PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan Keperawatan adalah kontribusi yang unik dan menarik bagi philo-
sophical dalam keperawatan. Dengan mengembangkan program penelitian, perawat
menegaskan kepemilikan atas pengetahuan yang dibutuhkan untuk praktik.
Keperawatan kontemporer mencakup praktik profesional keperawatan dan disiplin
keperawatan akademis (Risjord, 2010)
Dengan mengungkapkan penjajaran historis dari filosofi keperawatan yang
bersaing, Risjord menemukan jalan berliku dalam penyampaian semangat para
ilmuwannya untuk disiplin dan praktiknya. para filsuf keperawatan mengupayakan
konsensus dan adopsi satu model untuk menyatukan disiplin; Pandangan yang
berlawanan adalah kunci untuk mengklarifikasi tujuan disiplin dan mengembangkan
pengetahuannya (Risjord, 2010)
Penelitian keperawatan dilakukan terus menerus dengan tujuan untuk
memunculkan teori-teori baru atau menumbagkan konsep teori lama yang tujuannya
untuk menjelaskan fenomena keperawatan lebih adekuat. (Aligood, 2012)
B. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami Toward a Philosophy of nursing Science
2. Menerapkan dan mengembangkan Philosophy of nursing untuk kemajuan
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
TOWARD A PHILOSOPICAL OF NURSE SCIENCE
Menurut Brown, (1948); Saunders, (1954); Reissman & Roher, (1957) dalam Risjord,
M. (2010).)Kebanyakan perawat yang bekerja di rumah sakit lebih banyak melakukan
tindakan dokter daripada asuhan keperawatan itu sendiri, sehingga perawat menjadi seorang
yang tidak profesional. Perawat menjauh dari perawatan pasien langsung dan lebih menjadi
peran manajerial. Bixler dalam Risjord, M. (2010) menyampaikan bahwa banyak perawat tidak
memahami akan filsafat keperawatan itu sendiri. Perawat tidak dapat mendefinisikan
keperawatan yang ditemukan dari dalam dirinya sehingga perawat tidak dapat
mempertahankan peran yang tepat pada dirinya. Kekhawatiran tentang perubahan peran
perawat memimpin sejumlah penulis abad pertengahan untuk mengejar filosofi keperawatan.
Secara luas bixler mengakui bahwa Nursing dalam arti luas mungkin didefinisikan sebagai
seni dan ilmu yang melibatkan keseluruhan diri pasien, pikiran, semangat, kebutuhan spiritual,
mental, psikologi dan pendidikan kesehatan.
Keperawatan adalah kombinasi universalitas dan singularitas yang mana menilai pasien
adalah sebagai individu yang unik dalam situasi yang unik memerlukan keterampilan dan
pengetahuan hebat dari perawat. Seorang perawat harus peka terhadap situasi yang berubah,
nyaman dengan kerumitan bahkan kekacauan, dan memiliki kebijaksanaan untuk
menyeimbangkannya (Aligood, R.M, 2014)
Menurut Johnson dan Schlotfeld dalam Risjord, M. (2010) tidak mengharuskan teori
keperawatan dan penelitian dengan tujuan untuk menanggapi masalah praktek keperawatan.
Namun penelitian dilakukan bukan sebatas mencari fakta-fakta untuk memecahkan masalah
tapi juga untuk mencari pengetahuan-pengetahuan keperawatan. Brencick dan Webster (2000),
Penelitian keperawatan yang dilakukan pada abad ke-20 didorong oleh keinginan perawat
untuk menciptakan dasar yang tepat bagi profesinya dimana Pengetahuan profesional diketahui
lebih dari sekedar menginformasikan praktik keperawatan.
Selain itu, pada pandangan koherensi penjelasan teori dan konfirmasinya, disiplin
keperawatan secara epistemologis diperkuat ketika teorinya terkait dengan orang lain. Tidak
masalah siapa yang pertama kali mengembangkan teori atau tujuan semula. Perserikatan
perawat 'berpartisi antara penelitian kualitatif dan pengkajian-penelitian yang serupa dengan
pengamatan di masa depan. Sebagai contoh para peneliti kualitatif menganut kritik terhadap
pandangan yang diterima. Namun, seiring dengan berkembangnya perdebatan, gagasan dan
kritisi tersebut dilakukan dengan mengisolasi penelitian kualitatif. (Risjord, M. 2010)
Menurut Penelitian kualitatif dan kuantitatif dianggap sebagai paradigma yang berbeda,
masing-masing memiliki struktur teori, bentuk bukti, dan praduga filosofisnya sendiri.
Penelitian kualitatif ironisnya datang untuk memperkuat kekuatan pandangan teori yang
diterima sedangkan Penelitian kuantitatif juga melibatkan teori-teori yang holistik, bernilai,
dan kontekstual. Dengan demikian, penelitian tersebut bukan komitmen mendasar peneliti.
Sebaliknya, penelitian tersebut adalah pilihan metodologis yang harus dibuat berdasarkan
subjek penelitian, pertanyaan dan pengetahuan peneliti. (Risjord, M. 2010)
BAB III
PENUTUP
Penyelidikan keperawatan telah dibentuk oleh filsafat. Pada bagian penting dalam
penelitian keperawatan, ilmuwan perawat telah mengajukan pertanyaan filosofis dan jawaban
mereka membentuk disiplin. mereka berpendapat bahwa kesenjangan relevansi antara teori
dan praktik muncul karena gagasan tentang bagaimana seharusnya ilmu pengetahuan itu
dimulai (Aligood, 2014).
Perbedaan antara para ilmuwan dan filsuf telah memberikan argumen untuk
mendukung pertentangan ini, namun inti dari semua ini bukanlah untuk menyajikan argumen
tersebut. Sebaliknya, ini adalah untuk menggambarkan bagaimana pengembangan penelitian
dan teori dapat dikaitkan lebih erat dengan kebutuhan profesi. (Risjord, M. 2010)
Dilihat dari sudut pandang, relevansi praktik keperawatan menjadi kriteria inklusi
dalam disiplin keperawatan. Kita dapat kembali ke pandangan Reed dan Lawrence bahwa
pengetahuan keperawatan pasti berguna dan penting untuk melatih perawat (Reed & Lawrence,
2008, hal 423). Pandangan filosofis yang digambarkan di sini sehingga memiliki kemampuan
untuk menutup kesenjangan relevansi. (Risjord, M. 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Aligood, R., M. (2014) Nursing Theorist and Their Work ed.8, Elevir, Ohio. Retrieved from
http://gen.lib.ru.ec.Library Genesis
Brencick, M. J., & Webster, A., G. (2000). Philosophy of Nursing : A New Vision for Health
Care, State University of New York. Retrieved from http://gen.lib.ru.ec.Library
Genesis