Anda di halaman 1dari 5

Langkah-langkah Menulis Essai

a. Menentukan tema atau pembahasan


b. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
c. Menuliskan pendapat kita sebagai sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas

d. Menulis tubuh essai, memulai dengan memilah nilai-nilai penting yang akan dibahas, kemudian
membuat beberapa subtema pembahasan supaya lebih memudahkan pembaca untuk memahami
maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya mengembangkan subtema yang telah kita
buat sebelumnya

e. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu
harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis essai tersebut

f. Menulis kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan
kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis essai adalah
seperti itu
g. Terakhir pada tulisan kita agar pembaca bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut
dengan mudah

(Jurnal Mira)

Kemampuan menulis esai merupakan kemampuan penting dan strategis bagi mahasiswa. Melalui esai
memungkinkan mahasiswa memberikan kontribusi positif terhadap permasalahan-permasalahan yang
terjadi di masyarakat, antara lain dengan cara menuangkan ide-ide cemerlang yang dituangkan dalam
tulisan esai. Esai juga dapat menumbuhkan jiwa kritis dan kreatif pada mahasiswa tanpa menimbulkan
tindakan anarkis seperti yang seringterjadi di kalangan mahasiswa ketika menyampaikan aspirasi kepada
pihak-pihak lain. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengefektifkan pembelajaran menulis
adalah model peta konsep (mind map), karena model tersebut dalam penerapannya memiliki kelebihan-
kelebihan. Buzan yang(2013:184) mengatakan bahwa dalam penulisan esai, mind map adalah alat yang
sangat bagus untuk membantu menulis esai berstruktur baik dan fokus.
Model peta konsep dipandang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis esai, yang tujuannya
meningkatkan kemampuan mahasiswa menulis esai. Pembelajaran menulis yang menerapkan model
peta konsep dapat (1) membantu penulis melihat argumen secara keseluruhan, (2) membantu menilai
secara objektif kelogisan argumen dan struktur esai, (3) membantu merencanakan hal yang akan ditulis,
dan (4) membantu memeriksa kebenaran jalur tulisan (Buzan, 2013:185).
Model peta konsep merupakan model pembelajaran yang mengadopsi cara otak menyimpan informasi
pada sel syaraf yang bercabang-cabang. Buzan (2013:4) menjelaskan bahwa peta konsep adalah “cara
termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak—mind
map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran
kita”. Buzan (2013:5) juga menjelaskan keuntungan menggunakan peta konsep dalam pembelajaran,
yaitu (1) memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas; (2) memungkinkan
merencanakan rute bagi ingatan, yaitu mengingat informasi atau fakta lebih mudah dan lebih bisa
diandalkan dibandingkan menggunakan teknik mencatat tradisional; (3) mengumpulkan sejumlah data
dalam satu tempat; (4) mendorong pemecahan masalah dengan kreasi baru; dan (5) menyenangkan
untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.
Menurut Buzan (2013:184) langkah-langkah menulis esai dengan peta konsep adalah sebagai berikut.
Pertama, penulis membuat gambar sentral isi esai yang ditulis, memikirkan semua informasi yang telah
dikumpulkan, kemudian membiarkan otak “melamunkannya”. Penulis bisa menambah cabang
“informasi” pada “peta konsep” dan menuliskan kategori utama dari informasi yang telah
dikumpulkannya. Kedua, penulis menggambar cabang-cabang yang dapat mewakili bagian pendahuluan,
argumen utama, dan simpulan. Ketiga, penulis memperhatikan tema-tema yang telah ditulis pada
cabang-cabang “informasi” dan memikirkan bagaimana kaitannya. Kalau akan mengerjakan bagian
pendahuluan, penulis terlebih dulu menjelajahi cabang “pokok argumen” dengan anak-anak cabangnya
untuk membantu membangun tubuh

informasi utama naskah. Setelah pokok argumen ditetapkan, bisa mundur dan mengerjakan
pendahuluan dan simpulan. Keempat, penulis melangkah mundur dari “peta konsep” untuk memeriksa
apakah argumen atau tema esai berjalan maju dan terfokus. Kelima, setelah puas dengan peta
konsepnya, penulis dapat mulai menulis dengan peta konsep di sisinya dan tetap berada di jalur yang
benar.

