Anda di halaman 1dari 13

1. Sistem saraf dan sistem hormon merupakan sistem koordinasi.

Jelaskan perbedaan
keduanya dalam hal :
- Bentuk sinyalnya
- Medium untuk menyampaikan sinyal ke targetn
- Kecepatan rambat sinyal
-
Jawaban :
Pembeda Sistem saraf Sistem hormon
Bentuk sinyal Sistem saraf menggunakan implus Sistem endokrin menggunakan sinyal
saraf berupa sinyal listrik dan kimia kimia berupa hormon yang
untuk dapat mengirim pesan disekresikan oleh sel endokrin
keseluruh tubuh. Sinyal listrik kedalam aliran darah
menempuh jarak yang jauh melalui
neuron dan melepaskan sinyal
kimia (neurotransmitter) yang
berdifusi melewati celah kecil
antara neuron dan sel target.
Medium untuk Komunikasi melalui sinaps neuron. Komunikasi nya melalui sistem
penyampaian Sinyal dikiimkan dalam bentuk sirkulasi darah. Sistem endokrin akan
sinyal potensial aksi listrik di sepanjang nelepaskan hormon kedalam aliran
neuron, aliran yang terjadi karena darah yang kemudian akan
adanya perubahan muatan listrik. dihantarkan menuju sel target
Kemudian neuron yang akan diseluruh tubuh.
diterima oleh masing masing
reseptor
Kecepatan Sistem saraf merespon dengan Sistem hormon merespon dengan
rambat sinyal cepat terhadap rangsangan. Sinyal lambat rangsangan yang diterima,
listrik sistem saraf dapat melewati sistem hormon akan bergantung pada
jarak yang jauh dengan kecepatan hormon untuk memperoleh tanggapan
120 m/s. Neurotransmitter juga dari sel target. Secara alami, hormon
memberikan respon yang sangat ini disintesis pada jarak yang berbeda
cepat dalam milisekon dari sel target, dan berjalan melalui
aliran darah atau cairan antar sampai
mereka mencapai sel-sel target.
Setelah mencapai sel target, hormon
bekerja pada sel untuk menambah
atau mengurangi ekspresi gen
tertentu. Proses ini memakan waktu
lebih lama dibandingkan dengan
sistem saraf.

Beri contoh beberapa molekul yang disatu tempat berfungsi sebagai hormon dan berfungsi
sebagai neurotransmitter ditempat lain !
- Hormon Dopamin
Hormon dopamin diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini termasuk
neurohormon yang berfungsi sebagai hormon penghambat pelepasan prolaktin dari
kelenjar hipofisis. Fungsi lain dari hormon ini adalah ketika pada sistem saraf sebagai
perantara bagi biosisteis hormon adrenalin dan noraadrenalin. Dopamin sangat berperan
dalam proses berpikirn (kemampuan otak memperoleh informasi).

- Hormon Serotonin
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan di kelenjar pineal, sistem saraf pusat,
dan platelet darah. Serotonin terdapat juga dalam fleksus mienterikus dan bersikularsi
sebagai hormon. Serotonin sering juga disebut 5-HT atau 5-hydroxytryptamines
(serotonins) adalah neurotransmitter monoamine. Berasal dari neuron jauh di dalam garis
tengah batang otak. Karena neuron profil difus seluruh otak, serotonin dapat
mempengaruhi berbagai fungsi otak. Hal ini juga berinteraksi dengan banyak
neurotransmiter lain, baik secara langsung melalui neuron yang menggunakan kedua
serotonin dan neurotransmitter lain, atau dengan serotonin neuron mempengaruhi neuron
yang terutama menggunakan pemancar lainnya. Neurotransmiter ini terlibat dalam
regulasi suasana hati dan nafsu makan dan berperan adalah berbagai fungsi lainnya dalam
SSP dan PNS.

