Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan
Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Sumber : http://img.indonetwork.co.id
Foto 2.1
Kegiatan Peledakan Tambang
2
3
Sumber : nicomm.com
Foto 2.2
Sumbu Api
Sumber : www.oricaminingservices.com
Foto 2.3
Detonator
2.1.2 Peralatan Peledakan
Merupakan alat alat yang dapat digunakan berulang kali dalam proses
peledakan. Contohnya adalah blasting machine, dan sebagainya.
Sumber : nicomm.com
Foto 2.4
Remote Controlled Blasting Machine
4
f. Subdrilling (J)
Subdrilling merupakan suatu jarak pemboran lubang peledakan yang
berada di dasar teras (jenjang). Secara umum panjang subdrilling dapat
ditentukan dari 0,3 sampai 0,5 kali panjang burden.
g. Kedalaman Lubang Ledak (H)
Merupakan dimensi tinggi jenjang ditambahkan dengan dimensi panjang
subdrilling.
h. Volume Hasil Ledakan
Merupakan dimensi burden (B) dikalikan dengan jarak lubang dalam satu
row yang sama (S) serta dikalikan dengan ketinggian teras (H). Hasil dari
volume hasil ledakan ini memiliki satuan yaitu dinyatakan dalam bank
cubic metric (BCM).
i. Blasting Ratio
Merupakan jumlah berat bahan peledak setiap volume hasil ledakan. Di
lapangan penerapan ini jarang tepat karena adanya pengaruh pengisian
bahan peledak.
Sumber : https://1902miner.wordpress.com
Gambar 2.1
Geometri Peledakan
yang lebih stabil yang sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai
dengan panas dan tekanan yang sangat tinggi.
Bahan peledak diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu :
a. Bahan Peledak Mekanis
Senyawa dalam bahan peledak mekanis akan segera bereaksi dan
berubah menjadi gas akibat suatu elemen panas yang dimasukkan ke
dalam bahan peledak tersebut. Contohnya adalah cardox, yaitu bahan
peledak yang terdiri dari suatu tabung dengan penutup yang mudah retak
yang berisi CO2 cair.
b. Bahan Peledak Kimia
Bahan Peledak Kuat
Bahan peledak ini memiliki kecepatan reaksi sangat tinggi, yaitu
5.000 24.000 fps (1-6 mil perdetik). Tekanan yang dihasilkan juga
sangat tinggi 50.000 4.000.000 psi. Sifat reaksinya adalah detonasi,
yaitu penyebaran gelombang kejut (shock wave).
Primary Explosives
Bahan peledak yang mudah meledak bila terkena api,
benturan, atau gesekan, misalnya PbN6, Hg(ONC)2, yaitu untuk
bahan isi detonator.
Secondary Explosives
Bahan peledak yang hanya akan meledak apabila ada ledakan
yang mendahuluinya, misalnya ledakan dari sebuah detonator
atau primer. Contohnya adalah TNT (Tri Nitro Toluene), PETN,
Dinamit, Emulsi, dan ANFO.
Bahan Peledak Lemah
Bahan peledak ini (low explosives) memiliki kecepatan reaksi rendah
(<5.000 fps). Tekanan yang dihasilkan <50.000 psi. Umumnya
dipakai di tambang batubara.
seperti kekerasan, kecepatan seismik, struktur, pelapukan dan air tanah, yang
diperoleh dari studi lapangan dan uji laboratorium.
2.4.1 Tipe Batuan
Pada umumnya, penggaruan sering dilakukan pada batuan sedimen,
yang merupakan batuan yang terbentuk dari partikel-partikel batuan yang sudah
ada, baik dari batuan beku, matamorf maupun batuan sedimen itu sendiri.
2.4.2 Kekuatan Batuan
Penggaruan maupun metode penggalian lainnya sangat dipengaruhi oleh
kekuatan batuan. Pada proses penggaruan, batuan terbongkar karena adanya
gaya compressive dan tensile yang bekerja sehingga dalam penaksiran
kemampugaruan tidak lepas dari uji kekuatan batuan.
2.4.3 Abrasivitas
Abrasivitas merupakan sifat batuan dalam menggores permukaan
material lain. Sifat ini umumnya digunakan sebagai parameter yang
mempengaruhi keausan matabor (bit) dan batang bor.
2.4.4 Tingkat Pelapukan
Pelapukan bisa terjadi karena disintegrasi mekanis maupun dekomposisi
kimia atau keduanya. Pelapukan yang terjadi karena disintegrasi mekanis dapat
dilihat dengan adanya retakan batuan atau kekar dan retakan pada belahan
(cleavage) butir mineral.
2.4.5 Struktur Batuan
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi massa batuan yaitu struktur
seperti kekar, bidang perlapisan, laminasi, belahan dan patahan.
2.4.6 Densitas Material
Tingkat sementasi, sortasi, kekompakan dan ukuran butir dapat ditaksir
melalui densitas. Semakin tinggi densitas maka semakin sedikit pori dalam
batuan dan kekuatan ikat antar butir mineral semakin tinggi.
2.4.7 Kecepatan Seismik
Menggunakan parameter kecepatan seismik telah banyak digunakan
secara luas untuk memprediksi tingkat kemampugaruan batuan. Kecepatan
gelombang seismik tergantung pada densitas, porositas, kadar air dan tingkat
pelapukan batuan. Semakin tinggi kecepatan seismik pada batuan maka
penggaruan akan relatif lebih sulit.
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA