10/12/2016
PRAYOGA YUDISTYO
X MIPA 4
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah cerita rakyat Kepulauan
Riau
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Batam, 2016
Prayoga
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .
Daftar isi
Suatu hari, ketujuh putri ini sedang mandi di Lubuk Sarong Umai. Mereka
tidak menyadari bahwa ada orang yang sedang memerhatikan mereka.
Pangeran Empang Kuala yang secara tidak sengaja sedang melewati daerah itu
terkagum-kagum dengan kecantikan ketujuh putri itu. Namun, matanya
terpaku pada Putri Mayang Sari.
"Hmm, cantik sekali gadis itu. Gadis cantik di Lubuk Umai. Dumai... Dumai,"
bisiknya pada diri sendiri.
Dalam kondisi yang lemah itu, datanglah utusan Ratu Cik Sima.
"Hamba datang sebagai utusan Ratu Kerajaan Seri Bunga Tanjung. Ratu
meminta Tuan untuk menghentikan peperangan ini. Peperangan ini tidak ada
kebaikannya bagi kedua belch pihak. Hanya akan menimbulkan kesengsaraan,"
kata utusan Ratu Cik Sima
Sepeninggal pasukan Pangeran Empang Kuala, Ratu Cik Sima bergegas menuju
tempat persembuyian ketujuh putrinya. Namun, ia sangat terpukul, karena
dilihatnya ketujuh puterinya telah meninggal dunia, karena kelaparan.
Peperangan berlangsung Iebih lama dari perkiraan mereka, sehingga bekal
makanan yang ditinggalkan tidak cukup.
Ratu Cik Sima tak kuasa menahan sesal dan kesedihan atas kehilangan putri-
putrinya. la jatuh sakit dan meninggal dunia. Konon, kata Dumai diambil dari
kata-kata Pangeran Empang Kuala ketika sedang melihat Putri Mayang Sari di
sungai. Kini, di Kota Dumai terdapat situs bersejarah, yaitu sebuah
persanggrahan Putri Tujuh yang letaknya di daerah wilayah kilang Minyak PT
Pertamina Dumai.