- Hormon Noropinefrin
Hormon norepinefrin disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan selnya terletak
pada batang otak dan hipothalamus. Secara khas neuron-neuron penyekresi norephineprin
yang terletak di lokus seruleus di dalam pons akan mengirimkan serabut-serabut saraf
yang luas di dalam otak dan akan membantu pengaturan seluruh aktivitas dan perasaan,
seperti peningkatan kewaspadaan. Norephineprin juga sebagian disekresikan oleh sebagian
besar neuron post ganglion sistem saraf simpatisdimana ephineprin merangsang beberapa
organ tetapi menghambat organ yang lain. Fungsi norepinefrin sebagai hormon adalah
untuk ememberikan energi tubuh pada saat stres. Norepinefrin disekresikan oleh kelenjar
adrenal yang dan bekerja bersama epinefrin. Noreperifrin juga dapat mempengaruhi
jantung dengan meningkatkan kontraksi otot
Norepinefrin
1c. Bedakan kendali homeostasis oleh sistem saraf dan sistem hormon!

Sistem pengendali tubuh secara garis besar dilakukan oleh sistem saraf dan sistem endokrin. Ke dua
sistem ini dapat bekerjasama secara berurutan (sequential), bergantian, atau dapat juga secara
serempak (simultaneous) untuk tujuan yang sama. Sistem saraf mengendalikan homeostasis melalui
potensial aksi impuls saraf yang dihantarkan sepanjang akson dan menghasilkan inhibisi neuron lain,
serabut otot, atau sel kelenjar. Sistem endokrin tidak memiliki saluran pengeluaran sekret, sehingga
hormon akan dilepas ke dalam pembuluh darah dan akan dihantarkan ke sel-sel yang ada di dalam
tubuh. Tetapi hanya sel dengan reseptor yang spesifik yang dapat merespons hormon tersebut.
Daerah interaksi antara sistem saraf dan sistem endokrin atau neuroendokrin primer adalah pada
hipotalamus dan hipofisis. Terdapat beberapa faktor di lingkungan internal tubuh yang perlu
dipertahankan homeostasisnya :

a. Konsentrasi nutrisi. Nutrisi yang berlebih akan dapat merusak sistem internal tubuh, begitu
juga jika kekurangan nutrisi, maka tubuh tidak akan dapat bekerja dengan baik. Maka dari
itu, Konsentrasi O2 dan CO2.. sel membutuhkan oksigen untuk membentuk energi ATP,
sementara karbon dioksida yang ada dalam tubu harus dikeluarkan agar tidak menyebabkan
peningkatan keasaman lingkungan internal.
b. Konsentrasi produk limbah, yaitu sisa metabolisme hasil atau sisa metabolisme yang harus
dibuang agar tidak membawa dampak buruk bagi tubuh.
c. pH. Adanya perubahan pH dari cairan ekstraselular dapat mempengaruhi fungsi sel saraf dan
menghambat aktivitas enzim pada sel.
2a. Jelaskan mengapa suatu hormon hanya berpengaruh pada sel targetnya masing-masing!

Hormon sebenarnya akan diedarkan ke semua sel setelah disekresikan. Akan tetapi, tidak semua sel
dapat merespon hormon tersebut. Hanya sel2 tertentu yang memiliki reseptor yang sesuai yang
dapat menerima rangsang dari hormon tersebut. Sel inilah yang disebut sel target. Reseptor sel
tersusun atas protein dan glikoprotein yang memiliki binding site untuk hormon yang spesifik. Setiap
sel target umumnya memiliki 2000 hingga 100.000 reseptor. Semakin banyak reseptor yang ada
pada sel target, maka makin besar respon yang ditimbulkan. Lokasi dari reseptor tiap tipe hormon
adalah sebagai berikut :

1. Di dalam atau di atas permukaan membran sel, merupakan reseptor membran spesifik untuk
sebagian besar hormon protein, peptida, dan hormon katekolamin.

2. Di dalam sitoplasma sel, yaitu reseptor untuk beberapa hormon steroid ditemukan sebagian besar
pada sitoplasma.

3. Di dalam nukleus sel yaitu reseptor untuk hormon steroid dan hormon tiroid ditemukan di dalam
nukleus dan dipercaya berhubungan secara langsung dengan satu atau beberapa kromosom.

Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas,
sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih terbatas.
Reseptor merupakan penentu pertama apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon.
Tetapi molekul yang turut berpartisipasi dalam peristiwa pasca-reseptor juga penting, karena hal ini
tidak saja menentukan apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga
kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon
yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.

Gambar Perbedaan kerja antara hormon yang mempunyai reseptor


di permukaan membran sel dan yang mempunyai reseptor di sitosol.
Sumber : Anonim. 2009. Kelenjar Endokrin. Binus University
2b. Kemampuansel target
meresponhormontergantung padakonsentrasihormondanjumlahreseptor.
Jelaskanperbedaanantaradown regulationdanup regulation.

