang kamu pilih untuk
mempublikasikannya. Jika ingin dimuat di media massa ikuti syarat jumlah halaman dari media yang
bersangkutan.
Syarat-syarat Penulisan Esai

Berkembangnya global literasi akhir-akhir ini membuat berkembangnya pula global kepenulisan modern.
Penulis-penulis muda bermunculan dan kebutuhan artikel buat membantu para penulis muda pun
semakin meningkat. Ada banyak artikel tentang menulis nan akhirnya bermunculan buat membantu
penulis-penulis muda dalam menghasilkan karya tulis baru. Tidak hanya karya tulis nan berupa novel
dan cerpen, namun penulisan artikel dan esai pun kini semakin banyak digemari.

Dunia menulis ada nan hanya sebab hobi sehingga menghasilkan karya-karya tulis, tapi ada pula para
penulis nan menjadikan global menulis ini sebagai sumber penghasilan mereka. Global menulis nan
dipercayai mampu memberikan penghasilan nan tak sedikit itu salah satunya ialah menulis esai.

Menulis esai ini dipercayai bisa memberikan penghasilan nan sangat lumayan sebab ada banyak media
cetak nan mau menerbitkan karya-karya tulis berupa esai dan juga opini. Karena itulah, akhirnya banyak
penulis nan tergerak buat mencoba membuat esai dan mengirimkannya ke berbagai media cetak
dengan asa bisa meningkatkan penghasilan mereka sebagai penulis.

Pengertian Esai

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai penulisan karya tulis nan berupa esai dan cara-cara
menulis karya tulis esai ini ada baiknya terlebih dahulu kita memahami pengertian esai nan sebenarnya.

Pengertian esai itu ialah sebuah karya tulis atau karangan nan membahas mengenai suatu permasalahan
secara sekilas dan berdasarkan dari sudut pandang penulis nan menyikapi permasalahan tersebut. Bisa
disebut pula karya tulis berbentuk esai itu ialah karangan mengenai pendapat penulisnya mengenai
permasalahan nan sedang dibahas dalam karya tulisnya tersebut.

Bentuk karya tulis esai itu bisa berupa karangan dengan bahasa nan formal maupun bahasa informal dan
biasanya penulis akan menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu dirinya dan bagaimana dirinya
tersebut menyikapi permasalahan nan diangkatnya dalam karya tulisnya itu.
Ada beberapa jenis bentuk esai berdasarkan penulisan karya tulis tersebut, yaitu:

1. Esai Tajuk

Esai tajuk ialah suatu jenis karya tulis nan biasanya terdapat di media cetak seperti surat kabar dan
majalah. Esai tajuk ini memiliki fungsi sebagai penggambaran sikap atau pandangan surat kabar atau
majalah tersebut terhadap suatu topik nan sedang berkembang di dalam masyarakat. Biasanya esai
tajuk ini dibuat oleh orang-orang nan bekerja di media cetak tersebut sehingga tak selalu dicantumkan
siapa nama penulis esai tajuk tersebut.

2. Esai Deskriptif

Esai Deskriptif ialah suatu karya tulis nan dituliskan buat melukiskan suatu objek atau permasalahan nan
menarik minat penulisnya. Misalnya saja penulis esai tersebut akan memberikan pelukisan secara
lengkap mengenai sebuah benda seperti mobil sport terbaru atau loka rekreasi nan pernah
dikunjunginya.

3. Esai Cukilan Tabiat

Esai Cukilan Tabiat ialah suatu karya tulis nan berbentuk esai di mana penulis esai tersebut memberikan
beberapa aspek kehidupan pribadi seseorang nan diangkatnya melalui tulisan nan dibuatnya sehingga
pembaca bisa mengenal pribadi orang nan ditulisnya itu. Di dalam esai deskriptif ini penulis esainya tak
menguraikan secara jelas pribadi orang tersebut namun nan menuliskan bagian-bagian dari tabiat orang
tersebut beserta kehidupan sosialnya sehingga pembaca bisa ikut mengenal orang nan sedang ditulis di
dalam esai itu.

4. Esai Reflektif

Esai Reflektif ialah suatu bentuk esai nan menggunakan bahasa formal dan serius buat membahas suatu
permasalahan seperti misalnya pembahasan mengenal global politik nan terjadi saat ini.

5. Esai Pribadi

Esai Pribadi ialah suatu bentuk esai nan hampir mirip dengan esai cukilan tabiat nan penulisnya
menuliskan tentang pribadinya sendiri, tentang pandangannya mengenai kehidupannya serta
keluarganya.

