Anda di halaman 1dari 3

Uang Bukan Segalanya

Sabtu adalah hari dimana sekelompok pemuda yang terdiri dari


Angga,Henry,Doni,Feni,dan Ria menghabiskan waktu.Sejak siang mereka sudah
berkumpul disebuah Kafe Elite yang berada di klaten.Seperti biasa,hari ini
adalah giliran Angga yang mentraktir mereka semua.
ANGGA : Pesen yang banyak deh...!Nanti aku yang bayar.Pokoknya kalian
harus makan sampai kenyang........
DONI : Baru gajian ya......????
ANGGA : Bawel Ah...!!! Mau di traktir gak nih...????
RIA : Ya jelas mau lah...!!!Hari ini kan giliran kamu yang keluar uang.
Tidak lama kemudian Feni datang menghampiri meja dimana mereka duduk.Ia
baru pamit dari toilet untuk menerima telepon.
RIA : Feni kenapa...???kok sedih???Sabtu-sabtu kok murung gitu...!!
HENRY : Iya kenapa sih,Fen?Dompetmu hilang...???
Angga dan Doni tertawa menimpali lelucon henry tersebut.
FENI : Mama aku barusan telepon. Bilang kalau Papa bangkrut.Semua
rumah,mobil,dan tabungan di bank ludes. Kami harus pindah ketempat tinggal
yang lebih kumuh. Parahnya lagi semua kebangkrutan ini karena papa terlibat
kasus korupsi dan sekarang dia menjadi buronan polisi.
ANGGA : Hah..? Yang bener aja....????(Angga sedikit kaget....)
HENRY : Berarti kamu anak buronan?
RIA : Kamu jatuh miskin sekarang,Fen..?
Angga,Henry,Ria dan Doni memasang raut muka tegang dan memandang hina
kepada Feni yang sedang menangis.
FENI : Aku sudah tidak apa-apa sekarang,tapi kalian masih mau kan temenan
sama aku...???Kita kan bersahabat sejak kecil.
Ria menjauhkan kursinya yang tadinya berada di dekat kursi Feni.Ia merapat
kearah Angga yang berada di sebelahnya.
RIA : Ya,kamu tahu sendirilah Fen,,,kita ini sekumpulan anak-anak
kaya.Jadi,mana mungkin kamu bisa menuruti gaya hidup kita.
DONI : Mending kamu pulang dan tengok keadaan orang tuamu,Fen.
Henry dan Angga hanya memandang dingin kearah Feni. Feni pun menatap
mereka dengan tatapan yang sangat sedih.
FENI : Kupikir persahabatan kita selama lima tahun ini berarti. Tetapi aku
jatuh miskin,kalian menyalahkanku begitu saja!!!
ANGGA : Sudahlah,Fen.Pulanglah.Betul tadi kata Doni.Sudah bagus
makananmu kubayari..!
Feni bangkit berdiri dari kursinya kemudian menatap keempat
temannya.Kemudian ia meninggalkan mereka keluar dari Kafe.
HENRY : Gila si Feni,masa kita disuruh anggap dia temen sih. Sementara dia
udah melarat.Aku jadi gak nafsu makan.
ANGGA : Sama nih,ya sudah kita lanjutin makan aja deh..!
Tiba-tiba Ria yang sudah hampir sampai ke mobilnya,berlari menghampiri
Angga danHenry.
RIA : Hai teman-teman ! Barusan aku dapat kabar kalau ada seorang gadis
yang ciri-cirinya mirip Feni hendak lompat darifly over
HENRY : Serius?!
RIA : Masa kaya gini bohong..?Coba cek HP kalian!
Angga dan Henry mengecek HP masing-masing dan menerima kabar yang sama
dari SMS.
ANGGA : Yuk,kita langsung ke fly over itu! Ria ! Hubungi Doni,suruh dia
langsung kesana.
Ria,Henry dan Angga masuk ke dalam mobil.Angga mengemudikan mobil
kearah fly over tempat dimana Feni hendak bunuh diri. Tiba-tiba diseparuh
perjalanan,HP Henry berbunyi dan raut muka Henry berubah menjadi sangat
tegang.
HENRY : Teman-teman kita terlambat.Feni melompat dari Fly over tersebut
dan ia meninggal.
Angga langsung menghentikan mobilnya.Ria menangis tersedu-sedu di jok
belakang mobil.
HENRY : Kita langsung ke rumah sakitThamrin aja,jenazah Feni dibawa
kesana.
Angga menarik nafas panjang kemudian mengemudikan mobilnya kearah
rumah sakit itu.
Sesampainya disana,mereka bertiga berlari dan didepan ruang jenazah sudah
ada ibu dan Faya,kakak Feni yang duduk membisu.Ria berlari memeluk Faya.
RIA : Kak,maafkan kami.Ini semua salah kami.Kalau kami kasih suport
Feni,pasti jadinya tidak akan begini.Tetapi kami malah meninggalkan Feni
begitu saja saat ia membutuhkan kami.
Faya membalas pelukan Ria dan mengusap punggung Ria dengan lembut. Faya
tidak dapat menahan air matanya.
FAYA : Sudahlah,kami sudah memaafkan kalian.Ini semua sudah digariskan
oleh Yang Maha Kuasa. Aku cuma memohon agar kalian terus mendoakan Feni
agar ia tenang disana.
Angga dan Henry terkesiap menatap Faya yang tidak marah kepada mereka
dan malah memaafkannya.
HENRY : Kami mohon maaf sebesar-besarnya,Kak.Kami pasti terus
mendoakan Feni.
FAYA : Tidak perlu minta maaf terus menerus,Hen. Feni hanya tidak kuat
menerima kenyataan bahwa kami semua jatuh miskin. Aku sangat mengerti
karena sejak kecil ia hidup dengan bergelimang harta.
Angga,Henry dan Ria takjub akan kebesaran hati Faya dan semenjak itu mereka
bertekad untuk lebih menghargai orang lain dan tidak menggunakan uang
sebagai tolak ukur.

Anda mungkin juga menyukai