Down regulation
:merupakanpenurunanjumlahreseptorhomonketikasuatuhormonatauneurotransmitter
adadalamjumlah yang berlebihansehinggadapatmenurunkansensitivitassel target
terhadaphormontersebut, misalnyabilasel-sel testis dihadapkanpadakonsentrasihormon LH
yang tinggimakajumlahreseptornyaakanturun. Cara mengurangiresponsel yang
lebihcepatdanlebih reversible adalahdesensitisasi
Up-regulation :merupakanpeningkatanjumlahreseptorhormonkarenajumlahhormonatau
neurotransmitter
beradadalamjumlahsedikitsehinggamenyebabkansellebihsensitifterhadapsebagianhormone

2c. Jelaskan perbedaaan hormon edar dan hormon lokal.

Hormonlokal :yaitu hormone yang bekerjapadasel target dekatdengantempatpelepasan,


hormone lokalbiasanyacepattidakgiat. Hormone lokalbekerjapadasel yang samadengan yang
mensekresinya. Contohpada hormone parakrin
Hormonedaratauendokrinyaitu hormone yang mengalirdalamdarahdanbekerjapadasel
target jauh. Hormone
edardapattetaphidupdalamdarahdanmenggunakanpengaruhpadabeberaramenitataukadang
beberapa jam setelahsekresi
3. Jelaskan pengaturan sekresi hormon melalui mekanisme umpan balik negatif dengan
mekanisme umpan balik positif. Beri masing- masing contoh

JAWAB :

1. Umpan balik positif


terjadi ketika produk umpan kembali untuk meningkatkan produksi sendiri. Hal ini
menyebabkan kondisi menjadi semakin ekstrim
Contoh :MekanismeUmpanBalikPositifdanNegatifpadaHormon Estrogen
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-
hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing
hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating
hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di
ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron.

Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus.
Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif
feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat
fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamuskadar hormon saat
siklus menstruasi Proses di dalam ovarium bertanggung jawab terhadap naik turunnya kadar
hormon yang memicu ovulasi dan perubahan endometrium. Proses siklik di ovarium disebut
siklus ovarium yang terdiri dari fase folikular dan fase luteal.
No 4. Jelaskan disertai gambar 2 macam cara hormon mempengaruhi sel targetnya !

Ada dua teori yang menjelaskan bagaimana hormon mempengaruhi sel target :

1. Teori duta kedua ( penggiatan reseptor membran plasma.

Hormon non steroid (sebagai duta pertama )melekat ke reseptor pada sel target.
Melekatnya hormon pada reseptor akan mengaktifkan protein G yang selanjutnya
mengaktifkan enzim siklase adenilat (AS) yang akan mengkatalis perubahan ATP
menjadi AMP siklik
AMP siklik (cAMP) adalah duta kedua yang larut dalam air dan bergerak bebas
dalam sitoplasma . Dalam sitoplasma ia akan mengaktifkan enzim protein kinase
Protein kinase selanjutnya akan mengaktifkan enzim-enzim sitoplasmik melalui
forfolasi yang menghasilkan perubahan fisiologis seluler.
5. Ada beberapa cara suatu hormone berinteraksi dengan hormone lain:
a. permissive effect
b. synergistic effect
c. antagonistic effect
Jelaskan perbedaan antara ketiganya.

a. Dalam Sinergisme, Pengaruh Hormon Interaksi Lebih dari Aditif


Terkadang hormon yang berbeda memiliki efek yang sama pada tubuh, walaupun efeknya
dapat dicapai melalui mekanisme seluler yang berbeda. Salah satu contohnya adalah kontrol
hormonal kadar glukosa darah. Glukagon dari pankreas adalah hormon utama yang
bertanggung jawab untuk menaikkan kadar glukosa darah, namun ini bukan satu-satunya
hormon yang memiliki efek tersebut. Kortisol meningkatkan konsentrasi glukosa darah,
seperti halnya epinefrin.