6. Esai Kritik

Esai Kritik ialah suatu karya tulis di mana penulisnya membahas mengenai masalah seni nan ada di
lingkungan sekitarnya. Dapat juga di dalam esai itu si penulis membahas mengenai seniman-seniman
nan hayati pada masa lalu beserta pembahasan mengenai karya-karya artis itu nan ada hingga saat ini.
Ciri-Ciri Karya Tulis Bentuk Esai

Untuk mengetahui apakah sebuah tulisan itu ialah berbentuk esai maka ada ciri-ciri nan dapat kita
temukan terlebih dahulu buat menentukan apakah karya tulis tersebut berbentuk esai atau bukan.
Berikut ini ialah ciri-ciri sebuah karya tulis nan berbentuk esai :

Karya tulis nan berbentuk esai itu ialah sebuah karya tulis di mana pembahasan nan dituliskan oleh
penulis esai itu menggunakan bahasa komunikasi sederhana seperti pada umumnya bahasa komunikasi
nan terjadi di dalam masyarakat. Atau bisa dikatakan bahwa karya tulis esai itu berbentuk prosa tanpa
menggunakan bahasa ungkapan sama sekali.

Pembahasan di dalam tulisan esai itu singkat, namun padat dan mencapai target nan ingin dijelaskan
oleh penulis esai itu kepada pembacanya.

Seorang penulis esai nan sudah berpengalaman akan memasukkan gaya dan karakteristik khas
penulisannya ke dalam karya tulis esai nan dituliskannya sehingga karya tulis esai tersebut berbeda
dengan gaya penulisan esai oleh penulis lainnya.

Esai memiliki bentuk penulisan topik nan tak utuh di mana penulis esai hanya mengangkat pokok
permasalahan utamanya saja dari topik holistik nan diangkatnya di dalam karya tulis esainya.

Bentuk karya tulis esai tersebut harus memenuhi syarat-syarat penulisan esai nan baik sehingga
pembaca bisa memahami apa nan sedang dibahas di dalam karya tulis berbentuk esai tersebut.

Karya tulis nan berbentuk esai itu lebih menonjolkan kepada pembahasan menurut pandangan
penulis esai tersebut. Maksudnya di sini ialah bahwa karya tulis esai itu ialah pendapat pribadi
penulisnya mengenai pokok permasalahan nan sedang dibahasnya di dalam karya tulis esainya itu.

Syarat-syarat Penulisan Esai

Ada syarat-syarat nan harus dipenuhi di dalam penulisan suatu karya tulis nan berbentuk esai. Syarat-
syarat tersebut antara lain:

Bagian nan paling pertama ialah pada suatu karya tulis nan berbentuk esai ini harus memiliki
pendahuluan nan berisi mengenai berbagai informasi dan latar belakang mengapa karya tulis berbentuk
esai ini harus dituliskan oleh penulisnya. Biasanya di bagian pendahuluan ini, penulis akan memberikan
klarifikasi singkat mengenai alasan penulisan esai tersebut.

Bagian kedua dan merupakan bagian primer dari sebuah karya tulis berbentuk esai ialah bagian isi.
Pada bagian isi di dalam esai ini, penulis esai akan menyajikan berbagai permasalahan nan sedang
diangkatnya itu secara lengkap dan jelas namun berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya.

Bagian nan terakhir nan sine qua non pada sebuah karya esai ialah penutup. Bagian epilog ini berisi
tentang konklusi dari holistik pembahasan mengenai permasalahan nan diangkat di dalam karya tulis
esai ini. Di dalam epilog ini juga diberikan tambahan informasi atau data nan diambil oleh penulis buat
melengkapi karya tulis esai nan disajikannya tersebut.

Langkah-langkah Penulisan Sebuah Esai

Cara buat menuliskan dan menghasilkan karya tulis berbentuk esai ialah sebagai berikut:

Penulis esai harus terlebih dahulu menentukan topik atau tema nan akan diangkatnya menjadi sebuah
tulisan esai.

Membuat kerangka karangan esai nan akan membantu penulis agar karya tulis nan akan dibahas tak
melenceng kemana-mana dan lebih fokus.

Memulai penulisan esai dengan menggunakan bahasa nan singkat namun mampu menjelaskan
maksudnya sehingga mudah dimengerti oleh pembaca.

Membuat paragraf primer sebagai pendahuluan esai dengan menjelaskan latar belakang dari
penulisan esai tersebut.

Menuliskan isi esai di bagian batang tubuh karangan nan dapat terdiri dari beberapa paragraf nan
menjelaskan mengenai gagasan dan pendapat penulis tentang masalah nan dituliskannya di dalam esai
itu.

Bagian terakhir ialah menuliskan epilog esai dengan menuliskan konklusi dari holistik pembahasan nan
sudah dituliskan sebelumnya.

Yang perlu diingat ialah bentuk karya tulis esai itu merupakan suatu karangan argumentasi nan dibuat
berdasarkan pendapat dan pandangan penulis sendiri mengenai topik atau tema nan diangkat dalam
karya tulis esai tersebut.

Anda mungkin juga menyukai