(Jurnal aku)

Unsur-unsur kompetensi dasar menulis esai diantaranya; tema (jejer) yang tepat, kerangka karangan
yang baik, pembukaan dan penutup yang baik, menyajikan gagasan, pendapat, dan kesimpulan dalam
paragraf yang baik, dan menyajikan esai dengan penggunaan bahasa, kalimat, dan pilihan kata (diksi)
yang tepat. Unsur-unsur tersebut merupakan langkah-langkah atau prosedur yang sistematis dalam
menyusun sebuah karangan esai.

menulis secara induktif adalah penyusunan kalimat, gagasan, dan kesimpulan yang dilakukan dengan
mengemukakan terlebih dahulu bukti-bukti yang berkaitan dengan topik. Berdasarkan bukti-bukti itu,
kemudian diambil sebuah kesimpulan yang bersifat umum. Bukti-bukti yang dikemukakan dapat berupa
contoh-contoh, fakta-fakta, pengalaman-pengalaman, laporan-laporan, data-data statistik, dsb
(Suparno, dkk, 2008: 5.41). lebih lanjut, argumen disusun berangkat dari detail-detail khusus untuk
membuat kesimpulan umum (generalisasi) berdasarkan kekhususan tersebut. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam mengumpulkan bukti-bukti untuk mendukung kesimpulan umum yaitu: (a) Bukti-
bukti yang dikumpulkan harus relevan dengan topik dan tujuan penulisan; (b) Bukti-bukti yang
dugunakan untuk mendukung kesimpulan umum harus cukup banyak (Suparno, dkk, 2008: 5.45).

(Jurnal aku tp bodol)

Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan teknik penulisan essay (esai), antara lain:

1. Memilih dan menentukan tema atau topik. Pada tahap ini penulis harus dapat menentukan tinjauan
umum dari topik yang akan diangkat dan batasan topik secara khusus. Pembatasan ini akan
mempengaruhi pembahasan dalam lingkup yang lebih sempit dan spesifik, sehingga pembahasannya
mendalam dan berkarakter kuat.
2. Menentukan judul. Dalam hal ini judul tidak berupa kalimat lengkap, harus menarik, tidak lebih dari
15 kata, tidak diakhiri dengan titik, bentuknya piramida terbalik, fontnya harus besar dan tebal, dan
spesifik pada suatu topik/objek.
3. Menyusun kerangka. Kerangka esai merupakan garis besar ide yang dibahas, sehingga esai yang
dibuat akan terbih teratur, fokus, dan sistematis.

4. Menuliskan pokok pikiran. Pernyataan eksplisit ini merupakan pendapat penulis yang akan
mencerminkan isi esai (essay) dan poin penting yang akan disampaikan secara singkat dan jelas.
5. Menyusun pendahuluan. Bagian ini merupakan pengantar yang berisi latar belakang ditulisnya esai
(essay) tersebut. Penulis dapat memberikan penjelasan, menggambarkan, dan memberikan pendapat
secara menyeluruh untuk topik terpilih.
6. Menulis isi esai. Bagian ini bisa didahului dengan membuat paragraf pembuka yang memancing minat
baca. Penulis dapat memberikan data dan informasi yang menjadi gambaran untuk poin penulis
selanjutnya dan anekdot yang bersifat persuasif. Lalu penulis menentukan hal-hal yang dibahas,
termasuk subtema untuk mempermudah pembaca memahami pokok pikiran penulis.

7. Menulis Kesimpulan. Kesimpulan dianggap sangat penting karena pada bagian inilah penulis dapat
membentuk opini pembaca yang harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan penulis.

8. Melakukan editing. Pada tahap ini penulis harus membaca ulang semua tulisannya dan meneliti
dengan seksama isi, fakta, opini, teori, data, dan tata bahasa yang digunakan.

(Jurnal bu ayu)

Langkah 1: Memilih Topik


Bila topik telah ditentukan, Anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun
demikian, bukan berarti Anda siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan terlebih dahulu tipe
naskah yang akan Anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika
hanya merupakan tinjauan umum, Anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila Anda
ingin melakukan analisis khusus, topik Anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum,
Anda dapat mempersempit topik. CONTOH, topik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih
sangat umum. Jika tujuan Anda menulis adalah menyampaikan gambaran umum (overview) tentang
Indonesia, maka topik ini sudah tepat.

Namun bila Anda ingin membuat analisis singkat, Anda dapat mempersempit topik ini menjadi misalnya
mengambil topik “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia.” Setelah yakin akan
apa yang akan ditulis, Anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya. Bila topik belum ditentukan, tugas
Anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya Anda memiliki kebebasan memilih topik yang Anda sukai,
sehingga bisa membuat esai Anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

Langkah 2: Menentukan Tujuan

Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan Anda tulis. Apakah esai Anda bertujuan untuk
meyakinkan orang agar mempercayai apa yang Anda sampaikan, menjelaskan bagaimana melakukan
hal-hal tertentu, menjelaskan kepada pembaca tentang suatu peristiwa, seseorang, ide, tempat atau
sesuatu? Apapun topik yang Anda pilih harus sesuai dengan tujuannya.
Langkah 3: Menyampaikan Gagasan