Apa yang terjadi jika dua dari hormon ini hadir di sel target pada saat bersamaan, atau jika
ketiga hormon tersebut disekresikan pada saat bersamaan? Anda mungkin mengharapkan
efeknya menjadi aditif. Dengan kata lain, jika sejumlah epinefrin meningkatkan glukosa
darah 5 mg / 100 mL darah, dan glukagon meningkatkan glukosa darah 10 mg / 100 mL
darah, Anda mungkin mengharapkan kedua hormon tersebut bekerja bersamaan untuk
meningkatkan glukosa darah 15 mg / 100 Ml darah (5 + 10).
Seringkali, bagaimanapun, ada dua (atau lebih) hormon yang berinteraksi pada sasarannya
sehingga kombinasi tersebut menghasilkan hasil yang lebih besar daripada aditif. Jenis
interaksi ini disebut sinergisme. Untuk contoh epinefrin / glukagon, reaksi sinergis seperti:

Epinephrine meningkatkan glukosa darah 5 mg / 100 mL darah


Glucagon meningkatkan glukosa darah 10 mg / 100 mL darah
Epinephrine + glucagon meningkatkan glukosa darah 22 mg / 100 mL darah

Dengan kata lain, efek kombinasi kedua hormon lebih besar daripada jumlah efek dari dua
hormon secara individual. Sinergisme kadang-kadang dikenal sebagai potensiasi, seperti pada
Epinefrin mempotensiasi efek glukagon pada glukosa darah.

Contoh sinergisme yang melibatkan epinefrin, glukagon, dan kortisol ditunjukkan pada
Gambar 7-18. Mekanisme seluler yang mendasari efek sinergis tidak selalu jelas, namun
dengan hormon peptida, sinergisme sering dikaitkan dengan efek tumpang tindih pada sistem
messenger kedua.

Sinergisme tidak terbatas pada hormon. Hal ini dapat terjadi dengan dua (atau lebih) bahan
kimia di dalam tubuh. Farmakolog telah mengembangkan obat dengan komponen sinergis.
Misalnya, efektivitas penisilin antibiotik ditingkatkan dengan adanya asam klavulanat dalam
pil yang sama.

b. Hormon Permisif Memungkinkan Hormon lain untuk Mengerahkan Efek


Penuhnya
Dalam permisif, satu hormon tidak dapat sepenuhnya mengerahkan efeknya kecuali hormon
kedua ada. Misalnya, pematangan sistem reproduksi dikendalikan oleh hormon pelepas
gonadotropin dari hipotalamus, gonadotropin dari hipofisis anterior, dan hormon steroid dari
gonad. Namun, jika hormon tiroid tidak hadir dalam jumlah yang cukup, pematangan sistem
reproduksi tertunda. Karena hormon tiroid dengan sendirinya tidak dapat merangsang
pematangan sistem reproduksi, hormon tiroid dianggap memiliki efek permisif pada
pematangan seksual.
Hasil interaksi ini dapat diringkas sebagai berikut:

hormon tiroid saja tidak ada perkembangan sistem reproduksi


hormon reproduksi saja tertunda pengembangan sistem reproduksi
hormon reproduksi dengan hormon tiroid yang perkembangan normal sistem reproduksi
cukup

Mekanisme molekuler yang bertanggung jawab atas permisif tidak dipahami dengan baik
pada kebanyakan kasus.

c. Hormon antagonis memiliki pengaruh yang berlawanan


Dalam beberapa situasi, dua molekul bekerja saling melawan, satu mengurangi keefektifan
yang lain. Kecenderungan satu zat untuk menentang tindakan orang lain disebut antagonisme.
Ingat dari Bab 6 bahwa antagonisme dapat terjadi ketika dua molekul bersaing untuk
mendapatkan reseptor yang sama [hal. 42]. Ketika satu molekul mengikat reseptor namun
tidak mengaktifkannya, molekul tersebut bertindak sebagai inhibitor kompetitif, atau
antagonis, ke molekul lainnya. Jenis antagonisme reseptor ini telah digunakan dalam
pengembangan senyawa farmasi, seperti tamoxifen antagonis reseptor estrogen, yang
digunakan untuk mengobati kanker payudara yang distimulasi oleh estrogen.

Dalam endokrinologi, dua hormon dianggap antagonis fungsional jika mereka menentang
tindakan fisiologis. Misalnya, glukagon dan hormon pertumbuhan meningkatkan konsentrasi
glukosa dalam darah, dan keduanya berlawanan dengan insulin, yang menurunkan
konsentrasi glukosa dalam darah. Hormon dengan tindakan antagonis tidak harus bersaing
untuk mendapatkan reseptor yang sama. Sebagai gantinya, mereka mungkin bertindak
melalui jalur metabolisme yang berbeda, atau satu hormon dapat mengurangi jumlah reseptor
untuk hormon lawan. Sebagai contoh, bukti menunjukkan bahwa hormon pertumbuhan
menurunkan jumlah reseptor insulin, yang memberikan sebagian efek antagonis fungsional
pada konsentrasi glukosa darah.

6. Apa perbedaan antara neurohipofisis dan adenohipofisis?

Aspek pembeda Neurohipofisis Adenohipofisis


Secara anatomi dan fungsi Kelenjar pituitary posterior Kelenjar pituitary anterior
-lobus posterior (pars -pars distalis (lobus anterior)
nevrosa) -pars intermedia (lobus
-tangkai hipofisis intermedialis)
(infundibulum) -pars tuberalis
-eminensia medialis Berasal dari jaringan
Berasal dari jaringan neural
ectoderm. Jalinan arteri pada
dan mempunyai hubungan eminensia medialis dan
langsung dengan hipotalamusinfundibulum (system portal
dan susunan saraf pusat hipofisis) merupakan sarana
utama transportasi sekresi
hipotalamus menuju hipofisis
anterior.
Terdiri dari Akson-akson neurosekretori Pars distalis, pars tuberalis,
dan pars intermedia
Hormone Menghasilkan hormone: Menghasilkan hormone:
Oksitosin (OT) Adenokortikotropin (ACTH)
Hormone antidiuretic (ADH) Thyroid stimulating hormone
(TSH)
Growth hormone (GH)
Follicle stimulating hormone
(FSH)
Lutcinizing hormone (LH)
Prolactin (PL)
Melanocytestimulating
hormone (MSH)
Asal hormone Sel-sel neurosekretori Sel-sel granular kecil yang
berada dalam lobus anterior
Letak Lobus posterior kelenjar Lobus anterior hipofisis
hipofisis

7. Bagaimana peranan juvenile hormone dan hormon ekdison terhadap perkembangan


metamorfosis serangga?
Peranan hormon dalam metamorfosis meliputi proses pengelupasan kulit larva, dan
pembentukan pupa pada serangga holometabola, dan pengelupasan kulit nimfa pada serangga
hemimetabola. Hormon yang berperan dalam metamorfosis terdiri dari atas tiga macam yaitu,
hormon otak, hormon molting (ekdison), dan hormon juvenil. hormon molting (Ekdison)
dihasilkan oleh kelenjar protoraks, yaitu suatu segmen pada tubuh serangga yang mempunyai
pasangan kaki terdepan dari ketiga pasangan kaki terdepan serangga, oleh karena itu maka
hormon ini juga dinamakan hormon protoracic gland atau disingkat menjadi PGH, hormon
juvenil (JH) dihasilkan oleh corpora allata, yaitu sepasang kelenjar endokrin yang terletak di
dekat otak.
Metamorfosis di kendalikan oleh adanya interaksi dua hormon, yang satu cenderung
untuk menggalakkan pertumbuhan dan diferensiasi struktur dewasa, yang lain cenderung
mempertahankan struktur juwana. Yang pertama di sebut hormon pergantian kulit (ekdison)
yang di hasilkan oleh kelenjar prothoraks, yang kedua adalah hormon juwana (juvenile
hormone) yang di hasilkan oleh korpora allata.
Sebagai contoh pengendalian hormonal terhadap perkembangan salah satu spesies
serangga dapat di lihat pada gambar. Telur menetas menghasilkan larva tahap awal. Hormon
pergantian kulit (ekdison) yang di hasilkan oleh kelennjar prothoraks dan di ransang oleh
hormon otak protoracicotropic hormone (PTTH) mengakibatkan terjadinya pergantian kulit
(ekdisis) yang susul menyusul untuk kemudian melewati tahap pupa membentuk struktur
dewasa. Akan tetapi pengaruh hormon edikson itu di hambat oleh hormon juwana. Produksi
menyusut bersama sama dengan berlangsungnya pergantian kulit yang susul menyusul,
akhirnya pengaruh edikson yang dominan, dan larva mengalami diferensiasi menjadi bentuk
dewasa.

Anda mungkin juga menyukai