Jika Anda telah menetapkan tujuan esai, tuliskan beberapa gagasan yang menarik minat anda. Semakin
banyak gagasan yang Anda tulis, akan semakin baik. Jika Anda memiliki masalah dalam menemukan dan
merumuskan gagasan, coba lihat di sekeliling Anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar Anda?
Pikirkan hidup Anda, dan tanyakan diri sendiri apa yang akan Anda lakukan bila mengalami suatu
peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan topik yang Anda tulis? Mungkin ada beberapa yang
menarik untuk dijadikan gagasan. Jangan mengevaluasi gagasan-gagasan tersebut sebelum Anda merasa
tuntas menyampaikannya, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala. Langkah ini sebagai
wadah untuk brainstorm.
Langkah 4: Mengevaluasi Gagasan Potensial

Jika telah ada beberapa gagasan yang pantas, pertimbangkan masing-masing gagasan tersebut. Jika
tujuannya adalah menjelaskan topik, Anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika
tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting,
berapa banyak gagasan yang Anda miliki untuk topik yang ditulis. Sebelum meneruskan ke langkah
berikutnya, lihat sekali lagi bentuk naskah yang Anda tulis. Sama halnya dengan kasus saat Anda
menentukan topik, Anda perlu memikirkan bentuk naskah yang Anda tulis.
Langkah 5: Membuat Outline (Kerangka Esai)

Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan gagasan-gagasan tentang topik dalam sebuah format
yang terorganisir. Siapkan selembar kertas dan mulailah dengan menulis topik di bagian atas. Tuliskan
angka romawi I, II, III di sebelah kiri kertas dengan jarak yang cukup lebar di antaranya. Tuliskan garis
besar gagasan tentang topik yang Anda maksud. Jika Anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi
terbaik. Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami
pembaca. Jika Anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi
tersebut. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri kertas tersebut. Tuliskan
fakta atau informasi yang mendukung gagasan utama.

Langkah 6: Menulis Tesis

Tesis adalah pernyataaan yang dirumuskan dalam kalimat pernyataan yang memuat gagasan utama
esai. Pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin-poin penting yang akan disampaikan oleh
pengarangnya. Anda telah menentukan topik esai, sekarang Anda harus melihat kembali outline yang
telah Anda buat dan memutuskan poin penting apa yang akan Anda sampaikan. Pernyataan tesis terdiri
dari dua bagian:Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia atau Korupsi di Indonesia
Bagian kedua menyatakan gagasan utama dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa,
memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
Langkah 7: Menulis Tubuh Esai

Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat
menjelaskan, menggambarkan, dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah
Anda tentukan. Setiap gagasan penting yang Anda tulis pada outline akan menjadi satu paragraf dari
tubuh esai anda. Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa. Mulailah dengan menulis ide
utama Anda dalam bentuk kalimat. Misalkan idenya adalah “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, Anda
dapat menulis “Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang
lama.” Kemudian tulis dan uraikan gagasan yang mendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai
lima baris. Pada setiap gagasan, tuliskan perluasan dari gagasan tersebut. Elaborasi ini dapat berupa
deskripsi atau penjelasan atau pembahasan. Bila perlu, Anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan
pada masing-masing paragraf. Setelah menuliskan tubuh tesis, Anda hanya tinggal menuliskan dua
paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.
Langkah 8: Menulis Paragraf Pendahuluan

Mulailah dengan menarik perhatian pembaca. Awali paragraph pendahuluan dengan suatu informasi
nyata dan terpercaya (Fakta). Informasi ini tidak perlu benar-benar baru, namun bisa menjadi ilustrasi
atas gagasan yang ingin anda sampaikan. Anda juga bisa mulai dengan anekdot, yaitu suatu cerita yang
menggambarkan persoalan yang Anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot
ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, Anda harus menggunakannya dengan tepat dan
hati-hati. Cara lain adalah menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara
untuk menyampaikan topik Anda. Tambahkan satu atau dua kalimat yang dapat mengarahkan pembaca
pada pernyataan tesis Anda. Tutup paragraf dengan pernyataan tesis.

Langkah 9: Menulis Kesimpulan


Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah Anda kemukakan dan memberikan
perspektif akhir kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang
sama persis seperti dalam tubuh esai) yang menggambarkan pendapat dan perasaan Anda tentang topik
yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai.
Langkah 10: Memberikan Sentuhan Akhir

Teliti urutan paragraf mana yang paling kuat. Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan
paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika esai Anda menjelaskan
suatu proses, Anda harus bertahan pada urutan yang Anda buat. Teliti format penulisan seperti margin,
spasi, nama, tanggal, dan sebagainya. Anda dapat merevisi esai dengan memperkuat poin yang lemah.
Baca kembali esai Anda. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu esai Anda dalam beberapa jam, kemudian
baca kembali. Apakah masih masuk akal? Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus
dan lancar? Bila tidak, tambahkan beberapa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan
satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.Teliti kembali penulisan dan tata bahasa Anda.

Anda mungkin juga menyukai